METODE DELPHI
Di susun oleh :
Kelompok 1
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul "Metode Delphi". Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah . Kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Dr. Runjati,M.Midselaku dosen koordinator dari mata kuliah Asuhan
Kebidanan Komunitasdan tak lupa ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut
berpartisipasi dengan memberikan dukungan dan motivasi sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kamu menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata,kami berharap semoga makalah "Metode Delphi" ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana penentuan prioritas masalah dengan metode Delphi?
C. Tujuan Masalah
b. Mengetahui tentang penentuan prioritas masalah dengan metode Delphi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Metode Delphi secara definisi adalah proses dalam kelompok yang melibatkan interaksi
antara peneliti dan sekelompok ahli terkait topik tertentu; biasanya melalui bantuan kuesioner.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan konsensus mengenai proyeksi/tren masa depan
menggunakan proses pengumpulan informasi yang sistematis. Metode ini berguna pada saat
pendapat dan penilaian dari para ahli dan praktisi dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah. Ini
akan sangat berguna ketika para ahli tidak bisa dihadirkan pada saat yang sama. Menurut Skutsch
dan Hall (1973), metode ini mengumpulkan penilaian tentang hal yang kompleks ketika informasi
yang tepat tidak tersedia.
B. Aplikasi
Aplikasi Menurut Linstone dan Turoff (1975) menyebutkan bahwa metode Delphi ini bisa
diaplikasikan pada bidang berikut:
1. Mengumpulkan data terkini dan historis yang tidak tersedia dan/atau tidak akurat
2. Mengevaluasi kemungkinan pilihan alokasi anggaran
3. Mengkaji pilihan perencanaan kota dan regional
4. Merencanakan kurikulum perkuliahan
5. Menyusun model pendidikan
6. Memetakan pro dan kontra terkait pilihan kebijakan
7. Mengkaji prioritas suatu pilihan
Selanjutnya, menurut mereka beberapa alasan berikut menyebabkan orang menggunakan
metode Delphi
1. Masalah yang ada tidak bisa diselesaikan secara metode analisis empiris namun lebih
kepada penilaian subjektif secara kolektif
2. Dibutuhkan beberapa orang untuk berkontribusi memberikan penilaian pada masalah yang
kompleks yang merepresentasikan perbedaan latarbelakang dan pengalaman
3. Dibutuhkan lebih banyak orang untuk bisa berinteraksi tatap muka
4. Tidak memungkinkan waktu dan biaya untuk melakukan pertemuan rutin
5. Proses komunikasi kelompok dapat meningkatkan efisiensi pertemuan
C. Metode Delphi
1. Kelompokkan masalah yang akan diprioritaskan.
2. Bagikan kertas kepada peserta untuk memprioritaskan dan berilah angka dari 1
sampai 10 untuk yang tidak prioritas ke paling prioritas.
2
3. Hasil dikumpulkan dan ditabulasi
Masalah Anggota
Jumlah
pada Prioritas
1 2 3 4 5 6 7 Skor
Stratifikasi
Cakupan 8 6 7 6 5 6 4 42 II
Imunisasi
Pemeriksaan 5 6 6 7 5 2 5 36 IV
Ibu Hamil
Cakupan 2 7 5 5 5 3 6 33 VI
KB
Gizi Balita 4 8 4 6 4 4 7 37 III
Cakupan 5 9 8 7 5 3 8 45 I
Pertolongan
Persalinan
KRR 5 5 6 7 4 3 4 34 V
Diare 3
3
Kurang Gizi pada bumil 9
4
D. Contoh Kasus
1. Penetapan Masalah
Data diambil dari profil dinas kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 2018
dengan alamat link : dinkesjatengprov.go.id.
a. Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagian dan sejahtera (Juliantoro, 2000).
Cakupan KB rendah disebabkan oleh tingkat pengetahuan ibu dan lingkungan
ibu yang rendah, adanya kepercayaan yang dianut oleh masyarakat dan
sosialisasi yang kurang. Sesuai data yang telah diperoleh dari data pada tahun
2017 cakupan peserta KB aktif Jawa Tengah sebesar 73,6% dan cakupan KB
pasif sebesar 26,4%, sedangkan pada tahun 2018 cakupan KB aktif adalah
76,9% dan cakupan KB pasif adalah 23,1%.
(https://jatengprov.go.id/beritaopd/2018-jateng-fokus-cegah-stunting/)
b. Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu lama. Hal ini terjadi karena asupan makan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan
dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun Stunting diakibatkan oleh banyak
faktor, seperti ekonomi keluarga, penyakit atau infeksi yg berkali-kali.
Kondisi lingkungan, baik itu polusi udara, air bersih bisa juga mempengaruhi
stunting. Tidak jarang pula masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah
stunting, seperti masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan,
kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan.
Sesuai data yang telah diperoleh dari data pada tahun 2018 cakupan Stunting
adalah 28%, sedangkan cakupan Stunting pada tahun 2017 adalah 28,5%.
(dinkesjatengprov.go.id.)
c. Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate) adalah Jumlah kematian ibu
akibat dari proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan per 100.000
kelahiran hidup pada masa tertentu.Angka pengukuran risiko kematian wanita
yang berkaitan dengan peristiwa kehamilan. AKI disebabkan oleh asupan gizi
dan nutrisi yang kurang, komplikasi persalinan, usia ibu yang terlalu muda,
5
usia ibu yang terlalu muda, jarak kehamilan yang terlalu dekat, tenaga
kesehatann yang kurang kompeten, riwayat kesehatan ibu yang memiliki
komplikasi, dan factor social ekonomi dan budaya.
Sesuai data yang telah diperoleh dari data pada tahun 2018 cakupan AKI
terdapat 421 kasus dengan 78,60 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada
tahun 2017 cakupan AKI terdapat 475 kasus dengan 88,05 per 100.000
kelahiran hidup.( dinkesjatengprov.go.id.)
2. Prioritas Masalah
Berdasarkan data yang sudah didapat dapat disimpulkan bahwa cakupan AKI
menduduki prioritas pertama dikarenakan pada tahun 2017 s/d 2018 mengalami
peningkatan sebesar 9,45 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan KB rendah
menduduki prioritas kedua karena pada tahun 2017 s/d 2018 mengalami
peningkatan sebesar 3,3%. Sedangkan stunting menduduki prioritas ketiga
dikarenakan pada tahun 2017 s/d 2018 mengalami peningkatan sebesar 0,5%.
Anggota Jumlah
Masalah Prioritas
A B C D E F G H I J K Skor
Cakupan
KB 7 6 7 6 5 5 7 7 5 5 5 65 II
Rendah
Stunting 3 3 5 4 2 3 5 4 4 2 3 38 III
AKI 8 9 8 7 8 6 8 9 8 7 6 84 I
3. Analisa Penyebab
Proses yang dilakukan sekelompok orang dengan menggunakan metode
tertentu, untuk menentukan dan mencari penyebab utama masalah tersebut.
Dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang penyebab masalah utama sehingga
dapat menyusun rencana kegiatan yang lebih spesifik dan mampu menyelesaikan
masalah
6
a) Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu lama. Hal ini terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru
terlihat saat anak berusia dua tahun Stunting diakibatkan oleh banyak faktor,
seperti ekonomi keluarga, penyakit atau infeksi yg berkali-kali. Kondisi
lingkungan, baik itu polusi udara, air bersih bisa juga mempengaruhi stunting.
Tidak jarang pula masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting,
seperti masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya
pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan.
(https://jatengprov.go.id/beritaopd/2018-jateng-fokus-cegah-stunting/)
b) Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate) adalah Jumlah kematian
ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan per 100.000
kelahiran hidup pada masa tertentu. Angka pengukuran risiko kematian wanita
yang berkaitan dengan peristiwa kehamilan. AKI disebabkan oleh asupan gizi dan
nutrisi yang kurang, komplikasi persalinan, usia ibu yang terlalu muda, usia ibu
yang terlalu muda, jarak kehamilan yang terlalu dekat, tenaga kesehatann yang
kurang kompeten, riwayat kesehatan ibu yang memiliki komplikasi, dan factor
social ekonomi dan budaya. ( dinkesjatengprov.go.id.)
c) Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagian dan sejahtera (Juliantoro, 2000). Cakupan
KB rendah disebabkan oleh tingkat pengetahuan ibu dan lingkungan ibu yang
rendah, adanya kepercayaan yang dianut oleh masyarakat dan sosialisasi yang
kurang. ( dinkesjatengprov.go.id.)
4. Pemecahan Masalah
Dari kasus AKI, Stunting dan cakupan KB rendah dapat dilakukan pemecahan
masalah dengan kegiatan promotif (penyuluhan dan promosi kesehatan) dan
preventif yang difokuskan pada kesehatan ibu dan anak.
7
a) Stunting : Memberikan makanan tambahan, konseling tentang pentingnya
IMD dan ASI Ekslusif, memotivasi ibu untuk membawa balitanya ke
posyandu untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
b) AKI : Gerakan sayang ibu, memberikan asuuhan kebidanan mulai dari
antenatal sampai dengan post natal
c) Cakupan KB Rendah : Memberikan pendidikan kesehatan mengenai
pentingnya ber-KB, mengadakan pemantauan program KIA melalui PWS
KIA cakupan KB aktif, mengelola program yang berhubungan dengan
penigkatan aspek kualitas, teknis dan aspek managerial pelayanan KB.
6. Pengambilan Keputusan
a) Stunting : Pemerintah masih berupaya untuk melanjutkan program untuk
menurunkan angka stunting dengan pemberian PMT walaupun terjadi
peningkatan sedikit angka dalam stunting pemberian PMT tetap dilakukan
dengan strategi baru yaitu pemberian sosialisasi kepada masyarakat
terutama untuk ibu mengenai stunting, menekankan kebijakan pada
pelayanan dasar untuk tetap mengawasi program tersebut.
b) AKI : Pemerintah masih berupaya menurunkan AKI dengan program yang
sudah ada seperti gerakan saying ibu, asuhan kebidanan antenatal post
natal.
c) Cakupan KB Rendah : Masyarakat harus berupaya meningkatkan ekonomi
dan berperan aktif dalam mencari informasi tentang penggunaan KB, bagi
tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatan penyampaian informasi
tentang pentingnya penggunaan KB kepada masyarakat dengan begitu
peserta KB aktif melalui pendidikan KB.
7. Rencana Pelaksanaan
a) Stunting : Pemberian PMT, terealisasinya program posyandu, KIE kepada
masyarakat tentang stunting, memberikan pelayanan dasar yang kompeten
dalam pengawasan stunting
b) AKI : Memberikan ANC Terpadu, memberikan asuhan persalinan yang
bersih dan aman serta asuhan sayang ibu, memaksimalkan cakupan
kunjungan nifas.
c) Cakupan KB Rendah : KIE metode kontrasepsi dan pentingnya berKB
8
8. Pelaksanaan
Melaksanakan pelaksanaan sesuai dengan rencana pelaksanaan dengan kebijakan
dan kewenangan profesi kebidanan berdasarkan dengan SOP.
a) Stunting : Pemberian PMT, terealisasinya program posyandu, KIE kepada
masyarakat tentang stunting, memberikan pelayanan dasar yang kompeten
dalam pengawasan stunting
b) AKI : Memberikan ANC Terpadu, memberikan asuhan persalinan yang bersih
dan aman serta asuhan sayang ibu, memaksimalkan cakupan kunjungan nifas.
c) Cakupan KB Rendah : KIE metode kontrasepsi dan pentingnya berKB
9. Penilaian/Evaluasi
Jika semua program pemerintah dapat terlaksana dengan baik dan benar maka
akan memberikan peningkatan hasil yang sesuai dengan rencana yaitu penurunan
AKI, stunting, dan cakupan KB rendah teratasi.
1. Penetapan Masalah
2.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia. 2018. Kebidanan : Teori dan Asuhan, Vol. 2. Jakarta.
EGC
12