Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MPASI PADA BAYI DIPUSKESMAS BATU AJI

DOSEN PEMBIMBING :

Catur Yulinawati, SST, M.Keb

Disusun Oleh :

Rati Kristina 526080619005

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA BATAM

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

TAHUN AJARAN2 2020/2021


HALAMAN PERSETUJUAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

MPASI PADA BAYI

TAHUN 2021

LAPORAN PENYULUHAN

OLEH :

Rati Kristina 526080619005

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Melakukan Penyuluhan Mengenai


Mpasi pada bayi oleh :

1. Pembimbing Klinik : Rima Dewi., Amd.Keb


2. Tanda Tangan :

3. Dosen Pembimbing : Catur Yulinawati, SST, M.Keb


Tanda Tangan :
LEMBAR KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswi :


Nama : Rati Kristina
NIM : 526080619005
Tingkat/Semester : III/V

Prodi D-III Kebidanan Institut Kesehatan Mitra Bunda Batam, dengan ini saya
menyatakan bahwa ini laporan yang saya buat adalah benar.
Demikianlah surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Batam, 1 November 2021

Mengetahui

Mahasiswi

Rati Kristina

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Rima Dewi., Amd.Keb Catur Yulinawati, SST, M.Keb


SATUAN ACARA
PENYULUHAN

Pokok bahasan : Mpasi Pada Bayi

Sasaran : Masyarakat

Hari/tanggal : 3 Desember 2021

Tempat : Puskesmas Batu Aji

Waktu : 10.00 WIB

Penyuluh : Rati Kristina

A. Latar Belakang
Salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia
adalah gizi. Gizi merupakan faktor penting yang memegang peranan dalam siklus
kehidupan manusia terutama bayi dan anak yang nantinya akan menjadi generasi penerus
bangsa (Depkes, 2002). Pencapaian tumbuh kembang yang optimal pada bayi, di dalam
Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan
empat hal penting yang harus diperhatikan yaitu: pertama memberikan air susu ibu
kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air
susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi
berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak
berusia 24 bulan atau lebih (Depkes, 2006). Meski demikian dalam pelaksanaannya
menunjukan banyaknya pelanggaran. Banyak bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif
yaitu dengan memberi bayi yang baru lahir dengan produk makanan pendamping ASI.
Pemberian makanan tambahan pada usia dini terutama makanan padat justru
menyebabkan banyak infeksi, kenaikan berat badan, alergi pada salah satu zat gizi yang
terdapat dalam makanan. Pemberian cairan tambahan meningkatkan resiko terkena
penyakit karena pemberian cairan dan makanan padat menjadi sarana masuknya bakteri
pathogen (Fika,2009). Hasil penelitian sesuai dengan pendapat dari Depkes RI yang
mengatakan bahwa, MP-ASI dini merupakan faktor risiko dan dapat meningkatkan
morbiditas pada bayi (Wiwoho, 2005) Dampak negatif dari pemberian MP-ASI dini
berdasarkan riset yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan
Makanan selama 21 bulan diketahui, bayi ASI parsial lebih banyak yang terserang diare,
batuk pilek, dan panas ketimbang bayi ASI predominan. Semakin bertambah umur bayi,
frekuensi terserang diare, batuk-pilek, dan panas semakin meningkat (Anies, 2007).
Umur 6 sampai 12 bulan merupakan periode kritis pertumbuhan balita, karena pada
umur tersebut anak sudah memerlukan MP-ASI yang memadai baik dari segi jumlah
maupun kualitasnya. Hasil penelitian multicenter yang dilakukan UNICEF 1998
menunjukkan bahwa MP-ASI yang dibuat di rumah dapat memenuhi syarat dari segi
jumlah maupun kualitasnya. MP-ASI yang dibuat di rumah dapat memenuhi + 50%
energi, cukup protein, rendah zat gizi mikro dan vitamin 30% Zn dan Fe, 50% Vitamin A
(Depkes, 2003)
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-
ASI diberikan mulai umur 6 bulan sampai 24 bulan. Semakin meningkat umur bayi dan
anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena untuk tumbuh kembang,
sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan
makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI
harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan
kemampuan pencernaan bayi/anak. Setelah bayi berumur 6 bulan, makanan pendamping
ASI (MP-ASI) mulai diperkenalkan kepada bayi, namun pemberian ASI harus tetap
dilanjutkan setidaknya sampai bayi berumur 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi perlu
diperkenalkan dengan makanan pendamping, yaitu makanan tambahan selain ASI untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi yang meningkat.
Makanan pendamping ASI disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan bayi
menurut umur bayi apabila pemberian makanan tambahan diberikan kurang dari 6 bulan
mengakibatkan dampak negatif terhadap kesehatan bayi seperti penurunan berat badan
balita, bayi menjadi mudah terkena penyakit pada saluran pencernaan seperti bayi mudah
diare bahkan dapat meningkatkan angka kematian bayi (Istiany, 2013).
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, Orang tua
yang datang mengikuti jalannya penyuluhan dapat mengetahui dan
memahami tentang MPASI pada bayi. Dapat membuat Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (Ibu) yang sesuai dengan umur bayi usia 7
bulan agar bisa diterima dan memiliki kandungan gizi yang baik.
b. Tujuan khusus :
Setelah mengikuti proses penyuluhan 30 menit peserta penyuluhan dapat:
1. Menjelaskan pengertian MPASI
2. Menjelaskan dampak pemberian dini MPASI
3. Menjelaskan syarat-syarat bayi MPASI
4. Menjelaskan cara penatalaksanaan membuat MPASI

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik kegiatan
Melakukan penyuluhan tentang MPASI pada bayi
2. Sasaran
Orang tua bayi yang datang ke puskesmas batu aji
D. Metode
1. Metode Diskusi
Metode ini digunakan dalam penyampaian materi.
2. Metode demonstrasi
Metode ini digunakan untuk mencapai tujuan agar orang tua bayi
memahami dan menerapkan apa saja kebutuhan gizi atau
pendamping ASI pada bayi.
E. Media
- Leaflet
F. Tempat

Puskesmas Batu Aji

G. Waktu
Hari/ Tanggal : 3 Desember 2021
Jam : 10.00 WIB s/d selesai

H. Struktur
Moderator : Rati Kristina
Penyaji : Rati Kristina
Pembimbing :

I. Settingan Tempat

Pembimbing Penyaji dan moderator


Audiens Audiens Audiens

Audiens Audiens Audiens

Audiens Audiens Audiens


Audiens Audiens Audiens

Audiens Audiens Audiens

J. Uraian Tugas
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan dan topic
4) Menjelaskan kontrak waktu
5) Meminta peserta untuk memberikan pertanyaan atau penjelasan yang
tidak dipahami
6) Memberikan kesempatan pada penyaji untuk menjawab pertayaan dan
audiens.

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

1 5 Menit Pembukaan :

a. Memberi salam a. Menjawab salam


b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Memperjelas topik, waktu dan c. Menyetujui
tujuan penyuluhan
2 30 Menit Pelaksanaan :

a. Menjelaskan tentang pengertian a. Menjawab sesuai dengan


stunting
kemampuan
b. Menjelaskan faktor penyebab
stunting b. Mendengarkan dan
c. Menjelaskan pencegahan stunting
memperhatikan
d. Menjelaskan dampak stunting.
e. Menjelaskan kebutuhan gizi anak c. Mendengarkan dan
usia 1-2 tahun
memperhatikan
f. Menjelaskan cara penatalaksanaan
stunting d. Mendengarkan dan
memperhatikan
e. Mendengarkan dan menjelaskan
3 10 Menit Penutup :

a. Menanyakan kembali yang telah a. Mendengarkan dan


dijelaskan memperhatikan
b. Menyimpulkan materi penyuluhan b. Menjawab pertanyaan
c. Melakukan evaluasi c. Menjawab salam
d. Menutup dan memberi salam
K. Kegiatan Penyuluhan
L. LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Makanan Pendamping ASI
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan
gizinya. MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis
susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan
keterampilan motorik oral. Keterampilan motorik oral berkembang dari
refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan
dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian
belakang. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara
bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan
pencernaan bayi/anak . Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan
kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan
anak yang bertambah pesat pada periode ini (Ariani, 2008).
Makanan pendamping ASI diberikan pada bayi mulai usia 4 - 6
bulan untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi lain yang tidak dapat
dicukupi ASI, disamping itu organ pencernanan bayi yang mulai sudah siap
untuk menerima makanan pendamping ASI (Azwar, 2000)
Makanan pendamping merupakan makanan tambahan bagi bayi,
makanan pendamping ASI harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi
kebutuhan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa makanan pendamping ASI
berguna untuk menutupi kekurangan zat-zat gizi yang terkandung di dalam
ASI. Dengan demikian, bahwa peran makanan pendamping ASI atau
makanan tambahan bukan sebagai pengganti ASI melainkan untuk
melengkapi atau mendampingi ASI (Husaini dan Anwar, 1984)
Makanan pendamping ASI merupakan sarana pendidikan untuk
menanamkan kebiasaan makan yang baik dan bergizi dan mengajarkan
anak mengunyah dan terbiasa dengan makanan baru, sekaligus
memperkenalkan beraneka macam bahan makanan. Penting untuk
diperhatikan agar pemberian ASI dilanjutkan terus selama mungkin,
karena ASI memberi kan sejumlah energi dan protein yang bermutu tinggi
(Krisnatuti, 2000).
Tujuan pemberian MPASI adalah karena ASI tidak mencukupi
kebutuhan bayi yang dikarenakan oleh pertambahan umur bayi yang diiringi
pertumbuhan dan aktifitasnya yang bertambah. Selain itu ketika bayi berumur
lebih dari 6 bulan, timbul perbedaan antara jumlah makanan yang diperlukan
dan makanan yang dapat disediakan oleh ASI. Maka kekurangan tersebut
dapat dilengkapi dari MPASI. Selain itu pada saat bayi berumur diatas 6
bulan, syaraf dan otot di mulut bayi sudah mulai berkembang dan dapat
digunakan untuk menggigit atau mengunyah. Pada umur tersebut bayi juga
sudah mulai tumbuh gigi, bias mengontrol pergerakan lidah, mulai menaruh
barang di mulutnya dan tertarik untuk mencoba rasa yang baru. Ditambah lagi
pencernaan bayi mulai umur 6 bulan sudah cukup baik untuk mencerna
makanan (Ariani, 2008).
B. Syarat Makanan Pendamping ASI
1) Makanan pendamping harus mengandung semua zat gizi yang
diperlukan oleh bayi
2) Makanan pendamping harus diberikan kepada bayi yang telah berusia 4-6
bulan (Muchtadi, 1994)
3) Makanan bayi mudah disiapkan dengan waktu pengolahan yang
singkat
4) Makanan pendamping ASI hendaknya mengandung protein (Krisnatuti,
2000)
5) Susunan hidangan sesuai dengan pola menu seimbang, bahan makanan
yang tersedia dan kebiasaan makan
6) Bentuk dan porsi disesuaikan dengan selera serta daya terima bayi
7) Makanan harus bersih dan bebas dari kuman (Poppy, 2001)
C. Jenis-jenis Makanan Pendamping ASI

1) Makanan lumat halus yaitu makanan yang dihancurkan dari tepung dan
tampak homogeny (sama/rata). Contoh: bubur susu, bubur sumsum, biscuit
ditambah air panas, papaya saring.
2) Makanan lumat yaitu makanan yang dihancurkan atau disaring tampak
kurang rata. Contoh: papaya dihaluskan dengan sendok, pisang dikerik
dengan sendok, nasi tim saring, bubur kacang hijau saring, kentang rebus.
3) Makanan lunak yaitu makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak
berair. Contoh: bubur nasi, bubur ayam, bubur kacang hijau.
4) d. Makanan padat yaitu makanan lunak yang tidak nampak air. Contoh:
lontong, nasi tim, kentang rebus, biscuit (Nadesul, 2001).
D. Cara Pemberian Makanan Pendamping ASI
Makanan pendamping ASI dapat diberikan secara efisien, untuk itu
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Berikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer,
berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental
2) Makanan baru diperkenalkan satu-persatu dengan memperhatikan
bahwa makanan betul-betul dapat diterima dengan baik
3) Makanan yang mudah menimbulkan alergi yaitu sumber protein
hewani diberikan terakhir. Untuk pemberian buah-buahan,
tepungtepungan, sayuran, daging dan lain-lain. Sedangkan telur
diberikan pada usia 6 bulan.
4) Cara pemberian makanan bayi mempengeruhi perkembangan
emosinya. Oleh karena itu jangan dipaksa, sebaiknya diberikan saat ia
lapar (Notoatmodjo, 2007)
E. Akibat Makanan Pendamping ASI dini
1) Gangguan menyusui
Suatu hubungan sebab akibat antar pengenalan atau pemberian MP-
ASI yang dini dan pengetahuan belum dibuktikan. Pada umumnya bayi-
bayi yang menyusui mendapat makanan tambahan pada umur 6 bulan
atau lebih dan dalam jumlah porsi yang kecil dari bayi -bayi yang
mendapatkan susu formula.
2) Beban ginjal yang berlebih dan hiperosmolaritas
Makanan padat, baik yang dibuat sendiri atau pabrik cenderung
mengandung kadar natrium klorida (NaCl atau garam) yang tinggi
sehigga akan menambah beban bagi ginjal.
Bayi yang mendapatkan makanan padat yang terlalu dini,
mempunyai osmolitas plasma yang lebih tinggi dari pada bayi-bayi
yang 100% mendapat ASI sehingga bayi cepat haus, karena
hyperosmolar dehidrasi. Hyperosmolitas merupakan penyebab haus
sehingga menyebabkan penerimaan energi yang berlebihan.
3) Alergi terhadap makanan
Belum matang sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini, dapat
menyebabkan adanya alergi terhadap makanan pada masa kanakkanak.
Alergi pada susu sapi dapat terjadi sebanyak 75% dan telah
diingatkan, bahwa alergi terhadap makanan lainnya seperti : jeruk,
tomat, telor, ikan, sereal bahkan makin sering terjadi. Meskipun ASI
kadang-kadang dapat menularkan penyebab alergi dalam jumlah yang
cukup banyak untuk menyebabkan gejala-gejala klinis, tetapi
pemberian susu sapi atau makanan pendamping dini menambah
terjadinya alergi terhadap makanan.
4) Gangguan pengaturan selera makanan

Makanan padat telah dianggap sebagai penyebab kegemukan pada


bayi terutama yang diberikan susu formula melebihi berat dari pada
bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini dikarenakan bayi yang diberi
susu formula mendapatkan makanan padat lebih dini.

5) Bahan makanan yang merugikan


Makanan tambahan mengandung komponen-komponen alamiah
yang jika diberikan pada waktu dini dapat merugikan seperti sukrosa.
Gula ini dapat menyebabkan kebusukan pada gigi, penggunaan gula
ini pada usia dini dapat membuat anak terbiasa akan makanan yang
rasanya manis dan makanan yang mengandung glutein. Hendaknya
jangan diberikan pada usia sebelumnya atau usia muda karena dapat
beresiko penyakit coeliac (penyakit perut) dan sangat berbahaya
(Suharjo, 1989).

F. Waktu Pemberian Makanan Pendamping ASI


Makanan pendamping ASI diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 4 - 6
bulan sampai bayi berusia 24 bulan (Krisnatuti, 2000). Adapun garis besar
pemberian makanan pendamping ASI menurut kelompok umur :
1) 0-4 bulan
Bayi hanya diberikan ASI, lebih sering, lebih baik segera setelah lahir, ASI
yang berwarna kuning-kuningan (kolostrum) diberikan kepada bayi.
2) 4-6 bulan
Bayi terus diberikan ASI disamping itu mulai memperkenalkan dengan
makanan pendamping ASI (MP-ASI) berbentuk lumatan yang ditambah
dengan air atau susu, pisang, dan pepaya yang dihaluskan.
3) 7-9 bulan
Bayi terus diberikan ASI pada umur 7 bulan. Alat pencernaan pada bayi
sudah lebih berfungsi oleh karena itu bayi mulai diperkenalkan dengan
makanan pendamping ASI (MP-ASI). Untuk mempertinggi nilai gizi
makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit dengan sumber zat
lemak yaitu santan atau minyak kelapa atau margarin bahan makanan ini
dapat menambah kalori makanan bayi, memberi rasa enak jika
mempertinggi penyerapan vitamin A dan zat gizi lain yang larut dalam
lemak.
4) 9-12 bulan
Bayi terus diberikan ASI disamping itu mulai diberikan makanan lunak
seperti: bubur nasi, bubur kacang hijau,dan lain-lain. Pada usia 10 bulan bayi
mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap bentuk dan
kepadatan nasi tim bayi diatur secara mendeteksi bentuk dan kepadatan
makanan keluarga.
5) 12-24 bulan
Bayi terus diberikan ASI, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI)
atau makanan keluarga sekarang 3x sehari dengan porsi separuh
makanan orang dewasa setiap kali makan selain tetap di berikan
makanan selingan dua kali sehari (Poppy, 2001).

G. Makanan Pendamping ASI usia 7 Bulan


Pemberian ASI tetap diteruskan semau bayi. Pada bulan ini bayi sudah dapat
diberikan makanan seperti nasi tim ditambah sedikit demi sedikit sumber lemak
yaitu santan atau minyak kelapa/margarine. Bahan makanan ini dapat menambah
kalori makanan bayi, di samping memberikan rasa enak juga mempertinggi
penyerapan vitamin A dan zat lain yang larut dalam lemak. Waktu pemberian
MPASI pada masa ini adalah umur 7 bulan dapat diberikan bubur susu satu kali,
sari buah dua kali.
Beberapa contoh menu MP-ASI 7 bulan :
a. Bubur Jagung
Jagung juga kaya akan kandungan vitamin C yang sangat diperlukan si
kecil untuk kesehatan gusi, tulang, dan daya tahan tubuh. Kandungan nutrisi
lain dari jagung manis termasuk diantaranya adalah vitamin B3 atau niasin,
dan unsur kalium. Vitamin B3 diperlukan tubuh untuk proses menghasilkan
energi sedangkan kalium diperlukan untuk mengatur kesetimbangan kadar air
dalam sel-sel tubuh, membantu kinerja otot, dan transmisi signal pada sistem
syaraf.jagung manis juga mengandung vitamin B1, Vitamin B5, fosfor,
mangan, dan folat atau vitamin B9.
Kandungan gizi jagung manis per 100 gram Energi 86 Kcal,
Karbohidrat 18.70 g, Protein 3.27 g Total Lemak 1,35 g .Serat 2.0 g,
Folat 42 mg, Niacin 1.770 mg, Asam pantotenat 0.717 mg, Pyridoxine 0,093
mg, Riboflavin 0,055 mg, Thiamin 0,155 mg, Vitamin A 187 IU , Vitamin C
6,8 mg, Vitamin E 0,07 mg, Vitamin K 0,3 mg, Kalium 270 mg, Kalsium 2
mg, Besi 0,52 mg,Zinc 0.46 mg, Karoten-ß ug 47,
Karoten-α 16 ug, Cryptoxanthin-ß 115 mg, Lutein-zeaxanthin 644 mg .
Sedangkan Manfaat jagung manis bagi bayi dan balita yaitu :
1) Bagus untuk kesehatan mata. Jangung diketahui mengandung lutein
dan antioksidan Zeaxanthin, yang didalam tubuh si kecil memiliki
peran proteksi terhadap terbentuknya beberapa gangguan penyakit
pada mata. Kandungan folat dan beta karoten pada jagung juga bagus
bagi kesehatan mata mereka.
2) Sumber kalori. Jagung berukuran sedang mempunyai kalori yang
setara dengan sebutir apel, sehingga jenis sayuran ini adalah alternatif
yang bagus sebagai sumber kalori si kecil. Kandungan karbohidrat
dalam jagung akan dicerna secara perlahan sehingga si kecil tidak
akan gampang lapar.
3) Bagus untuk pencernaan. Karena kandungan serat pada jagung cukup
tinggi sehingga jangung bagus untuk kesehatan pencernaan si kecil.
Saat mereka mengalami gejala sembelit seperti susah buang air besar
(BAB), jarang BAB, mengeluh sakit saat BAB, atau feses keras,
jagung manis adalah pilihan tepat untuk diberikan pada balita bunda.

b. Puree
Puree adalah makanan lembek yang biasanya dibuat dari buah dan
sayuran segar. Bentuknya sangat mirip dengan bubur, namun lebih basah dan
alami tentunya karena menggunakan bahan-bahan yang diambil langsung dari
alam. Didalam setiap resep puree bisa ditambahkan susu atau kaldu untuk
membuat puree menjadi lebih creamy and tasty. Dalam mengolah makanan
menjadi puree, digunakanan beberapa metode yaitu menggunakan strainer
(saringan kawat), hand held manual/electronic puree, food processor and
blender.
Contoh puree buah yang bisa dibuat adalah puree buah apel dan
pisang. Kandungan zat gizi buah pisang per 100 gram adalah Energi 99 kkal ;
protein 1,2 gr ; lemak 0,2 gr ; karbohidrat 26 gr ; kalsium 8 mg; zat besi 5
mg ; fosfor 28 mg ; Vitamin A 146 SI; Vitamin B1 0,08 mg ; Vitamin C 3 mg.
sedangkan apel per 100 gram Kalori (kcal) 52, Lemak 0,2 g , Natrium 1 mg,
Kalium 107 mg, Karbohidrat 14 g, Serat pangan 2,4 g, Protein 0,3 g, Vitamin
A 54 IU, Vitamin C 4,6 . Karena banyaknya sumber vitamin dan mineral dari
kedua bahan, maka bisa dibuat menjadi puree yang sehat untuk bayi dan balita
c. Bubur
Bubur merupakan istilah umum untuk mengacu pada campuran bahan
padat dan cair, dengan komposisi cairan yang lebih banyak daripada padatan
dan keadaan bahan padatan yang tercerai-berai.Dalam dunia kuliner, bubur
adalah jenis makanan yang dimasak dengan cara menggodog bahannya
sampai menjadi sangat lunak.Istilah bubur, jika tanpa disebutkan
keterangannya, biasanya merujuk pada bubur beras yang dimasak secara
sederhana, beras dicuci, dimasukkan ke dalam air yang mendidih, diaduk
sampai air mendidih lagi dan berasnya menjadi lunak. Untuk memberi rasa
pada bubur, bisa ditambahkan santan kelapa atau parutan kelapa, dan dibuat
sesuai selera kekentalannya.
Bubur merupakan pilihan utama dalam pemberian makan pada anak
bayi dan balita karena teksturnya yang mudah diterima. Bubur dapat
dikombinasikan dengan beberapa bahan agar memperkaya kandungan gizi
untuk anak.Bahan bahan yang dapat digunakan misalnya kombinasi dari lauk
nabati, sayur, dan hewani. Beberapa bahan makanan yang dapat
dikombinasikan dengan kandungan zat gizi per 100 gram nya yaitu :
1) Bayam
Kalori (kcal) 371, Lemak 7 g, Natrium 4 mg, Kalium 508 mg,
Karbohidrat 65 g, Serat pangan 7 g, Protein 14 g, Vitamin A 2 IU,
Kalsium 159 mg Zat besi 7,6 mg. Vitamin B6 0,6 mg , Vitamin C 4.2
2) Tahu
Kalori (kcal) 76, Lemak 4,8 g, Natrium 7 mg, Kalium 121 mg,
Karbohidrat 1,9 g, Serat pangan 0,3 g, Protein 8 g, Vitamin A 85 IU,
Vitamin C 0,1 mg, Zat besi 5,4 mg, Magnesium 30 mg
3) Wortel
Kalori (kcal) 41, Lemak 0,2 g, Natrium 69 mg, Kalium 320 mg,
Karbohidrat 10 g, Serat pangan 2,8 g, Protein 0,9 g, vitamin A 16,706
IU, Kalsium 33 mg, Vitamin C 5,9 mg, Zatbesi 0,3 mg, magnesium 12
mg, Vitamin B6 0,1 mg.
d. Setup Buah dan Smooth Potato
Setup buah merupakan buah-buahan yang dimasak dengan dikukus atau
direbus dan dibubuhi gula. Sedangkan smooth adalah bentuk makanan yang telah
dihaluskan. Pembuatan setup buah bisa dilakukan dengan bahan buah seperti apel
yang kemudian di bubuhi madu, sebagai pengganti gula dan butter unsalted. Untuk
Smooth Potato menggunakan bahan kentang yang dihaluskan lalu dikombinasikan
dengan bahan-bahan nabati, sayur, dan bahan hewani. Adapun kandungan gizi per
100 gram untuk setup apel panggang dan Smooth Potato yaitu :
1) Apel
Kalori (kcal) 52, Lemak 0,2 g , Natrium 1 mg, Kalium 107 mg,
Karbohidrat 14 g, Serat pangan 2,4 g, Protein 0,3 g, Vitamin A 54 IU,
Vitamin C 4,6
2) Madu
Kalori (kcal) 304, Natrium 4 mg, Kalium 52 mg, Karbohidrat 82 g,
Gula 82 g, Protein 0,3 g, Kaslium 6 mg, magnesium 2 mg, zat besi 0,4
mg, Vitamin C 0,5 mg
3) Butter Unsalted
Kalori (kcal) 716, Lemak 81 g, Natrium 11 mg, Kalium 24 mg,
Karbohidrat 0,1 g, Protein 0,9 g, Vitamin A 2,499 iu, Kalsium 24 mg,
Vitamin D 60 IU, magnesium 2 mg
4) Kentang
Kalori (kcal) 76, Lemak 0,1 g, Natrium 6 mg, Kalium 421 mg,
Karbohidrat 17 g, Serat pangan 2,2 g, Protein 2 g, Vitamin A 2IU,
Vitamin C 19,7 mg, Kalsium 12 mg, Zat besi ,8 mg, Vitamin B6 0,3
mg, Magnesium 23 mg
6) Ayam
air 65 g, energi 215 kkal, protein 18 g, lemak 15 g, lemak jenuh 4 g,
kolesterol 75 mg, kalsium 11 mg, besi 0,9 mg, magnesium 20 mg,
fosfor 147 mg, kalium 189 mg, natrium 70 mg, dan seng 1,3 mg.
7) Tahu
Kalori (kcal) 76, Lemak 4,8 g, Natrium 7 mg, Kalium 121 mg,
Karbohidrat 1,9 g, Serat pangan 0,3 g, Protein 8 g, Vitamin A 85 IU,
Vitamin C 0,1 mg, Zat besi 5,4 mg, Magnesium 30 mg
8) Wortel
Kalori (kcal) 41, Lemak 0,2 g, Natrium 69 mg, Kalium 320 mg,
Karbohidrat 10 g, Serat pangan 2,8 g, Protein 0,9 g, vitamin A 16,706
IU, Kalsium 33 mg, Vitamin C 5,9 mg, Zatbesi 0,3 mg, magnesium 12
mg, Vitamin B6 0,1 mg.
H. Cara Membuat
 Cara pembuatan Bubur Jagung Saus Sayuran adalah :
1. Blender jagung manis, ayam, dan tempe dengan ½ gelas air
2. Masak dengan api kecil, aduk-aduk terus hingga meletup-letup/matang,
angkat.
3. Untuk saus, buang biji dan kulit wortel, rebus dan blender hingga halus.
4. Letakkan bubur jagung di mangkuk, lalu siram dengan saus wortom,
sajikan.

 Cara pembuatan Bubur BaTaTel adalah :


1. Campurkan beras, bawang putih cincang, tahu putih potong kecil, wortel
potong kecil dengan air kaldu ayam.
2. Masak dengan api sedang, aduk-aduk sampai mendidih, masukkan bayam
3. Terus aduk sampai air hampir habis dan tekstur bubur sudah terbentuk
4. Setelah dingin, blender
5. Saring dengan saringan kawat
 Cara pembuatan Setup Apel Panggang adalah :
1. Cuci apel, kupas, sisihkan bagian tengah dan biji, potong dadu.
2. Rebus apel dengan air, kayu manis dan daun pandan
3. Setelah apel lunak,angkat
4. Panaskan teflon, beri unsalted butter, panggang sampai kecokelatan.
5. Blender hingga halus
6. Sajikan dengan tambahan madu di atasnya
 Cara pembuatan Smooth Potato adalah :
1. Rebus potongan ayam, tahu, wortel dan kentang.
2. Tiriskan lalu diblender. (gunakan air rebusan untuk memblender)
3. Sajikan dalam mangkuk.

 Cara Pembuatan Sari PiPel adalah :


1. Kupas pisang, buang bagian tengah yang berbiji, potong kecil.
2. Cuci bersih apel, kupas kulitnya, potong kecil
3. Blender dengan sedikit air
4. Saring.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai