Anda di halaman 1dari 53

Latar Belakang

Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai2 adiluhung yang digali dari harta
kekayaan rohani, moral, dan budaya oleh pendahulu bangsa dan
dirumuskan secara musyawarah sebagai dasar filsafat negara, karena di
dalamnya terkandung Nilai Kerohanian
Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
jiwa/rohani manusia.

Nilai kerohanian dapat dibagi atas 4 macam yaitu:


1. Nilai kebenaran atau kenyataan yang bersumber dari unsure akal
manusia
2. Nilai keindahan yang bersumber dari unsur rasa manusia
3. Nilai moral/kebaikan yang bersumber dari kehendak/kemauan
4. Niali religius, yaitu nilai Ketuhanan, kerohanian yang tinggi dan
mutlak yang bersumber dari keyakinan/ kepercayaan manusia
Era reformasi Pancasila kembali diletakkan pd kedudukan sbg dasar
filsafat neg, yg ditetapkan oleh MPR thn 1998, melalui Tap MPR RI No.
XVIII/MPR/1998 ttg Pencabutan Tap MPR RI No. II/MPR/1978 ttg P4
(Ekaprasetia Pancakarsa) Dan Penetapan ttg Penegasan Pancasila Sbg
Dasar Neg.
Kebenaran Pancasila sbg dasar filsafat neg dpt dilihat dari sejarah
perjalannya:

Secara intrinsik Pancasila mengandung toleransi


Nilai yang terkandung, mampu memecahkan segala guncangan,
kekisruhan, dan kebuntuan politik yang terjadi di negara ini.

Wadah yang cukup fleksibel


Dapat merangkul faham-faham positif yang dianut oleh bangsa
Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut mempunyai
keleluasaan yang cukup untuk mengemkembangkan diri
Berdasarkan pada suatu kenyataan filosofis dan obyektif, bahwa
bangsa Indonesia dalam berkehidupan bermasyarakat dan bernegara
berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila yang secara filosofi merupakan dasar filsafat bangsa
Indonesia sebelum mendirikan negara

A. Pengertian Fisafat dan Pengertian Pancasila


1. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar

Kata filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari


bahasa Arab falsafah.
Kata filosofi dari bahasa Belanda
Kata filosofi dari bahasa Belanda ini mirip dengan kata aslinya yang
diambil dari bahasa Yunani philosophia yang secara lazim diartikan
cinta kearifan
Kata philosophia (Yunani) berakar pada kata:
“Philos” artinya (Cinta)
“Sophia” artinya (Kearifan)
Kata kearifan bisa juga berarti wisdom atau kebijaksanaan, sehingga
filsafat bisa juga berarti cinta kebijaksanaan

Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli


Socrates
Suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau
berupa perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan
yang adil dan bahgia.
Plato
Merupakan pencarian yang bersifat spekulatif atau
perekaan terhadap pandangan  tentang seluruh kebenaran.
Obyek Ilmu Filsafat
a. Obyek Material
Yaitu objek pembahasan filsafat yg meliputi segala sesuatu yang
bersifat material konkret, seperti manusia, alam, benda, binatang, dan
sebagainya, maupun sesuatu yang bersifat abstrak, seperti nilai, ide2,
ideologi, moral, pandangan hidup, dan lain sebagainya
b. Obyek Formal
Yaitu cara memandang seorang peneliti terhadap objek material tersebut,
suatu objek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai macam sudut
pandang yang berbeda

Lingkup Pengertian Filsafat


a. Filsafat sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional
Manusia dapat menyelesaikan secara arif bijaksana harus memiliki dasar-
dasar kebijaksanaan yang lazimnya bersumber pada agama dan
pandangan hidupnya.
b. Filsafat sebagai satu sifat dan pandangan hidup
Dalam menghadapi segala macam problema hidup manusia harus
memiliki prinsip-prinsip sebagai suatu sikap dan pandangan hidup agar
di dalam hidupnya tidak terombang-ambing
c. Filsafat sebagai suatu kelompok persoalan
Untuk menyelesaikan persoalan sehari-hari senantiasa memerlukan
jawaban yang mendalam hakiki sampai pada tingkat hakikatnya,
Persoalan manusia yang termasuk dalam lingkup filsafat adalah bersifat
fundamental, mendalam, hakiki,

d. Filsafat sbg suatu kelompok teori dan sistem pemikiran


Dalam perkembangan filsafat muncul system2 pemikiran dan teori2.
Filsafat sendiri mengacu kepada suatu hasil atau teori yang di hasilkan
oleh para filsuf. shg terdapat berbagai macam wujud hasil pemikiran dan
dalam berbagai bidang
e. Filsafat sbg suatu proses kritis dan sistemtis
Filsafat berupaya meninjau secara kritis segala ilmu pengetahuan yang
berkembang dan secara praktis dlam proses penelitian ilmiah. Dalam
metode, objek penelitian dan segala instrumen penelitian haruslah
memiliki kesesuaian.
f. Filsafat sbg usaha utk memperoleh pandangan yg komprehensif
Upaya untuk mendapatkan kesimpulan pemahaman scr umum ttg
manusia, masy, alam, dan hubungannya dg manusia dan makhluk hdp
lainnya serta pandangan2 yg menjangkau ke arah masa depan.
Keseluruhan lingkup pengertian filsafat tsb dapat dipokkan
menjadi dua macam, yaitu:
a. Filsafat sebagai produk, yaitu:
1) Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-
pemikiran dari para filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya
merupakan suatu aliran atau sistem filsafat tertentu, misalnya;
rasionalisme, materialism, pragmatism, dan lain sebagainya;
2) Filsafat sebagai suatu jenis permasalahan yang dihadapi oleh manusia
sebagai hasil dari aktifitas berfilsafat. Manusia mencari sesuatu
kebenaran yg timbul dari persoalan yg bersumber pada akal manusia

b. Filsafat sebagai suatu proses, yaitu:


Dalam bentuk aktifitas berfilsafat, dalam proses suatu permasalahan
dengan menggunakan cara dan metode tertentu sesuai dengan obyeknya.
Cabang filsafat
a. Metafisika
Membahas tentang hal-hal yang bereksistensi di balik fisis, yang
meliputi bidang-bidang ontologi (keradaan sesuatu yg bersifat
konkrit), kosmologi (berhub dgn asal mula dan evolusi dr suatu
obyek), dan antropologi (ilmu yg mempelajari ttg manusia baik
budaya, perilaku, keanekaragaman dll)
b. Epistemologi
Berkaitan dengan persoalan hakiki pengetahuan
c. Metodologi
Berkaitan dg persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan
d. Logika
Berkaitan dg persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus2 dan dalil2
berfikir yang benar.
e. Etika
Berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia
f. Estetika
Berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan
Pengertian Pancasila secara Etimologi
kata Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta
Panca Lima
Syila Sendi, alas, dasar
Secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur

Kata Pancasila awalnya terdapat dalam kepustakaan Budha-India


yang bersumber dari kitab suci Tri Pitaka yang terdiri atas tiga
macam buku besar, yaitu:
● Sutha Pitaka
● Abhidama Pitaka
● Vinaya Pitaka

Dalam kitab suci Tri Pitaka tersebut terdapat ajaran moral yang harus
ditaati oleh masyarakat melalui Samadhi, yang masing2 golongan
masyarakat berbeda2 kewajiban moralnya. Bentuk ajaran moral itu,
Dasasyiila, Saptasyiila, dan Pancasyila
Ajaran moral Pancasyila menurut Budha adalah lima aturan
(larangan) yang harus diikuti dan dilaksanakan oleh para penganut
Budha golongan biasa/awam, isi lengkapnya sbb:
► Panatipada veramani shikapadam samadiyani
Jangan mencabut nyawa makhluk hidup
► Dinna dana Veramani shikapadam samadiyani
Jangan mengambil barang orang lain
► Kemashu Michacara Veramani shikapadam samadiyani
Jangan berhubungan intim
► Musawada veramani shikapadam samadiyani
Jangan berkata palsu
► Sura meraya masja pamada tikana veramani
Jangan minum yang memabokan
Pada masa kerajaan Majapahit dibawah kekuasaan Hayam Wuruk
dan Mahapatih Gajah Mada, Pancasila dapat ditemukan dalam
keropak Negarakertagama karya Empu Prapanca dan keropak
Sutasoma karya Empu Tantular

Dalam keropak Negarakertagama terdapat kalimat yang menjadi


ketentuan bagi para raja, berbunyi Yatnaggegwani Pancasyiila
kertasangkarbhisekaka krama,
artinya raja menjalankan dengan setia kelima pantangan, begitu pula
upacara-upacara ibadat dan penobatan
Dalam keropak Sutasoma, kata Pancasila terdapat dalam kalimat
“Pancasila Krama”,
artinya lima dasar tingkah laku atau perintah kesusilaan
Pengertian Pancasila secara Historis
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia)
Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai (jepang) dibentuk Jepang pada tanggal
29 April 1945, diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (KRT)
Radjiman Widyodiningrat, Ichibangase Yoshio (Wakil / Jepang),
Raden Pandji Soeroso (Wakil), beranggota 67 orang
BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945 dan dibentuk PPKI
(Dokuritzu Zyunbi Inkai) Ir. Soekarno (Ketua), Drs M. Hatta (Wakil),
Mr. Ahmad Soebardjo (Penasehat) dg jumlah anggota 21 orang.

Sidang I BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945) diadakan di Gedung Chuo


Sangi In, Jl. Pejambon 6 Jakarta (Kini Gedung Pancasila) Pada
Zaman Belanda merupakan Gedung Volksraad (lembaga DPR zaman
kolonial Belanda)
Membahas dan merancang calon dasar negara. 3 orang yg
mengajukan pendapatnya ttg dasar negara
M. Yamin. 29 Mei 1945
Pidato tanpa teks Dlm bentuk tertulis
1. Perikebangsaan 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Perikemanusiaan 2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Periketuhanan 3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Perikerakyatan 4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
5. Kesejahteraan rakyat dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bg seluruh rakyat Indonesia
Prof Soepomo, 31 Mei 1945
Menganjurkan agar negara Indonesia tidak menjadi negara Islam, tetapi
menjadi negara yang memakai dasar moral yang luhur dan dianjurkan juga
oleh agama Islam
Alasannya:
1. Secara geografis Indonesia tdk terletak di lingkungan neg keIslaman
2. Kita tidak perlu mewarisi pertikaian yang masih timbul di kalangan
negara-negara Islam; dan
3. Jika kita mendirikan negara Islam, maka kita tidak mendirikan negara
persatuan
Namun dalam pidato singkatnya Mr. Supomo mengusulkan 5 asas
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

Ir. Sukarno, 1 Juni 1945


1. Nasionalisme/Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme/Prikemanusiaan
3. Mufakat/Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
1. Sosio Nasional : Nasionalisme dan Internasinalisme
2. Sosio Demokrasi : Demokrasi dengan Kesejahteraan rakyat
3. Ketuhanan YME
1. Gotong royong
Piagam Jakarta, 22 Juni 1945
1. Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi
Pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dlm
Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Pada18 Agustus 1945 (sebelum pengesahan)


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pengertian Pancasila secara Terminologi
Pembukaan UUD 1945 (18 Agustus 1945)
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Konstitusi RIS (29 Des 1949-17 Agustus 1950), UUDS (-5 Juli 1959
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan sosial
INPRES RI No. 12 Tahun 1968 ttg Penyeragaman Tata Urutan
Pancasila seperti yang tercantum dalam UUD 1945.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pengertian Filsafat Pancasila


Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia. Kenyataannnya definisi
filsafat dalam filsafat Pancasila telah diubah dan diinterprestasikan
berbeda oleh beberapa filsof Indonesia. Pancasila dijadikan wacana sejak
tahun 1945. Filsafat Pancasila senantiasa diperbarui sesuai dengan
permintaan rezim yg berkuasa, sehingga Pancasila berbeda dari waktu ke
waktu.
Filsafat Pancasila Asli
Pancasila merupakan konsep adaptif filsafat barat. Hal ini merujuk pidato
Ir. Sukarno di BPUPKI dan banyak pendiri bangsa merupakan alumni
universitas Eropa, dimana filsafat barat merupakan salah satu materi
kuliah mereka. Pancasila terinspirasi konsep humanisme, rasionalisme,
universalisme, sosiodemokrasi, sosialisme jerman, demokrasi parlementer,
dan nasionalisme.
Filsafat Pancasila Versi Sukarno
Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan
tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat
(Kristen), dan Arab (Islam).

Filsafat Pancasila Versi Suharto


hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia
yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan,
norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana,
paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.
B. Kesatuan Sila Pancasila Sbg Suatu Sistem Filsafat
Kajian Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis

► Pancasila merupakan sistem filsafat bgs Indonesia


Pancasila merupakan satu kesatuan nilai2 dan norma2 positif yg sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia, nilai2 dan norma2 positif tsb
saling berhubungan dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan
nasional bangsa Indonesia.

► Pancasila merupakan dasar filsafat bgs Indonesia


Lima sila yang merupakan asas yang berdiri sendiri, memiliki fungsi
sendiri dan tujuan sendiri kemudian membentuk menjadi satu kesatuan
(mutlak) organic yang utuh. Karenanya memiliki sifat-sifat sbb:
a. Sifat majemuk tunggal
b. Sifat hirarkhi berbentuk piramidal
c. Sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi
a. Sifat majemuk tunggal
Tidak boleh berdiri sediri dan terpisah dari sila yang lainnya, maka
Pancasila disebut kenyataan obyektif
kenyataan obyektif, yaitu kenyataan yang ada pada Pancasila sendiri
terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang.
Sehingga Pancasila sebagai suatu system filsafat bersifat khas dan
berbeda dengan aliran filsafat yang lainnya, seperti liberalisme,
materialisme, dan komunisme.
secara ilmiah disebut ciri khas secara obyektif
b. Sifat hirarkhi berbentuk piramidal
Antara lima sila dalam Pancasila ada hubungan yang mengikat,
susunannya bersifat Hierarkhi dan berbentuk Piramidal, sehingga
Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat
▪ Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai sila-sila
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan…dst
▪ Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab diliputi dan dijiwai sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai sila
persatuan…dst
b. Sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi
maksudnya setiap sila terkandung keempat nilai lainnya, atau dengan
kata lain, setiap sila Pancasila senantiasa dikualifikasi oleh keempat
sila lainnya
▪ Sila Ketuhanan Yang Maha esa, adalah berkemanusiaan yang
adil dan beradab, berpersatuan…dst
▪ Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah berKetuhanan
Yang Maha Esa, berpersatuan …dst

Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat


yang berbeda dengan sistem filsafat lainnya dapat dipahami dalam
kajian:
▪ Kajian ontologis
▪ Kajian epistemologis
▪ Kajian aksiologis
1. Kajian Ontologis Sila-sila Pancasila
Ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.
Pengertian paling umum, ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yg
mencoba mencari hakikat dari sesuatu: alam semesta, fisik, psikis,
spiritual, metafisik, termasuk kehidupan sesudah mati, dan Tuhan

Untuk memahami Pancasila sebagai sistem filsafat, terlebih dahulu kita


pahami Pancasila sebagai satu kesatuan dan manusia sebagai subyek
pendukung Pancasila
a. Pancasila dalam satu kesatuan maksudnya:
Dalam memahami Pancasila sebagai dasar falsafah negara, tidak
diartikan satu persatu tetapi kelima sila itu merupakan satu kesatuan
integral yang tidak dapat dipisah2kan berdasar salah satu sila saja,
karena antara sila kesatu dan lainnya saling berkaitan dan mendukung.

b. Manusia sebagai subjek pendukung pokok sila-sila Pancasila, yang


memiliki hakikat mutlak monopluralis, yaitu:
Lanjut
▪ Susunan kodrat makhluk monodualis: terdiri dari dua unsure kodrati,
yakni raga/jasmani dan jiwa/rohani
▪ Sifat kodrat mansuia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
▪ Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri
dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Dari dua pemahaman di atas dapat diperjelas sbb:
bahwa yg Berketuhanan YME, yg berkemanusiaan yg adil dan beradab, yg
berpersatuan, yg berkerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm
permusyawaratan/perwakilan serta yg berkeadilan sosial pd hakikatnya
adalah manusia, atau dg kata lain bahwa, hakekat dasar ontologis sila2
Pancasila adalah manusia sebagai pendukung pokok negara.
Kesesuaian hubungan antara negara yang terdiri atas kesatuan manusia
dengan landasan sila-sila Pancasila sebagai filsafat negara adalah berupa
hubungan sebab akibat, yaitu:
▪ Neg sbg pendukung hub, sedangkan Tuhan, manusia, persatuan,
kerakyatan, dan adil sebagai pokok pangkal hubungan
▪ Landasan sila-sila Pancasila yaitu Tuhan, manusia, persatuan, rakyat,
dan adil adalah sebagai sebab adapun negara sebagai akibat.
2. Kajian Epistemologis sila-sila Pancasila
Menurut arti katanya, epistemologi adalah ilmu yang membahas
masalah-masalah pengetahuan.
Untuk membuktikan bahwa Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem
filsafat yg berbeda dg sistem fisafat yang lain, terlebih dahulu kita
pahami topik mendasar dalam epistemology, yaitu:
a. Pengetahuan diperoleh manusia melalui akal dan panca indra dengan
berbagai metode, diantaranya: metode induktif, metode deduktif,
metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis
b. Terdapat tiga topik mendasar dlm epistemology, yaitu:
1) Tentang sumber pengetahuan
2) Tentang teori kebenaran pengetahuan
3) Tentang watak pengetahuan
1) Tentang sumber pengetahuan manusia
Sumber pengetahuan tertinggi adalah Tuhan, yg menciptakan
kepribadian manusia dg martabat dan potensi unik yg tingggi,
menghayati kesemestaan, nilai agama dan Ketuhanan. Lanjut
Kepribadian bangsa Indonesia dengan martabat luhur (panca indra,
akal, rasa, karsa, cipta, karya, dan budi nurani) telah menggali sumber
pengetahuan dari bangsa Indonesia sendiri dan telah dirumuskan oleh
wakil-wakil bangsa Indonesia sebagai representasi seluruh rakyat
Indonesia dalam mendirikan negara berupa Pancasila.
Oleh karena sumber pengetahuan Pancasila adalah bangsa Indonesia
sendiri maka antara bangsa Indonesia dengan Pancasila memiliki
kesesuaian yang bersifat korespondensi
2) Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberi landasan kebenaran manusia
yg bersumber pada intuisi. Bangsa Indonesia mengakui bahwa
manusia pada hakikatnya merupakan makhluk Tuhan YME, artinya
bangsa Indonesia mengakui kebenaran Pancasila sebagai kebenaran
yang tertinggi. Sedangkan sila ketiga, keempat, dan kelima, maka
epistemologi Pancasila mengakui kebenaran konsensus dalam
persetujuannya dengan hakekat sifat kodrat manusia sebagai makhluk
individu dan sosial.
3) Tetang watak pengetahuan
Hakikat manusia sebagai makhluk monopluralis
Manusia sebagai pendukung pokok sila2 Pancasila secara ontologis memiliki hal2
yg mutlak, yaitu:
1) susunan kodrat manusia: raga/jasmani dan jiwa/rohani;
2) sifat kodrat mansuia: makhluk individu dan makhluk sosial; dan
3) kedudukan kodrat manusia: makhluk pribadi berdiri sendiri dan makhluk
Tuhan
Sebagai ideology maka Pancasila memiliki tiga unsure pokok agar dapat menarik
loyalitas dari pendukungnya, yaitu: 1) logos, yaitu rasionalitas atau penalaran; 2)
pathos, yaitu penghayatan; dan 3) ethos, yaitu kesusilaan
Susunan sila2 Pancasila memiliki sistem logis, baik menyangkut kualitas maupun
kuantitasnya. Dasar-dasar rasional logis Pancasila juga menyangkut isi arti sila-sila
Pancasila. Susunannya meliputi tiga hal:
1) Isi arti sila2 Pancasila yg umum universal: Hakikat sila2 Pancasila
merupakan inti sari atau esensi Pancasila, shg merupakan tolak derivasi dlm
pelaksanaan pd bidang2 kenegaraan, tertib hukum maupun dlm realisasi praksis
dlm berbagai bidang kehidupan konkrit;
2 Isi arti Pancasila yg umum kolektif: Isi arti Pancasila sbg pedoman kolektif
neg dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia; dan
3) Isi arti Pancasila yang bersifat khusus dan konkrit, yaitu isi arti Pancasila
dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga memiliki sifat
yang khusus konkrit serta dinamis.
3. Kajian Aksiologis Sila-sila Pancasila
Aksiologi dipahami sebagai teori nilai, yaitu sesuatu yang
diinginkan, disukai atau yang baik. Dlm aksiologi terdapat dua
penilain yang umum digunakan, yaitu Etika dan Estetika.
a. Etika
Cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis
masalah-masalah moral (prilaku, norma, dan adat istiadat).
Berbeda dengan norma, etika tidak menghasilkan suatu kebaikan atau
perintah dan larangan, melainkan sebuah pemikiran yang kritis dan
mendasar
Tujuan dari etika adalah agar manusia mengetahi dan mampu
mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan

b. Estetika
Membahasa tentang keindahan
Pembahasan aksiologi sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan etik.
Dalam filsafat Pancasila, terdapat tiga tingkatan nilai, yaitu
a. Nilai-nilai dasar dari Pancasila
Nilai yang mendasari nilai instrumental, mendasari semua aktivitas
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang tercermin di
dalam Sila2 Pancasila yang secara eksplisit tertuang dalam UUD 1945.
b. Nilai instrumental
Merupakan manivestasi dari nilai dasar, berupa pasal-pasal UUD 1945,
perundang-undangan, ketetapan-ketetapan, dan peraturan-peraturan
lainnya yang berfungsi menjadi pedoman, kaidah, petunjuk kepada
masyarakat untuk mentaatinya
c. Nilai praktis
Nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan merupakan
penjabaran dari nilai instrumental dan berkaitan langsung dengan
kehidupan nyata.
Kelima sila Pancasila sebagai suatu system melahirkan nilai-nilai
kebangsaan, yaitu:
a. Nilai religiositas, yakni nilai-nilai spiritual, sebagai konsekuensi dari
sila Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Nilai kekeluargaan, yakni nilai-nilai kebersamaan, senasib dan
sepenanggungan tanpa membedakan latar belakang seseorang

c.  Nilai keselarasan, kemampuan untuk beradaptasi dan keinginan untuk


memahami dan menerima nilai-nilai kemajemukan Indonesia.
d. Nilai kerakyatan, yakni sifat dan komitmen untuk berpihak kepada
kepentingan rakyat banyak dalam merencanakan, merumuskan dan
menjalankan kebijakan public, sebagai perwujudan dari prinsip
kedaulatan rakyat dan bangsa yang berdaulat.

e. Nilai keadilan, yakni menegakkan dan berbuat adil kepada sesama


manusia serta mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
C. Kedudukan Dan Fungsi Pancasila
Kedudukan dan fungsi Pancasila dalam berbagai kajian Pancasila dan
dalam kehidupan bermasyarakat, memiliki ruang lingkup yang sangat luas.
dimaknai sesuai dengan bidang masing-masing yang konsekuensi maupun
aktualisasinya memiliki aspek yang berbeda pula, walaupun pada hakikat
dan sumbernya sama
Kedudukan dan fungsi pokok Pancasila pada hakikatnya adalah sebagai
dasar negara Republik Indonesia, hal ini sesuai dengan kausa finalis
Pancasila yang dibahas, dirumuskan, disepakati kemudian diputuskan oleh
para pendiri negara, dalam rangka membentuk sebuah negara nasional,
yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


Pandangan hidup bangsa, adalah kristalisasi dari nilai-nilai luhur
yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri yang diyakini kebenarannya
dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya
Sebagai konsep mendasar tentang nilai2 luhur yang dijadikan pegangan,
pedoman, arahan, petunjuk hidup dan tolok ukur kebaikan dalam
berkehidupan bermasy, berbgs dan berneg, maka Pand hidup bgs haruslah:
▪ Dari hasil pemikiran bangsa tersebut berdasarkan pengalaman sejarah
▪ Waktu yang lama, dan
▪ Proses yang terus menerus,
sehingga hasil pemikiran tersebut dapat di uji kenyataannya serta dapat
diterima oleh akal dan diakui kebenarannya.
Dengan pandangan hidup, suatu bangsa akan memandang
persoalan2 yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara
bagaimana memecahkan persoalan-persoalan bgs.
Lahirnya bangsa Indonesia merupakan buah hasil:
▪ Proses sejarah di masa lampau,
▪ Tantangan perjuangan saat itu dan
▪ Cita-cita hidup di masa datang
secara keseluruhan membentuk kepribadian sendiri, yakni kepribadian
bangsa Indonesia yang dirumuskan secara jelas sebagai pandangan hidup
dan dasar negara “Pancasila”.
Keberadaan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
merupakan bukti sejarah bahwa Pancasila telah tertanam dalam hati
masyarakat dan dikehendaki sebagai dasar kerohanian bangsa Indonesia
yang mampu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia

Intinya, Pancasila memperkokoh eksistensi bangsa dan untuk mengetahui


dengan jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya.

Dalam proses penjabaran dalam kehidupan, antara pandangan hidup


masyarakat dengan pandangan hidup bangsa memiliki hubungan yang
bersifat timbal balik, yaitu:
▪ Pandangan hidup bangsa diproyeksikan kembali kepada pandangan
hidup masyarakat yang tercermin dalam kehidupan pribadi warganya.
▪ Pandangan hidup masyarakat tercermin dalam kehidupan negara, yaitu
Pemerintah terikat oleh kewajiban konstitusional untuk memelihara
budi pekerti dan memegang teguh cita-cita luhur rakyatnya
2. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Dalam kedudukan sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu dasar
yang mengikat secara hukum terhadap seluruh penyelenggara
pemerintahan negara.

Dasar yuridis kedudukan Pancasila sebagai dasar negara:


Tap. MPRS No. XX/MPRS/1966 dan Tap MPR No. V/MPR/1973
tentang Memorandum DPR-GR Mengenai Sumber Tertib Hukum RI Dan
Tata Urutan Peraturan Perundangan RI.
Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap. MPR No.
II/MPR/1978 Tentang P4 (Ekaprasetia Pancakarsa) Dan Penetapan
Tentang Penegasan Pancasila Sebagai Dasar Negara.

Dasar formal kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara RI:


Dalam Pembukaan UUD1945 alenia IV yang tertulis “…..maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada Ketuhanan……..dst
3. Pancasila Sebagai Ideologi Negara RI
Secara harfiah ideologi, adalah pengetahuan ttg gagasan2, pengetahuan
ttg ide2, atau ajaran ttg pengertian-pengertian dasar.

Pengertian Ideologi menurut para ahli


De Tracy (filosof Perancis pada tahun 1796) Ideologi sebagai ilmu
tentang pikiran manusia yang mampu menunjukkan arah yang benar
menuju masa depan. (ideologi dlm arti positif)
Napoleon. Ideologi di gunakan untuk mendukung kepercayaan yang
cocok dengan kepentingan mereka yang memiliki keinginan. (ideologi
dlm arti negatif)
Karl Mark, membagi dua struktur dalam fenomena kehidupan: ide-ide
dan ekonomi.
Mark, Ideologi merupakan kebenaran relatif yang hanya benar menurut
golongan tertentu atau berpihak pada sebagian golongan yang
mencerminkan kekuatan lapisan masyarakat tertentu
Lanjut
Dalam pengertian di atas, Ideologi diartikan sebagai seperangkat sistem
dan tata nilai dari berbagai kesepakatan2 untuk dijadikan motivasi bagi
praksis sosial yang memberikan pembenaran yang harus ditaati dalam
sebuah kelompok sosial masyarakat.
Sejalan dengan pemikiran tersebut, ideologi pada suatu bangsa pada
hakikatnya memiliki ciri khas serta karakteristik yang mencerminkan
kepribadian bangsa yang bersangkutan.

Ciri-ciri ideologi
1. Memiliki derajad tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan
2. Perwujudan suatu asas kerohanian, pandangan hidup, pedoman
hidup, pegangan hidup yang dipelihara, diamalkan, dilestarikan
kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan
dengan kesediaan berkorban.
Ciri-ciri ideologi terbuka
1. Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat;
2. Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dai dalam masyarakat
sendiri
3. Hasil musyawarah dan consensus masyarakat; dan
4. Bersifat dinamis dan reformis
Pancasila sebagai ideology terbuka secara structural memiliki tiga
dimensi, sebagai berikut:
1. Dimensi Idealistis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
bersifat sistematis, rasional, dan menyeluruh
2. Dimensi Normatif, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
dijabarkan dalam suatu system norma, sebagaimana terkandung dalam
norma-norma kenegaraan
3. Dimensi Realistis, yaitu suatu ideology yang mampu mencerminkan
realitas yang hidup dan berkembang dalam masyarakat
D. Macam-macam Ideologi Di Dunia
1. Liberalisme
Adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pd pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yg
utama. Liberalism mendasarkan diri pada kebebasan individu
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu
Liberalisme menghendaki adanya:
▪ Pertukaran gagasan yang bebas
▪ Ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private
enterprise) yang relatif bebas
▪ Sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya
pembatasan terhadap pemilikan individu
Neo-liberalisme
adalah paham yang berpegang pada persaingan bebas di bidang politik,
ekonomi dengan syarat membantu negara-negara yang lemah, namun
tetap berpegang pada kepentingan individu dan persaingan bebas
2. Kapitalisme
Adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa
melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya
Kapitalisme muncul pertama kali di Eropa, sejak ditemukannya sistem
perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta, di Eropa dikenal dengan
sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme

Adam Smith adalah tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang:


▪ Merkantilisme yang dianggapnya kurang mendukung ekonomi
masyarakat.
▪ Para psiokrat yang menganggap tanah adalah sesuatu yang paling
penting dalam pola produksi

Negara yang menganut paham Liberalisme-kapital adalah: Inggris,


Belada, Spanyol, Australia, Portugis, Perancis, Amerika Serikat,
Argentina, Yunani, Zimbawe, Jerman, dan Swedia
3. Kolonialisme
Adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan
manusia di luar batas negaranya
Seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga
kerja, dan pasar wilayah tersebut
Perkembangan politik colonial modern mulai tumbuh pada abad 16, dan
puncak perkembangan politik colonial pada abad ke 17.
Tujuan politik colonial, untuk memiliki sumber perdagangan dan
pertambangan utk kepentingan pengolahan industry di Negara mereka.

4. Marxisme
Adalah sebuah paham yang berdasar pada pandangan-pandangan Karl
Marx. 
Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem
ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Pengikut teori ini disebut
sebagai Marxis.
Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme.
Mark menganggap bahwa:
▪ Kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum
proletar.
▪ Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja
berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan
mereka hanya dinikmati oleh kaum kapitalis.
Tiga hal yang merupakan komponen dasar dari Marxisme adalah:
a. filsafat dialectical and historical materialism
b. Sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai
tenaga kerja dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-
1790);
c. Menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas
dasar konsep perjuangan klas.
5. Sosialisme
Adalah ideology yang berusaha merubah struktur sosial dan politik
masyarakat, dan bermaksud membangun suatu masyarakat baru dengan
pola yang berbeda-beda menurut aliran-aliran sosialisme.

Tiga hal yang merupakan komponen dasar dari Marxisme adalah:


a. Hak milik pribadi atas alat-alat produksi mesin diakui secara terbatas
b. Mencapai kesejahteraan dengan cara damai dan demokratis
c. Berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dan perbaikan nasib
buruh dengan luwes secara bertahap
d. Negara diperlukan selama-lamanya

6. Komunisme
adalah ideologi (dalam bidang politik) yang dicetuskan oleh Karl Marx
dan Fredrich Engels, yang hendak menghapus hak2 milik perseorangan
dan menggantikannya dengan hak milik bersama yang dikontrol oleh
negara
Prinsip-prinsip komunisme yang memberikan pengaruh terhadap
kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sbb:
a. Pemerintah dipimpin oleh satu partai, yaitu partai komunis.
b. Komunis merupakan sistem pemerintahan tunggal
c. Hak milik pribadi dihilangkan, tidak ada kebebasan demokrasi, dan
menolak keadilan sosial
d. Pengelolaan ekonomi komunisme
Pengelolaan konomi komunis, yaitu:
a. Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan
b. Perekonomian ditentukan dan dikuasai negara
c. Bebas dari persaingan ekonomi pasar
d. Pengelolaan ekonomi komunisme
Ciri khas yang melekat pada ideologi komunisme
a. Hak milik pribadi atas alat-alat produksi
b. Dalam mencapai kesejahteraan menghalalkan segala cara, dengan
tindakan revolusioner
Lanjut
c. Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara diktator proletariat,
terutama pada masa-masa peralihan (transisi).
d. Negara hanya diperlukan untuk sementara waktu saja, selama belum
mencapai kesejahteraan
Kelebihan Ideologi komunis
a. Lebih mudah dalam mengendalikan pengangguran, inflasi dan
keburukan ekonomi dikarenakan pemerintah memiliki kekuasaan
dan memegang penuh berbagai hal yang ada di dalam sebuah negara
b. Semua orang akan dianggap sama sehingga tidak ada yang merasa
lebih unggul atau lebih rendah. Pemerintah yg memegang kekuasaan
secara utuh bagi setiap individu di dalam masyarakat tersebut
c. Jarang terjadi krisis karena perekonomian juga diperhitungkan serta
diatur dgn baik dari pusat, sehingga masya hanya tinggal mengikuti
Kekurangan Ideologi komunis
a. Monopoli yang dilakukan oleh pihak pemerintah akan sangat
merugikan masyarakat
Lanjut
b. HAM tidak dihargai
c. Tidak adanya kepercayaan terhadap Tuhan yang merupakan salah
satu harapan pembawa komunisme pertama kali yaitu Karl Marx
d. Masyarakat sama sekali tidak memiliki kebebasan secara individu
karena segala hal yang dilakukan disetir penuh oleh pihak pemerintah
d. Mengurangi adanya motivasi individu untuk menjadi pribadi yang
lebih baik karena mereka tidak bisa memiliki usaha sendiri
Komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi di negara Rusia,
Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba, dan Laos
7. Fasisme
Adalah suatu paham, ideologi, atau gerakan politik yang otoriter,
nasionalistik, dan tidak liberal yang memuja kekerasan dan mendukung
totalitarianisme
Totalitarianisme, artinya perintah pemimpin harus dipenuhi dan
dipatuhi tanpa adanya pengecualian apapun atau tidak pandang bulu.
Faham ini dirintis oleh Mussolini pada 1922-1943, dengan gerakan
radikal ideologi nasionalis otoriter politik
Faham Fasis berusaha untuk mengatur bangsa menurut perspektif
korporatis, nilai, dan sistem, termasuk sistem politik dan ekonomi
Faham Fasis adalah faham yang anti-komunisme, anti-demokratis, anti-
individualis, anti-liberal, anti-parlemen, anti-konservatif, anti-borjuis
dan anti-proletar, dan dalam banyak kasus anti-kapitalis
Ciri-ciri Fasisme, yaitu:
a. Menjadikan para pengikutnya homogen
b. Sistem kepemimpinan yang bersifat absolut dan otoriter
c. Memiliki identitas yang sama, tidak ada keberagaman
d. Gerakan militerisme lebih diutamakan, karena paham fasisme, bagi
mereka negara selalu dalam keadaan yang tidak aman
e. Musuh dikonstruksikan dlm suatu kerangka ideologi atau konspirasi.
f. Bersifat tidak rasional
g. Tidak suka kemerdekaan atau kebebasan berbicara
h. Derajat manusia satu dengan yang lainnya berbeda
i. Memiliki pandangan adanya perbedaan antara pemimpin dengan
yang dipimpin (rakyat).
Secara umum tujuan fasisme, adalah membuat individu atau masyarakat
berpikir serta bertindak secara seragam
8. Nazisme
Nazisme, atau secara resmi Sosialisme Nasional (Jerman:
Nationalsozialismus), mengacu pada ideologi totaliter Partai Nazi (Partai
Pekerja Sosial Nasional Jerman), atau dalam bahasa Jerman:
Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei atau NSDAP) di bawah
kepemimpinan Adolf Hilter, yang memimpin Jerman pada tahun 1933
s/d 1945.
Nazisme bukanlah sebuah ideologi baru, melainkan sebuah kombinasi
dari berbagai ideologi dan kelompok yang memiliki kesamaan pendapat
tentang penentangan Perjanjian Versailles dan kebencian terhadap
Yahudi dan Komunis yang dipercaya berada di balik perjanjian tersebut
Perjanjian Versailles (1919) adalah suatu perjanjian damai yang secara
resmi mengakhiri Perang Duni I antara Sekutu dan Kekaisaran Jerman.

Salah satu hal paling penting yang dihasilkan oleh perjanjian ini adalah
bahwa Jerman menerima tanggung jawab penuh sebagai penyebab
peperangan dan harus melakukan perbaikan-perbaikan pada negara-
negara tertentu yang tergabung dalam Sekutu
E. Implementasi Nilai2 yang terkandung didalam sila-sila Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


• Pengakuan dan keyakinan bgs Indonesia thd adanya Tuhan sbg
pancipta alam semesta
• Pengakuan akan kebebasan utk memeluk agama, menghormati
kemerdekaan beragama, tdk ada paksaan serta tdk berlaku
diskriminatif antar umat beragama.
Implementasi yang sesuai antara lain:

a. Percaya dan taqwa kepa Tuhan YME


b. Hormat menghormati dan bekerja sama dg pemeluk agama lain.

c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan


agama dan kepercayaann masing-masing.
d. Tidak memaksakan salah satu agama kepada
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
• Kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam
hidup bersama
• Pengakuan terhadap adanya harkat martabat manusia

Implementasi yang sesuai antara lain:


a. Mengakui persamaan derajat, harkat, dan martabat manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena kepada orang lain.
e. Suka memberi bantuan kepada korban bencana alam.

3. Persatuan Indonesia
• Usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa
nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
• Mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keaneka- ragaman
yang dimiliki bangsa indonesia.
Implementasi yang sesuai antara lain:
a. Mengembangkan sikap saling menghargai antar suku, agama, ras,
dan antar golongan.
b. Mengembangkan sikap saling asah, saling asih, dan saling asuh.
c. Tidak membeda-bedakan warna kulit, suku dan etnik.
d. Membina persatuan dan kesatuan demi terwujudnya kemajuan
bangsa dan Negara

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksana- an Dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
• Suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
• Warga negara Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban
yg sama
• Musyawarah mufakat dicapai melalui lembaga perwakilan
Implementasi yang sesuai antara lain:
a. Menghargai perbedaan pendapat.
b. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
c. Mengembangkan sikap demokratis.
d. Mau menerima hasil keputusan demi kepentingan bersama.

5. Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia


• Sebagai dasar sekaligus tujuan yang ingin dicapai bangsa Indonesia,
yakni adil dan makmur secara lahir maupun batin
• Keadilan dalam kehidupan sosial (Ipoleksosbud dan Hankam)
Implementasi yang sesuai antara lain:
a. Memajukan perbutan yang luhur.
b. Bersikap adil terhadap sesama manusia.
c. Menjujung tinggi nilai kebenaran dan keadilan.
d. Berani bertanggungjawab atas semua perbuatan yg tlh dilakukan.
e. Membiasakan hidup sederhana, hemat, guna menciptakan
keseimbangan kehidupan.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai