Anda di halaman 1dari 7

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT NEGARA

1. Pengertian Filsafat
A. Pengertian Secara Umum
Secara etimologis, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani
“philcin” yang berarti cinta dan “sophos” yang berarti kebijaksanaan. Jadi
filsafat berdasar asal katanya berarti cinta pada kebijaksanaan, cinta dalam
arti yang luas sebagai keinginan sungguh-sungguh terhadap sesuatu,
sedangkan kebijaksanaan dapat diartikan sebagai kebenaran sejati. Oleh
karena itu, secara sederhana pemahaman filsafat adalah keinginan yang
sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran sejati.
Menurut Notonegoro (1975), pengertian filsafat Pancasila
mempunyai sifat mewujudkan ilmu filsafat yaitu, ilmu yang memandang
Pancasila dari sudut hakikat. Pengertian hakikat adalah unsur-unsur yang
tetap dan tidak berubah pada suatu objek. Sifat tidak berubah akan terlepas
dari perubahan keadaan, tempat, dan waktu yang disebut pengertian
hakikat abstrak. Pengertian hakikat abstrak dimungkinkan atau bahkan
diharuskan pada rumusan sila-sila Pancasila.
B. Menurut Beberapa Ahli
1. Menurut Aristoteles
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran
yang berisi ilmu metafisika, retorika, logika, etika, ekonomi,
politik dan estetika (filsafat keindahan).
2. Menurut Immanuel Kant
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan), yang merupakan dasar dari
semua pengetahuan dalam meliput isu-isu epistemologi
(filsafat pengetahuan) yang menjawab pertanyaan tentang apa
yang dapat kita ketahui.
3. Menurut Al Farabi
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang sifat bagaimana
sifat sesungguhnya dari kebenaran.
4. Menurut Rene Descartes
Filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan bahwa Allah,
manusia dan alam menjadi pokok penyelidikan.
5. Menurut Plato
Filsafat adalah ilmu yang mencoba untuk mencapai
pengetahuan tentang kebenaran yang sebenarnya.
6. Menurut Langeveld
Filsafat adalah berpikir tentang masalah final dan menentukan,
yaitu masalah makna keadaan, Tuhan, kebebasan dan
keabadian.
7. Menurut Hasbullah Bakry
Filsafat adalah ilmu yang meneliti secara mendalam tentang
ketuhanan, manusia dan alam semesta untuk menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana alam dapat dicapai sejauh
pikiran manusia dan bagaimana perilaku manusia seharusnya
setelah mencapai pengetahuan itu.
8. Menurut N. Driyarkara
Filsafat adalah refleksi yang mendalam tentang penyebab ‘di
sana dan melakukan’, refleksi dari realitas (reality) jauh ke
dalam ‘mengapa’ penghabisan itu.
9. Menurut Ir. Proedjawijatna
Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk menemukan
penyebabnya deras untuk segala sesuatu dengan pikiran belaka.
10. Menurut Notonogo
Filosofi yang meneliti hal-hal yang menjadi objek inti dari
sudut mutlak (di), yang tetap dan tidak berubah, yang juga
disebut alami.
2. Pancasila sebagai “Weltanschauung” merupakan nilai yang telah
berkembang di masyarakat. Temukan nilai-nilai kearifan lokal di
dearahmu yang mencermikan nila-nilai pancasila!
Pancasila sebagai Weltaschauung atau dengan kata lain adalah
Pancasila sebagia pandanagan hidup bangsa, dengan demikian pancasila
merupakan suatu pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh
momponen masyarakat Indonesia untuk mencapai cita-cita luhur bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan senjata
ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia dan memberi petunuk
dalam mencapaikesejahteraan dan kebahagian lahir dan batin dalam
masyarakat ita yang beranekaragam sifatnya.
Contoh penerapan Pancasila sebagai Weltanschuung di daerah Bali adalah
sebagai berikut :
a. Tradisi Megibung di Karangsem :
Tradisi meibung di Karangasem adalah sebuah tradisi yang dilakukan
turun temurun yang dilakkan disalah satu desa di Karangasem yang
dilaksanakan dengan mengumpulkan warga desa saat ada upacara adat
tertentu dan melaksanakan makan bersama-sama. Megibung yang
berarti makan bersama ini bertujuan untuk menjaga keharmonisan atau
kerukunan antar warga setelah terlaksananya upacara adat. Penerapan
nilai Pancasila yang dominan adalah Sila ke-2 dan Sila ke-5
b. Tradisi Paruman
Paruman merupakan sebuah pertemuan adat yang dilaksanakan bagi
masyarakat adat di Bali. Tujuan Paruman ini adalah untuk
memutuskan hal-hal yang akan dilaksanakan di desa adat tersebut.
Paruman biasanya dilaksanakan pada Umanis Galungan dan dipimpin
oleh kepala adat. Nilai Pancasila yang dominan adalah Sila ke-3 dan
sila ke-4

3. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai sistem filsafat?


Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Seperti dibagian awal paragraf,
bahwa pengertian pancasila sebagai sistem filsafat adalah dasar mutlak
dalam berpikir dan berkarya sesuai dengan pedoman diatas, tentunya
dengan saling mengaitkan antara sila yang satu dengan lainnya. Misalnya:
ketika kita mengkaji sila kelima yang intinya tentang keadilan, maka hars
dikaitkan dengan sila-sila yang lain yaitu
Keadilan yang ber keTuhanan (sila 1)
Keadilan yang berPerikemanusiaan (Sila ke 2)
Keadilan yang berKesatuan/Nasionalisme, Kekeluargaan (Sila 3)
Keadilan yang Demokratis.

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Memiliki beberapa Nilai yaitu Nilai


Objektif dan Subyektif
Nilai-nilai sistem filsafat Pancasila adalah sebagai berikut...
1. Nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia itu sendiri
Nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila merupakan hasil dari buah
pemikiran, penilaian, dan refleksi filosofis dari bangsa Indonesia
sendiri. Ideologi Pancasila berbeda dengan ideologi-ideologi lainnya
karena dalam isi Pancasila diambil dari nilai budaya bangsa dan religi
yang telah melekat erat, sehingga jiwa pancasila adalah jiawa bangsa
Indonesia sendiri, sedangkan ideologi lain seperti liberalis, sosialis,
komunis, dan lain sebagainya merupakan hasil dari buah pemikiran
filsafat orang.
2. Nilai pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia menjadi
pedoman bangsa untuk mengatur aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara sekaligus menjadi cermin jati diri bangsa yang diyakini
sebagai sumber nilai atas kebenaran, keadilan, kebaikan dan
kebijaksanaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3. Pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa
Indonesia Karena pancasila bersumber dari kepribadian bangsa.
Sehingga dalam perjalanannya akan selaras dengan nilai-nilai
Pancasila.

4. Mengapa manusia selalu berfilsafat dan mengapa filsafat yang


digunakan bangsa kita adalah filsafat pancasila?
Tidak ada manusia yang tidak berfilsafat. Semua aspek yang
dilakukan manusia tidak bisa lepas dari aktivitas filsafat. Sesuai dengan
makna kata filsafat itu sendiri bahwa filsafat adalah cinta kebijaksanaan.
Ini artinya bahwa menuju kebijaksanaan tersebut memiliki proses yang
harus dipikirkan oleh manusia untuk mencapainya.  filsafat memang sudah
benar-benar sebagai fitrah manusia. Filsafat itu adalah proses berpikir.
Manusia sebagai makhluk yang berpikir sudah jelas akan
mengaktualisasikan apa yang ia miliki. Bahkan itu sudah menjadi sesuatu
yang otomatis dalam diri manusia. Hanya saja yang membedakan adalah
ketika seseorang membatasi filsafat itu dalam dirinya. Ketika kita
mendengar orang-orang yang tidak suka filsafat, atau menganggap filsafat
sebagai ajang menuju kesesatan berpikir. Filsafat bisa membawa seseorang
pada puncak yang lebih stabil, artinya seseorang mampu memahami
apapun yang ada di depan mata dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dalam dirinya. 

5. Apa hubungan antara ideologi dan filsafat panacasila?


Filsafat dan ideologi memiliki keterkaitan, sebelum lahirnya
sebuah ideologi maka ada filsafat terlebih dahulu, filsafat berubah menjadi
ideologi setelah filsafat tersebut digunakan untuk cita-cita dan dikerjakan
atau dipatuhi oleh manusia tersebut. Seperti yang diungkapkan Roeslan
Abdulgani (1986) “ Filsafat sebagai pandangan hidup pada hakikatnya
merupakan sistem nilai yang secara epistemologis kebenarannya telah
diyakini sehingga dijadikan dasar atau pedoman bagi manusia dalam
memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan
negara tentang makna hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi
manusia dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh hidup dan
kehidupan. Filsafat dalam pengertian ini telah menjadi suatu sistem cita-
cita atau keyakinan-keyakinan (belief-system) yang telah menyangkut
praksis, karena di jadikan landasan bidang kehidupannya. Hal itu berarti
filsafat telah beralih dan menjelma menjadi ideologi”.
KESIMPULAN

Indonesia memiliki filsafat tersendiri dalam menjalankan kehidupan


berbangsa dan bernegaranya. Filsata Pancasila merupakan pilihan Bangsa
Indonesia untuk menjadi landasan dalam melaksanakan seluruh sistem hingga tata
perilaku. Penerapan nilai-nilai filasafat Pancasila ini tercermin dalam segala
bentuk kegiatan masyarakatnya. Tidak satupu ada dalam setiap kegiatan
masyarakat indonesia yang tidak mengandung nilai-nilai Filsafat Pancasila. Hal
ini terlihat dari tradisi-tradisi nenek moyang kita terdahulu. Maka kegiatan ber-
filsafat ini sudah dilakukan sejak dahulu kala dan akhirnya menemukan filsafat
tersediri yang tercermi oleh kegiatan masyarakat itu sendiri yaitu Filsafat
Pancasila. Seiring berjalannya waktu Filsafat inilah yang terlahir sebagai Ideologi
Bangsa Indonesia yang dirumuskan oleh para pemimpin negara terdahulu menjadi
Ideologi Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.artikelsiana.com/2015/09/pancasila-sebagai-sistem-
filsafat-pancasila.html
2. http://cecepsuhardiman.blogspot.co.id/2013/06/pancasila-sebagai-
sistem-filsafat.html
3. https://suparman11.wordpress.com/2014/10/22/pancasila-sebagai-
sistem-filsafat/
4. http://ilhamberkuliah.blogspot.co.id/2015/01/makalah-pancasila-
sebagai-sistem.html
5. http://www.gurupendidikan.com/10-pengertian-filsafat-menurut-para-
ahli-beserta-macamnya/
6. http://filsafatdankomunikasi.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-
filsafat-menurut-para-ahli.html
7. https://kuliahmasakini.blogspot.co.id/2015/12/paper-pancasila-bab-4-
dan-5.html

Anda mungkin juga menyukai