FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2022 Aliran Struktural A. Pengantar/Pendahuluan • Lahir pada abad XX atau tepatnya pada tahun 1916 • Dipelopori oleh Ferdinand De Saussure • Tahun 1916 merupakan tahun mnomental lahirnya aliran structural ditandai dengan lahirnya buku Ferdinand de Saussure yang berjudul Course de Liguistique General • Istilah yang dibahas dalam buku Course de Liguistique General adalah sinkronik dan diakronik, langua dan parole, signifian dan signifier, sintagmatik dan paragmatik • Sinkronik dan diakronik berhubungan dengan metode kajian bahasa • Langua dan parole berhubungan dengan norma dan proses penggunan bahasa • Signifian dan signifier berhubbungan dengan hakikat bahasa sebagai system tanda bermakna • Sintagmatik dan paradigma adalah hubungan gramatikal yang dapat menempati tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis • Tokoh-tokoh yang menganut aliran ini adalah Leonardo Bloomfied, E. Nida, Ch. F. Hockett, H.A. Gleason, B.Bloch, G.L.Trager, R.Llado, E.Haugen, Z. Harris, Ch.C.Fries, Edward Sapir, N.S.Trubertzkoy, W.F.Mackey, R.Jacobson,M.Joos,dsb • Ferdinand de Saussure (1857-1913) dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern, berdasarkan pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de Lisguestique General. B. Ciri-ciri Aliran Struktural 1. Berlandaskan pada faham behaviorisme 2. Bahasa baerupa ujaran, artinya hanya ujaran saja yang termasuk dalam bahasa 3. Bahasa merupakan sistem tanda (signifie dan signifant) yang arbittrer dan konvensional 4. Bahasa merupakan factor kebiasaan(habit) 5. Gramatikal berdasarkan keumuman 6. Level-level gramatikal ditegakan secara rapi mulai dari morfem sampai menjadi kalimat 7. Analisis dimulai dari bidang morfologi 8. Bahasa merupakan deretan sintagmatik dan paradigmatik 9. Analisis bahasa secara deskriptif 10. Analisis struktur bahasa berdasarkan unsur langsung C. Keunggulan Aliran Struktural 1. Telah membedakan kosep morfem dan fonem 2. Dengan adanya metode drill and practice, suatu bentuk Latihan yang terus-menerus dan berulang-ulang akan membentuk suatu keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaaan 3. Kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah dipahami dan mudah diterima oleh masyarakat awam 4. Level-level gramatikal mulai ditegakkan secara rapi mulai dari level morfem, kata, frasa, klausa, dan kalimat 5. Aliran ini lebin banyak berpijak pada fakta, tidak perna mereka data D. Kelemahan Aliran Struktural 1. Pada aliran struktural, bidang morfologi dan sintaksis dipisahkan secara tegas. Level-level yang menjadi bidang garapannya sudah ditentukan secara pasti sehingga apabila disuatu saat ditemukan bidang yang teletak di antara keduanya menjadi kebingungan untuk menentukan wilayah, misalnya pada bahasa-bahasa yang bertipologi sintetik dan polisintetik. Metode drill and pradice sangat menjemukan 2. Proses bahasa merupakan proses rangsang-rangsang yang berlangsung secara fisis dan merkanis. Padahal manusia bukan mesin 3. Menurut paham ini, jiwa seseorang dan hakikat sesuatu hanya bisa dideteksi lewat tingkah laku dan perwujudan lahiriah yang tampak. Namun, tidak selamanya setiap tingkah laku da perwujudan lahiriah yang tampak dapat mencerminkan jiwa manusia 4. Kegramatikalan berdasarkan kriteria keumuman, suatu kaidah yang salah sekalipun dapat dinyatakan benar apabila sudah dianggap umum sebaliknya, kaidah yang benar manakala belum umum dipakai 5. Factor historis sama sekali tidak diperhitungkan dalam analisis bahasa. Padahal sangat banyak kasus kebahasaan yang dapat dijawab lewat kajian historis 6. Objek kajian terbatas sampai dengan level kalimat sehingga tidak memungkinkan menyentuh aspek komunikatif