Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER PARU

Disusun Oleh:
1. Wilda Niswatul Khusnah (22021020)
2. Yolanda Juliana Putri (22021038)
3. Dewi Utari Rahmatika (22021046)
4. Tsani Azhar Arifa (22021047)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


ESTU UTOMO BOYOLALI
TAHUN 2022
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat allah SWT ,atas segala rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis
mampu menyelesaikan makalah berjudul asuhan keperawatan CA paru.dan makalah ini
disususun agar pembaca dapat mengetahui fisiologi nyeri dalam keperawatan.

Tak lupa kami berterimakasih kepada dosen pengampu materi serta rekan rekan yang terlibat
dalam pembuatan makalah ini.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi menyempurnakan
makalah ini.semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
Demikian makalah ini kami buat,atas kesediaanya kami mengucapkan terimakasih

Boyolali,10 oktober 2022

Penulis
Pendahuluan

A. Latar belakang
Kanker paru adalah penyakit pertumbuhan jaringan yang tidak dapat terkontrol pada
jaringan paru.tumor ini timbul pada epitel organ
respirasi(bronkus,bronkeulus,alveolus).pertumbuhan ini dapat menyebabkan metastasis pada
jaringan yang berdekatan dan infiltrasi ke luar jaringan paru (Fauci et al., 2008)
Lebih dari 90% tumor paru primer merupakan tumor ganas ini merupakan karsinomagenik
bronkogenik.bila kita menyebut kanker paru maka yang dimaksud adalah karena sebagian
besar tumor ganas primer system pernafasan bagian bawah bersifat epitel dan berasal dari
mukosa percabangan bronkus
Meskipun pernah dianggap sebagai suatu keganasan yang jarang terjadi,insidensi kanker
paru dinegara industry telah menjadi meningkat sampai tahap epidemic sejak tahun
1930.sebgaian statistic yang mengejutkan itu disebutkan pada bagian awal bagian ini.
Kanker paru sekarang ini telah menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada laki
laki maupun pada perempuan.insindensi tertinggi terjadi pada usia 40-60 tahunpeningkatan
ini diyakini berkaitan dengan makin tingginya kebiasaan meroko kretek yang sebenarnya
sebagian besar dapat dihindari
Maka dari itu kami menyususn makalah ini supaya memahami akan pentngnya kesehatan dan
tindakan pencegahan yang dapat dilakukan setelah mengetahui bahaya kanker paru, dan
penyebab terjadinya dan akibat aapa yang akan ditimbulkan dari penyakit kanker paru serta
untuk perawat sendiri dapat mengetahui asuhan keperawatan yang terbaik untuk
memaksimalkan perawatan terhadap pasien kanker paru
Tinjauan teori

A. definisi
Kanker paru adalah neoplasma ganas yang muncul dari epitel bronkus (brashers Valentina L., 2008:
113) kanker paru adalah kanker pada lapisan epitel saluran napas(karsinoma bronkogenik) (Corwin
ElizabethJ., 2009: 576).kanker paru (bronchogenic carcinoma) adalah penyakit yang ditandai dengan
tidak terkendalinya pertumbuhan sel dalam jaringan paru. Terutama sel sel yang melapisi bagian
pernafasan (Atiyeh Hashemi,dkk, 2013:165).

Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan diparu,mencakup keganasan yang
berasal dari paru sendiri ( primer) atau penyebaran (metastasis) tumor dari organ lain. Definisi
khusus untuk kanker paru primer yakni tumor ganas yang berasal dari epitel (jaringan sel) saluran
nafas atau bronkus.sedangkan menurut National Cancer Institute,kanker paru adalah kanker yang
terbentuk pada jaringan diparu,biasanya dilapisan sel sel saluran udara (syahruddin,2006)
B. Epidemiologi
Menurut American Cancer society,sekitar 1,6 juta kasus baru terjadi pada tahun 2008,terhitung
sekitas 13% dari total diagnosis kanker. Pada pria,tingkat kanker paru paru kejadian tertinggi di
Amerika Utara ,Eropa,Asia Timur,Argentina,dan Uruguay dan tingkat terendah adalah Sub Sahara
Afrika. Pada wanita ,prevalensi kanker paru tertinggi terdapat di Amerika Utara,Eropa
Utara,Australia,Selandia Baru dan China.(American Cancer Society, 2011).

Diseluruh dunia,diantara jenis kanker lain,kanker paru merupakan penyebab utama kematian pada
pria dan penyebab kedua kematian pada wanita,dengan perkiraan 951.000 kematian pada pria dan
427.400 kematian pada wanita pada tahun 2008(American Cancer Society,2011)

Prevalensi kanker paru dinegara maju sangat tinggi,diAmerika Serikat tahun 2002 dilaporkan
terdapat 169.400 kasus baru (merupakan 13% dari semua 8 Kanker paru yang terdiagnosis) dengan
154.900 kematian (merupakan 28% dari seluruh kematian akibat kanker), Di Inggris prevalensi
terjadinya mencapai 40.000/tahun,sedangkan di Indonesia menduduki peringkat 4 kanker
terbanyak,di RS kanker Dharmais Jakarta tahun 1998 menduduki peringkat ke 3 sesudah kanker
payudara dan leher rahim.sebagian besar kanker paru mengenai pria (65% ) life time risk 1:13 pada
perempuan 1:20 (sudoyo dkk., 2007)

Dibeberapa negara barat,dimana epidemi tembakau mencapai puncaknya pada pertengahan abad
lalu,seperti Amerika Serikat,Inggris dan Finlandia,tingkat kanker paru menurun pada pria dan tetap
pada wanita. Sebaliknya di Cina,Korea,dan beberapa negara diAfrika,tingkat kanker paru cenderung
terus meningkat setidaknya untuk beberapa dekade berikutnya (American Cancer Society, 2011)
C. Etiologi
Penyebab pasti kanker paru belum diketahui,tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat
yang bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti
kekebalan tubuh,genetik,dan lain lain (sudoyo dkk,2007)

Berikut ini adalah berbagai etiologi yang dapat memicu dan mempercepat pertumbuhan dari kanker
paru :

1. rokok
Meroko merupakan faktor resiko yang paling penting untuk kanker paru,terhitung sekitar 80% dari
kasus kanker paru pada pria dan 50% pada wanita di seluruh dunia.Hubungan kausal antara meroko
dengan kanker paru telah dibuktikan dengan studi epidemiologis yang dilakukan pada tahun 1950
dan 1960. Zat karsinogen dalam tembakau roko meliputi polynuclear aromatic hydrocarbons
(PAHs),N-nitrosamine,amin aromatic,senyawa organik (contoh : benzene,acrylonitricle) dan
anorganik (contoh : arsen,asetaldehid) dan polonium 210. Dari laporan beberapa penelitian
mengatakan bahwa peroko pasif pun akan beresiko terkena kanker paru. Anak anak yang terpapar
asap rokok selama 25 tahun pada usia dewasa akan terkena resiko kanker paru dua kali lipat
dibandingkan dengan yang tidak terpapar,dan perempuan yang hidup dengan suami/ pasangan
peroko juga resiko terkena kanker paru 2-3 kali lipat.diperkirakan 25% kanker paru dari bukan
peroko berasal dari peroko pasif (american Cancer Society, 2011; sudoyo dkk,2007; pass et al .,
2005)

2. Penyakit paru nonneoplasma (Inflamasi Kronis, Penyakit Paru Obstruktif


Kronis,Fibrosis Paru)
Resiko kanker paru di laporkan meningkat pada orang – orang dengan riwayat TB,fibrosis paru
seperti pada silicosis , atau bronkitis kronis dan dan emfisema.Peningkatan risiko kanker paru-paru
setelah diagonis TB telah dilaporkan dalam studio kohort dan kasus-kontrol (Pass et al.,2005)

The International Agency for Research on Cancer (IARC) telah mengklasifikasikan silica sebagai
kemungkinan zat karsinogen paru. Menghirup silica menyebabkan fibrosis pada kedua paru dan
kanker pada tikus,ada sebanyak sepuluh study kohort yang mengindikasikan bahwa penyakit paru
obstruktifkronik merupakan predictor independen untuk resiko kanker paru, dan beberapa study
melaporkan peningkatan resiko kanker paru pada organ dewasa dengan asma ( pass et al., 2005)

3. Interaksi gen-lingkungan
Factor genetic dan lingkungan mempengaruhi resiko kanker paru. Gen-gen yang mempengaruhi
kerentanan terhadap kanker paru mungkin terdiri dari alelheterogen pada satu lokus atau
kombinasi alel pada lokus ganda. Dalam studi agregasi familial kanker paru, lilienfeld dan Tokuhata
melaporkan peningkatan secara signiftikan resiko kematian akibag kanker paru antara kerabat dari
penderita kanker paru yang tidak merokok dibandingkan dengan kerabat yang tidak merokok yang
cocok dengan control usia,ras,dan jenis kelamin (pass et al., 2005)
D. Manifestasi klinis
Gejala klinis kanker paru tidak khas tetapi batuk,sesak nafas,atau nyeri dada (gejala respirasi ) yang
muncul lama atau tidak kunjung sembuh dengan pengobatan biasa pada “kelompok resiko” harus
ditindak lanjuti untuk prosedur diagnosis kanker paru.

Gejala yang berkaitan dengan pertumbuhan tumor langsung,seperti batuk,hemoptysis,nyeri dada


dan sesak nafas/stridor.batuk merupakan gejala paling sering (60%-70%) pada kanker paru.

.Gejala lain berkaitan dengan pertumbuhan regional, seperti efusi pleura, efusi perikard, sindorm
vena kava superior, disfagia, Pancoast syndrome, paralisis diafragma.Pancoast syndrome merupakan
kumpulan gejala dari kanker paru yang tumbuh disulkus superior, yang menyebabkan invasi pleksus
brakial sehingga menyebabkan nyeri pada lengan, sindrom Horner (ptosis, miosis, hemifacial
anhidrosis).

Keluhan suara serak menandakan telah terjadi kelumpuhan saraf atau gangguan pada pita suara.
Gejala klinis sistemik yang juga kadang menyertai adalah penurunan berat badan dalam waktu yang
singkat, nafsu makan menurun, demam hilang timbul.

Gejala yang berkaitan dengan gangguanRekomendasi Skrining Pemeriksaan low-dose CT scan


dilakukan pada pasienrisiko tinggi yaitu pasien usia > 40 tahun dengan riwayat merokok ≥30 tahun
dan berhenti merokok dalam kurun waktu 15 tahun sebelum pemeriksaan [rekomendasi A],atau
pasien ≥50 tahun dengan riwayat merokok ≥20 tahun dan adanya minimal satufaktor risiko lainnya
[rekomendasi B]

Rekomendasi Skrining Pemeriksaan low-dose CT scan dilakukan pada pasienrisiko tinggi yaitu pasien
usia > 40 tahun dengan riwayat merokok ≥30 tahun dan berhenti merokok dalam kurun waktu 15
tahun sebelum pemeriksaan [rekomendasi A],atau pasien ≥50 lltahun dengan riwayat merokok ≥20
tahun dan adanya minimal satufaktor risiko lainnya [rekomendasi B].

Neurologis (sakit kepala, lemah/parese) sering terjadi jika telah terjadi penyebaran ke otak atau
tulang belakang. Nyeri tulang sering menjadi gejala awal padakanker yang telah menyebar ke tulang.
Terdapat gejala lain seperti gejala paraneoplastik, seperti nyeri muskuloskeletal, hematologi,
vaskuler, neurologi, dan lain-lain

Pada pemeriksaan fisik, tanda yang dapat ditemukan pada kanker paru dapat bervariasi tergantung
pada letak, besar tumor dan penyebarannya. Pembesaran kelenjar getah bening (KGB)
supraklavikula, leher dan aksila menandakan telahterjadi penyebaran ke KGB atau tumor di dinding
dada, kepala atau lokasi lain juga menjadi petanda penyebaran. Sesak napas dengan temuan suara
napas yangabnormal pada pemeriksaan fisik yang didapat jika terdapat massa yang besar,efusi
pleura atau atelektasis. Venektasi (pelebaran vena) di dinding dada dengan pembengkakan (edema)
wajah, leher dan lengan berkaitan dengan bendungan pada vena kava superior (SVKS). Sindroma
Horner sering terjadi pada tumor yang terletak si apeks (pancoast tumor). Thrombus pada vena
ekstremitasditandai dengan edema disertai nyeri pada anggota gerak dan gangguan
sistemhemostatis (peningkatan kadar D-dimer) menjadi gejala telah terjadinya bendungan vena
dalam (DVT). Tanda-tanda patah tulang patologik dapat terjadi pada kanker yang bermetastasis ke
tulang. Tanda-tanda gangguan neurologisakan didapat jika kanker sudah menyebar ke otak atau
tulang belakang
F. Patofisiologi

1. Paparan karsinogen
Tembakau mengandung lebih dari 300 jenis zat berbahaya dan 40 jenis karsinogen kuat.hidrokarbon
aromatic dan NKK poli-nitrosamin diketahui menyebabkan kerusakan DNA dengan membentuk
adduct DNA pada hewan, Benzopiten menginduksi sinyal molekuler seperti AKT juga menyebabkan
mutasi pada gen p53 dan gen supresor tumor lainnya. Teori saat ini menunjukkan bahwa
serangkaian keracunan seluler mengganggu reproduksi genetik. Gejala nya berkembang mulai dari
pertunjukan tidak beraturan yang tidak terkontrol yang berhubungan dengan proses fisiologis,
sebuah studi oleh ito dkk menilai pergeseran jenis histologis kanker paru di Jepang dan Amerika
Serikat dalam hubungannya dengan pergeseran jenis dari rokok kretek dengan toko filter, studi
menetapkan bahwa pergeseran jenis roko kretek hanya untuk mengubah tipe kanker paru yang
paling sering dari karsinoma sel kecil ke adenokarsinoma

2. kerentanan genetika
Baru baru ini, teknik molekuler canggih telah mengidentifikasi amplifikasi onkogen dan inaktivasi gen
supersor tumor pada karsinoma non sel kecil. Klainan yang paling penting yang terdektesi adalah
mutasi yang melibatkan ras keluarga onkogen ras keluarga onkogen ini memiliki tiga anggota:ras H,
ras k, dan RS N. Gen ini mengkode protein pada permukaan bagian dalam dari membran sel dengan
aktivitas GTP pase dan mungkin terlihat dalam ransduksi sinyal studi yang dilakukan pada tikus
menunjukkan keterlibatan mutasi ras dalam patogenesis mulekul karsinoma non sel kecil. Studi pada
manusia menunjukkan bahwa aktivasi rasial memberikan kontribusi untuk perkembangan tumor ada
pasien dengan kanker paru. Mutasi gen ras terjadi hampir secara eksklusif pada Andrenosoma dan
ditemukan dalam 30%kasus.mutasi ini tidak identifikasi dalam adenokarsinoma yang berkembang
pada buak perokok, mutasi K ras tampaknya merupakan faktor prognotiks independen .
G. Pencegahan

prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan .terdapat 3 tingkat pencegahan
dalam epidemiologi penyakit kanker paru.yaitu

1. Pencegahan primordial (pencegahan tingkat pertama)


Pencegahan terhadap etiologi penyakit.pencegahan primer dilakukan kepada orang yang
sehat(bebas kanker)

Upaya yang dapat dilakukan adalah upaya promosi kesehatan,upaya untuk memberikan
informasi kondisi pada masyarakat yang memungkinkan kanker paru tidak dapat berkembang
karena tidak adanya peluang dan dukungan dari kebiasaan,gaya hidupmaupun kondisi lain yang
merupakan factor resiko untuk munculnya penyakit kanker paru.misalnya menciptakan
prakondisi dimana masyarakat merasa bahwa meroko itu merupakan kebiasaan yang tidak baik
dan masyarakat mampu bersikap positif untuk tidak meroko.selain itu senantiasa menjaga daya
tahan tubuh melalui pola hidup sehat (olahrag yang tutin,tidur cukup,pola makan sehat,dll)dan
makan suplemenn secara teratur.

2. Pencegahan tingkat kedua


Pencegahan sekunder bisa dilakukan kepada orang yang sudah sakit.tujuanya untuk mencegah
penyakit kebih lanjut dari penyakit serta membatasi terjadinya kecacatan .upaya yang dapat
dilakukan

a. Diagnosis diri : misalnya screaning


b. Pengobatan : misalnya kemoterapi,pembedahan,atau radiasi

3. Pencegahan tingkat ketiga


Pencegahan tersier adalah upaya peningkatan angka kesembuhan.angka berthan hidup,dan
kualitas hidupdalam pengobatan kanker paru berupa penatalaksanaan terapi
rehabilitative,paliatif,dan bebas rasa sakit.
H. Penatalaksanaan umum

1. Kemoterapi

Kemoterapi dapat diberikan sebagai modalitas neoadjuvant pada stadium dini,atau sebagai
adjuvant pasca pembedahan. Terapi adjuvant dapat diberikan pada KPKBSK stadium IIA ,IIB,IIIA.Pada
KPKBSK stadium lanjut,kemoterapi dapat diberikan dengan tujuan pengobatan jika tampilan umum
pasien baik (karnofsky >60%; WHO 0-2). Namun,guna kemoterapi terbesar adalah sebagai terapi
paliatif pada pasien dengan stadium lanjut.

Ada beberapa jenis kemoterapi yang dapat diberikan.lini pertama diberikan kepada pasien yang
tidak pernah menerima pengobatan kemoterapi sebelumnya (chemo naïve).kelompok ini terdiri dari
kemoterapi berbasis platinum dan yang tidak mengandung platinum (obat generasi baru).pilihan
utama obat berbasis platinum adalah sisplaatin,pilihan lain dengan karboplatin

Efek samping sisplatin yang paling sering ditemukan adalah toksisistas gastrointestinal.pada pasien
yang mengalami efek samping dengan sisplatin,dapat diberikan karboplatin.kemoterapi ini dapat
ditoleransi dengan lebih baik oleh pasien usia lanjut atau dengan komorbiditas berat.efek samping
karboplatin yang palig sering berupa hematoksisitas .obat kemoterapi lini pertama tidak berbasis
platinum yang dapat diberikan adalah etoposid,gemsitabin,paktitasel,vinoralbin.kombinasi sisplatin
dengan gemtisabin mebrikan angka kehiudpan paling tinggi,namun respon paling baik adalah
terhadap regimen sisplatin dengan pakliktaksel.kombinasi yang paling sering ditemukan adalah
febris neutropenia atau pendarahan akibat suprsisumsum tulang,hipnotremia atau
hipomagnesemia,toksisitas ginjal,dan neuropati perifer.

Kemoterapi lini kedua diberikan pada pasien yang pernah mendapat kemoterapi lini pertama namun
tidak memberikan resppon setelah 2 siklus atau KPKBSK menjadi lebih progresif setelah kemoterapi
selesai.onbat obat kemoterapi lini kedua adalah doktesakel dan pemetreksat.selain itu, dapat
diberikan juga kombinasi dari dua obat tidak berbasis platinum.kemoterapi lini ketiga dan seterusnya
sangat tergantung pada riwayat pengobatan sebelumnya
Kemoterapi berdasarkan stadium
1. Stadium 0
modalitas terapi pilihan adalah pembedahan atau photo dynamic therapy (PDT)
2. Stadium I
modalitas terapi pilihan adalah pembedahan,yang dapat dilakukan bersamaan dengan VATS.bila
pasien tidak dapat menjalani pembedahan ,maka dapat diberikan terapi radiasi atau kemoterapi
dengan tujuan pengobatan.selain itu juga dapat diberikan kombinasi terapi radiasi dengan
kenoterapi.pada stadiu, IB dapat diberikan kemoterapi adjuvant setelah reseksi bedah.
3. Stadium II
terapi pilihan utama atau reseksi bedah ,jika tidak ada kontraindikasi.terapi radiasi atau kemoterapi
adjuvant dapat dilakukan bila ada sisa tumor atau keterlibatan KGB intratoraks,terutama N2 atau
N3.bila pasien tidak dapat menjalani pembedahan,maka dapat diberikan terapi radiasi dengan
tujuan pengobatan .kombinasi terapi radiasi dengan kemoterapi dapat memberikan hasil yang lebih
baik.
4. Stadium III
Modalitas pengobatan yang terjadi pilihan utama tergantung pada kondisi klinis dan tampilan umum
pasien.terapi radiasi sendiri pada lesi primer dan lesi metastasis ipsilateral dan KGB
supraklavikula.kemoterapi sendiri dapat diberikan dengan regimen 4-6 siklus.kombinasi terapi
radiasii dan kemoterapi dapat memberikan hasil yang lebih baik.obat golongan EGFR-TKI
diberikan pada adenokarsinoma dengan hasil uji mutasi gen EGFR positif yang sensitive EGFR-TKI
5. Stadium Iv
Rergimen kemoterapi lini pertama adalah kemoterapi berbasis platinum (sisplatin atau karboplatin)
dengan salah satu obat generasi baru.sisplatin/karboplatin +etoposid sisplatin/karboplatin +
gemsitabin sisplatin/karboplatin + paklitaksel sisplatin/karboplatin doksetaksel
sisplatin/karboplatin+ vinorelbine sisplatin /karboplatin + pemetreksed

Regimen lini kedua adalah kemoterapi doksektaksel,monoterapi pemetreksed atau kombinasi dari
dua obat baru.Pada kondisi tertentu,untuk lini pertama dapat diberikan kemoterapi berbasis
platinum ditambahkan anti VEGF.pada rekurensi,pilihan terapi sesuai metastasis.modalitas yang
dapat digunakan termasuk radiasi paliaktif,kemoterapi paliatif,atau bedah paliatif

I. Asuhan keperawatan
1. Biodata

Pada biodata, bisa diperoleh data tentang identitas pasien meliputi nama pasien, tempat
tanggal lahir, alamat, umur pasien, jenis kelamin pasien, pekerjaan pasien, pendidikan
pasien, status kawin pasien, agama dan asuransi kesehatan. Selain itu juga dilakukan
pengkajian tentang orang terdekat pasien.

2. Keluhan utama

Selama pengumpulan riwayat kesehatan, perawat menanyakan kepada pasien tentang tanda
dan gejala yang dialami oleh pasien. Setiap keluhan harus ditanyakan dengan detail kepada
pasien disamping itu diperlukan juga pengkajian mengenai keluhan yang disarasakan
meliputi lama timbulnya.

 Penyakit Sekarang

Pada riwayat penyakit sekarang, perawat mengkaji apakah gejala terjadi pada waktu yang
tertentu saja, seperti sebelum atau sesudah makan, ataupun setelah mencerna makanan pedas
dan pengiritasi dan setelah mencerna obat tertentu atau setelah mengkonsumsi alhohol.

 Riwayat penyakit dahulu

Untuk mengkaji riwayat penyakit dahulu atau riwayat penyakit sebelumnya, perawat harus
mengkaji apakah gejala yang berhubungan dengan ansietas, stress, alergi, makan atau minum
terlalu banyak, atau makan terlalu cepat. Selain itu perawat juga harus mengkaji adakah
riwayat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan lambung

 Riwayat kesehatan keluarga

Dalam riwayat kesehatan keluarga perawat mengkaji riwayat keluarga yang mengkonsumsi
alkohol, mengidap gastritis, kelebihan diet, serta diet sembarangan. 18 Selain itu perawata
juga mananyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga.

3. Riwayat keadaan psikososial


 Persepsi pasien tentang penyakitnya Pasien menyadari bahwa penyakit yang
dideritanya karena faktor keturunan dan pola makan yang banyak
mengandung garam yang berasal dari masakan sendiri yang dikonsumsinya
setiap hari selama bertahun-tahun.
 Konsep diri
- Gambaran diri
- Ideal diri
- Harga diri
- Peran diri
 Keadaan emosi
Pasien menjawab pertanyaan dengan baik, tampak tenang dan keadaan
emosinya stabil. Tidak mudah tersinggung dan mudah tersenyum.
 Spiritual
- Nilai dan keyakinan
- Kegiatan ibadah
4. Status mental
 Tingkat kesadaran
 Penampilan
 Pembicaraan
 Alam perasaan
 Afek
 Interaksi selama wawancara
 Proses pikir
 Memori
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran
b. TTV
- Suhu tubuh
- Tekanan darah
- Nadi
- Pernapasan
- Skala nyeri
- TB
- BB
c. Pemeriksaan head to toe
- kepala dan rambut
- wajah
- mata
- hidung
- telinga
- mulut dan faring
- integumen
- sistem pencernaan
- thoraks/dada
d. Pola kebiasaan sehari-hari
- pola makan dan minum
- perawatan diri
- pola kegiatan/aktivitas
- pola eliminasi

Anda mungkin juga menyukai