Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS ILMU BUDAYA

Mata Kuliah : Sejarah Linguistik


Jurusan : Sastra Indonesia
Kelas :A
Hari/Tgl. : Senin, 18 November 2021
Jam : 18.00 – 19.40
Ruang :
Dosen Pembina : Drs. Budi Suyanto, M.Hum.

Soal Ujian:
1. Kajian bahasa berdasarkan filsafat spekulativa pada abad 4 SM menimbulkan dua
dikotomi, yaitu fisei dengan nomos, dan analogi dengan anomali. Coba jelaskan:
a. Pandangan fisei, nomos, analogi dan anomali yang terjadi pada abad 4 SM
tersebut, dan berilah contoh-contohnya dalam bahasa Saudara.
b. Berilah penilaian Saudara terhadap dikotomi tersebut.
Jawaban:
a. Kebanyakan pakar dalam mengupas hubunga ilmu bahasa dan filsafat selalu
menempatkan filsafat ke dalam posisi yang prestisius. Hal ini tidaklah aneh mengingat
filsafat adalah roh dari semua ilmu termasuk ilmu bahasa. Kajian bahasa pertama
kalipun justru dilakukan oleh filosof dan bukan oleh ahli bahasa. Pada jaman dulu,
para filosof memecahkan berbagai macam problem filsafat melalui pendekatan analisis
bahasa. Sebagai contoh problem filsafat yang menyangkut pertanyaan-pertanyaan
kefilsafatan mendasar seperti yang ada, reality, eksistensi, sensi substansi, materi,
bentuk kausalitas, makna pernyataan dan verifikasinya (Katsoff, 1989: 48–63) dan
pertanyaan-pertanyaan fundamental lainnya dapat dijelaskan dengan menggunakan
analisis data bahasa.
Tradisi ini oleh para ahlisejarah filsafat disebutsebagai Filsafat Analitik, yang
berkembang di Eropa terutama di Inggris abad XX. Semua ahli filsafat sepakat bahwa
ada hubungan yang sangat erat antara filsafat dan bahasa terutama yang berhubungan
dengan peran pokok filsafat sebagai analisator konsep-konsep. Konsep-konsep yang
dianalisa filsafat memiliki raga kuat karena berbentuk istilah-istilah bahasa dan
karenanya, tidak bisa tidak,filosof harus memahami makna “apa itu bahasa” yang
selalu digunakan dalam memahami konsep-konsep tersebut.
Sejak zaman Yunani kuno, sudah muncul paham Phusis yang menyatakan bahwa
bahasa bersifat alamiah (fisei atau fisis), yaitu bahasa mempunyai hubungan dengan
asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti di luar manusia
itu sendiri dan karena itu tidak dapat ditolak. Dengan demikian dalam bahasa ada
keterkaitan antara kata dan alam. Tokoh paham natural ini di antaranya Cratylus dalam
Dialog Pluto (Solikhan, 2008: 55).
Paham naturalis ini mendapat penentangan dari paham Thesis yang berpendapat
bahwa bahasa bersifat konvensi (nomos). Bahasa diperoleh dari hasil-hasil tradisi,
kebiasaan berupa tacit agreement(persetujuan diam). Bahasa bukan pemberian Tuhan,
melainkan bersifat konvensional. Pendapat ini diwakili oleh
Hermoganes dalam Dialog Pluto (Kaelan, 1998: 29).
Dikotomi spekulatif tentang hakikat bahasa fusie dan nomos merupakan pusat
perhatian filosof pada saat itu. Demikian juga dikotomi analogi dan anomali
merupakan diskursusfilosofis yang mendasar mengingat bahasa merupakan sarana
utama dalam filsafat terutama dalamlogika. Golongan analogi yang dianut kelompok
Plato dan Aristoteles mengatakan bahwa alam ini memiliki keteraturan demikian juga
manusia yang terefleksi dalambahasa. Oleh karena itu bahasa memiliki keteraturan dan
disusun secara teratur. Sebaliknya, kaum Anomalis berpendapat bahwa bahasa tidak
memiliki keteraturan.Mereka menunjukkanbukti kenyataan sehari-hari mengapa ada
kata yang bersifat sinonim, dan homonim, mengapa ada unsur kata yang bersifat
netral, dan jika bahasa itu bersifat universal seharusnya kekacauan itu dapat diperbaiki.
Dalam pengertian inilah bahasa pada hakikatnya bersifat alamiah.
b. Prospek ilmu yang integratif di masa datang rupanya didukung oleh maraknya
peradaban posmodernisme. Posmodernism menolak pemisahan antara agama dengan
ekonomi, politik dan ilmu. Ilmu social profetik, dengan demikian, juga mempunyai
peluang sebagai paradigma baru. Dengan demikian lembaga Pendidika, yang selama
ini masih menganut dikotomi ilmu, harus merubah kurikulum perkualiahannya, jika
tidak maka ia akan tertinggal dengan dunia keilmuan pada umumnya, dan tetap
menghasilkan sarjana-sarjana yang tidak bisa menyikapi perubahan sosial secara
bijaksana.
2. Para linguis modern menilai bahwa teori-teori (konsepsi-konsepsi) linguistik yang
dibuat oleh Kaum Tata Bahasawan Tradisional di masa lalu masih memiliki banyak
kelemahan, namun mereka juga mengakui bahwa Kaum Tata Bahasawan Tradisional
dinilai telah berhasil menanamkan dasar-dasar yang cukup kuat pada perkembangan
linguistik modern dewasa ini. Oleh karena itu, jelaskan:
a. Kontribusi Kaum Tata Bahasawan Tradisional terhadap perkembangan linguistik
modern.
b. Teori Tata Bahasa Tradisional dari salah satu tokoh yang Saudara ketahui.
c. Kelemahan teori (konsepsi) linguistik yang dibuat oleh Kaum Tata Bahasawan
Tradisional.
Jawaban:
a. Tata bahasa tradisional dimulai dari zaman Yunani sampai dengan munculnya
linguistik modern di sekitar akhir abad ke 19. Dengan tahapan sebagai berikut:
Pertama, tahap spekulasi, yaitu pernyataan tentang bahasa tidak didasrkan pada
data empiris tetapi datanya dari dongeng atau cerita. Kedua, tahap observasi
dan klasifikasi, yaitu pengamatan dan penggolongan terhadap bahasa-bahasa
yang diselidiki tapi tidak sampai merumuskan teori. Tahap ketiga adalah tahap
perumusan teori.
b. Tata bahasa tradisional menurut Abdul Chaer (2003: 333) menganalisis bahasa
berdasarkan filsafat dan semantik. Dalam merumuskan kata kerja, misalnya,
tata bahasa mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau
kejadian.
c. - Teori tradisional belum dapat membedakan bahasa ujaran dan tulisan.
- Teori ini tidak pernah memberikan contoh yang dianalisis kemudian
disimpulkan (memahami istilah dengan definisi dan menghafal)
- Siswa pandai teori dan menghafal tapi tidak mahir berbicara dalam
kehidupan masayarakat
- Objek kajian huruf, kata, kalimat. Hanya sampai pada kalimat, sehingga tidak
memungkinkan menyentuh aspek komunikatif
- Pemerian bahasa hanya berdasarkan pada bahasa tulis baku padahal hal ini
hanya sebagian dari ragam bahasa yang ada
- Permasalahan tata bahasa hanya didominasi jenis kata, sehingga ruang
lingkupnya masih sangat sempit.
- Pemerian bahasa latin dengan dengan pola bahasa Indonesia sangat berbeda.
3. Jelaskan berikut ini terkait dengan perkembangan linguistik historis komparatif.
a. Latar belakang munculnya kajian linguistik historis komparatif atau linguistik
komparatif.
b. Kontribusi kajian linguistik historis komparatif di masa lalu terhadap
perkembangan linguistik dewasa ini.
Jawaban:
a.Linguistik historis komparatif komparatif salah satu cabang ilmu linguistik yang
membandingkan bahasa-bahasa yang serumpun serta mempelajari perkembangan
bahasa dari satu masa ke masa yang lain dan mengamati bagaimana bahasa-bahasa
mengalami perubahan serta mencari tahu sebab akibat perubahan bahasa tersebut.
Sejarah perkembangan linguistik komparatif historis berlangsung selama empat
periode.
Di dalam komparatif linguistik untuk menentukan hubungan kekerabatan bahasa
yaitu dengan menggunakan 3 metode yaitu metode kuantitatif dengan teknik
leksikostatistik dan teknik grotokronologi, metode kualitatif dengan teknik
rekonstruksi dan metode sosiolinguistik. Metode kualitatif dengan teknik
grotokronologi digunakan untuk menentukan waktu terpisah antara bahasa-bahasa
yang berasal dari bahasa awal.
Tujaun linguistik historis komparatif yaitu:
1. Mempersoalkan bahasa yang serumpun dengan membandingkan unsur-unsur
yang menunjukkan kekerabatannya. Bidang-bidang yang digunakan untuk
membandingkannya adalah fonologi dan morfologi.
2. Mengadakan rekonstruksi bahasa yang ada pada saat ini. Pada bahasa purba
atau berusaha menunjukkan bahasa proto yang melahirkan bahasa modern.
3. Mengadakan pengelompokkan bahasa yang termasuk bahasa serumpun.
Linguistik historis komparatif komparatif salah satu cabang ilmu linguistik
yang membandingkan bahasa-bahasa yang serumpun serta mempelajari
perkembangan bahasa dari satu masa ke masa yang lain dan mengamati bagaimana
bahasa-bahasa mengalami perubahan serta mencari tahu sebab akibat perubahan
bahasa tersebut. Perkembangan bahasa mengakibatkan adanya perubahan,
perubahan itu ada dua yaitu perubahan sejarah eksternal dan sejarah internal.
Sejarah internal yaitu perkembangan atau perubahan bahasa yang terjadi
dalam sejarah bahasa tersebut, perubahan itu mencakup kata, struktur kalimat dan
lain-lain. Sedangkan, Sejarah eksternal yaitu perkembangan atau perubahan bahasa
yang terjadi di luar sejarah bahasa tersebut, perubahan yang mencakup sosial,
budaya, politik, geografis dan lain-lain.
Linguistik historis komparatif merupakan kajian linguistik yang memiliki
peranan sangat besar dalam memberikan kontribusi yang berharga dalam
pemahaman, cara kerja, dan perkembangan bahasa di dunia. Tugas utama dari
linguistik historis komparatif ini adalah menganalisis dan memberikan penjelasan
mengenai hakikat perubahan suatu bahasa. Pada umumnya suatu bahasa memiliki
struktur bahasa (dimensi sinkronis) dan selalu mengalami perubahan bahasa
(dimensi diakronis).
b. Linguistik historis komparatif komparatif salah satu cabang ilmu linguistik yang
membandingkan bahasa-bahasa yang serumpun serta mempelajari perkembangan
bahasa dari satu masa ke masa yang lain dan mengamati bagaimana bahasa-bahasa
mengalami perubahan serta mencari tahu sebab akibat perubahan bahasa tersebut.
Sejarah perkembangan linguistik komparatif historis berlangsung selama empat
periode.
Sejarah perkembangan linguistik komparatif historis berlangsung selama
empat periode yaitu:
a. Periode pertama dimulai pada tahun 1830-1860, dimulai dari seorang tokoh
yang meletakan dasar-dasar ilmu perbandingan bahasa berkebangsaan Jerman
Franz Boop yakni meneliti asal mula akhir kata kerja yang menurut
pendapatnya semua bentuk kata kerja berasal dari bagian-bagian yang tadinya
terlepas dari pokok kata bagian yang selalu ada selalu ada kutipan sein. Boop
perbandingan akhiran-akhiran dari kata kerja dalam bahasa Sanskerta, Yunani,
Latin, Persia, dan German (terbit tahun 1816)
b. Periode kedua terjadi dalam kurun waktu 1861 hingga 1880, Agustus
Schleicher bermula dari Beliau adalah ahli linguistik. Meskipun bahasa yang
betul-betul dikenal adalah bahasa Slavia dan Lithaunia (= salah satu bahasa
Baltis), belajar bahasa Ceko dan dapat berbicara dalam bahasa Rusia. B.
Menentukan asal mula timbulnya bahasa-bahasa Indo-Jerman. Dianngapnya
bahawa bahasa Indo-Jerman asal itu tinggal di Asia Tengah yang kemudian
berubah karena perceraian bangsa. Indo-Jerman, Utara, Selatan Slavia, Asia
Jerman Bahis, Iran Sanskerta
c. Periode ketiga berlangsung dari tahun 1889 sampai akhir abad ke-19 yaitu
muncul airan yang bernama junggrammatiker yang mengandung hukum
Grimm. Aliran ini bergerak di Leipzig, salah satu muridnya adalah Leonard
Bloomfil yang menjadi linguis strukturalis Amerika. Menjadikan linguistik
komparatif historis sebagai sebuah ilmu yang eksak dalam metode-metodenya.
Tokoh yang terpenting Karl Brugmann, H. Osthoff, dan A. Leskien. Selain itu
J. Schmidt mencetuskan sebuah teori batu yang disebut wallentheori. Ia
kemudian melahirkan hukum verner dan pada tahun 1880 Hermann Paul
mengeluarkan buku prinzipen der sprachgescichte (1880). Ahli lainnya H.
Steinthal mencoba membagi bahasa dengan landasan psikologi dan Fr. Muller
menerbikan bukunya grundriss der sprachwissenchaft (1876-1888).
c. Periode keempat lahir pada abad ke-20 ketika fonetik berkembang menjadi
studi ilmiah dan lahirnya cabang linguistik yaitu psikolinguistik dan
sosiolinguistik. Muncul pula aliran praha sebagai reaksi terhadap studi bahasa
individu atau idiolek.

4. Dalam rentang sejarah kajian bahasa terdapat perbedaan orientasi kajian bahasa yang
signifikan antara periode awal (4 SM s.d. 16 M) dengan periode pertengahan (abad 17
M - abad 19 M). Coba kemukakan perbedaan yang dimaksud.
Jawaban:
Filsafat di era yang dikenal sebagai abad pertengahan, periode sejarah yang
membentang dari jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 masehi hingga
periode Renaissance pada abad ke-16. Filsafat abad pertengahan, dipahami sebagai
sebuah proyek penyelidikan filosofis yang independen, yang dimulai di Baghdad, di
tengah-tengah abad ke-8, dan di Prancis, dalam masa pemerintahan Charlemagne, pada
kuartal terakhir abad ke-8. Periode ini juga didefinisikan sebagai proses menemukan
kembali budaya kuno yang pernah berkembang pada masa Yunani dan Roma pada
periode klasik, dan juga kebutuhan untuk mengatasi masalah teologis dan untuk
mengintegrasikan ajaran suci dengan pembelajaran sekuler.Sejarah filsafat abad
pertengahan lazimnya dibagi menjadi dua periode: periode di Barat Latin mengikuti
Awal Abad Pertengahan sampai abad ke-12, ketika karya-karya dari Aristoteles dan
Plato dilestarikan dan dibudidayakan, serta pada masa keemasan di sekitar abad ke-12,
ke-13 dan abad ke-14 di Barat Latin, yang merupakan puncak dari pengembalian
filsafat kuno, yang diperoleh kembali dari para pemikir di dunia berbahasa arab, dan
perkembangan yang signifikan di bidang Filsafat agama, Logika dan Metafisika.
Pada abad ke-17 M, raja Mesir, Psametichus ingin mengadakan penyelidikan
tentang bahasa pertama. Menurut sang raja jika bayi dibiarkan ia akan tumbuh dan
berbicara bahasa asal. Untuk penyelidikan tersebut diambil dua bayi dari keluarga
biasa dan diserahkan kepada seorang gembala untuk dirawatnya. Gembala tersebut
dilarang bicara sepatah kata pun. Setelah bayi berusia dua tahun, mereka secara
spontan menyambut si gembala tadi dengan perkataan "becos!" Kata inilah yang
akhirnya diputuskan oleh Psametichus sebagai bahasa pertama. Becos berarti roti
dalam bahasa Phrygia.

5. Munculnya Rennaisance pada abad XIV di Eropa membawa perubahan besar pada
kajian bahasa. Coba jelaskan perubahan yang terjadi di masa itu.
Jawaban:
Renaisans atau Abad Pembaharuan adalah kurun waktu abad ke-15 sampai abad
ke-16 di dalam sejarah Eropa yang merupakan masa peralihan dari Abad Pertengahan
ke Zaman Modern. Renaisans bermula seusai Krisis Akhir Abad Pertengahan, dan
berkaitan dengan perubahan sosial besar-besaran. Menurut para pendukung "Renaisans
panjang", Renaisans adalah kurun waktu dari abad ke-14 sampai abad ke-17.
Pandangan tradisional lebih menyoroti aspek-aspek permulaan Zaman Modern dari
Renaisans, sehingga berpendapat bahwa Renaisans adalah keterlepasan dari masa
lampau, tetapi banyak sejarawan dewasa ini lebih menyoroti aspek-aspek Abad
Pertengahannya, sehingga berpendapat bahwa Renaisans adalah kelanjutan dari Abad
Pertengahan.
Landasan intelektual dari Renaisans adalah paham humanismenya, yang digali dari
konsep humanitas Romawi dan ajaran filsafat Yunani Klasik yang kembali diminati
orang, misalnya ajaran filsafat Protagoras bahwa "manusia adalah tolok ukur dari
segala sesuatu". Pemikiran baru ini mengejawantah di bidang seni rupa, arsitektur,
politik, ilmu pengetahuan, dan kesusastraan. Contoh-contoh awalnya adalah
perkembangan perspective dalam pembuatan lukisan cat minyak dan dihidupkannya
kembali kepandaian membuat beton. Sekalipun penemuan huruf lepas logam
mempercepat penyebarluasan ide-ide sejak akhir abad ke-15, perubahan-perubahan
Renaisans tidaklah seragam di seluruh Eropa. Jejak-jejak pertama perubahan
Renaisans tampak di Italia seawal-awalnya pada akhir abad ke-13, teristimewa dengan
munculnya karya-karya tulis Dante dan karya-karya lukis Giotto.
Sebagai gerakan budaya, Renaisans mencakup pengembangan inovatif di bidang
kesusastraan Latin maupun bahasa sehari-hari yang diawali dengan dihidupkannya
kembali kegiatan belajar-mengajar yang berasaskan sumber-sumber pustaka klasik
pada abad ke-14, pengembangan perspektif linier maupun teknik-teknik lain di bidang
seni lukis dengan tujuan menghadirkan realitas yang lebih alami pada lukisan, serta
reformasi pendidikan yang dilakukan berangsur-angsur tetapi menyebar luas ke mana-
mana. Kontribusi Renaisans di bidang politik adalah pengembangan kebiasaan-
kebiasaan dan konvensi diplomasi, sementara kontribusinya di bidang ilmu
pengetahuan adalah tumbuhnya sikap mengandalkan observasi dan penalaran induktif.
Meskipun pada masa Renaisans terjadi revolusi dalam berbagai usaha peningkatan
intelektual serta ilmu sosial, dan kegiatan perbankan serta akuntansi modern mulai
dikenal orang, sepertinya Renaisans lebih dikenal karena pengembangan-
pengembangan dan kontribusi-kontribusi artistik dari tokoh-tokoh serba bisa seperti
Leonardo da Vinci dan Michelangelo, yang mengilhami pencetusan istilah "manusia
Renaisans".
Sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh
ajaran Kristiani, orang-orang kini mencari orientasi dan inspirasi baru sebagai
alternatif dari kebudayaan Yunani-Romawi sebagai satu-satunya kebudayaan lain yang
mereka kenal dengan baik. Kebudayaan klasik ini dipuja dan dijadikan model serta
dasar bagi seluruh peradaban manusia.
Dalam dunia politik, budaya Renaissance berkontribusi dalam pengembangan
konvensi diplomasi. Sedangkan dalam ranah ilmu pengetahuan, gerakan Renaissance
membantu meningkatkan ketergantungan atau kebutuhan atas hasil pengamatan atau
observasi.
Sejarawan sering berargumen bahwa transformasi intelektual ini adalah jembatan
antara Abad Pertengahan dan sejarah modern. Meskipun Renaissance yang dipenuhi
revolusi terjadi di banyak kegiatan intelektual, serta pergolakan sosial dan politik,
Renaissance mungkin paling dikenal karena perkembangan artistik dan kontribusi dari
polimatik seperti Leonardo da Vinci dan Michelangelo, yang menginspirasi berbagai
kalangan dengan istilah "manusia Renaissance".
Ada konsensus bahwa Renaissance dimulai di Firenze, Italia, pada abad ke-14.[13]
Berbagai teori telah diajukan untuk menjelaskan asal usul dan karakteristiknya,
berfokus pada berbagai faktor termasuk kekhasan sosial dan kemasyarakatan dari
Firenze pada beberapa waktu; struktur politik; perlindungan keluarga dominan,
Wangsa Medici; serta migrasi sarjana Yunani dan terjemahan teks ke bahasa Italia
setelah Kejatuhan Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani.
Kata Renaissance, yang terjemahan literal dari bahasa Prancis ke dalam bahasa
Inggrisnya adalah "Rebirth" (atau dalam bahasa Indonesia "Kelahiran kembali"),
pertama kali digunakan dan didefinisikan[19] oleh sejarawan Prancis Jules Michelet
pada tahun 1855 dalam karyanya Histoire de France. Kata Renaissance juga telah
diperluas untuk gerakan sejarah dan budaya lainnya seperti Carolingian Renaissance
dan Renaissance dari abad ke-12.
6. Jelaskan asumsi yang dibuat oleh para sarjana (seperti Schleicher, Yohanes Schmidt,
dll.) bahwa bahasa-bahasa Indo-Eropa berkerabat dan diturunkan dari proto bahasa
yang sama.
Jawaban:
Schleicher ia memulai karirnya dengan belajar bahasa Indo-Eropa, terutama bahasa
Slavia. Terpengaruh oleh Hegel, ia mulai mengembangkan teori bahwa suatu bahasa
adalah sebuah organisme, yang memiliki periode berkembang, menjadi dewasa dan
kemudian layu mati. Pada 1850 Schleicher menyelesaikan monografnya yang secara
sistematis memerikan bahasa-bahasa di Eropa, Die Sprachen Europas in
systematischer Übersicht (Bahasa-bahasa Eropa dalam perspektif sistematis).
Ia secara eksplisit menggambarkan bahasa sebagai organisme alami yang sempurna
dan paling cocok dideskripsikan menggunakan istilah-istilah dari ilmu biologi, sebagai
contoh genus (jenis), spesies, dan varietas. Schleicher sendiri mengaku bahwa ia telah
memiliki pendapat mengenai munculnya bahasa dan kompetisi bahasa sebelum ia
membaca karya Charles Darwin Origin of Species mengenai teori ilmu evolusi. Ia lalu
menciptakan sebuah sistem klasifikasi bahasa yang mirip dengan taksonomi botanika,
melacak kelompok-kelompok rumpun bahasa dan mengaturnya dalam sebuah silsilah.
7. Sampaikan beberapa pemikiran Ferdinand de Saussure yang dianggap revolusioner
dalam perkembangan linguistik abad XIX.
Jawaban:
Ferdinand de Saussure adalah Bapak ilmu linguistik modern, yakni
orang yang mereorganisasikan kajian yang sistematik terhadap bahasa sehingga
memungkinkan tercapainya prestasi dalam ilmu linguistik abad kedua puluh. Hal ini
telah menjadikannya sebagai penguasa yang modern yakni penguasa suatu disiplin
ilmu yang dimodemkan. Akan tetapi, ia juga mempunyai pernyataan lain yang
meminta perhatian kita.
Pertama, bersama dengan kedua pengarang besar pada zamannya, yakni Emile
Durkheim dalam ilmu sosiologi dan Sigmund Freud dalam ilmu psikologi, Saussure
membantu meletakkan kajian mengenai perilakau manusia pada pijakan yang baru.
Kedua, melalui contoh metodelogisnya dan rnelalui saran-saran bersifat ramalan yang
ditawarkannya, Saussure membantu mempromosikan semiologi, yakni ilmu umum
mengenai tanda dan sistem tanda, dan struk-turalisme, yang telah menjadi suatu
kecenderungan yang penting dalam antropologi kotemporer dan kritik sastra serta
dalam linguistik. Sesung-guhnyalah, bangkitnya kembali minat Saussure dalam
beberapa tahun terakhir ini, terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa ia telah
menjadi
inspirasi bagi semiologi dan strukturalisme serta bagi linguistik struktural.
Ketiga, dalam pernyataan metodelogisnya dan pendekatan umum
terhadap bahasa, Saussure memberikan kepada kita suatu ekspresi yang jelas mengenai
hal yang dapat kita sebut strategi formal dalam pemikiran modernis: cara-cara yang
digunakan ilmuwan, filsuf, artis, dan penulis yang bekerja pada awal abad ini dalam
mencoba mencapai kesepakatan dengan alam yang kompleks dan sernrawut.
Bagaimana kita secara sistematik menghadapi kesernrawutan dunia modem?
Pertanyaan ini diajukan dalam berbagaijenis bidang dan jawaban yang diberikan
Saussure adalah salah satu contohnya,
yakni bahwa Anda tidak dapat berharap memperoleh suatu pandangan yang absolut
atau pandangan ketuhanan mengenai sesuatu. Anda harus memilih suatu perspektif,
dan dalam perspektif ini objek-objek didefinisikan yang berkaitan satu sama lainnya
dan bukan menurut suatu jenis hakikat. Saussure memungkinkan kita memahami
dengan sangat jelas strategi yang ada dalam pikiran para modemis.
Saussure mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar dan
menyelidik yang oleh para linguis sebelum dia dipertanyakan, dan ia memberikan
jawaban yang telah menimbulkan revolusi dalam cara mengkaji bahasa. Meskipun
pemecahan dan definisi yang ditawarkannya pada awalnya tampak hanya menarik bagi
mereka yang mempelajari linguistik. Pemecahan tersebut mempunyai pengaruh
langsung bagi masalah-masalah mendasar yang oleh orang Perancis disebut 'ilmu-ilmu
filsafat', yakni disiplin ilmu
yang membahas tentang dunia yang menyangkut objek dan tindakan yang bermakna
(dan bukan tentang objek fisik dan peristiwa itu sendiri). Pemikiran Saussure
mengenai tanda dan sistem tanda telah merintis jalan bagi kajian umum mengenai
cara-cara mengatur pengalaman manusia.
8. Dalam teori dikotomi sintagmatik dan paradigmatik, Ferdinan de Saussure
mengemukakan konsep in presentia dan in absentia untuk menjelaskan adanya
hubungan antarunsur. Coba jelaskan, apa yang dimaksud dengan hubungan in
presentia dan in absentia? Beri contoh secukupnya.
Jawaban:
Linguist Struktural bernama Ferdinand de Saussure memperkenalkan model
sintagmatik dan paradigmatik dalam menganalisis bahasa. Sintagmatik (in
praesentia)adalah hubungan di antara mata rantai dalam suatu rangkaian ujaran, sifat
hubungannya horisontal. Paradigmatik (in absentia) merupakan hubungan unsur
kebahasaan yang muncul tidak dalam ujaran, sifatnya vertikal.
Contohnya:
Model paradigmatik dapat disebut juga model asosiatif, model ini dapat dimanfaatkan
dalam kepenulisan cerita rekaan khususnya terkait dengan penyusunan alur cerita.
Ambillah kalimat saya makan buah. Nah, dalam model paradigmatik ini, kita bisa
mengasosiasikan kata selain kata saya, makan, dan buah untuk diisikan ke dalam
rangkaian kalimat ini dan sifatnya dapat saling menggantikan. Coba bandingkan, saya
makan buah kita ganti menjadi Adi/Anto/Syifa/Ipud/Marisya/Yetik makan buah. Nah,
ternyata kata saya dapat digantikan dengan unsur lain yang memiliki bentuk dan jenis
kata yang sama, dalam hal ini sama-sama noun atau kata benda. Lalu, coba kita ganti
kata apel, maka akan didapati kalimat Saya makan
nasi/jeruk/jambu/apel/mangga/ayam, dst. Lagi-lagi pengganti yang dapat dimasukkan
adalah yang berjenis kata yang sama. Demikian juga kata makan dalam kalimat saya
makan buah, dapat diganti dengan kata yang berjenis kata kerja atau verba, misalnya
saya membeli/mencuci/mencuri/memetik/menjual buah.
9. Apa yang Anda ketahui tentang aliran linguistik struktural di Amerika apa
perbedaanya dengan aliran linguistik tradisional di masa sebelumnya?
Jawaban:
Linguistik struktural berkembang sebagai akibat ketidakpuasan para peneliti bahasa
terhadap aliran tradisional. Untuk memahami bahasa secara utuh, harus dikaji
strukturnya (bagian internal bahasa). Jadi bahasa didudukan sebagai bahasa, tanpa
ditambahi beban apapun. Sejak tahun 1930-an sampai tahun 1950-an, kajian linguistik
didominasi aliran strukturalisme Amerika, terutama dikembangkan oleh linguis
Amerika ketiga tokoh tersebut ialah Franz Boas, Erdward Sapir, dan Leonard
Bloomfield.
Franz Boas berpendapat, diantara aspek-aspek kebudayaan yang dapat
dipelajari dengan baik, bahasa merupakan sarana yang tepat untuk mempelajari
kebudayaan itu dengan jelas. Bahasa hanyalah merupakan tuturan artikulasi, yakni
komunikasi dengan menggunakan kelompok-kelompok bunyi yang dihasilkan oleh
alat-alat artikulasi. Buah pemikirannya tentang linguistik strukturalisme mengenai : 1)
kategori gramatikal, 2) pronomina kata ganti, 3) verb (kata kerja).
Erward Sapir membuat batasan akan bahasa itu adalah suatu metode yang
semata-mata digunakan oleh manusia dan tidak bersifat naluri yang digunakan
mengkomunikasikan ide, perasaan, dan keinginan dengan menggunakan sistem
lambang secara sukarela (Samsuri, 1988:54). Sumbangsi pemikirannya antara lain
mengenai : 1) unsur-unsur tuturan, 2) bunyi bahasa, 3) bentuk bahasa, 4) bahasa-ras
dan kebudayaan.
Pemikiran Leonard Bloomfield juga tidak kalah dari kedua ilmuan diatas, ia
membagi bentuk grammar ke dalam 3 kelas yaitu sentence type (tipe kalimat),
construction (konstruksi), subtitution (subtitusi).
Ciri/ karakterisitik teori kebahasaan struktural mempunyai asumsi dan hipotesis
tentang bahasa berdasarkan pada hasil pemakaian yang otonom tentang bahasa (tidak
ada campur tangan filsafat dan logika). Asumsi dan hipotesis tentang bahasa diuji atau
diverifikasi dengan data bahasa, baik yang berbentuk lisan maupun tulisan.
Perbedaannya:
Linguistik Tradisional.
- Teori tradisional lebih tahan lama karena pola pikir aliran ini bertolak dari pola
pikir filsafat.
- Aliran ini berkiblat pada bahasa tulis baku, maka keteraturan penggunaan bahasa
bagi para penganutnya amat dibangggakan.
- Aliran tradisional mampu menghasilkan generasi yang mempunyai kepandaian
dalam menghafal istilah karena salah satu ciri aliran ini senang bermain dengan
definisi.
- Aliran tradisional menjadikan penganutnya memiliki pengetahuan tata bahasa yang
cukup tinggi karena pemakaian bahasa berkiblat pada pola atau kaidah.
- Aliran ini telah memberikan kontribusi besar terhadap penegakan prinsip: “yang
benar adalah benar walaupun tidaka umum, dan yang salah adalah salah walaupun
abanyak pengikutnya”.
Linguistik Strukturalis
- Aliran ini sukses membedakan konsep grafem dan fonem.
- Metode drill and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan
kebiasaan.
- Kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima
masyrakat awam.
- Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan
kalimat.
- Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data
Linguistik Transformasional
- Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan buakan fisik.
- Secara tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa
(linguistic competent dan linguistic performance)
- Dapat membentuk konstruksi-konstruksi lain secara kreatif berdasarkan kaidah
yang ada.
- Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antara
substansi dan perwujudan.
- Dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya
bersifat generatif.

Anda mungkin juga menyukai