Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN

MATERNAL DAN NEONATAL


DETEKSI DINI TERHADAP KOMPLIKASI DAN KELAINAN
PADA IBU HAMIL TRIMESTER II

Disusun Oleh Kelompok 3:


1. Arysta G.P. Dimagah 9. Lisa Anggraini
2. Desty Komarika Sari 10. Mauliya Widiyawati
3. Dwi Nurma Nela 11. Mita Juliana
4. Febri Melati 12. Nasta Erza Azhari
5. Ferly Yorenza 13. Rike Nur Safitri
6. Fourtiya Mayu Sari 14. Sella Natasya
7. Klara Nisa Amanda 15. Yulya Romanti
8. Ledia Santika Sapitri

Dosen Pembimbing:
Nispi Yulyana, SST. M.Keb

Tingkat II A

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PRODI DIII KEBIDANAN
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Deteksi Dini Terhadap Komplikasi
dan Kelainan pada Ibu Hamil Trimester II“ sebagai bentuk pemenuhan tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal, dan tak lupa pula kami ucapkan terima
kasih kepada :

1. Bunda Nispi Yulyana, SST, M. Keb selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal yang telah memberikan pengarahan.
2. Serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa
penyusun sebutkan satu per satu.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak yang perlu
disempurnakan.Untuk itu saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan makalah
selanjutnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun sendiri dan semua
pihak.

Bengkulu, Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Deteksi Dini Terhadap Komplikasi dan Kelainan pada Ibu Hamil
B. Asuhan Kegawatdaruratan pada Ibu Hamil TM II
1. Kehamilan dengan hipertensi esensial
2. Hipertensi karena kehamilan
3. Pre eklampsia/Eklampsia
C. Praktik
1. Pengkajian Data Subjektif
2. Pengkajian Data Objektif
3. Menentukan Diagnosa
4. Menentukan Tindakan
5. Menentukan Evaluasi Asuhan
D. Praktik Pemberian MgSO4 pada ibu Pre Eklampsi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui dalam kehamilan, persalinan maupun pada masa nifas
terkadang banyak penyulit maupun  komplikasi yang terjadi. contoh dalam kehamilan
seperti kehamilan dengan hipertensi esensial, hipertensi karena kehamilan, pre
eklampsia/eklampsi. Sampai saat ini hipertensi masih merupakan masalah yang cukup
penting dalam pelayanan kesehatan primer, khususnya di Puskesmas, karena prevalensinya
yang tinggi, dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan. Hipertensi esensial, meliputi 90 %
dari seluruh penderita hipertensi, dan 10 % sisanya adalah hipertensi renal atau hipertensi
sekunder.
Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada
kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan
pascapersalin, kehamilan dengan preeklamsi tetapi tanpa proteinuria. Preeklamsi adalah
hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria. Sedangkan
eklampsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai dengan koma

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana deteksi dini terhadap komplikasi dan kelainan pada ibu hamil?
2. Bagaimana asuhan kegawatdaruratan kehamilan dengan hipertensi esensial pada TM II?
3. Bagaimana asuhan kegawatdaruratan hipertensi karena kehamilan pada TM II?
4. Bagaimana asuhan kegawatdaruratan pre eklampsia/eklampsia pada TM II?
5. Bagaimana pemberian MgSO4 pada ibu pre eklampsi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui deteksi dini terhadap komplikasi dan kelainan pada ibu hamil
2. Untuk mengetahui kegawatdaruratan kehamilan dengan hipertensi esensial pada TM II
3. Untuk mengetahui kegawatdaruratan hipertensi karena kehamilan pada TM II
4. Untuk mengetahui asuhan kegawatdaruratan pre eklampsia/eklampsia pada TM II
5. Untuk mengetahui pemberian MgSO4 pada ibu pre eklampsi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Deteksi Dini Terhadap Komplikasi dan Kelainan pada Ibu Hamil


Deteksi dini yaitu melakukan tindakan untuk mengetahui seawal mungkin adanya
kelainan, komplikasi, dan penyakit ibu selama kehamilan yang dapat menjadi penyulit
ataupun komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan bayi dalam persalinan, serta nifas.
Trimester II adalah usia kehamilan 4-6 bulan atau kehamilan berusia 13-28 minggu.
Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II meliputi:
1. Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat
diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak
seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu
akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah
beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang
muncul mendadak dan cenderung meluas.
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang
biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkan
kaki lebih tinggi. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada
muka dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang
lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre eklamsia.Sistem
kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi system kerja tubuh
sehingga menghasilkan kelebihan cairan. Ini dapat terlihat setelah kelahiran, ketika
pergelangan kaki yang bengkak secara temporer semakin parah. Ini dikarenakan jaringan
tambahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam
kandungan tidak lagi dibutuhkan dan akan dibuang setelah sebelumnya diproses oleh
ginjal menjadi urin. Oleh karena ginjal belum mampu bekerja secara optimal, kelebihan
cairan yang menempuk dihasilkan disekitar pembuluh darah hingga ginjal mampu
memprosesnya lebih lanjut.
Terkadang bengkak membuat kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat
mengkilat, tegang dan sangat tidak nyaman.Kram kaki sering terjadi di malam hari ketika
tidur. Kram dihubungankan dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan sirkulasi.
Pengobatan cina menganggap kram ada hubungannya dengan kekurangan energi pada
darah dan ginjal.
a. Penanganan Umum
1) Istirahat cukup
2) Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein
dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak
3) Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan
untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi (Hendrayani, 2009).
b. Komplikasi
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan
tanda tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka,
tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin
dan laboratorium (Rochjati, 2003).

2. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya


Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban
dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya
selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu
maupun kehamilan aterm.
a. Penanganan Umum
1) Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
2) Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan
yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.
3) Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan
lakukan, pemeriksaan dalam secara digital.
4) Mengobservasi tidak ada infeksi
5) Mengobservasi tanda tanda inpartu (Saifuddin, 2002)
b. Komplikasi
1) Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta
2) Tanda tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
3) Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan
4) Perdarahan hebat
Perdarahan Masif atau hebat pada kehamilan muda.
Pusing Yang hebat
5) Gerakan bayi berkurang
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu
dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan
melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan
bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan
dan minum dengan baik. Apabila ibu tidak merasakan gerakan bayi seperti biasa,
hal ini merupakan suatu risiko tanda bahaya. Bayi kurang bergerak seperti biasa
dapat dikarenakan oleh aktivitas ibu yang terlalu berlebihan, keadaan psikologis ibu
maupun kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam rahim tidak seperti biasanya.

B. Asuhan Kegawatdaruratan pada Ibu Hamil TM II


1. Kehamilan dengan hipertensi esensial
a. Pengertian
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) esensial merupakan hipertensi yang tidak diketahui
penyababnya. Hipertensi menjadi masalah karena meningkatnya prevalensi, masih banyak
pasien yang belum mendapat pengobatan, maupun yang telah mendapat terapi tetapi target
tekanan darah belum tercapai serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat
meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

b. Tanda dan Gejala


Wanita hamil dengan hipertensi esensial biasanya hanya menunjukan gejala hipertensi
tanpa gejala yang lainnya yaitu sakit kepala, jantung berdebar, penglihatan kabur, sukar
tidur. Gejala- gejala sekunder seperti kelainan jantung, arterioskelrosis umumnya dalam
otak, penyakit ginjal, perdarahan,atau eksudat retina baru timbul apabila penyakitnya sudah
lanjut. Meningkatnya tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan dalam
pembuluh- pembuluh darah perifer, terutama akibat vasokonstriksi umum.

c. Diagnosis
Diagnosis hipertensi essensial ialah apabila didapatkan hipertensi yang telah timbul
sebelum kehamilan, atau timbul hipertensi < 20 minggu umur kehamilan.
Ciri – ciri hipertensi esensial :
1) Umur ibu relatif tua diatas 35
2) Tekanan darah sangat tinggi
3) Umumnya multipara
4) Umumnya ditemukan kelainan jantung, ginjal, dan diabetes mellitus
5) Obesitas
6) Penggunaan obat – obatan anti hipertensi sebelum kehamilan
7) Hipertensi yang menetap pascapersalinan

d. Komplikasi
Hipertensi yang berlangsung lama tanpa penanganan dapat menimbulkan kerusakan pada
organ-organ lainnya. Beberapa di antaranya yang dapat ditemui pada pasien hipertensi
adalah:
1) Jantung
2) Otak
3) Penyakit ginjal kronis
4) Penyakit arteri perifer
5) Retinopati

e. Dampak
1) Dampak pada Ibu
 Resiko terjadinya solutio placenta
 Oliguria
 Gangguan Ginjal
 Superimposed Preeklamsi
2) Dampak pada Janin
 Pertumbuhan janin terhambat Intra Uterine Growth restriction (IUGR)
 Prematur
f. Penatalaksaan
1) Anjurkan untuk mentaati pemeriksaan antenatal yang teratur, jika perlu konsultasikan ke
dokter.
2) Istirahat
Anjurkan untuk cukup istirahat, menjauhi emosi dan jangan bekerja terlalu berat.
Wanita harus cukup tidur malam, sekurang-kurangnya 8-10 jam, dan waktu siang harus
tidur atau istirahat sekurang-kurangnya 2 jam. Pekerjaan rumah tangga dikurangi.
3) Kenaikan berart badan yang berlebihan sebaiknya harus dicegah.
Cegah penambahan berat badan yang agresif. Anjurkan untuk diet tinggi protein, rendah
hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam. Wanita diberi diet tinggi protein, rendah
karbohidrat, rendah lemak, rendah garam,. Bahkan wanita yang telalu gemuk perlu
diturunkan berat badannya.
4) Pengawasan pertumbuhan janin
Pertumbuhan dan kesehatan janin selama berlangsungnya kehamilan dan persalinan
perlu mendapat pengawasan yang lebih teliti. Selain pengawasan secara klinis dilakukan
pula pemeriksaan- pemeriksaan dan pengawsan secaraa khusus jika diperlukan,
sefalometri ultrasonik, elektrokardiografi fetal,penentuan kadar estrol dalam air
kencing, amnioskopi, penentuan PH darah janin, dan pencatatan kontinu denyut jantung
janin ( fetal heart monitoring).
5) Obat penenang
Ketenangan jiwa penderita sangat diperlukan, yang dapat dicapai dengan pendekatan
psikologis dan kalau perlu, ditambah dengan obat- obat penenang, sepeti solusio
charcot, diazepam (valium), prometazin (phenergan), atau obat tidur dalam dosis rendah
(Phenobarbital 3x 30mg perhari).
6) Obat hipotensif
Obat- obat untuk menurunkan tekana darah perlu diberikan apabila tensi menunjukan
angka 160/100 mmhg atau lebih, seperti heksametonium bromid, veratrum
viride,rauwolfia ( serpasil), klorpromazine( largatil). Sayang sekali obat- obat ini tidak
selalu berhasil menurunkan tekanan darah atau mencegah terjadinya preeklansia, dan
tidak pula dapat meperbaiki prognosis janin.

7) Obat-obat yang diberikan


 Anti-hipertensif : Serpasil, Katapres, Minipres.
 Obat penenang : Fenobarbital, Valium, Frisium ativan.
8) Pengakhiran Kehamilan
Pertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan baik yang muda maupun yang sudah cukup
bulan jika ada tanda-tanda hipertensi ganas (Tekanan darah 200/120 mmHg atau pre-
eklampsia berat), apalagi jika janin telah meninggal intra uterine. Tetapi keputusan
untuk pengakhiran kehamilan tersebut sebaiknya dirundingkan dulu antar disiplin
(seperti ahli penyakit dalam) dalam mempertimbangkan apakah terdapat ancaman bagi
jiwa wanita tersebut.

2. Hipertensi karena kehamilan


a. Pengertian
Hipertensi gestasional adalah tekanan darah tinggi yang terjadi saat hamil. Hipertensi
gestasional biasanya muncul setelah usia kehamilan 20 minggu, dan setelah melahirkan
hipertensi ini bisa hilang. Biasanya hipertensi gestasional dialami oleh ibu yang sebelum
hamil tidak menderita tekanan darah tinggi.
Ibu hamil yang sudah menderita tekanan darah tinggi (140/90 mmHg) sebelum hamil
atau sebelum usia kehamilan 20 minggu disebut dengan hipertensi kronis. Biasanya
hipertensi kronis tidak akan hilang walaupun ibu sudah melahirkan bayinya.
Beberapa kondisi bisa meningkatkan risiko Anda mengalami hipertensi gestasional, yaitu:
1) Bila Anda pernah mengalami tekanan darah tinggi sebelum hamil atau saat kehamilan
sebelumnya
2) Anda memiliki penyakit ginjal atau diabetes
3) Usia Anda kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun saat hamil
4) Kehamilan kembar
5) Hamil anak pertama
b. Kriteria Diagnostik
Ibu baru mengalami hipertensi saat hamil, umumnya setelah usia kehamilan 20 minggu.
Hipertensi didefinisikan sebagai:
 TD sistolik ≥ 140 mmHg
 TD Diastolik ≥ 90 mmHg

c. Langkah Pencegahan Hipertensi Gestasional


Tidak ada cara pasti untuk mencegah hipertensi. Ada beberapa faktor penyebab
hipertensi yang bisa dikontrol tapi ada juga yang tidak. Ikuti petunjuk dokter berkaitan
dengan pola makan dan olahraga seperti berikut ini:
1) Minum setidaknya 8 gelas air sehari.
2) Gunakan garam sedikit saja sekedar untuk menambah rasa.
3) Berolahraga teratur.
4) Tingkatkan jumlah protein dan kurangi jumlah makanan yang digoreng serta junk
food.
5) Beristirahat cukup.
6) Naikkan kaki ke posisi lebih tinggi saat duduk atau berbaring beberapa kali dalam
sehari.
7) Hindari minuman beralkohol.
8) Hindari minuman yang mengandung kafein.
9) Kehamilan biasanya menyebabkan tekanan darah Anda menurun di akhir trimester
pertama dan sepanjang trimester kedua, kondisi ini bisa menyembunyikna kondisi
hipertensi kronis. Jika tekanan darah Anda masih tetap tinggi 3 bulan setelah
melahirkan, itu berarti Anda mengidap hipertensi kronis sebelumnya tapi tidak
menyadarinya.

d. Penatalaksanaan Hipertensi Gestasional


Penatalaksanaan hipertensi gestasional perlu dilakukan dengan tujuan untuk mencegah
jangan sampai berlanjut menjadi eklamsia yang akan menimbulkan kelainan serius pada
ibu dan mengganggu kehidupan serta kesehatan janin dalam rahim.
Bila didapatkan hipertensi dalam kehamilan sebaiknya segera dipondokkan saja
dirumah sakit dan diberikan istirahat total. Istirahat total akan menyebabkan peningkatan
aliran darah renal dan utero placental. Peningkatan aliran darah renal akan meningkatkan
diuresis (keluarnya air seni), menurunkan berat badan dan mengurangnya oedema. Pada
prinsipnya penatalaksanaan hipertensi ditujukan untuk mencegah terjadinya eklamsia,
monitoring unit feto-placental, mengobati hipertensi dan melahirkan janin dengan baik.

3. Pre eklampsia/Eklampsia
a. Pengertian
Pre eklampsi merupakan perkembangan hipertensi gestasional yang ditandai dengan
gangguan pada ginjal, yang dibuktikan dengan awitan proteinuria. Preeklampsia, baik yang
tergolong ringan maupun berat, didiagnosis berdasarkan temuan pada ibu ataupun janin.
Peningkatan tekanan darah gestasional didefinisikan sebagai TD sistol sebesar 140 mmHg
atau lebih pada ibu yang memiliki tekanan darah normal sebelum usia kehamilan 20
minggu. Terjadi lebih awal pada molahidatidosa atau hidrops (penyakit tropoblas plasenta).

b. Tanda dan Gejala


Preeklampsia ditandai dengan tekanan darah tinggi dan proteinuria (adanya protein
dalam urin). Selain itu, preeklampsia juga dapat ditandai dengan:
 Pembengkakan pada wajah atau tangan
 Sakit kepala yang sulit hilang
 Nyeri pada perut bagian atas atau bahu
 Mual dan muntah
 Kesulitan bernapas
 Kenaikan berat badan tiba-tiba
 Terganggunya penglihatan
c. Klasifikasi preeklamsi
1) Preeklamsi ringan (PER)
Preeklamsi ringan adalah suatu sindrom spesifik kehamilan dengan menurunnya
perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi
endotel (Prawirohardjo, 2008).
Diagnosis
Diagnosis preeklamsi ringan menurut Prawirohardjo 2008, ditegakkan berdasarkan atas
munculnya hipertensi disertai proteinuria pada usia kehamilan lebih dari 20
minggudengan ketentuan sebagai berikut:
a) TD ≥ 140/90 mmHg
b) Proteinuria: ≥ 300 mg/24 jam atau pemeriksaan kualitatif 1 atau 2+
c) Edema: edema generalisata (edema pada kaki, tangan,muka,dan perut). 14

2) Preeklamsi berat
Preeklamsi berat adalah preeklamsi dengan tekanan darah ≥160/110 mmHg, disertai
proteinuria ≥ 5 g/24 jam atau 3+ atau lebih (Prawirohardjo, 2008).
Diagnosis
Diagnosis preeklamsi berat menurut Prawirohardjo 2008, dan Wiknjosastro 2007,
ditegakkan bila ditemukan salah satu atau lebih tanda/gejala berikut:
a) TD ≥ 160/110 mmHg
b) Proteinuria ≥5 g/24 jam; 3 atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif.
c) Oliguria yaitu produksi urin kurang dari 500cc/24jam
d) Kenaikan kadar kreatinin plasma
e) Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan
pandangan kabur.
f) Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen.
g) Edema paru-paru dan sianosis
h) Hemolisis mikroangiopatik
i) Trombositopenia berat: <100.000 sel/mm3 atau penurunan trombosit dengan cepat.
j) Gangguan fungsi hepar 15
k) Pertumbuhan janin intra uterin yang terhambat
d. Penatalaksanaan
 Pre-eklamsi ringan:
1) Istirahat di tempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan
preeclampsia
2) Tidak perlu segera diberikan obat anti hipertensi atau obat lainnya, tidak perlu
dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140-150/90-100 mmHg
3) Pemberian luminal 1 sampai 2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur
4) Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg / hari
5) Bila tekanan darah tidak turun dianjurkan dirawat dan diberikan obat anti hipertensi:
metildopa 3 x 125 mg/hari (maksimal 1500 mg/hari), atau nifedipin 3-8 x 5 –10 mg /
hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg / hari atau pindolol 1-3 x 5 mg / hari 9 maks.
30 mg / hari
6) Diet rendah garam dan diuretika tidak perlu
7) Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa setiap 1 minggu.
8) Indikasi rawat jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah rawat jalan,
peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali berturut-turut, atau pasien
menunjukkan preeklampsia berat.
9) Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai preeklampsia berat.
10) Jika ada perbaikan lanjutkan rawat jalan.
11) Persalinan dalam preeklampsia ringan dapat dilakukan spontan atau dengan bantuan
ekstraksi untuk mempercepat kala II.

 Penatalaksanaan Pre-eklamsi berat :


1) Janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-paru, dengan pemeriksaan
shake dan rasio L/S maka penanganannya adalah sebagai berikut:
2) Berikan suntikan sulfat magnesium dosis 8gr IM, kemudian disusul dengan injeksi
tambahan 4 gr Im setiap 4 jam( selama tidak ada kontra dindikasi)
3) Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas magnesium dapat diteruskan
lagi selama 24 jam sampai dicapai kriteria pre-eklamsia ringan (kecuali jika ada
kontraindikasi)
4) Selanjutnya wanita dirawat diperiksa dan janin monitor, penimbangan berat badan
seperti pre-eklamsi ringan sambil mengawasi timbul lagi gejala.
5) Jika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi kehamilan: induksi
partus atau cara tindakan lain, melihat keadaan.

C. SOAP
a) Kehamilan dengan Hipertensi Esensial

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

PADA NY. X UMUR 31 TAHUN G3P2A0 GRAVIDA 36 MINGGU

DENGAN HIPERTENSI ESENSIAL

Hari/tanggal : Senin, 4 febuari 2019

Pukul : 11:00 Wib

Pengkaji : Bidan Zhulaika

DATA SUBYEKTIF
 
A.    Identitas / Biodata

Nama istri                    : Ny. X                                   Nama suami                : Tn. C


Umur                           : 31 th                                      Umur                           : 33 th
Suku/kebangsaan        : jawa                               Suku/Kebangsaan       : Sunda
Agama                         : Islam                                     Agama                         : Islam
Pendidikan                  : SMP                                      Pendidikan                  : SMP
Pekerjaan                     : IRT                                        Pekerjaan                     : Wiraswasta
Alamat rumah             : Jakarta                                   Alamat rumah             : jakarta

- Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilan dengan riwayat penyakit hipertensi


dengan keluhan yang di rasakan yaitu pusing, sakit kepala
- Ibu merasa tidak nyaman dengan keadaannya saat ini dan ibu merasa cemas.

DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum           : Baik


Kesadaran                   : Compos mentis
TTV
            -Tekanan Darah : 130/90 mmHg
            -Respirasi           : 23x/menit
            -Nadi                  : 88x/menit
            -Suhu                  : 37,5
Berat badan saat ini      : 59   kg
Tinggi badan                  : 150 cm
BB sebelum hamil          : 44   kg
LILA                              : 28   cm
Kenaikan BB selama kehamilan :  15  kg
IMT                                              : IMT = (Normal)
Kepala
Rambut     :  Keadaan bersih, tidak rontok, warna rambut hitam.
Muka         : Tidak ada oedema dan cloasma gravidarum
Mata : Konjungtiva Merah muda, Sclera Putih.
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada kelainan

Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis dan caries, gusi tidak berdarah
 Leher :
Kelenjar tyroid                  : Tidak ada pembengkakan
    Kelenjar getah bening       : Tidak ada pembesaran
 Payudara : Simetris, Bersih, Putting Menonjol Kiri kanan.
Abdomen :
   Inspeksi                      
Membesar  : Ya, sesuai usia kehamilan
Striae : Tidak ada
Bekas luka operasi  : Tidak ada
Linea nigra     : Ada
Kelainan lain  : Tidak ada
b.      Palpasi
        Leopold I     : TFU: 32 cm di fundus uterus teraba satu bagian bulat,
                                 Lunak tidak melenting
        Leopold II    : Disebelah perut kiri ibu teraba satu bagian keras,
                              Memanjang seperti papan, dan disebelah kanan peru
                                ibu teraba bagian-bagian kecil janin.
         Leopold III  : Dibagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat,
                                keras melenting dan bagian terendah janin sebagian
 kecil sudah masuk PAP
           Leopod IV   :  Konvergen 3/5
Auskultasi
DJJ:     Frekwensi        :  142x/menit,
Punctum maksimum    : 2 jari dibawah pusat
Taksiran Berat Badan Anak (TBBA) : (TFU-12)x 155
                                                             = (32-12)x 155=3100 gr
 
 Genetalia : tidak ada varises, tidak odema.
 estremitas
atas : Tidak odema, tidak pucat

Bawah : tidak odema,tidak varises.

ANALISA

G1P0A0 Gravida 36 minggu janin hidup tunggal intra uterin

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu keadaannya saat ini, dan memberitahukan hasil pemeriksaan :


Tekanan darah             : 130 / 90 mmHg
Nadi                            : 88x / menit
Respirasi                      : 23 x / menit
Suhu                            : 37, 5° c
Evaluasi :  ibu mengerti dan mengetahui kondisinya saat ini.
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu 8 jam pada malam hari dan 2 jam di
siang hari
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melaksanakannya
3. Menganjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi makanan yang mengandung sodium  dan
garam
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan
4. Menganjurkan ibu untuk olahraga seperti senam aerobik selama 30-40 menit sebanyak 3-
4x dalam seminggu
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melaksanakannya di rumah
5. Menciptakan keadaan rileks seperti meditasi, yoga atau ipnosis dapat mengontrol sistem
syaraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah
Evaluasi : ibu akan melaksanakan anjuran bidan
6. Menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi buah dan sayuran yang mengandung
postium seperti alpukat, melon, buah pare,mentimun , lidah buaya, saledri , bawang putih
serta makanan yang mengandung unsur omega-3 sangat dikenal efektif dalam membantu
penurunan tekanan darah (hipertensi).
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melaksanakannya dirumah.
7. Memberikan terapi obat Obat seperti :
a.       Anti-hipertensif     : Serpasil, Katapres, Minipres.
b.      Obat penenang      : Fenobarbital, Valium, Frisium ativan.
Evaluasi : ibu bersedia mengkonsumi obat obat tersebut
8. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan seperti nyeri ulu hati, keluar lendir
bercampur darah sebelum waktunya , sakit kepala berat terus menerus, penglihatan
kabur.dan lain lain. Dan jika ibu mengalami tanda tanda tersebut ibu di anjurkan untuk
pergi ke pelayanan kesehatan terdekat.
Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan bidan  dan akan pergi ke pelayan kesehatan
                 Terdekat.
9. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang segera jika ada keluhan.
Evaluasi : Ibu bersedia akan melakukan kunjungan ulang segera jika ada keluhan

b) Hipertensi karena Kehamilan

c) Pre Eklampsia/Eklampsia
 Pre Eklampsia

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER II

DENGAN PREEKLAMSI BERAT

Hari/tanggal : Rabu/8 Juli 2015

Pukul 21.00 WIB

Tempat : IGD RSUDZA

Subjective :

Ny. M berusia 28 tahun datang ke IGD RSUDZA Bersama keluarganya, rujukan dari dr.
SPOG dengan preeklamsia erat. Ibu mengeluh pusing dan tekanan darahnya selalu tinggi ketika
hamil. Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang kedua dengan riwayat kematian janin
dalam Rahim pada 1 tahun yang lalu, dan ibu belum pernah mengalami keguguran. Ibu
mengatakan usia kehamilannya sekarang baru memasuki usia 7 bulan dan ibu merasakan gerakan
janinnya aktif. Hari pertama haid terakhir ibu adalah tanggal 7 November 2014.
Objective:

1. Keadaan umum : baik


Kesadaran : composmentis

2. TTV :
 Tekanan darah : 150/100 mmHg
 Nadi : 102 x/m
 Pernafasan : 21 x/m
 Temperatur : 36,5oc

3. Pemeriksaan fisik :
 Konjungtiva : tidak pucat
 Sclera: tidak ada ikterik
 Tidak terdapat oedema

4. Pemeriksaan Leopold:
 Leopold 1 : pertengahan pusat dan px
 Leopold 2 : PUKA
 Leoplod 3 : Kepala
 Leopold 4 : Konvergen

5. TFU : 30 cm

6. TBBJ : 2790 gram

7. DJJ : 145 x/m

8. Pemeriksaan Lab:
 Glukosa darah : 112 mg/dL
 HB : 9,8 g/dL
 Trombosit : 150.000 uL
 Leukosit : 12.000 mm3
 Hematokrit : 33%
 Protein Urite : +3 

Assesment:
Ibu G2P1A0 Usia kehamilan 33-34 minggu dengan preeklamsia berat. Keadaan umum
ibu dan janin baik.

Planning :
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan
2. Mengobservasi tanda-tanda vital, kontraksi, DJJ, dan perdarahan
3. Melakukan pemeriksaan protein urine
4. Berkolaborasi dengan dr SPOG dan menjalani intruksi:
a. Memasang infuse RL 500 cc
b. Mengambil darah untuk pemeriksaan lab
c. Melakukan tatalaksana Preeklamsi Berat :

 Bolus 4 gr MgSO4 40% secara perlahan


 Memasukkan 6 gr MgSO4 ke dalam cairan 500 cc RL yang dihabiskan dalam waktu 6
jam
 Nifedipin 4×10 mg
5. Menganjurkan ibu agar bersitirahat yang cukup
6. Memberikan konseling tentang gizi
7. Memberikan dukungan kepada ibu dan keluarga agar tidak cemas
8. Pukul 21.30 WIB membawa ibu ke ruang rawat bersalin untuk dilakukan tindakan selanjutnya

 Eklampsia

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER II

DENGAN EKLAMPSIA

No. Register : 65789

Masuk BPM Tanggal/ Pukul :14 Juni 2015 Jam 08.00 WITA

Dirawat diruang : Periksa

Tanggal pengkaji :14 Juni 2015 Jam : 08.00 WITA

Nama pengkaji : Bidan .X

DATA SUBJEKIF (S)

Nama : Ny “S”/Tn “K

Umur : 23 Tahun/27 Tahu

Nikah/Lamanya : 1 Kali/ ± 1 Tahun


Suku : Jawa/Bugis

Agama : Islam

Pendidikan : Sma/Sma

Pekerjaan : Irt/Polisi

Alamat : Jl. Soekarno Hatta

Anamnesa :

1. Keluarga mengatakan ibu mengalami kejang-kejang sejak 30 menit yang lalu

2. Keluarga mengatakan ibu berusia 23 Tahun

3. Keluarga mengatakan bahwa ini kehamilan yang pertama

4. Kelurga mengatakan HPHT 06 november 2014

5. Ibu mengatakan tidak pernah keguguran

DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan Umum : tidak baik

2. Kesadaran : stupor

3. Tanda-Tanda Vital :

 Tekanan Darah : 210/120 mmHg

 Nadi : 120 x/menit

 Pernafasan : 26 x/menit

 Suhu : 38,60 C

4. Pemeriksaan fisik:

 kepala dalam posisi mesochephalus

 Terdapat odema pada wajah

 Mata terbuka tanpa melihat, kelopak mata bergetar

 Mulut membuka
5. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat hasil protein urin (++++)

ASSESMENT (A)

Ny. “S” umur 23 tahun G1P0A0 usia kehamilan 30 minggu dengan eklampsia.

PENATALAKSANAAN (P)

1. Memberitahu keluarga pasien bahwa akan dilakukan tindakan

 Hasil : keluarga menyetujui tindakan yang akan dilakukan

2. Melindungi pasien dari kemungkianan trauma dengan mengikat pasien tetapi jangan diikat
terlalu kuat.

 Hasil : Pasien sudah dilindungi dari kemungkinan terjadinya trauma

3. Memberitahu keluarga psien bahwa akan dipasang infuse RL (Ringer Laktat).

 Hasil : Infuse RL (ringer laktat) sudah dipasang pada pasien

4. Memberitahu keluarga pasien bahwa pasien akan diberikan obat anti kejang berupa MgSO4
dengan syarat pemberian

a. Frekuensi pernafasan minimal 16x/ menit

b. Reflex patella positif

c. Urun minimal 30ml/jam dalam 4 jam terakhir atau 0,5 ml/kgBB/ jam

d. Menyiapkan ampul Kalsium Glukonas 10% dam 10 ml

 Hasil : Obat anti kejang berupa MgSO4 sudah diberikan kepada pasien.

5. Memberitahu keluarga pasien akan bahwa pasien akan diberikan oksigen 4-6 liter per menit

 Hasil : Oksigen sudah diberikan 4-6 liter per menit.

6. Membaringkan posisi pasien ke sebelah kiri

 Hasil : Pasien sudah dibaringkan ke posisi kiri untuk mengurangi resiko aspirasi.

7. Memberitahu keluarga pasien akan dilakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
lebih tinggi
 Hasil : Rujukan sudah dilakukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

D. Praktik Pemberian MgSO4 pada ibu Pre Eklampsi


1. Persiapan alat dan bahan
 Oksigen
 Infuse set
 Cairan infuse RL
 Obat anti konvulsan (MgSO4 40% ,diazepam)
 set resusitasi
 Tensi meter
 Reflek hammer
 Jam
 Lignokain
 Bengkok
 Spuit 5 cc
 Hand scoon
 Kapas alcohol
 Kateter
 Urin bag

2. Pengelolaan Kejang
a. Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, penghisap lendir, masker
oksigen, oksigen)
b. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
c. Aspirasi mulut dan tenggorokan
d. Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk mengurangi risiko aspirasi
e. Berikan O2 4-6 liter/ menit

3. Pengelolaan Umum
a. Pasang infuse Ringer Laktat dengan jarum besar No.16 atau lebih
b. Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
c. Kateterisasi urin untk pengukuran volume dan pemeriksaan proteinuria
d. Infuse cairan dipertahankan 1,5-2 liter/24 jam
e. Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat mengakibatkan
kematian ibu dan janin
f. Observasi tanda vital, reflex dan denyut jantung janin setiap 1 jam
g. Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Adanya krepitasi merupakan tanda
adanya edema paru. Jika ada edema paru, hentikan pemberian cairan dan berikan d
uretik (mis. Furosemide 40 mg IV)
h. Nilai pembukaan darah dengan uji pembekuan. Jika pembekuan tidak terjadi setelah 7
menit, kemungkinan terdapat koagulopati

4. Alternatif I Dosis Awal


a. MgSO4 4 gr IV sebagai larutan 40% selama 5 menit
b. Lanjutkan dengan 15 ml MgSO4 (40%) 6 g dalam larutan Ringer Asetat / Ringer
laktat selama 6 jam

5. Dosis Pemeliharaan
a. Jika kejang berulang setelah 15 menit. Berikan MgSO4 (40%) 2 g IV selama 5 menit
b. MgSo4 1 g /jam melalui infus RL yang diberikan sampai 24 jam post partum
c. Sebelum Pemberian Mgso4 Ulang Lakukan Pemeriksaan
d. Pasien akan merasa agak panas pada saat pemberian MgSo4
e. Frekuensi pernasan minimal 16 kali/ menit
f. Refleks patella (+), urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir, frekuensi pernafasan
<16 kali/menit

6. Hentikan Pemberian MgSo4


a. Jika Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit) jika terjadi henti nafas:bantu nafas
dengan ventilator berikan kalsium glukonas 1 g (20ml dalam larutan 10%) IV perlahan
lahan sampai pernafasan mulai lagi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa deteksi dini komplikasi
kehamilan trimester II adalah anemia, hiperemesis gravidarum, abortus, kehamilan ektopik
dan molahidatidosa. Sedangkan deteksi dini komplikasi kehamilan trimester III adalah
kehamilan dengan hipertensi (hipertensi esensial, hipertensi karena kehamilan, dan pre
eklamsia), perdarahan antepartum (plasenta previa, solusio plasenta, insertio velamentosa,
dan ruptur sinus marginalis) dan kelainan dalam lamanya kehamilan (premature, postmatur,
IUGR/Intra Uterin Growth Retardation, IUFD/Intra Uterin Fetal Death), dan Kehamilan
Ganda.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan
pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan
dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang
kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education untuk
mencegah infeksi.
Daftar Pustaka

Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. YBP-SP : Jakarta

Rukiyah, A. Y. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta : TIM

Saefuddin, A.B. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Ed.
1. Cet. 2. Jakarta : YBP-SP

Anda mungkin juga menyukai