Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 1

-Alyssa Shabrina
-Adelia Rahma A
-Anis Fitriana
 MasaNifas /Puerperium/post partum
“Puer” yang artinya bayi dan “Parous”
berarti melahirkan.(bahasa latin )

adalah masa yang dimulai setelah plasenta


keluar dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil). Masa nifas berlangsung
selama kirakira 6 minggu. (Prawirohardjo,
2009; Saifuddin, 2002).
 Nifassendiri berarti darah yang keluar dari
rahim ibu setelah sebab melahirkan atau
setelah melahirkan. (Bahiyatun, 2009)

 10Waktu masa nifas yang paling lama pada


wanita umumnya adalah 40 hari,jika
melebihi 40 hari dan itu keluar secara terus
menerus seperti darah haid maka perlu
segera dikonsulkan ke dokter (Saleha S,
2009).
 Masanifas ini merupakan masa yang cukup
penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu
melakukan pemantauan

Selama masa pemulihan tersebut


berlangsung, ibu akan mengalami banyak
perubahan, baik secara fisik maupun
psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat
fisiologis, namun jika tidak dilakukan
pendampingan melalui asuhan kebidanan
maka tidak menutup kemungkinan akan
terjadi keadaan patologis (Sulistyawati A,
2009)
 Tahapan Masa Nifas dibagi menjadi 3 tahap :
(Saleha, 2009)

 a. Peurperium dini
merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini
ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan. Dalam agama islam, dianggap bersih dan
boleh bekerja setelah 40 hari
 b. Peurperium intermedial
merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
 c. Remote peurperium
merupakan masa yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil
atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung
selama bulanan, bahkan tahunan.
 Tujuan Asuhan Masa Nifas (Bahiyatun, 2009)
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya ,baik fisik
maupun psikologis
2. Melaksanakan skrining yang komperehensif,
mendeteksi masalah, mengobati, atau merujuk
bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayi
3. Memberikan perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian
imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi
sehat.
4. Memberikan pelayanan KB
5. Mendapatkan dukungan kesehatan Emosi
 Peran dan Tanggung jawab Bidan pada masa nifas
(Ester M, 2009)

Peran dan tanggungjawab Bidan dalam masa nifas


adalah memberi perawatan dan dukungan sesuai
kebutuhan ibu, yaitu melalui kemitraan (partnership)
dengan ibu.
dengan cara :
1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas
2. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan
kebidanan pada masa nifas
3. Menyusun rencana asuhuan kebidanan berdasarkan
prioritas masalah
4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana
5. Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang
telah diberikan
6. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan
bersama klien.
 Pemerintah melalui Departemen Kesehatan
telah memberikan kebijakan, bahwa
kunjungan masa nifas dilakukan min.4 kali
 Hal ini bertujuan untuk :
1. Menilai kesehatan ibu dan kesehatan bayi
baru lahir
2. Mencegah terhadap kemungkinan –
kemungkinan adanya gangguan kesehatan
pada ibu dan bayi
3. Mendeteksi adanya kejadian pada masa
nifas
4. Menangani berbagai masalah yang timbul
dan menggangu kesehatan ibu dan bayi.
Tujuan :

1. Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri


2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan
rujuk jika perdarahan berlanjut
3. Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga mengenai cara mencegah perdarahan masa
nifas akibat atonia uteri
4. Pemberian asi awal
5. Mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi agar tetap sehat dengan mencegah
hipotermia
7. Petugas kesehatan yang menolong persalinan harus
mendampingi ibu dan bayi baru lahir selama 2 jam
pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi
dalam keadaan stabil
Tujuan :

1. memastikan involusi uterus berjalan normal,


uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus
tidak ada perdarahana bnormal, tidak ada bau
2. menilai adanya demam
3. memastkan agar ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan
4. memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda penyulit
5. member konseliing pada ibu tentang asuhan
pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat, dan perawatan bayi sehari-hari
 Tujuan
Kegiatannya sama seperti diatas (6 hari setelah
persalinan)
 Tujuan

1. mengkaji tentang kemungkinan penyulit


pada ibu
2. memberi konseling keluarga berencana (KB
secara dini)
 Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis,
1994:6-7 ) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk
memberikan pelayanan professional terhadap
masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian
sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas
berupa kewajiban terhadap masyarakat.
 Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan
professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa
yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak
baik bagi professional.
 Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang
harus dihindari.
 Tujuan kode etik yaitu agar professional
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak professional.
1. Pada masa kala IV hingga early postpartum,
bidan harus melakukan observasi melekat
bersama ibu dan bayi dalam beberapa saat
untuk memastikan ibu dan bayi dalam posisi
yang stabil serta tidak mengalami komplikasi.
2. Periksa fundus uteri tiap 15 menit pada jam
pertama, 20-30 menit pada jam kedua
postnatal, jika kontraksi tidak kuat.
3. Periksa tekanan darah, kandung kemih,
nadi, perdarahan tiap 15 menit pada jam
pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua
postnatal.
4. Anjurkan ibu minum untuk mencegah dehidrasi,
bersihkan perineum, dan anjurkan untuk mengenakan
pakaian bersih, biarkan ibu istirahat, beri posisi yang
nyaman, dukung program boundung attachment dan
ASI ekslusif, ajarkan ibu dan keluarga untuk
memeriksa fundus uteri dan perdarahan secara
mandiri, beri konseling tentang gizi, perawatan
payudara, serta kebersihan diri.
5. Memberikan dukungan secara berkesinambungan
selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk
mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama
masa nifas.
6. Bidan berperan sebagai promotor hubungan antara
ibu dan bayi serta keluarga.
7. Mendorong ibu untuk menyusui ibunya dengan
meningkatkan rasa nyaman ibu.
8. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan sesuai
indikasi.
9. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya
mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali
tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan personal higiene.
10. Melakukan manajemen asuhan dengan cara
mengumpulkan data menetapkan diagnosa dan
rencana tindakan asuhan serta melaksanakannya
untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah
komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
selam periode nifas.
11. Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas dan
menyusui secara profesional sesuai dengan standar
kewenangan dan standar kompetensi bidan.

Anda mungkin juga menyukai