Dosen
BAMBANG BUDIONO, SH, MH
Pengertian Filsafat
Kata filosofi (philosophy) berasal dari perkataan Yunani philos(suka, cinta) dan
sophia(kebijaksanaan). Jadi kata filosofi berarti cinta kepada kebijaksanaan.
Kedua,filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikap yang sangat dijunjung tinggi. Ini adalah arti yang formal dari "berfilsafat". Dua
arti filsafat, "memiliki dan melakukan", tidak dapat dipisahkan sepenuhnya satu dari
lainnya. Oleh karena itu, jika tidak memiliki suatu filsafat dalam arti yang formal dan
personal, seseorang tidak akan dapat melakukan filsafat dalam arti kritik dan reflektif
(reflective sense).
Ketiga, filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
Seorang ahli filsafat ingin melihat kehidupan, tidak dengan pandangan seorang saintis,
seorang pengusaha atau seorang seniman, akan tetapi dengan pandangan yang
menyeluruh, mengatasi pandangan-pandangan yang parsial.
Keempat, filsafat adalah sebagai analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang
arti kata dan konsep.
Memang ini merupakan fungsi filsafat. Hampir semua ahli filsafat telah memakai
metoda analisa serta berusaha untuk menjelaskan arti istilah-istilah dan pemakaian
bahasa. Tetapi ada sekelompok ahli filsafat yang menganggap hal tersebut sebagai
tugas pokok dari filsafat bahkan ada golongan kecil yang menganggap hal tersebut
sebagai satu-satunya fungsi yang sah dari filsafat.
Kelima, filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang langsung yang mendapat
perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. Filsafat
mendorong penyelidikannya sampai kepada soal-soal yang paling mendalam dari
eksistensi manusia. Sebagian dari soal-soal filsafat pada zaman dahulu telah terjawab
dengan jawaban yang memuaskan kebanyakan ahli filsafat.
Adapun pidatonya sebagai berikut: Paduka Tuan Ketua yang mulia, saya mengerti apa
yang Ketua kehendaki! Paduka Tuan Ketua minta dasar, minta Philosofische Grondslag,
atau jika kita boleh memakai perkataan yang muluk-muluk, Paduka Tuan Ketua yang
mulia minta suatu Weltanschauung, di atas mana kita mendirikan negara Indonesia itu”.
Kedua, Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan hasil perenungan yang mendalam
dari para tokoh kenegaraan Indonesia. Hasil perenungan itu semula dimaksudkan untuk
merumuskan dasar negara yang akan merdeka.
Hasil perenungan tersebut merupakan suatu sistem filsafat karena telah memenuhi ciri-ciri berpikir
kefilsafatan. Beberapa ciri berpikir kefilsafatan meliputi:
(1) sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak
mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya. Pancasila sebagai sistem filsafat,
bagian-bagiannya tidak saling bertentangan, meskipun berbeda, bahkan saling melengkapi, dan
tiap bagian mempunyai fungsi dan kedudukan tersendiri;
(2) sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang terdapat
dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa merupakan suatu pola yang
dapat mewadahi semua kehidupan dan dinamika masyarakat di Indonesia;
(3) sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang sampai
ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat fundamental. Pancasila
sebagai sistem filsafat dirumuskan berdasarkan inti mutlak tata kehidupan manusia menghadapi
diri sendiri, sesama manusia, dan Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
(4) sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan yang
menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak
pemikiran tentang sesuatu. Pancasila sebagai dasar negara pada permulaannya merupakan buah
pikir dari tokoh-tokoh kenegaraan sebagai suatu pola dasar yang kemudian dibuktikan
kebenarannya melalui suatu diskusi dan dialog panjang dalam sidang BPUPKI hingga pengesahan
PPKI (Bakry, 1994: 13--15).
Pancasila sebagai dasar filsafat negara (Philosophische
Grondslag) nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam sila-
sila Pancasila mendasari seluruh peraturan hukum yang
berlaku di Indonesia. Artinya, nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan harus mendasari seluruh
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pancasila sebagai Weltanschauung, artinya nilai-nilai
Pancasila itu merupakan sesuatu yang telah ada dan
berkembang di dalam masyarakat Indonesia, yang kemudian
disepakati sebagai dasar filsafat negara (Philosophische
Grondslag). Weltanschauung merupakan sebuah pandangan
dunia (world-view)
Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pertama, agar dapat diberikan pertanggungjawaban rasional dan mendasar
mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip politik.
Kedua, agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional
dalam bidang-bidang yang menyangkut hidup bernegara.
Ketiga, agar dapat membuka dialog dengan berbagai perspektif baru dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Keempat, agar dapat menjadi kerangka
evaluasi terhadap segala kegiatan yang bersangkut paut dengan kehidupan
bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat, serta memberikan perspektif
pemecahan terhadap permasalahan nasional (Sastrapratedja, 2001: 3).
Pertanggungjawaban rasional, penjabaran operasional, ruang dialog, dan
kerangka evaluasi merupakan beberapa aspek yang diperlukan bagi
pengolahan filosofis Pancasila, meskipun masih ada beberapa aspek lagi
yang masih dapat dipertimbangkan.
Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Sistem Filsafat
1. Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Genetivus Subjectivus
Diskusikan :
1. Sumber historis Pancasila sebagai ideologi negara
a. Saat perumusan di BPUPKI dan PPKI
b. Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno
c. Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden
Soeharto
d. Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Habibie
e. Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Gus Dur
f. Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden
Megawati
g. Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden SBY
h. Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Jokowi
Diskusikan :
3. Sumber Politis Pancasila sebagai ideologi negara
Pada bagian ini, kita melihat Pancasila sebagai ideologi negara dalam
kehidupan politik di Indonesia. Unsur-unsur politis apa saja yang
membentuk Pancasila sebagai ideologi negara?