Anda di halaman 1dari 100

LAPORAN TUGAS AKHIR

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, KONSUMSI SAYUR DAN BUAH,


AKTIVITAS FISIK DAN PENGETAHUAN PADA REMAJA OBESITAS
DI SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan


Diploma III (Tiga) Kesehatan Bidang Gizi

Oleh :

DENIRA ASTARI
Nomor Induk Mahasiswa : PO.71.31.0.15.048

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III GIZI
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Gambaran Asupan Zat Gizi,


Konsumsi Sayur dan Buah, Aktivitas Fisik dan Pengetahuan Pada
Remaja Obesitas di SMP Negeri 1 Palembang”, ini telah mendapat
persetujuan dari :

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Sartono, SKM, M.Kes Terati, SKM, M.Si


NIP : 196608031989021003 NIP : 197501272000122001

ii
PANITIA SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR

GAMBARAN ZAT GIZI, KONSUMSI SAYUR DAN BUAH, AKTIVITAS


FISIK DAN PENGETAHUAN PADA REMAJA OBESITAS
DI SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Dipersiapkan dan disusun oleh :


DENIRA ASTARI
PO.71.31.0.15.048

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji pada tanggal :


09 Juli 2018
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Susunan Tim Penguji


Anggota Penguji I Anggota Penguji II

Mardiana, SE, M.Kes Imelda Telisa, S. Gz. MP


NIP.196803251989032002 NIP. 197711102001122002

Ketua Penguji

Sartono, SKM, M.Kes


NIP. 196608031989021003

Politeknik Kesehatan Kemenkes RI


Jurusan Gizi Palembang,
Ketua Jurusan

Hana Yuniarti, SKM, M.Kes


NIP. 195706031982012004
iii
PANITIA SIDANG UJIAN AKHIR PROGRAM

GAMBARAN ZAT GIZI, KONSUMSI SAYUR DAN BUAH, AKTIVITAS


FISIK DAN PENGETAHUAN PADA REMAJA OBESITAS
DI SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Dipersiapkan dan disusun oleh :


DENIRA ASTARI
PO.71.31.0.15.048

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji pada tanggal :


09 Juli 2018
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Susunan Tim Penguji


Anggota Penguji I Anggota Penguji II

Mardiana, SE, M.Kes Imelda Telisa, S. Gz. MP


NIP.196803251989032002 NIP. 197711102001122002

Ketua Penguji

Sartono, SKM, M.Kes


NIP. 196608031989021003

Politeknik Kesehatan Kemenkes RI


Jurusan Gizi Palembang,
Ketua Jurusan

Hana Yuniarti, SKM, M.Kes


NIP. 195706031982012004
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

MOTTO :
“Berbuatlah untuk duniamu seolah kamu hidup selamanya, dan berbuatlah untuk
akhiratmu, seolah kamu akan mati besok”

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S. Al-Insyirah :
6-8)

Kupersembahkan kepada :
 Allah SWT. dan Nabi besar Muhammad SAW. yang selalu meridhoi setiap
langkahku.
 Orang tuaku (Muhammad Dencik & Choiriah) yang selama ini telah
memberikan semangat, motivasi, ridho serta selalu menyelipkan doa terbaik
untuk anak-anaknya.
 Saudaraku (Mirza Denia Putri, S.Si & M. Rafi Fadillah) yang selalu memberi
semangat dan motivasi.
 Pembimbingku (Bapak Sartono, SKM, M.Kes & Ibu Terati SKM, M.Si serta
pengujiku (Ibu Mardiana, SE, M.Kes dan Ibu Imelda Telisa, S.Gz, MP) yang
selama ini telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengajariku.
 Dosen–dosen Poltekkes Kemenkes Palembang yang telah memberikan ilmu
selama menempuh pendidikan di kampus gizi.
 Mantulity (Alka Tia Pratiwi, Anisa Septiandini, Masayu Dian Khairani, Riski
Fitriani)
 Sidomukti Squad (Masay, Desus, Ustuk, Ama, Kiki)
 Puskesmas Makrayu Squad (Umzah, Arista, Githa pud, Gita al, Naswa)
 RS Sumedang Squad (Echak, Junita, Mala, Bebi, Ninda, Kiki, Ari)
 Keluarga Disfagia Cihaa~
 Teman angkatan 2015
 Freaky Squad (Ceki, Pujik, Diana, Mecha, Rapeb, Putek, Iwa, Tiak)
 Teman satu bimbingan (Arista, Githa, Hesty, Anggun, Dea, Ajeung)
 Muslimah Kost (Ika, Tiara, Herli, Ria, Hana, Dewi, Metak, Desi)
 Semua teman yang telah membantu dalam menyelesaikan LTA ini baik
secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa kutiliskan satu
persatu.
 Almamaterku tercinta

v
ABSTRAK
PROGRAM STUDI D-III GIZI
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR, 09 JULI 2018

DENIRA ASTARI
GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, KONSUMSI SAYUR DAN BUAH,
AKTIVITAS FISIK, DAN PENGETAHUAN PADA REMAJA OBESITAS
DI SMPN 1 PALEMBANG
xiii, 53 Halaman, 8 Lampiran
Obesitas adalah keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan
antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga
terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal. Obesitas
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor genetik, kurang aktifitas
fisik, lingkungan, gaya hidup, pola makan, pengetahuan. Prevalensi
obesitas di Indonesia sebesar 2,5 % sedangkan di Sumatera Selatan
sebesar 2,4 %.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan zat
gizi, konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, dan pengetahuan pada
remaja obesitas di SMPN 1 Palembang. Jenis penelitian yang digunakan
adalah survey dengan rancangan studi kasus. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa kelas VII dan VIII SMPN 1 Palembang dengan jumlah
sampel 37 siswa. Obesitas diukur berdasarkan IMT/U menggunakan
standar baku WHO-NCHS (National Center For Health Statistic). Data
asupan zat gizi, konsumsi sayur dan buah diperoleh melalui wawancara
menggunkan FFQ, serta data aktivitas fisik dan pengetahuan diperoleh
melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Analisis data
ditampilkan deskriptif dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang.
Hasil analisis univariat menunjukkan adanya gambaran asupan
energi sebagian besar lebih sebesar 59,5%, asupan protein lebih sebesar
81,1%, asupan lemak lebih sebesar 67,6%, asupan karbohidrat lebih
sebesar 67,6%, konsumsi sayur dan buah kurang sebesar 70,3%, aktivitas
fisik sedang sebesar 73,0%, dan pengetahuan sedang sebesar 73,0%.
Hasil analisis bivariat menunjukkan siswa yang menderita obesitas asupan
energi, protein, lemak dan karbohidrat sebagian besar lebih, konsumsi
sayur dan buah kurang, aktivitas fisik sedang dan pengetahuan sedang.
Dari hasil penelitian ini diperlukan upaya pemantauan berat badan
siswa dengan adanya penimbangan berat badan dan tinggi badan secara
rutin untuk mencegah dan menurunkan terjadinya obesitas pada siswa.
Kata Kunci : obesitas, asupan zat gizi, konsumsi sayur dan buah,
aktivitas fisik, pengetahuan.
Daftar Pustaka : 48 (2006-2017).

vi
ABSTRACT
STUDIES PROGRAM D-III NUTRITION
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
SCIENTIFIC PAPER, 09 JULY 2018
DENIRA ASTARI
DESCRIPTION OF NUTRIENT INTAKE, CONSUMPTION OF
VEGETABLE AND FRUIT, PHYSICAL ACTIVITY, AND KNOWLEDGE
IN ADOLESCENT OBESITY AT SMPN 1 PALEMBANG
xiii, 53 Pages, 8 Attachments
Obesity is a condition that indicates an imbalance between height
and weight due to fatty tissue in the body resulting in excess weight that
exceeds the ideal size. Obesity is influenced by many factors such as
genetic factors, less physical activity, environment, lifestyle, diet,
knowledge. The prevalence of obesity in Indonesia at 2.5 % while in South
Sumatra at 2.4 %.
This research aims to know the description of nutrient intake,
consumption of vegetables and fruits, physical activity, and knowledge in
adolescent obesity at SMPN 1 Palembang. The type of research used is
survey with case study design. The population in this study are students of
class VII and VIII SMPN 1 Palembang with total sample of 37 students.
Obesity is measured by IMT/U using standard WHO-NCHS standards
(National Center For Health Statistic). Data of nutrient intake, consumption
of fruits and vegetables obtained through interview using FFQ, and data of
physical activity and knowledge obtained through interview by using
questionnaire. Data analysis is presented descriptively in the form of single
tables and cross tables.
The result of univariate analysis showed that the most energy
intake was 59.5%, the protein intake was 81.1%, the fat intake was 67.6%,
the carbohydrate intake was 67.6%, the consumption of vegetables and
fruit was less 70.3%, moderate physical activity of 73.0%, and medium
knowledge of 73.0%. The results of bivariate analysis showed that
students who suffer from obesity in energy, protein, fat and carbohydrate
intake are mostly more, less vegetable and fruit consumption, moderate
physical activity and medium knowledge.
From the results of this study required effort weight monitoring
students with weight weighing and body height on a regular basis to
prevent and reduce the occurrence of obesity in students.
Keywords: obesity, nutrient intake, consumption of vegetables and fruits,
physical activity, knowledge.
References: 48 (2006-2017).

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan


hidayah-Nya, sehingga Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Gambaran
Asupan Zat Gizi, Konsumsi Sayur dan Buah, Aktivitas Fisik dan
Pengetahuan Pada Remaja Obesitas di SMP Negeri 1 Palembang” dapat
diselesaikan dengan baik. Laporan tugas akhir ini diajukan sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III (Tiga) Kesehatan
Bidang Gizi.
Penyusun Laporan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan
beberapa pihak, baik berupa bimbingan, motivasi dan pengarahan. Oleh
karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Ibu Hana Yuniarti, SKM, M.Kes, Ketua Program Studi Diploma III
Gizi Poltekkes Kemenkes Palembang.
2. Bapak Sartono, SKM, M.Kes sebagai Pembimbing Utama yang
telah memberikan perhatian, ilmu, dan waktu untuk membimbing
dan mengarahkan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir.
3. Ibu Terati, SKM, M.Si sebagai Pembimbing Pendamping yang telah
memberikan perhatian, ilmu, dan waktu untuk membimbing dan
mengarahkan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir.
4. Ibu Mardiana, SE, M.Kes selaku Penguji I yang telah memberikan
ilmu, kritik, saran dan waktu dalam menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini.
5. Ibu Imelda Telisa, S.Gz, MP selaku Penguji II yang telah
memberikan ilmu, kritik, saran dan waktu dalam menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini.
6. Seluruh dosen dan staf Program Studi D-III Gizi Poltekkes
Kemenkes Palembang.

viii
7. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Palembang yang telah memberikan
izin, bantuan, dan kerjasamanya untuk pelaksanaan penelitian.
8. Siswa siswi SMP Negeri 1 Palembang yang bersedia meluangkan
waktu untuk menjadi responden penelitian.
9. Terutama kedua orang tua saya yang tidak henti-hentinya
mencurahkan kasih sayangnya serta selalu memberikan dukungan
dan semangat baik moril maupun spiritual dalam menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini.
10. Teman-teman seperjuangan yang telah memberi semangat.
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun bagi kesempurnaan penelitian selanjutnya. Semoga
Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
bagi pembaca pada umumnya.

Penulis

ix
DAFTAR ISI

BAB Halaman

HALAMAN JUDUL...................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................... ii
PANITIA SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR ........................... iii
PANITIA SIDANG UJIAN AKHIR PROGRAM ............................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. v
ABSTRAK ................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK ....................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ........................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................ 5

BAB II TELAAH PUSTAKA


A. Telaah pustaka.................................................................. 6
1. Remaja.......................................................................... 6
2. Obesitas........................................................................ 7
a. Definisi ...................................................................... 7
b. Faktor-Faktor Penyebab ........................................... 8
c. Dampak ..................................................................... 8
3. Asupan Zat Gizi............................................................. 9
a. Energi........................................................................ 9
b. Protein....................................................................... 10
c. Lemak ....................................................................... 11
d. Karbohidrat................................................................ 11
4. Sayur dan Buah ............................................................ 12
x
BAB Halaman

a. Definisi ...................................................................... 12
b. Manfaat ..................................................................... 13
5. Aktivitas Fisik ................................................................ 14
a. Pengertian................................................................. 14
b. Klasifikasi .................................................................. 14
c. Manfaat ..................................................................... 16
6. Pengetahuan................................................................. 17
7. Gambaran Faktor-Faktor yang Terkait dengan
Kejadian Obesitas pada Remaja................................... 19
B. Kerangka Teori.................................................................. 22
C. Kerangka Konsep.............................................................. 23
D. Definisi Operasional .......................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN


A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 26
B. Jenis dan Rancangan Penelitian....................................... 26
C. Populasi dan Sampel ........................................................ 26
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .................................. 28
E. Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum SMPN 1 Palembang ............................ 32
B. Gambaran Umum Responden .......................................... 34
C. Analisis Data ..................................................................... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ....................................................................... 52
B. Saran................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA.................................................................... 54
LAMPIRAN .................................................................................. 59

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. KATAGORI AMBANG BATAS (Z-SCORE) UMUR 5-


18 TAHUN .................................................................... 7
2. HASIL UKUR AKTIFITAS FISIK ................................... 16
3. KATAGORI PENGETAHUAN GIZI............................... 18
4. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT
JENIS KELAMIN .......................................................... 34
5. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT
USIA ............................................................................. 34
6. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT
PENDIDIKAN AYAH..................................................... 35
7. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT
PENDIDIKAN IBU ........................................................ 35
8. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT
ASUPAN ENERGI ....................................................... 37
9. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT
ASUPAN PROTEIN...................................................... 38
10. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT
ASUPAN LEMAK ......................................................... 38
11. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT
ASUPAN KARBOHIDRAT............................................ 39
12. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT
KONSUMSI SAYUR DAN BUAH ................................. 39
13. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT
AKTIVITAS FISIK ......................................................... 40
14. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT
PENGETAHUAN .......................................................... 41
15. DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT
PENGETAHUAN .......................................................... 41
16. DISTRIBUSI SISWA OBESITAS MENURUT ASUPAN
ENERGI........................................................................ 42

xii
Nomor Halaman

17. DISTRIBUSI SISWA OBESITAS MENURUT ASUPAN


PROTEIN ..................................................................... 43
18. DISTRIBUSI SISWA OBESITAS MENURUT ASUPAN
LEMAK ......................................................................... 45
19. DISTRIBUSI SISWA OBESITAS MENURUT ASUPAN
KARBOHIDRAT ........................................................... 46
20. DISTRIBUSI SISWA OBESITAS MENURUT
KONSUMSI BUAH DAN SAYUR ................................. 47
21. DISTRIBUSI SISWA OBESITAS MENURUT
AKTIVITAS FISIK ......................................................... 49
22. DISTRIBUSI SISWA OBESITAS MENURUT
PENGETAHUAN .......................................................... 50

xiii
DAFTAR GRAFIK

Nomor Halaman

1. PREVALENSI OBESITAS ............................................ 37

xiv
DAFTAR BAGAN

Nomor Halaman

1. KERANGKA TEORI ..................................................... 22


2. KERANGKA KONSEP.................................................. 23

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. PERHITUNGAN BESARAN SAMPEL.......................... 59


2. PENARIKAN SAMPEL ................................................. 60
3. CONTOH PERHITUNGAN AKTIVITAS FISIK.............. 62
4. PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN 63
5. IDENTITAS RESPONDEN ........................................... 64
6. FORM FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE (FFQ) 65
7. KUESIONER AKTIFITAS FISIK ................................... 68
8. KUESIONER PENGETAHUAN .................................... 71

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Sumanto 2009, Obesitas adalah keadaan yang


menunjukkan ketidakseimbangan antara tinggi dan berat badan akibat
jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang
melampaui ukuran ideal (Wahyusari, 2011).
Euromonitor Internasional menyebutkan, di Asia-Pasifik, obesitas
meningkat pesat dan sejumlah negara diprediksi memiliki tingkat
pertumbuhan obesitas tercepat dari tahun 2010 hingga 2020 yakni Vietnam
225%, Hongkong 178%, India 100%, Korea Selatan 80,7%, Selandia Baru
52%, dan Indonesia 50% (Tempo, 2014).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan
bahwa prevalensi Berat badan lebih pada kelompok umur 6-14 tahun secara
nasional menurut jenis kelamin laki-laki yaitu 9,5% dan perempuan 6,4%.
Prevalensi BB lebih pada kelompok umur 6-14 tahun tertinggi di Sumatera
Selatan untuk anak laki-laki yaitu 16,0% dan untuk perempuan di Nanggroe
Aceh Darussalam (NAD) yaitu 12,0% (Badan Litbang Kesehatan RI, 2007).
Riskesdas tahun 2013 menyebutkan pravelensi gemuk pada masa
remaja usia 13-15 tahun secara nasional yaitu sebesar 10,8% yang terdiri
atas 8,3% overweight dan 2,5%nya obesitas, sedangkan di Sumatera
Selatan prevalensi gemuk 11,9% yang terdiri atas 9,5% overweight dan
2,4%nya obesitas. Sebanyak 13 provinsi dengan prevalensi gemuk di atas
nasional, yaitu Jawa Timur, Kepulauan Riau, DKI, Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Bali, Kalimantan Timur, Lampung,
Sulawesi Utara dan Papua (Badan Litbang Kesehatan RI, 2013).
Hasil survey nasional kesehatan berbasis sekolah tahun 2015 di
Indonesia pada remaja SMP tahun 2015 menunjukkan prevalensi obesitas
pada nilai rata-rata indeks massa tubuh berdasarkan kelompok umur 13-15
tahun yaitu sebesar 4,66% (Badan Litbang Kesehatan RI, 2015).

1
2

Troiano 2000, menyatakan asupan makanan sangat mempengaruhi


kejadian kelebihan berat badan. Idealnya energi dan zat-zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh dikonsumsi secara seimbang. Namun, asupan
makanan masyarakat berubah menjadi diet yang tinggi energi, protein dan
lemak tapi rendah karbohidrat kompleks. Kelebihan berat badan
berhubungan dengan asupan makanan yang tinggi karbohidrat sederhana,
tinggi lemak namun asupan air yang lebih rendah (Emirza, 2012).
Miller 2011, mengatakan penyebab obesitas karena gaya hidup
tidak sehat, genetik dan pengaruh lingkungan. Pola makan yang tidak sehat
dan kurangnya konsumsi buah dan sayur (Dewi 2013). Nezu 2003,
menyatakan anak-anak saat ini lebih memilih makanan cepat saji fatty food
dan junkfood yang lebih mudah diakses 24 jam yang rasanya enak, dan
sedikit memilih buah dan sayuran dikarenakan adanya modernisasi (Dewi
2013).
Sebagian besar penduduk Indonesia memiliki tingkat konsumsi
sayur dan buah yang rendah, berdasarkan Riskesdas 2013 yaitu 93,5%
penduduk ≥10 tahun kurang konsumsi sayur dan buah, sedangkan di
Sumatera Selatan yaitu sebesar 94,8%, namun di Kota Palembang ternyata
lebih tinggi dari angka nasional dan provinsi yaitu sebesar 96,3% penduduk
≥10 tahun kurang konsumsi sayur dan buah (Badan Litbang Kesehatan RI,
2013).
Rendahnya aktivitas fisik merupakan faktor utama yang
mempengaruhi obesitas. Menurut Riskesdas 2013, secara nasional
penduduk ≥10 tahun dengan aktivitas fisik kurang aktif sebesar 26,1%,
sedangkan di Sumatera Selatan sebesar 26,7%, namun di Kota Palembang
ternyata lebih tinggi dari angka nasional dan provinsi yaitu sebesar 30,8%
penduduk ≥10 tahun dengan aktifitas fisik kurang aktif (Badan Litbang
Kesehatan RI, 2013).
Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi dan perubahan
kebiasaan makan pada masa remaja adalah pengetahuan gizi yang rendah.
Sediaoetama (2000) berpendapat bahwa kesalahan dalam memilih
3

makanan dan kurang cukupnya pengetahuan tentang gizi akan


mengakibatkan timbulnya masalah gizi (Rosita, 2013).
Kelebihan berat badan berdampak pada masalah yang menyangkut
perkembangan sosial dan emosional remaja, seperti percaya diri rendah
dan diganggu anak lain. Masalah pada pola tingkah laku dan pola belajar,
seperti memiliki kemampuan bersosialisasi lebih rendah daripada remaja
dengan berat normal sehingga menyebabkan remaja menarik diri dari
pergaulan sosial mereka (Misnadiarly, 2007).
Dari hasil observasi awal di SMP Negeri 1 Palembang banyak
terdapat fast food disekitar lingkungan sekolah dibandingkan dengan sayur
dan buah, siswa lebih banyak mengonsumsi fast food yang lebih mudah
diakses sehingga kurangnya mengonsumsi sayur dan buah. Jika asupan
siswa berlebihan maka akan berpengaruh terhadap status gizi yaitu
obesitas. Dikarenakan kegemukan atau obesitas pada remaja sangat
berisiko tinggi untuk menjadi obesitas ketika dewasa, dengan makan sayur
dan buah dapat membantu menerapkan pola makan sehat untuk
mengontrol dan mengatur berat badan.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang gambaran asupan zat gizi, konsumsi sayur dan buah,
aktivitas fisik, dan pengetahuan pada remaja obesitas di SMP Negeri 1
Palembang.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, prevalensi obesitas pada


kelompok umur 13-15 tahun di Sumatera Selatan sebesar 2,4% di bawah
angka nasional yaitu 2,5%, namun Provinsi Sumatera Selatan menduduki
peringkat keempat dari 34 provinsi. Tingginya angka prevalensi obesitas
pada remaja akan berdampak pada gangguan psikososial seperti rasa
rendah diri, depresif dan menarik diri dari lingkungannya, maka dapat
dirumuskan permasalahannya yaitu “Bagaimana gambaran asupan zat gizi,
4

konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik dan pengetahuan pada remaja
obesitas di SMP Negeri 1 Palembang?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Diketahui gambaran asupan zat gizi, konsumsi sayur dan buah,
aktivitas fisik, dan pengetahuan pada remaja obesitas di SMP Negeri 1
Palembang.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui prevalensi obesitas pada remaja SMP Negeri 1 Palembang
b. Diketahui gambaran asupan zat gizi (Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat)
pada remaja obesitas di SMP Negeri 1 Palembang
c. Diketahui gambaran konsumsi sayur dan buah pada remaja obesitas di
SMP Negeri 1 Palembang
d. Diketahui gambaran aktivitas fisik pada remaja obesitas di SMP Negeri 1
Palembang
e. Diketahui gambaran pengetahuan gizi pada remaja obesitas di SMP
Negeri 1 Palembang
f. Diketahui gambaran asupan zat gizi dengan obesitas pada remaja di SMP
Negeri 1 Palembang
g. Diketahui gambaran konsumsi sayur dan buah dengan obesitas pada
remaja obesitas di SMP Negeri 1 Palembang
h. Diketahui gambaran aktivitas fisik dengan obesitas pada remaja obesitas
di SMP Negeri 1 Palembang
i. Diketahui gambaran pengetahuan gizi dengan obesitas pada remaja
obesitas di SMP Negeri 1 Palembang
5

D. Manfaat

a. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengalaman penelitian dalam menerapkan ilmu
yang telah didapatkan selama dibangku perkuliahan.
b. Bagi Akademis
Tersedia referensi atau kepustakaan terkait obesitas dan sebagai bahan
masukan pembelajaran untuk penelitian lebih lanjut guna peningkatan
mutu penelitian
c. Bagi Pihak Sekolah
Dapat memberikan saran kepada pihak sekolah, sehingga dapat
memberikan perhatian dan intervensi terhadap remaja yang mengalami
obesitas.
d. Bagi Masyarakat
Menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
asupan zat gizi makro, konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, dan
pengetahuan untuk menjaga status gizi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Remaja
Menurut WHO 2014, remaja adalah penduduk dengan rentan usia
10-19 tahun. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dengan rentan usia 10-18 tahun dan menurut
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentan usia
remaja adalah 10-14 tahun dan belum menikah. Masa remaja merupakan
periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik
secara fisik, psikologis maupun intelektual (Mokoginta, 2016).
Monks 2002, menyatakan remaja adalah seseorang yang berada
dalam rentang usia 12- 21 tahun dengan pembagian menjadi tiga masa,
yaitu masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja tengah 15-18 tahun, dan
masa remaja akhir 18- 21 tahun (Islamiyati, 2014).
Sedangkan menurut Brown 2005, remaja adalah individu yang
berusia 11-21 tahun yang mengalami perubahan baik secara biologis,
emosional, sosial dan kognitif dari fase anak-anak menjadi dewasa (Emirza,
2012).
Menurut Stang 2005, remaja perempuan akan mengalami
peningkatan berat badan sebanyak 8,3 kg pertahun selama puncak
pertambahan berat badan yang terjadi sekitar umur 12,5 tahun. Pada masa
pubertas peningkatan berat badan pada remaja perempuan rata-rata
sebanyak 17,5 kg/tahun. Sedangkan remaja laki-laki mengalami
peningkatan berat badan rata-rata sebanyak 9 kg/tahun (Emirza, 2012).
Perilaku konsumsi remaja adalah aktivitas atau kegiatan yang
berkaitan dengan mengkonsumsi suatu produk pada remaja. Remaja lebih
sering menghabiskan waktu dengan teman sebaya dan teman bermainnya.
Remaja mempunyai perilaku makan sendiri yang perlu mendapat perhatian

6
7

khusus, karena remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan


yang cepat (Islamiyati, 2014).

2. Obesitas
a. Definisi
Menurut Sumanto 2009, Obesitas adalah keadaan yang
menunjukkan ketidakseimbangan antara tinggi dan berat badan akibat
jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang
melampaui ukuran ideal (Wahyusari, 2011).
Obesitas adalah suatu penyakit serius yang dapat mengakibatkan
masalah emosional dan sosial. Seseorang disebut obesitas apabila
kelebihan berat badan mencapai lebih 20% dari berat normal. Obesitas
saat ini menjadi permasalahan dunia bahkan Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mendeklarasikan sebagai epidemic global (Susi,2010).
Klasifikasi status gizi berdasarkan batasan Kementerian Kesehatan
RI telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No:1995/Menkes/SK/XII/2010. Standar pertumbuhan yang menjadi acuan
adalah standar pertumbuhan WHO 2005. Klasifikasi status gizi tersebut
adalah seperti pada Tabel 1 berikut.

TABEL 1

KATEGORI AMBANG BATAS (Z-Score) UMUR 5-18 TAHUN

Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)


Sangat kurus <-3 SD
Indeks Massa
Kurus -3 SD s.d.<-2 SD
Tubuh Menurut
Normal -2 SD s.d.<1 SD
Umur (IMT/U)
Gemuk >1 SD s.d.2 SD
Umur 5-18 tahun
Obesitas >2 SD
Sumber : Kemenkes RI Tahun 2010
8

b. Faktor-faktor Penyebab Obesitas


Menurut Atikah Proverawati 2010, menegaskan secara ilmiah,
obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang
diperlukan tubuh. Meskipun penyebab utamanya belum diketahui, namun
obesitas pada remaja terlihat cenderung kompleks, multifaktoral, dan
berperan sebagai pencetus terjadinya penyakit kronis yang berperan
terjadinya penyakit kronis dan degenerative. Faktor risiko yang berperan
terjadinya obesitas yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan orang tua,
pekerjaan orang tua, faktor genetik, faktor lingkungan, faktor psikososial,
faktor kesehatan, faktor perkembangan, dan aktivitas fisik (Imron 2015).
Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara asupan dan
aktivitas fisik guna pengeluaran energi yang diperlukan tubuh.
Ketidakseimbangan ini didapat dari berlebihnya energi yang diperoleh dan
atau berkurangnya energi yang dikeluarkan untuk metabolisme tubuh.
Meskipun penyebab utamanya belum diketahui, namun obesitas pada
remaja terlihat cenderung kompleks, multifaktor, dan berperan sebagai
pencetus terjadinya penyakit kronis dan penyakit degeneratif (Gibney,
2008). 6
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas seperti
faktor genetik, lingkungan, psikis, kesehatan, obat-obatan, perkembangan,
pengetahuan dan aktivitas fisik. Sedangkan faktor lingkungan yaitu gaya
hidup, pengetahuan dan bagaimana pola makan seseorang (Muwakhidah,
2008).
Miller 2011, mengatakan penyebab obesitas karena gaya hidup
tidak sehat, genetik dan pengaruh lingkungan. Pola makan yang tidak sehat
dan kurangnya konsumsi buah dan sayur (Dewi, 2013).

c. Dampak Obesitas
Penelitian Daniel 1997, memperlihatkan bahwa ada hubungan
yang sangat erat antara psikologis dengan obesitas pada remaja, terutama
dalam bentuk depresi. Seseorang yang mengalami obesitas cenderung di
9

cap sebagai orang yang susah bergaul dan mudah tersinggung. Orang
yang obesitas akan mencap sebagian dari temannya sebagai orang yang
suka mengolok-olok. Masalah psikologis yang paling umum didapatkan
adalah cemas, gangguan makan. Depresi pada obesitas dapat muncul
karena pertentangan batin antara keinginan untuk memperoleh bentuk
tubuh yang ideal dan kenyataan yang ada (Indika, 2010)
Obesitas pada remaja akan berisiko terjadinya obesitas pada saat
dewasa dan berpotensi mengakibatkan gangguan metabolisme glukosa
dan penyakit degeneratif sepeti penyakit jantung, penyumbatan pembuluh
darah dan lain-lain (Sartika, 2011)

3. Asupan Zat Gizi


Zat gizi makro adalah ikatan kimia yang diperuntukkan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan (Atmatsier,
2009)
a. Energi
Energi adalah zat yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk
mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas
fisik (Dewi, 2012).
Almatsier (2009) mengemukakan bahwa kebutuhan energi dalam
keadaan sehat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas fisik serta
kondisi khusus seperti ibu hamil dan menyusui. Komponen utama yang
menentukan kebutuhan energi adalah Angka Metabolisme Basal (AMB)
dan aktivitas fisik. Kebutuhan gizi dalam keadaan sakit, selain tergantung
pada faktor-faktor yang mempengaruhi dalam keadaan sehat juga
dipengaruhi oleh jenis, berat ringannya panyakit dan faktor stres.
Kekurangan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan
kurang dari energi yang dikeluarkan. Tubuh akan mengalami
keseimbangan energi negatif. Akibatnya berat badan kurang dari berat
badan seharusnya (ideal). Adapun jika kelebihan energi terjadi bila
10

konsumsi energi melalui makanan melebihi energi yang dikeluarkan.


Kelebihan ini akan diubah menjadi lemak tubuh. Akibatnya terjadi berat
badan lebih atau kegemukan. Kegemukan dapat menyebabkan gangguan
dalam fungsi tubuh, merupakan risiko untuk menderita penyakit kronis,
seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung koroner dan dapat
memperpendek harapan hidup (Almatsier, 2009).
Kebutuhan energi remaja per hari (kg/BB) usia 13-15 tahun pada
laki-laki sebesar 2475 Kkal sedangkan pada perempuan sebesar 2125 Kkal
(WKNPG, 2013).
Menurut WKNPG (2013) klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi
dua dengan cut of point masing-masing sebagai berikut :
Baik : 80 % - 110 % AKG
Lebih : >110 % AKG

b. Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air yang mempunyai fungsi khas yang tidak dapat
digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan
jaringan tubuh. Kebutuhan protein normal adalah sebesar 10-15% dari
kebutuhan energi total (Almatsier, 2009).
Protein tersebut harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Bila
jumlahnya berlebih atau tinggi dapat memperburuk insufiensi ginjal.
Sedangkan bila kekurangan dapat menyebabkan kelemahan, edema,
bahkan kwashiorkor dan marasmus (Hidayat, 2008)
Kebutuhan protein remaja per hari (kg/BB) usia 13-15 tahun pada
laki-laki sebesar 72 gram sedangkan pada perempuan sebesar 69 gram
(WKNPG, 2013).
Menurut WKNPG (2013) klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi
dua dengan cut of point masing-masing sebagai berikut :
Baik : 80 % - 110 % AKG
Lebih : >110 % AKG
11

c. Lemak
Lemak merupakan sumber yang kaya akan energi dan pelindung
organ tubuh terhadap suhu serta dapat membantu memberikan rasa
kenyang atau penundaan waktu pengosongan lambung. Komponen lemak
harus tersedia dalam jumlah yang cukup, bila kekurangan menyebabkan
terjadinya perubahan kulit khususnya asam linoleat yang rendah dan berat
badan berkurang. Namun bila kelebihan lemak terlalu banyak dapat
menyebabkan hiperlipidemia, hiperkolestrol, penyumbatan pembuluh
darah, dan lain-lain (Hidayat,2008)
Menurut Almatsier (2006), kebutuhan lemak normal adalah sebesar
15-30% dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan lemak remaja per hari (kg/BB) usia 13-15 tahun pada
laki-laki sebesar 83 gram sedangkan pada perempuan sebesar 71 gram
(WKNPG, 2013).
Menurut WKNPG (2013) klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi
dua dengan cut of point masing-masing sebagai berikut :
Baik : 80 % - 110 % AKG
Lebih : >110 % AKG

d. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan
mudah di setiap makanan dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup.
Kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada dapat
menyebabkan kelaparan dan berat badan menurun, sedangkan bila
kelebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan atau obesitas
(Hidayat, 2008)
Menurut Almatsier (2006), kebutuhan karbohidrat normal adalah
sebesar 55-75% dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan karbohidrat remaja per hari (kg/BB) usia 13-15 tahun
pada laki-laki sebesar 340 gram sedangkan pada perempuan sebesar 292
gram (WKNPG, 2013).
12

Menurut WKNPG (2013) klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi


dua dengan cut of point masing-masing sebagai berikut :
Baik : 80 % - 110 % AKG
Lebih : >110 % AKG

4. Konsumsi Sayur dan Buah


a. Definisi
Sediaoetomo 2004 menyatakan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, buah merupakan bagian tumbuhan yang berasal dari bunga
atau putih dan biasanya berbiji, sedangkan sayur merupakan daun-daunan,
tumbuh-tumbuhan, polong atau bijian, dan sebagainya yang dapat dimasak.
Namun secara botani, buah merupakan bagian dari tanaman yang
strukturnya mengelilingi biji dimana struktur tersebut berasal dari indung
telur atau sebagai bagian dari bunga itu sendiri. Sayur adalah bahan
makanan yang berasal dari bagian tumbuhan seperti daun, batang, dan
bunga (Farida, 2010).
Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO, 2003)
secara umum menganjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan untuk
hidup sehat sejumlah 400 g perorang perhari, yang terdiri dari 250 g sayur
dan 150 g buah (Farida, 2010).
Dalam mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari perlu mengikuti
Pedoman Gizi Seimbang sesuai Permenkes No. 41 Tahun 2014. Sebanyak
3-4 porsi sayur dan 2-4 porsi buah setiap hari atau setengah bagian piring
berisi buah dan sayur (lebih banyak sayuran) setiap kali makan. Orang
Indonesia dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 g per
orang per hari bagi anak balita dan anak usia sekolah, dan 400-600 g per
orang per hari bagi remaja dan orang dewasa (Kemenkes RI, 2014).
Menurut Ruwaidah 2007, beberapa dampak apabila seseorang
kurang mengkonsumsi sayur dan buah antara lain meningkatkan kolestrol
darah, gangguan penglihatan mata, menurunkan kekebalan tubuh,
13

meningkatkan risiko kegemukan, meningkatkan risiko kanker kolon,


meningkatkan risiko sembelit (Farida, 2010).

b. Manfaat Sayur dan Buah


Kandungan zat gizi yaitu serat, vitamin dan mineral pada buah dan
sayur memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan. WHO menganjurkan
konsumsi sayuran dan buah-buahan bagi orang Indonesia adalah 300-400
gram per orang per hari. Berikut beberapa manfaat mengkonsumsi buah
dan sayur diantaranya adalah (Sari, 2012) :
1. Mengontrol berat badan atau obesitas
Manfaat buah dan sayur salah satunya yaitu berfungsi mengontrol
berat badan atau kegemukan (obesitas). Kandungan serat didalam
buah dan sayur membuat rasa kenyang lebih lama sehingga mencegah
konsumsi makanan yang berlebihan.
2. Mampu menurunkan tekanan darah
Beberapa buah dan sayur memiliki kandungan yang mampu
menurunkan tekanan darah. Apabila memiliki riwayat tekanan darah
tinggi, bisa mengkonsumsi buah dan sayur seperti buah pisang,
kentang, buah bit bahkan wortel serta buah dan sayur lain yang
mengandung kandungan potasium yang cukup tinggi.
3. Menurunkan kadar kolesterol
Kadar kolesterol yang tinggi akan memiliki dampak pada kesehatan
tubuh seperti risiko terkena penyakit jantung. Kadar kolesterol ini masih
bisa diturunkan dengan rajin mengonsumsi buah dan sayur. Jenis buah
dan sayur yang bisa dikonsumsi diantaranya adalah buah pear, sayur
bayam sampai dengan sayur labu.
4. Sistem kekebalan tubuh yang meningkat
Manfaat buah-buahan dan sayur-sayuran lainnya adalah mampu
meningkatkan sistem kekebalan pada tubuh. Hal tersebut dikarenakan
pada buah dan sayur memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi.
14

Kandungan vitamin C ini yang akan menjaga tubuh tetap sehat dan fit
serta tidak mudah sakit.
5. Gigi dan tulang lebih sehat dan kuat
Buah dan sayur juga memiliki kandungan vitamin dan mineral yang
mampu menjaga kesehatan tulang serta gigi. Mengonsumsi buah dan
sayur yang mengandung kandungan kalsium yang tinggi seperti bayam
dan lobak.

5. Aktivitas Fisik
a. Pengertian Aktifitas fisik
Menurut Adisapoetra 2007, aktivitas fisik merupakan gerakan
tubuh yang terjadi karena adanya gerakkan otot-otot rangka, kemudian
mengakibatkan terjadinya pengeluaran enegi. Besarnya energi yang
dikeluarkan dapat dinyatakan dalam satuan kilokalori (kkal). Aktifitas fisik
sangat beragam, mulai dari ringan, sedang, dan berat. Perbaikan akan
kesehatan merupakan salah satu manfaat aktivitas fisik yang dilakukan
secara teratur (Emirza, 2012)
Faktor individu seperti pengetahuan dan persepsi tentanghidup
sehat, motivasi, kesukaan berolahraga, harapan tentang keuntungan
melakukan aktifitas fisik akan mempengaruhiseseorang untuk melakukan
aktifitas fisik. Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap seseorang rutin
melakukan aktifitas fisik atau tidak adalah faktor umur, genetik, jenis
kelamin dan kondisi suhu dan geografis (Welis, 2013).

b. Klasifikasi Aktifitas Fisik


Data aktivitas fisik dapat diperoleh melalui International Physical
Activity Questionnair (IPAC) Short Form yang terdiri beberapa pertanyaan.
IPAC dapat menunjukkan validitas dan realibilitas yang baik dan
memungkinkan merinci kegiatan seperti berjalan, intensitas sedang, dan
aktivitas fisik intensitas berat.
15

Sari (2012) menyebutkan aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi


tiga tingkatan, aktivitas fisik yang sesuai untuk remaja sebagai berikut :
1. Kegiatan ringan
Hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak
menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan
(endurance). Contoh : berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci baju/piring,
mencuci kendaraan, berdandan, duduk, les di sekolah, les di luar
sekolah, mengasuh adik, nonton TV, aktivitas main play station, main
komputer, belajar di rumah, nongkrong.
2. Kegiatan sedang
Membutuhkan tenaga intens atau terus menerus, gerakan otot
yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh: berlari kecil, tenis
meja, berenang, bermain dengan hewan peliharaan, bersepeda,
bermain musik, jalan cepat.
3. Kegiatan berat :
Nurmalina 2011, menyatakan kegiatan berat biasanya
berhubungan dengan olahraga dan membutuhkan kekuatan (strength),
membuat berkeringat. Contoh : berlari, bermain sepak bola, aerobik,
bela diri (misal karate, taekwondo,pencak silat) dan outbond.
Berdasarkan aktivitas fisik di atas, dapat disimpulkan faktor kurangnya
aktivitas fisik anak penyebab dari obesitas. Lakukan minimal 30 menit
olahraga sedang untuk kesehatan jantung, 60 menit untuk mencegah
kenaikan berat badan dan 90 menit untuk menurunkan berat badan.
Skor nilai aktivitas fisik dilihat dalam MET-menit/ minggu
berdasarkan penjumlahan dari aktivitas fisik berjalan, aktivitas sedang, dan
aktivitas berat dalam durasi (menit) dan frekuensi (hari). MET merupakan
hasil dari perkalian BMR dan MET-menit merupakan hasil dari perhitungan
dengan mengalikan skor MET dengan kegiatan yang dilakukan dalam
menit. Nilai MET untuk berjalan adalah 3.3, aktivitas sedang adalah 4.0,
dan aktivitas berat adalah 8.0.
16

Perhitungan aktivitas fisik adalah sebagai berikut:


Total MET-menit/minggu = aktvitas berat (METs x durasi x
frekuensi) + aktivitas sedang (METs x durasi x frekuensi) + aktivitas
berjalan (METs x durasi x frekuensi). Untuk lebih jelas dapat dilihat di
Lampiran 3.

TABEL 2
HASIL UKUR AKTIVITAS FISIK DENGAN IPAC

Aktivitas Fisik Keterangan


Aktivitas berat >1500 METs-min/minggu
Aktivitas sedang 600-1500 METs-min/minggu
Aktivitas ringan <600 METs-min/minggu
Sumber : IPAC, 2005

c. Manfaat Aktivitas Fisik


Menurut Nurmalina 2011, remaja membutuhkan aktivitas fisik
karena memiliki banyak manfaat dalam jangka waktu panjang terutama
untuk masa. Beberapa keuntungan untuk remaja dari aktif secara fisik
antara lain (Sari, 2012) :
1. Membantu menjaga otot dan sendi tetap sehat.
2. Membantu meningkatkan mood atau suasana hati.
3. Membantu menurunkan kecemasan, stress dan depresi (faktor yang
berkontribusi pada penambahan berat badan).
4. Membantu untuk tidur yang lebih baik.
5. Menurunkan resiko penyakit penyakit jantung, stroke, tekanan darah
tinggi dan diabetes.
6. Meningkatkan sirkulasi darah.
7. Meningkatkan fungsi organ-organ vital seperti jantung dan paru-paru.
8. Mengurangi kanker yang terkait dengan kelebihan berat badan.
17

6. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan merupakan hasil tahu
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Aminudin, 2016).
a. Pengetahuan(Knowledge)
Pengetahuan diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Yang termasuk pengetahuan ini adalah bahan yang
dipelajari/rangsang yang diterima.
b. Memahami(Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
meng-interpretasikan suatu materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (riil).
Aplikasi disini dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks lain.
d. Analisis(Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam kaitannya
suatusama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
kata-kata kerja.
e. Sintesis(Synthesis)
Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk menjelaskan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Bisa diartikan juga sebagai kemampuan untuk menyusun formasi
baru dari formasi-formasi yang ada.
f. Evaluasi(Evaluation)
18

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan


penelitian terhadap suatu obyek. Penelitian ini berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan
zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman
dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah
makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta
bagaimana hidup sehat (Rosita, 2013). Tingkat pengetahuan seseorang
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang
pada akhirnya berpengaruh pada keadaan gizi yang bersangkutan.
Khomsan 2000, pengukuran pengetahuan gizi dapat dilakukan
dengan menggunakan instrument berbentuk pertanyaan pilihan benar
salah. Di dalam menyusun instrument ini diperlukan jawaban memilih
peryataan benar atau salah. Dan responden hanya memilih jawaban yang
menurutnya tepat (Rosita, 2013).
Pengukuran pengetahuan disesuaikan dengan pengetahuan yang
akan diukur dan penilaiannya. Nilai nol (0) jika responden menjawab salah
dan nilai satu (1) jika menjawab pertanyaan dengan benar. Jumlah
pertanyaan yang benar dibagi jumlah soal di kali dengan 100%. Hasil
jawaban yang benar terhadap jumlah soal selanjutnya akan dibandingkan
dengan cut of point (Rosita, 2013).
Kategori pengetahuan gizi bisa dibagi dalam 3 kelompok yaitu
baik, sedang, dan kurang. Cara pengkategorian dilakukan dengan
menetapkan cut of point dari skor yang telah dijadikan persen.
TABEL 3
KATEGORI PENGETAHUAN GIZI
Kategori Pengetahuan Gizi Skor
Baik > 80%
Sedang 60 – 80%
Kurang < 60%
Sumber : Khomsan, 2000
19

7. Gambaran Faktor-Faktor yang Terkait dengan Kejadian Obesitas pada


Remaja
a. Gambaran Asupan Zat Gizi (Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat)
a.1. Gambaran Asupan Energi
Almatsier 2005 menyebutkan bahwa obesitas terjadi karena
jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan tidak seimbang dengan
jumlah pengeluarannya sehingga kelebihan energi ini akan disimpan di
tubuh dalam bentuk lemak. Apabila asupan energi ini berlebihan, apalagi
melampaui kebutuhan, maka dalam jangka waktu panjang akan
menimbulkan kegemukan (Utami, 2017).
Vertikal 2012 menyebutkan bahwa ada hubungan bermakna
antara asupan energi dengan gizi lebih dimana responden dengan asupan
energi tinggi memiliki peluang tiga kali lipat menjadi gizi lebih dibandingkan
dengan responden dengan asupan energi cukup. Kelebihan energi yang
berasal dari konsumsi makanan berlebih akan disimpan sebagai lemak
tubuh (Wulandari, 2015).
a.2. Gambaran Asupan Protein
Asupan protein secara langsung memiliki hubungan dengan
obesitas karena bila seseorang mengkonsumsi banyak protein dalam
makanannya dari yang dapat digunakan jaringannya, sebagian besar dari
jumlah yang berlebihan ini disimpan sebagai lemak (Emirza, 2012).
Almatsier 2004 menjelaskan bahwa dalam keadaan berlebihan,
protein akan mengalami deaminase. Nitrogen dikeluarkan dari tubuh dan
sisa-sisa ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan didalam
tubuh. Dengan demikian, konsumsi protein secara berlebihan juga dapat
menyebabkan kegemukan dan obesitas (Kurdanti, 2015).
a.3. Gambaran Asupan Lemak
Asupan lemak yang melebihi kebutuhan dalam jangka waktu yang
lama dapat memicu timbulnya obesitas. Makanan tinggi lemak mempunyai
rasa yang lezat dan kemampuan mengenyangkan yang rendah, sehingga
dapat dikonsumsi secara berlebihan. Lemak mempunyai kapasitas
20

penyimpanan yang tidak terbatas. Kelebihan asupan lemak tidak diiringi


peningkatan oksidasi lemak sehingga sekitar 96% lemak akan disimpan
dalam tubuh (Kharismawati, 2011).
Konsumsi banyak lemak terutama yang mengandung banyak
asam lemak jenuh rantai panjang, dapat meningkatkan kadar kolestrol
darah. Pada orang yang obesitas juga terdapat peningkatan kadar
kolestrol darah (Mokoginta, 2016).
a.4. Gambaran Asupan Karbohidrat
Depkes 2002 menyebutkan seseorang yang mengkonsumsi
karbohidrat dalam porsi besar akan meningkatkan pengeluaran insulin,
menambah penyimpanan lemak, dan meningkatkan level serum trigliserida.
Kelebihan asupan tersebut akan disimpan di dalam otot atau lemak.
Namun jika terus-menerus menumpuk dan berlangsung lama tentu saja
akan menyebabkan kegemukan (Restiani, 2012).
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Jika
asupan karbohidrat melebihi kebutuhan maka sel dapat mengubah
karbohidrat menjadi lemak. Perubahan ini terjadi didalam hati. Lemak ini
kemudian dibawa ke sel-sel lemak yang dapat menyimpan lemak dalam
jumlah yang tidak terbatas sehingga dapat menyebabkan kenaikan berat
badan (Bantarpraci, 2011).

b. Konsumsi Sayur dan Buah


Anak-anak memilih buah dan sayur berdasarkan rasa karena
memiliki preferensi makanan sendiri. Seperti yang dikatakan Raine (2005)
bahwa sebagian besar pada masa anak-anak memiliki makanan
berdasarkan rasa makanan. Sebagian besar nak-anak lebih memilih rasa
manis dibandingkan rasa pahit (Dewi, 2013)
Dapat diketahui bahwa asupan sayur dan buah pada responden
memberikan pengaruh terhadap kejadian obesitas. Dengan kata lain
apabila seseorang cukup dalam mengkonsumsi buah tidak menutup
kemungkinan untuk menderita obesitas. Faktor risiko utama yang
21

menyebabkan obesitas adalah faktor perilaku yaitu pola makan yang tidak
sehat ditambah dengan konsumsi serat (buah dan sayur) tidak mecukupi,
fisik yang tidak aktif, dan merokok (Sartika, 2011).

c. Gambaran Aktivitas Fisik


Remaja yang kurang melakukan aktivitas fisik cenderung
mengalami obesitas karena kurangnya aktivitas menyebabkan
menumpuknya lemak tubuh yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik yang
tidak mengimbangi asupan makan juga menjadi pemicu terjadinya
obesitas pada remaja. Kemajuan teknologi masa kini membuat para
remaja lebih sering menghabiskan waktu dengan duduk berjam-jam
memainkan smartphone, main komputer dan juga menonton TV sehingga
kurangnya melakukan aktivitas lainnya seperti bermain sepak bola atau
olahraga lainnya (Hendra dkk, 2016).
Syarif 2006 menyatakan aktivitas fisik yang ringan menyebabkan
keluaran energi menjadi rendah sehingga terjadi ketidakseimbangan
antara masukan energi yang lebih banyak dibandingkan energy yang
keluar. Akibat dari sedikitnya energy yang keluar dari tubuh, maka sisa dari
energi tersebut akan tersimpan menjadi lemak dan kemudian menjadi
overweight sehingga berlanjut menjadi obesitas (Putra, 2017).

d. Gambaran Pengetahuan
Menurut Suhardjo 1989 menyatakan kurangnya pengetahuan gizi
atau kurangnya kemampuan untuk menerapkan informasi yang diperoleh
dalam kehidupan sehari-hari merupakan faktor penting dalam penentuan
status gizi seseorang (Manalu, 2014).
Permaesih 2003 menyatakan bahwa pengetahuan dan praktek gizi
remaja yang rendah tercermin dari perilaku menyimpang dalam kebiasaan
memilih makanan. Remaja yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan
lebih mampu memilih makanan sesuai dengan kebutuhannya (Patmawati,
2015).
22

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas seperti


faktor genetik, lingkungan, psikis, kesehatan, obat-obatan, perkembangan,
pengetahuan dan aktivitas fisik. Sedangkan faktor lingkungan yaitu gaya
hidup, pengetahuan dan bagaimana pola makan seseorang (Muwakhidah,
2008).

B. Kerangka Teori

Kerangka teori di bawah ini hasil modifikasi yang telah


dikemukakan oleh Gibney (2008), Muwakhidah (2008), Dewi (2013)

Obesitas

Lingkungan Keseimbangan Energi Genetik

Gaya Pengetahuan Pola


Hidup Makan

Aktivitas Fisik Asupan

Bagan 1.
Faktor Risiko Kejadian Obesitas
23

C. Kerangka Konsep

Asupan Zat Gizi


(Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat)

Konsumsi Sayur dan Buah


Obesitas

Aktivitas Fisik

Pengetahuan

Bagan 2.
Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Obesitas

D. Definisi Operasional

1. Obesitas
Kelebihan berat badan pada tubuh yang diukur dengan pengukuran tinggi
badan dan pengukuran berat badan sehingga akan didapat nilai Indeks
Massa Tubuh (IMT) dengan rumus berat badan dalam kilogram dibagi
dengan tinggi badan dalam meter dan dikuadratkan (IMT = BB/TB 2),
kemudian hasil IMT dibandingkan menurut umur.
Cara Ukur : Antropometri
Alat Ukur : Timbangan Injak dan Microtoice
Hasil Ukur : Obesitas : >2 SD
(Kemenkes RI, 2010)
Skala Pengukuran : Rasio
24

2. Asupan Zat Gizi


Jumlah rata-rata asupan zat gizi (Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat) pada
makanan yang dikonsumsi siswa baik di dalam rumah maupun di luar
rumah yang diambil menggunakan metode Food Frequency Questionnaire
(FFQ) melalui wawancara dan dianalisa secara komputerisasi.
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Food Frequency Questionnaire (FFQ)
Hasil Ukur : 1. Baik, bila 80-110% AKG
2. Lebih, bila >110% AKG
(LIPI, 2013)
Skala Ukur : Ordinal

3. Konsumsi Sayur dan Buah


Asupan sayur adalah jumlah sayur dan buah rata-rata dalam sehari yang
dikonsumsi oleh responden yang diperoleh dengan wawancara
menggunakan Food frequencyQuestionnaire (FFQ) .
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Food frequencyQuestionnaire (FFQ)
Hasil Ukur : 1. Baik : ≥400-600 g/hari
2. Kurang : <400 g/hari
(Kemenkes RI, 2014)
Skala ukur : Ordinal

4. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dilakukan responden
selama seminggu terakhir berdasarkan perhitungan MET menit/minggu dan
dibagi ke dalam kategori ringan, sedang, dan berat.
Alat Ukur : Kuesioner International Physical Activity
Questionnaire (IPAC)
Cara Ukur : Wawancara
Hasil Ukur : 1. Ringan : <600 METs-min/minggu
2. Sedang: 600 – 1500 METs-min/minggu
25

3. Berat : >1500 METs-min/minggu


(IPAC, 2005)
Skala Pengukuran : Ordinal
5. Pengetahuan
Tingkat pemahaman responden terhadap pengetahuan gizi secara umum
yang dimiliki oleh siswa berdasarkan kemampuan berfikir. Dilakukan
dengan pembagian kuesioner kepada setiap sampel kemudian hasil
pengisian kuesioner tersebut dinilai dengan cara jawaban yang benar
dibagi jumlah soal dikali 100%.
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Kuesioner
Hasil Ukur : 1. Baik, jika skor>80%
2. Sedang, jika skor 60-80%
3. Kurang, jika skor <60%
(Khomsan, 2000)
Skala Ukur : Ordinal
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Palembang pada


bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2018.

B. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan


rancangan studi kasus yang sebagai hasilnya akan diperoleh pemahaman
yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar
bagi riset selanjutnya.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i kelas VII dan
VIII SMP Negeri 1 Palembang sebanyak 486 siswa yang terdiri dari 230
siswa kelas VII dan 256 siswa kelas VIII.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah siswa/i yang mengalami
obesitas di SMP Negeri 1 Palembang.
Responden yang masuk dalam kriteria penelitian ini adalah :
a. Siswa/i yang mengalami obesitas (z-score : > 2SD)
b. Siswa/i SMP Negeri 1 Palembang
c. Responden bisa diajak berkomunikasi
d. Bersedia diikutsertakan dalam penelitian

26
27

3. Besar Sampel

Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus


(Lemeshow, et al, 1997) berikut :
Perhitungan besar sampel menggunakan rumus Lemeshow
1− . .
=
( − 1) + 1− .

Keterangan :
n : Besar sampel yang di butuhkan
N : Jumlah populasi (486)
Z (1-α/2) : Koefisien kepercayaan 95% (1,96)
p : Prevalensi obesitas di Sumatera Selatan (2,4%)
q : 1 – P (0,976)
d : presisi absolut yang diinginkan (5%)

Dari hasil perhitungan menggunakan rumus di atas, diperoleh


jumlah sampel minimal sebanyak 34 orang. Kemudian, penambahan 10%
sampel lose to follow up, sehingga didapat jumlah sampel maksimal
sebanyak 37 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat di Lampiran 1.

4. Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Proporsional Stratified


Random Sampling merupakan suatu metode pengambilan sampel dimana
populasi bersifat heterogen yang kemudian dibagi-bagi untuk menentukan
jumlah sampel yang diambil dalam setiap tingkatan. Tingkat yang diambil
yaitu tingkat VII dan VIII. Setelah diketahui jumlah besar sampel pada
masing-masing kelas, maka untuk penarikan sampel dilakukan teknik
simple random sampling cara undian sampai diperoleh sejumlah sampel
yang diperlukan. Untuk lebih jelas dapat dilihat di Lampiran 2.
28

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


1. Jenis Data
Data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer meliputi data obesitas, asupan zat
gizi, konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik dan pengetahuan. Sedangkan
data sekunder berupa data gambaran umum SMP Negeri 1 Palembang,
fasilitas yang ada di sekolah, jumlah pengajar, jumlah siswa.

2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data terdiri dari dua tahap, tahap pertama yaitu


skrinning untuk mengetahui prevalensi obesitas, dilakukan oleh mahasiswa
jurusan gizi sebanyak 3 orang. Kemudian di tahap kedua yaitu
pengumpulan data berupa kuesioner dari setiap variabel, dilakukan oleh
mahasiswa jurusan gizi sebanyak 5 orang.
Data yang didapat kemudian diolah dan dikelompokkan sesuai
dengan kelompok data yang diperoleh untuk mempermudah pengolahan
data, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
subjek. Data primer yang dikumpulkan meliputi :
1. Data berat badan dikumpulkan dengan cara menimbang berat badan
menggunakan timbangan injak dengan angka ketelitian 0,1 kg
berkapasitas 130 kg.
2. Data tinggi badan menggunakan alat microtoice dengan ketelitian 0,1 cm
berkapasitas 2 m.
3. Asupan zat gizi diperoleh dengan wawancara menggunakan metode
Food Frequency Questonaire (FFQ). Data konsumsi diolah
menggunakan program komputer yang hasilnya dibagi dengan AKG
2013 secara manual.
4. Frekuensi konsumsi sayur dan buah dengan wawancara menggunakan
Food Frequency Questonaire (FFQ).
29

5. Pengambilan data aktivitas fisik dilakukan dengan instrumen kuesioner


yang diadopsi dari metode Metaboli Energy Turnover (MET) data
aktivitas fisik akan menunjukkan hasil aktivitas ringan, aktivitas sedang
dan aktivitas berat.
6. Pengetahuan gizi diperoleh dari tingkat pemahaman terhadap
pengetahuan gizi secara umum yang dimiliki oleh siswa berdasarkan
kemampuan berfikir diperoleh dengan wawancara menggunakan
kuesioner

b. Data sekunder
Diperoleh data dari arsip-arsip SMP Negeri1 Palembang dan
wawancara secara langsung kepada pihak sekolah.

E. Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh, diolah dan dikumpulkan sesuai dengan
kelompok data untuk mempermudah pengolahan data. Langkah-langkah
pengolahan data adalah sebagai berikut :
a. Edditing Data
Pemeriksaan data pada penelitian ini adalah dengan cara
memeriksa kembali data identitas responden, berat badan, tinggi badan,
usia, asupan zat gizi, konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, dan
pengetahuan pada kuesioner apakah data sudah cukup baik dan bisa
diproses lebih lanjut atau tidak, setelah itu dilakukan pengolahan tiap
variabel yaitu :
1. Variabel obesitas diolah dengan Indeks Massa Tubuh dibandingkan
dengan umur melalui WHO Antro Plus. Dinyatakan Obesitas jika
z-score >2 SD.
2..Variabel asupan zat gizi diolah dengan asupan yang masuk
dibandingkan dengan angka kecukupan gizi dikali 100%.
30

3. Variabel konsumsi sayur dan buah diolah dengan melihat rata-rata


konsumsi sayur dan buah per hari.
4. Variabel aktivitas fisik diolah berdasarkan penjumlahan aktivitas fisik
ringan, sedang dan berat dalam durasi (menit) dan frekuensi (hari).
MET merupakan hasil dari perkalian BMR dan MET-menit merupakan
hasil dari perhitungan dengan mengalikan skor MET dengan kegiatan
yang dilakukan dalam menit. Nilai MET untuk berjalan adalah 3.3,
aktivitas sedang adalah 4.0, dan aktivitas berat adalah 8.0.
Perhitungan aktivitas fisik adalah sebagai berikut:
Total MET-menit/minggu = aktvitas berat (METs x durasi x
frekuensi) + aktivitas sedang (METs x durasi x frekuensi) + aktivitas
berjalan (METs x durasi x frekuensi).
5. Variabel pengetahuan diolah dengan memberikan nilai nol (0) jika
responden menjawab salah dan nilai satu (1) jika menjawab
pertanyaan dengan benar. Jumlah pertanyaan yang benar dibagi
jumlah soal di kali dengan 100%. Hasil jawaban yang benar terhadap
jumlah soal selanjutnya akan dibandingkan dengan cut of point.
b. Coding Data
Pemberian kode sesuai dengan definisi operasional. Adapun kode
yang digunakan untuk mempermudah dalam menganalisis data sebagai
berikut :
1. Variabel obesitas.
2. Variabel asupan zat gizi diberikan kode 1= baik, 2= lebih.
3. Variabel konsumsi sayur dan buah diberikan kode 1= baik, 2=kurang.
4. Variabel aktivitas fisik diberikan kode 1= rendah, 2= sedang, 3=berat.
5..Variabel pengetahuan diberikan kode 1= baik, 2= sedang, 3=kurang.
c. Entry Data
Setelah data diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam
komputer untuk dilakukan pengolahan data dengan program statistik.
31

d. Cleaning
Sebelum data diolah dengan menggunakan komputer dilakukan
cleaning data untuk melihat apakah data tersebut sudah sesuai dengan
kuesioner atau tidak dan apakah data sudah lengkap atau tidak.

2. Analisis Data
a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum


masalah penelitian dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang
digunakan dalam variabel ini, yakni dengan melihat gambaran distribusi
frekuensi asupan zat gizi (energi, protein, lemak, karbohidrat), konsumsi
sayur dan buah, aktivitas fisik dan pengetahuan pada remaja obesitas di
SMP Negeri 1 Palembang.

b. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan dengan membuat tabel silang antara


masing-masing variabel yaitu asupan zat gizi (energi, protein, lemak,
karbohidrat), konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik dan pengetahuan
pada remaja obesitas di SMP Negeri 1 Palembang untuk melihat adanya
kecenderungan hubungan antara variabel independen terhadap
dependen.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Palembang

1. Profil Sekolah
SMP Negeri 1 Palembang berdiri pada 1 September 1968 berdomisili
dijalan P.A.K Abdurrohim Kelurahan Talang Semut Kecamatan Bukit Kecil
yang secara geografis terletak di daerah strategis.

SMP Negeri 1 Palembang merupakan sekolah berakreditasi A (Amat


Baik) dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 25 kelas. Kelas VII terdiri
dari 8 (delapan) kelas, kelas VIII terdiri dari 8 (delapan) kelas, dan Kelas IX
terdiri dari 9 (sembilan) kelas.
Untuk tahun ajaran 2017/2018 jumlah siswa kelas VII yang diterima
sebanyak 230 orang, jumlah kelas VIII 256 orang, dan kelas IX 247 orang
sehingga total keseluruhan jumlah siswa sebanyak 733 orang. SMP Negeri 1
Palembang sejak tahun 2013 telah melaksanakan Kurikulum 2013.

2. Visi dan Misi Sekolah


a. Visi Sekolah
Unggul dalam prestasi, keimanan dan ketaqwaan berlandaskan
penguatan pendidikan karakter, berwawasan lingkungan, keluhuran
budaya bangsa, dan terwujudnya gerakan literasi sekolah.
b. Misi Sekolah
1. Mewujudkan Kurikulum SMP Negeri 1 Palembang yang berwawasan
nasional dan lokal
2. Melaksanakan pembelajaran yang berlandaskan keimanan dan
ketaqwaan
3. Mewujudkan penguatan pendidikan karakter di sekolah
4. Mewujudkan sekolah yang ramah lingkungan ramah anak

32
33

5. Mewujudkan keunggulan dalam proses pembelajaran dengan


penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi membawa peserta
didik untuk kreatif, kritis, kolaborasi dan komunikasi (4k) dan
mengintegrasi HOTS dalam pembelajaran agar dapat menghasilkan
peserta didik yang berprestasi dibidang akademik
6. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan
7. Meningkatkan kemampuan warga sekolah dalam IPTEK dan bahasa
inggris
8. Mewujudkan pengembangan minat dan bakat dalam seni dan
olahraga yang berprestasi tingkat provinsi dan nasional
9. Mewujudkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
10. Menyelenggarakan kegiatan yang transparans sebagai program
kegiatan sekolah unggulan kota
11. Mewujudkan keunggulan dalam sarana dan prasarana pendidikan
sesuai standar nasional untuk mendukung keberhasilan proses
pembelajaran
12. Mewujudkan standar penilaian yang berbasis kurikulum nasional
13. Mewujudkan peran serta warga sekolah, orang tua siswa masyarakat
dan pemerintah dalam pengembangan pengelolaan sekolah yang
ramah anak dan ramah lingkungan.

3. Jenis Pengembangan Diri


a. Bimbingan konseling (BK)
b. Kepramukaan
c. UKS dan PMR
d. Olimpiade Mata Pelajaran Math club, Scient club
e. Olahraga (Basket, futsal, taekwondo)
f. Seni budaya/sanggar seni (lukis, tari, drama, marching band)
g. Lingkungan hidup
h. Kepemimpinan
34

i. Festival sekolah

B. Gambaran Umum Responden

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII di SMP
Negeri 1 Palembang. Jumlah sampel yang didapat adalah sebanyak 37
siswa.

a. Jenis Kelamin Responden

TABEL 4

DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT JENIS KELAMIN


Jenis Kelamin n %
Laki-laki 18 48,6
Perempuan 19 51,4
Jumlah 37 100,0

Responden dalam penelitian ini berjumlah 37 siswa yang terdiri


dari 18 siswa (48,6%) berjenis kelamin laki-laki dan 19 siswa (51,4%)
berjenis kelamin perempuan.
Menurut Story dalam Emirza (2012), pada masa pubertas
peningkatan berat badan pada remaja perempuan rata-rata sebanyak
17,5 kg/tahun. Sedangkan remaja laki-laki rata-rata sebanyak 9 kg/tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa remaja perempuan akan lebih berisiko
mengalami kelebihan berat badan.

b. Usia Responden

TABEL 5

DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT USIA


Usia n %
13 23 62,2
14 14 37,8
Jumlah 37 100,0
35

Responden dalam penelitian ini berjumlah 37 siswa yang terdiri dari


kelas VII dan VIII SMP Negeri 1 Palembang. Usia responden berkisar
antara 13 tahun sampai dengan 14 tahun dengan rata-rata usia 13,80
tahun.

c. Pendidikan Ayah dan Ibu


TABEL 6
DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT
PENDIDIKAN AYAH

Pendidikan Ayah n %
SD 1 2,7
SMP 4 10,8
SMA 20 54,1
PT 12 32,4
Jumlah 37 100,0

Responden dalam penelitian ini berjumlah 37 siswa dengan pendidikan


ayah paling banyak yaitu SMA sebanyak 20 responden (54,1%) dan
pendidikan ayah paling sedikit yaitu SD sebanyak 1 responden (2,7%).

TABEL 7
DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN MENURUT
PENDIDIKAN IBU

Pendidikan Ibu n %
SD 1 2,7
SMP 4 10,8
SMA 23 62,2
PT 9 24,3
Jumlah 37 100,0
36

Responden dalam penelitian ini berjumlah 37 siswa dengan pendidikan


ibu paling banyak yaitu SMA sebanyak 23 responden (62,2%) dan
pendidikan ibu paling sedikit yaitu SD sebanyak 1 responden (2,7%).
Tingkat pendidikan yang dimiliki orang tua merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi cara orang tua dalam mendidik seorang anak. Hal ini
dikarenakan wawasan yang dimiliki orang tua pada setiap tingkat
pendidikan yang ditempuh akan berbeda-beda. Tingkat pendidikan yang
dimiliki orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam
memberikan arahan, bimbingan dan wawasan kepada seorang anak
(Andari, 2014).

C. Analisa Data

1. Analisis Univariat

a. Prevalensi Obesitas
Populasi siswa SMP Negeri 1 Palembang sebanyak 486 siswa
yang terdiri dari kelas VII sebanyak 230 siswa dan kelas VIII sebanyak 256
siswa.
Jumlah siswa SMP Negeri 1 Palembang sebanyak 486 didapatkan
siswa dengan status gizi obesitas sebanyak 43 siswa (8,84%), overweight
56 siswa (11,52%), normal 372 siswa (76,54%), kurus 11 siswa (2,26%),
sangat kurus 4 siswa (0,82%). Maka, didapatlah prevalensi obesitas di
SMP Negeri 1 Palembang sebesar 8,84%. Untuk lebih jelas gambaran
status gizi siswa SMP Negeri 1 Palembang dapat dilihat pada grafik 1.
37

Grafik 1
Gambaran Status Gizi Siswa SMPN 1 Palembang
400
372 (76,54%)
350
300
250
200
150
100
43 (8,84%) 56 (11,52%)
50
11 (2,26%) 4 (0,82%)
0
Obesitas Overweight Normal Kurus Sangat kurus

b. Gambaran Asupan Zat Gizi (Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat)

b.1. Asupan Energi


Hasil analisa data kontinyu asupan energi siswa diperoleh nilai
rata-rata sebesar 2701,04 dengan nilai minimum sebesar 2035.0 Kkal dan
nilai maksimum sebesar 3536.6 Kkal. Untuk lebih jelas data distribusi
responden menurut asupan energi dapat dilihat pada Tabel 8.
TABEL 8
DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT ASUPAN ENERGI
SISWA SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Asupan Energi n %
Baik 15 40,5
Lebih 22 59,5
Total 37 100

Tabel 8 di atas diketahui asupan energi responden sebagian besar


lebih sebanyak 22 responden (59,5 %) dan asupan energi baik sebanyak
15 responden (40,5 %)

b.2. Asupan Protein

Hasil analisa data kontinyu asupan protein siswa diperoleh nilai


rata-rata sebesar 112,3 gram dengan nilai minimum sebesar 64,8 gram
38

dan nilai maksimum sebesar 197,4 gram. Untuk lebih jelas data distribusi
responden menurut asupan protein dapat dilihat pada Tabel 9.
TABEL 9
DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT ASUPAN PROTEIN
SISWA SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Asupan Protein n %
Baik 7 18,9
Lebih 30 81,1
Total 37 100
Tabel 9 di atas menunjukkan sebagian besar responden memiliki
asupan protein lebih sebanyak 30 responden (81,1%) dan asupan protein
baik hanya sebanyak 7 responden (18,9%).

b.3. Asupan Lemak

Hasil analisa data kontinyu asupan lemak siswa diperoleh nilai


rata-rata sebesar 97,8 gram dengan nilai minimum sebesar 67,5 gram dan
nilai maksimum sebesar 125,4 gram. Untuk lebih jelas data distribusi
responden menurut asupan lemak dapat dilihat pada Tabel 10.

TABEL 10
DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT ASUPAN LEMAK
SISWA SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Asupan Lemak n %
Baik 12 32,4
Lebih 25 67,6
Total 37 100
Tabel 10 di atas diketahui asupan lemak responden sebagian besar
lebih sebanyak 25 responden (67,6 %) dan asupan lemak baik sebanyak
12 responden (32,4%).
39

b.4. Asupan Karbohidrat

Hasil analisa data kontinyu asupan karbohidrat siswa diperoleh


nilai rata-rata sebesar 382,4 gram dengan nilai minimum sebesar 277,9
gram dan nilai maksimum sebesar 491,4 gram. Untuk lebih jelas data
distribusi responden menurut asupan karbohidrat dapat dilihat pada Tabel
11.

TABEL 11
DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT ASUPAN KARBOHIDRAT
SISWA SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Asupan Karbohidrat n %
Baik 12 32,4
Lebih 25 67,6
Total 37 100

Tabel 11 di atas diketahui asupan karbohidrat responden sebagian


besar lebih sebanyak 25 responden (67,6 %) sedangkan asupan lemak
baik hanya sebanyak 12 responden (32,4%).

c. Gambaran Konsumsi Sayur dan Buah

Hasil analisa data kontinyu frekuensi konsumsi sayur dan


buahsiswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 392,87 dengan nilai minimum
sebesar 159,5 dan nilai maksimum sebesar 575. Untuk lebih jelas data
distribusi responden menurut konsumsi sayur dan buah dapat dilihat pada
Tabel 12.

TABEL 12
DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT KONSUMSI SAYUR DAN BUAH
SISWA SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Konsumsi Sayur dan Buah n %


Baik 11 29,7
Kurang 26 70,3
Total 37 100
40

Tabel 12 di atas diketahui responden dengan konsumsi sayur dan


buah kurang sebanyak 26 responden (70,3%) sedangkan konsumsi sayur
dan buah baik sebanyak 11 responden (29,7%).

d. Gambaran Aktivitas Fisik


Hasil analisa data kontinyu aktivitas fisik siswa diperoleh nilai
rata-rata sebesar 1754,3 MET/menit/minggu dengan nilai minimum
sebesar 634.4 MET/menit/minggu dan nilai maksimum sebesar 7772,5
MET/menit/minggu. Untuk lebih jelas data distribusi responden menurut
aktivitas fisik dapat dilihat pada Tabel 13.

TABEL 13
DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT AKTIVITAS FISIK
SISWA SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Aktivitas Fisik n %

Sedang 27 73,0
Berat 10 27,0
Total 37 100
Tabel 13 di atas menunjukkan responden dengan aktivitas fisik
sedang sebanyak 27 responden (73,0 %) sedangkan aktivitas fisik berat
sebanyak 10 responden (27,0 %).

e. Gambaran Pengetahuan
Hasil analisa data kontinyu pengetahuan siswa diperoleh nilai
rata-rata sebesar 77,29 dengan nilai minimum sebesar 46,67 dan nilai
maksimum sebesar 93,33.
41

TABEL 14
DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT PENGETAHUAN
SISWA SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Pengetahuan n %
Baik 10 27,0
Sedang 24 64,9
Kurang 3 8,1
Total 37 100

Tabel 14 di atas diketahui responden dengan frekuensi


pengetahuan sedang sebanyak 24 responden (64,9 %), untuk kategori
baik sebanyak 10 responden (27,0 %) dan kurang sebanyak 3 responden
(8,1 %).
TABEL 15
DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT PENGETAHUAN
SISWA SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Pengetahuan n %
Baik 10 27,0
Sedang 27 73,0
Total 37 100
Untuk kepentingan analisis lanjutan, Tabel 15 di atas pengetahuan
untuk kategori sedang merupakan gabungan dari kategori sedang dan
kurang, sehingga dapat diketahui bahwa responden dengan pengetahuan
baik sebanyak 10 responden (27,0%) sedangkan pengetahuan sedang
sebanyak 27 responden (73,0%).
42

2. Analisis Bivariat
a. Gambaran Asupan Energi dengan Obesitas
TABEL 16
DISTRIBUSI SISWA OBESITAS MENURUT ASUPAN ENERGI
PADA SISWA SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Obesitas
Asupan Energi
n %
Baik 15 40,5
Lebih 22 59,5
Total 37 100

Tabel 16 di atas diketahui bahwa sebagian besar siswa yang


menderita obesitas yang mengkonsumsi energi lebih sebanyak 22 siswa
(59,5%) dan siswa obesitas lainnya dengan asupan energi baik hanya
sebanyak 15 siswa (40,5%).
Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki asupan energinya
lebih, cenderung persentase obesitasnya besar dibandingkan dengan
siswa yang asupan energinya baik. Siswa yang asupan energinya lebih,
cenderung memiliki status gizi obesitas. Asupan energi lebih memberikan
sumbangan terhadap protein lebih sebesar 100%, lemak lebih sebesar
90,9%, karbohidrat lebih sebesar 90,9%, konsumsi sayur dan buah kurang
sebesar 72,2%, aktivitas fisik sedang sebesar 100% dan pengetahuan
sedang sebesar 63,6%.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh prevalensi asupan energi
remaja yang melebihi nilai AKG lebih besar daripada remaja nilai AKG
kurang. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pola konsumsi remaja
dengan berbagai pertimbangan dalam pemilihan makanan seperti memilih
makanan siap saji.
Sebagian besar remaja dalam penelitian ini lebih memilih untuk
mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food dibandingkan makanan
tradisional, hal ini dikarenakan oleh berbagai alasan seperti rasanya lebih
43

enak, mudah didapatkan, dan praktis, selain itu pengaruh dari lingkungan
yang menyebabkan remaja lebih memilih makanan jenis fast food
dibandingkan makanan tradisional. Asupan makanan yang lebih akan
menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh dan berdampak terjadinya
obesitas jika tidak seimbang dengan aktivitas fisik yang dilakukan.
Berdasarkan hasil data pada kuesioner form FFQ didapatkan
makanan jajanan tinggi kalori yang sering dikonsumsi adalah fried chicken,
bakso dan humburger.
Almatsier 2005 menyebutkan bahwa obesitas terjadi karena
jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan tidak seimbang dengan
jumlah pengeluarannya sehingga kelebihan energi ini akan disimpan di
tubuh dalam bentuk lemak. Apabila asupan energi ini berlebihan, apalagi
melampaui kebutuhan, maka dalam jangka waktu panjang akan
menimbulkan kegemukan (Utami, 2017).
Vertikal 2012 menyebutkan bahwa ada hubungan bermakna
antara asupan energi dengan gizi lebih dimana responden dengan asupan
energi tinggi memiliki peluang tiga kali lipat menjadi gizi lebih dibandingkan
dengan responden dengan asupan energi cukup. Kelebihan energi yang
berasal dari konsumsi makanan berlebih akan disimpan sebagai lemak
tubuh (Wulandari, 2015).

b. Gambaran Asupan Protein dengan Obesitas


TABEL 17
DISTRIBUSI SISWA OBESITAS MENURUT ASUPAN PROTEIN
PADA SISWA SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Obesitas
Asupan Protein
n %
Baik 7 18,9
Lebih 30 81,1
Total 37 100
44

Tabel 17 di atas diketahui sebagian besar siswa yang menderita


obesitas yang mengkonsumsi asupan protein lebih sebanyak 30 siswa
(81,1%) sedangkan sebagian siswa obesitas lainnya dengan asupan
protein baik hanya sebanyak 7 siswa (18,9%).
Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki asupan
proteinnya lebih, cenderung persentase obesitasnya besar dibandingkan
dengan siswa yang asupan proteinnya baik. Siswa yang asupan
proteinnya lebih, cenderung memiliki status gizi obesitas. Asupan protein
lebih memberikan sumbangan terhadap pengetahuan sedang sebesar
67%.
Berdasarkan hasil data pada kuesioner form FFQ didapatkan
asupan protein yang sering dikonsumsi adalah daging, telur, sosis dan
nugget sehingga protein yang dikonsumsi dalam jumlah banyak atau
berlebih disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh dan dapat
menyebabkan obesitas.
Konsumsi pangan hewani berlebihan, yang didalamnya juga
mengandung lemak akan berperan dalam memunculkan masalah
kegemukan. Kelebihan protein dapat mengakibatkan kerja berat pada
ginjal dan juga dapat merangsang pengeluaran kalsium tubuh. Orang yang
ingin mengurangi berat badan akan mengalami hambatan bila
mengkonsumsi banyak protein karena makanan yang mengandung
banyak protein biasanya juga mengandung banyak lemak, sehingga
menyebabkan obesitas.
Asupan protein secara langsung memiliki hubungan dengan
obesitas karena bila seseorang mengkonsumsi banyak protein dalam
makanannya dari yang dapat digunakan jaringannya, sebagian besar dari
jumlah yang berlebihan ini disimpan sebagai lemak (Emirza, 2012).
Almatsier 2004 menjelaskan bahwa dalam keadaan berlebihan,
protein akan mengalami deaminase. Nitrogen dikeluarkan dari tubuh dan
sisa-sisa ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan didalam
45

tubuh. Dengan demikian, konsumsi protein secara berlebihan juga dapat


menyebabkan kegemukan dan obesitas (Kurdanti, 2015).

c. Gambaran Asupan Lemak dengan Obesitas


TABEL 18
DISTRIBUSI SISWA OBESITAS MENURUT ASUPAN LEMAK
SISWA SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Obesitas
Asupan Lemak
n %
Baik 12 32,4
Lebih 25 67,6
Total 37 100
Tabel 18 di atas diketahui sebagian besar siswa yang menderita
obesitas yang mengkonsumsi asupan lemak lebih sebanyak 25 siswa
(67,6%) sedangkan sebagian siswa obesitas lainnya dengan asupan
lemak baik hanya sebanyak 12 siswa (32,4%).

Hal ini menunjukkan siswa yang memiliki asupan lemaknya lebih,


cenderung persentase obesitasnya besar dibandingkan dengan siswa
yang asupan lemaknya baik. Siswa yang asupan lemaknya lebih,
cenderung memiliki status gizi obesitas. Asupan lemak lebih memberikan
sumbangan terhadap pengetahuan sedang sebesar 64%.
Berdasarkan hasil data pada kuesioner form FFQ di dapatkan
asupan lemak yang sering dikonsumsi adalah gorengan dan ayam goreng.
Makanan cepat saji seperti gorengan, ayam goreng lebih banyak
mengandung lemak. Berdasarkan pengamatan, kantin tempat penelitian
lebih banyak menjual makanan dalam bentuk gorengan.
Asupan lemak yang melebihi kebutuhan dalam jangka waktu yang
lama dapat memicu timbulnya obesitas. Makanan tinggi lemak mempunyai
rasa yang lezat dan kemampuan mengenyangkan yang rendah, sehingga
dapat dikonsumsi secara berlebihan. Lemak mempunyai kapasitas
46

penyimpanan yang tidak terbatas. Kelebihan asupan lemak tidak diiringi


peningkatan oksidasi lemak sehingga sekitar 96% lemak akan disimpan
dalam tubuh (Kharismawati, 2011).
Konsumsi banyak lemak terutama yang mengandung banyak
asam lemak jenuh rantai panjang, dapat meningkatkan kadar kolestrol
darah. Pada orang yang obesitas juga terdapat peningkatan kadar
kolestrol darah (Mokoginta, 2016).

d. Gambaran Asupan Karbohidrat dengan Obesitas


TABEL 19
DISTRIBUSI SISWA OBESITAS MENURUT ASUPAN KARBOHIDRAT
SISWA SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Obesitas
Asupan Karbohidrat
n %
Baik 12 32,4
Lebih 25 67,6
Total 37 100
Tabel 19 di atas diketahui sebagian besar siswa yang menderita
obesitas yang mengkonsumsi asupan karbohidrat lebih sebanyak 25 siswa
(67,6%) sedangkan sebagian siswa obesitas lainnya dengan asupan
karbohidrat baik hanya sebanyak 12 siswa (32,4%).
Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki asupan
karbohidratnya lebih, cenderung persentase obesitasnya besar
dibandingkan dengan siswa yang asupan karbohidratnya baik. Siswa yang
asupan karbohidratnya lebih, cenderung memiliki status gizi obesitas.
Asupan karbohidrat memberikan sumbangan terhadap pengetahuan
sedang sebesar 68%.
Berdasarkan hasil data pada kuesioner form FFQ didapatkan
asupan karbohidrat yang sering dikonsumsi adalah nasi, kentang goreng,
mie instan, es krim, cokelat dan sirup/softdrink.
47

Keseimbangan konsumsi sehari-hari akan menyebabkan


karbohidrat yang telah dipecah ini dimanfaatkan secara optimal sebagai
sumber energi tubuh. Sebagian orang terkadang mengkonsumsi
karbohidrat terlalu banyak dan ini dijadikan sebagai pola makan sehari-hari.
Pada akhirnya, orang-orang yang biasa makan ini ibarat menabung kalori
yang kemudian dikonvesi dalam bentuk perlemakan tubuh dan muncullah
masalah kegemukan.
Depkes 2002 menyebutkan seseorang yang mengkonsumsi
karbohidrat dalam porsi besar akan meningkatkan pengeluaran insulin,
menambah penyimpanan lemak, dan meningkatkan level serum trigliserida.
Kelebihan asupan tersebut akan disimpan di dalam otot atau lemak.
Namun jika terus-menerus menumpuk dan berlangsung lama tentu saja
akan menyebabkan kegemukan (Restiani, 2012).
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Jika
asupan karbohidrat melebihi kebutuhan maka sel dapat mengubah
karbohidrat menjadi lemak. Perubahan ini terjadi didalam hati. Lemak ini
kemudian dibawa ke sel-sel lemak yang dapat menyimpan lemak dalam
jumlah yang tidak terbatas sehingga dapat menyebabkan kenaikan berat
badan (Bantarpraci, 2011).

e. Gambaran Konsumsi Sayur dan Buah dengan Obesitas


TABEL 20
DISTRIBUSI SISWA OBESITAS MENURUT KONSUMSI
SAYUR DAN BUAH SISWA SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Obesitas
Konsumsi Sayur dan Buah
n %
Baik 11 29,7
Kurang 26 70,3
Total 37 100
48

Tabel 20 di atas diketahui bahwa sebagian besar siswa yang


menderita obesitas yang mengkonsumsi sayur dan buah kurang sebanyak
26 siswa (70,3%) sedangkan sebagian siswa obesitas lainnya dengan
konsumsi sayur dan buah baik hanya sebanyak 11 siswa (29,7%).
Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang konsumsi sayur dan
buahnya kurang, cenderung persentase obesitasnya besar dibandingkan
dengan siswa yang konsumsinya baik. Siswa yang konsumsi sayur dan
buahnya kurang, cenderung memiliki status gizi obesitas. Konsumsi sayur
dan buah memberikan sumbangan terhadap pengetahuan sebesar 69%.
Berdasarkan hasil data pada kuesioner form FFQ didapatkan
konsumsi sayur dan buah yang kurang dikonsumsi adalah sawi, buncis, kol
nanas, pear. Tanggapan positif konsumsi sayur dan buah yaitu sebagian
besar buah memiliki rasa manis dan lebih tertarik pada tampilan atau
bentuk sayuran dan cara memasaknya. Sedangkan tanggapan negatif
dikarenakan sayuran cenderung memiliki rasa pahit dan buah memiliki
rasa yang asam.
Anak-anak memilih buah dan sayur berdasarkan rasa karena
memiliki preferensi makanan sendiri. Seperti yang dikatakan Raine (2005)
bahwa sebagian besar pada masa anak-anak memiliki makanan
berdasarkan rasa makanan. Sebagian besar nak-anak lebih memilih rasa
manis dibandingkan rasa pahit (Dewi, 2013)
Dapat diketahui bahwa asupan sayur dan buah pada responden
memberikan pengaruh terhadap kejadian obesitas. Dengan kata lain
apabila seseorang cukup dalam mengkonsumsi buah tidak menutup
kemungkinan untuk menderita obesitas. Faktor risiko utama yang
menyebabkan obesitas adalah faktor perilaku yaitu pola makan yang tidak
sehat ditambah dengan konsumsi serat (buah dan sayur) tidak mecukupi,
fisik yang tidak aktif, dan merokok (Sartika, 2011).
49

f. Gambaran Aktivitas Fisik dengan Obesitas


TABEL 21
DISTRIBUSI SISWA OBESITAS MENURUT AKTIVITAS FISIK
SISWA SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Obesitas
Aktivitas Fisik
n %

Sedang 27 73,0
Berat 10 27,0
Total 37 100
Tabel 21 di atas diketahui bahwa sebagian besar siswa yang
menderita obesitas yang aktivitas fisik sedang sebanyak 27 siswa (73,0%)
sedangkan sebagian siswa obesitas lainnya dengan aktivitas berat hanya
sebanyak 10 siswa (27,0%).
Hal ini menunjukkan bahwa siswa obesitas yang memiliki aktivitas
fisik sedang lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan siswa yang
memiliki aktivitas berat. Aktivitas fisik memberikan sumbangan terhadap
asupan energi sebesar 81%.
Sebagian besar subyek penelitian berangkat ke sekolah diantar
hingga di depan sekolah. Berdasarkan wawancara dan observasi pada jam
istirahat sekolah, siswa banyak menghabiskan waktu di kantin dan lebih
senang tinggal di kelas ngobrol atau memainkan HP.
Remaja yang kurang melakukan aktivitas fisik cenderung
mengalami obesitas karena kurangnya aktivitas menyebabkan
menumpuknya lemak tubuh yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik yang
tidak mengimbangi asupan makan juga menjadi pemicu terjadinya
obesitas pada remaja. Kemajuan teknologi masa kini membuat para
remaja lebih sering menghabiskan waktu dengan duduk berjam-jam
memainkan smartphone, main komputer dan juga menonton TV sehingga
kurangnya melakukan aktivitas lainnya seperti bermain sepak bola atau
olahraga lainnya (Hendra dkk, 2016).
50

Syarif 2006 menyatakan aktivitas fisik yang ringan menyebabkan


keluaran energi menjadi rendah sehingga terjadi ketidakseimbangan
antara masukan energi yang lebih banyak dibandingkan energy yang
keluar. Akibat dari sedikitnya energy yang keluar dari tubuh, maka sisa dari
energi tersebut akan tersimpan menjadi lemak dan kemudian menjadi
overweight sehingga berlanjut menjadi obesitas (Putra, 2017).

g. Gambaran Pengetahuan dengan Obesitas


TABEL 22
DISTRIBUSI SISWA OBESITAS MENURUT PENGETAHUAN
SISWA SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Obesitas
Pengetahuan
n %
Baik 10 27,0
Sedang 27 73,0
Total 37 100
Tabel 22 di atas diketahui bahwa siswa yang menderita obesitas
sebagian besar memiliki pengetahuan sedang sebanyak 27 siswa (73,0%)
sedangkan sebagian siswa obesitas lainnya yang memiliki pengetahuan
baik sebanyak 10 siswa (27,0%).
Hal ini menunjukkan bahwa siswa obesitas yang memiliki
pengetahuan sedang lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan siswa
yang memiliki pengetahuan baik. Pengetahuan sedang memberikan
sumbangan terhadap asupan energi lebih sebesar 51,8%, asupan protein
lebih sebesar 74,0%, asupan lemak lebih sebesar 59,2%, asupan
karbohidrat lebih sebesar 62,9%, aktivitas fisik sedang sebesar 66,7%, dan
konsumsi sayur dan buah sebesar 66,7%.
Pengetahuan gizi merupakan faktor tidak langsung yang
mempengaruhi status gizi seseorang. Berdasarkan form pengetahuan gizi,
sebagian besar siswa sudah mempunyai pengetahuan gizi yang baik
namun ada beberapa faktor seperti lingkungan atau ketidakpatuhan yang
51

mempengaruhi terjadinya obesitas karena pada masa remaja siswa


mengalami perubahan baik secara biologis, social, emotional dan kognitif.
Menurut Suhardjo 1989 menyatakan kurangnya pengetahuan gizi
atau kurangnya kemampuan untuk menerapkan informasi yang diperoleh
dalam kehidupan sehari-hari merupakan faktor penting dalam penentuan
status gizi seseorang (Manalu, 2014).
Permaesih 2003 menyatakan bahwa pengetahuan dan praktek gizi
remaja yang rendah tercermin dari perilaku menyimpang dalam kebiasaan
memilih makanan. Remaja yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan
lebih mampu memilih makanan sesuai dengan kebutuhannya (Patmawati,
2015).
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas seperti
faktor genetik, lingkungan, psikis, kesehatan, obat-obatan, perkembangan,
pengetahuan dan aktivitas fisik. Sedangkan faktor lingkungan yaitu gaya
hidup, pengetahuan dan bagaimana pola makan seseorang (Muwakhidah,
2008)
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa SMP
Negeri 1 Palembang tahun 2018 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Prevalensi obesitas siswa SMP Negeri 1 Palembang sebesar 8,84%.
2. Sebagian besar asupan zat gizi siswa SMP Negeri 1 Palembang untuk
asupan energi lebih sebesar 59,5%, asupan protein lebih sebesar 81,1%,
asupan lemak lebih sebesar 67,6%, asupan karbohidrat lebih sebesar
67,6%.
3. Sebagian besar responden memiliki perilaku mengkonsumsi sayur dan
buah kurang sebesar 70,3%.
4. Sebagian besar responden memiliki aktivitas fisik sedang sebesar 73,0%.
5. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan sedang sebesar 73,0%.
6. Siswa yang menderita obesitas sebagian besar asupan energinya lebih
sebesar 59,5%, protein lebih sebesar 81,1%, lemak lebih sebesar 67,6%,
karbohidrat lebih sebesar 67,6%.
7. Siswa yang menderita obesitas sebagian besar konsumsi sayur dan
buahnya kurang sebesar 70,3%.
8. Siswa yang menderita obesitas sebagian besar aktivitas fisiknya sedang
sebesar 73,0%
9. Siswa yang menderita obesitas sebagian besar memiliki pengetahuan
sedang sebesar 73,0%.

B. Saran
1. Bagi Siswa
Diharapkan siswa mulai memperhatikan asupan makanan dan
hendaknya responden meningkatkan asupan buah dan sayur agar
terpenuhinya kebutuhan vitamin, mineral dan serat bagi tubuh serta
melakukan aktivitas fisik agar dapat menyeimbangkan antara kalori yang

52
53

masuk dengan kalori yang keluar dari tubuh, sehingga dapat terhindar dari
dampak buruk terjadinya obesitas.
2. Bagi Pihak Sekolah
Diharapkan bagi pihak sekolah dapat melakukan kegiatan
penimbangan berat badan bulanan pada siswa dalam rangka pemantauan
dan pertumbuhan serta menjalin kerja sama dengan petugas kesehatan
terutama petugas gizi dan petugas Promosi Kesehatan di Puskesmas
terdekat agar mengadakan penyuluhan edukasi gizi. Kegiatan ini dapat
berupa materi dan penyuluhan serta kegiatan tanya jawab seputar materi
gizi, pentingnya asupan buah dan sayur serta aktivitas fisik terkait dengan
obesitas pada remaja.
3. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian
lanjutan terhadap kejadian obesitas dengan mengembangkan jenis
variabel yang diteliti.
54

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka


utama
. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT.Gramedia
Pustaka utama
Aminudin, Mukhammad. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap
Dengan Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat Di MI Sulaimaniyah
Mojoagung Jombang. Universitas Airlangga (E-Skripsi). Available :
http://repository.unair.ac.id/46023/ (Diakses : 7 Januari 2018)
Andari, dkk. 2014. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Dan Hasil
Belajar Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan
Tinggi Pada Siswa SMA Negeri 1 Koto Baru Tahun Ajaran
2013/2014 Kabupaten Dharmasraya. Universitas Negeri Padang.
(E-Journal) Available :
https://media.neliti.com/media/publications/29878-ID-pengaruh-ting
kat-pendidikan-orang-tua-dan-hasil-belajar-terhadap-minat-siswa-m
el.pdf (Diakses : 9 Juli 2018)
Badan Litbang Kesehatan. 2007. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
Riskesdas Indonesia Tahun 2007. Jakarta : Kemenkes RI
. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
Riskesdas Indonesia Tahun 2013. Jakarta : Kemenkes RI
. 2015. Hasil Survey Nasional Kesehatan
Berbasis Sekolah di Indonesia Tahun 2015. Jakarta : Kemenkes RI
Bantarpraci. 2011. Hubungan Karakteristik Individu, Aktivitas Fisik, Asupan
Zat Gizi Makro dengan Obesitas di Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah. Universitas Indonesia. (E-Skripsi).
Available :
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314239-S_Satrio%20Bantarpraci.
pdf (Diakses : 13 Juni 2018)
Dewi C, M. N. 2012. Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Dewi, Yessica. 2013. Persepsi Dan Perilaku Makan Buah Dan Sayur Pada
Anak Obesitas Dan Orang Tua. Universitas Surabaya. Dalam :
Calyptra. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1
2013 (E-Journal). Available :
https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/180.
(Diakses : 9 Januari 2018)
Emirza. 2012. Hubungan Asupan Makanan dan Faktor Lainnya Terhadap
Kejadian Berat Badan Pada Remaja Berumur 10-12 Tahun di SD
55

Islam Harapan Ibu Tahun 2012. Universitas Indonesia 2012.


(E-Skripsi). Available :
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320488-S-Phellia%20Emirza.pdf.
(Diakses : 8 Januari 2018)
Farida, I. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Remaja Di Indonesia. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. (E-Skripsi) Available :
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2415/1/ID
A%20FARIDA-FKIK.pdf. (Diakses : 8 Januari 2018)
Gibney, Michael J. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Hendra. 2016. Faktor-Faktor Risiko Terhadap Obesitas Pada Remaja Di
Kota Bitung. Dalam : Jurnal e-Biomedik vol 4 no 1 2016 (E-Journal).
Available :
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/11040
(Diakses : 16 Juni 2018)
Hidayat, A. 2008. Ilmu Kesehatan Anak Pendidikan Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika.
Imron.2015. Identifikasi Faktor Faktor Penyebab Kegemukan Anak Tuna
Grahita Slb C Wiyata Dharma 2 Yogyakarta. Universitas Negeri
Yogjakarta. (E-Skripsi). Available :
http://eprints.uny.ac.id/26613/1/Skripsi.pdf (Diakses : 22 Januari
2018)
Indika, Kinanti. 2010. Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja yang Obesitas.
Universitas Sumatera Utara. (E-Skripsi). Available :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/14505/10E0
0246.pdf;jsessionid=C30C7ED1B85ABC1EEAB2A6679100A299?s
equence=1 (Diakses : 11 Februari 2018)
Islamiyati, A. 2014. Pengetahuan Sikap Tindakan Konsumsi Makanan Dan
Minuman Instan Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Jasa Boga
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Yogyakarta. Universitas
Yogyakarta. (E-Skripsi). Available :
http://eprints.uny.ac.id/23533/1/Awalin%20Nur%2009511244010.pd
f (Diakses : 10 Januari 2018)
Kemenkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:1995/MENKES/SK/XII/2010. Standar Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta
Kharismawati. 2011. Hubungan Tingkat Asupan Energi, Protein, Lemak,
Karbohidrat, dan Serat dengan Status Obesitas pada Siswa SD
(E-Skripsi). Availabel : http://eprints.undip.ac.id/25406/ (Diakses : 16
Juni 2018)
56

Kurdanti. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Obesitas pada Remaja.


Dalam : Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 11 No 4 April 2015.
(E-Journal). Available :
file:///C:/Users/ROGAYA/Downloads/22900-46404-1-PB.pdf
(Diakses : 25 Juni 2018)
Manalu. 2014. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Status Obesitas
Siswa/I SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Marowa.
Politekknik Kesehatan Kemenkes Medan. Dalam : Wahana Inovasi
Vol 3 No 1 Januari-Juni 2014. (E-Journal). Available :
http://penelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/Mincu-Mana
lu.pdf (Diakses : 25 Juni 2018)
Misnadiarly. 2007. Obesitas Faktor Risiko Beberapa Penyakit. Jakarta :
Pustaka
Mokoginta, dkk. 2016. Gambaran Pola Asupan Makanan pada Remaja di
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Dalam : Jurnal e-biomedik,
vol 4, no 2, Juli-Desember 2016 (E-Journal). Available :
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/14618
(Diakses : 13 Juni 2018)
Muwakhidah. 2008. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Obesitas
pada Remaja. Dalam : Jurnal Kesehatan ISSN 1979-7621, Vol.1,
No.2 Desember 2008 (E-Journal). Available :
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/1464/jurnal
%20kes%20vol%201%20no%202%20f%20133-140.pdf?sequence
=1 (Diakses : 10 Januari 2018)
Patmawati. 2015. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Status
Gizi di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari Tahun 2015. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. (E-Skripsi). Available :
file:///C:/Users/ROGAYA/Downloads/95e3a-windi.pdf (Diakses : 27
Juni 2018)
Putra, W. 2017. Hubungan Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan Aktivitas
Sedentari dengan Obesitas di SMP Negeri 5 Surabaya. Universitas
Airlangga. Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol 5 No 3 September 2017.
(E-Journal). Available :
file:///C:/Users/ROGAYA/Downloads/5414-21801-2-PB%20(1).pdf
(Diakses : 27 Juni 2018)
Restiani. 2012. Hubungan Citra Tubuh, Asupan Energi dan Zat Gizi Makro
serta Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Lebih pada Siswa SMP
Muhammadiyah 31 Jakarta Timur Tahun 2012. Universitas
Indonesia. (E-Skripsi). Available :
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320278-S-Novita%20Restiani.pdf
(Diakses : 28 Juni 2018)
57

Rosita, S. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Sikap Terhadap Gizi


Dan Pola Konsumsi Siswa Kelas XII Program Keahlian Jasa Boga Di
SMK Negeri 6 Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.
(E-Skripsi). Available : http://eprints.uny.ac.id/19392/1/6.pdf
(Diakses : 24 Januari 2018)
Sari, 2012. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Remaja
Usia 12-15 Tahun Di Indonesia Tahun 2007.(E-Skripsi). Available :
http://Lib.Ui.Ac.Id/File?File=Digital/20294684-S-Ratna%20indra%20
sari.Pdf (Diakses : 22 Januari 2018)
Sartika. 2011. Faktor Risiko Obesitas Pada Anak 5-15 tahun di Indonesia.
Dalam : Makara Kesehatan Vol.15 No.1 Juni 2011 (E-Journal).
Available :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=19092&val=12
15 (Diakses : 20 Januari 2018)
Susi dkk. 2010 Faktor Risiko Kejadian Obesitas pada Remaja SMA Negeri
2 dan SMA Negeri 3 di Kota Pekalongan Tahun 2010. Universitas
Pekalongan. (E-Journal). Available :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=21062&val=13
21 (Diakses : 21 Januari 2018)
Tempo. 2014. Provinsi di Indonesia Dengan Prevalensi Obesitas.
http://m.tempo.co/read/news/2014/04/19/060571763/provinsi-di-ind
onesia-dengan-prevalensi-obesitas. (Diakses : 8 Januari 2018)
Utami dkk. 2017. Hubungan Durasi Tidur Terhadap Asupan Energi dan
Obesitas pada Remaja SMP di Kota Yogyakarta. Seminar Nasional
Gizi 2017. (E-Journal). Available :
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/8681/Prosi
ding_Semnas-GIZI-2017__4.pdf?sequence=1 (Diakses : 28 Juni
2018)
Welis dan Rifki. 2013. Gizi untuk Aktifitas Fisik dan Kebugaran.(E-Book).
Available :
http://repository.unp.ac.id/489/1/BUKU%20PETUNJUK%20GIZI%2
0UNTUK%20AKTIFITAS%20FISIK.pdf (Diakses : 10 Januari 2018)
Wahyusari.2011.Hubungan Pengetahuan Tentang Obesitas Dengan
Kejadian Obesitas di Desa Meteseh Kecamatan Boja Kabupaten
Kendal. Universitas Muhammadiyah Semarang (E-Skripsi).
Available :
http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptuni
mus-gdl-wahyusarig-5984 (Diakses : 10 Januari 2018)
Wulandari. 2015. Asupan Energi dan Aktivitas Fisik Berhubungan dengan
Z-Score IMT/U Anak Sekolah Dasar di Daerah Perdesaan. Dalam :
Media Gizi Indonesia, Vol 10, No 1 Januari-Juni 2015 (E-Journal).
58

Available : https://e-journal.unair.ac.id/MGI/article/view/3126
(Diakses : 14 Juni 2018)
Widya Karya Pangan Gizi Nasional. 2013. Angka Kecukupan Gizi yang
dianjurkan bagi Bangsa Indonesia. Jakarta : Kemenkes 2013
59

LAMPIRAN 1

PERHITUNGAN BESAR SAMPEL

Rumus Besar Sampel

Dik :
Z (1-α/2) : Koefisien kepercayaan 95% (1,96)
p : Prevelansi obesitas di Sumatera Selatan (2,4%)
q : 1 – p (0,976)
N : Jumlah populasi (486)
d : Presisi absolut yang diinginkan (5%)
Penyelesaian :

1− . .
=
( − 1) + 1− .

1,962 . 0,024 . 0,976. 486


=
0,05 (486 − 1) + 1,962 . 0,024. 0,976

43,733020262
=
1,2125 + 0,0899856384

43,733020262
=
1,3024856384

= 33,576585394

= 34

lose to follow up 10% = 34 + 3,4 = 37,4 ≈ 37 sampel


60

LAMPIRAN 2

PENARIKAN SAMPEL

Rumus :

= ℎ

Keterangan :
X = proporsi sampel
n = jumlah populasi siswa per kelas
p = jumlah populasi
1. Perhitungan proporsi sampel kelas VII
Kelas VII = x jumlah sampel

= x 37

= 18 siswa
2. Perhitungan proporsi sampel kelas VIII
Kelas VIII = x jumlah sampel

= x 37

= 19 siswa
Total sampel = (Kelas VII + KelasVIII)
= 18 + 19
= 37 siswa
Kemudian, dilanjutkan dengan perhitungan proporsi sampel untuk
mengambilan sampel di masing-masing kelas.
1. Kelas VII
VII 1 = x proporsi sampel VII 5 = x proporsi sampel

= x 18 = x 18

= 3 siswa = 2 siswa
61

VII 2 = x proporsi sampel VII 6 = x proporsi sampel

= x 18 = x 18

= 2 siswa = 2 siswa
VII 3 = x proporsi sampel VII 7 = x proporsi sampel

= x 18 = x 18

= 2 siswa = 2 siswa
VII 4 = x proporsi sampel VII 8 = x proporsi sampel

= x 18 = x 18

= 3 siswa = 2 siswa

2. Kelas VIII
VIII 1 = x proporsi sampel VIII 5 = x proporsi sampel

= x 19 = x 19

= 3 siswa = 2 siswa
VIII 2 = x proporsi sampel VIII 6 = x proporsi sampel

= x 19 = x 19

= 3 siswa = 2 siswa
VIII 3 = x proporsi sampel VIII 7 = x proporsi sampel

= x 19 = x 19

= 3 siswa = 2 siswa
VIII 4 = x proporsi sampel VIII 8 = x proporsi sampel

= x 19 = x 19

= 2 siswa = 2 siswa
62

LAMPIRAN 3

CONTOH PERHITUNGAN AKTIVITAS FISIK

Total aktivitas fisik MET dihitung dengan rumus :


Total MET-menit/minggu = aktvitas berat (METs x durasi x frekuensi) +
aktivitas sedang (METs x durasi x frekuensi) + aktivitas berjalan (METs x
durasi x frekuensi).
Contoh :
Dik : METs aktivitas berat = 8,0
METs aktivitas sedang = 4,0
METs aktivitas berjalan = 3,3
Frekuensi = 7 hari
Aktivitas berat = - Jogging = 10 menit
- Bermain sepak bola = 30 menit
- Berlari = 5 menit
- Senam = 15 menit
Aktivitas sedang = - Bermain volley = 20 menit
- Membersihkan rumput dan daun = 10 menit
- Berenang = 30 menit
- Mengelap kaca jendela = 5 menit
- Membuang sampah = 10 menit
- Mencuci baju = 30 menit
- Menanam = 15 menit
Aktivitas berjalan = - Berjalan ke sekolah = 10 menit
- Berjalan ke pasar = 10 menit
- Duduk dalam kelas = 40 menit
- Nonton TV = 30 menit
- Main handphone = 30 menit

Aktivitas Fisik = aktvitas berat (METs x durasi x frekuensi) + aktivitas


sedang (METs x durasi x frekuensi) + aktivitas berjalan
(METs x durasi x frekuensi).
= (8,0 x 60 x 7) + (4,0 x 120 x 7) + (3,3 x 120 x 7)
= 3360 + 3360 + 2772
= 9492 selama 7 hari
= 1356 MET/menit/minggu
= Aktivitas sedang
63

LAMPIRAN 4

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Telp/No. hp :

Menyatakan bersedia ikut berpartisipasi sebagai responden


pada penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa/i Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Palembangdengan judul “Gambaran Asupan
Zat Gizi Konsumsi Sayur dan Buah Aktivitas Fisik dan Pengetahuan
Gizi Pada Remaja Obesitas di SMP Negeri 1 Palembang”.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan


sebenar-benarnya dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Palembang ............................... 2018


Responden
64

LAMPIRAN 5

KUESIONER

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, KONSUMSI SAYUR DAN BUAH,


AKTIVITAS FISIK, DAN PENGETAHUAN PADA REMAJA OBESITAS
SISWA SMP N 1 PALEMBANG.

A. Identitas Responden
Nama responden :
Jenis kelamin : Laki-laki
Perempuan
Tempat, tanggal lahir : ( ) ......../......../..........
Umur : ……. tahun ......... bulan
Alamat :

No. Tlp/hp :
Kelas :
Tinggi Badan : cm
Berat Badan : kg

B. Identitas Orang Tua


Nama ayah :
Umur ayah :
Pendidikan ayah :

Nama ibu :
Umur ibu :
Pendidikan ibu :
65

LAMPIRAN 6

Form Food Frequency Questionnaire (FFQ) Konsumsi Pangan

Nama :
Kode Sampel :
Kelas :
Isi sesuai dengan kebiasaan anda dalam mengkonsumsi makanan
(dalam 1 bulan terakhir).

Nama Berat Frekuensi Rata-


URT
Makanan (gram) x/hari x/minggu x/bulan rata
A. Sumber Karbohidrat
Nasi
Roti Tawar
Singkong
Ubi jalar
Bihun
Kentang
Biskuit
Mie
Jagung
……..
……..
……..
B. Protein Hewani
Daging ayam
Daging sapi
Hati ayam
Telur ayam
Telur bebek
Ikan segar
Kerang
Cumi-cumi
Udang
Sosis
Nugget
Susu sapi
.........
…….
…….
66

C. Protein Nabati
Tempe
Tahu
Kacang hijau
Kacang
merah
Kacang tanah
Susu kedelai
Kecap
.............
……….
……….
D. Sayuran
Buncis
Bayam
Brokoli
Kacang
panjang
Kangkung
Kol
Sawi hijau
Taoge
Terong
Tomat
Wortel
Katu
Ketimun
Daun
singkong
…………
…………
…………
E. Buah-buahan
Apel
Anggur
Alpukat
Belimbing
Jeruk
Jambu biji
Mangga
Nangka
Melon
Pepaya
Pisang
67

Semangka
Nanas
Pear
Salak
Duku
Rambutan
…………
…………
...............
F. Serba serbi
Susu bubuk
Susu segar
Susu Kental
Manis
Puding
Yoghurt
Es krim
Coklat
Keju
Teh
Kopi
Sirup
................
………….
………….
G. Makanan Jajanan
Hamburger
Pizza
Fried Chicken
Spaghetti
French fries
(kentang
goreng)
Donat
Bakwan
Siomay
Pempek
Bakso
………..
………..
………..
………..
68

LAMPIRAN 7

KUESIONER AKTIVITAS FISIK

Nama :
Kode Sampel :
Kelas :
Isi sesuai dengan aktivitas yang anda lakukan sering dilakukan
dalam kurun waktu 7 hari ini, perkirakan waktu yang anda gunakan.

No. Aktivitas Fisik Waktu (menit)


Aktivitas ringan
1 Berjalan ke sekolah
2 Berjalan ke pasar
3 Berjalan ke toko
5 Duduk dalam kelas
6 Tidur
7 Nonton TV
8 Bermain play station
9 Main komputer/laptop
10 Main handphone
11 Berdandan
12 Belajar di rumah
Aktivitas sedang
1 Bersepeda
2 Bermain tenis
3 Berenang
4 Bermain music
5 Bermain volley
6 Bermain bulu tangkis
7 Olah raga dirumah : sit up dan push up
8 Membersihkan rumput dan daun
69

9 Mencangkul
10 Menanam
11 Pekerjaan mengunakan mesin dan di lakukan
sambil berjalan seperti pemetong rumput
12 Mengepel
13 Menyapu
14 Menjemur pakaian
15 Memindahkan barang ringan
16 Mengelap kaca jendela
17 Membereskan peralatan
18 Membuang sampah
19 Mencuci piring
20 Mencuci baju
21 Memandikan anak-anak (adik atau ponakan)
22 Memakaikan pakaian dengan anak-anak (adik
atau ponakan)
23 Memberi makan anak-anak (adik atau ponakan)
24 Berjalan dengan menggendong anak-anak (adik
atau ponakan)
25 Mengemudi (motor/mobil)
Aktivitas Berat
1 Jalan cepat
2 Berlari
3 Jogging
4 Bersepeda di medan yang berliku
5 Bermain sepak bola
6 Bela diri (karate,taekwondo, pencak silat)
7 Outbond
8 Senam aerobik
9 Dansa profesional, tari tradisional atau modern
yang menggunakan banyak gerakan
10 Menebang pohon manual dengan kapak
70

11 Memanjat pohon
12 Memindahkan furniture (sofa, meja, lemari)
13 Membawa belanjaan dan benda berat sambil
menaiki atau menuruni tangga
14 Berbelanja dengan mendorong troli berisi banyak
barang
15 Mengangkat benda berat
16 Mendorong benda berat
17 Menarik benda berat
18 Berlari menaiki atau menuruni tangga sambil
membawa koper
71

LAMPIRAN 8

KUESIONER PENGETAHUAN GIZI

Nama :
Kode Sampel :
Kelas :
Beri tanda (v) sesuai dengan pemahaman anda dalam kuesioner berikut.

No Pernyataan Benar Salah

1 Makanan yang bergizi itu adalah makanan yang


mengandung cukup zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh.

2 Zat gizi yang hanya diperlukan oleh tubuh terdiri dari karbohidrat
dan lemak.

3 Fungsi makanan adalah untuk membuat kenyang.

4 Fungsi karbohidrat adalah sumber energi bagi tubuh.

5 Fungsi zat pembangun adalah untuk pertumbuhan dan


pemeliharaan jaringan

6 Mengonsumsi sayur dan buah secara rutin sangat baik bagi


tubuh karena sayur dan buah banyak mengandung karbohidrat.

7 Sumber zat pengatur bagi tubuh adalah sayuran dan buah

8 Buah lebih banyak dikonsumsi dibanding sayuran

9 Sumber vitamin C terdapat dalam buah jeruk, tomat dan pepaya

10 Konsumsi makanan sumber energi yang melebihi


kebutuhan secara terus menerus akan menyebabkan berat
badan berlebih/obesitas

11 Faktor pencetus obesitas yaitu faktor genetik.

12 Faktor pencetus obesitas yaitu pola makan yang berlebihan.

13 Faktor pencetus obesitas yaitu kurang aktivitas.

14 Olahraga selama 30 menit dapat membantu menghilangkan


tumpukan lemak diperut serta mempertahankan berat badan.

15 Diabetes melitus, penyakit jantung berhubungan dengan


konsumsi makanan cepat saji dan makanan asin berlemak.
72

LAMPIRAN 9
OUTPUT SPSS
Frequency Table

Statistics

Energi Protein Lemak KH Sayurbuah Aktivitasfisik Pengetahuan

Valid 37 37 37 37 37 37 37
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2701.0432 112.3027 97.8000 382.4270 392.8784 1754.3595 77.2976

Minimum 2035.00 64.80 67.50 277.90 159.50 634.40 46.67

Maximum 3536.60 197.40 125.40 491.40 575.00 7772.50 93.33

Energi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 15 40.5 40.5 40.5

Valid Lebih 22 59.5 59.5 100.0

Total 37 100.0 100.0


73

Protein

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 7 18.9 18.9 18.9

Valid Lebih 30 81.1 81.1 100.0

Total 37 100.0 100.0

Lemak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 12 32.4 32.4 32.4

Valid Lebih 25 67.6 67.6 100.0

Total 37 100.0 100.0

KH

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 12 32.4 32.4 32.4

Valid Lebih 25 67.6 67.6 100.0

Total 37 100.0 100.0


74

Sayurbuah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 11 29.7 29.7 29.7

Valid Kurang 26 70.3 70.3 100.0

Total 37 100.0 100.0

Aktivitasfisik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Sedang 27 73.0 73.0 73.0

Valid Berat 10 27.0 27.0 100.0

Total 37 100.0 100.0

Pengetahuannn

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 10 27.0 27.0 27.0

Sedang 24 64.9 64.9 91.9


Valid
Kurang 3 8.1 8.1 100.0

Total 37 100.0 100.0


75

P_Energi * Statusgizi Crosstabulation

Statusgizi Total

Obesitas

Count 15 15
Baik
% within P_Energi 100.0% 100.0%
P_Energi
Count 22 22
Lebih
% within P_Energi 100.0% 100.0%

Count 37 37
Total
% within P_Energi 100.0% 100.0%

P_Protein * Statusgizi Crosstabulation

Statusgizi Total

Obesitas

Count 7 7
Baik
% within P_Protein 100.0% 100.0%
P_Protein
Count 30 30
Lebih
% within P_Protein 100.0% 100.0%

Count 37 37
Total
% within P_Protein 100.0% 100.0%
76

P_Lemak * Statusgizi Crosstabulation

Statusgizi Total

Obesitas

Count 12 12
Baik
% within P_Lemak 100.0% 100.0%
P_Lemak
Count 25 25
Lebih
% within P_Lemak 100.0% 100.0%

Count 37 37
Total
% within P_Lemak 100.0% 100.0%

P_KH * Statusgizi Crosstabulation

Statusgizi Total

Obesitas

Count 12 12
Baik
% within P_KH 100.0% 100.0%
P_KH
Count 25 25
Lebih
% within P_KH 100.0% 100.0%

Count 37 37
Total
% within P_KH 100.0% 100.0%
77

P_Sayurbuah * Statusgizi Crosstabulation

Statusgizi Total

Obesitas

Count 11 11
Baik
% within P_Sayurbuah 100.0% 100.0%
P_Sayurbuah
Count 26 26
Kurang
% within P_Sayurbuah 100.0% 100.0%

Count 37 37
Total
% within P_Sayurbuah 100.0% 100.0%

P_Aktivitasfisik * Statusgizi Crosstabulation

Statusgizi Total

Obesitas

Count 27 27
Sedang
% within P_Aktivitasfisik 100.0% 100.0%
P_Aktivitasfisik
Count 10 10
Berat
% within P_Aktivitasfisik 100.0% 100.0%

Count 37 37
Total
% within P_Aktivitasfisik 100.0% 100.0%
78

Pengetahuannn * Statusgizi Crosstabulation

Statusgizi Total

Obesitas

Count 10 10
Baik
% within Pengetahuannn 100.0% 100.0%

Count 24 24
Pengetahuannn Sedang
% within Pengetahuannn 100.0% 100.0%

Count 3 3
Kurang
% within Pengetahuannn 100.0% 100.0%

Count 37 37
Total
% within Pengetahuannn 100.0% 100.0%
Nama Jenis kelamin Umur BB TB Z-score Status gizi Energi Rda_energi Protein Rda_protein Lemak Rda_lemak KH
M. Ravi Laki-laki 13 67,5 148,6 2,52 Obesitas 2876,1 116,21 120,2 166,94 106,4 128,19 392,6
Anggita Perempuan 14 89,3 159,4 3,03 Obesitas 3476,9 140,48 175,2 243,33 92,8 111,81 491,4
Syarif Laki-laki 13 81,8 164,5 2,42 Obesitas 2769,6 111,9 176 244,4 123,5 148,8 388
Rafif ahmad Laki-laki 13 74,8 143,6 3,23 Obesitas 3265 131,92 165,5 229,86 98,7 118,92 409,4
M. Tamin Laki-laki 13 71,8 153,4 2,36 Obesitas 2767,5 111,82 98,3 136,53 103,5 124,7 374,3
M. Akbar Laki-laki 13 86,9 160,6 2,9 Obesitas 2971,9 120,08 114,3 158,75 110,5 133,13 388,9
M. Revo Laki-laki 13 91,9 163,3 2,65 Obesitas 2769,6 111,9 108,5 150,69 103,7 124,94 468
Nazly Laki-laki 13 78,9 158,2 2,64 Obesitas 3043,6 122,97 156,5 217,36 117,7 141,81 416,1
Dzakirah Perempuan 13 74,4 153,3 2,66 Obesitas 2978,8 120,36 125,9 174,86 106,2 127,95 380,5
Elmira Perempuan 13 85,2 155,4 3,03 Obesitas 2896,9 117,05 90,5 125,69 100,7 121,33 381,2
Sabrina Perempuan 13 83 159,5 2,78 Obesitas 2787,7 112,63 103,5 143,75 116,3 140,12 378,1
A Dewa Laki-laki 14 87 160,4 2,88 Obesitas 2857,3 115,45 127,5 177,08 112,5 135,54 387,4
Angel Perempuan 13 72,9 158,8 2,22 Obesitas 2827,7 114,25 122,5 170,14 125,4 151,08 388,8
Medina Perempuan 14 78,9 155,3 2,75 Obesitas 2745,3 110,92 98,3 136,53 103,5 124,7 374,3
Adinda meisa Perempuan 14 64,2 150,6 2,13 Obesitas 3536,6 142,89 197,4 274,17 92,8 111,81 473,8
Annisa S Perempuan 13 74,4 153,3 2,43 Obesitas 3153,9 127,43 165,9 230,42 105,3 126,87 404,4
M. Lufhi Laki-laki 13 88,3 167 2,66 Obesitas 2980,1 120,41 123,4 171,39 104,3 125,66 390,9
Dzaky Justitio Laki-laki 13 82,9 154,2 2,69 Obesitas 2777,6 112,23 109,7 152,36 112,6 135,66 379,4
M. Gavvin Laki-laki 14 86,6 163,4 2,72 Obesitas 2980,1 120,41 123,4 171,39 104,3 125,66 399,9
M. Audhi Laki-laki 13 76,4 153,5 2,76 Obesitas 2769,6 111,9 125,7 174,58 103,7 124,94 368
Nida Perempuan 14 55,9 140,3 2,14 Obesitas 2795,6 112,95 136,7 189,86 82,5 99,4 412,1
Nadhira Perempuan 13 74,9 154,9 2,41 Obesitas 2748 111,3 88,5 122,92 90,7 109,28 354,8
Jimmy Laki-laki 14 78,3 155,5 2,71 Obesitas 2596,9 104,93 90,5 125,69 100,7 121,33 381,2
Naisyah Perempuan 13 64,2 155,6 2,04 Obesitas 2204,7 89,08 97,5 135,42 105,7 127,35 360,3
M. Al Azrillah Laki-laki 13 48,1 131,4 2,1 Obesitas 2311,2 93,38 83,7 116,25 97,4 117,35 331,1
Faustin Perempuan 14 88,2 178 2,05 Obesitas 2311,2 93,38 83,7 116,25 97,4 117,35 331,1
Syeira Perempuan 14 84 163,6 2,58 Obesitas 2371,4 95,81 69 95,83 92,6 111,57 356
Ester Perempuan 13 63,8 150,8 2,08 Obesitas 2144 86,63 118,6 164,72 70,8 85,3 383,1
M. Fakhri Laki-laki 14 87,5 166,9 2,59 Obesitas 2571 103,88 88,5 122,92 90,7 109,28 374,8
Amanda Perempuan 14 67,3 150,1 2,37 Obesitas 2542,8 102,74 168,7 234,31 67,5 81,33 382,9
M. Irfan Laki-laki 13 75,5 161,6 2,27 Obesitas 2571 103,88 88,5 122,92 90,7 109,28 354,8
Sri Indah Perempuan 14 64,7 150,2 2,19 Obesitas 2192,1 88,57 68,2 94,72 82,1 98,92 377,7
Maritza Perempuan 13 81,9 152,3 2,05 Obesitas 2035 82,22 69,5 96,53 74,1 89,28 277,9
Naura Perempuan 13 66,2 150,3 2,33 Obesitas 2412,3 97,47 70,2 97,5 85,3 102,77 368,1
M. Rafly Laki-laki 14 77,2 153,8 2,74 Obesitas 2412,3 97,47 70,2 97,5 85,3 102,77 368,1
Arkan Laki-laki 14 91,3 164,8 2,86 Obesitas 2412,3 97,47 70,2 97,5 85,3 102,77 368,1
Alysha Perempuan 13 63,2 150,3 2,12 Obesitas 2075 83,84 64,8 90 75,4 90,84 332,3
Rda_KH Sayurbuah AktivitasFisik Pengetahuan P_Pengetahuan Energi Protein Lemak KH Sayurbuah Aktivitasfisik
115,47 345 1456 8 53,33 Lebih Lebih Lebih Lebih Kurang Sedang
144,53 396 1308,2 10 66,67 Lebih Lebih Lebih Lebih Kurang Sedang
114,12 386 1267,4 8 53,33 Lebih Lebih Lebih Lebih Kurang Sedang
120,41 327 667,2 11 73,33 Lebih Lebih Lebih Lebih Kurang Sedang
110,09 375 1026 11 73,33 Lebih Lebih Lebih Lebih Kurang Sedang
114,38 372 928,6 11 73,33 Lebih Lebih Lebih Lebih Kurang Sedang
137,65 386 847,8 13 86,67 Lebih Lebih Lebih Lebih Kurang Sedang
122,38 273 749,2 13 86,67 Lebih Lebih Lebih Lebih Kurang Sedang
111,91 387 783 13 86,67 Lebih Lebih Lebih Lebih Kurang Sedang
112,12 298 696,3 12 80 Lebih Lebih Lebih Lebih Kurang Sedang
111,21 368 731,7 13 86,67 Lebih Lebih Lebih Lebih Kurang Sedang
113,94 347 1025,5 13 86,67 Lebih Lebih Lebih Lebih Kurang Sedang
114,35 374 893,4 13 86,67 Lebih Lebih Lebih Lebih Kurang Sedang
110,09 375 634,4 13 86,67 Lebih Lebih Lebih Lebih Kurang Sedang
139,35 525 903,4 11 73,33 Lebih Lebih Lebih Lebih Baik Sedang
118,94 575 892,1 12 80 Lebih Lebih Lebih Lebih Baik Sedang
114,97 570 779 11 73,33 Lebih Lebih Lebih Lebih Baik Sedang
111,59 432 825 12 80 Lebih Lebih Lebih Lebih Baik Sedang
117,62 570 871,9 12 80 Lebih Lebih Lebih Lebih Baik Sedang
108,24 496 694,2 12 80 Lebih Lebih Lebih Baik Baik Sedang
121,21 324 1326 13 86,67 Lebih Lebih Baik Lebih Kurang Sedang
104,35 398 764,5 12 80 Lebih Lebih Baik Baik Kurang Sedang
112,12 298 925,6 12 80 Baik Lebih Lebih Lebih Kurang Sedang
105,97 328 1457 12 80 Baik Lebih Lebih Baik Kurang Sedang
97,38 479 3881,4 13 86,67 Baik Lebih Lebih Baik Baik Berat
97,38 479 1067,4 14 93,33 Baik Lebih Lebih Baik Baik Sedang
104,71 326 3116 10 66,67 Baik Baik Lebih Baik Kurang Berat
112,68 159,5 4628 12 80 Baik Lebih Baik Lebih Kurang Berat
110,24 398 1230,3 12 80 Baik Lebih Baik Lebih Kurang Sedang
112,62 498,5 7772,5 11 73,33 Baik Lebih Baik Lebih Baik Berat
104,35 398 2625,2 12 80 Baik Lebih Baik Baik Kurang Berat
111,09 409 3344 11 73,33 Baik Baik Baik Lebih Baik Berat
81,74 268,5 2238,2 10 66,67 Baik Baik Baik Baik Kurang Berat
108,26 343 1232,2 7 46,67 Baik Baik Baik Baik Kurang Sedang
108,26 343 5347,9 12 80 Baik Baik Baik Baik Kurang Berat
108,26 343 3718,8 12 80 Baik Baik Baik Baik Kurang Berat
97,74 567 2256 12 80 Baik Baik Baik Baik Baik Berat
Pengetahuan
Kurang
Sedang
Kurang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Baik
Baik
Sedang
Baik
Baik
Baik
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Kurang
Sedang
Sedang
Sedang

Anda mungkin juga menyukai