Disusun Oleh :
Kelas/Tingkat : 1A
c. Rumpun Keilmuan
Pendidikan Kewarganegaraan dapat disejajarkan dengan CivicsEducation yang dikenal
di berbagai negara. Sebagai bidang studi ilmiah, Pendidikan Kewarganegaraan bersifat
antardispliner (antar bidang) bukan monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan
yang membangun ilmu Kewarganegaraan ini diambil dari berbagai disiplin ilmu.
2. Landasan Hukum
a. UUD 1945
1) Pembukaan UUD 1945
2) Pasal 27 (1)
3) Pasal 30 (1)
4) Pasal 31 (1)
b. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara.
c. Undang-Undang No. 20 tahun 1982 tentang kententuan Pokok Pertahanan Keamanan
Negara Republik Indonesia (Jo. UU No. 1 Tahun 1988).
d. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
berdasarkan Keputusan Manteri Pendidikan Nasional Nomor 233/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulonal Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil belajar
Mahasiswa dan Nomor 45/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi telah
ditetapkan bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Bahasa dan Pendidikan
Kewarganegaraan.
e. Adapun pelaksaannya berdasarkan surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan
Tinggi Dapartemen Pendidikan Nasional.
BAB II
FILSAFAT PANCASILA
A. Pengertian Filsafat
Secara etimologis istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang
artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya “hikmah” atau “kebijaksanaan” atau
“wisdom” (Nasution, 1973).
Jika kalau ditinjau dari lingkup pembahasannya, maka filsafat meliputi banyak
bidang bahasan antara lain tentang manusia, masyarakat, alam, pengetahuan,
etika, logika, agama, estetika dan bidang lainnya.
a. Teori Nilai
Sebagaimana dijelaskan di muka, Max Scheler mengemukakan bahwa niali-
nilai yang ada, tidak sama luhurnya dan sama tingginya. Menurut tinggi
rendahnya, nilai-nilai dapat dikelompokkan dalam empat tingkatan sebagai
berikut :
1) Nilai-nilai kenikmatan
2) Nilai-nilai kehidupan
3) Nilai-nilai kejiwaan
4) Nilai-nilai kerokhanian
Walter G.Everet menggolong-golongkan nilai-nilai manusiawi kedalam
delapan kelompok yaitu :
1) Nilai-nilai ekonomis
2) Nilai-nilai kejasmanian
3) Nilai-nilai hiburan
4) Nilai-nilai sosial
5) Nilai-nilai watak
6) Nilai-nilai estetis
7) Nilai-nilai intelektual
8) Nilai-nilai keagamaan
Notonagoro membagi nilai menjadi tiga yaitu :
1) Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan aktivitas.
3) Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia, nilai kerokhanian ini dapat dibedakanatas empat macam.
a) Nilai kebenaran
b) Nlai keindahan
c) Nilai kebaikan
d) Nilai religius
BAB III
IDENTITAS NASIONAL
A. Pengertian Identitas Nasional
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi dewasa ini mendapat tantangan yang sangat
kuat,terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The
Capitalis Revolution, era globalisasi inidewasa ini idiologi kapitalislah yang akan
menguasai dunia.
Dalam kondisi seperti ini negara nasional akan di kusai oleh negara trans nasional, yang
lazimnya di dasari oleh negara negara dengan prinsip kapitalisme. Konsekoensinya
negara negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak.
Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 bangsa Indonesia kembali ke UUD 1945. Pada saat
itu di kenal periode orde lama dengan penekanan kepada kepemimpinan yang sifatnya
sentralistik. Pada periode tersebut partai komunis semakin berkembang dengan subur,
bahkan tatkala mencapai kejayaannya berupaya untuk menumbangkan pemerintahan
indonesia, yang di tandai dengan timbulnya gerakan G30SPKI rakyat indonesia menjadi
semakin tidak menentu.
Kejatuhan kekuasaan orde lama di ganti dengan kekuasaan orde baru dengan munculnya
pemimpin kuat yaitu Jenderal Soeharto. Yang paling memperihatinkan saat itu adalah
berkembangnya budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), yang mengakar pada
pejabat pemerintah negara, sehingga konsekoensinya identitas nasional Indonesia saat itu
di kenal sebagai bangsa yang “korup”.
Oleh karena itu dalam hubungannya dengan identitas nasional secara dinamis, dewasa ini
bangsa indonesia harus memiliki visi yang jelas dalam melakukan reformasi melalui
dasar filosofi bangsa dan negara yaitu Bineka Tunggal Ika, yang terkandung dalam
filosofi pancasila.
B. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran identitas Nasional
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan
sendiri-sendiri, yang sangat di tentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran
identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional bangsa indonesia meliputi (1) Faktor objektif (2) Faktor subjektif. Kondisi
geografis-ekologis yang membentuk indonesia sebagai wilayah kepulauan yang
beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalankomunuksi antar wilayah dunia di
asia tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis,
sosial dan kultural bangsa indonesia.
Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The Power
of Identity (Suryo 2002), mengemukakan teori tentang munculnya indentitas nasional
suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu faktor
primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif.
BAB IV
DEMOKRASI INDONESIA
A. Demokrasi dan Implementasinya
Pembahasan tentang peranan negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari telaah
tentang demokrasi dan hal ini karena dua alasan .Dalam hubungannya dengan
implementasi kedalam sistem pemerintahan, demokrasi juga melahirka sistem yang
bermacam-macam seperti: pertama, sistem presidensial yang menyejajarkan antara
parlemen dan presiden dan memberi dua kedudukan kepada presiden yakni sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan.
Dengan alasan tersebut menjadi jelas bahwa asas demokrasi yang hampir sepenuhnya
disepakati sebagai model terbaik bagi dasar penyelenggara negara ternyata memberikan
implikasi yang berbeda diantara pemakai-pemakainya bagi peranan negara.
B. Arti dan Perkembangan Demokrasi
Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, “demos” berarti rakyat
dan “kratos/kratein” berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi berarti “rakyat berkuasa”
(government of rule by the people). Adapula definisi singkat untuk istilah demokrasi yang
diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Demokrasi mempuyai arti yang penting bagi masyarakat yang menggunakannya, sebab
dengan demokrasi hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi negara
dijamin. Sementar itu konsep pengertian demokrasi yang lebih komprehensif
sebagaimana konstatasi Central for indonesia Civic Education (CICED) (1998), sebagai
berikut : “Democracy which is conceptually perceived a frame of thought of having the
public governence from ideal, norm, social system, as well as individual knowledge,
attitudes, and behavior needed to be contextually substantiated, cherished, and
developed”.
Perspektif lain dikembangkan oleh Torres, demokrasi dapat dilihat dari tiga tradisi
pemikiran politik, yaitu classical Aristotelian theory, medieval theory, dan contemporaly
doctrine. Masyarakat yang memiliki pandangan filosofis tertentu, akan memiliki sistem
demokrasi tertentu yang seharusnya sesuai dengan landasan ontologis tersebut.
C. Bentuk-bentuk Demokrasi
Menurut Torres demokrasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu pertama, formal democracy
dan kedua, substantive democracy, yaitu menunjuk pada bagaimana proses demokrasi itu
dilakukan.
Formal democracy menunjuk pada demokrasi dalam arti sistem pemerintahan. Hal ini
dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai negara.
Sistem Presidensial : sistem ini menekankan pentingnya pemilihan presiden secara
langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung dari rakyat.
Sistem Parlementer : Sistem ini menerapkan model hubungan yang menyatu antara
kekuasaan eksekutif dan legislatif. Kepala eksekutif (had of government) adalah berada di
tangan seorang perdana menteri.
1. Demokrasi Perwakilan Liberal
Prinsip demokrasi ini didasarkan pada suatu filsafat kenegaraan bahwa manusia adalah
sebagai makhluk individu yang bebas. Pemikran langsung negara demokrasi sebagaimana
dikembangkan oleh Hobbes, Locke dan Rousseau bahwa negara terbentuk karena
adanyan perbenturan kepentingan hidup mereka dalam hidup bermasyarakat dalam suatu
natural state.
Konsekuensi dari implementasi sistem dan prinsip demokrasi ini adalah berkembang
persaingan bebas, terutama dalam kehidupan ekonomi sehingga akibatnya individu yang
tidak mampu menghadapi persaingan tersebut akan tenggelam. Akibatnya kekuasaan
kapitalislah yang menguasai kehidupan negara, bahkan berbagai kebijakan dalam negara
sangat ditentukan oleh kekuasaan kapital. Hal ini sesuai dengan analisis P.L. Berger
bahwa dalam era global dewasa ini dengan semangat pasar bebas yang dijiwai oleh
filosofi demokrasi liberal, maka kaum kapitalislah yang berkuasa.
2. Demokrasi Satu Partai dan Komunisme
Demokrasi satu partai ini lazimnya dilaksanakan di negara-negara komunis seperti Rusia,
China, Vietnam dan lainnya. Kebebasan formal berdasarkan demokrasi liberal akan
menghasilkan kesenjangan kelas yang semakin lebar dalam masyarakat, dan akhirnya
kapitalislah yang menguasai negara.
Dalam hubungan ini Marx mengembangkan pemikiran sistem demokrasi “commune
structure” (struktur persekutuan). Menurut sistem demokrasi ini masyarakat tersusun atas
komunitas-komunitas yang terkecil. Menurut pandangan kaum Marxis-Leninis, sistem
demokrasi delagatif harus dilengkapi , pada prinsipnya dengan suatu sistem yang terpisah
tetapi sama pada tingkat partai komunis. Transisi menuju sosialisme dan komunisme
memerlukan kepemimpinan yang profesional, dan kader-kader revolusioner dan disiplin .
Berdasarkan teori serta praktek demokrasi sebagimana dijelaskan di atas maka pengertian
demokrasi secara filosofis menjadi semakin luas, artinya masing-masing paham
mendasarkan pengertian bahwa kekuasaan di tangan rakyat.
3. Demokrasi berdasarkan Nilai-nilai Pancasila
Realisasi demokrasi di Indonesia tidak mungkin hanya memaksakan konsep-konsep yang
berkembang di Barat, melainkan filosofi dan core values demokrasi yang dikembangkan
secara kontekstual berdasarkan filosofi bangsa Indonesia, identitas nasional Indonesia
(national identity), perspektif sejarah bangsa Indonesia (historical experience), serta
unsur-unsur budaya bangsa (element of civic culture).
Proses demokratisasi tidak hanya berdasarkan teori dari Barat, melainkan secara
kontekstual dikembangkan berdasarkan fakta yang ada dalam praksis demokrasi di
Indonesia, yang banyak mengalami kendala yang kurang rasional dan realistik, seperti
semakin maraknya calon pemimpin dari kalangan calon pemimpin dari kalangan artis dan
pengusaha yang tanpa mempertimbangkan kemampuan, pengetahuan dan kelayakan.
Pembentukan negara Indonesia berdasarkan Pancasila sebagaiman termuat dalam
pembukaan UUD 1945 memiliki tujuan utama yang ‘mensejahterakan rakyat’ .
“melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa”. Maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Hal ini mengandung makna
bahwa negara Indonesia adalah demokrasi (berkedaulatan rakyat), untuk mewujudkan
suatu tujuan negara yaitu kesejahteraan rakyat. Jadi demokrasi dalam pengertian ini
adalah merupakan suatu sarana untuk mewujudkan tujuan negara, bukan tujuan negara.
Kemudian kalimat berikutnya .................. “dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Pandangan Soekarno, “kapal yang membawa kita ke Indonesia Merdeka itu, ialah
Kapal-Persatuan. “Demi persatuan itu, Soekarno menekankan pentingnya bangsa
Indonesia menempuh jalan nasionalisme dan jalan demikrasinya sendiri, yang tidak perlu
meniru nasionalisme dan demokrasi yang berkembang di Barat. Hal ini tercermin dalam
tuliannya, seperti “Demokrasi Politik dan Demokrasi-Ekonomi” (1932an), “Sekali lagi
tentang “Sosio-Nasionalisme”, dan “Sosio-Demokrasi” (1932b), dan “Mencapai
Indonesia Merdeka” (1933).
Soekarno ingin menyatakan bahwa demokrasi-politik saja tidak cukup. “Bahwa
demokrasi-politik sahaja, belum menyelamatkan rakyat.
Pandangan Mohammad Hatta. Gagasan demokrasi sosial dalam konteks Indonesia
mendapatkan formulasi secara lebih jelas dari Mohammad Hatta. Pergaulannya yang
intens dengan tradisi demokrasi di Eropa, penyelidikannya atas praktik sosio-demokrasi,
terutama di negara-negara Skandivia, serta penghaytannya atas tradisi permusyawaratan
dan gotong- royong dari masyarakat desa (khususnya nagari) di Indonesia, menjadi latar
yang kuat dalam mengkonseptualisasikan model demokrasi yang cocok bagi masa depan
bangsanya.
Dalam demokrasi politik, salah satu isu penting yang perlu dikembangkan adalah soal
bagaimana sebuah pemerintah dalam satu negara dijalankan. Demokrasi memberikan
panduan dasar bahwa pemerintah harus berasal dan melibatkan rakyat di negara tersebut.
Berdasarkan isi dari penjalasan resmi Pembukaan UUD 1945 tersebut bahwa dengan
Pokok-pokok Pikiran tersebut nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
dijelmakan atau dijabarkan secara normatif dalam pasal-pasal UUD 1945. Pokok-pokok
Pikiran tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Pokok Pikiran Pertama : “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar asas persatuan, dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
(2) Pokok Pikiran Kedua : “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”.
(3) Pokok Pikiran Ketiga : “Negara yang berkedaulatan rakyat , berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan\ perwakilan “.
(4) Pokok Pikiran Keempat : “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa,
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Pokok pikiran keempat dalam ‘Pembukaan’ ini mengandung konsekuensi lohis bahwa
Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan
lain-lain penyelenggara negara, untuk memelihara budi pekerti dan lain-lain
penyelenggara negara , umtuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur.
Dalam pokok pikiran yang pertama ditekankan tentang aliran bentuk negara persatuan,
pokok pikiran kedua tentang cita-cita negara yaitu keadilan sosial dan pokok pikiran
ketiga adalah merupakan dasar politik negara berkedaulatan rakyat. Bilamana kita pahami
bahwa secara sistematis maka pokok pikiran I, II, dan III memiliki makna kenegaraan
sebagai berikut : negara ingian mewujudkan suatu tujuan negara yaitu melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia (pokok pikiran I). Agar terwujudnya
tujuan negara tersebut maka dalam pelaksanaan negara harus didasarkan pada suatu dasar
politik negara yaitu negara persatuan republik yang berkedaulatan rakyat (pokok pikiran I
dan III)
Dalam kehidupan kenegaraan mendasarkan pada suatu dasar moral yaitu negara berdasar
atas Ketuhanan Yang Maha Esa sera Kemanusiaan yang adil dan beradab (pokok pikiran
IV) .
D. Demokrasi di Indonesia
Berdasarkan kontantasi berbagai teori dan studi tentang demokrasi di berbagai negara,
sebagaimana dilakukan oleh Elposito , Voll, Andrews, Austin, Hantington, maka dapat
diambil esensi bahwa proses demokratisasi itu pada dasarnya mencakup proses
rekonseptualisasi yang kompleks atas substansi demokrasi dan disintesiskan serta
dikembangkan dengan tradisi, karakter, sejarah serta filosofi dari masyarakat bangsa
tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut secara kongrit demokrasi di Indonesia yang berjatidiri,
adalah yaitu pancasila yang secara konstitusionla terkandung dalam
staatsfundamentalnorm yaitu pembukaa UUD 1945, yang merupakan norma dasar dan
merupakan suatu sumber dari hukum dasar Indonesia.
Bagi Negara Indonesia, Tujuan Negara dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945, bahwa
“Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Idonesia” sebagai
ciri negara hukum formal dan “memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan
kehidupan bangsa”, sebagai ciri negara hukum material atau welfare state, sedangkan
secara umum “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian
abadi dan keadilan sosial “. Hal inilah yang merupakan cita-cita ideal filosofi bagi
negara Indonesia. Nampaknya dalam reformasi dewasa ini lebih menekankan pada aspek
negara hukum formal , yaitu hasil reformasi lebih diutamakan pada aspek politik dan
hukum, bahkan usulan amandemen kelima yang akhir-akhir ini marak dibicarakan, juga
kearah hal tersebut.
1. Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode :
a. Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer yang menonjolkan peranan
parlemen serta partai-partai.
b. Periode 1959-1965, masa Demokrasi Terpimpin yang dalam banyak aspek telah
menyimpang dari demokrasi konstusional dan lebih menampilkan beberapa aspek dari
demokrasi rakyat.
c. Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru yang merupakan
demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial.
d. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi dengan berakar pada
kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan perimbangan antar lembaga
negara, antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Adapun infra struktur politik suatu negara terdiri atas lima komponen sebagai berikut:
Partai Politik
Golongan (yang tidak berdasarkan pemilu)
Golongan Penekan
Alat Komunikasi Politk
Tokoh-Tokoh Polik
2. Penjabaran Demokrasi menurut UUD 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan
Indonesia Pasca Amandemen 2002
(a) Konsep Kekuasaan
Konsep kekuasaan Negara menurut dempkrasi sebagai terdapa dalam UUD 1945 sebagai
berikut:
(1) Kekuasaan di Tangan Rakyat
(a) Pembukaan UUD Alinea I
(b) Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
(c) Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (1)
(d) Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (2)
BAB V
Teori negara menurut Machiavelli tersebut mendapat tantangan dan reaksi yang kuat dari
filsuf lain seperti Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704), dan Roussea
(1712-1778). Mereka mengartikan negara sebagai suatu badan atau organisasi hasil dari
perjanjian masyarakat secara bersama.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh berbagai filsuf serata para sarjana
tentang negara, maka dapat disimpulkan bahwa semua negara memiliki unsur-unsur yang
mutlak harus ada.
Negara Indonesia
Prinsip-prinsip negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang terkandung di dalam
Pembukaan UUD 1945 Alinea I, menjelaskan tentang latar belakang terbentuknya
negara dan bangsa Indonesia, yaitu tentang kemerdekaan adalah hak kodrat segala bangsa
di dunia, dan penjajahan itu tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan oleh
karena itu harus dihapuskan. Alinea ke II menjelaskan tentang perjalanan perjuangan
bansa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaa/ Alinea III menjelasakan tentang
kedudukan kodrat manusia Indonesia sebagai bangsa yang religius yang kemudian
pernyataan kemerdekaan. Adapun Alinea IV, menjelaskan tentang terbentuknya bangsa
dan negara Indonesia, yaitu adanya rakyat Indonesia yang disusun berdasarkan Undang-
Undang Dasar negara, Wilayah negara serta dasar filosofis negara yaitu adanya rakyat
Indonesia.
Kesepakatan kedua, adalah kesepakatan bahwa basis pemerintah didasarkan atas aturan
hukum dan konstitusi.
Kesepakatan ketiga, adalah berkenaan denga (a) bangunan organ negara dan prosedur-
prosedu yang mngatur kekuasaan, (b) hubungan-hubungan antara organ itu sama lain,
serta (c) hubungan atara organ-organ negara itu dengan warga negara.
C. Konstitusi Indonesia
1. Pengantar
Dalam proses reformasi hukum dewasa ini berbagai kajian ilmu tentang UUD 1945, bnyak
yang melontarkan ide umtuk melakukan amandemen terhadap UUD 1945, memang
amandemen tidak dimaksudkan untuk mengganti sama sekali UUD 1945, akan tetapi
merupakan prosedur penyempurnaan terhadap UUD 1945 tanpa harus langsung mengubah
UUD-nya itu sendiri, amandemen lebih merupakan perlengkapan dan rincian yang
dijadikan lampiran otentik bagi UUD tersebut .
Adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan tambahan. Hal ini
mengandung makna :
(1) Telah cukup jika kalau Undang-Undang dasar hanya memuat aturan-aturan pokok
(2) Sufatnya yang supel (elastic) dimaksudkan bahwa kita harus terus berkembang,
dinamis.
(1) Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara.
(2) Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar
(3) Diterima oleh seluruh rakyat.
(4) Bersifat sebagai pelengkap.
Dengan landasan dan semangat negara hukum dalam arti material itu, setiap tindakan
negara haruslah mempertimbangkan dua kepentingan atau landasan, ialah kegunaannya
(doelmatigheid) dan landsan hukumnya (rechmatigheid). Dalam segala hal harus
senantiasa diusahakan agar setiap tindakan negara (pemerintahan) itu selalu memenuhi
dua kepentingan atau landasan tersebut.
b. Sistem Konstitusional
Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolut
(kekuasaan yang sementara). Sistem ini memberikan penegasan bahwa cara pengendalian
pemerintahan dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi, yang dengan sendirinya juga
oleh ketentuan-ketentuan hukum lain merupakan produk konstitusional, ketetapan MPR,
Undang-Undang dan sebagainya.
c. Kekuasaan Negara yang Tertinggi di Tangan Rakyat
Namun menurut UUD 1945 hasil amandemen 2002 kekuasaan tertinggi di tangan rakyat,
dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat 2). Hal ini berarti terjadi suatu reformasi
kekuasaan tertinggi dalam negara secara kelembangaan tinggi negara, walaupun esensinya
tetap rakyat yang memiliki kekuasaan.
Sistem ini menurut UUD 1945 sebelum amandemen dijelaskan dalam Penjelasan UUD
1945, namun dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 juga memiliki isi yang sama
sebagai berikut: : “ Disamping Presiden adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Presiden harus mendapatkan persetujuan DPR untuk membentuk Undang-Undang .
Sistem ini dijelaskan dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 maupun dalam penjelasan
UUD 1945, sebagai berikut:
Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen 2002, Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh
rakyat secara langsung (UUD 1945 hasil Amandemen 2002 pasal 6A ayat (1). Dengan
demikian dalas sistem kekuasaan kelembangaan negara Presiden tidak lagi merupakan
mandetaris MPR bahkan sejajar dengan DPR dan MPR.
Adapun pembangunan hukum di Indonesia sesuai dengan tujuan negara hukum, diarahkan
pada terwujudnya sistem hukumyang mengabdi pada kepentingan nasional terutama
rakyat, melalui penyusunan sofinya dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusionalnya, serta
aspirasi rakyat sebagai sumber materinya.
BAB IV
Pengertian Rule of Law dan negara hukum pada hakikatnya silit dipisahkan. Ada
sementara pakar mendeskripsikan bahwa pengertian negara hukum dan Rule of Law itu
meskipun antara negara hukum dan Rule of Law tidak dapat dipisahkan namun masing-
masingmemiliki penekanan masing-masing.
Dalam hubungan negara hukum ini organisasi pakar hukum internasional, Internasional
Comission of Jurists (ICJ), secara intens melakukan kajian terhadap konsep negara hukum
dan unsut-unsur esensial yang terkandung didalamnya. ICJ dalam kapasitasnya sebagai
forum intelektual , juga menyadari bahwa yang terlebih penting lagi adalah bagaimana
konsep rule of law dapat diimplementasikan sesuai dengan perkembangan kehidupan
dimasyarakat.
Hak asasi manusia sebagai gagasan, paradigma serta kerangka konseptual tidak lahir
secara tiba-tiba sebagimana kita lihat dalam ‘Universal Declaration of Human Right’ 10
Desember 1948, namun melalui suatu proses yang cukup panjang dalam sejarah peradaban
manusia.
Tujuan negara Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat formal tersebut mengandung
konsekuensi bahwa negara berkewajiban untuk melindungi seluruh warganya dengan
suatu Undang-Undang terutama melindungi hak-hak asasinya demi kesejahteraan hidup
bersama .
Berdasarkan pada tujuan negara sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
tersebut , maka negara Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia para
warganya, terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah
maupun rokhaniah , antara lain berkaitan dengan hak-hak asasi bidang sosial, politik,
ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan agama.
Warganegara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam
hubungannya dengan negara. Dalam hubungan antara warganegara dan negara,
warganegara mempuyai kewjiban-kewajiban terhadap negara dan sebaliknya warganegara
juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh negara.
Dalam hunungan Internasional di setiap wilayah negara selalu ada warga negara dan orang
asing yang semuanya disebut penduduk.
2. Asas-asas Kewarganegaraan
a. Asas ius-sanguinis dan asa ius-soli
Setiap negara yang berdaulat berhak untuk menetukan sendiri syarat-syarat untuk
menjadi warganegara. Ius soli adalah asas daerah kelahiran, artinya bahwa status
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh tempat kelahirannya di negara A tersebut.
Ius sanguinis adalah asas keturunan atau hubungan daerah , artinya bahwa kenegaraan
seseorang ditentukan oleh orangtuanya.
Bipatride (dwi Kewarganegaraan) timbul apabila menurut peraturan dari dua negara
terkait seseorang dianggap sebagai warganegara kedua negara itu.
Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warganegara mancakup
pasal-pasal 27,28,29,30,31,33, dan 34.
a. Pasal 27 ayat (1)
b. Pasal 27 ayat (2)
c. Pasal 27 ayat (3)
d. Pasal 28 ayat
e. Pasal 29 ayat (2)
f. Pasal 30 ayat (1)
g. Pasal 31 ayat (1)
Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air
serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan pasal 27 ayat (3) dalam perubahan Kedua UUD 1945, bahwa usaha bela
negara merupakan hak dan kewajiban setiap warganegara. Hal ini menunjukkan bahwa
adanyan asas demokrasi dalam pembelaan negara yang mecakup dua arti.
BAB VII
GEOPILITIK INDONESIA
A. Pengertian
Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang berarti memandang,
meninjau, atau melihat. Sedangkan ‘wawasan’ berarti cara pandang, cara tinjau, atau cara
melihat.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan
posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.
Dalam perjalanan sejarah bangsa-bangsa besar di dunia seperti Jerman, Prancis, Rusia, dan
bangsa lainnya, wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham
kekuasaan dan geopolotik yang dimuatnya.
1. Paham-paham Kekuasaan
b. Teori Geopolitik
1) Pandangan Frederich Ratzel
a) Dalam hal-hal tertentu pertumbuhan negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan
organisme yang memerlukan ruang lingkup melalui proses lahir
b) Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti
kekuatan.
c) Semakin tinggi budaya suatu bangsa
Sir Halford Mackinder sebagai ahli geopolitik pada dasarnya menganut ‘konsep
kekuasaan’ dan mencetuskan Wawasan benua, yaitu konsep kekuatan di darat.
Kedua ahli ini mempuyai gagasan ‘wawasan bahari’, yaitu kekuatan lautan. Ajaran ini
menyatakan bahwa barang siapa menguasai lautan maka akan menguasai ‘perdangangan’.
Geopolitik Indonesia
3. Geostrategi
Strategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan atau
sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan politik.
1) Geografi
2) Demografi
3) Ideologi
4) Politik
5) Ekonomi
6) Sosial
7) Budaya
8) Hankam
Istilah archipelago antara lain terdapat dalam naskah resmi perjanjian antara Republik
Vanezza dan Michael Palaleogus pada tahun 1268. Perjanjian ini menyebut “Arc(h)
Pelago” yang maksudnya adalah “Aigaius Pelagos” atau Laut Aigia yang dianggap
sebagai laut terpenting oleh negara-negara bersangkutan.
b. Kepulauan Indonesia
Sebutan “Indonesia” merupakan ciptaan ilmuwan J.R. Logan dalam Journal of the Indian
Archipelago and East Asia (1850). Sir W.E. Maxwell, seseorang ahli hukum, juga
memakainya dalam kegemarannya mempelajari rumpun Melayu. Pada tahun 1882 dia
menerbitkan buku penuntun untuk bahasa itu dengan kata pembukaan yang memakai
istilah ‘Indonesia’ semakin terkenal berkat peran Adolf Bastian, seorang etnolog, yang
menegaskan arti kepualauan ini dalam bukunya.
Nusantara Kepulauan Indonesia yang terletak di antara benua Asia dan benua Australia
dan diantara sumdra pasifik dan samudra Indonesia, yang terdiri 17.508 pulau besar
maupun kecil.
Jarak Utara dan Selatan sekitar 1.888 Kemerdekaan, sedangkan jarak barat-timur sekitar
5.110 Kemerdekaan bila diproyeksikan pada peta benua Eropa, maka jarak barat-timur
tersebut sama dengan jarak antara London (Inggris) dan Ankara (Turki).
Pada masa tersebut wilayah negara Republik Indonesia bertumpu pada wilayah daratan
pulau-pulau yang saling terpisah oleh perairan atau selat di antara pulau-pulai iti. Wilayah
laut teritorial masih sangat sedikit karena untuk setipa pulai hanya ditambah perairan
sejauh 3 mil di sekelilingnya.
Asas-asas pokok yang termuat didalam Deklarasi tentang landas kontinen adalah sebagai
berikut:
1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia adalah
milik eksklusif negara RI.
2) Pemerintah Indonesia besedia menyelesaikan soal garis batas landasan kontinen
dengan negara-negara tentangga melalui perundingan.
3) Jika tidak ada garis batas maka landas kontinen adalah suatu garis yang ditarik di
tengah-tengah pulau.
4) Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landas
kontinen Indonesua maupun udara di atasnya.
d. Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)
a. Wujud wilayah
b. Tata Inti Organisasi
c. Tata Kelengkapan Organisasi
3. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah
a. Tata laku batiniah berlandaskan falsah bangsa yang menbentuk sikap mental bangsa
yang memiliki kekuatan batin.
b. Tata laku lahirlah merupakan kekuatan yang utuh
Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai
dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia
sejak awal proses pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang.
Dalam penyelenggaraan kdehidupan nasional agar tetap mengarah pada pencapaian tujuan
nasional diperlukan suatu landasan dan pedoman yang kokoh berupa konsepsi wawasan
nasional.
BAB VIII
GEOSTRATEGI INDONESIA
A. Pengertian Geostrategi
Geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dan
tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana
membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna
mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan bermartabat.
1. Kesatuan sejarah
2. Kesatuan nasib
3. Kesatuan kebudayaan
4. Kesatuan wilayah
5. Kesatuan asas kerokhanian
B. Ketahanan Nasional
Dalam hubungan dengan realisasi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, maka filsafat
Pancasila merupakan esensi dari ‘staatsfundamentanorm’ atau pokok kaidah negara yang
fundamental.
a. Integratif
b. Mawas ke dalam
c. Menciptakan kewibawaan
d. Berubah menurut waktu
Konsepsi ketahanan nasional dapat juga dipandang sebagai suatu pilihan atau alternatif
dan konsepsi tentang kekuatan nasioanal (national power), yang biasanya dianut oleh
negara-negara besar didunia.
Kondisi krisis yang melanda bangsa Indonesia pada era reformasi dewasa ini sangat
mempengaruhi berbagai kebijakan dalam negeri maupun luar negeri Indonesia. Pengeruh
ideologi dunia menjadi semakin kuat melalui isu demokrasi dan penegakkan HAM dalam
wujud kekuatan-kekuatan yang ada pada elemen masyarakat terutama Lembaga Swadaya
Masyarakat yang banyak mendapat dukungan kekuatan internasional serta berbagai
infrastuktur politik.
a. Ideologi Dunia
1) Liberalisme
Pengaruh yang mempertentang antara negara dengan masyarakat sipil dewasa ini sangat
terasa dalam konteks reformasi, sehingga tidak mengherankan mengakibatkan rapuh dan
menipisnya komitmen terhadap ketahanan ideologi yang telah merupakan kesepakatan
para pendiri negara yang merupakan kontrak sosial dari seluruh elemen bngsa indonesia.
2) Komunisme
Sebagai suatu ideologi komunisme mencanangkan suatu cita-cita yang bersifat utopis
yaitu suatu masyarakat tanpa kelas, masyarakat yang sama rata dan sama rasa.
Sesuai dengan filosofinya komunisme berpendapat bahwa cita-ciya itu dapat tercapai
dengan melakukan perombakan masyarakat secara total dengan jalan revolusi.
3) Ideologi Keagamaan
Dalam kaitan dengan konsep negara juga banyak gerakan politik diberbagai negara
termasuk di Indonesia, yang mendasarkan organisasinya atas basis ideoligi agama.
Sebenarnya berkemangnya ideologi keagaman memiliki peranan yang sangat mulia
karena mendasari moral politik, dan mengarah segala gerakan politik untuk kesejateraan
dan kedamaian umat manusia.
b. Ideologi Pancasila
Pancasila sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia, kecuali sebagai prisip
persatuan dan kesatuan bangsa, juga berfungsi mengarahkan perjuangan banga Indonesia
umtuk mencapai cita-citanya sehingga peranannya sangat penting dalam kehidupan
negara.
Ideologi adalah suatu perangkat prinsip pengarahan yang dijadikan dasar serta
memberikan arah dan tujuan untuk mencapai dalam melangsungankan dan
mengembangkan hidup dan kehidupan nasional suatu bangsa dan negara. Ideologi
memiliki sifat futuristik, artinya mampu memberikan suatu gambaran masa depan yang
ideal .
Dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara upaya untuk meningkatkan ketahanan
nasional bidang ideologi dipengaruhi oleh sistem nilai, artinya kemanfaatan ideologi
sangat bergantumg kepada serangkaian nilai yang terkandung didalamnya yang dapat
memenuhi dan menjamin segala aspirasi dalam kehidupan baik secara pribadi, makhluk
sosial, amupn sebagai warganegara sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa.
Sejalan dengan pengertian ketahanan nasional secara umum, maka pengertian ketahanan
nasional bidang politik adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan potensi nasional
menjadi kekuatan nasonal, sehingga dapat menangkal dan mengatasi segala kesulitan dan
gangguan yang dihadapi oleh negara baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
negeri.
Politik dalam negeri adalah kehidupan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam suati
sistem.
Politik luar negeri adalah salah satu sarana pencapaian kepentingan nasioanal dalam
pergaulan antar bangsa. Politik luar negeri Indonesia yang berlandaskan pada Pembukaan
UUD 1945, yaitu melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaa,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Bidang ekonomi merupakan suatu bidang kegiatan manusia dalam rangka mencakupi
kebutuhannya di samping alat pemuas kebutuhan yang terbatas.
Bidang ekonomi tidak bisa delepaskan dengan faktor-fakor lain yang saling berkaitan.
Perekonomian selain berkaitan dengan wilayah geografi suatu negara, juga sumber
kekayaan alam, sumber daya manusia, cita-cita masyarakat yang lazimnya disebut
ideologi, akumulasi kekuatan, kekuasaan, serta kebijakan yang akan tetap ditrapkan
dalam kegiatan produksi dan distribusi, nilai sosial budaya, serta pertahanan dan
keamanan yang memberikan lancarnya roda kegiatan ekonomi suatu bangsa.
b. Perekonomian Indonesia
Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa di dalam kehidupan ini mempuyai
kedudukan yang tinggi, dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Jika dicermati
dengan seksama, perbedaan itu terjadi karena manusia dikaruniai jiwa, yaitu akal, rasa,
kehendak serta keyakinan.
Kebudayaan suku-suku yang mendiami wilayah nusantara ini telah lama saling
berkomunikasi dan berinteraksi dalam kesetaraan. Dalam kehidupan bernegara saat ini,
dapat dikatakan bahwa kebadayaan daerah merupakan kerangka dari kehidupan sosial
budaya bangsa Indonesia.
Kebudayaan Nasional
1) Bersifar Religius
2) Bersifat Kekeluargaan
3) Bersifat serba selaras
4) Bersifat kerakyatan
Integrasi nasional
Pengertian sosial paka hakikatnya merupakan interaksi dalam pergaulan hidup manusia
dalam bermasyarakat. Dalam proses ini terkandungdi dalamnya nilai-nilai kebersamaan,
solidaritas, kesamaan nasib sebagai unsur pemersatu kelompok.
Dalam hubungan ketahanan bidang sosial budaya harus diingat bahwa demokrasi harus
menyentuh seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat, tidak hanya politik saja melainkan
juga sosial, budaya, ekonomi bahkan kehidupan umat beragama.
Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah kesemestaan daya upaya seluruh rakyat
Indonesia dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu didasari oleh prinsip-prinsip
nilai yang merupakan dasar keykinan dan kebenaran bagi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Prinsip-prinsip tersebut adala sebagai berikut:
Postur kekuatan hankam mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan, dan gelar
kekuatan. Terdapat empat pendekatan yang digunakan untuk membangun postur kekuatan
hankam, yaitu (1) pendekatan ancaman, (2) misi, (3) kewilayahan, dan (4) politik.
Konsepsi Hankam perlu mengacu kepada konsep Wawasan Nusantara di mana Hankam
mengarah pada upaya pertahanan seluruh wilayah kedaulatan negara kesatuan Republik
Indonesia, yang meliputi wilayah laut, udara , dan darat termasuk pulau-pulau besar dan
kecil.
Hakikat Ancaman
Didalam era globalisasi dewasa ini dan di masa mendatang, tidak tertutup kemungkinan
munculnya campur tangan asing dengan alasan menegakkan nilai-nilai HAM, demokrasi,
penegakan hukum, dan lingkungan hidup di balik kepentingan nasional mereka.
Perwujudan postur kekuatan Hankam yang memiliki daya bendung dan daya tangkal
yang tinggi dalam menghadapi kemungkinan ancaman dari luar membutuhkan anggaran
yang sangat besar.