URGENSI PANCASILA
SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
DISUSUN OLEH :
MUDRIKAH - 211010550295
SITI SARTIKA WINATA - 211010550231
MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA
DOSEN : ABDUL RAHMAN SAFIIH S.E,M.M
KELAS : 02SMJE004
KELOMPOK 8
Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
1. Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat Mengapa Pancasila dikatakan sebagai sistem
filsafat? Ada beberapa alasan yang dapat
ditunjukkan untuk menjawab pertanyaan
a. Apa yang dimaksudkan dengan sistem filsafat tersebut.
Beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan
Pertama; dalam sidang BPUPKI, 1 Juni 1945,
fungsinya sebagaimana yang dikemukakan Titus, Smith
Soekarno memberi judul pidatonya dengan
& Nolan sebagai berikut:
nama Philosofische Grondslag dari pada
1.Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan
terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima Indonesia Merdeka.
Adapun pidatonya sebagai berikut:
secara tidak kritis. (arti informal)
Paduka Tuan Ketua yang mulia, saya mengerti apa yang Ketua
2.Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran
kehendaki! Paduka Tuan Ketua minta dasar, minta Philosofische
terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung
Grondslag, atau jika kita boleh memakai perkataan yang muluk-
tinggi. (arti formal)
muluk, Paduka Tuan Ketua yang mulia minta suatu
3.Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran
Weltanschauung, di atas mana kita mendirikan negara Indonesia
keseluruhan. (arti komprehensif).
itu”.
4.Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta
Noor Bakry menjelaskan bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat
penjelasan tentang arti kata dan konsep. (arti analisis
merupakan hasil perenungan yang mendalam dari para tokoh
linguistik).
kenegaraan Indonesia. Hasil perenungan itu semula dimaksudkan
5.Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung
untuk merumuskan dasar negara yang akan merdeka. Selain itu,
mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya
hasil perenungan tersebut merupakan suatu sistem filsafat karena
oleh ahli-ahli filsafat. (arti aktual-fundamental).
telah memenuhi ciri-ciri berpikir kefilsafatan. penalaran logis, serta
pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.
Beberapa ciri berpikir kefilsafatan meliputi: Kedua, Pancasila sebagai Weltanschauung, artinya nilai-nilai
1.Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan Pancasila itu merupakan sesuatu yang telah ada dan
satu sama lain secara runtut, tidak mengandung pernyataan berkembang di dalam masyarakat Indonesia, yang kemudian
yang saling bertentangan di dalamnya. disepakati sebagai dasar filsafat negara (Philosophische
2.Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup Grondslag). Weltanschauung merupakan sebuah pandangan
segala hal dan gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia. dunia (world-view). Hal ini menyitir pengertian filsafat oleh J. A.
3.Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk Leighton sebagaimana dikutip The Liang Gie, ”A complete
perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak philosophy includes a worldview or a reasoned conception of
permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat the whole cosmos, and a life-view or doctrine of the values,
fundamental. meanings, and purposes of human life” (The Liang Gie, 1977: 8).
4.Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil
Ajaran tentang nilai, makna, dan tujuan hidup manusia yang
perenungan sebagai praanggapan yang menjadi titik awal yang
terpatri dalam Weltanschauung itu menyebar dalam berbagai
menjadi pola dasar berdasarkan
pemikiran dan kebudayaan Bangsa Indonesia.