FILSAFAT
KELOMPOK 4
FAUZAN HABIB 2209020103
1. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau
berupa perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan
bahagia. Berdasarkan pemikiran tersebut dapat dikembangkan bahwa
manusia akan menemukan kebahagiaan dan keadilan jika mereka mampu
dan mau melakukan peninjauan diri atau refleksi diri sehingga muncul
koreksi terhadap diri secara obyektif.
2. Plato (472-347 s. M.)
Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses
dan filsafat dalam arti produk.
- (Filsafat dalam arti proses) Filsafat di artikan dalam bentuk suatu aktivitas
berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan
menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai objeknya.
- (Filsafat dalam arti produk) Filsafat sebagai suatu jenis problema yang
dihadapi manusia. Sehingga manusia mencari suatu kebenaran yang timbul
dari persoalan yang bersumber dari akal manusia, dan sebagai jenis
pengetahuan, ilmu, konsep, dan pemikiran dari para filsuf misalnya
rasionalisme, materialisme, pragmatisme.
A. Obyek Filsafat :
(Obyek Material Filsafat) Obyek pembahasan filsafat yang
mencakup keseluruhan baik yang bersifat material kongkrit
seperti alam, manusia, benda, hewan, dll, maupun yang bersifat
abstrak spiritual seperti, nilai-nilai, ide, ideologi, moral,
pandangan hidup, dll.
(Obyek Formal Filsafat) Cara pandang filsuf terhadap obyek
material tersebut.
B. Cabang-cabang Filsafat :
(Metafisik) membahas hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis,yang meliputi
bidang-bidang ontology(membicarakan teori sifat dasar dan ragam kenyataan),
kosmologi (membicarakan tentang teori umum mengenai proses kenyataan) dan
anthropologi.
• (Epistemologi) membahas persoalan hakikat pengetahuan.
• (Metodologi) membahas persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.
• (Logika) membahas persoalan filsafat berpikir, yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil
berfikir yang benar.
• (Etika) berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
(Estetika) berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan.
C. Fungsi Filsafat Pancasila :
2). Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide, negara
atau tujuan negara. (Kelima sila pancasila merupakan kesatuan yang utuh, tidak
terpisahkan).
3). Berusaha menempatkan dan menjadi bernegara. (sehingga fungsi filsafat akan
terlihat jelas kalau negara itu sudah terbentuk keteraturan kehidupan bernegara).
D. Bukti Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
2. Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi dasar pijakan untuk menghadapi
tantangan globalisasi yang dapat melunturkan semangat kebangsaan dan melemahkan
sendi-sendi perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat banyak. Meskipun
kedua istilah tersebut mengandung muatan filsofis, tetapi Pancasila sebagai sistem filsafat
yang mengandung pengertian lebih akademis.
A. Pertama; hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan sebagai
prinsip utama dalam kehidupan semua makhluk.
B. Kedua; hakikat sila kemanusiaan adalah manusia monopluralis, yang terdiri atas 3 monodualis, yaitu
susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk individu, sosial), kedudukan kodrat (makhluk pribadi
yang otonom dan makhluk Tuhan).
C. Ketiga, hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaan. Rasa kebangsaan terwujud dalam
bentuk cinta tanah air, yang dibedakan ke dalam 3 jenis, yaitu tanah air real, tanah air formal, dan tanah
air mental.
D. Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah. Artinya, keputusan yang diambil
lebih didasarkan atas semangat musyawarah untuk mufakat, bukan membenarkan begitu saja pendapat
mayoritas tanpa peduli pendapat minoritas.
E. Kelima, hakikat sila keadilan terwujud dalam tiga aspek, yaitu keadilan distributif, legal, dan komutatif.
Keadilan distributif adalah keadilan bersifat membagi dari negara kepada warga negara.
Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pertama, meletakkan Pancasila sebagai sistem filsafat dapat memulihkan harga diri
bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dalam politik, yuridis, dan juga
merdeka dalam mengemukakan ide-ide pemikirannya untuk kemajuan bangsa, baik
secara materiil maupun spiritual.
Kedua, Pancasila sebagai sistem filsafat membangun alam pemikiran yang berakar
dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga mampu dalam menghadapi
berbagai ideologi dunia.
Ketiga, Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi dasar pijakan untuk
menghadapi tantangan globalisasi yang dapat melunturkan semangat kebangsaan
dan melemahkan sendi-sendi perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan
rakyat banyak.
Keempat, Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi way of life sekaligus way of
thinking bangsa Indonesia untuk menjaga keseimbangan dan konsistensi antara
tindakan dan pemikiran.
5. KESIMPULAN
Pancasila sebagai sistem filsafat sudah dikenal sejak para pendiri negara
membicarakan masalah dasar filosofis negara (Philosofische Grondslag) dan
pandangan hidup bangsa (weltanschauung). kedua istilah tersebut mengandung
muatan filsofis, tetapi Pancasila sebagai sistem filsafat yang mengandung pengertian
lebih akademis memerlukan perenungan lebih mendalam. Filsafat Pancasila
merupakan istilah yang mengemuka dalam dunia akademis. Ada dua pendekatan yang
berkembang dalam pengertian filsafat Pancasila, yaitu Pancasila sebagai genetivus
objectivus dan Pancasila sebagai genetivus subjectivus.