Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
PADA IBU HAMIL

DISUSUN OLEH:
ADE KOMARIAH (B 0911039)
GITA PUSPARINI (B 0911077)
ROSIDAH AKMALIAH (B 0911139)

AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN PENGEMBANGAN SUMBER


DAYA MANUSIA INDONESIA
GARUT JABAR
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

I. IDENTIFIKASI MASALAH
Komplikasi dan penyulit pada masa kehamilan adalah salah satu hal yang
penting dan perlu diketahui baik oleh bidan maupun ibu hamil, karena dengan
mengetahui tanda-tanda komplikasi dan penyulit kehamilan itu sendiri, seorang
ibu hamil akan lebih berhati-hati dalam menjaga kehamilannya, dan
membangkitkan motivasi untuk selalu memeriksakan kehamilannya kepada
petugas kesehatan.

I. PENGANTAR
Bidang studi : Pendidikan Kesehatan
Topik : Antenatal Natal Care (ANC)
Sub Topic : Komplikasi dan Penyulit pada Masa Kehamilan
Sasaran : Ibu Hamil
Hari/Tanggal : .... / ... Januari 2014
Jam : ... WIB
Waktu : 15 Menit
Tempat : Poli Kandungan dan Kebidanan

II. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM ( TIU )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Ibu dapat memahami
dan mengerti tentang komplikasi dan penyulit pada masa kehamilan.

III. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu dapat menjelaskan kembali :
 Macam-macam komplikasi pada trimester I, II, dan III.
 Dapat membedakan perdarahan pada kehamilan muda dan kehamilan
lanjut.
 Dapat membedakan macam-macam hipertensi dalam kehamilan.
IV. MATERI
Terlampir

V. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab

VI. MEDIA
 Materi SAP
 Leafleat
 Power point
 Infocus
 Layar

VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu KegiatanPenyuluhan KegiatanPeserta


1 3 Pembukaan :   Menjawab salam
menit  Memberi salam Mendengarkan dan
  Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
2 7 Pelaksanaan: Menyimak dan
menit Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan mendengarkan
dan teratur
Materi :
 Macam-macam komplikasi dan penyulit pada
masa kehamilan.

3 3 Evaluasi :
menit Meminta kepada ibu-ibu untuk menjelaskan
   Bertanya dan menjawab
kembali atau menyebutkan :
 Macam-macam komplikasi dan penyulit pada
masa kehamilan.
 Perbedaan perdarahan pada trimester I dan III

4 2 Penutup :
menit   Mengucap terimakasih dan mengucapkan salam          Menjawab salam

VIII. EVALUASI
Essay
Pertanyaan :
1. Sebutkan macam-macam komplikasi dan penyulit pada masa kehamilan!
2. Apa yang menyebabkan terjadinya perdarahan pada trimester III??

IX. LAMPIRAN MATERI


KOMPLIKASI DAN PENYULIT PADA MASA KEHAMILAN
1. Komplikasi Kehamilan Pada Trimester I
a. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual
dan muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap
saat, sehingga menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari – hari
(Arief. B., 2009).
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan
diminum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang,
dieresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini di sebut
hiperemesis gravidarum (Sastrowinata,2004).
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan
berat badan (Lowdermilk, 2004).
b. Perdarahan :
1) Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan(oleh akibat-
akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22
minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
kandungan.
Tanda gejala : perdarahan bercak hingga derajat sedang
pada kehamilan muda, perdarahan masif atau hebat pada kehamilan
muda.
2) KE/KET
KE adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi, implantasi
terjadi diluar endometrium kavum uteri.
Tanda gejala : perdarahan pada kehamilan muda disertai
syok dan anemia yang tidak sebanding dengan jumlah perdarahan
yang keluar, upaya diagnosis sangat tergantung dari belum atau
sudah terganggunya kehamilan ektopik.
3) Mola Hidatidosa
Mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi
hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi
proliferasi dari vili koriales disertai dengan degenerasi hidropik.
Tanda gejala : perdarahan pada kehamilan muda yang
disertai dengan gejala mirip preeklampsia, resiko tinggi untuk
terjadi keganasan (koriokarsinoma)
c. Anemia
Anemia adalah sejenis keadaan di mana badan kita kekurangan sel
darah merah. Ini jangan dikelirukan dengan tekanan darah rendah atau
hipotensi. Kebiasaannya di klinik keadaan ini akan diukur dengan
melihat kandungan Hb (hemoglobin) untuk menentukan tahap
kandungan darah seseorang. Antara tanda seorang itu mengidap
anemia ialah pucat (lihat di bawah kelopak mata), keletihan, kurang
selera makan, sakit kepala, jantung berdebar dan sesak nafas.
Kebiasaannya anemia di sebabkan oleh pendarahan spt ulser perut,
buasir, haid yang terlalu banyak dan panjang tempohnya dan
kecederaan. Manakala sebab yang lain ialah kekurangan zat
pemakanan (terutamanya orang berumur yang memakan makanan
tidak seimbang dan masalah parasit/cacing dalam usus), sakit buah
pinggang kronik, kanser, sakit hati, masalah thyroid dan sebab-sebab
yang jarang berlaku spt kegagalan sum sum tulang, thalasemia,
sideroblastic anemia dll.
d. Infeksi
Infeksi dalam keamilan adalah masuknya microorganisme patogen
dalam tubuh wanita hamil, yang kemudian menyebabkan timbulnya
tanda atau tanda-tanda penyakit. Microorganisme penyebab infeksi
dapat berupa infeksi, protozoa, dan virus.

2. Komplikasi Kehamilan Pada Trimester II


a. Anemia
b. Malpresentasi
Adalah semua presentasi janin selain verteks. Masalahnya janin
yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan
menyebabkan partus lama dan partus macet.
Macam-macam malpresentasi janin adalah presentasi dahi,
presentasi muka, presentasi ganda, presentasi bokong.
c. PE/Eklampsia
Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda khas tekanan
darah tinggi (hipertensi), pembengkakan jaringan (edema), dan
ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) yang timbul karena
kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3
kehamilan, tetapi dapat juga terjadi pada trimester kedua
kehamilan.Sering tidak diketahui atau diperhatikan oleh wanita hamil
yang bersangkutan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat pre-
eklampsia berat bahkan dapat menjadi eklampsia yaitu dengan
tambahan gejala kejang-kejang dan atau koma. Kejadian eklampsia
dinegara berkembang berkisar antara 0,3% sampai 0,7%. Kedatangan
penderita sebagian besar dalam keadaan pre-eklampsia berat dan
eklampsia. Perkataan “eklampsia” berasal dari Yunani yang berarti
“halilintar” karena gejala eklampsia datang dengan mendadak dan
menyebabkan suasanagawat dalam kebidanan. Dikemukakan beberapa
teori yang dapat menerangkan kejadian preeklampsia dan eklamsia
sehingga dapat menetapkan upaya promotif dan preventif.
d. KPSW
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban
sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir
kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm
adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes
melalui vagina. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau
amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes,
dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan
berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi
bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di
bawah biasanya "mengganjal" atau "menyumbat" kebocoran untuk
sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut
jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang
terjadi.
e. IUFD
Intra Uterine Fetal Date (IUFD) atau kematian janin, menurut
WHO dan The American Collage of Obstetricians and Gynecologists
yang disebut kematian janin adalah janin yang mati dalam rahim
dengan berat badan 500 gram atau lebih atau kematian janin dalam
rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Kematian janin
merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, gawat janin,
atau infeksi.
Diagnosis untuk IUFD ini sangat terbatas nilainya jika dilihat dari
riwayat dan pemeriksaan fisik. Umumnya penderita hanya mengeluh
gerakan janin berkurang. Pada pemeriksaan fisik tidak terdengar
denyut jantung janin. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan
ultrasound, dimana tidak tampak adanya gerakan jantung janin. Pada
pemeriksaan pertumbuhan janin tidak ada, yang terlihat pada tinggi
fundus uteri menurun, berat badan ibu menurun, dan lingkaran perut
ibu mengecil.
Pada 25-60% kasus penyebab kematian janin tidak jelas. Kematian
janin dapat disebabkan oleh faktor maternal, fetal, atau kelainan
patologik plasenta.
1) Faktor maternal, antara lain: post term (>42 mingggu), diabetes
melitus tidak terkontrol, sistemik lupus eritmatosus, infeksi,
hipertensi, preeklampsi, eklampsi, hemoglobinopati, umur ibu tua,
penyakit rhesus, ruptura uteri, anifosfolipid sindrom, hipotensi akut
ibu, kematian ibu.
2) Faktor fetal, antara lain : hamil kembar, hamil tumbuh terhambat,
kelainan kongenital, kelainan genetik, infeksi.
3) Faktor plasenta, antara lain : kelainan tali pusat, lepasnya plasenta,
ketuban pevah dini, vasa previa.
4) Sedangkan faktor resiko terjadinya kematian janin intrauterine
meningkat pada usia ibu >40 tahun, pada ibu infertil,
kemokonsentrasi pada ibu, riwayat bayi dengan berat badan lahir
rendah, infeksi ibu (ureplasma urealitikum), kegemukan, ayah
berusia lanjut.
Upaya pencegahan kematian janin, khususnya yang sudah tua atau
mendekati aterm adalah bila ibu merasa gerakan janin menurun, tidak
bergerak, atau gerakan janin terlalu keras, perlu dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi. Perhatikan adanya solusio plasenta. Pada gemeli
dengan T + T (twin to twin transfusion) pencegahan dilakukan dengan
koagulasi pembuluh anastomosis.
f. Infeksi/Malaria
g. Perdarahan :
1) Abortus, KE, Mola
2) Plasenta previa & Solusio Plasenta
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum.
Tanda gejala : perdarahan hanya berupa perdarahan bercak atau
ringan.
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat
implantasinya yang normal pada uterus, sebelum janin dilahirkan.
Tanda dan gejala : terjadinya perdarahan dalam desidua basalis
yang menyebabkan hematoma retroplasenter.

3. Komplikasi Kehamilan Pada Trimester III


a. Anemia
b. Malpresentasi
c. PE/Eklampsia
d. KPSW
e. IUFD
f. Infeksi/Malaria
g. Perdarahan :
1) Plasenta Previa
2) Solusio Plasenta
h. Kehamilan Serotinus
Kehamilan serotinus atau disebut juga kehamilan post term,
kehamilan lewat waktu, kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy,
ekstended pregnancy, post date atau post datisme atau pasca maturitas,
adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau
lebih, di hitung dari HPHT menurut rumus neagle dengan siklus haid
rata-rata 28 hari.
Kehamilan posterm mempunyai risiko lebih tinggi daripada
kehamilan ganda, terutama terhadap kematian perinatal (antepartum,
intrapartum, dan postpartum) berkaitan dengan aspirasi mekonium dan
asfiksia. Pengaruh kehamilan postterm antara laian sebagai berikut:
1) Perubahan pada plasenta
Disfungsi plasenta merupakan faktor penyebab terjadinya
komplikasi pada kehamilan postterm dan meningkatnya resiko
pada janin. Penurunan fungsi plasenta dapat dibuktikan dengan
penurunan kadar estriol dan plasenta laktogen.
2) Pengaruh pada janin
Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian
gawat janin dengan resiko tiga kali. Akibat dari proses penuaan
plasenta, pemasukan makanan dan oksigen akan menurun
disamping adanya spasme arteri spiralis. Sirkulasi utero plasenter
akan berkurang dengan 50% menjadi hanya 250 ml/menit.
Beberapa pengaruh kehamilan postterm terhadap janin antara lain
sebagai berikut:
a) Berat janin
Zwearbling menyatakan bahwa rata-rata berat janin lebih dari
3600 gram sebesar 44,5% pada kehamilan postterm, sedangkan
pada kehamilan genap bulan (term) sebesar 30,6%. Resiko
persalinan bayi dengan berat lebih dari 4000 gram pada
kehamilan postterm meningkat 2-4 kali lebih besar dari
kehamilan term.
b) Sindroma postmaturitas
Bedasarkan derajat insupisiensi plasenta yang terjadi, tanda
postmaturitas ini dapat dibagi dalam tiga stadium
 Stadium I : kulit menunjukan kehilangan verniks caseosa
dan maserasi berupa kulit kering, rapuh, dan mudah
mengelupas.
 Stadium II : gejala di atas disertai pewarnaan mekonium
(kehijauan) pada kulit.
 Stadium III : disertai pewarnaan kekuningan pada kuku,
kulit, dan tali pusat.
c) Gawat janin
3) Pengaruh pada ibu
Morbiditas atau mortalitas ibu : dapat meningkat sebagai akibat
dari makrosomia janin dan tulang tengkorak menjadi lebih keras
dan menyebabkan terjadinya distosia persalinan, incoordante
uterine etion, partus lama, meningkatkan tindakan obstetri
persalinan traumatis atau perdarahan post partum akibat bayi besar.
4) Aspek medikolegal
Dapat terjadi sengketa atau masalah dalam kehidupannya sebagai
ayah sehubungan dengan umur kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirahardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirahardjo: Jakarta.
2. Prawirahardjo, S. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai