Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

OBSTETRI

“KOMPLIKASI KEHAMILAN”

Dosen Pengampuh :

dr. Muchlis

Di Susun Oleh :

Miftahul Rahma Bahay

PO7124318033

POLTEKKES KEMENKES PALU

JURUSAN DIV KEBIDANAN TINGKAT III B

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat-Nya


penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “KOMPLIKASI KEHAMILAN”.

Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah OBSTETRI.


Tidak lupa saya ucapkan terimkasih kepada dosen mata kuliah yang telah
membimbing.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurnah. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang ditunjukan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Palu, 13 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2

1.3 Tujuan...............................................................................................................2

1.4 Manfaat.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Pengertian Komplikasi Kehamilan................................................................3

2.2 Macam-Macam Komplikasi Kehamilan........................................................3

2.3 Penyebab Komplikasi Kehamilan..................................................................9

2.4 Gejala Komplikasi / Tanda Bahaya Ibu Hamil...........................................13

2.5 Cara Mencegah..............................................................................................16

BAB III PENUTUP..............................................................................................17

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................17

3.2 Saran...............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.


Lamanya hamilnormal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir.Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterusmelalui vagina
ke dunia luar. Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu
merupakanperistiwa dan pengalaman penting dalam kehidupan seorang
wanita.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajatkesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu
target yang telahditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan
ke 5 yaitu meningkatkankesehatan ibu dimana target yang akan dicapai
sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾resiko jumlah kematian ibu.
Penurunan angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidupmasih terlalu
lamban untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium
(MilleniumDevelopment Goals/MDGs) dalam rangka mengurangi tiga per
empat jumlah perempuan yangmeninggal selama hamil dan melahirkan pada
2015, demikian pernyataan resmi OrganisasiKesehatan Dunia (WHO) pada
Jumat. Dalam pernyataan yang diterbitkan di laman resmi WHOitu dijelaskan,
untuk mencapai target MDGs penurunan angka kematian ibu antara 1990
dan2015 seharusnya 5,5 persen per tahun. Namun data WHO, UNICEF,
UNFPA dan Bank Duniamenunjukkan angka kematian ibu hingga saat ini
masih kurang dari satu persen per tahun.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Komplikasi Kehamilan ?
2. Apa saja macam-macam Komplikasi Kehamilan ?
3. Apa yang menyebabkan Komplikasi Kehamilan ?
4. Apa saja gejala dari Komplikasi Kehamilan ?
5. Bagaimana cara pencegahan dari Komplikasi Kehamilan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Komplikasi Kehamilan
2. Untuk mengetahui berbagai macam Komplikasi Kehamilan
3. Untuk mengetahui penyebab dari Komplikasi Kehamilan
4. Untuk mengetahui gejala-gejala dari Komplikasi Kehamilan
5. Untuk mengetahui cara pencegahan dari Komplikasi Kehamilan

1.4 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan kita
khususnya sebagai Mahasiswa Kebidanan untuk lebih mengetahui dan
memahami mengenai Komplikasi pada Kehamilan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komplikasi Kehamilan


Kehamilan merupakan saat di mana seorang wanita mengandung embrio
dan membawanya di dalam rahim.

Komplikasi merupakan penyakit yg baru timbul kemudian sebagai


tambahan pada penyakit yg sudah ada.

Dari dua pengertian diatas saya mengambil kesimpulan Berarti


Komplikasi Kehamilan merupakan suatu penyakit yang timbul dimana saat
seorang wanita sedang mengandung / atau hamil.

Kehamilan adalah salah satu bagian paling indah dari kehidupan wanita
tetapi banyak kali masalah kecil dapat membuat risiko tinggi untuk wanita
hamil dan bayi to-be-lahir. Kehamilan masalah hari ini telah menjadi hal biasa
bagi hampir setiap wanita dan masalah ini tampaknya akan menghancurkan
pesona asli dari periode yang hamil perempuan harus benar-benar menikmati.
Infeksi pada tubuh, beberapa bahan kimia, atau beberapa jenis radiasi dapat
menyebabkan cacat pada kelahiran (teratogen) untuk tubuh perempuan.
Komplikasi akan muncul setiap saat selama kehamilan atau mungkin setelah
kehamilan. Bahkan anak mungkin menderita dengan masalah ini.

2.2 Macam-Macam Komplikasi Kehamilan


Menurut Dep Kes RI (1997), jika tidak melaksanakan ANC sesuai aturan
dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 2
kelompok :

3
4

A. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :


1. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah
kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya
daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. Jika perdarahan
terjadi di tempat yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan atau
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak mampu melakukan
tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian maternal akan
terjadi.
2. Pre-eklampsia/eklampsia
Kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan disebut dengan
keracunan kehamilan, dengan tanda -tanda oedeme (pembengkakan)
terutama tampak pada tungkai dan muka., tekanan darah tinggi, dan
dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urine dari
laboratorium. Kematian karena eklampsia meningkat dengan tajam
dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia berat. Gejala-gejala dari pre-
eklampsia adalah tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mm hg, wajah
atau tangan membengkak, serta kadar protein yang tinggi dalam air
kemih.
3. Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
a) Letak Lintang : Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim
pada kehamilan tua (8-9 bulan) : kepala ada di samping kanan at au
kiri dalam rahim ibu. Bayi letak lintang tidak dapat lahir melalui
jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin melintang terhadap
sumbu tubuh ibu. Bayi membutuhkan pertolongan operasi sesar.
b) Letak Sungsang : merupakan kelai nan letak janin di dalam rahim
pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan
bokong atau kaki di bawah. Bayi letak sungsang lebih sukar lahir,
karena kepala lahir terakhir. Penyebab letak sungsang dapat berasal
dari pihak ibu (keadaan rahim, keadaan plasenta, keadaan jalan
5

lahir) dan dari janin (tali pusat pendek, hidrosefalus, kehamilan


kembar, hidramnion, prematuritas).
4. Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter.
Keadaan ini mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara
perlahan-lahan atau sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air
ketuban ½ - 1 liter. Karena rahim sangat besar akan menekan pada
organ tubuh sekitarnya, yang menyebabkan keluhan-keluhan sebagai
berikut:
a) Sesak napas, karena sekat rongga dada terdorong ke atas.
b) Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi air ketuban 2 liter.
c) Pembengkakan pada kedua bibir kemaluan dan tungkai.
5. Ketuban Pecah Dini
Ketuban Pecah Dini yaitu keluarnya cairan berupa air dari vagina
setelah kehamilan berusia 22 minggu. Ketuban dinyatakan pecah dini
jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput
ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37
minggu maupun kehamilan aterm.
6. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang tertanam di atas atau di dekat
serviks (leher rahim), pada rahim bagian bawah. Di dalam rahim,
plasenta bisa menutupi lubang serviks secara keseluruhan atau hanya
sebagian. Plasenta previa biasanya terajdi pada wanita yang telah
hamil lebih dari 1 kali atau wanita yang memiliki kelainan rahim
(misalnya fibroid). Pada akhir kehamilan, tiba-tiba terjadi perdarahan
yang jumlahnya bisa semakin banyak. Dara yang keluar biasanya
berwarna merah terang. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan
pemeriksaan usg. Jika perdarahannya hebat, dilakukan transfusi darah
berulang. Jika perdarahannya ringan dan persailinan masih lama,
bisanya dianjurkan untuk menjalani tirah baring. Hampir selalu
dilakukan operasi sesar karena cenderung terjadi pelepasan plasenta
6

sebelum waktunya, bayi bisa mengalami kekurangan oksigen dan ibu


bisa mengalami perdarahan hebat.
7. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
selama masa hamil, tidak seperti morning sickness yang biasa dan bisa
menyebabkan dehidrasi dan kelaparan. Penyebabnya tidak diketahui.
Faktor psikis bisa memicu atau memperburuk muntah. Berat badan
pendertia menurun dan terjadi dehidrasi. Dehidrasi bisa menyebabkan
perubahan kadar elektrolit di dalam darah sehingga darah menjadi
terlalu asam. Jika muntah terus terjadi, bisa terjadi kerusakan hati.
Komplikasi lainnya adalah perdarahan pada retina yang disebabkan
oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah. Penderita
dirawat dan mendapatkan cairan, glukosa, elektrolit serta vitamin
melalui infus. Penderita berpuasa selama 24 jam. Jika perlu, bisa
diberikan obat anti-mual dan obat penenang. Jika dehidrasi telah
berhasil diatasi, penderita boleh mulai makan makanan lunak dalam
porsi kecil. biasanya muntah berhenti dalam beberapa hari. Jika gejala
kembali kambuh, maka pengobatan diulang kembali.
8. Abrupsio Plasenta
Abrupsio plasenta adalah pelepasan plasenta yang berada dalam
posisi normal pada dinding rahim sebelum waktunya, yang terjadi pada
saat kehamilan bukan pada saat persalinan. Plasenta mungkin tidak
menempel seluruhnya (kadang hanya 10-20%) atau menempel
seluruhnya. Penyebabnya tidak diketahui. abrupsio lebih sering
ditemukan pada wanita yang menderita tekanan darah tinggi, penyakit
jantung, diabetes atau penyakit rematik dan wanita pemakai kokain.
Terjadi perdarahan rahim yang berasal dari sisi tempat menempelnya
plasenta.
7

B. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :


1. Penyakit Jantung
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain sesak napas,
jantung berdebar, dada terasa berat (kadang -kadang nyeri), nadi cepat,
kaki bengkak Keluhan tersebut timbul di waktu kerja berat. Sedangkan
pada payah jantung yang berat dirasa pada saat kerja ringan atau
sedang beristirahat/berbaring. Pada saat kehamilan, penyakit jantung
ini akan menjadi lebih berat. Pengaruh penyakit jantung terhadap
kehamilan adalah dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan
janin dengan berat badan lahir rendah, prematuritas, kematian janin
dalam rahim dan juga dapat terjadi abortus.
2. Tuberkulosis
Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain batuk
lama tak sembuh-sembuh, tidak suka makan, badan lemah dan
semakin kurus, batuk darah. Penyakit ini tidak berpengaruh secara
langsung terhadap janin dan tidak memberikan penularan selama
kehamilannya. Janin baru akan tertular setelah dilahirkan. Bila
tuberkulosa/TBC sudah berat dapat menurunkan kondisi tubuh ibu
hamil, tenaga dan termasuk ASI ikut berkurang, bahkan ibu dianjurkan
untuk tidak memberi ASI kepada bayinya secara langsung.
3. Anemia
Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 -15 gr
%. Angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil, terutama wanita
yang mendapat pengawasan selama hamil. Oleh karena itu,
pemeriksaan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan darah rutin
selama pengawasan antenatal, yaitu dilakukan setiap 3 bulan atau
paling sedik it 1 kali pada pemeriksaan pertama atau pada triwulan
pertama dan sekali lagi pada triwulan terakhir. Keluhan yang dirasakan
ibu hamil adalah: lemas badan, lesu, lekas lelah, mata berkunang-
kunang, jantung berdebar. Pengaruh anemia terhadap kehamilan antara
lain: dapat menurunkan daya tahan ibu hamil sehingga ibu mudah
8

sakit, menghambat pertumbuhan janin sehingga bayi lahir dengan


berat badan rendah dan persalinan prematur.
4. Malaria
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antar a lain panas tinggi,
menggigil sampai keluar keringat, sakit kepala, muntah -muntah. Bila
penyebab malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia,
maka akan mengganggu ibu hamil dan kehamilannya. Bahaya yang
mungkin terjadi antara lain abortus/keguguran, kematian janin dalam
kandungan, dan persalinan prematur.
5. Diabetes Mellitus
Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila :
a) Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar
dengan berat badan lahir bayi lebih dari 4 000 gram.
b) Pernah mengalami kematian bayi dalam rahim pada kehamilan
minggu-minggu terakhir.
c) Ditemukan glukosa dalam air seni (pemeriksaan laboratorium),
yang disebut glikosuria.
Pengaruh diabetes mellitus terhadap kehamilan tergantung pada
berat ringannya penyakit, pengobatan dan perawatannya. Pengobatan
diabetes mellitus menjadi lebih sulit karena pengaruh kehamilan.
Kehamilan akan memperberat diabetes mellitus dan memperbesar
kemungkinan timbulnya komplikasi seperti koma. Komplikasi yang
Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik seperti cidera akibat kecelakaan
(kendaraan, keracunan dan kebakaran).
6. Inkompatibilitas rh
Inkompatibilitas rh adalah suatu ketidaksesuaian rh di dalam darah ibu
hamil dan darah bayinya. sebagai akibat dari inkompatibilitas rh, tubuh
ibu akan membentuk antibodi terhadap sel-sel darah merah bayi.
antibodi menyebabkan beberapa sel darah merah pecah dan kadang
menyebabkan penyakit hemolitik (sejenis anemia) pada bayi. golongan
darah ditentukan berdasarkan kepada adanya molekul-molekul pada
9

permukaan sel darah merah. golongan darah rh terdiri dari beberapa


molekul tersebut.

2.3 Penyebab Komplikasi Kehamilan


1. Pentingnya Perencanaan
Sejak awal pasangan suami istri mestinya memutuskan mereka
akan mempunyai anak berapa. Di negara-negara berkembang, sudah
menjadi pemandangan lazim kalau kita melihat ibu-ibu yang sudah
hamil lagi padahal ia masih menggendong bocah kecil atau malah
menyusui bayinya. Perencanaan yang baik memungkinkan ibu
mengatur jarak ideal antara kehamilan yang satu dengan kehamilan
berikutnya, meringankan tugas Si Ibu, sekaligus memungkinkan
tubuhnya pulih kembali usai melahirkan.
2. Diet Sehat
Selain mencukupi zat-zat makanan yang nanti dibutuhkan janinnya
sepanjang kehamilan, sebelum hamil, seorang calon ibu membutuhkan
paling tidak empat bulan untuk meminimalkan efek negatif zat-zat
kimia berbahaya.
Resiko janin terkena spina bifida (kelainan sambungan jaringan-
jaringan saraf) akan berkurang secara signifikan bila Si Ibu cukup
mengonsumsi asam folat. Pasalnya, tabung saraf akan menutup pada
hari ke 24 sampai ke 28 setelah konsepsi. Di saat itu biasanya yang
bersangkutan belum menyadari kalau dirinya hamil. Itulah mengapa
konsumsi asam folat sebaiknya dimulai beberapa bulan sebelumnya
ketika wanita merencanakan punya momongan.
Zat besi juga sangat penting. Selama kehamilan, calon ibu
membutuhkan zat besi dua kali lipat dari kebutuhan sebelum hamil.
Kalau kebutuhan zat besi ini tidak tercukupi, Si Calon Ibu akan
mengalami anemia atau rendahnya kadar zat besi dalam darahnya.
Kondisi ini diperburuk oleh frekuensi kehamilan yang membuat tubuh
Si Ibu tidak sempat pulih.
10

3. Infeksi
Infeksi pada kandung kemih, serviks (mulut rahim) ataupun infeksi
pada sistem pencernaan dapat memburuk kondisi selama kehamilan
dan meningkatkan risiko mengalami persalian prematur dan
preeklampsia. Jadi, jauh lebih baik mengobati infeksi apa pun sebelum
hamil hingga saat hamil tubuh benar-benar dalam keadaan sehat.
4. Pemeriksaan Prenatal
Kunjungan teratur ke dokter kandungan dan kebidanan sepanjang
kehamilan terbukti mampu mengurangi risiko kematian. Kalaupun
tidak memungkinkan untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan,
setidaknya periksakan kehamilan ke bidan.
Pemeriksaan rutin ke tenaga medis dapat memantau kondisi
kehamilan tersebut apakah memerlukan penanganan khusus atau tidak.
Di antaranya kehamilan kembar, tekanan darah tinggi, gangguan
jantung atau ginjal dan diabetes. Di banyak negara, ibu hamil
mendapat vaksin tetanus toksoid guna mencegah tetanus pada bayi
baru lahir. Ketika usia kehamilan mencapai 26-28 minggu biasanya
akan dilakukan pemeriksaan terhadap ada tidaknya Streptokokus B.
Kalau bakteri ini ada di usus besar bukan tidak mungkin nantinya akan
menginfeksi bayi saat dilahirkan.
Ibu hamil juga wajib menyampaikan riwayat medisnya maupun
keluhan yang dirasakannya kepada dokter yang menangani
kehamilannya. Cermati pula situasi darurat bagi wanita hamil, yakni
perdarahan melalui vagina, wajah tiba-tiba bengkak, rasa sakit yang
hebat dan terus-menerus di kepala atau tangan, penglihatan yang tiba-
tiba berkabut, rasa sakit yang luar biasa di daerah perut, muntah terus-
menerus, menggigil akibat demam, frekuensi atau intensitas gerak
janin mendadak berubah, membanjirnya cairan lewat vagina, rasa perih
atau tak tuntas saat buang air kecil.
11

5. Alkohol dan Obat-obatan Terlarang


Konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang (termasuk rokok)
meningkatkan risiko bayi mengalami retardasi atau keterbelakangan
mental, dengan cacat fisik ataupun gangguan perilaku.
Ada banyak kasus di mana ibu hamil yang kecanduan alkohol dan
obat-obatan terlarang melahirkan bayi dengan sindrom menarik diri.
Meskipun banyak yang beranggapan bahwa 1 seloki kecil anggur bila
diminum sesekali selama kehamilan tidak akan membahayakan janin.
Namun para dokter biasanya akan menganjurkan para ibu hamil untuk
total meninggalkan hal-hal tadi selama hamil. Calon ibu juga
sebaiknya benar-benar menjaga diri untuk tidak menjadi perokok pasif.
6. Obat-obatan
Sebaiknya tidak minum obat apa pun bila memang tidak ada
indikasi medis. Bahkan beberapa suplemen vitamin pun bisa
membahayakan bila dikonsumsi sembarangan. Vitamin A yang
berlebih, contohnya, bisa memicu terjadinya malformasi alias kelainan
pembentukan organ atau kecacatan.
7. Berat Badan
Ibu hamil disarankan menghindari perubahan BB (berat badan)
yang ekstrem. Bayi baru lahir dengan berat rendah (kurang dari 2,5 kg)
memiliki risiko kematian 40 kali lebih tinggi dibanding bayi lahir
dengan berat rata-rata atau normal. Idealnya, berat badan baru
mengalami peningkatan di trimester kedua.
Ini berarti Si Ibu Hamil makan dengan kuantitas yang tidak
berlebih. Penambahan berat ini memang sesuai dengan meningkatnya
kebutuhan organ-organ tubuh. Penambahan berat badan yang ideal
adalah 9-12 kg pada akhir kehamilan. Sedangkan ibu hamil yang
berbadan kurus dianjurkan mengupayakan penambahan BB sebanyak
12-15 kg. Sebaliknya, ibu-ibu dengan BB berlebih sebelum kehamilan
sebaiknya membatasi kenaikan BB hanya sekitar 7-9 kg saja.
12

8. Kebersihan
Jangan abaikan pula aturan-aturan dasar seputar kebersihan, di
antaranya mencuci tangan dan bahan-bahan makanan yang hendak
diolah. Hubungan intim pada dasarnya tak jadi masalah. Asalkan
jangan dilakukan di minggu-minggu terakhir kehamilan karena bisa
memicu terjadinya perdarahan, kontraksi, ataupun lahir sebelum
waktunya.
9. Zat Kimia
Penggunaan aerosol dan zat-zat kimia dalam rumah tangga juga
sebaiknya dibatasi. Suhu yang teramat tinggi dan latihan berlebih juga
harus dihindari.
Begitu pula dengan berdiri terlalu lama ataupun melakukan
pekerjaan yang menyita banyak tenaga. Saat berkendara, sabuk
pengaman tetap wajib dikenakan tapi dengan ikatan yang cukup
konggar agar tak menekan perut.
10. Jenis Persalinan
Ibu hamil jauh-jauh hari sebaiknya sudah memutuskan apakah
akan melahirkan di RS, klinik bersalin atau bahkan di rumah, apakah
secara normal atau sesar. Si Ibu hamil juga wajib tahu, sampai batas
tertentu, bagaimana dia akan ditolong oleh dokter kandungan atau
bidan.
Ibu hamil pun harus memahami aspek-aspek yang terkait dengan
persalinan, seperti posisi saat melahirkan, episiotomi, forsep, penahan
rasa sakit maupun monitoring melalui alat-alat khusus yang
serbacanggih. Kalau memilih melahirkan di rumah dan ternyata terjadi
komplikasi, contohnya. Maka ibu perlu tahu ke rumah sakit mana ia
harus mencari pertolongan, terutama bila terjadi perdarahan. Kondisi
seperti ini yang harus benar-benar diperhitungkan. Begitu juga
ketersediaan darah mengingat tidak sedikit kaum ibu yang menemui
ajal saat melahirkan karena mengalami perdarahan.
13

2.4 Gejala Komplikasi / Tanda Bahaya Ibu Hamil


1. Perdarahan pervaginam
Perdarahan melalui vagina pada kehamilan jarang sekali
merupakan hal yang normal. Pada saat yang dini dalam masa
kehamilan, para ibu mungkin akan melihat adanya perdarahan sedikit
atau bintik darah sekitar waktu pertama kali haid mereka berhenti.
Perdarahan ini adalah perdarahan implementasi (penanaman) dan hal
itu adalah normal. Cara mendeteksinya seorang bidan harus meminta
ibu untuk menjelaskan sifat-sifat perdarahannya, kapan mulai terjadi
flek, berapa banyak darah yang sudah hilang, apa warna darah tersebut,
adakah gumpalan darah beku dan lain-lain. Pada waktu-waktu lain
dalam masa kehamilan, perdarahan ringan mungkin bisa merupakan
suatu pertanda dari cervix yang rapuh. Perdarahan jenis ini bisa
merupakan hal yang normal atau bisa juga sebagai pertanda adanya
infeksi. Cara pengumpulan datanya lakukan pemeriksaan tekanan
darah, suhu, denyut, serta tonus jantung bayi.
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak pernah boleh
dianggap normal adalah perdarahan yang merah, berat dan
menyakitkan. Perdarahan seperti ini bisa menjadi pertanda telah terjadi
abortus kehamilan, atau kehamilan ektopik. Tugas bidan adalah
melakukan pemeriksaan luar, raba dan rasakan kelembutan abdominal
bagian bawah, lakukan pemeriksaan inspekulo (jika memungkinkan).
Pada usia kehamilan selanjutnya, perdarahan abnormal adalah
merah, banyak dan kadang-kadang walaupun tidak selalu, bertalian
dengan rasa nyeri. Perdarahan jenis ini bisa menjadi pertanda adanya
placenta previa atau placenta abruption. Pada kasus plasenta previa
jangan sekali-kali melakukan pemeriksaan dalam.
2. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala semasa kehamilan adalah normal dan sering
merupakan ketidaknyamanan yang umum dalam kehamilan. Sakit
14

kepala yang mungkin mengindikasikan suatu masalah yang serius


adalah sakit kepala yang hebat yang berlangsung terus menerus dan
tidak bisa hilang dengan jalan istirahat. Kadang-kadang, dengan sakit
kepala yang sangat berat, seorang ibu bisa merasakan bahwa
penglihatan/pemandangan matanya bisa kabur atau ibu tersebut melihat
adanya bintik hitam dihadapan matanya. Sakit kepala berat dalam masa
kehamilan merupakan gejala dari preeklampsia.
Pentalaksanaan dengan cara menanyakan kepada ibu apakah ia
mengalami edema/pembengkakan pada wajah/tangan atau terjadi
masalah penglihatan. Periksa tekanan darah, protein urine, refleks dan
edema. Periksa suhu badannya dan jika suhunya naik pertimbangkan
untuk memeriksa darah untuk mengetahui apakah ada penyakit/parasit
malaria.
3. Masalah penglihatan
Oleh karena pengaruh-pengaruh hormonal, akuitas visual
(ketajaman penglihatan) seorang ibu bisa berubah pada saat kehamilan.
Perubahan kecil dalam masa ini adalah normal.
Masalah penglihatan yang bisa mengindikasikan kondisi yang
mengancam jiwa ialah perubahan tiba-tiba dalam penglihatan, seperti
kekaburan penglihatan atau melihat adanya bintik-bintik dihadapan
mata. Perubahan-perubahan seperti ini bisa dibarengi dengan sakit
kepala berat. Perubahan penglihatan yang tiba-tiba bisa merupakan
pertanda adanya preeklamsia. Pada kasus ini lakukan pemeriksaan
tekanan darah, protein urine, refleks dan edema.
4. Pembengkakan di wajah atau tangan
Hampir setengah dari jumlah seluruh wanita pasti mengalmi sedikit
pembengkakan yang sifatnya normal pada kaki dan telapak kaki yang
biasanya muncul pada akhir (sore) hari dan biasanya akan hilang setelah
istirahat atau dengan meninggikan kaki sedikit.
Pembengkakan yang bisa mengindikasikan adanya masalah yang
serius ialah bila pembengkakan tersebut berada di wjaah dan tangan,
15

dan tidak mau hilang setelah istirahat, dan hal ini disertai dengan
keluhan-keluhan fisik lainnya. Hal ini bisa merupakan pertanda adanya
anemia, kegagalan kardiak atau pre eklampsia.
5. Sakit abdominal yang berat
Rasa sakit abdominal yang tidak ada hubungannya dengan
persalinan normal biasanya adalah tidak normal. Rasa sakit abdominal
yang mungkin bisa mengindikasikan masalah yang mengancam jiwa
ialah rasa sakit yang parah, terus berlanjut dan tidak bisa diperingan
dengan jalan istirahat. Hal ini bisa berarti adanya apendicitis (radang
usus buntu), penyakit radang panggul, kehamilan ektopik, abortus,
gastritis, penyakit kantung empedu, abrupsi plasenta (plasenta lepas
sebelum waktunya), infeksi saluran kemih atau infeksi-infeksi lainnya.
Mintalah ibu untuk menjelaskan sifat nyeri badomen tersebut,
kapan terjadinya, seberapa sakitnya dan lain-lain. Tanyakan apakah ada
tanda-tanda/gejala lain yang menyertai seperti muntah-muntah, diare,
demam dan sebagainya. Lakukan pemeriksaan tekanan darah, suhu,
denyut jantung janin, denyut nadi.
Lakukan pemeriksaan luar, dalam, raba dan rasakan kelembutan
abdominalnya atau kelembutan rebound (pantulannya), periksa untuk
mengetahui Costo-Vertebral Angle Tenderness (CVAT) atau nyeri pada
daerah tulang dada dan tulang punggung. Periksa urine untuk
mengetahui kadar proteinnya.
6. Pergerakan bayi berkurang tidak seperti biasanya
Pada saat bayi tertidur pergerakannya akan sedikit melambat, bayi
seharusnya bergerak sedikitya 3 kali dalam 3 jam. Pergerakan tersebut
akan lebih mudah dirasakan ketika berbaring atau beristirahat dan pada
waktu ibu cukup makan dan cukup minum.
Jika bayi bergerak sebelumnya dan sekarang tidak bergerak lagi,
tanyakan pada ibu, kapankah terakhir kalinya bayi tidak bergerak?.
Lakukan perabaan untuk mengetahui dan merasakan pergerakan janin
dan dengarkan denyut jantung janin.
16

2.5 Cara Mencegah


Ibu hamil perlu tahu dan mewaspadai gejala Komplikasi
kehamilan, cara mencegah dan menanggulanginya. Ibu hamil juga harus
benar-benar memperhatikan asupan dan nutrisinya. Tidak hanya karena
harus member makan janin yang di kandungnya, ibu hamil juga bisa
mencegah komplikasi kehamilan dengan menjaga asupan nutrisi yang
seimbang. Berikut ini adalah beberapa cara yang digunakan untuk
mencegah komplikasi kehamilan :
 Kunjungi Dokter/Bidan
Kunjungi dokter atau bidan secara teratur. Rutin Chek-Up
akan mendeteksi massalah dan membuat anda dan bayi anda sehat.
 Hindari rokok
Jangan merokok dan hindari paparan perokok pasif.
Merokok dapat menyebabkan masalah dengan placenta dan telah
dikaitkan dengan menderita sindrom kematian bayi mendadak.
 Hindari bahan kimia
Hindari paparan bahan kimia dan zat-zat beracun, seperti
cat, timbale, merkuri, dan larutan pembersih.
 Hindari alcohol
Hindari minuman beralkohol selama kehamilan, minum
dapat menyebabkan masalah perkembangan dan perilaku untuk
bayi.
 Cuci tangan
Cuci tangan untuk mencegah penyebaran kuman.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komplikasi kehamilan adalah suatu penyaki tang timbul disaat seorang
wanita tengah hamil, penyakit tersebut dating dengan berbagai cara dan
berbagai bentuk penyakit pula. Maka dari itu kita bisa mencegah pentakit atau
komplikasi ini dengan melakukan rutinitas hidup sehat. Baik ibu maupun
keluarga atau masyarakat sekitar.

3.2 Saran
1) Menambah wawasan/pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
dan persalinan, serta merencanakan pendanaan agar dapat melalui
persalinan dengan aman oleh tenaga persalinan terlatih (Dokter
Kebidanan, Bidan).
2) Periksakanlah Kehamilan paling sedikit empat kali selama persalinan
dengan mendapatkan pemeriksaan, untuk memantau kesehatan ibu dan
janin dalam kandungan, agar secara dini dapat ditemukan bila ada penyulit
kehamilan.
3) Pilihlah tenga persalinan terlatih untuk menolong persalinan, karena bila
terjadi komplikasi saat persalinan berlangsung. Insya Allah akan
tertangani
secara dini, sehingga kesakitan, kecacatan dan kematian saat persalinan
dapat dihindari.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Reni Putri, Yelmi dan Evi Hastina. 2020. Asuhan Keperawatan Maternitas
Pada Kasus Komplikasi Kehamilan, Persalinan Dan Nifas. Purwokerto
Selatan: CV. Pena Persada.
2. Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
3. Fibrila, F. (2018). Komplikasi Kehamilan Dan Anemia Meningkatkan
Insidensi Perdarahan Pacasalin (Studi Kasus Kontrol). Jurnal Kesehatan
Metro Sai Wawai, 11(2):71.
4. Ikhlasiah, Martiah., & Siti, Riska. (2017). Hubungan Antara Komplikasi
Kehamilan Dan Riwayat Persalinan Dengan Tindakan Sectio Caesarea Di
Rumah Sakit Fatimah Serang. Jurnal JKFT: Universitas Muhammadiyah
Tangerang, 2, 1-7.
5. Cristina, Mariah. (2014). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Tanda Bahaya Kehamilan Dengan Keteraturan Melaksanakan Antenatal
Care Di Puskesmas Pembantu Dauh Puri Denpasar Tahun 2014. Jurnal
Kebidanan/Midwifery Medical Journal, 1, 14-23.

18

Anda mungkin juga menyukai