Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOMPLIKASI KEHAMILAN

Disusun oleh :
Kelompok 2

1. ENDAH RETNO SULISTYOWATI


NIM : P1337424421035
2. YULIA NOFITA S.
NIM : P1337424421036
3. MIYAS INDRA U.
NIM : P1337424421037
4. JATI WIJAYATRI
NIM : P1337424421038
5. YAYU WIDYATWATI
NIM : P1337424421039

KELAS ALIH JENJANG


PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MAGELANG
POLTEKKES SEMARANG
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat beserta hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan sebaik-baiknya.
Tujuan kami membuat makalah ini sebagai tambahan referensi bagi para
mahasiswa yang membutuhkan ilmu tentang komplikasi kehamilan dan
penatalaksanaannya.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah
Asuhan Kebidanan Kolaborasi pada kasus Patologi dan Komplikasi yang telah
membimbing dan memberikan tugas makalah ini. Kami menyadari bahwa penulisan
tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini karena kesalahan
adalah milik semua orang dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga makalah
ini dapat berguna dan membantu proses pembelajaran.

Kebumen, 16 Agustus 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan .........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1 Komplikasi Kehamilan Trimester I .............................................................2
2.1.2 Komplikasi Kehamilan Trimester II ...........................................................4
2.1.3 Komplikasi Kehamilan Trimester III ..........................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................13
3.2 Saran ............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu merupakan indikator kesejahteraan perempuan, indikator
kesejahteraan suatu bangsa sekaligus menggambarkan hasil capaian pembangunan suatu
negara. Informasi mengenai angka kematian ibu akan sangat bermanfaat dalam
pengembangan program-program peningkatan kesehatan ibu, terutama pelayanan
kehamilan dan persalinan yang aman, program peningkatan jumlah persalinan yang
ditolong oleh nakes, manajemen sistim rujukan dalam penanganan komplikasi.
Menurut WHO, definisi kematian ibu adalah kematian seorang wanita saat hamil
atau sampai 42 hari pasca persalinan,terlepas dari lama dan lokasi kehamilan ,dari setiap
penyebab yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan atau manajemennya, dan
bukan karena penyebab kecelakaan atau insidental.
Komplikasi masa kehamilan merupakan masalah kesehatan yang penting, jika
tidak ditanggulangi bisa menyebabkan kematian ibu yang tinggi. Untuk itu perlu terus
dikaji tentang komplikasi kehamilan serta manajemen tatalaksana penanganan
komplikasi kehamilan pada ibu hamil yang patologis, serta pentingnya kolaborasi dalam
sistem rujukan pada penanganan komplikasi kehamilan.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Agar dapat memahami macam-macam komplikasi pada kehamilan
2. Agar dapat mengerti dan mengaplikasikan tatalaksana komplikasi kehamilan
3. Agar dapat memahami pentingnya kolaborasi dalam sistem rujukan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komplikasi Kehamilan


2.1.1 Komplikasi kehamilan pada Trimester Pertama ( I )
Komplikasi kehamilan adalah kegawatdaruratan obstetric yang dapat
menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Manuaba, 1998). Macam-macam
komplikasi kehamilan pada trimester pertama adalah sebagai berikut :
1. Hiperemesis Gravidarum
Adalah komplikasi kehamilan trimester 1 yang ditandai dengan muntah
yang berlebihan, dapat menyebabkan dehidrasi dan muntah darah jika tidak
segera diobati, sehingga dapat menyebabkan ibu dan janin kekurangan
nutrisi. Mengkonsumsi makanan kering dan tidak berasa dapat membantu
mengatasinya (William,2010).
Gejala Hiperemesis Gravidarum :
a. Lebih sering muntah dibanding waktu hamil muda
b. Volume cairan muntah lebih banyak dari morning sicknes biasa
c. Terjadi penurunan berat badan drastis (2,5 – 10 kg atau lebih )
d. Nafsu makan menurun
e. Terasa lemas seperti ingin pingsan
2. Infeksi Saluran Kencing ( ISK )
ISK adalah penyakit pada ibu hamil yang disebabkan oleh infeksi bakteri
yang menyerang saluran dan kandung kemih yang bisa menyebabkan
infeksi ginjal dan menyebabkan bayi lahir premature. Ibu hamil trimester 1
rentan terkena ISK karena hormon kehamilan mengubah jaringan saluran
kencing, sehingga sering menyebabkan ISK .(Oxorn and Forte,2010).
Gejala ISK :
a. Terasa sakit dan panas saat buang air kecil
b. Sering buang air kecil
c. Urine keruh, dan bau tak sedap
d. Seperti ada tekanan pada perut bagian bawah

2
e. Demam
f. Mual
g. Sakit pinggang
3. Hamil Ektopik
Merupakan kehamilan yang terjadi di luar rahim. Telur yang sudah dibuahi
menempel dan tumbuh ditempat yang tidak semestinya, seperti di daerah
sekitar saluran telur, indung telur, rongga perut atau leher rahim.
Kematian ibu karena kehamilan ektopik dikarenakan kurangnya deteksi dini
dan pengobatan setelah diketahui mengalami kehamilan ektopik (Oxorn and
Forte,2010).
Pada awal kehamilan Ektopik memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
a. Terlambat haid, mual, muntah,mudah lelah dan payudara mengeras
b. Rasa nyeri hebat pada perut bagian bawah,akan lebih terasa nyeri lagi
bila digunakan untuk aktifitas
c. Perdarahan vagina, bisa bercak saja atau pendarahan yang banyak
seperti menstruasi.
Gejala terjadinya Kehamilan Ektopik :
a. Perdarahan vagina ringan
b. Mual, muntah
c. Nyeri perut bagian bawah
d. Kram perut
e. Nyeri pada satu sisi tubuh
f. Pusing atau lemas
4. Keguguran atau Abortus
Keguguran atau abortus adalah perdarahan dalam jumlah sedikit atau
banyak yang diikuti dengan keluarnya gumpalan darah atau jaringan.
Kehamilan berakhir sebelum janin mampu bertahan hidup pada usia
kehamilan 20 mg atau berat janin kurang dari 500 gr.
Jenis – jenis keguguran :
a. Abortus Komplet, seluruh bagian janin telah keluar secara
lengkap
sehingga perdarahan dari jalan rahim sedikit

3
b. Abortus inkomplit, sebagian janin telah keluar dan sisanya
masih
tertinggal didalam rahim
c. Abortus insipiens, janin masih berada lengkap di dalam Rahim namun
serviks sudah mendatar
d. Abortus imminen , terjadi perdarahan yang sedikit dari jalan lahir tetapi
jalan lahir masih tertutup dan janin dalam kondisi baik di dalam Rahim
e. Missed Abbortion, janin telah meninggal sebelum usia kehamilan 20
mg dan seluruh jaringan masih terdapat di dalam Rahim
f. Abortus habitualis, keguguran yang terjadi sebanyak 3 kali berturut-
turut atau lebih.
Untuk mendiagnosa jenis keguguran harus dengan pemeriksaan intensif
dengan bantuan alat/dopler atau USG (Kusumadewi, Wahyuni and
Firrahmati,2019).
Gejala terjadinya keguguran :
a. Bercak darah dari vagina, ringan sampai berat
b. Punggung bawah terasa nyeri atau kram hebat
c. Vagina mengeluarkan cairan atau jaringan
d. Nyeri perut hebat
e. Demam
f. Lesu

2.1.2 Komplikasi Kehamilan pada Trimester II


1. Anemia
a. Anemia dalam kehamilan adalah akibat kekurangan zat besi dan
folat,dan jenis anemia yang pengobatannya mudah dan murah.
b. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin atau jumlah
eritrosit lebih rendah dari kadar normal.
c. Anemia terjadi jika sel sel darah merah tidak membawa cukup
hemoglobin,protein yang membawa oksigen dari paru-paru keseluruh
tubuh.

4
d. Pada masa kehamilan resiko terjadi anemia lebih tinggi karena harus
lebih banyak menyuplai darah ke janin.
e. Ibu hamil dianjurkan menaikan jumlah asupan makanan tinggi besi dan
asam folat seperti kacang-kacangan, biji-bijian, telur yg dimasak
matang dan sayuran, juga harus minum suplemen zat besi dan asam
folat
f. Gejala anemia :
1) Badan terasa lemas atau cepat lelah
2) Pusing dan sakit kepala
3) Nafas pendek
4) Wajah terlihat pucat
5) Sesak nafas, jantung berdebar , tangan dan kaki terasa dingin
2. Incompetensi servik
a. Pengertian : ketidakmampuan servik dalam mempertahankan janin,
tanpa disertai tanda dan gejala kontraksi uterus dan persalinan sebelum
kehamilan 37 minggu
b. Incompetensi servik ditandai dengan dilatasi progresif dari servik tanpa
disertai rasa nyeri dan dapat menyebabkan prolap membrane, ketuban
pecah dini atau kelahiran premature
c. Pasien dengan inkompetensi servik biasanya memiliki riwayat
persalinan premature pada kehamilan sebelumnya
d. Gejala inkompetensi servik :
1) Panggul terasa pegal yg disebabkan tekanan pada Rahim
2) Sakit punggung bawah
3) Kram perut ringan
4) Warna cairan keputihan tidak wajar
5) Bercak darah
e. Tata laksana inkompetensi servik adalah
1) Servikal cerclage baik secara trans vaginal atau trans abdominal
2) Pemberian suplementasi progesterone untuk menurunkan resiko
kelahiran premature
f. Wanita yg beresiko lebih tinggi terjadi inkompetensi servik adalah

5
1) Trauma servik sebelumnya seperti rupture servik
2) Biopsy kerucut servik
3) Pernah operasi lain dileher Rahim
3. Ketuban Pecah Dini ( KPD ) atau premature rupture of the membrane
(PROM)
1) Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya baik
pada akhir kehamilan atau jauh sebelum waktunya melahirkan
2) Faktor resiko dari KPD adalah
1) Mikro potensi servik
2) Polihidramnion
3) Riwayat KPD sebelumnya
4) Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
5) Kehamilan kembar
6) Trauma
7) Servik yg pendek <25 mm pada usia kehamilan 23 minggu
8) Infeksi pada kehamilan seperti vaginitis
3) Tanda gejala KPD
1) Keluarnya cairan ketuban merembes dari vagina
2) Aroma air ketuban berbau dan tidak seperti bau amoniak
3) Cairan yg merembes cirinya pucat dan bergaris warna darah
4) Semburan cairan tiba-tiba dari vagina
5) Sensasi ngompol dg volume yg banyak
6) Perasaan basah di vagina
7) Kontraksi biasanya terasa setelah kantung ketuban pecah
4) Pemeriksaan KPD dapat dilakukan dg kertas nitrazin yang mengukur
PH ( asam basa) PH KPD adalah 7,1-7,3
5) Komplikasi dari KPD adalah sindrom disstres pada bayi dan resiko
infeksi serta resiko kelahiran bayi premature
6) Tata laksana KPD :
1) Penggunaan antibiotik untuk mencegah infeksi
2) Mengurangi aktifitas atau istirahat pada pasien KPD

6
3) Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur ( kematangan
paru) untuk mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yg
sehat
4) Pada kasus infeksi diharapkan persalinan terjadi dalam 72 jam dan
dapat diberikan kortikosteroid
5) Pada usia kehamilan 24-32 minggu dan berat janin cukup dapat
dipertimbangkan melakukan induksi persalinan
6) Pemeriksaan yg dilakukan adalah USG untuk mengukur distansia
biparietal dan melakukan aspirasi air ketuban untuk pemeriksaan
kematangan paru
7) Waktu terminasi pada ibu hamil aterm dianjurkan pada selang
waktu 6-24 jam bila tidak terjadi his spontan.

2.1.3 Komplikasi Kehamilan Pada Trimester III


1. Diabetes Gestasional
a. Pengertian
Yaitu diabetes yang muncul pada masa kehamilan, dan hanya
berlangsung hingga proses melahirkan. Lazimnya terjadi di usia 24-28
minggu.
b. Gejala
 Sering merasa haus
 Frekuensi buang air kecil meningkat
 Mulut kering
 Tubuh mudah lelah
 Penglihatan buram
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi Diabetes Gestasional
 Memiliki berat badan berlebih
 Memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi)
 Pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan
sebelumnya
 Pernah mengalami keguguran
 Pernah melahirkan anak dengan berat badan 4,5 kg atau lebih

7
 Memiliki riwayat diabetes dalam keluarga
d. Metode pengobatan Diabetes Gestasional
1) Pemeriksaan kadar gula darah rutin
2) Diet sehat ( konsumsi makanan berserat tinggi seperti sayuran ,
buah, biji-bijian dan batasi minum manis).
3) Olahraga dapat merangsang tubuh memindahkan gula dan darah ke
dalam sel untuk diubah menjadi tenaga.
4) Olahraga mengurangi rasa tidak nyaman saat hamil, seperti sakit
punggung, kram otot, pembengkakan, sembelit, dan sulit tidur.
5) Bila diet sehat dan olahraga belum mampu menurunkan kadar gula
darah, memberi suntik insulin.
e. Komplikasi dapat terjadi pada bayi saat lahir, seperti :
1) Kelebihan berat badan saat lahir ( Makrosomia)
2) Bayi premature yang mengakibatkan bayi kesulitan bernafas
(respiratory distress syndrome).
3) Hipoglikemia
4) Resiko mengalami obesitas dan diabetes tipe 2 ketika dewasa.

2. Preeklamsia
a. Pengertian
Kondisi hipertensi yang didapatkan pada usia kehamilan diatas 20
minggu di mana tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan jeda waktu 4 jam, atau tekanan darah ≥ 160/100
mmHg pada preeklamsia berat yang disertai proteinuria dengan atau
tanpa edema patologis.
b. Kriteria diagnostic preeklamsia jika terdapat hipertensi tanpa
proteinuria adalah :
1) Trombositopenia (< 100.000/µL)
2) Gangguan fungsi ginjal (level serum kreatinin > 1.1 mg/dL atau
kenaikan level serum kreatinin dua kali lipat penyakit ginjal
lainnya).
3) Gangguan fungsi hati (kenaikan level transaminase sekurang-
kurangnya dua kali nilai normal).

8
4) Edema pulmoner
5) Gangguan pada sistem saraf pusat (sakit kepala, gangguan
penglihatan, kejang)
c. Gejala pre eklampsia
1) Tekanan darah tinggi
2) Tinggi protein dalam urine
3) Berat badan naik tiba- tiba
4) Pembengkakan pada tangan dan kaki
5) Sakit kepala yang tidak hilang dengan obat
6) Kehilangan penglihatan
7) Penglihatan ganda atau berbayang
8) Sakit di sisi tubuh bagian kanan dan di daerah perut
9) Mudah memar
10) Jumlah urine menurun
11) Sesak nafas

3. Eklampsia
Eklampsia yaitu pre eklampsia disertai kejang yang tidak dapat dikaitkan
dengan penyebab lain. Eklampsia merupakan komplikasi pre eklampsia
berat. Melahirkan menjadi satu – satunya jalan untuk mengobati eklampsia.
Jika tidak segera diobati maka dapat berakibat fatal bagi ibu dan bayi.
(William, 2010).
4. Perdarahan Antepartum
Perdarahan Antepartum adalah perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 24
minggu hingga sebelum kelahiran bayi. Perdarahan antepartum
menyebabkan seperlima bayi lahir dengan premature dan juga menyebabkan
bayi yang dilahirkan mengalami Cerebral Palsy.
Perdarahan antepartum terdiri dari placenta previa dan solutio plasenta.
a. Plasenta Previa
1) Pengertian plasenta previa

9
Plasenta previa adalah kondisi ketika ari- ari atau plasenta berada di
bagian bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan
lahir.
2) Gejala plasenta previa
Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan dari vagina yang
terjadi pada akhir trimester kedua atau di awal trimester ketiga
kehamilan. Perdarahan bisa banyak atau sedikit, dan akan berulang
dalam beberapa hari. Perdarahan tersebut juga dapat muncul setelah
berhubungan intim dan disertai dengan kontraksi atau kram perut.
3) Faktor resiko plasenta previa
- Berusia 35 tahun atau lebih
- Merokok saat hamil atau menyalahgunakan kokain
- Memiliki bentuk rahim yang tidak normal
- Bukan kehamilan pertama
- Kehamilan sebelumnya juga mengalami plasenta previa
- Posisi janin tidak normal , misalnya sungsang atau lintang
- Hamil bayi kembar
- Pernah keguguran
- Pernah menjalani operasi pada rahim seperti kuret, pengangkatan
miom, atau operasi caesar.
4) Diagnosis Plasenta Previa
- USG transvaginal
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan alat khusus ke dalam
vagina untuk melihat kondisi vagina dan rahim. Metode ini
paling akurat untuk menentukan letak plasenta.
- USG Panggul
Prosedur ini sama dengan USG transvaginal , tetapi alat hanya
ditempelkan pada dinding perut, guna melihat kondisi di dalam
rahim.
- MRI ( Magnetic Resonance Imaging)
Prosedur ini digunakan untuk membantu dokter melihat dengan
jelas posisi plasenta. Pengobatan placenta previa bertujuan

10
mencegah perdarahan. Bila ibu hamil mengalami perdarahan
hebat apalagi berulang, agar bayi dilahirkan secepatnya melalui
operasi caesar. Namun jika usia kandungannya kurang dari 36
minggu , ibu hamil akan diberikan suntikan obat kortikosteroid
terlebih dahulu untuk mempercepat pematangan paru- paru janin.
Bila perlu diberikan tranfusi darah untuk mengganti darah yang
hilang. Ibu hamil yang mengalami plasenta previa sebenarnya
masih dapat melahirkan normal, asalkan letak placenta tidak
menutupi jalan lahir atau hanya menutupi sebagian. Tetapi jika
plasenta menutupi seluruh jalan lahir akan dilakukan operasi
caesar.
b. Solusio Plasenta
1) Pengertian Solusio Plasenta
Solusio plasenta terjadi ketika sebagian atau seluruh plasenta lepas
dari rahim sebelum bayi lahir. Solusio plasenta kerap terjadi pada
trimester ketiga kehamilan atau beberapa minggu menjelang
persalinan tiba.
2) Penyebab Solusio Plasenta
- Hamil pada usia di atas 40 tahun
- Merokok saat hamil atau memakai narkoba saat hamil
- Memiliki riwayat solusio plasenta sebelumnya
- Menderita pre eklampsia atau eklamsia
- Ketuban pecah dini
- Mengalami cedera pada perut saat hamil
- Mengandung bayi kembar
3) Gejala Solusio Plasenta
- Nyeri perut atau punggung
- Kontraksi Rahim yang terjadi terus – menerus
- Rahim atau perut terasa kencang.
4) Penanganan Solusio Plasenta
- Jika kehamilan < 34 minggu

11
Ibu hamil dirawat di rumah sakit agar kondisinya bisa diamati
secara seksama. Jika detak jantung janin normal dan perdarahan
pada ibu hamil berhenti, berarti solusio plasenta tidak terlalu
parah dan ibu hamil bisa rawat jalan. Memberikan suntikan
kortikosteroid untuk mempercepat pertumbuhan paru- paru janin.
Hal ini dilakukan sebagai antisipasi jika kondisi lepasnya
plasenta memburuk, sehingga persalinan harus segera dilakukan
meski belum memasuki waktunya (Gabbe et al., 2016).
- Jika kehamilan > 34 minggu
Mengupayakan proses persalinan yang tidak membahayakan ibu
dan bayi. Jika solusio plasenta tidak parah, ibu hamil masih dapat
melahirkan normal. Namun jika tidak memungkinkan , dilakukan
tindakan operasi caesar (Oxorn and Forte, 2010).

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kesimpulan
yang dapat dikemukakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Komplikasi kehamilan meliputi Emesis Gravidarum, Infeksi saluran Kemih,
Abortus, Anemia, Inkompetensi servik, Ketuban Pecah Dini, Diabetes
Gestasional, Pre eklampsia, eklamsia, perdarahan ante partum dan solusio
placenta
2. Komplikasi Kehamilan menjadi salah satu faktor penyebab kematian ibu dan
bayi, oleh sebab itu penting sekali untuk mengetahui tentang apa saja yang
menjadi komplikasi kehamilan dan memahami apa saja tanda gejalanya,
sehingga dapat mencegah terjadinya angka kematian ibu dan bayi.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini sangatlah kurang dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.co.id/scholar_url?
url=http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/HMJ/article/download/4169/2730&hl=en
&sa=X&ei=GlYVYeTgHMiWywSDwbpQ&scisig=AAGBfm116vWdhRctrNE6_M89_
SDF4T8ZKA&oi=scholarr

http://kebidanan.poltekkes-smg.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Materi-2-DR.dr_.-
Haidar.pdf

https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/persalinan-preterm

https://www.motherandbaby.co.id/article/2017/5/5/8030/Kehamilan-Lewat-Waktu-
Waspadai-Risikonya

https://books.google.co.id/books?
id=v4sEEAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Komplikasi+kehamilan&hl=id&sa=X
&redir_esc=y#v=onepage&q=Komplikasi%20kehamilan&f=false

14

Anda mungkin juga menyukai