NIM : E1041211029
Program studi : Sosiologi
Mata Kuliah : Pancasila
Regular : A ( Kelas B)
Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia akan ditinjau melalui arti, objek, dan tujuan pada
filsafat umum dan selanjutnya memasuki bidang falsafah hidup bangsa Indonesia.
Pada dasarnya filsafat pertama kali lahir di Yunani, selanjutnya lahir filsafat abad pertengahan,
dan seterusnya. Prof. Dr. Achmad Tafsir dalam bukunya , edisi revisi Filsafat Umum Akal dan
Sejak Thales Sampai Capra, dalam Bab 1, hal 1, dijelaskan bahwa orang yang mula-mula
menggunakan akal secara serius adalah orang Yunani bernama Thales . Gelar itu diberikan
karena ia mengajukan pertanyaan yang aneh, yaitu apakah sebenarnya bahan alam semesta ini?
La sendiri men jawab air. Kemudian Dr. Peter Soedoyo B Sc, dalam bukunya , Peng antar
Sejarah dan Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam, mengemukakan dalam Bab I, hat 4,5 Ilmu
Pengetahuan Murni”, yakni yang ber kembang atas dasar kegairahan ingin tahu semata-mata,
baru lahir dan berkembang dalam peradaban Yunani kuno antara 600 tahun sebelum Masehi
sampai sekitar tahun 100 sesudah Masehi.
Selanjutnya, berbicara tentang filsafat, apabila kita mendengar kata filsafat, kita akan
membayangkan mengenai hal-hal yang abstrak, yang tidak konkret/tidak nyata, dan hanya
berupa bayang bayang atau lamunan. Seseorang yang berfilsafat dillustrasikan sebagai orang
yang berpijak di bumi dan menengadah ke arah bintang bintang di langit Artinya, ia ingin
mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan alam sehingga bisa dinyatakan bahwa ruang
lingkup filsafat hanyalah meliputi hal-hal yang tidak rill, yang seolah-olah seseorang yang
berfilsafat digambarkan sebagai seseorang yang dalam kehidupannya hanya melamun
sepanjang hari.
Selain itu, juga termasuk perilaku baik dan buruk, jahat dan tidak jahat , masalah benar dan
tidak benar , soal indah dan tidak indah .
Mengingat filsafat adalah suatu hasil budaya manusia yang manusia secara kodrati dibekali
oleh Tuhan Yang Maha Esa ke mampuan rohani berupa akal, rasa, dan karsa sehingga filsafat
adalah hasil dari kebulatan akal, rasa, dan karsa menjadi kebudayaan yang sifatnya nonmateriil.
Selain itu, filsafat juga tidak terlepas dari rasa heran/ragu dan kagum, di samping keterbatasan
dan kesadaran yang dimiliki setiap manusia maka banyak permasalahan yang bisa direnungi
serta di gambarkan manusia melalui pemahaman kesemestaan ataupun duniawi.
Berdasarkan tata bahasa, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, falsafah yang terdiri atas
«philein» dan «sophos» yang artinya hikmah, kebijaksanaan atau wisdom. Secara harfiah
«filsafat» bermakna cinta kebijaksanaan, memiliki arti ke benaran yang sesungguhnya, dan
berhubungan dengan hasrat ingin tahu terhadap hal-hal yang benar Dalam arti praktis, filsafat
me ngandung makna alam berpikir, sedangkan berfilsafat adalah ber pikir secara mendalam
atau radikal. Radikal berasal dari kata «radix» yang artinya akar sehingga berpikir secara
radikal berarti berpikir sampai kepada akar-akarnya dan sungguh-sungguh kepada hakikat
sesuatu, Hakikat sesuatu sama artinya dengan kebenaran dari sesuatu yang bisa berupa apa
saja, seperti tentang manusia, benda, alam, hukum, ekonomi, dan politik Di sini berfilsafat bisa
mengandung makna mencari kebenaran atas sesuatu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan W.JS Poerwadarminta mengartikan kata
filsafat sebagai pengetahuan dan pendidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas
asas, hukum, dan sebagainya dari segala sesuatu yang ada di alam semesta ataupun mengenai
kebenaran dan arti adanya sesuatu.
Sistematika Filsafat
Filsafat mempunyai sistematik yang amat luas yang meliputi tiga hal utama, yaitu ontologi,
epistemologi, dan axiologi.
a.Bidang ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki hakikat dari realita yang ada.
Paham-paham seperti idealisme, spiritualisme, materialisme,pluralisme merupakan
asumsi-asumsi dasar ontologik yang akan menentukan apa hakikat kebenaran atau
kenyataan sebagaimana dicapai melalui pengetahuan.
b..Bidang epistemologi adalah suatu bidang filsafat yang membahas sumber, batas,
proses hakikat, dan validasi pengetahuan. Episte mologi meliputi berbagai sarana dan
tata cara menggunakan sarana dan sumber pengetahuan untuk mencapai keberhasilan
atau kenyataan rasionalisme, kritisme, fenomenologi, dan positivisme.
c.Bidang aksiologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki nilai, terutama meliputi nilai-
nilai normatif.
3.Cabang-cabang Filsafat
Yang dimaksud dengan cabang adalah bagian yang termasuk dalam ilmu filsafat dan
memiliki konsep dasar filsafat tersendiri, yaitu
a metafisika, cabang filsafat yang membahas dan melukiskan hal hal yang bereksistensi di
balik fisis, yang meliputi bidang-bidang ontologi, kosmologi, dan antropologi secara
keseluruhan,
b. Epistimologi, cabang filsafat yang berkaitan dengan permasalah an hakikat dari pada
ilmu pengetahuan;
c. Metodologi adalah filsafat yang membahas persoalan hakikat metode atau metodologi
dalam ilmu pengetahuan;
d.logika , cabang filsafat yang berkaitan dengan persoalan cara berpikir/filsafat berpikir,
tentang rumus atau dalil dan penalaran tentang hal yang benar dan tidak benar, yang baik
dan yang buruk;
e.estetika , cabang filsafat yang berkaitan dengan permasalahan pemecahan konsep yang
mengandung nilai keindahan dalam hal-hal yang bersifat estetik;
f.etika, cabang filsafat yang berkaitan dengan moralitas, juga tingkah laku manusia/tindakan-
tindakan manusia.
4.Kegunaan teoritik bahwa dengan memelajari filsafat orang menjadi bertambah
pengetahuannya.Ia akan mampu mempelajari segala sesuatu dengan cara yang baik,
mendalam, dan lebih luas. Juga lebih mudah menjawab sesuatu yang diinginkan pihak lain
secara lebih mendalam dan mudah diterima dengan baik.
Etika, bagian filsafat yang memelajari tingkah laku dan per buatan manusia yang baik atau
yang buruk. Oleh karena itu, me melajari etika sangat berguna, termasuk di dalamnya
mengajarkan moral, kesusilaan, sopan santun, maupun norma yang baik.
Bagi bangsa Indonesia, filsafat Pancasila sangat berguna, selain manusia sebagai perseorangan
juga sebagai warga suatu masyarakat bangsa dalam mendukung cita-cita ataupun tujuan
nasional karena filsafat Pancasila adalah landasan dasarnya, juga landasan dasar berpikir
segenap bangsa dan negara Indonesia.
Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa tumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuh
dan berkembangnya bangsa Indonesia. Pancasila yang merupakan filsafat hidup bangsa
Indonesia me ngandung nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indo nesia Nilai
dasar yang dimaksud adalah nilai ketuhanan, nilai ke manusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan sosial yang tata urutannya termuat dalam alinea IV Pembukaan
UUD 1945 .
Nilai adalah sesuatu yang diinginkan atau sesuatu yang tidak diinginkan . Menilai mengandung
arti menimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan sesuatu. Yang lain
dan mengambil keputusan atau menilai, berarti menimbang atau memperbandingkan dengan
sesuatu yang lain untuk kemudian mengambil suatu keputusan
Sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia, filsafat Pancasila dapat diartikan sebagai kemampuan
rohani bangsa Indonesia melakukan pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kebenaran
Pancasila sebagai landasan dasar falsafah kehidupan bangsa Indonesia se hingga hasilnya
adalah memperoleh suatu kebenaran yang sesungguh sungguhnya dan hakiki dari arti nilai sila-
sila Pancasila.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melakukan kegiatan
atau aktivitas,
c.nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa nilai moral dan etika dalam arti sistem Pancasila adalah
nilai-nilai yang bersumber ke pada kehendak atau kemauan manusia untuk berbuat sesuatu,
tetapi berlandaskan kepada unsur kemauan yang baik dan positif, di samping adanya unsur
pembenar perbuatan yang bersumber kepada ratio atau akal manusia.
Berkaitan dengan penilaian terhadap perasaan estetika atau keindahan mengingat keindahan
juga melengkapi kehidupan manusia yang serba luas, bisa diperoleh melalui rasa indah yang
akan men dorong atas berhasilnya/baik buruknya penyelesaian tugas-tugas dalam lingkup
kehidupannya. Sehubungan dengan perasaan sosial, mengingat kepada kehidup an manusia
hakikatnya, selain sebagai makhluk individu , juga sebagai makhluk sosial dengan perasaan
sosialnya. Tampaklah bahwa makhluk sosial tidak terlepas dari lingkungan sosialnya sehingga
menentukan baik buruknya tingkah laku, moral etikanya lebih banyak dipengaruhi dan
ditentukan lingkungan sosialnya daripada pribadinya.
Dalam susunan kesatuan hierarchis berbentuk piramid ini, sila Ketuhanan Yang Maha Esa
adalah yang paling luas. Oleh karena itu, merupakan basis dari keempat sila lainnya .
Sila kelima, bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam sistem ini, merupakan tujuan yang hendak
dicapai oleh keempat sila yang lain dari Pancasila, yaitu sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijakan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Sebagai sistem, Pancasila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Merupakan kesatuan dari bagian-bagian Bagian-bagian dimaksud adalah sila-sila Pancasila
yang menyatu secara bulat dan utuh..
b. Bagian-bagian tersebut memiliki fungsinya masing-masing Sila pertama, memiliki fungsi
keimanan dan ketaqwaan. Sila kedua, berfungsi dalam tugas-tugas kemanusiaan. Sila ketiga,
berfungsi penegakan persatuan dan kesatuan. Fungsi sila keempat adalah mempertemukan
kebersamaan dalam perbedaan Fungsi sila kelima adalah kesejahteraan yang berkeadilan.
c. Saling berhubungan dan ketergantungan Sila yang satu dan yang lain saling meliputi,
melandasi, dan saling menjiwai, serta saling diliputi, dilandasi, dan dijiwai, kecuali sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa hanya meliputi, melandasi, dan menjiwai, tanpa diliputi, dilandasi
oleh sila-sila Pancasila lainnya.
d. Keseluruhan, dimaksudkan untuk pencapaian tujuan tertentu, yang merupakan tujuan sistem,
yaitu suatu kehidupan sejahtera yang berkeadilan, meliputi sila keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
E Terjadi dalam lingkungan yang kompleks, yaitu dalam suatu kesatuan yang tidak terpisahkan
dalam satu wadah Pancasila.
Sejak itu Pancasila sebagai dasar negara yang mempunyai ke dudukan sebagai berikut
1.Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia,
2 meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945,
3. Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara,
Mengingat bahwa Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara maka seluruh kehidupan
bernegara dan bermasyarakat yang terkait dengan hal-hal pokok kenegaraan di samping
penyelenggaraan negara semuanya harus sesuai dan dapat diatur berdasarkan Pancasila, di
antaranya masalah politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, pendidik an dan lain-lain, termasuk
juga hubungan antara rakyat, kekuasaan serta penguasa.
Selain itu, mengingat arti nilai-nilai kebenaran dan keadilan bagi Pancasila yang telah ada
selama berabad-abad dalam kehidupan bangsa Indonesia maka Pancasila telah memberikan
corak khas ataupun kepribadian pada bangsa Indonesia yang pada dasarnya membedakan
bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lain di dunia ini. Pancasila merupakan suatu sosio budaya
bangsa, memberikan dasar kehidupan bangsa dalam peran sebagai negara, maupun
penyelenggara pemerintahan negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, segenap tindakan,
langkah-langkah yang diambil, termasuk ke putusan kenegaraan yang penting harus selalu
memedomani serta mempertimbangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila
Pedoman kehidupan bernegara pada dewasa ini dilandasi dasar negara Pancasila melalui
ketetapan-ketetapan MPR RI, yang secara filosofis harus dapat dilihat dan dirasakan oleh
seluruh rakyat In donesia sebagai kti bahwa benar-benar berada dalam siklus kehidupan
bernegara yang berlandaskan kepada Pancasila
Dalam kehidupannya sebagai sumber segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia,
Pancasila merupakan hukum dasar nasional menurut Pasal 1. Ayat , Ketetapan MPR RI No.
111/MPR/2000, menjadi landasan dan pedoman dalam penyelenggaraan negara termasuk
pedoman bagi segenap peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia.
Adapun isi sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang an RI, seperti tercantum pada
TAP MPR tersebut di atas adalah
Sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar 1945, 2. Ketetapan MPR RI,
2. Undang-undang,
3. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang,
5 peraturan pemerintah,
6. keputusan presiden dan 7 peraturan daerah,
Yang dimaksud dengan kata kata dengan berdasarkan kepada adalah berpengertian sebagai
dasar negara
Dapat diambil kesimpulan bahwa dengan Pancasila sebagai dasar negara yang menjadi dasar,
pedoman, maupun landasan bernegara Republik Indonesia akan memudahkan dalam
memberikan jaminan atas stabilitas dan kelestarian jalannya pemerintahan Negara Ri Juga
memberikan jaminan akan kestabilan serta tegaknya tatanan sehingga dapat mengawasi dan
mendektesi terhadap ke mungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksana
an pembangunan nasional, termasuk segenap program-program yang telah digariskan dalam
pencapaian sasaran.
Bangsa dan negara RI dengan ideologi Pancasila memiliki arti cita cita atau pandangan dalam
mendukung tercapainya tujuan nasional negara RI.
Setiap bangsa dalam melanjutkan keberadaan serta eksistensi nya selalu berusaha memelihara
ideologinya agar bangsa itu tidak akan kehilangan ideologi yang dianutnya, berarti tidak
kehilangan identitas nasionalnya. Demikian juga bangsa Indonesia yang mem pertahankan
Pancasila sebagai ideologinya. Penetapan Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia itu
pertama-tama berarti bahwa negara Indonesia dibangun atas dasar moral kodrati . Oleh karena
itu, kita harus tunduk padanya dan wajib membela serta melaksanakannya, baik dalam susunan,
maupun dalam kehidupannya .
Setiap negara berbeda ideologinya dengan negara yang lain dan ideologi harus dilaksanakan
secara konsekuen walaupun harus luwes dan tidak fanatik Walaupun luwes bukan berarti
kurang toleran terhadap ideologi lain. Sikap tersebut akan mendatangkan bencana dalam
kehidupan bangsa karena manusia merupakan alat ideologi dan akan bertindak sesuai dengan
ideologi yang dianutnya. Selain itu, ideologi juga merupakan sumber motivasi dan sumber
semangat dalam berbagai kehidupan bernegara. Ideologi akan menjadi realistis apabila terjadi
orientasi yang bersifat dinamis antara masyarakat bangsa dengan ideologinya. Dengan
demikian, ideologi akan bersifat terbuka dan antisipasif, bahkan reformatif dalam arti
senantiasa mengadaptasi perubahan-perubahan yang sesuai dengan aspirasi
Bangsanya Ideologi Pancasila memiliki berbagai aspek, baik berupa cita cita pemikiran atau
nilai-nilai, maupun norma yang baik dapat di realisasikan dalam kehidupan praksis dan bersifat
terbuka dengan memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi idealis, normatif, dan realitis. A Dimensi
idealis, artinya nilai-nilai dasar dari Pancasila memiliki
Sifat yang sistematis, juga rasional dan bersifat menyeluruh. B. Dimensi normatif, merupakan
nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila yang perlu dijabarkan ke dalam sistem
norma sehingga tersirat dan tersurat dalam norma-norma kenegaraan c Dimensi realistis adalah
nilai-nilai Pancasila yang dimaksud di atas harus mampu memberikan pencerminan atas
realitas yang hidup dan berkembang dalam penyelenggaraan negara.
Dalam rangka perkembangan ideologi, khususnya di Indonesia, ideologi berkembang sesuai
dengan kepentingan dan kondisi ke hidupan bangsa Indonesia, di antaranya sebagai ideologi
persatuan, ideologi pembangunan, dan ideologi terbuka. Ideologi persatuan sangat penting
artinya sejak lahirnya negara R1 sampai pada per mulaan penyelenggaraan negara RI. Ideologi
bertugas dan berfungsi mempersatukan seluruh rakyat Indonesia menjadi rakyat dan bangsa
Yang memiliki sikap kepribadian yang tersendiri tanpa ketergantung an kepada siapa pun serta
mempertebal kebersamaan dalam ke hidupan bangsa Kondisi bangsa Indonesia yang
kebinekaan serta keanekaragaman kehidupan dan bersifat plural/majemuk dalam arti memiliki
sifat serba multi, baik di bidang etnik, di bidang religi, bahasa, cara hidup, maupun multi
budaya. Mengenai ideologi pembangunan, berarti pembangunan ikut dalam memberikan
kepada pemerintah RI kewenangan dalam mem persiapkan kebijaksanaan dalam wujud cita-
cita kehidupan bangsa melalui pembangunan nasional yang dilakukan dengan penyusunan
kaidah-kaidah/norma-norma penting dalam penunjang pembangun an yang sedang
dilaksanakan. Sebagai ideologi terbuka dalam melihat perkembangan kemajuan dunia dewasa
ini, termasuk kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta lajunya sarana komunikasi mem
buat dunia seolah menjadi sempit dan kecil sehingga pembangunan akhirnya tidak terkait pada
faktor-faktor yang ada di dalam negeri saja, tetapi juga sangat tergantung pada jaringan politik
dunia yang sangat dipengaruhi kekuatan-kekuatan ekonomi raksasa atau ekonomi global,
antara lain dalam menghadapi persoalan kemiskin an, kesenjangan sosial, politik, konflik, dan
terorisme.
Ciri khas ideologi terbuka ialah nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, tetapi
berasal dari dalam diri bangsa sendiri, yaitu dari kekayaan rohani, moral, dan budaya
masyarakatnya dengan dasar konsensus seluruh masyarakat dan tidak diciptakan oleh negara.
Kita mengenal tiga tingkatan nilai sehubungan dengan hal di atas, yaitu nilai dasar adalah nilai
yang tidak berubah, nilai instrumental adalah sarana dalam mewujudkan nilai dasar yang dapat
berubah sesuai dengan keadaan, kemudian nilai praksis yang berupa pelaksanaan secara nyata.
Nilai-nilai Pancasila dijabarkan dalam norma-norma dasar Pancasila yang terkandung dan
tercermin dalam Pembukaan UUD 1945, yang nilai atau norma dasar tersebut tidak boleh ber
ubah atau diubah karena merupakan konsensus bangsa yang disebut kaidah pokok dasar negara
yang fundamental . Perwujudan nilai-nilai intrumental dan nilai-nilai praksis harus tetap
mengandung jiwa dan semangat nilai dasarnya.
Ideologi terbuka memiliki sifat-sifat yang saling bertentangan, yang satu memberikan
ketegasan mengenai sifat keterbukaan, sedang yang lain sifat yang membatasi keterbukaan.
Keterbukaan ideologi Pancasila didukung oleh beberapa hal, antara lain 1 tekad bangsa dalam
memperjuangkan tercapainya tujuan
Nasional/tujuan proklamasi;
pembangunan nasional yang teratur dan maju pesat;
Tekad yang kuat dalam mempertahankan nilai sila-sila Pancasila yang sifatnya abadi; .
Hilangnya ideologi kumunis/sosialis sebagai ideologi tertutup.
Hal-hal yang membatasi keterbukaan ideologi Pancasila adalah sebagai berikut:
2 Ideologi Liberal
Ideologi liberal merupakan suatu paham liberalisme yang berkembang dari akar-akar
rasionalisme yang merupakan sumber kebenaran tertinggi serta memberikan kebebasan yang
seluas-luasnya kepada individu dalam segenap bidang kehidupannya. Ajaran liberalisme juga
bertitik tolak kepada dasar hak asasi manusia yang dimiliki sejak lahir dan mutlak, yang setiap
individu memiliki kesempat an dan kebebasan dalam mengejar kebahagiaan lahir dalam me
limpahnya kekayaan material. Secara sederhana, liberalisme diartikan sebagai paham ke asan
yang berasal dari kata liberalis , yaitu suatu nama partai di Spanyol yang memperjuangkan
pemerintahan konstitusi onal untuk Spanyol pada abad 19.
Campur tangan pemerintah serta sistem ekonomi monopoli. Liberalisme juga menentang
otoriter dan menjunjung tinggi kebebasan individu.
Liberalisme di bidang politik dikembangkan oleh John Locke dan Montesquieu, John Locke
beranggapan bahwa negara terbentuk sebagai akibat dari perjanjian antara individu yang
merdeka dan penguasa yang diangkat. Montesquieu dalam bukunya The Spirit of Law
mengemukakan adanya pemisahan kekuasaan dalam negara, yaitu antara legislatif, eksekutif,
dan yudikatif dengan maksud me lindungi kepentingan individu.
Perkembangan liberalisme semakin luas yang diprakarsai oleh golongan borjuis setelah
terjadinya revolusi di Inggris, Amerika dan Perancis .
Liberalisme juga akan membawa dan menimbulkan sistem kapitalisme. Bapak ideologi/paham
liberal kapitalis adalah Adam Smith seorang Inggris yang dalam teorinya The Wealth of Nation
menyatakan bahwa kemakmuran bangsa-bangsa akan tercapai melalui ekonomi persaingan
bebas dari campur tangan negara. Kemudian, ideologi itu diperbaharui oleh Keynes dengan
teorinya campur tangan negara dalam ekonomi khususnya dalam mencipta kan kesempatan
kerja, masalah investasi tabungan dan lain-lain.
3.Ideologi Komunis
Komunisme adalah salah satu bentuk ideologi dunia, di samping kapitalisme maupun ideologi
- ideologi yang lain dan sering disebut ideologi totaliter.
Komunisme merupakan ajaran yang memandang bahwa manusia pada hakikatnya merupakan
makhluk sosial. Komunisme mendasar kan pada suatu kebaikan yang hanya diperuntukkan
bagi kepentingan dan keuntungan kelas masyarakat totalitas. Hubungan dengan masyarakat
ideologi komunis bersifat kosmopolitisme yang menggambarkan hegemoninya ke seluruh
dunia.
Pengajar dan tokoh utama bernama Heinrich Karl Marx , seorang keturunan Yahudi Jerman
dan merupakan tokoh sosialis revolusioner yang banyak menulis bidang sosial dan ekonomi.
Istilah «komunisme» juga dipakai untuk «ajaran komunisme» atau «marxisme leninisme» yang
merupakan ajaran atau «idelogi» resmi komunisme .
Ajaran marxisme-leninisme sangat bertolak belakang dengan ajaran Pancasila, juga
bertentangan dengan paham liberalisme dan individual. Masyarakat yang diidamkan dan
dicita-citakan komunis dunia adalah masyarakat yang tidak dibatasi kesadaran nasional dan
komunis menghendaki masyarakat tanpa nasionalisme.
Komunisme/sosialisme juga mencanangkan suatu cita-cita ber sifat utopis, yaitu suatu
masyarakat tanpa kelas, sama rasa, dan sama rata Masyarakat tanpa kelas dapat digambarkan
sebagai suatu masyarakat yang dapat memberikan suasana hidup yang nyaman yang tanpa hak
milik pribadi, tanpa sarana dan alat produksi, tanpa pertentangan, dan tidak mendasarkan
kepada hak milik pribadi, tetapi kepada komunal. Adapun ciri-ciri umum yang dapat
dikemukakan dari ideologi komunis adalah sebagai berikut:
a bersumber kepada akal manusia, tetapi terbatas,
b. Perekonomian ada ditangan negara;
c.hukum dibuat oleh manusia dan diterapkan oleh negara dengan tangan besi;
d.menolak keberadaan agama/ateisme, tidak percaya akan adanya sang pencipta;
e. manusia makhluk sosial, tanpa demokrasi individu dan manusia dianggap mesin saja,
f masyarakat sebagai kesatuan manusia tanpa kelas, dengan landasan teori
perjuangan/pertentangan kelas proletar berhadapan dengan kaum kapitalis/tuan tanah,
g. Bersifat kosmopolitan, artinya menerapkan dan mengembangkan hegemoninya ke seluruh
pelosok dunia.
Dalam hakikat hubungan negara dan agama, komunisme meletak kannya pada pandangan
filosofis materialisme dialektika dan materialesme hitoris. Dalam ciri paham komunisme yang
ateis karena pada dasarnya manusia ditentukan oleh dirinya sendiri dan bukan terikat oleh suatu
hukum sebab akibat secara kasualitas dengan Tuhan.
Dalam historis materialisme diungkapkan bahwa manusia hanya dapat dipahami sejauh ia
ditempatkan dalam konteks sejarah karena manusia pada hakikatnya adalah insan sejarah.
Karena, sejarah terwujud dalam peristiwa-peristiwa masyarakat maka wajarlah ia hanya dapat
dipahami, sejauh diletakkan dalam kaitan masyarakat. Dengan demikian, kekuasaan berada di
tangan proletariat secara mutlak sifatnya.
Menurut Lenin bahwa proletariat adalah gerakan massal yang tidak selalu mampu menjamin
adanya kesadaran yang sosialitis dan revolusioner.
Bab 6
Reformasi
Lebih tergugah lagi dengan terjadinya peristiwa/tragedi 12 Mei 1998, selain pengorbanan jiwa
raga dan harta benda maka merebaklah semangat reformasi ke seluruh lingkup kehidupan
masyarakat untuk mengakhiri kekuasaan Orde Baru.
Arah dan tujuan reformasi yang utama adalah untuk me nanggulangi dan menghilangkan
dengan cara mengurangi secara bertahap dan terus menerus krisis yang berkepanjangan di
segenap bidang kehidupan serta menata kembali ke arah kondisi yang lebih baik atas sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia yang telah hancur menuju Indonesia baru.
Reformasi berasal dari kata «reformation» dengan kata dasar «reform» yg memiliki arti
perbaikan, pembaharuan, memperbaiki dan menjadi lebih baik. .
Secara umum reformasi di Indonesia dapat diartikan sebagal melakukan perubahan ke arah
yang lebih baik dengan cara menata ulang hal-hal yang telah menyimpang dan tidak sesuai lagi
dengan kondisi dan struktur ketatanegaraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.Tujuan Reformasi
Tujuan reformasi dapat disebutkan sebagai berikut:
a melakukan perubahan secara serius dan bertahap untuk me nemukan nilai-nilai baru dalam
kehidupan berbangsa dan ber negara,
b.menata kembali seluruh struktur kenegaraan, termasuk perundangan dan konstitusi yang
menyimpang dari arah perjuangan dan cita-cita seluruh masyarakat bangsa;
c. melakukan perbaikan di segenap bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya,
maupun pertahanan keamanan.
d. menghapus dan menghilangkan cara-cara hidup dan kebiasaan dalam masyarakat bangsa
yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan reformasi, seperti KKN, kekuasaan sewenang-wenang/
otoriter penyimpangan, dan penyelewengan yang lain.
3.Syarat-syarat Reformasi
Adapun ketentuan atau syarat-syarat yang bisa menyatakan suatu kondisi reformasi adalah
sebagai berikut.
Reformasi yang telah bergulir di tengah masyarakat Indonesia sejak 1998 menghendaki
perubahan mendasar Agenda reformasi telah diputuskan melalui berbagai ketetapan MPR dan
berbagai produk perundang-undangan yang baru, tetapi setelah berlangsung lebih dari lima
tahun lamanya, terasa bahwa reformasi berjalan secara belum terarah.
Bangsa Indonesia pada saat ini justru sedang mengalami ketidak harmonisan, tanpa orientasi
sehingga sangat mudah mengarah kepada jurang disintergrasi Sistem kehidupan nasional yang
telah susah payah dibangun dan disempurnakan dalam beberapa dasa warsa, bukan mengalami
kemajuan maupun penyempurnaan, melain kan secara perlahan sedang mengalami proses erasi
dan kerumitan yang serius.
Kebebasan yang berkembang pada masa reformasi seharusnya lebih bisa bertanggung jawab
dan secara tegas melalui konsep-konsep yang terarah dapat membawa bangsa ini ke arah yang
lebih baik. Mengingat reformasi melalui pemahaman yang keliru, hal itu akan menimbulkan
kekuasaan baru tanpa kejelasan tentang bagaimana hukum, kelembagaan negara, serta
penyelenggaraan pemerintahan.
Polusi kepentingan justru menambah keruwetan dalam kehidupan ber masyarakat bangsa dan
bernegara Oleh karena itu, hal-hal seperti ini harus segera diatasi dan dihapuskan.
2.Dampak Positif
Munculnya suasana baru yang bisa kita saksikan diantaranya terdapat kebebasan pers.
Kebebasan akademis, kebebasan berorganisasi, dan lain-lain yang selama ini belum pernah
ada, termasuk kebebasan pemikiran dalam memperjuangkan pembebasan tahanan politik
maupun narapidana politik. Hal ini bisa dinilai sebagai lambang dari suatu era kebebasan
berpolitik di Indonesia.
Timbulnya kesadaran baru bahwa masyarakat bisa bertindak dan berbuat sesuatu serta
melakukan perubahan-perubahan di antara nya pendobrakan atas rasa ketakutan berpolitik,
pendobrakan terhadap proses pembodohan yang telah berlangsung hampir lebih dari tiga puluh
tahun.
Memang, sebelum gerakan reformasi dimulai maka semua or ang merasakan kelemahan, tidak
bisa berbuat apa pun tanpa daya dan takut berpolitik, berpendapat, dan berbicara. Namun,
dengan pengalaman baru bereformasi, masyarakat Indonesia, khususnya para mahasiswa,
mulai sadar dan memiliki serta dapat memper juangkan politik mereka yang benar-benar dapat
membawa ke arah perubahan yang positif. Kesadaran baru ini penting sekali artinya dalam
rangka perjuangan selanjutnya menuju reformasi yang total dan menyeluruh.
3.Hasil Reformasi
Berbicara mengenai hasil reformasi, tentu tidak bisa seobjektif mungkin mengingat reformasi
sampai saat ini masih tetap bergulir tanpa kejelasan tentang hasil yang sangat ditunggu-tunggu
seluruh rakyat Indonesia, tentunya hasil yang positif meskipun belum total dan menyeluruh.
Pendapat dan penilaian terhadap reformasi masih banyak yang bersifat vokal, terutama dari
kalangan bawah yang sangat men dambakan hasil reformasi bagi perbaikan kondisi kehidupan
yang tentunya telah serba pembaharuan, tetapi hasil ini pun belum banyak menunjukkan
kemajuan dan perubahan ke arah yang lebih baik.
Reformasi memang hal yang tidak mudah dalam pencapaiannya, tetapi juga cukup banyak
makan waktu.Selama jangka waktu lebih dari lima tahun masa reformasi telah terjadi tiga kali
pergantian presiden, kemudian dalam rangka pencalonan presiden berikutnya akan dipilih
melalui sistem ketatanegaraan yang baru Pemilihan dilakukan. Secara langsung oleh rakyat
berdasarkan hati nurani meskipun banyak hambatan yang dihadapi. Esensi sistem demokrasi
merupa kan konteks kekuasaan oleh semua partai politik secara jujur dan terbuka. Semua warga
negara yang memenuhi persyaratan per undangan bebas menggunakan hak pilih dan hak
dipilih. Sistem dan proses demikian disertai berlakunya hak-hak sipil, seperti kebebasan, hak
asasi, persamaan, dan lain-lain.
Banyak sorotan tajam dari masyarakat luas dewasa ini, yaitu penegakan hukum, pencegahan
maupun penindakan terhadap KKN lama maupun yang muncul semasa reformasi karena hal
tersebut. Menyangkut dan berkaitan dengan ketertiban keamanan masyarakat termasuk
perlindungan terhadap para investor asing yang diharapkan ditangani secara serius oleh para
pelaksana reformasi, khususnya para penguasa yang kompeten. Di samping itu, sangat
didambakan lahirnya good governance yang mampu menangani segenap per masalahan krisis
yang belum usai. Hal ini juga akan dibantu oleh seluruh publik melalui organisasi
kemasyarakatan dan organisasi nonpemerintah yang pada dewasa ini belum banyak menyadari
keberadaan ruang publik yang diperuntukkan bagi mereka dalam beraksi dan berkarya ikut
membangun dan memperluas kemampuan good governance tersebut.
Di bidang politik, Pancasila menjadi kerangka acuan, kerangka proses, dan kerangka arah
tujuan dalam kehidupan kenegaraan dan kebangsaan dalam rangka melakukan pembangunan
politik Panca sila juga melakukan pemikiran, gagasan, konsep, evaluasi, serta tindak lanjut bagi
bidang politik kenegaraan. Pancasila juga merupakan landasan dan dasar negara, dengan
dijiwai oleh nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan (politik demokrasi).
Kerakyatan yang bersumber kepada sifat kekeluargaan dan ke rakyatan. Untuk melindungi
kepentingan rakyat yang sesungguhnya, perlu pihak pemerintah mengendalikan perusahaan-
perusahaan yang menguasai hajat hidup orang banyak dan digunakan untuk kemakmuran
rakyat yang sebesar-besarnya secara keseluruhan, seperti amanat Pasal 33, UUD 1945.
Pembangunan nasional bidang kebudayaan, harus dilandasi dengan berpikir tentang masalah
persatuan dan kesatuan bangsa Negara harus menjalankan pemerintahan yang serba efektif
harus menghilangkan mental birokrasi serta mau membangun sistem budaya dalam hal norma
maupun pengembangan iptek dengan melakukan pemberdayaan kebudayaan lokal guna
memfungsikan etos budaya bangsa yang majemuk. Dalam implementasinya masyarakat mau
menghormati tatanan sosial, masyarakat egaliter dan dalam bentuk kepamongan, tatanan
pelayanan yang baik serta bentuk publik servis Supremasi hukum yang sifatnya demokratis
harus dibarengi dengan peran serta dan partisipasi yang tinggi dari segenap anggota
masyarakat. Pembangunan nasional di bidang sosial masyarakat adalah dalam rangka
mewujudkan masyarakat madani atau civil society Untuk itu diperlukan suatu sikap dan budaya
demokratis karena demokrasi Pancasila sesungguhnya adalah sistem berpikir dan bertindak
atas dasar kedaulatan dan kekuasaan rakyat. Namun, demokrasi harus kita lihat dari segi proses
sejarah perkembangan bangsa dan dar kelahiran bangsa Indonesia sehingga sekarang yang
penuh dengan aneka ragam unsur-unsur dalam proses perkembangannya.
.Bab 7
Hak Asasi Manusia
Ada beberapa istilah asing yang kita kenal sehubungan dengan hak asasi manusia, antara lain
a.droit de l’home ( Perancis),
Sampai pada saat ini sebenarnya belum ada pengertian yang baku tentang definisi atau
pengertian hak asasi manusia.
Mengingat hak asasi manusia bersifat universal maka pandangan yang mempertentangkan
HAM yang berasal dari budaya Barat dan HAM budaya Timur adalah sangat tidak relevan
karena sifat dari HAM yang melekat pada diri manusia termasuk sifat universalnya sendiri.
a.Hak asasi pribadi/personal rights, antara lain hak kebebasan menyatakan pendapat,
kebebasan memeluk agama, dan kebebasan
Bergerak,
b. hak asasi ekonomi/property rights, antara lain hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk
membeli, menjual, serta memanfaatkannya!
c.hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan/rights of legal
equality
d. hak asasi politik/political rights, antara lain hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak
memilih dan dipilih, dan hak mendiri. Kan partai politik;
e. hak asasi sosial dan kebudayaan/social and cultural rights, antara lain hak untuk memilih dan
memperoleh pendidikan dan pengajaran;
f. hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan/procedural
rights, antara lain peraturan dalam hal penangkapan, penggeledahan, dan penahanan;
g. hak untuk membangun (rights to development), yaitu hak asasi bagi suatu negara atau
komunitasnya untuk membangun negara nya, tanpa campur tangan negara lain atau asing.
Asasi manusia.
1 Magna Charta (1215)
Magna Charta ditandatangani oleh Raja John Lockland pada tahun 1215 di Inggris dan
ketentuan ini sering disebut sebagai cikal bakal hak asasi manusia walaupun sebenarnya
sebutan itu kurang tepat Magna Charta sesungguhnya berisikan «kompromi» antara Raja John
dengan para bangsawan tentang pembagian kekuasaan, khusus nya dalam rangka mengurangi
kekuasaan raja dan memperjuangkan kepentingan para bangsawan walaupun di dalamnya
memuat hak dan kebebasan rakyat. Prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh bangsawan
bangsawan Inggris itu mengatur pembatasan-pembatasan yang penting dari kekuasaan raja dan
perlindungan hak-hak warga negara yang selalu didasarkan pada pertimbangan hukum.
2.Bill of Rights ( 1689)
Ketentuan ini lahir sebagai reaksi revolusi tanpa pertumpahan darah pada tahun 1688, yaitu
menundukkan monarki di bawah kekuasaan parlemen Inggris. Inti yang terdapat di dalam nya
adalah sebuah undang-undang yang menyatakan hak-hak dan kebebasan warga negara dan
menentukan pergantian raja. Selain di Inggris, Amerika dan Perancis turut melahirkan ke
tentuan mengenai hak asasi manusia.
a. Declaration of Independence, USA (1776)
Deklarasi kemerdekaan merupakan alasan masyarakat Amerika untuk melepaskan diri
dari kekuasaan Inggris yang terjadi pada tahun 1776 Isi deklarasi ini diambil dari ajaran
John Locke dan para filsuf Perancis, di antaranya Montesquieu dan JJ Rosseau maka
tidak heran jika rumusannya tidak jauh berbeda dengan rumusan Perancis.
Deklarasi ini merupakan refleksi dari cita cita yang mendasari revolusi Perancis dan
merupakan ketentuan yang lengkap dari prinsip prinsip pemerintahan konstitusional dan
rule of law. Adapun pasal pasal yang penting adalah pasal yang berisikan tentang hak-hak
dasar seseorang selaku warga negara.Dengan lahirnya ketentuan-ketentuan di atas serta
disebabkan banyaknya pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi men jelang Perang
Dunia II dan kekejaman yang terbongkar menjelang berakhirnya Perang Dunia telah
menimbulkan pemikiran-pemikiran tentang cara-cara mengatasi dan melindungi HAM.
Kesemua hal tersebut telah dikembangkan lebih lanjut dalam Piagam PBB, khususnya
dalam rangka pemeliharaan perdamaian dan penghormatan kepada hak hak dasar manusia
dalam batas batas nasional yang merupakan kepedulian dari masyarakat inter nasional. Di
antara hasil kerja PBB adalah rancangan deklarasi universal atau pernyataan umum tentang
HAM dan konvensi me ngenai pencegahan dan penghukuman terhadap kejahatan pe
musnahan satu golongan bangsa. Pasal-pasalnya menyangkut tentang hak-hak sipil dan
politik, hak-hak ekonomi, sosial, dan kebudayaan yang fundamental yang harus dapat
dinikmati oleh setiap manusia di semua negara. Meskipun rancangan deklarasi universal
atau pernyataan umum tidak mempunyai kekuatan sebagaimana per janjian dan konvensi
yang harus dipatuhi secara hukum , namun secara umum memiliki bobot hukum
internasional karena telah diterima secara luas oleh banyak negara dunia dan persetujuan
internasional sendiri tentang hak asasi manusia yang pada umumnya bersifat multilateral.
Salah satu tujuan pembentukan piagam PBB adalah untuk me mupuk, melindungi dan
menghormati hak asasi dan kemerdekaan yang mendasar untuk semua orang tanpa
membedakan golongan, bangsa, bahasa, jenis kelamin, agama, dan status yang lain.
Pada tahun 1946 PBB membentuk komisi HAM dengan tugas merumuskan rancangan
ketentuan internasional tentang HAM, sedangkan pada tanggal 10 Desember tahun 1948,
melalui majelis umum PBB diproklamasikan deklarasi universal tentang hak asasi manusia
atau Universal Declaration of Human Rights yang menetap kan hak-hak yang tidak bisa
diabaikan atau dirampas dan hak-hak yang tidak bisa diganggu gugat. Sejak saat itulah
tonggak awal dari sejarah HAM sangat dijunjung tinggi.
Universal Declaration of Human Rights terdiri dari Fundamen tal Human Rights dan
Fundamental Freedom .International Convenant of Civil and Political Rights and Optional
Protocol for the Convenant and Civil and Political Rights.
Universal Declaration of Human Rights juga telah diterima oleh sidang umum PBB pada
tanggal 16 Desember tahun 1966 dan kepada seluruh anggota PBB diberikan kesempatan
untuk meratifi kasinya. Kedua kovenan yang berkaitan dengan Declaration of Human
Rights berisi ketentuan-ketentuan yang mengikat bagi negara-negara yang meratifikasinya.
2.Mohammad Yamin, S.H. Menurut Yamin, HAM perlu dimuat dalam UUD 1945, sebagai
perlindungan kemerdekaan ter hadap warga negara.
Pendapat Prof. Kuntjoro Probopranoto tentang HAM menyata kan bahwa hak-hak manusia
tumbuh dan berkembang pada waktu hak-hak asasi itu oleh manusia mulai diperhatikan dan
diperjuang kan terhadap seseorang atau budaya yang timbul dari kekuasaan yang dimiliki oleh
satuan masyarakat yang dinamakan negara .
Perlu dikemukakan tentang HAM di dalam UUD 1945. Dalam pembahasan UUD 1945 tidak
digunakan istilah HAM, yang dipakai hak warga negara, selain itu adanya penekanan tentang
kewajiban asasi.
2.Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999
Untuk melindungi manusia sebagai individu, masyarakat, dan warga negara di Indonesia telah
disahkan Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia sebagai
pelaksanaan dari Ketetapan MPR RI nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.
Hak asasi manusia dalam UU No. 39 tahun 1999, berupa hak untuk hidup, hak berkeluarga dan
melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh keadilan, hak atas
kebebasan pribadi, hak atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam
pemerintahan, hak wanita, dan hak anak Arti kewajiban dasar menurut UU No. 39, tahun 1999
adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan
terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.Kewajiban dasar manusia dalam UU ini adalah
wajib patuh peraturan perundangan, hukum tak tertulis, hukum internasional yang diterima
oleh Indonesia, wajib dalam pembelaan negara, wajib menghormati HAM orang lain, moral,
etika tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara..Setiap hak asasi manusia
seseorang akan menimbulkan kewajib an dasar atau tangung jawab menghormati HAM orang
lain secara timbal balik, termasuk tugas pemerintah pusat untuk menghormati, melindungi,
menegakkan, dan memajukannya.
3. Hak Asasi Manusia di Indonesia Semenjak menjelang lahirnya Orde Reformasi dan
berakhirnya masa Orde Baru mulailah HAM menjadi topik dalam melengkapi perjalan
an kehidupan politik di Indonesia di samping demokrasi. Namun, yang paling penting
dalam hubungan ini adalah banyaknya kasus korban HAM yang berjatuhan, di samping
pengangkatan kasus-kasus HAM yang telah terjadi selama masa-masa jauh sebelumnya
(terjadi dalam masa Orde Baru, contohnya kasus Tanjung Priok) di samping kasus
kasus di awal reformasi, seperti pengorbanan empat mahasiswa Universitas Trisakti
sebagai akibat kekejaman aparat, kasus Semanggi I dan II serta kasus-kasus di daerah
konflik Timor-Timur, di daerah Aceh, Poso, dan Ambon, serta Irian Jaya. Kemudian,
kasus-kasus HAM yang terjadi dalam lingkup pendidikan tinggi, seperti di STPDN.
Bab 8
Perubahan Undang-undang Dasar 1945l
Sesuai dengan perkembangan di berbagai bidang kehidupan dalam berbangsa dan bernegara di
Indonesia, sejak masa reformasi telah menimbulkan pemikiran yang serius dari bangsa dan
negara Indo nesia untuk melakukan koreksi atas berbagai penyimpangan yang terjadi dalam
praktik penyelenggaraan negara. Dalam rangka pelaksanaan penyelenggaraan hidup bernegara,
termasuk jalannya ketatanegaraan, bangsa Indonesia telah mengalami momen sejarah baru,
yaitu reformasi. Tepatnya terjadi pada sekitar tahun 1998 setelah tumbangnya pemerintahaan
Orde Baru yang sebelumnya telah berlangsung selama lebih kurang 32 tahun.
Sebenarnya para penyusun dan perumus Undang-Undang Dasar 1945 pada saat itu telah
menyadari bahwa Undang-Undang Dasar 1945 belum lengkap dan tidak sempurna, mengingat
saat perumusan/penyusunannya dalam waktu yang sangat sempit dan serba tergesa-gesa
sehingga undang-undang dasar belum memiliki mekanisme atau sistem check and balance
antarlembaga negara yang ada.
Presiden Soekarno dalam pidatonya di depan rapat Panitia Per siapan Kemerdekaan Indonesia
, tanggal 18 Agustus 1945, menyatakan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 masih berifat
sementara dan kilat sehingga kelak sesudah suasana menjadi lebih tenteram dan stabil dapat
dibuat undang-undang dasar baru yang lebih lengkap dan sempurna Dalam Ayat , Aturan
Tambahan Undang-Undang Dasar 1945 , dinyatakan bahwa dalam enam bulan sesudah Majelis
Permusyawaratan Rakyat terbentuk, majelis ini bersidang untuk menetapkan undang-undang
dasar Peluang perubahannya dilandaskan pada Pasal 37, Undang-Undang Dasar 1945, yang
mensyaratkan harus dihadiri oleh dua pertiga anggota MPR dalam sidang, dan disetujui oleh
dua pertiga dari anggota yang hadir, sedangkan perubahannya harus mempertimbangkan
kepentingan aspirasi dengan pelaksanaannya.
Pada dasarnya negara-negara yang telah menggunakan sistem demokrasi konstitusional
biasanya mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintah maupun
penyelenggaraan negara sehingga tidak memungkinkan timbulnya pemerintahan yang bersifat
sewenang-wenang, bahkan otoriter
Prinsip konstitusionalisme di sini memberikan ketegasan tentang pentingnya pembatasan
kekuasaan yang harus tergambar jelas dalam undang-undang dasar setiap negara. Tentu hal ini
sangat berkaitan pula dengan konstitusi di negara Republik Indonesia, yaitu Undang Undang
Dasar 1945, yang telah berlaku di negara RI, selama masa dua periode, yaitu periode pertama
sejak berlakunya UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 , kemudian
periode kedua sejak tanggal 5 Juli 1959 sampai dengan sekarang.
Perubahan Ketiga
Perubahan yang ketiga meliputi, antara lain hal-hal berikut
a. pelaksana kedaulatan
Dalam Pasal 1. Ayat (2), yang telah mengalami perubahan perihal kedaulatan, disebutkan
bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar
sehingga tampaklah bahwa MPR RI tidak lagi menjadi pelaku/pelaksana kedaulatan rakyat.
Juga susunan MPR RI telah berubah keanggotaannya, yaitu terdiri atas anggota DPR dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), yang kesemuanya direkrut melalui pemilu.
Perlu dijelaskan pula bahwa susunan ketatanegaraan dalam ke lembagaan negara juga
mengalami perubahan, dengan pemisahan kekuasaan, antara lain adanya lembaga negara yang
hapus maupun lahir baru, yaitu sebagai badan legislatif terdiri dari anggota MPR, DPR, DPD,
badan eksekutif presiden dan wakil presiden, sedangkan badan yudikatif terdiri atas kekuasaan
kehakiman, yaitu Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai lembaga baru, Mahkamah Agung (MA),
dan Komisi Yudisial (KY) juga lembaga baru. Lembaga negara lama yang dihapus adalah
Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Badan Pemeriksa Keuangan tetap ada hanya diatur
tersendiri di luar kesemuanya/dan sejajar.
Tugas dan kewenangan MPR RI, sesudah perubahan, menurut Pasal 3 UUD 1945 (perubahan
ketiga).