Anda di halaman 1dari 19

Resume Seminar Askep Trigger Case 2

Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Disusun Oleh :

Dian Puspitaningtiyas

NIM.1910030

S1-2B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

TA.2020/2021
1. Resume Seminar Askep Trigger Case Kelompok 5 (Sirosis Hepatis)

Data Fokus

Tn. E usia 55 tahun dirawat dengan diagnosis Hepatitis. Pasien mengeluh badan lemah, mual, tidak
muntah, cepat capai, perut terasa nyeri pada perut kanan atas sejak tanggal 2 Maret 2017. Saat
pengkajian didapatkan badan lemah, mual, nafsu makan menurun, kelemahan dan kelelahan. Perut terasa
sebah dan tidak nyaman, nyeri dirasakan saat beraktivitas dan bergerak, seperti ditusuk-tusuk, nyeri
hilang timbul, dengan skala nyeri 7 (1-10). Pasien makan 3x/hari, diit Nasi biasa TKTP, makan habis 2-3
sdm tiap kali makan. Pada pemeriksaan didapatkan TB 160 cm, BB sebelum MRS 59 Kg, setelah MRS
45 Kg. TTV TD 130/70 mmHg, Nadi 100 x/mnt, Suhu 37˚C, RR.20 x/menit. Pasien lemah, konjungtiva
tidak anemis (merah muda), sklera ikterik, pupil bulat isokor, kulit jaundice, discomfort pada perut kanan
atas, hepatomegali 3 jari bawah arcus costae, terdapat nyeri tekan. Urine pekat. Pasien hanya berbaring
dan tiduran saja di tempat tidur, aktivitas sehari-hari dibantu keluarga. Laboratorium tanggal 12 Maret
2017, hasil : SGOT 325 u/L, SGPT 355 u/L, Albumin 3 g/dl ; Hb 9 g/dl

Analisis Data

N
DATA (Symptom) / Faktor Risiko PENYEBAB (Etiologi) MASALAH (Problem)
O
1. DS : Px mengeluh nyeri pada perut Agen pencedera Nyeri akut (inflamasi)
kanan atas fisiologis (SDKI D.0077, hal
DO : 172)
- Terdapat nyeri tekan
- P : nyeri saat beraktivitas dan
bergerak
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : area perut kanan
S : skala 7
T : hilang timbul
2.
DS : ketidakmampuan Defisit nutrisi
- Px mengeluh nyeri pada perut mencerna makanan
(SDKI D.0019, hal 56)
kanan atas
- Nafsu makan menurun
- Mual
DO :
- Berat badan menurun (sebelum
MRS 59 Kg, setelah MRS 45 Kg)
- Kadar albumin turun (3 g/dl)
3.
Gangguan aliran balik Hipervolemia
DS : Px mengatakan perut terasa
vena (SDKI D.0022, hal 62)
sebah dan tidak nyaman
DO :
- Hepatomegali 3 jari bawah arcus
costae
Kelemahan Intoleransi aktifitas
4. - Kadar Hb turun (9 g/dl )
(SDKI D.0056, hal
128)
DS : Px mengluh badan lemah,
cepat capai
DO :
- Px nampak lemah
- Px hanya berbaring dan tiduran
saja di tempat tidur
- Aktivitas sehari-hari dibantu
keluarga

A. PRIORITAS MASALAH
No Masalah
Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Defisit nutrisi
3. Hipervolemia
4. Intoleransi
B. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi)RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSIS LUARAN KEPERAWATAN
INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN (TUJUAN & KRITERIA HASIL)
1. Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 3x24 jam, 1. Identifikasi karakteristik nyeri (mis. 1. untuk mengetahui tindakan
maka Tingkat Nyeri (menurun ) Pencetus, pereda, kualitas, intensitas, selajutnya
Dengan kriteria hasil : frekuensi, durasi) 2. untuk menentukan pemberian obat
1. Kemampuan menuntaskan 2. Identifikasi riwayat alergi obat yang akan di berikan
aktivitas (meningkat) 3. Monitor tanda tanda vital sebelum dan 3. untuk mengetahui keadaan umum
2. Keluhan nyeri (menurun) sesudah pemberian analgesik pasien
3. Pupil dilatasi (menurun) 4. Monitor efektifitas analgesik 4. untuk menentukan tindakan
4. Mual (menurun) 5. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis selanjutnya yang akan di berikan
5. Frekuensi nadi (membaik) analgesik 5. untuk membantu mengurangi nyeri
6. Nafsu makan (membaik) yang dirasakan pasien.
(SLKI L.,08066 hal. 145)

2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi status nutrisi 1. untuk mengetahui status nutrisi
keperawatan selama 3x24 jam, 2. Identifikasi alergi dan intoleransi pasien
maka makanan 2. untuk menentukan riwayat alerg
Status Nutrisi (membaik ) 3. Monitor asupan makanan pasien sehingga dapat memnuhi status
Dengan kriteria hasil : 4. Monitor berat badan nutrisi pasien
1. Porsi makan yang dihabiskan 5. Monitor hasil pemeriksaan 3. untuk mengetahi jumlah keluar
(meningkat) laboratorium masuknya asupan makanan pasien
2. Perasaan cepat kenyang 4. untuk mengetahui perkembangan
(menurun) berat badan pasien
3. Nyeri abdomen (menurun) 5. untuk menentukan intervensi
4. Berat badan (membaik) selanjutnya
5. Indeks massa tubuh IMT
(membaik)
6. Nafsu makan (membaik)
(SLKI L., 03030 hal. 121)
3. Hipervolemia Setelah dilakukan intervensi 1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia 1. Merencanakan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam, (mis. Ortopnea, dispnea, edema, keperawatan jika terjadi hipervolemia
maka JVP/CVP, meningkat, refleks 2. Mengetahui penyebab utama
Keseimbangan Cairan hepatojugularis positif, suara napas hipervolemia dan mengurangi risiko
(meningkat) tambahan) terjadi hipervolemia
Dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi penyebab hipervolemia 3. Mencegah keadaan klien semakin
1. Asupan cairan (meningkat) 3. Monitor efek samping diuretik (mis. memburuk
2. Haluaran urine (meningkat) Hipotensi ortostatik, hipovolemik, 4. Mempertahankan berat badan ideal
3. Asupan makan (meningkat) hipokalemia, hiponatremia) klien
4. Denyut nadi radial 4. Timbang berat badan setiap hari pada 5. Membantu mengurangi kadar air
(membaik) waktu yang sama dan natrium dalam tubuh
5. Berat badan (membaik) 5. Kolaborasi pemberian diuretic
(SLKI L.,03020 hal. 41)

4. Intoleransi Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh 1. Menjaga klien tidak kelelahan
aktifitas keperawatan selama 3x24 jam, yang mengakibatkan kelelahan 2. Membuat klien lebih nyaman untuk
maka Toleransi Aktivitas 2. Sediakan lingkungan nyaman dan beristirahat
(meningkat) rendah stimulus ( mis. Cahaya, suara, 3. Melatih aktivitas klien
Dengan kriteria hasil : kunjungan ) 4. Membantu melakukan tindakan
1. Frekuensi nadi (meningkat) 3. Lakukan latihan rentang gerak pasif untuk menstabilkan klien
2. Kemudahan dalam dan/atau aktif 5. Meningkatkan status gizi semakin
melakukan aktivitas sehari- 4. Anjurkan menghubungi perawat jika baik
hari (meningkat) tanda dan gejala kelelahan tidak
3. Keluhan lelah (menurun) berkurang
4. Perasaan lemah (menurun) 5. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
(SLKI L.,05047 hal. 149) cara meningkatkan asupan makanan
C. TINDAKAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN
No. WAKT TT WAKTU TT
TINDAKAN WAT
EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) WAT
Dx U (tgl & jam)
(tgl &
jam)

12.Xxx 07:00 Mengidentifikasi karakteristik nyeri S : pasien mengatakan nyeri sudah berkurang

07:15 Memonitor tanda tanda vital Nor 08:30 O : skala nyeri 3 ( 1-10 )

07:25 Mengidentifikasi riwayat adanya alergi obat TTV : TD : 130/70 mmHg, N : 100 x/mnt,

07:40 Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik S : 37˚C, RR : 20 x/meni

08:00 Memonitor efektifitas analgesik A : Masalah keperawatan teratasi sebagian


P : Intervensi keperawatan dilanjutkan

Mengidentifikasi status nutrisi S : pasien mengatakan bahwa sudah lumayan ada


12.Xxx 09:00 Nor 10:00
09:05 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan nafsu untuk makan dan mual sedikit menghilang
O : Berat badan menurun (sebelum MRS 59 Kg,
Memonitor asupan makanan
09:10 setelah MRS 45 Kg) BB sekarang : 46 Kg
Memonitor berat badan A : Masalah keperawatan teratasi sebagian
09:15
Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium P : Intervensi keperawatan dilanjutkan

09:45

12.Xxx 11:00 Mengidentifikasi penyebab hipovolemia Nor 11:00 S : pasien mengatakan bahwa perutnya sudah
11:15 Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
lumayan membaik
11:20 Memonitor efek samping diuretik
O : pasien tampak lebih sehat
11:35 Menimbang berat badan setiap hari
A : masalah keperawatan teratasi sebagian
11:45 Kolaborasi pemberian diuretik
P : intervensi keperawatan dilanjutkan
12.Xxx 12:00 Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh Nor 12:00 S : pasien mengatakan bahwa rasa lelahnya sudah
12.10 Menyediakan lingkungan yang nyaman dan rendah agak berkurang
Stimulus O : pasien sudah mampu melakukan aktivitasnya
12:15 Melakukan latihan rentang gerak pasif dan atau sehari-hari tanpa dibantu keluarga
Aktif A : maslah keperawatan teratasi sebagian
12.25 Menganjurkan untuk menghubungi perawat jika P : intervensi keperawatan dilanjutkan
tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
12.30 kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
2. Resume Seminar Askep Trigger Case Kelompok 6 (Ca Kolorektal)

Data Fokus

Seorang perempuan, 58 tahun dirawat di Ruang Penyakit Dalam dengan diagnose masuk Ca
Colorectal, pada saat pengkajian didapatkan pasien telah menjalani Colostomi Permanen (singel
barrel Colostomi), Colostomi bag berisi feses, pemeriksaan fisik didapatkan stoma lembab,
kemerahan. Klien juga mengeluh gatal-gatal pada area sekitar stoma. Vital sign Td 120/80mmHg, N.
84x/menit, S. 37°C, RR. 22x/menit

Analisis Data

NO DATA / FAKTOR RISIKO PENYEBAB MASALAH


(ETIOLOGI) (PROBLEM)

1. DS : Px mengatakan gatal-gatal pada area Efek Samping Terapi Gangguan Integritas


sekitar stoma Radiasi dan Efek Kulit/jaringan
DO : tindakan/pengobatan (SDKI D.0129 Hal.282)
- Terdapat kemerahan (pembedahan dan terapi
- Stoma lembab radiasi)

2. DS : Px mengungkapkan Perubahan fungsi tubuh Gangguan Citra Tubuh


kecacatan/kehilangan bagian tubuh (proses penyakit) (SDKI D.0083 Hal.186)
DO :
- Px menjalani Colostomi Permanen (singel
barrel Colostomi)
- Fungsi/struktur tubuh berubah
- Respon nonverbal pada perubahan dan
persepsi tubuh
3. DS : - Tindakan invasif Risiko Infeksi
DO : - (SDKI D.0142 Hal.304)
Faktor Risiko : Efek prosedur invasif
Intervensi keperawatan

NO. DIAGNOSA LUARAN KEPERAWATAN (TUJUAN DAN INTERV


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL)

1. Gangguan integritas Setelah dilakukan intervensi keperawatan Intervensi utama


kulit/jaringan selama 2x24jam, maka integritas kulit dan Perawatan Luka (SIK
jaringan meningkat dengan kriteria hasil : 328)
Luaran Utama a) Observasi
Integritas Kulit dan Jaringan (SLKI, I.14125 hal 1. Monitor kerakteris
33) 2. Monitor tanda-tan
1. Kerusakan lapisan b) Therapeutics
kulit menurun 3. Lepaskan balutan
2. Kemerahan menurun secara perlahan
3. Tekstur membaik 4. Bersihkan dengan
atau pembersih non
kebutuhan
5. Pasang balutan se
6. Pertahankan tekni
melakukan perawata
c) Edukasi
7. Jelaskan tenda dan
8. Anjurkan prosedu
secara mandiri

NO. DIAGNOSA LUARAN KEPERAWATAN (TUJUAN DAN INTERVE


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL)

2. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Intervensi utama
1x24jam, maka citra tubuh meningkat dengan kriteria Promosi Citra Tubuh
hasil : hal 359)
Luaran Utama a) Observasi
Citra Tubuh (SLKI, I.09067 hal 19) 1. Identifikasi harap
1. Verbalisasi kecacatan berdasarkan tahap
bagian tubuh menigkat 2. Monitor frekuens
2. Menyembunyikan bagian kritik terhadap diri
tubuh berlebihan menurun b) Therapeutics
3. Respon non verbal 3. Diskusikan perub
perubahan tubuh membaik dan fungsinya
4. Diskusikan perbe
penampilan fisik ter
diri
5. Diskusikan kondi
mempengaruhi citr
6. Diskusikan cara
mengembangkan h
tubuh secara realist
7. Diskusikan prese
keluarga tentang pe
tubuh
c) Edukasi
8. Jelaskan kepada k
tentang perawatan p
citra tubuh
9. Anjurkan mengun
gambaran diri terha
tubuh
10. Latih fungsi tubu

O. DIAGNOSA LUARAN KEPERAWATAN (TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL)

Risiko Infeksi Setelah dilakukan intervensi keperawatan Intervensi 1. Memonitor


selama 2x24jam, maka tingkat infeksi menurun utama guna memantau
dengan kriteria hasil : Pencegahan tanda dan gejala
Luaran utama Infeksi (SIKI, infeksi lokal dan
Tingkat Infeksi (SLKI, I.14137 hal 139) I.14539 hal sistemik
1. Kemerahan menurun 278) 2. Memberikan
2. Kultur area luka a) Observasi perawatan kulit
membaik 1. Monitor untuk merawat
tanda dan kulit pada area
gejala infeksi edema
lokal dan 3. Mencuci
sistemik tangan sebelum
b) dan sesudah
Therapeutics kontak dengan
2. Berikan pasien dan
perawatan lingkungan
kulit pada pasien dengan
area edema tujuan
3. Cuci kebersihan dan
tangan agar tidak
sebelum dan terjangkit infeksi
sesudah dll
kontak 4.
dengan Mempertahankan
pasien dan teknik aseptik
lingkungan untuk menjaga
pasien teknik tsb pada
4. pasien beresiko
Pertahankan tinggi
teknik 5. Menjelaskan
aseptik pada untuk
pasien mengedukasi
beresiko tentang tanda
tinggi dan gejala infeksi
c) Edukasi 6. Mengajarkan
5. Jelaskan cara memeriksa
tanda dan kondisi luka atau
gejala infeksi luka operasi
6. Ajarkan guna melatih
cara secara mandiri
memeriksa
kondisi luka
atau luka
operasi
3. Resume Seminar Askep Trigger Case Kelompok 7 (GGK)

Data Fokus

Seorang laki-laki, berusia 48 tahun dirawat 2 minggu dengan gagal ginjal kronis, Pasien mengeluh
sesak napas dan lemas. Pemeriksaan konjungtiva anemis, mukosa bibir dan akral pucat, hasil
pengkajian BB 68 kg, odema pada kaki, BJ urin menurun, jumlah urin keluar 400 cc. Pemeriksaan
tanda vital 130/80 mmHg, Nadi 88 x/mnt, Suhu 37 oC, frekuensi napas 28 x/mnt. Laboratorium Hb. 7
gr%

Analisis Data

N DATA (Symptom) / Faktor Risiko PENYEBAB (Etiologi) MASALAH (Problem)


O

1 DS: Perubahan frekuensi jantung Penurunan Curah Jantung


- Pasien mengeluh sesak napas dan SDKI D.0008 Hal.34
lemas
DO:
- Konjungtiva anemis
- Mukosa bibir dan akral pucat
- Odema pada kaki
- TD: 130/80 mmHg
- N: 88x/menit
- RR: 28 x/mnt
DS: Kelebihan asupan cairan Hipervolemia
- Odema pada kaki SDKI D.0022 Hal.62
2
- BJ urin menurun
- Output urin 400 cc
DO:
- TD : 130/80 mmHg
- Suhu : 37°C
- Hb 7 gr%

DS: Kelemahan Intoleransi Aktivitas


3 - Pasien mengeluh lemas SDKI D.0056 Hal.128
DO:
- Mukosa bibir dan akral pucat
- N: 88x/menit
- TD : 130/80 mmHg
Intervensi Keperawatan

N DIAGNOSIS LUARAN KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL


O KEPERAWATAN (TUJUAN & KRITERIA HASIL)
1. Penurunan Curah Setelah dilakukan intervensi Perawatan Jantung 1. Mencari
Jantung keperawatan selama 3x24 jam maka SIKI I.02075 Hal.317 penurunan cura
Curah Jantung Meningkat dengan Observasi: 2. Mengetahui
kriteria hasil: 1. Identifikasi tanda/gejala hipoksemia
SLKI L.02008 Hal.20 primer penurunan curah 3. Sebagai sala
- Edema menurun jantung (dispnea, untuk
- Dispnea menurun kelelahan, edema) peningkatan j
(16-20x/mnt) 2. Identifikasi tanda/gejala yang dapat
- Pucat menurun sekunder penurunan jumlah cairan
- Tekanan darah curah jantung (kulit meningkatkan
membaik pucat) jantung dan d
(120/80 mmHg) 3. Monitor tekanan darah dari meningka
4. Monitor intake dan output darah
cairan 4. Penurunan c
Edukasi: mengakibatkan
5. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai perfusi, reten
toleransi penurunan outp
5. Salah satu
memperlancar
sesuai tolerans

2. Hipervolemia Setelah dilakukan intervensi Manajemen Hipervolemia 1. Dugaan adanya kelebihan volume
keperawatan selama 3x24 jam SIKI I.03114 Hal.181 cairan.
maka Keseimbangan Cairan Observasi 2. Salah satu kondisi yang dapat
Meningkat dengan kriteria hasil: 1. Periksa tanda menyebabkan hipervolemia yaitu
SLKI L.03020 Hal.41 dan gejala gagal ginjal
hipervolemia 3. Sebagai salah satu cara untuk
- Edema menurun (dispnea, edema) mengetahui peningkatan jumlah
- Tekanan darah 2. Identifikasi cairan yang dapat menyebabkan
membaik penyebab peningkatkan beban kerja jantung
(120/80 mmHg) hipervolemia dan dapat diketahui dari
- Membran mukosa 3. Monitor status meningkatnya tekanan darah.
membaik hemodinamik 4. Ginjal berespon terhadap
(frekuensi penurunan curah jantung dengan
jantung, tekanan mereabsorbsi natrium dan cairan,
darah) output urine biasanya menurun
4. Monitor intake 5. Kadar natrium tinggi dihubungkan
dan output cairan dengan kelebihan cairan dan
5. Monitor tanda edema.
hemokonsentrasi 6. Diuretik bertujuan untuk
(berat jenis urin) menurunkan volume plasma dan
Kolaborasi menurunkan retensi cairan di
5. Kolaborasi pemberian diuretik jaringan sehingga menurunkan
resiko terjadinya edema
3. Intoleransi Setelah dilakukan intervensi Manajemen Energi 1. Untuk mengetahui
Aktivitas keperawatan selama 3x24 SIKI I.05178 Hal.176 organ yang
jam maka Toleransi Aktivitas Observasi mengakibatkan
Meningkat dengan kriteria 1. Identifikasi gangguan kelelahan
hasil: fungsi tubuh yang 2. Menghindari
SLKI L.05047 Hal.149 mengakibatkan kelelahan
- Keluhan lelah kelelahan 3. Stress emosi
menurun 2. Monitor pola dan jam menghasilkan
- Perasaan tidur vasokonstriksi
lemah menurun Terapeutik: (penyempitan
- Tekanan darah 3. Sediakan lingkungan nyaman dan pembuluh darah),
membaik rendah stimulus yang terkait dan
(120/80 mmHg) 4. Lakukan latihan rentang gerak meningkatkan TD
- Frekuensi pasif atau aktif dan meningkatkan
napas membaik Edukasi frekuensi/kerja
(16-20 x/menit) 5. Anjurkan tirah baring jantung.
4. Meningkatkan aliran
balik vena dan
mendorong
berkurangnya
edema.
5. Tirah baring
membantu dalam
menurunkan beban
kerja, meningkatkan
tenaga cadangan
jantung, dan
menurunkan TD.
4. Resume Seminar Askep Trigger Case Kelompok 8 (BPH)

Data Fokus

Seorang pasien laki-laki berusia 57 tahun dirawat dengan diagnosa 2 jam post TURP BPH.
Pemeriksaan didapatkan pasien lemas, nyeri dirasakan skala 66 (1-10). Pemeriksaan didapatkan
pasien terpasang kateter, produksi urine hematuria. Tanda vital, TD : 120/70 mmHg, N : 88 x/menit,
S : 37°C, RR : 20 x/menit.

Analisis Data

No. Data Penyebab Masalah

1 Ds : Klien mengatakan nyeri dengan skala 6 Agen Pencedera Fisik Nyeri Akut
- P : Pembedahan Invasif (Post operasi) (SDKI 2017, D.0017
- Q : Di tusuk-tusuk hal.172)
- R : Perut bagian bawah
- S : 6 (1-10)
- T : Hilang Timbul
Do:
- Klien tampak meringis kesakitan
- Gelisah
- Lemas
- TD : 120/70 mmHg
- S : 37°C
- N : 88 x/menit
- RR : 20 x/menit

2 Ds: Klien mengatakan lemas dan sulit buang air Efek Tindakan Medis dan Gangguan Eliminasi Urine
kecil Diagnostik (SDKI 2017, D.0040 hal.96)
Do:
- Klien terpasang kateter (+)
- Terdapat hematuria pada produksi urine
klien
3 Ds : - Efek Prosedur Invasif Risiko infeksi
Do : (SDKI 2017 D.0142
- Klien 2 jam post TURP BPH hal.304)
- Terdapat hematuria pada urine klien
- TD : 120/70 mmHg
- S : 37°C
- N : 88 x/menit
- RR : 20 x/menit
Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Luaran Intervensi Rasional

1. Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri 6. Untuk


b.d Agen tindakan keperawatan SIKI 2018, I.08238 Hal.201 mengetahui
Pencedera selama 2 x 24 jam, 1. Mengidentifikasi tingkat nyeri
Fisik d.d diharapkan Tingkat Nyeri lokasi, yang
Pasien menurun dengan kriteria karakteristik, dirasakan
Ingin hasil : intensitas nyeri pasien.
Mengurangi 1. Tingkat nyeri yang dirasakan 7. Untuk
Rasa Nyeri menurun pasien mengetahui
2. Gelisah 2. Mengidentifikasi berapa skala
menurun skala nyeri yang nyeri yang
3. Kesulitan dirasakan pasien dirasakan oleh
tidur (Skala 1-10) pasien.
menurun 3. Mengontrol 8. Lingkungan
4. Meringis lingkungan yang yang tenang
menurun memperberat rasa dan
5. Frekuensi nyeri (Suhu, pembatasan
nadi Kebisingan) dalam
membaik 4. Menjelaskan pengunjungan
SLKI 2019, L.08066 penyebab, periode, pasien akan
Hal.145 dan hal yang dapat membantu
memicu rasa nyeri supaya pasien
5. Berkolaborasi terasa lebih
untuk pemberian nyaman.
analgetik 9. Dapat
memberikan
pengetahuan
mengenai
penyebab
nyeri yang
dirasakan
pasien.
10. Dengan
diberikan
analgetik
diharapkan
rasa nyeri
pasien dapat
terkendali.
No. Diagnosa Luaran Intervensi Rasional

2. Risiko Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi 6. Untuk


Infeksi b.d tindakan keperawatan SIKI 2018 L.14539 Hal.278 mengeta
Efek selama 2 x 24 jam, 1. Memonitor tanda hui
Prosedur diharapkan Tingkat Infeksi dan gejala infeksi adanya
Invasif d.d menurun dengan kriteria lokal dan sistemik tanda-
pasien 2 hasil : 2. Memberikan tanda
jam post 1. Demam perawatan pada kulit infeksi
TURP menurun yang edema 7. Untuk
BPH 2. Nyeri menurun 3. Mempertahankan mencega
3. Kemerahan teknik aseptik pada h
membaik pasien berisiko terjadinya
4. Bengkak tinggi edema
membaik 4. Menjelaskan tanda yang
SLKI 2019, I.4137 Hal.139 dan gejala dari lebih
infeksi serius
5. Mengajarkan pasien 8. Untuk
untuk memeriksa mengura
kondisi luka pasca ngi
operasi adanya
risiko
penyebar
an infeksi
9. Dapat
memberi
kan
pengetah
uan
mengena
i
penyeba
b infeksi
yang
dialami
pasien
10. Dapat
memberi
kan
pengetah
uan
mengena
i
bagaima
na cara
untuk
memeriks
a kondisi
luka
pasca
tindakan
operasi
dilakukan
.

Anda mungkin juga menyukai