Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA WANITA USIA SUBUR

Disusun oleh :
Fika Fellina Nur Azizah (P07131118004)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
PRODI DIII GIZI
JURUSAN GIZI
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KEK

Pokok Bahasan : Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Wanita Usia


Subur
Sub Pokok Bahasan : KEK Pada WUS
1. Pengertian Kekurangan Energi Kronis
2. Tanda dan gejala Kekurangan Energi Kronis
3. Penyebab dari Kekurangan Energi Kronis
4. Akibat dari kekurangan energi kronis
5. Pencegahan kekurangan energi kronis

Sasaran : Wanita Usia Subur


Tanggal Pelaksanaan : 29 Januari 2021
Waktu : 13.00 s.d 14.30 WIB
Tempat : Daring (Online)

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang kekurangan energi kronis, sasaran
diharapkan mampu memahami tentang kekurangan energi kronis pada wanita usia
subur.

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan wanita usia subur mampu :
1. Memahami tentang pengertian Kekurangan Energi Kronisi
2. Memahami tentang tanda dan gejala Kekurangan Energi Kronis pada WUS
3. Memahami tentang penyebab dari Kekurangan Energi Kronis
4. Memahami tentang akibat dari kekurangan energi kronis
5. Memahami tentang pencegahan kekurangan energi kronis
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Kekurangan Energi Kronis pada WUS
2. Tanda dan gejala Kekurangan Energi Kronis
3. Penyebab dari Kekurangan Energi Kronis
4. Akibat dari kekurangan energi kronis
5. Pencegahan kekurangan energi kronis
D. Media Penyuluhan
1. Materi Pengajaran dalam bentuk Power point audio
2. Laptop
3. Whatsapp group
4. Youtube
E. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah dengan ceramah dan tanya
jawab.
F. Susunan Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Media


1 Pembukaan 5 menit a. Salam perkenalan
b. Menjelaskan kontrak dan
tujuan pertemuan
2 Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan tentang : Materi pengajaran
a. Pengertian kekurangan Power point audio
energi kronik
b. Faktor penyebab
kekurangan energi kronik
c. Tanda dan gejala
kekurangan energi kronik
d. Pengaruh kekurangan
energi kronik terhadap
kehamilan
e. Cara mengatasi dan
mencegah kekurangan
energi kronik
3. Penutup 5 menit a. Mengajukan
pertanyaan pada warga
b. Memberikan
reinforcemen positif atas
jawaban yang diberikan
c. Menutup pembelajaran
d. dengan salam

G. Evaluasi Penyuluhan
Evaluasi pada saat proses dan pelaksanaan :
1) Media dan alat yang digunakan sudah lengkap sesuai dengan yang direncanakan.
2) Peserta yang bergabung di WhatssApp Group sesuai dengan sasaran yang telah
ditetapkan, yaitu wanita usia subur Desa Wonokromo, Pleret, Bantul.
3) Jumlah peserta yang hadir sesuai dengan undangan
4) Acara dimulai tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan.
5) Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan yang disampaikan. Peserta kegiatan
memperhatikan setiap penjelasan dari materi penyuluhan yang diberikan.
6) Selama pelaksanaan penyuluhan, suasana kondusif dan peserta antusias mengikuti
jalannya kegiatan
7) Para peserta mengikuti kegiatan penyuluhan secara aktif dan memberikan
pertanyaan
8) Acara penyuluhan selesai sesuai rencana

Evaluasi Hasil :
1) Peserta diberikan pertanyaan tentang pesan/ materi dari penyuluhan yang telah
disampaikan dan mampu menjawab pertanyaan yang diberikan. Evaluasi
penyuluhan ini dilaksanakan di akhir acara penyuluhan.
Lampiran

MATERI
KEK PADA WUS
A. Pengertian KEK
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana
seseourang menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (Kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan secara relative atau absolut satu atau lebih
zat gizi (Helena, 2013) Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak
selalu berupa akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah
karena makan terlalu sedikit. Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara
drastis erat hubungannya dengan faktor emosional seperti takut gemuk seperti ibunya
atau dipandang lawan jenis kurang seksi. Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan
kondisi yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan
protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Pada ibu hamil yang
menderita KEK mempunyai risiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau
risiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko
kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.
B. Tanda dan gejala
1. Tanda-tanda KEK menurut Sediaoetomo (2012), meliputi:
a. Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm.
b. Badan Kurus (BB tidak sesuai dengan tinggi badan)
c. Turgor kulit kering
d. Conjungtiva pucat
e. Tensi kurang dari 100 mmHg
f. Hemoglobim kurang dari normal (<11gr%)
2. Gejala KEK menurut Winkjosastro (2012), meliputi:
a. Nafsu makan kurang
b. Mual
c. Badan lemas
d. Mata berkunang-kunang
C. Penyebab Kekurangan Energi kronis
Menurut Sediaoetama (2000), penyebab dari KEK dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Penyebab Langsung Peyebab langsung terdiri dari asupan makanan atau pola
konsumsi dan infeksi.
2. Penyebab Tidak Langsung
a. Hambatan utilitas zat-zat gizi Hambatan utilitas zat-zat gizi ialah hambatan
penggunaan zat-zat gizi karena susunan asam amino didalam tubuh tidak
seimbang yang dapat menyababkan penurunan nafsu makan dan penurunan
konsumsi makan.
b. Hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi cacing.
c. Ekonomi yang kurang.
d. Pendidikan umum dan pendidikan gizi kurang.
e. Produksi pangan yang kurang mencukupi kubutuhan.
f. Kondisi hygiene yang kurang baik.
g. Jumlah anak yang terlalu banyak.
h. Penghasilan rendah.
i. Perdagangan dan distribusi yang tidak lancar dan tidak merata. Penyebab tidak
langsung dari KEK banyak, maka penyakit ini disebut penyakit dengan causa
multi factorial dan antara hubungan menggambarkan interaksi antara faktor dan
menuju titik pusat kekurangan energi kronis.
D. Akibat KEK
1. Akibat KEK pada ibu hamil yaitu :
a. Terus menerus merasa letih
b. Kesemutan
c. Muka tampak pucat
d. Kesulitan sewaktu melahirkan
e. Air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, sehingga bayi
akan kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui.

2. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain
a. Keguguran
b. Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir rendah
(BBLR)
c. Perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan nantinya kecerdasaan
anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur)
d. Kematian bayi (Helena, 2013).
E. Pencegahan KEK
Menurut Chinue (2009), ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya KEK, antara lain :
1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi, yaitu :
a. Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani
(daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayur berwarna hijau
tua, kacang-kacangan, tempe).
b. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C
(seperti daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas)
sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
2. Menambah pemasukan zat besi dalam tubuh dengan meminum tablet penambah
darah.
F. LILA
Dalam pengukuran mid-upper-arm circumference (MUAC) atau yang lebih dikenal LILA
dapat melihat perubahan secara parallel dalam masa otot sehingga bermanfaat untuk
mendiagnosis kekurangan gizi, sedangkan menurut Depkes (1994) Pengukuran LILA
adalah salah satu cara untuk mengetahui KEK pada WUS. Pengukuran LILA tidak dapat
digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Apabila ukuran
LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA artinya wanita tersebut
mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR). BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan
gangguan perkembangan anak. LILA yang rendah dapat menggambarkan IMT yang
rendah pula. Ibu yang menderita KEK sebelum hamil biasanya berada pada status gizi
yang kurang, sehingga pertambahan berat badan selama hamil harus lebih besar. Makin
rendah IMT pra hamil maka makin rendah berat lahir bayi yang dikandung dan makin
tinggi risiko BBLR. Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau
perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LILA digunakan karena
pengukurannya sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.
1. Cara Pengukuran LILA
Pengukuran LILA dilakukan melalui urut-uratan yang telah ditetapkan.
Ada 7 urutan pengukuran LILA, yaitu: a. Tetapkan
bahu dan siku
b. Letakkan pita antara bahu dan siku
c. Tentukan titik tengah lengan
d. Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan
e. Pita jangan terlalu ketat
f. Pita jangan terlalu longgar
Cara pembacaan skala harus benar Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengukuran LILA adalah pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dana
siku lengan kiri (kecuali orang kidal diukur lengan kanan). Lengan harus dalam
posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang dan
kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah
dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata.
2. Tindak lanjut pengukuran LILA
Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan lebih
dari 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran <23,5 cm berarti risiko KEK dan anjuran atau
tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan makan cukup, dengan pedoman umum
gizi seimbang,hidup sehat, tunda kehamilan, bila hamil segera dirujuk sedini
mungkin. Apabila hasil pengukuran >23,5 cm maka anjuran yang diberikan adalah
pertahankan kondisi kesehatan, hidup sehat, bila hamil periksa kehamilan kepada
petugas kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai