Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN PANCASILA

(JUDUL SEMENTARA)

KELOMPOK VI :

1. Made Adhya Balamasta Pithaya(2206122010003)


2. Azzahra Putri Gamaya(2206122010020)
3. Putu Bagus Sentana Izumi(2206122010021)
4. I Gusti Agung Dwi Mayoni Putri(2206122010041)
5. Juvencia Esha Da Camara (2206122010056)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS

MAHASARASWATI DENPASAR

2022
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………I

Daftar Isi…………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………. 2
C. Tujuan ……………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Filsafat……………………………………………………………3
B. Mengapa Pancasila dikatakan Sebagai Filsafat……………………………4
C. Filsafat Sebagai Ilmu………………………………………………………5
D. Filsafat Sebagai Pandangan Hidup…………………………………………6
E. Contoh-contoh Kasus dalam Kedokteran Gigi……………………………..7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………. 8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat atau bangsa menjadikan filsafat merupakan asas dan pedoman yang
melandasi semua aspek hidup dan kehidupan bangsa tersebut.Sebagai suatu dasar filsafat
Negara maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem nilai, oleh karena itu sila-sila
Pancasila itu pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Hal tersebut penting mengingat
peraturan perundang undangan yang mengatur organisasi negara, mekanisme
penyelenggaraan negara, hubungan warga negara dengan Negara yang semua itu harus sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.Sebagaimana kita ketahui bahwa Pancasila sebagai dasar negara
yang autentik termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.Dalam memahami konsep, hakikat,
dan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, atau dasar filsafat negara
Republik Indonesia dalam kehidupan bernegara.

Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa


Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma,
nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi
bangsa Indonesia.Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan
antara satu dengan lainnya, namun kesemua sila tersebut tidak lain merupakan suatu kesatuan
yang sistematis.Perbedaan arti dalam sila – sila pancasila tersebut merupakan sebuah upaya
untuk menyelesaikan atau mengatur banyaknya masalah yang timbul di Negara Indonesia.Di
kalangan masyarakat, ‘filsafat’ kerap dikaitkan dengan keinginan untuk memikirkan suatu
permasalahan secara lebih jauh dan mendalam, dan tidak terbatas serta juga menunjuk kepada
arti pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang, atau teori umum tentang bagaimana
kita harus mengatur hidup dan kehidupan kita.

Tentunya sebagai manusia memerlukan kebutuhan mendasar salah satunya adalah ilmu
pengetahuan.Karena tingkat pendidikan manusia berpengaruh terhadap persepsinya tentang
rasionalitas dan pemikiran dengan kesadaran moral yang penuh rasa tanggung jawab dan
kemandirian, maka kematangan diri manusia menjadi landasan dalam pengembangan
pengetahuan dan kesadaran filsafat dalam akal budinya.Terdapat hubungan timbal balik
antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah filsafat yang memerlukan landasan pada
pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin dikatakan dangkal dan keliru. Ilmu
dewasa ini dapat menyediakan bagi filsafat sejumlah besar bahan yang berupa fakta-fakta
yang sangat penting bagi perkembangan ide-ide filsafat yang tepat sehingga sejalan dengan
pengetahuan ilmiah. Interaksi antara filsafat dan ilmu-ilmu khusus juga menyangkut suatu
tujuan yang lebih jauh dari filsafat.

Selain memerlukan ilmu pengetahuan manusia juga membutuhkan sebuah pandangan


hidup. Pandangan hidup merupakan suatu acuan baik untuk menata kehidupan diri sendiri,
interaksi dengan antar manusia dalam masyarakat maupun alam sekitarnya. Hal ini menjadi
pandangan hidup masyarakat dituangkan dan dilembagakan dalam pandangan hidup bangsa
selanjutnya pandangan hidup bangsa menjadi pandangan hidup negara yang sering disebut
ideologi bangsa. Pancasila merupakan suatu sumber dari segala sumber hukum, pancasila
juga merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusionalmengatur negara
beserta unsurunsurnya yaitu rakyat, wilayah, serta pemerintahan negara.Sebagai dasar negara,
pancasila juga merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi cita-cita hukum, sehingga
merupakan suatu sumber nilai, normaserta kaidah baik moral maupun hukum. Dalam
kedudukan sebagai dasar negara ,pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang yang telah di jelaskan di atas maka dapat dibuat
perumusan masalah sebagai berikut:

a. Apa definisi filsafat?


b. Mengapa pancasila dikatakan sebagai filsafat?
c. Bagaimana rumusan filsafat Pancasila sebagai ilmu
d. Bagaimana rumusan filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan ini adalah untuk:

a. Mengetahui pengertian filsafat


b. Mengetahui mengapa pancasila dikatakan sebagai filsafat
c. Mengetahui rumusan filsafat Pancasila sebagai ilmu
d. Mengetahui rumusan filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Filsafat

Secara etimologis filsafat berasal dari Bahasa Yunani,yakni “philein” yang artinya
“cinta” dan “Sophos” yang artinya “hikmah”, “kebijaksanaan” atau “wisdom”. Jadi secara
harfiah “filsafat” mengandung makna cinta kebijaksanaan. Dan nampaknya hal ini sesuai
dengan sejarah timbulnya ilmu pengetahuan yang sebelumnya dibawah naungan filsafat.
Namun demikian jika kita membahas pengertian filsafat dalam hubungannya dengan lingkup
bahasannya maka mencakup banyak bidang Bahasa antara lain tentang
manusia,alam,pengetahuan,etika,logika dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, maka muncul pula filsafat yang berkaitan dengan bidang-bidang ilmu
tertentu antara lain filsafat politik, sosial,hukum,Bahasa,ilmu pengetahuan,agama dan bidang-
bidang ilmu lainnya.

Berfilsafat berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu secara


metodik, sistematik, menyeluruh dan universal untuk mencari hakikat sesuatu. Dengan kata
lain, filsafat adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha mencari kebijaksanaan
dan cinta akan kebijakan.

Kata filsafat untuk pertama kali digunakan oleh Phythagoras (582-496 SM). Dia adalah
seorang ahli piker dan pelopor matematika yang menganggap bahwa intisari dan hakikat dari
semesta ini adalah bilangan. Namun demikian, banyaknya pengertian filsafat sebagaimana
yang diketahui sekarang ini adalah bilangan. Namun demikian, banyaknya pengertian filsafat
sebagaimana yang diketahui sekarang ini adalah sebanyak tafsiran para filsuf itu sendiri. Ada
tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu:

A. Keheranan, sebagaian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal
dari filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki
B. Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan menuntun
pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang
kemudian tidak diasingkan lagi.
C. Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa
dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya,
Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada
sesuatu yang tidak terbatas.

Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses dan filsafat
dalam arti produk. Selain itu ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat
sebagai pandangan hidup. Di samping itu, dikenal pula filsafat dalam arti teoritis dan filsafat
dalam arti praktis.

Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai pandangan
hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti Pancasila mempunyai fungsi dan peranan
sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa
Indonesia dimanapun mereka berada.

1. Obyek Filsafat

Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni (tidak terikat langsung
dengan suatu obyek). Yang mendalam dan daya pikir subyek manusia dalam memahami
segala sesuatu untuk mencari kebenaran. Berpikir aktif dalam mencari kebenaran adalah
potensi dan fungsi kepribadian manusia. Ajaran filsafat merupakan hasil pemikiran yang
sedalam-dalamnya tentang kesemestaan, secara mendasar (fundamental dan hakiki) . Filsafat
sebagai hasil pemikiran pemikir (filsuf) merupakan suatu ajaran atau system nilai, baik
berwujud pandangan hidup (filsafat hidup) maupun sebagai ideologi yang dianut suatu
masyarakat atau bangsa dan negara. Filsafat demikian, telah tumbuh dan berkembang
menjadi suatu tata nilai yang melembaga sebagai suatu paham (isme) seperti kapitalisme,
komunisme, fasisrne dan sebagainya yang cukup mempengaruhi kehidupan bangsa dan
negara modern.

Filsafat sebagai kegiatan olah pikir manusia menyelidik obyek yang tidak terbatas yang
ditinjau dari sudut isi atau substansinya dapat dibedakan menjadi :

a. Obyek Material Filsafat : yaitu obyek pembahasan filsafat yang mencakup


segala sesuatu baik yang bersifat material kongkrit seperti manusia, alam, benda,
binatang dan lain-lain maupun sesuatu yang bersifat abstrak spiritual seperti nilai-
nilai, ide-ide, ideologi, moral, pandangan hidup dan lain sebagainya.

b. Obyek formal filsafat : Cara memandnag seorang peneliti terhadap objek


material tersebut

Suatu obyek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
Oleh karena itu, terdapat berbagai macam sudut pandang filsafat yang merupakan cabang-
cabang filsafat. Adapum cabang-cabang filsafat yang pokok adalah :

a. Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang bereksistensi di balik fisik


yang meliputi bidang : Ontologi (membicarakan teori sifat dasar dan ragam
kenyataan), Kosmologi (membicarakan tentang teori umum mengenai proses
kenyataan, dan antropologi

b. Epistemologi, adalah pikiran-pikiran dengan hakikat pengetahuan atau


kebenaran

c. Metodologi, adalah ilmu yang membicarakan cara/jalan untuk memperoleh


pengetahuan
d. Logika,adalah membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dapat
mengambil kesimpulan yang benar

e. Etika,membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan tingkah laku manusia


tentang baik-buruk

f.Estetika,membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan hakikat keindahan-


kejelekan

2. Aliran-aliran Filsafat

Aliran-aliran utama filsafat yang ada sejak dahulu hingga sekarang adalah sebagai berikut:

a. Aliran materialism, aliran ini mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan ,


termasuk makhluk hidup dan manusia ialah materi. Semua realitas itu ditentukan
oleh materi (misalnya benda ekonomi, makanan) dan terika pada hukum alam,
yaitu hukum sebab akibat (hukum kausalitas) yang bersifat objektif.

b. Aliran idealisme/Spiritualisme, aliran ini mengajarkan bahwa ide dan spirit


manusia yang menentukan hidup dan pengertian manusia. Subjek manusia sadar
atas realitas dirinya dan kesemestaan karena ada akal budi dan kesadaran rohani
manusia yang tidak sadar atau mati sama sekali tidak menyadari dirinya apalagi
realitas kesemestaan ialah akal budi (ide dan spirit)

c. Aliran realisme, aliran ini menggambarkan bahwa kedua aliran di atas


bertentangan, tidak sesuai dengan kenyataan ( tidak realistis). Sesungguhnya,
realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi) semata-mata.
Kehidupan seperti tampak pada tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia mereka
hidup berkembang biak, kemudian tua dan akhirnya mati. Pastilah realitas
demikian lebih dari pada sekadar materi. Oleh karenanya, realitas adalah panduan
benda (materi dan jasmaniah) dengan yang non materi (spiritual, jiwa, dan
rohaniah). Khusus pada manusia tampak dalam gejala daya pikir, cipta dan budi.
Jadi menurut aliran ini, realitas merupakan sintesis antara jasmaniah-rohaniah,
materi dan non materi.

3. Manfaat Mempelajari Filsafat

a. Memperoleh kebenaran yang hakki

b. Melatih kemampuan berpikir logis

c. Melatih berpikir dan bertindak bijaksana

d. Melatih berpikir rasional dan komprehensif

e. Menyeimbangkan antara pertimbangan dan Tindakan sehingga diperolah


keselarasan hidup
f. Menghasilkan Tindakan yang bijaksana

B. Filsafat Sebagai Ilmu

Van Peursen mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat,
sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut (Peursen 1985).
Dahulu seorang filsuf memiliki pengetahuan yang luas sehingga beberapa ilmu di pahaminya
karena pada waktu itu jumlah atau volume pengetahuan belum sebanyak zaman kini. Sebagai
contoh, Plato adalah filsuf yang mampu di bidang politik kenegaraan, kosmologi,filsafat
manusia, filsafat keindahan dan juga pendidikan. Aristoteles adalah filsuf yang ahli dalam
masalah epistemologi, etika dan ketahuan. Plotinos bahkan ahli disemua cabang filsafat
kecuali filsafat politik.

Sejalan dengan perubahan dan perkembangan zaman ilmu mulai terpisah dari induknya
yaitu filsafat. Ilmu mulai berkembang dan mengalami diferensiasi/pemisahan sehingga
spesifikasinya semakin terperinci bahwa suatu cabang ilmu pada 23 tahun yang lalu
diperkirakan berkembang mnejadi lebih dari 650 rating disiplin ilmu (Suriasumatri, 1986).
Kini terbukti bahwa Filsafat Yunani Kuno yang tadinya satu kesatuan kemudian menjadi
terpecah-pecah. Ilmu-ilmu cabang dengan metodologinya sendiri sendiri secara intens.
lepasnya ilmu cabang dari “batang filsafat” diawali oleh ilmu-ilmu alam atau fisika
(Wibisono, 1997). Hal ini terjadi pada abad ke-17, maka mulailah terjadi terpisahan antara
filsafat dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa sebelum abad
ke-17 tersebut ilmu pengetahuan adalah indentik dengan filsafat.

Sinonim yang paling akrat dalam bahasa Yunani adalah epistemi. Untuk lebih memahami
pengertian ilmu (science) di bahwa ini akan dikemukakan beberapa pengertian:
1. Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut meride-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-
gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu (Depdikpud 1989)
2. Aristoteles memandang ilmu sebegai pengetahuan demostratif tentang sebab-sebab
hal (Bagus 1996)
3. Ilmu merupakan alat untuk mewujudkan tujuan politis secara efektif dan alammiah
(Suriasumatri 1986)
4. Dalam beberapa akmus berbahasa inggris antara lain mendeskripsikan bahwa Ilmu
adalah pengetahuan yang diatur dalam suatu sistem yang terutama diperoleh dengan
pengamatan dan pengujian fakta ( An English Reader s Dictionary); Ilmu adalah
pengetahuan Sistematis yang diperoleh dengan eksperimen observasi studi" (webster s
Super new School and office Dictionary),(Suharsaputra 2004)
5. Uhar megutip pendapat dari tiga orang ilmuwan berikut ini, Ilmu adalah deskripsi
fakta dan pengalaman yang lengkap dan konsistendalam istilah yang paling
sederhana" (kerl Pearson) Sains adalah pengetahuan sistematisasi yang berasal dari
pengamatan, studi, dan eksperimen yang dilakukan untuk menentukan sifat atau
prinsip dari apa yang sedang dipelajari" (Ashley Montagu); Ilmu pengetahuan adalah
sistem pengetahuan manusia tentang alam masyarakat dan pemikiran. Ini
mencerminkan dunia dalam konsep, kategori dan hukum kebenaran dan kebenaran
yang diverifikasi oleh pengalaman praktis (V. Avanasyesv). (Suharsapurtra 2004).

Dilihat dari segi katanya filsafat ilmu dapat dimaknai sebagai filsafat yang berkaitan
dengan atau tentang ilmu. Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat pengetahuan secara
umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri merupakan suatu bentuk pengetahuan dengan
karakteristik khusus, namun demikian untuk memahami secara lebih khusus apa yang
dimaksud dengan filsafat ilmu, maka diperlukan pembatasan yang dapat menggambarkan dan
memberi makna khusus tentang istilah tersebut.

Para ahli telah banyak mengemukakan definisi/pengertian filsafat ilmu dengan sudut
pandangnya masing-masing, dan setiap sudut pandang tersebut amat penting guna
pemahaman yang komprehensif tentang makna filsafat ilmu, berikut ini akan dikemukakan
beberapa definisi filsafat ilmu:

- Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang mencoba dilakukan untuk Ilmu apa yang
dilakukan filsafat secara umum untuk keseluruhan pengalaman manusia (Peter Caws).
- Filsafat ilmu pengetahuan attemt, pertama, untuk menjelaskan unsur-unsur yang
terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah-prosedur observasional, pola argumen,
metode representasi dan perhitungan, presuposisi metafisik, dan sebagainya, dan
kemudian untuk mengevaluasi alasan validitasnya dari sudut pandang logika formal,
metodologi praktis anf metafisika (Steven R. Toulmin).
- Filsafat ilmu mempertanyakan dan mengevaluasi metode pemikiran ilmiah dan
mencoba menentukan nilai dan signifikansi perusahaan ilmiah secara keseluruhan (L.
White Beck)
- Filsafat ilmu bahwa disiplin filsafat yang merupakan kajian sistematis tentang hakikat
ilmu pengetahuan, terutama tentang metode-metodenya, konsep dan praanggapannya,
dan tempatnya dalam skema umum disiplin intelektual (A.C. Benyamin)
- Filsafat ilmu studi tentang logika batin teori-teori ilmiah, dan hubungan antara
eksperimen dan teori, yaitu metode ilmiah (Michael V. Berry). (Suharsaputra, 2004)

Pengertian-pengertian di atas menggambarkan variasi pandangan beberapa ahli tentang


makna filsafat ilmu. Peter Caws memberikan makna filsafat ilmu sebagai bagian dari filsafat
yang kegiatannya menelaah ilmu dalam konteks keseluruhan pengalaman manusia, Steven R.
Toulmin memaknai filsafat ilmu sebagai suatu disiplin yang diarahkan untuk menjelaskan
hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian ilmiah, penentuan argumen, dan anggapan-
anggapan metafisik guna menilai dasar-dasar validitas ilmu dari sudut pandang logika formal,
dan metodologi praktis serta metafisika. Sementara itu White Beck lebih melihat filsafat ilmu
sebagai kajian dan evaluasi terhadap metode ilmiah untuk dapat dipahami makna ilmu itu
sendiri secara keseluruhan, masalah kajian atas metode ilmiah juga dikemukakan oleh
Michael V. Berry setelah mengungkapkan dua kajian lainnya yaitu logika teori ilmiah serta
hubungan antara teori dan eksperimen, demikian juga halnya Benyamin yang memasukan
masalah metodologi dalam kajian filsafat ilmu disamping posisi ilmu itu sendiri dalam
konstelasi umum disiplin intelektual (keilmuan).

C. Filsafat Sebagai Pandangan Hidup

Filsafat diartikan sebagai pandangan hidup karena filsafat pada hakikatnya


bersumber pada hakikat kodrat pribadi manusia (sebagai makhluk individu, makhluk sosial,
dan makhluk Tuhan). Hal ini berarti filsafat mendasarkan pada penjelmaan manusia secara
total dan sentral sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk monodualisme (manusia
secara kodrat terdiri dari jiwa dan raga). Manusia secara total (menyeluruh) dan sentral
memuat sekaligus sebagai sumber penjelmaan bermacam-macam filsafat, yaitu :

1. Manusia dengan unsur raganya dapat melahirkan filsafat biologi.


2. Manusia dengan unsur rasanya dapat melahirkan filsafat keindahan (estetika).
3. Manusia dengan monodualismenya (kesatuan jiwa dan raganya) melahirkan filsafat
antropologi.
4. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk Tuhan dapat melahirkan filsafat
ketuhanan.
5. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial dapat melahirkan filsafat sosial.
6. Manusia sebagai makhluk yang berakal dapat melahirkan filsafat berpikir (logika).
7. Manusia dengan unsur kehendaknya untuk berbuat baik dan buruk dapat melahirkan
filsafat tingkah laku (etika).
8. Manusia dengan unsur jiwanya dapat melahirkan filsafat psikologi.
9. Manusia dengan segala aspek kehidupannya dapat melahirkan filsafat nilai (aksiologi).
10. Manusia sebagai warga Negara dapat melahirkan filsafat Negara.
11. Manusia dengan unsur kepercayaannya terhadap spiritual dapat melahirkan filsafat
agama.

Filsafat sebagai pandangan hidup (Weltsanchaung) merupakan suatu pandangan hidup


yang dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, juga
dipergunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam kehidupan.
Pandangan hidupnya itu akan tercermin di dalam sikap hidup dan cara hidup. Sikap dan cara
hidup tersebut dapat muncul apabila manusia memikirkan dirinya sendiri secara total.

Manfaat Mengetahui Pandangan Hidup (Filsafat Hidup)


Berdasarkan hakekat dari pandangan hidup atau filsafat hidup maka ada beberapa
manfaat mengetahui pandangan hidup, yaitu:

1) Pandangan hidup atau filsafat hidup menolong mendidik,membangun diri sendiri dengan
berpikir lebih mendalam dan memberi isi kepada hidup kita sendiri.
2) Pandangan hidup atau filsafat hidup memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk
melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Pandangan hidup memberikan pandangan yang luas membendung egoisme dan
egosentrisme.
4) Pandangan hidup memberikan dasar-dasar baik untuk hidup diri sendiri maupun untuk
kepentingan ilmu-ilmu pengetahuan.

Dengan memperhatikan manfaat dari pandangan hidup tersebut, maka orang yang memiliki
pandangan hidup yang luas dan tinggi, terdapat ciri-ciri sebagai berikut:

a. Mampu mengapresiasi keindahan, baik keindahan alam lingkungan, keindahan seni


budaya, maupun keindahan harmoni yang aman, tentram, dan damai.
b. Tanggap dan menaruh empati maupun simpati terhadap penderitaan orang lain, karena itu
ia tidak akan melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan penderitaan pihak lain.
c. Menjunjung tinggi rasa keadilan, bahkan berani mempertaruhkan hidupnya demi
memperjuangkan keadilan.

D. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

pancasila sebagai filsafat memiliki pandangan, nilai, dan pemikiran yang bisa menjadi
substansi dan isi pembentukan ideologi pancasila. secara singkat, filsafat pancasila dapat di
artikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang pancasila sebagai dasar negara dengan
tujuan untuk mendapatkan pokok pokok pengertian yang mendasar dan mencakup
keseluruhan. pancasila dapat dikatakan sebagai filsafat karena pancasila merupakan hasil
permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father indonesia, yang
dituangkan dalam suatu sistem.

a. Pengertian sistem filsafat:


Pengertian tentang sistem dapat mengacu pada benda - benda konkrit maupun benda-
benda abstrak. Kita sering mendengar atau membaca istilah-istlIah misalnya: sistem nilai
budaya (cultural values system), sistem politik, sistem pendidikan nasional, sistem saraf dan
sistem jaringan otot.

Menurut Fowler (1964) sistem adalah: Compler whole, set of connected things or parts,
organized body ofmaterial or immaterial thingsfl.
Menurut Webster's New American Dictionary, sistem adalah: combination of parts into
whole, as the bodily system, the digestive system, a railroad system, the solar system
Hornby (1973) mengartikan sistem sebagai: (1) Group of things or Parts working
together in a regular relation such as: the nervous system, the digestive system, the raiway
system. (2) Ordered set of ideas, theories, principles etc. a system of philosophy; a system of
government ..... ".

berdasarkan dari uraian tersebut, dapat di simpulkan bahwa:


1. dalam suatu sistem terdapat adanya sejumlah unsur atau bagian. dalam suatu sistem
yang abstrak
2. unsur unsur yang termuat dalam sistem saling berhubungan satu sama lain, sehingga
merupakan satu kesatuan yang utuh
3. hubungan antara unsur unsur tersebut bersifat tetap
4. dalam suatu sistem termuat adanya maksud maupun tujuan yang ingin di capai

ciri ciri dari sistem adalah sebagai berikut


1. suatu kesatuan bagia bagian/unsur/elemen/komponen
2. bagian bagian dari sistem memiliki fungsinya sendiri sendiri
3. saling berhubungan dan saling ketergantungan
4. keseluruhan bagiannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan
5. terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks

pancasila sebagai sistem :


1. Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila)
2. Tiap sila pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3. Tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan
4. Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis (majemuk
tunggal).

Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep kebenaran


Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga bagi manusia
pada umumnya. Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis,
Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup
kesemestaan.

1. Landasan Ontologis Pancasila

menurut aristoteles, ontologi adalah ilmu yang mempelajari dan menyelidiki hakikat
tentang keberadaan atau eksistensi yang artinya disamakan dengan metafisika. adapun
masalah ontologis yaitu : apakah hakikat sesuatu itu?, apakah realitas yang tampak ini
merupakan realitas yang wujudnya sebagai benda?, dan seterusnya. bidang ontologi
menyelidiki tentang makna ayng ada (eksistensi, dan keberadaan). manusia, benda, alam
semesta (cosmology), metafisika. secara ontologis, pemeriksaan pancasila sebagai filsafat
bertujuan untuk mengetahui hakikat dasar dari sila sila pancasila. pancasila memiliki lima
sila, setiap sila merupakan asas yang berpegang teguh satu sama lain,
subjek utama pendukung nilai-nilai pancasila adalah manusianya itu sendiri. Hal
tersebut dapat dijelaskan bahwa yang berketuhan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, yang bersatu, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial, yang pada
hakikatnya adalah manusia. sedangkan manusia sebagai unsur pendukung utama nilai nilai
pancasila secara ontologis memiliki hal yang mutlak, terdiri atas susunan kodrat, raga dan
jiwa, jasmani dan rohani. sifat kodrat manusia adalah mahluk individu dan sosial serta
sebagai mahluk pribadi dan mahluk ciptaan tuhan yang maha esa. maka sila pertama
pancasila mendasari sila sila berikutnya

2.Landasan Epistemologis Pancasila

Secara etimologis, epistemologi merupakan gabungan kata dalam bahasa Yunani,


yaitu episteme dan logos. Epiteme artinya pengetahuan sedangkan logos berarti pengetahuan
sistematik atau ilmu. Dengan demikian, epistemologi dapat diartikan sebagai suatu pemikiran
mendasar dan sistematik mengenai pengetahuan. Maka dari itu Epistemologis dapat dikaitkan
dengan pancasila cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan
validitas ilmu pengetahuan.

Menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai
ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh bangsa Indonesia. Mengapa pancasila dikatakan
sebagai filsafat? Hal itu dikarenakan pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang
mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang kemudian dituangkan dalam suatu
xiii sistem yang tepat. Menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan
dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.

Pengertian filsafat pancasila secara umum adalah hasil berfikir atau pemikiran yang
sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai
kenyataan, norma-norma dan nilai-nilai yang benar, adil, bijaksana dan paling sesuai dengan
kehidupan dan kepribadian bangsa Indonesia. Filsafat pancasila kemudian dikembangkan
oleh Soekarno sejak 1955 sampai kekuasaannya berakhir pada 1965. Pada saat itu Soekarno
selalu menyatakan bahwa pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari
budaya dan tradisi Indonesia, serta merupakan akulturasi budaya India , Barat , Arab.

3.Landasan Aksiollogis Pancasila

Aksiologi pancasila memiliki arti bahwa kita membahas tentang filsafat dari nilai nilai
Pancasila. istilah aksiologi berasal dari kata yunani “axios” yang memiliki arti nilai, manfaat,
dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.

Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik.
Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu
nilai. Nilai berasal dari kata Latin valere yang artinya kuat, baik, berharga. Dalam kajian
filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang dapat diartikan sebagai
«keberhargaan» atau «kebaikan» . Nilai itu sesuatu yang berguna, nilai juga mengandung
harapan akan sesuatu yang diinginkan, nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang
ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia, nilai itu suatu sifat atau kualitas yang
melekat pada suatu obyek.

b. Pancasila sebagai sistem kefilsafatan

Menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai
ideologi kolektif seluruh bangsa Indonesia. Mengapa pancasila dikatakan sebagai filsafat? Hal
itu dikarenakan pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan
oleh para pendahulu kita, yang kemudian dituangkan dalam suatu xiii sistem yang tepat.
Filsafat pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasionl tentang pancasila
sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-
pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat
karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the
founding fathers Indonesia, yang di tuangkan dalam suatu system .

Pengertian filsafat pancasila secara umum adalah hasil berfikir atau pemikiran yang
sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai
kenyataan, norma-norma dan nilai-nilai yang benar, adil, bijaksana dan paling sesuai dengan
kehidupan dan kepribadian bangsa Indonesia. Filsafat pancasila kemudian dikembangkan oleh
Soekarno sejak 1955 sampai kekuasaannya berakhir pada 1965. Pada saat itu Soekarno selalu
menyatakan bahwa pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan
tradisi Indonesia, serta merupakan akulturasi budaya India , Barat , Arab.

Anda mungkin juga menyukai