Anda di halaman 1dari 4

Nama : Randa Saputra

NIM : 22086441

Prodi : Pendidikan Olahraga

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A. Makna Pancasila sebagai Sistem Filsafat


a. Pengertian Filsafat
Kata ‘filsafat’ secara etimologi merupakan padanan dari kata ‘falsafah’(Arab) dan ‘philosophy’
(Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani (philosophia). Kata philosophia tersusun atas dua kata yaitu
philos atau phien yang berarti cinta dan kata Sophia yang berarti kebijakan. Jadi philosophia berarti
mencintai kebijaksanaan.
Berikut adalah pengertian filsafat menurut beberapa ahli:
1. Pythagoras
Menurut Phythagoras filsafat itu adalah the love of wisdom. Yang artinya manusia yang paling
tinggi nilainya adalah manusia yang pencinta kabijakan (lover of wisdom), sedangkan yang
dimaksud dengan wisdom adalah kegiatan melakukan perenungan tentang Tuhan. Pythagoras
sendiri menggap kebijakan yang sesungguhnya hanya dimiliki Tuhan semata-mata.
2. Socrate
Menurut Socrate filsafat adalah suatu peninjauan diri yang bersifat reflektif atau perenungan
terhadap asas-asas dari kehidupan yang adil dan bahagia (principles of the just and happy life).
3. Plato
Menurut Plato filsafat merupakan pencarian yang bersifat speklutaif atau perekaan terhadap
keseluruhan kebenaran.
4. Aristotelas
Menurut Aristotelas filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di
dalamnya ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.
5. Al Faarabi
Menurut Al Faari filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam bagaimana mewujudkan
bagaimana hakikat yang sebenarnya.
6. Cicero
Menurut Cicero filsafat adalah sebagai ibu dari semua seni (the mother of all the arts) Cicero juga
mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan).
7. Johann Gotlich Fickte
Menurut Johann Filsafat adalah sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu ,yakni ilmu
umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan.
8. Paul Nartorp
Menurut Paul filsafat adalah sebagai Grunwissenschat lmu dasar hendak menentukan kesatuan
pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya.
9. Imanuel Kant
Menurut Imanuael filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala
pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
10. Notonegoro
Menurut Notonegoro filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang
mutlak, yang tetap tidak berubah yang disebut hakekat.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup, dan
dalam arti praktis. Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan
pegangan dalam bersikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
b. Pengertian Filsafat Pancasila
Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia disebut Filsafat Pancasila. Kenyataannya definisi
filsafat dalam filsafat Pancasila telah diubah dan diinterpretasi berbeda oleh beberapa filsuf Indonesia.
Pancasila dijadikan wacana sejak 1945. Filsafat Pancasila senantiasa diperbarui sesuai dengan
“permintaan” rezim yang berkuasa, sehingga Pancasila berbeda dari waktu kewaktu. (Notonagoro, 1980).
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi
substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas
sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa,
dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila
dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang
dilakukan oleh the founding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani). Filsafat
Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasla (Notonagoro).
Berikut adalah pengertian filsafat Pancasila:
1. Filsafat Pancasila Asli
Pancasila merupakan konsepadaptif filsafat Barat. Hal ini merujuk pidato Sukarno di BPUPKI dan
banyak pendiri bangsa merupakan alumni Universitas di Eropa, di mana filsafat barat merupakan salah
satu materi kuliah mereka. Pancasila terinspirasi konsep humanisme, rasionalisme, universalisme,
sosiodemokrasi, sosialisme Jerman, demokrasi parlementer, dan nasionalisme.
2. Filsafat Pancasila menurut Soekarno
Menurut Soekarno Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi
Indonesia dana kulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat (Kristen), dan Arab (Islam).
3. Filsafat Pancasila menurut Soeharto
Oleh Suharto filsafat Pancasila mengalami Indonesiasi.Melalui filsuf-filsuf yang disponsori
Depdikbud, semuaelemen Barat disingkirkan dan diganti interpretasinya dalam budaya Indonesia,
sehingga menghasilkan “Pancasila truly Indonesia”.
Selanjutnya filsafat Pancasila mengukur adanya kebenaran yang bermacammacamdanbertingkat-
tingkat sebgai berikut:
1. Kebenaran indra (pengetahuanbiasa);
2. Kebenaran ilmiah (ilmu-ilmupengetahuan);
3. Kebenaran filosofis (filsafat);
4. Kebenaran religius (religi).

B. Filsafat Pancasila
a. Secara Ontologi
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang meyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada,
keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Bidang ontologi menyelidiki tentang
makna yang ada (eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi), metafisika. Secara
ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat
dasar dari sila-sila Pancasila.
Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri,
malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis. Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah
manusia, yang memiliki hakikat mutlak yaitu monopluralis, atau monodualis, karena itu juga disebut
sebagai dasar antropologis. Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia. Hal tersebut
dapat dijelaskan bahwa yang Berketuhan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab,
yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial pada hakikatnya adalah manusia. Sedangkan
manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu
terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka
secara hirarkis sila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya. (lihat Notonagoro, 1975:
53).
b. Secara Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu
pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas
dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi adalah ilmu tentang ilmu atau teori terjadinya ilmu atau
science of science.
Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari
hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga
merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem cita-cita,
menjadi suatu ideologi. Oleh karena itu Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam
kedudukannya sebagai sistem pengetahuan. Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat
dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Maka, dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan
konsep dasarnya tentang hakikat manusia.
c. Secara Aksiologi
Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya
pikiran, ilmu atau teori. Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik.
Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai. Nilai (value
dalam Inggris) berasal dari kata Latin valere yang artinya kuat, baik, berharga. Dalam kajian filsafat
merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang dapat diartikan sebagai “keberhargaan” (worth) atau
“kebaikan” (goodness). Nilai itu sesuatu yang berguna. Nilai juga mengandung harapan akan sesuatu yang
diinginkan. Nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan
manusia (dictionary of sosiology an related science). Nilai itu suatu sifat atau kualitas yang melekat pada
suatu obyek.

Anda mungkin juga menyukai