Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN PANCASILA

Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Kesatuan Sistem Filsafat

Dosen : DYAN TANJUNG GUNOTOMO

DISUSUN OLEH :

Muhammad Naufal Al Faruq


2TB01
20320229

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
TEKNIK ARSITEKTUR
2021/2022
A. Pengertian Filsafat
Pengertian filsafat berasal dari serapan bahasa Arab, yaitu falsafa. Kat filsafat ini sering
juga disebut dengan filosofi, yang merupakan serapan dari bahasa Belanda filosofie. Kata ini
berakar dari bahasa Yunani, philosophia.
Istilah Yunani ini terdiri dari kata philos yang berarti cinta atau sahabat dan kata sophia
yang berarti kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan. Jadi, menurut asal usul katanya,
pengertian filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran yang dalam hal
ini kebenaran ilmu pengetahuan.
Secara umum, pengertian filsafat adalah kajian masalah mendasar dan umum tentang
persoalan seperti eksistensi, pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa. Dalam arti luas,
pengertian filsafat adalah kegiatan yang dilakukan orang ketika mereka berusaha memahami
kebenaran mendasar tentang diri mereka sendiri, dunia tempat mereka tinggal, dan hubungan
mereka dengan dunia dan satu sama lain.
Filsafat adalah cara berpikir tentang subjek tertentu seperti etika, pemikiran,
keberadaan, waktu, makna dan nilai. Cara berpikir filsafat melibatkan 4 Rs: responsiveness
(daya tanggap), reflection (refleksi), reason (alasan), dan re-evaluation (re-evaluasi).
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian filsafat
adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada,
sebab, asal, dan hukumnya. Filsafat juga dimaknai sebagai n teori yang mendasari alam pikiran
atau suatu kegiatan, dan n ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi.
Menurut Britannica, pengertian filosofi adalah pertimbangan rasional, abstrak, dan
metodis realitas sebagai keseluruhan atau dimensi fundamental dari keberadaan dan
pengalaman manusia. Penyelidikan filosofis adalah elemen sentral dalam sejarah intelektual
banyak peradaban.

PENGERTIAN MENURUT AHLI :


• Plato
Menurut Plato (427-347 SM), pengertian filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakekat.
Ilmu filsafat adalah upaya untuk mencapai pengetahuan dan mengetahui tentang kebenaran
yang sebenarnya.
• Aristoteles
Menurut Aristoteles (384-322 SM), pengertian filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang
kebenaran yang meliputi logika, fisika, metafisika dan pengetahuan praktis.
• Bertrand Russel
Pengertian filsafat adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis seperti yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-
hari dan bahkan dalam ilmu pengetahuan.
• W.J.S Poerwadarminta
Pengertian filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-
sebab, asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun
mengetahui kebenaran dan arti "adanya" sesuatu.
• Immanuel Kant
Immanuel Kant merumuskan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pokok pangkal
dan puncak segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya empat persoalan yaitu:
Apa yang dapat kita ketahui? (Metafisika)
Apa yang seharusnya dilakukan? (Etika)
Sampai dimanakah harapan kita? (Agama)
Apa hakikat manusia? (Anthropologi)

B. Pancasila Sebagai Filsafat


Pancasila merupakan dasar filsafat kenegaraan Indonesia sekaligus falsafah hidup
bangsa. Pancasila memuat nilai kearifan lokal yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat
sejak lama. Itulah sebabnya Ir. Soekarno enggan disebut sebagai “pencipta” Pancasila.
"Aku tidak mengatakan bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan
hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan aku menemukan
lima butir mutiara yang indah", ungkap Bung Karno dalam pidato perumusan Pancasila.
Dengan demikian, apa yang dilakukan Bung Karno beserta para pendiri bangsa
bukanlah membuat Pancasila. Namun, mereka hanya memperjelas nilai-nilai hidup yang
bersifat implisit untuk dituangkan menjadi sesuatu yang lebih konkret.

a. Makna Pancasila Sebagai Filsafat


Mengutip buku Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan oleh Edi Rohani (2019),
filsafat bisa diartikan sebagai pandangan hidup seseorang atau kelompok yang merupakan
konsep dasar dari kehidupan yang dicita-citakan.
Sedangkan sistem menurut Sri Rahayu dalam Pendidikan Pancasila &
Kewarganegaraan (2017) umumnya memiliki ciri:
• Suatu kesatuan bagian-bagian.
• Saling berhubungan, saling ketergantungan.
• Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama.
• Terjadi dalam suatu lingkungan yang komplek.
Dengan demikian, Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling
berkaitan, bahkan saling berkualifikasi antara satu sila dengan sila lainnya sehingga
membentuk suatu struktur yang menyeluruh untuk tujuan tertentu.
Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila yaitu tentang hubungan manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dan dengan
masyarakat bangsa.
Menurut Ruslan Abdul Gani, Pancasila disebut sebagai filsafat karena merupakan hasil
perenungan jiwa yang mendalam oleh para founding fathers atau pendiri bangsa Indonesia.
b. Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila
Mengutip Pancasila Sebagai Sistem Filsafat oleh Rowland Bismark Fernando Pasaribu,
karakteristik sistem filsafat Pancasila yaitu:
1. Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian yang disusun secara hierarkis.
2. Tiap sila Pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan.
3. Di antara sila-sila Pancasila ada hubungan yang saling mengikat antara yang satu
dengan yang lain, sehingga Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat, dapat digambarkan
sebagai berikut:
• Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai sila 2, 3, 4, dan 5.
• Sila 2 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan menjiwai sila 3, 4, dan
5.
• Sila 3 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan menjiwa; sila 4 dan
5.
• Sila 4 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan menjiwai sila
5.
• Sila 5 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.

c. Mengapa Pancasila Dikatakan Sebagai Sistem Filsafat?


Melansir laman Gunadarma, Pancasila merupakan sistem filsafat karena memenuhi
ciri-ciri berpikir kefilsafatan. Yaitu:
• Bersifat koheren
Berhubungan satu sama lain dan tidak mengandung pernyataan yang saling
bertentangan. Meskipun berbeda tetap saling melengkapi dan tiap bagian mempunyai
fungsi dan kedudukan tersendiri.
• Bersifat menyeluruh
Pancasila dapat mewadahi semua kehidupan dan dinamika masyarakat di Indonesia.
• Bersifat mendasar
Pancasila dirumuskan berdasarkan inti mutlak tata kehidupan manusia untuk
menghadapi diri sendiri, sesama manusia, dan Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara.
• Bersifat spekulatif
Pancasila sebagai dasar negara pada mulanya merupakan buah pikir dari tokoh-tokoh
kenegaraan, yang kemudian dibuktikan kebenarannya melalui rangkaian diskusi dan
dialog panjang dalam sidang BPUPKI dan PPKI.
d. Aksiologis Pancasila
Secara aksiologis Pancasila memiliki 3 dimensi nilai. Ketiga dimensi nilai tersebut
adalah Nilai dasar yaitu nilainilai dasar dari Pancasila yang tidak dapat dibantahkan lagi yang
meliputi nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai
keadilan. Kemudian dimensi nilai kedua adalah Nilai instrumental, yaitu nilai yang berbentuk
norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan
mekanisme lembaga-lembaga negara. Dimensi nilai ketiga adalah Nilai praksis, yaitu nilai
yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan, sekaligus sebagai batu ujian apakah nilai
dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat.
Nilai-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan nilai dasar
yang mendasari nilai intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan
masyarakat, berbagsa, dan bernegara. Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan
pendukung nilai-nilai Pancasila (subscriber of value Pancasila), yaitu bangsa yang
berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan berkeadilan
sosial. Pengakuan, penerimaan dan pernghargaan atas nilainilai Pancasila itu nampak dalam
sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia sehingga mencerminkan sifat khas sebagai
Manusia Indonesia.
Secara aksiologis Pancasila merupakan sebuah bentuk philosophical system yang
secara esensial menempatkan manusia sebagai subjek utama dan menjadi dasar dalam
memahami semua realitas yag ada.
Filsafat Pancasila memenuhi syaratsyarat logis rasional, dapat dipahami oleh akal sehat
dan sesuai dengan prinsip-prinsip dalam pengetahuan ilmiah. Pancasila memperoleh makna
yang lebih luas yang merupakan salah satu usaha-usaha rasional dan filosofis untuk
menentukan bagaimana Pancasila yang seharusnya yang memang identik dengan jati diri ke-
Indonesiaan sebagai causa materialis dari Pancasila.
Sebagai sebuah pemikiran filsafat, Pancasila hadir sebagai bentuk filsafat jalan tengah.
Sebagai sebuah filsafat jalan tengah, Pancasila mampu melahirkan pemikiran filosofis yang
tetap mengakui dimensi aktualitas manusia dengan segala potensinya tetapi tetap dalam pijakan
identitas ke Indonesiaan yang kuat. Oleh karena itulah eksistensi Filsafat Pancasila sangat
dibutuhkan dalam dinamika pemikiran kefilsafatan yang tetap berlandaskan pada kejatidirian
manusia Indonesia yang sesungguhnya

Anda mungkin juga menyukai