Anda di halaman 1dari 19

GANGGUAN KEHAMILAN

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas Yang

Diampu oleh Ns. Devita Elsanti, S.Kep.,M.Sc

Oleh :

Mega Klaudia Putri L

1811010071

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “Gangguan
Kehamilan” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses


pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Tidak lupa pula
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan,
dan doa-Nya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang “Gangguan Kehamilan ”. Makalah ini
mungkin kurang sempurna, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini.

Purwokerto, 23 Maret 2020

Penulis

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Definisi Gangguan Kehamilan 3
B. Macam-Macam Gangguan Kehamilan 3
C. Asuhan keperawatan pada kasus gangguan kehamilan 6
BAB III PENUTUP 15
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai


dari sejak konsespsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan,
persalinan, nifas, bayu baru lahir, dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan
proses fisiologis dan berkesinambungan (Marmi, 2011). Tidak bisa dipungkiri
bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, hingga
penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah kesehatan.
Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas ibu berjalan dengan normal, ibu
membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik.

Kehamilan didefinisikan sebagai keadaan yang diawali oleh tahap


konsepsi, yaitu persatuan sel ovum dan spermanya, yang terjadi setelah proses
ovulasi atau runtuhnya ovum dari folikel di dalam ovarium ( Heamilton,1995).
Selanjutnya pada dua minggu pertama akan terbentuk zygot (individu baru)
sebagai sel pertama yang dihasilkan dari konsepsi yang akan terus berkembang
sehingga pada minggu ke-enam mulai disebut janin atau fetus (Sadler. 1995).
Secara fisiologis kehamilan mulai dari tahap ovulasi hingga partus akan
berlangsung selama 280 hari ( 40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43
minggu) (Bobak,2004).

Selama kehamilan, tubuh ibu membutuhkan nutrisi yang lebih banyak


dibanding dengan kondisi sebelum hamil untuk memenuhi pertumbuhan dan
perkembangan janin serta pendukungnya antara lain : plasenta, uterus,
membran, cairan dan pasokan darah ibu untuk janin. Pada dasarnya diet harian
yang disarankan selama kehamilan adalah diet yang bervariasi meliputi sayur
dan buah segar, susu, makanan dengan kandungan protein nabati ( seperti:
kacang kedelai) dan protein hewani ( seperti: daging, ikan, dan telur), beberapa
lemak ( seperti margarine, minyak atau lemak mentega), serta sekitar dua liter

1
cairan per hari. Sehingga peningkatan berat badan ibu dan janin akan adekuat
selama kehamilan ( Simkin, 2007).

Banyak masalah yang terjadi pada proses kehamilan yang dapat


menyebabkan tingginya AKI ( Angka Kematian Ibu ) dan AKB ( Angka
Kematian Bayi ) dikarenakan beberapa faktor salah satunya adalah tidak
dilakukannya asuhan secara berkesinambungan yang dapat meningkatkan
risiko terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi. komplikasi yang terjadi adalah
anemia dalam kehamilan, tekanan darah tinggi / hipertensi dalam kehamilan
( preeklamsia/eklamsia), aborsi dan janin mati dalam rahim, ketuban pecah dini
serta adanya penyakit yang tidak diketahui sehingga dapat mengganggu proses
kehamilan ( Manuaba, 2012).

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu definisi gangguan kehamilan ?


2. Apa saja macam-macam gangguan kehamilan ?
3. Bagaimana tanda dan gejala gangguan kehamilan ?
4. Apa penyebab dari gangguan kehamilan ?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada kasus gangguan kehamilan ?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi gangguan kehamilan


2. Untuk mengetahui macam-macam gangguan kehamilan
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala gangguan kehamilan
4. Untuk mengetahui penyebab dari gangguan kehamilan
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kasus gangguan kehamilan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi gangguan kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya jani . lamanya


hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan
( Saifuddin, 2009).

Gangguan Kehamilan adalah masalah kesehatan yang terjadi selama


kehamilan. Masalah kesehatan ini bisa melibatkan kesehatan ibu, bayi, atau
keduanya. Dalam beberapa kasus, gangguan kehamilan bisa berkembang
menjadi komplikasi yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani dengan
tepat.

B. Macam-macam gangguan kehamilan

1. Hiperemesia

a. Definisi

Hiperemesia gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga


mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk.
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada
kehamilan trimester I, kurang lebih 6 mingguu setelah haid terakhir
selama 10 minggu.

b. Tanda dan Gejala

Berdasarkan berat ringannya gejala, hiperemesia gravidarum dibagi


menjadi tiga tingkatan :

1). Tingkat I

3
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum.
Menimbulkan rasa lemah, penurunan nafsu makan, berat badan turun
dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi ibu biasanya naik menjadi 100
kali/menit, tekanan sistolik turun, turgor kulit menurun, lidah kering
dan mata cekung.

2). Tingkat II

Ibu tampak lemah dan apatis, lidah kotor, suhu tubuh terkadang naik,
serta mata sedikit ikterik, berat badan ibu turun, timbul hipotensi,
hemokonsentrasi, oligouria, konstipasi, dan nafas bau aceton.

3). Tingkat III

Kesadaran ibu turun dari somnolen hingga koma, muntah berhenti,


nadi cepat dan kecil, suhu meningkat, serta tekanan darah semakin
turun

c. Penyebab

Penyebab hiperemesia gravidarum belum diketahui secara pasti, namun


diduga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut ini :

1). Faktor predisposisi seperti primigravida, molahidatidos, dan


kehamilan ganda

2). Faktor organik seperti alergi masuknya vilikhorialis dalam sirkulasi,


perubahan metabolik akibat kehamilan, dan resistensi ibu yang
menurun.

3). Faktor psikologis

4
2. Pre-eklampsi – Eklampsi

a. Definisi

Pre-eklampsi adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan


yang ditandai dengan adanya hipertensi, edema dan proteinuria tetapi
tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi
sebelumnya, adapun gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan
berumur 20 minggu ( obgynacea, 2009)

Pre-eklampsi dan Eklampsi adalah kumpulan gejala yang timbul


pada ibu hamil, bersalin dan masa nifas yang terdiri dari tanda trias
yaitu : hipertensi, proteinuria, dan oedema yang kadang-kadang disertai
konvulsi sampai koma. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-
3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada
molahidatidosa (Wiknjosastro,2008).Pada tingkat tanpa kejang disebut
pre-eklampsi dan pada tingkat dengan kejang disebut eklampsi.

b. Tanda dan Gejala

Kenaikan tekanan darah, oedema kaki, tangan sampai muka. Terjadi


gejala subjektif berupa kenaikan tekanan darah, penglihatan kabur nyeri
pada epigastrium, sesak nafas, berkurangnya urin, penurunan kesadaran
ibu hamil sampai koma, dan terjadinya kejang

c. Penyebab

Faktor pencetusnya adalah : jumlah usia ibu diatas 35 tahun. Distensi


rahim berlebihan pada primigravida, kehamilan kembar arau hamil mola.
Penyakit yang menyertai kehamilan seperti diabetes mellitus dan
kegemukan.

5
3. Anemia

a. Definisi

Anemia adalah kekurangan darah yang dapat mengganggu kesehatan ibu


pada saat proses persalinan (BKKBN, 2009). Kondisi ibu hamil dengan
kadar Hemoglobin kurang dari 11 g% pada trimester 2. Anemia dapat
menimbulkan dampak buruk terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi,
partus prematurus, abortus, kematian janin, cacat bawaaan
( Prawirohardjo, 2008 ).

b. Tanda dan Gejala

Pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih
dalam batas normal perlu dicurigai anemia defesiensi. Secara klinik dapat
dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat.

c. Penyebab

1. Kurang asupan zat besi

2. Faktor genetik

3. Kadar hemoglobin rendah

C. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 Maret 2014, jam 10.00 WIB diruang
Mawar RSUD Dr. Moewardi.

a. Identitas

1). Identitas Pasien

Nama : Ny. P

Umur : 32 th

6
Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Klodran, Boyolali

Status perkawinan : Kawin

No. RM : 01245266

Tanggal masuk : 09 Maret 2014

2). Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. S

Umur : 30 th

Agama : Islam

Hubungan dengan klien : Suami

b. Keluhan Utama

Pasien mengatakan bengkak pada kaki dan mata saat bangun tidur

c. Riwayat Penyakit Pasien

1). Riwayat Penyakit Sekarang

pasien mengatakan satu hari sebelum masuk rumah sakit pasien


memeriksakan kandungannya ke klinik kandungan, dalam
pemeriksaan didapatkan bahwa TD pasien 180/100 mmHg dan oedem
pada kaki, kemudian pasien dianjurkan untuk dirawat intensiv di RS
Dr. Moewardi karena kehamilan disertai PEB. Pafda tanggal 9 Maret
2014 pukul 19.00 WIB pasien datang ke RS Dr. Moewardi dan

7
didapatkan TD pasien 180/110 mmHg. Kemudian pasien diberi injeksi
MGSO4 4 gr/im, kemudian pasien dirawat diruang mawar.

2). Riwayat Kesehatan Dahulu

pasien mengatakan satu tahun yang lalu pernah keguguran anak


pertama saat janin berumur 8 minggu dikarenakan aktivitas yang berat
dan sebelumnya juga tidak pernah menderita penyakit hipertensi.

3). Riwayat Kesehatan Keluarga

pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit


yang sama dengan klien maupun penyakit menurun seperti Diabetes
Mellitus, Hipertensi serta penyakit menular seperti TBC, Hepatitis dan
HIV.

d. Pemeriksaan Fisik

1). Kepala : Simetris, Bersih

3). Mata : Konjungtiva an anemis

4). Hidung : tidak ada polip

5). Mulut : Bersih, tidak ada mukosa bibir, tidak ada lesi

6). Telinga : Bersih

7). Dada : Dada simetris, tidak ada benjolan

8). Ekstremitas : oedem pada kaki

9.) Genetalia : Bersih, tidak keputihan

8
e. Analisa Data

No. Data Fokus Problem Etiologi


1, DS : Pasien mengatakan Pola nafas Penurunan
sesak nafas tidak efektif suplai oksigen
DO : Pasien tampak
lemah,
RR : 28x/menit
2. DS : Pasien mengatakan Gangguan rasa Nyeri
pusing seperti nyaman
tertusuk-tusuk
DO : pasien tampak
menahan rasa sakit
P : pusing
Q : seperti tertusuk-
tusuk
R : kepala
S:7
T : hilang timbul
3. DS : Pasien mengatakan Kelebihan gangguan
kaki bengkak Volume cairan mekanisme
DO : tampak bengkak regulasi
pada kaki
2. Diagnosa Keperawatan

a. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan suplai oksigen

b. Gangguan rasa nyaman b.d nyeri

c. kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi

9
3. Intervensi

No Diagnosa NOC NIC


1 Pola nafas tidak Setelah dilakukan 2x24 -- Monitor pola nafas
efektif b.d jam diharapkan pola
- - - posisikan semi
penurunan suplai nafas dapat membaik fowler/fowler
oksigen dengan kriteria hasil : - Anjurkan nafas dalam
indikator A T - - Kolaborasi pemberian
Frekuensi 2 5 bronkodilator
nafas -
Kedalama 2 5
-
n nafas
--
-

2. Gangguan Rasa Setelah dilakukan 2x24 - Identifikasi skala nyeri


nyaman b.d nyeri jam diharapkan nyeri - Fasilitasi istirahat dan
dapat membaik dengan tidur
kriteria hasil : - Anjurkan memonitor
Indikator A T nyeri sendiri
Keluhan 2 5 - Kolaborasi pemberian
nyeri analgetik
Meringis 2 5
kesakitan

3. Kelebihan Setelah dilakukan 2x24 - Monitor status hidrasi


volume cairan b.d jam diharapkan intake - Berikan asupan cairan
gangguan dan output dapat sesuai kebutuhan
mekanisme seimbang dengan - Ajarkan pencatatan
regulasi kriteria hasil : intake dan output
Indikator A T setiap hari
Bengkak pada 2 5 - Kolaborasi pemberian

10
kaki diuretik
Keseimbangan 2 5
cairan

4. Implementasi dan Evaluasi

No./tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi


1 / 11 Pola nafas tidak - Memonitor pola S : Pasien sesak nafas
Maret 2014 efektif b.d nafas O : pasien tampak lemah, RR
penurunan - - - Memposisikan : 28x/menit
suplai oksigen semi
A : Masalah belum teratasi
fowler/fowler
- menganjurkan P : Intervensi dilanjutkan
nafas dalam
- - Melakukan
kolaborasi
pemberian
bronkodilator

2/ 2/ 11 Gangguan rasa - Mengidentifikas S :S : pasien mengatakan


Maret 2014 nyaman b.d i skala nyeri pusing seperti tertusuk-tusuk
nyeri - Memfasilitasi O : pasien terlihat menahan
istirahat dan sakit TD : 180/110
tidur
P : Pusing
- Menganjurkan
memonitor nyeri Q : Seperti tertusuk-
sendiri tusuk
- Melakukan

11
kolaborasi R : Pada kepala
pemberian S:7
analgetik
T : hilang timbul

3 3/ 11 Kelebihan - Memonitor S : Pasien mengatakan kaki


Maret 2014 volume cairan status hidrasi bengkak
b.d gangguan - Memberikan O : Tampak oedem pada
mekanisme asupan cairan ekstremitas bawah
regulasi sesuai
A : Masalah belum teratasi
kebutuhan
- Mengajarkan P : Intervensi dilanjutkan
pencatatan
intake dan
output setiap
hari
- Melakukan
kolaborasi
pemberian
diuretik

4/ 12 Maret Pola nafas tidak- - Memonitor pola S : Pasien nafas sudah


2014 efektif nafas membaik
- - - Memposisikan O : pasien tampak sudah
semi membaik, RR :
fowler/fowler 20x/menit
- menganjurkan
A : Masalah sudah teratasi
nafas dalam
- - Melakukan P : Intervensi dihentikan
kolaborasi
pemberian
bronkodilator

12
4 5/ 12 Gangguan rasa - Mengidentifikas S : Pasien mengatakan
Maret 2014 nyaman b.d i skala nyeri sudah tidak pusing lagi
Nyeri - Memfasilitasi O : pasien tampak lebih
istirahat dan sehat,
tidur
TD : 130/80
- Menganjurkan
memonitor nyeri Skala nyeri 0
sendiri A : Masalah sudah teratasi
- Melakukan
P : Intervensi dihentikan
kolaborasi
pemberian
analgetik

6 / 12 Kelebihan - Memonitor S : Pasien mengatakan kaki


Maret 2014 volume cairan status hidrasi tidak bengkak
b.d gangguan - Memberikan O : tidak ada oedem pada
mekanisme asupan cairan ekstremitas bawah
regulasi sesuai
A : Masalah teratasi
kebutuhan
- Mengajarkan P : Intervensi dilanjutkan
pencatatan
intake dan
output setiap
hari
- Melakukan
kolaborasi
pemberian
diuretik

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gangguan Kehamilan adalah masalah kesehatan yang terjadi selama


kehamilan. Masalah kesehatan ini bisa melibatkan kesehatan ibu, bayi, atau
keduanya. Dalam beberapa kasus, gangguan kehamilan bisa berkembang

14
menjadi komplikasi yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani dengan
tepat.adapun macam-macam gangguan kehamilan seperti hiperemesia dan pre-
eklampsi/ Eklampsi. Dimana masing-masing ganguan mempunyai tanda,
gejala, penyebab berbeda-beda.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggung
jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang tekah di
jelaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Obgynacea. 2009. Nanda NIC NOC Jilid 2. Diterjemahkan oleh Amin Huda N,
Hardhi Kusuma. Yogyakarta : Media Action

15
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Saifuddin, Abdul Bahri. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Wiknjosastro, Bambang. 2008. Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba


Medika

16

Anda mungkin juga menyukai