DOSEN PEMBIMBING :
Disusun Oleh :
(SAP)
TAHUN 2021
LAPORAN PENYULUHAN
OLEH :
Prodi D-III Kebidanan Institut Kesehatan Mitra Bunda Batam, dengan ini saya
menyatakan bahwa ini laporan yang saya buat adalah benar.
Demikianlah surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Batam, 1 November 2021
Mengetahui
Mahasiswi
Rati Kristina
Sasaran : Masyarakat
A. Latar Belakang
Salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia
adalah gizi. Gizi merupakan faktor penting yang memegang peranan dalam siklus
kehidupan manusia terutama bayi dan anak yang nantinya akan menjadi generasi penerus
bangsa (Depkes, 2002). Pencapaian tumbuh kembang yang optimal pada bayi, di dalam
Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan
empat hal penting yang harus diperhatikan yaitu: pertama memberikan air susu ibu
kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air
susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi
berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak
berusia 24 bulan atau lebih (Depkes, 2006). Meski demikian dalam pelaksanaannya
menunjukan banyaknya pelanggaran. Banyak bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif
yaitu dengan memberi bayi yang baru lahir dengan produk makanan pendamping ASI.
Pemberian makanan tambahan pada usia dini terutama makanan padat justru
menyebabkan banyak infeksi, kenaikan berat badan, alergi pada salah satu zat gizi yang
terdapat dalam makanan. Pemberian cairan tambahan meningkatkan resiko terkena
penyakit karena pemberian cairan dan makanan padat menjadi sarana masuknya bakteri
pathogen (Fika,2009). Hasil penelitian sesuai dengan pendapat dari Depkes RI yang
mengatakan bahwa, MP-ASI dini merupakan faktor risiko dan dapat meningkatkan
morbiditas pada bayi (Wiwoho, 2005) Dampak negatif dari pemberian MP-ASI dini
berdasarkan riset yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan
Makanan selama 21 bulan diketahui, bayi ASI parsial lebih banyak yang terserang diare,
batuk pilek, dan panas ketimbang bayi ASI predominan. Semakin bertambah umur bayi,
frekuensi terserang diare, batuk-pilek, dan panas semakin meningkat (Anies, 2007).
Umur 6 sampai 12 bulan merupakan periode kritis pertumbuhan balita, karena pada
umur tersebut anak sudah memerlukan MP-ASI yang memadai baik dari segi jumlah
maupun kualitasnya. Hasil penelitian multicenter yang dilakukan UNICEF 1998
menunjukkan bahwa MP-ASI yang dibuat di rumah dapat memenuhi syarat dari segi
jumlah maupun kualitasnya. MP-ASI yang dibuat di rumah dapat memenuhi + 50%
energi, cukup protein, rendah zat gizi mikro dan vitamin 30% Zn dan Fe, 50% Vitamin A
(Depkes, 2003)
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-
ASI diberikan mulai umur 6 bulan sampai 24 bulan. Semakin meningkat umur bayi dan
anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena untuk tumbuh kembang,
sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan
makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI
harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan
kemampuan pencernaan bayi/anak. Setelah bayi berumur 6 bulan, makanan pendamping
ASI (MP-ASI) mulai diperkenalkan kepada bayi, namun pemberian ASI harus tetap
dilanjutkan setidaknya sampai bayi berumur 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi perlu
diperkenalkan dengan makanan pendamping, yaitu makanan tambahan selain ASI untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi yang meningkat.
Makanan pendamping ASI disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan bayi
menurut umur bayi apabila pemberian makanan tambahan diberikan kurang dari 6 bulan
mengakibatkan dampak negatif terhadap kesehatan bayi seperti penurunan berat badan
balita, bayi menjadi mudah terkena penyakit pada saluran pencernaan seperti bayi mudah
diare bahkan dapat meningkatkan angka kematian bayi (Istiany, 2013).
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, Orang tua
yang datang mengikuti jalannya penyuluhan dapat mengetahui dan
memahami tentang MPASI pada bayi. Dapat membuat Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (Ibu) yang sesuai dengan umur bayi usia 7
bulan agar bisa diterima dan memiliki kandungan gizi yang baik.
b. Tujuan khusus :
Setelah mengikuti proses penyuluhan 30 menit peserta penyuluhan dapat:
1. Menjelaskan pengertian MPASI
2. Menjelaskan dampak pemberian dini MPASI
3. Menjelaskan syarat-syarat bayi MPASI
4. Menjelaskan cara penatalaksanaan membuat MPASI
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik kegiatan
Melakukan penyuluhan tentang MPASI pada bayi
2. Sasaran
Orang tua bayi yang datang ke puskesmas batu aji
D. Metode
1. Metode Diskusi
Metode ini digunakan dalam penyampaian materi.
2. Metode demonstrasi
Metode ini digunakan untuk mencapai tujuan agar orang tua bayi
memahami dan menerapkan apa saja kebutuhan gizi atau
pendamping ASI pada bayi.
E. Media
- Leaflet
F. Tempat
G. Waktu
Hari/ Tanggal : 3 Desember 2021
Jam : 10.00 WIB s/d selesai
H. Struktur
Moderator : Rati Kristina
Penyaji : Rati Kristina
Pembimbing :
I. Settingan Tempat
J. Uraian Tugas
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan dan topic
4) Menjelaskan kontrak waktu
5) Meminta peserta untuk memberikan pertanyaan atau penjelasan yang
tidak dipahami
6) Memberikan kesempatan pada penyaji untuk menjawab pertayaan dan
audiens.
1 5 Menit Pembukaan :
1) Makanan lumat halus yaitu makanan yang dihancurkan dari tepung dan
tampak homogeny (sama/rata). Contoh: bubur susu, bubur sumsum, biscuit
ditambah air panas, papaya saring.
2) Makanan lumat yaitu makanan yang dihancurkan atau disaring tampak
kurang rata. Contoh: papaya dihaluskan dengan sendok, pisang dikerik
dengan sendok, nasi tim saring, bubur kacang hijau saring, kentang rebus.
3) Makanan lunak yaitu makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak
berair. Contoh: bubur nasi, bubur ayam, bubur kacang hijau.
4) d. Makanan padat yaitu makanan lunak yang tidak nampak air. Contoh:
lontong, nasi tim, kentang rebus, biscuit (Nadesul, 2001).
D. Cara Pemberian Makanan Pendamping ASI
Makanan pendamping ASI dapat diberikan secara efisien, untuk itu
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Berikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer,
berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental
2) Makanan baru diperkenalkan satu-persatu dengan memperhatikan
bahwa makanan betul-betul dapat diterima dengan baik
3) Makanan yang mudah menimbulkan alergi yaitu sumber protein
hewani diberikan terakhir. Untuk pemberian buah-buahan,
tepungtepungan, sayuran, daging dan lain-lain. Sedangkan telur
diberikan pada usia 6 bulan.
4) Cara pemberian makanan bayi mempengeruhi perkembangan
emosinya. Oleh karena itu jangan dipaksa, sebaiknya diberikan saat ia
lapar (Notoatmodjo, 2007)
E. Akibat Makanan Pendamping ASI dini
1) Gangguan menyusui
Suatu hubungan sebab akibat antar pengenalan atau pemberian MP-
ASI yang dini dan pengetahuan belum dibuktikan. Pada umumnya bayi-
bayi yang menyusui mendapat makanan tambahan pada umur 6 bulan
atau lebih dan dalam jumlah porsi yang kecil dari bayi -bayi yang
mendapatkan susu formula.
2) Beban ginjal yang berlebih dan hiperosmolaritas
Makanan padat, baik yang dibuat sendiri atau pabrik cenderung
mengandung kadar natrium klorida (NaCl atau garam) yang tinggi
sehigga akan menambah beban bagi ginjal.
Bayi yang mendapatkan makanan padat yang terlalu dini,
mempunyai osmolitas plasma yang lebih tinggi dari pada bayi-bayi
yang 100% mendapat ASI sehingga bayi cepat haus, karena
hyperosmolar dehidrasi. Hyperosmolitas merupakan penyebab haus
sehingga menyebabkan penerimaan energi yang berlebihan.
3) Alergi terhadap makanan
Belum matang sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini, dapat
menyebabkan adanya alergi terhadap makanan pada masa kanakkanak.
Alergi pada susu sapi dapat terjadi sebanyak 75% dan telah
diingatkan, bahwa alergi terhadap makanan lainnya seperti : jeruk,
tomat, telor, ikan, sereal bahkan makin sering terjadi. Meskipun ASI
kadang-kadang dapat menularkan penyebab alergi dalam jumlah yang
cukup banyak untuk menyebabkan gejala-gejala klinis, tetapi
pemberian susu sapi atau makanan pendamping dini menambah
terjadinya alergi terhadap makanan.
4) Gangguan pengaturan selera makanan
b. Puree
Puree adalah makanan lembek yang biasanya dibuat dari buah dan
sayuran segar. Bentuknya sangat mirip dengan bubur, namun lebih basah dan
alami tentunya karena menggunakan bahan-bahan yang diambil langsung dari
alam. Didalam setiap resep puree bisa ditambahkan susu atau kaldu untuk
membuat puree menjadi lebih creamy and tasty. Dalam mengolah makanan
menjadi puree, digunakanan beberapa metode yaitu menggunakan strainer
(saringan kawat), hand held manual/electronic puree, food processor and
blender.
Contoh puree buah yang bisa dibuat adalah puree buah apel dan
pisang. Kandungan zat gizi buah pisang per 100 gram adalah Energi 99 kkal ;
protein 1,2 gr ; lemak 0,2 gr ; karbohidrat 26 gr ; kalsium 8 mg; zat besi 5
mg ; fosfor 28 mg ; Vitamin A 146 SI; Vitamin B1 0,08 mg ; Vitamin C 3 mg.
sedangkan apel per 100 gram Kalori (kcal) 52, Lemak 0,2 g , Natrium 1 mg,
Kalium 107 mg, Karbohidrat 14 g, Serat pangan 2,4 g, Protein 0,3 g, Vitamin
A 54 IU, Vitamin C 4,6 . Karena banyaknya sumber vitamin dan mineral dari
kedua bahan, maka bisa dibuat menjadi puree yang sehat untuk bayi dan balita
c. Bubur
Bubur merupakan istilah umum untuk mengacu pada campuran bahan
padat dan cair, dengan komposisi cairan yang lebih banyak daripada padatan
dan keadaan bahan padatan yang tercerai-berai.Dalam dunia kuliner, bubur
adalah jenis makanan yang dimasak dengan cara menggodog bahannya
sampai menjadi sangat lunak.Istilah bubur, jika tanpa disebutkan
keterangannya, biasanya merujuk pada bubur beras yang dimasak secara
sederhana, beras dicuci, dimasukkan ke dalam air yang mendidih, diaduk
sampai air mendidih lagi dan berasnya menjadi lunak. Untuk memberi rasa
pada bubur, bisa ditambahkan santan kelapa atau parutan kelapa, dan dibuat
sesuai selera kekentalannya.
Bubur merupakan pilihan utama dalam pemberian makan pada anak
bayi dan balita karena teksturnya yang mudah diterima. Bubur dapat
dikombinasikan dengan beberapa bahan agar memperkaya kandungan gizi
untuk anak.Bahan bahan yang dapat digunakan misalnya kombinasi dari lauk
nabati, sayur, dan hewani. Beberapa bahan makanan yang dapat
dikombinasikan dengan kandungan zat gizi per 100 gram nya yaitu :
1) Bayam
Kalori (kcal) 371, Lemak 7 g, Natrium 4 mg, Kalium 508 mg,
Karbohidrat 65 g, Serat pangan 7 g, Protein 14 g, Vitamin A 2 IU,
Kalsium 159 mg Zat besi 7,6 mg. Vitamin B6 0,6 mg , Vitamin C 4.2
2) Tahu
Kalori (kcal) 76, Lemak 4,8 g, Natrium 7 mg, Kalium 121 mg,
Karbohidrat 1,9 g, Serat pangan 0,3 g, Protein 8 g, Vitamin A 85 IU,
Vitamin C 0,1 mg, Zat besi 5,4 mg, Magnesium 30 mg
3) Wortel
Kalori (kcal) 41, Lemak 0,2 g, Natrium 69 mg, Kalium 320 mg,
Karbohidrat 10 g, Serat pangan 2,8 g, Protein 0,9 g, vitamin A 16,706
IU, Kalsium 33 mg, Vitamin C 5,9 mg, Zatbesi 0,3 mg, magnesium 12
mg, Vitamin B6 0,1 mg.
d. Setup Buah dan Smooth Potato
Setup buah merupakan buah-buahan yang dimasak dengan dikukus atau
direbus dan dibubuhi gula. Sedangkan smooth adalah bentuk makanan yang telah
dihaluskan. Pembuatan setup buah bisa dilakukan dengan bahan buah seperti apel
yang kemudian di bubuhi madu, sebagai pengganti gula dan butter unsalted. Untuk
Smooth Potato menggunakan bahan kentang yang dihaluskan lalu dikombinasikan
dengan bahan-bahan nabati, sayur, dan bahan hewani. Adapun kandungan gizi per
100 gram untuk setup apel panggang dan Smooth Potato yaitu :
1) Apel
Kalori (kcal) 52, Lemak 0,2 g , Natrium 1 mg, Kalium 107 mg,
Karbohidrat 14 g, Serat pangan 2,4 g, Protein 0,3 g, Vitamin A 54 IU,
Vitamin C 4,6
2) Madu
Kalori (kcal) 304, Natrium 4 mg, Kalium 52 mg, Karbohidrat 82 g,
Gula 82 g, Protein 0,3 g, Kaslium 6 mg, magnesium 2 mg, zat besi 0,4
mg, Vitamin C 0,5 mg
3) Butter Unsalted
Kalori (kcal) 716, Lemak 81 g, Natrium 11 mg, Kalium 24 mg,
Karbohidrat 0,1 g, Protein 0,9 g, Vitamin A 2,499 iu, Kalsium 24 mg,
Vitamin D 60 IU, magnesium 2 mg
4) Kentang
Kalori (kcal) 76, Lemak 0,1 g, Natrium 6 mg, Kalium 421 mg,
Karbohidrat 17 g, Serat pangan 2,2 g, Protein 2 g, Vitamin A 2IU,
Vitamin C 19,7 mg, Kalsium 12 mg, Zat besi ,8 mg, Vitamin B6 0,3
mg, Magnesium 23 mg
6) Ayam
air 65 g, energi 215 kkal, protein 18 g, lemak 15 g, lemak jenuh 4 g,
kolesterol 75 mg, kalsium 11 mg, besi 0,9 mg, magnesium 20 mg,
fosfor 147 mg, kalium 189 mg, natrium 70 mg, dan seng 1,3 mg.
7) Tahu
Kalori (kcal) 76, Lemak 4,8 g, Natrium 7 mg, Kalium 121 mg,
Karbohidrat 1,9 g, Serat pangan 0,3 g, Protein 8 g, Vitamin A 85 IU,
Vitamin C 0,1 mg, Zat besi 5,4 mg, Magnesium 30 mg
8) Wortel
Kalori (kcal) 41, Lemak 0,2 g, Natrium 69 mg, Kalium 320 mg,
Karbohidrat 10 g, Serat pangan 2,8 g, Protein 0,9 g, vitamin A 16,706
IU, Kalsium 33 mg, Vitamin C 5,9 mg, Zatbesi 0,3 mg, magnesium 12
mg, Vitamin B6 0,1 mg.
H. Cara Membuat
Cara pembuatan Bubur Jagung Saus Sayuran adalah :
1. Blender jagung manis, ayam, dan tempe dengan ½ gelas air
2. Masak dengan api kecil, aduk-aduk terus hingga meletup-letup/matang,
angkat.
3. Untuk saus, buang biji dan kulit wortel, rebus dan blender hingga halus.
4. Letakkan bubur jagung di mangkuk, lalu siram dengan saus wortom,
sajikan.