PENDAHULUAN
Dalam bahasa latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak ini disebut
peurperium, yaitu dari kata peur yang artinya bayi dan parous melahirkan.
Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi.1
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini,
yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu: 1
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan.
2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital
yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium, yaitu wktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu,
bulanan atau tahunan.
Dalam studi Grampian 33% dari semua wanita mengalami masalah payudara
di 2 minggu pertama post partum, dan 28% di minggu sesudahnya. Hal ini
mungkin diremehkan, karena beberapa wanita berpikir bahwa mungkin masalah
ini hanya masalah makan bayi. Terlepas dari mastitis yang jelas, kondisi relatif
jarang, ini masalah mungkin terdiri pembengkakan, dan sakit, luka atau lecet,
perdarahan atau retraksi puting. Masalah payudara sering disebut-sebut sebagai
alasan untuk berhenti menyusui, dan tingkat menyusui dapat meningkatkan jika
perawatan yang efektif bisa diberikan untuk masalah ini. Mayoritas masalah
tersebut dapat dicegah dengan rutinitas dan praktek yang mendukung menyusui,
dan bantuan keterampil untuk menyusui pada periode awal postpartum.2
Berdasarkan masalah yang sering terjadi pada masa nifas pada ibu banyak
disebabkan karena pembengkakan payudara atau bendungan ASI. Bendungan ASI
terkumpul
pada
sistem
duktus
yang
mengakibatkan
terjadinya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
A. ANATOMI
Payudara berukuran besar, terdiri dari kelenjar sebaceous dalam fasia
superfisial dinding dada anterior. Proyeksi lateral jaringan kelenjar memanjang
dari atas, bagian terluar payudara menuju ketiak dan disebut ekor ketiak dari
Spence. Berat rata-rata payudara dewasa adalah 200 sampai 300 gr selama masa
menstruasi. Payudara dewasa terdiri dari sekitar 20% jaringan kelenjar dan 80%
lemak dan jaringan ikat. Bagian perifer jaringan payudara sebagian besar adalah
lemak, dan daerah pusat mengandung lebih banyak jaringan kelenjar.4
menjadi saluran yang lebih besar, yang memperlihatkan pelebaran saccular tepat
di bawah puting yang disebut sinus laktiferus. Secara umum, hanya enam sampai
delapan celah yang terlihat di permukaan puting. Yang mengalir ke sistem duktus
yang dominan, mencapai sekitar 80 persen dari volume kelenjar payudara. Saluran
kecil juga berakhir tepat di bawah permukaan puting atau terbuka pada areola
dekat pangkal puting. Areola sendiri mengandung banyak pelumas kelenjar
sebaceous, yang disebut kelenjar Montgomery yang sering terlihat sebagai
tonjolan pungtata.5
dari lobulus ke dalam sinus laktiferus dan kemudian ke dalam saluran ekskretoris
setiap lobus masing-masing payudara. Kelenjar Montgomery adalah acces-sory
kelenjar yang terletak di sekitar tepi areola. Karena secara struktural perantara
antara mammae dan kelenjar sebasea, bisa mengeluarkan susu. Septa fibrosa,
ligamen Cooper, membentang dari kulit ke dasar fascia pectoralis. Hal tersebut,
diyakini dapat mendukung payudara. Invasi ligamen ini oleh sel-sel ganas
menghasilkan retraksi kulit, yang merupakan tanda dari kanker payudara stadium
lanjut.4
B. FISIOLOGI
Selama kehamilan, hormon estrogen dan progesteron menginduksi
perkembangan alveolus dan duktus laktiferus di dalam mammae atau payudara
dan juga merangsang produksi kolostrum. Namun, produksi ASI tidak
berlangsung sampai sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormon estrogen
menurun. Penurunan kadar estrogen ini memungkinkan meningkatnya kadar
prolaktin
dan
produksi
ASI
pun
dimulai.
Produksi
prolaktin
yang
a) Refleks prolaktin
Setelah partus, berhubung lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya
korpus luteum maka estrogen dan progesteron sangat berkurang, ditambah lagi
dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susu dan kalang payudara,
sekresi
prolaktin
dan
sebaliknya
merangsang
pengeluaran
alveoli yang secara klinis tampak payudara membesar. Payudara yang besar dapat
berakibat abses, gagal untuk menyusui dan rasa sakit. Rasa sakit ini akan
merupakan stres lagi bagi seorang ibu sehingga stres akan bertambah. Karena
refleks let down tidak sempurna maka bayi yang haus jadi tidak puas.
Ketidakpuasan ini akan merupakan tambahan stres bagi ibunya. Bayi yang haus
dan tidak puas ini akan berusaha untuk dapat air susu yang cukup dengan cara
menambah kuat isapannya sehingga tidak jarang dapat menimbulkan luka-luka
pada puting susu dan sudah barang tentu luka-luka ini akan dirasakan sakit oleh
ibunya yang juga akan menambah stresnya tadi. Dengan demikian akan terbentuk
satu lingkaran setan yang tertutup (circulus vitiosus) dengan akibat kegagalan
dalam menyusui.1
Cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibunya sesudah dilahirkan adalah
kolostrum yang mengandung campuran yang lebih kaya protein, mineral dan
antibodi dibandingkan dengan ASI yang telah matur. ASI mulai ada kira-kira pada
hari ke-3 atau ke-4 setelah kelahiran bayi, dan kolostrum berubah menjadi ASI
yang matur kira-kira 15 hari sesudah bayi lahir. Bila ibu menyusui sesudah bayi
lahir dan bayi diperbolehkan sering menyusu, proses pembentukan ASI akan
meningkat.1
Mastitis lebih sering disebabkan karena ASI yang terjebak di dalam saluran
susu. ASI yang terjebak akan mengiritasi jaringan di sekitarnya dan menyebabkan
pembengkakan dan rasa sakit pada payudara. Mastitis juga dapat disebabkan oleh
infeksi bakteri di dalam jaringan payudara. Bakteri yang menyebabkan infeksi
dapat masuk ke payudara melalui saluran susu atau kulit di sekitar puting susu
yang retak atau pecah-pecah. Mastitis lebih sering mengenai wanita menyusui,
tetapi tidak menutup kemungkinan mastitis juga terjadi di luar periode menyusui.3
1.4 Faktor Resiko
Faktor risiko mastitis meliputi:3
1. Pernah mastitis sebelumnya
2. Abrasi atau retak pada puting payudara
3. Mengenakan bra atau pakaian yang terlalu ketat
4. Tidak menyusui
5. Pemberian ASI tidak teratur
6. Tekanan pada payudara, yang disebabkan oleh:
a. Tidur dengan payudara tertekan
b. Terlalu kuat memegang payudara saat menyusui
c. Bayi tidur di payudara
d. Berolahraga (khususnya berlari) tanpa memakai bra.
10
11
1.6 Komplikasi
Bila penanganan mastitis karena terjadinya infeksi pada payudara tidak
sempurna, maka infeksi akan makin berat sehingga terjadi abses dengan tanda
payudara berwarna merah mengkilat dari sebelumnya saaat baru terjadi radang ibu
merasa lebih sakit, benjolan lebih lunak karena berisi nanah.3
Abses payudara terjadi pada sekitar 10 persen wanita yang dirawat dengan
mastitis. Tanda-tandanya termasuk demam tinggi (39 sampai 40 C), dan daerah
eritema lokal, nyeri, dan indurasi. Di tengah, daerah yang berfluktuasi mungkin
sulit untuk diraba. Pasien merasa nyeri. Abses biasanya terjadi di luar kuadran atas
dan S. aureus biasanya berkembang dari rongga abses.4
Pengobatan abses payudara serupa dengan mastitis, kecuali bahwa (1)
drainase abses yang nampak dan (2) menyusui harus dibatasi pada sisi yang tidak
terlibat selama terapi awal. Payudara yang terinfeksi harus dipompa secara
mekanik setiap 2 jam. Serial aspirasi jarum perkutan dengan bantuan USG adalah
yang terbaik dan metode standar untuk mengeringkan abses. Kadang-kadang,
drainase bedah diperlukan. Sayatan kulit harus dibuat pada area yang berfluktuasi
dengan cara yang searah dan sejauh mungkin dari tepi areolar. Meskipun sayatan
kulit mengikuti garis kulit, ekstensi yang lebih dalam harus dilakukan dengan arah
radial. Diseksi tajam tegak lurus dengan saluran laktasi meningkatkan kehilangan
darah, risiko fistula, dan risiko oklusi duktal. Menyusui pada sisi yang terlibat
dapat dilanjutkan jika eritema kulit dan selulitis yang mendasari telah
diselesaikan, yang dapat terjadi dalam 4 sampai 7 hari.3,4
Infeksi C. albicans dianggap sebagai penyebab umum pada nyeri payudara.
Infeksi Candida pada payudara menjadi diagnosis yang sering dengan presentasi
klinis. Wanita mengeluh merasakan nyeri ketika merawat bayi. Pengobatan awal
adalah dengan memijat menggunakan krim nistatin atau gel lisan miconazole ke
kedua puting setelah setiap pemberian susu dan di mulut bayi tiga kali sehari
selama 2 minggu. Mastitis candida berulang atau persisten dapat diobati dengan
mengoles mulut bayi dengan cairan gentian violet (0,5 persen) dan segera
12
menempelkan mulut bayi ke payudara, dua kali sehari selama 3 hari. Kerugian
utama dari terapi ini adalah pewarnaan permanen yang berhubungan dengan
gentian violet. Sebuah terapi alternatif pada kasus yang berat yaitu flukonazol oral
200 mg dosis awal diikuti dengan 100 mg / hari selama 14 hari.4
1.7 Penatalaksanaan
Air hangat yang digunakan sebelum pemberian asi sangat membantu. Anti
inflamasi seperti ibuprofen dapat membantu mengurangi temperatur jika ibu
mengalami demam. Air dingin dapat membantu mengurangi edema. Pada mastitis
infektif, diperlukan antibiotik. Biasanya flucloxacillin atau eritromisin efektif
dalam mengobati infeksi dan mencegah kekambuhan atau pembentukan abses.3
Jika pada ASI menunjukkan lebih besar dari 106 leukosit/ml dan lebih besar
dari 103 bakteri/ml, diagnosisnya adalah mastitis. Keterlambatan terapi
mengakibatkan pembentukan abses yaitu 11%, dan hanya 15% menjadi laktasi
normal. Seringnya pengosongan pada payudara yang terinfeksi dapat dirawat
dengan menghilangkan pembentukan abses, tetapi hanya 51% menjadi laktasi
normal. Terapi antibiotik tambahan meningkatkan laktasi normal yaitu
97%
13
tidak bisa bernafas melalui hidungnya, akibatnya kuman dari hidung dan mulut
bayi melekat pada puting ibu, dan menyebabkan moniliasis pada puting yang
luka. 1
Adapun penyebab lain diantaranya yaitu, puting susu terpapar (ada sisa)
bahan-bahan seperti sabun, krim, alkohol karena mencuci mencuci puting susu
menggunakan bahan-bahan tersebut, frenulum lidah bayi pendek sehingga bayi
susah menghisap sampai kalang payudara dan karenanya hisapan hanya sampai ke
puting susu, serta dapat disebabkan karena teknik ibu menghentikan bayi
menyusui kurang tepat.9
2.4 Gejala Klinis
Puting susu terasa nyeri karena lecet dan bahkan sampai mengeluarkan
darah. Cracked niples menyebabkan keras dan nyeri pada saat menyusu, ada juga
sebuah resiko pembentukan abses payudara, seperti duktus yang tidak
dikosongkan oleh karena nyeri dan pembengkakan yang tidak berkurang dan
kemungkinan karena daerah tersebut menjadi abses untuk infeksi mikroorganise.1
2.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan atau cara menangani puting susu lecet, antara lain:9
1) Cari penyebab puting lecet (posisi menyusui salah, candidiasis,
atau dermatitis)
2) Bila penyebab puting lecet karena posisi menyusui salah
perhatikan posisi menyusui, ibu bisa terus memberikan ASI pada
15
puting yang tidak lecet terlebih dahulu, olesi puting susu dengan
ASI akhir (hind milk)
3) Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu
kurang lebih 1x24 jam dan akan sembuh dalam waktu 2x24 jam
4) Selama puting susu diistirahatkan anjurkan ibu untuk tetap
mengeluarkan ASI dengan tangan dan tidak dianjurkan dengan
pompa karena akan menambah nyeri.
Pengobatan terbaik adalah pencegahan. Elevasi yang tepat dari payudara
penting. Ibu harus mengenakan sebuah bra dengan perawatan yang tepat, dengan
tali yang tidak tipis atau lapisan plastik. Kompres air hangat, efektif. Sering
menyusui (setiap 1 sampai 2 jam) adalah mekanisme yang paling efektif untuk
meredakan pembengkakan; memompa asi dari masing-masing payudara dapat
membantu. Dalam kasus tertentu, oksitosin intranasal dapat diberikan setiap
sebelum pemberian asi jika sulit untuk melepaskan puting.9
Cracked niple akan sembuh secara spontan jika trauma pada putig
berkurang. Pengobatan lain yaiu istirahat, dan bayi harus disusu pada payudara
yang tidak luka sampai payudara yang luka telah sembuh. Pada saat luka pada
paydara dalam masa penyembuhan, dengan mengosongkan melalui pompa secara
manual atau dengan pompa elektrik payudara. Flafin pada cairan parafin
merupakan satu dari antiseptik yang paling cocok dan tidak berbahaya dan dapat
digunakan.9
3. Bendungan ASI
3.1 Definisi
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus
laktiferi atau oleh kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena
kelainan pada puting susu. Payudara bengkak terjadi karena hambatan aliran darah
vena atau saluran kelenjar getah bening akibat ASI terkumpul dalam payudara.
Kejadian ini timbul karena produksi yang berlebihan sementara kebutuhan bayi
pada hari pertama lahir masih sedikit.10
16
3.2 Etiologi
Selama 24 hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi lakteal,
payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan berbenjol-benjol. Keadaan
ini menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan pengembungan
limfatik dalam payudara, yang merupakan prekusor reguler untuk terjadinya
laktasi. Keadaan ini bukan merupakan overdistensi sistem lakteal oleh air susu.10
Bendungan saluran ASI disebabkan oleh:10
1) ASI tidak disusukan dengan adekuat
2) Kelainan puting susu
3) Penyempitan saluran payudara
3.3 PATOFISIOLOGI
Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron
turun dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi
keluarnya pituitary lactogenic hormone (prolaktin) waktu hamil, dan sangat
dipengaruhi oleh tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh
hipotalamus. Hormon ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi
dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan reflek yang
menyebabkan kontraksi sel-sel mio-epitelial yang mengelilingi alveolus dan
duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Reflek ini timbul jika bayi menyusu. Pada
permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau kemudian apabila
kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air
susu.10
3.4 Gambaran Klinis
Selama 24 jam hingga 58 jam sudah terlihatnya sekresi lakteal, payudara
sering mengalami distensi menjadi keras dan berbenjol-benjol. Keadaan ini yang
disebut dengan bendungan air susu atau caked breast, sering menyebabkan rasa
nyeri yang cukup hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu. Kelainan tersebut
menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan penggembungan
17
18
19
berbagai
posisi
untuk
mendapat
keadaan
yang
paling
20
D. PERAWATAN PAYUDARA
Jenis-jenis Perawatan Payudara
1) Perawatan Puting Susu
Puting susu memegang peranan penting pada saat menyusui. Air susu ibu
akan keluar dari lubang-lubang pada puting susu. Oleh karena itu, puting susu
perlu dirawat agar dapat bekerja dengan baik. Berikut ini langkah-langkah yang
perlu dilakukan untuk merawat puting susu.9
a) Kompres kedua puting dengan kapas yang telah dibasahi dengan minyak
selama lima menit agar kotoran disekitar puting mudah terangkat.
b) Jika puting susu normal, lakukan perawatan berikut: oleskan minyak pada ibu
jari dan telunjuk, lalu letakkan keduanya pada puting susu. Lakukan gerakan
memutar ke arah dalam sebanyak 30 kali putaran untuk kedua puting susu.
Gerakan ini untuk meningkatkan elastisitas otot puting susu.
c) Jika puting susu datar atau masuk ke dalam. Lakukan tahap berikut:
1) Letakkan kedua ibu jari di sebelah kiri dan kanan puting susu, kemudian
tekan dan hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan.
2) Letakkan kedua ibu jari di atas dan di bawah puting susu, lalu tekan serta
hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan.
21
Untuk mencegah puting susu agar tidak lecet (luka) adalah sebagai berikut:9
a)
b)
c)
d)
22
hangat.
Gambar 8: Perawatan Payudara10
23
BAB III
KESIMPULAN
Masa nifas disebut juga masa post partum adalah masa atau waktu sejak
bayi dilahirkan dan plasenta keluar dari rahim sampai enam minggu berikutnya,
serta pulihnya kembali organ-organ kandungan. Salah satu infeksi pada ibu nifas
adalah infeksi payudara. Infeksi ini terjadi akibat kurang perawatan sewaktu hamil
sehingga dapat berakibat mastitis. Mastitis merupakan infeksi dan peradangan
pada mammae terutama pada primipara yang infeksi dapat terjadi melalui luka
pada puting susu. Biasanya muncul gejala pada ibu berupa demam, payudara
bengkak, kemerahan dan terasa nyeri.
Apabila mastitis tidak segera diobati akan menyebabkan abses payudara.
Selain itu kelainan yang terjadi pada masa nifas dapat berupa kelainan puting
yaitu puting datar atau tenggelam yang dapat menyulitkan bayi untuk menyusu,
sehingga apabila bayi tidak menyusu dengan baik, maka dapat terjadi
pembengkakan payudara dan menghambat produksi ASI. Peran yang sangat
penting yaitu untuk bayi bisa memberi kekebalan tubuh, serta sangat baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan dan peran untuk ibu bisa mencegah terjadinya
infeksi payudara.
Penanganan mastitis dilakukan dengan seseringnya menyusui dan
mengosongkan payudara, memakai bra dengan penyangga tetapi tidak terlalu
sempit, jangan menggunakan bra dengan kawat dibawahnya, perhatian yang
cermat untuk mencuci tangan dan merawat payudara, pengompresan dengan air
hangat pada area yang efektif pada saat menyusui untuk memfasilitasi aliran susu.
24
25