A. PENGERTIAN FILSAFAT
Pancasila sebagai falsafah Indonesia akan ditinjau melalui arti, objek,
dan tujuan filsafat umum dan selanjutnya memasuki bidang falsafah hidup
bangsa Indonesia.
Secara etimologi, filsafat adalah istilah atau kata yang berasal dari
bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari dua kata yaitu philo,
philos, philein, yang mempunyai arti cinta/ pecinta/ mencintai dan sophia yang
berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harafiah
istilah filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.
Berfilsafat berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap
sesuatu secara metodik, sistematik, menyeluruh dan universal untuk mencari
hakikat sesuatu. Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang paling umum yang
mengandung usaha mencari kebijaksanaandan cinta akan kebijakan.
Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti
proses dan filsafat dalam arti produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu
filsafat sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup. Disamping itu,
dikenal pula filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
1
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat
sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti
Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan
dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa
Indonesia dimanapun mereka berada.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya
adalah sebagaimana nilai-nilainya yang bersifat fundamental menjadi suatu
sumber dari segala sumber hukum dalam negara Indonesia, menjadi wadah
yang fleksibel bagi faham-faham positif untuk berkembang dan menjadi dasar
ketentuan yang menolak faham-faham yang bertentangan seperti Atheisme dan
segala bentuk kekafiran tak beragama, Kolonialisme, Diktatorisme, Kapitalis,
dan lain-lain.
2
a. Metafisika, cabang filsafat yang membahas dan melukiskan hal-hal yang
bereksistensi di balik fisis, yang meliputi bidang-nidang ontologi, kosmologi,
dan antropologi scara keseluruhan.
b. Epistimologi, cabang filsafat yang berkaitan dengan permasalahan hakikat
dari ilmu pada ilmu pengetahuan.
c. Meodolohi, adalah filsafat yang membahas persoalan hakikat metode dan
metodologi dalam ilmu pengetahuan.
d. Logika, cabang filsafat yang berkaitan dengan persoalan cara berfikir atau
filsafat berfikir, tentang rumus/dalil dan penalaran tentang hal yang benar
dan tidak benar, yang baik dan yang buruk.
e. Estetika, cabang filsafat yang berkaitan dengan permasalahan pemecahan
konsep-konsep yang mengandung nilai keindahan dalam hal-hal yang
bersifat estetik.
f. Etika, cabang filsafat yang berkaitan dengan moralitas, juga tingkah laku
manusia/tindakan-tindakan manusia.
3
Lima kesatuan sila-sila pancasila, yaitu:
1. Pancasila Sebagai Jati diri Bangsa Indonesia
Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan
konteksnya, misalnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia, sebagai
ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Seluruh kedudukan dan fungsi Pancasila itu bukanlah berdiri secara
sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokan maka akan kembali pada dua
kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia.
Pancasila pada hakikatnya adalah sistem nilai (value system) yang
merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia
sepanjang sejarah, yang berakar dari unsur-unsur kebudayaan luar yang
sesuai sehingga secara keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan
bangsa Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari proses terjadinya Pancasila yaitu
melalui suatu proses yang disebut kausa materialisme karena nilai-nilai
dalam Pancasila sudah ada dan hidup sejak jaman dulu yang tercermin
dalam kehidupan sehari-hari.
Pandangan yang diyakini kebenarannya itu menimbulkan tekad bagi
bangsa Indonesia untuk mewujudkan dalam sikap dan tingkah laku serta
perbuatannya. Di sisi lain, pandangan itu menjadi motor penggerak bagi
tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuannya. Dari pandangan inilah
maka dapat diketahui cita-cita yang ingin dicapai bangsa, gagasan kejiwaan
apa saja yang akan coba diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
4
c. Saling berhubungan dan saling ketergantungan
d. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama
(tujuan sistem)
e. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Pada hakikatnya setiap sila Pancasila merupakan suatu asas
sendiri-sendiri, fungsi sendiri-sendiri namun demikian secara keseluruhan
adalah suatu kesatuan yang sistematis dengan tujuan (bersama) suatu
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila pancasila
setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri. Fungsi sendiri-
sendiri namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang
sistematis.
1) Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang bersifat Organis
2) Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan berbentuk Piramidal
3) Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang saling mengisi
dan saling Mengkualifikasi.
4) Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai suatu system filsafat.
5
5. Rumusan hubungan Kesatuan Sila-sial Pancasila yang Saling Mengisi dan
Saling Mengkualifikasi
Kesatuan sila-sila Pancasila yang Majemuk Tunggal hierarkis Piramidal
juga memiliki sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal ini
dimaksudkan bahwa dalam setiap sila terkandung nilai keempat nilai lainnya,
atau dengan kata lain setiap sila dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.
6
Di samping itu, secara khusus bangsa Indonesia berani mempertahankan
eksistensi Pancasila bagi nusa dan bangsa serta akan menjaga kelestarian
kelangsungan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia dalam membela
kebenaran dan kepentingan demokrasi bagi kehidupan bersama yang
dilandasi oleh nilai persatuan dan kesatuan.
7
6. Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa
Indonesia
7. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
8. Pancasila sebagai moral pembangunan
9. Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila
8
2. Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab didasari dan dijiwai oleh
sila-sila lainnya hal ini dijelaskan bahwa manusia adalah sebagai subyek
pendukung pokok negara dan negara adalah dari, oleh dan untuk manusia.
3. Sila ketiga persatuan indonesia didasari dan dijiwai oleh sila-sila pancasila
lainnya yang maknanya hakikat persatuan didasari dan dijiwai oleh sila
ketuhanan dan kemanusiaan.
4. Sila keempat adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan dan perwakilan. Makna pokok sila keempat adalah
kerakyatan yaitu kesesuaiannya dengan hakikat rakyat.
5. Sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia memiliki makna
pokok keadilan yaitu hakikatnya kesesuaian dengan hakikat adil.
9
Hal yang sama juga berlaku dalam konteks negara Indonesia,
Pancasila adalah filsafat negara dan pendukung pokok negara adalah
rakyat (manusia).
2. Aspek Epistemologi
Epistemologi adalah bidang/cabang filsafat yang menyelidiki asal,
syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Pengetahuan
manusia sebagai hasil pengalaman dan pemikiran, membentuk budaya.
Bagaimana manusia mengetahui bahwa ia tahu atau mengetahui bahwa
sesuatu itu pengetahuan menjadi penyelidikan epistemologi.
Dengan kata lain, adalah bidang/cabang yang menyelidiki makna dan nilai
ilmu pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu,
termasuk semantik, logika, matematika dan teori ilmu.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu
sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi
pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas
alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna
hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan.
Pancasila dalam pengertian seperti itu telah menjadi suatu sistem cita-
cita atau keyakinan-keyakinan (belief system) sehingga telah menjelma
menjadi ideologi (mengandung tiga unsur yaitu :
a. logos (rasionalitas atau penalaran),
b. pathos (penghayatan), dan
c. ethos (kesusilaan).
3. Aspek Aksiologi
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori.
Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki :
a. tingkah laku moral, yang berwujud etika,
b. ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,
c. sosio politik yang berwujud ideologi.
10
Kehidupan manusia sebagai mahluk subyek budaya, pencipta dan
penegak nilai, berarti manusia secara sadar mencari memilih dan
melaksanakan (menikmati) nilai. Jadi nilai merupakan fungsi rohani jasmani
manusia. Dengan demikian, aksiologi adalah cabang fisafat yang
menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai dan hakikat
nilai, termasuk estetika, etika, ketuhanan dan agama.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikemukakan pula bahwa
yang mengandung nilai itu bukan hanya yang bersifat material saja tetapi
juga sesuatu yang bersifat nonmaterial/rokhaniah. Nilai-nilai material relatif
mudah diukur yaitu dengan menggunakan indra maupun alat pengukur
lainnya, sedangkan nilai rohaniah alat ukurnya adalah hati nurani manusia
yang dibantu indra manusia yaitu cipta, rasa, karsa serta keyakinan
manusia.
Dari ketiga bidang yakni Ontologi, Epistemologi, dan Axiologi inilah
asas-asas fundamental nilai ajaran filsafat Pancasila melandasi dan
memberikan pedoman bagaimana antar hubungan manusia dan
keselamatan
11
2. Filsafat Liberalisme
Dalam hal ini, semua hal tidak memiliki batasan, sehingga memungkinkan
adanya benturan-benturan dalam masyarakat. Tidak ada yang mengatur
tentang penanggulangan benturan-benturan tersebut,. masyarakat hanya
akan menegur bila merasa teranggu oleh orang lain, namun apabila tidak
merasa terganggumaka mereka cenderung untuk bersikap masa bodoh.
3. Filsafat Individualisme
Filsafat ini lebih cenderung lebih kekehidupan masing-masing orang
dimana antara orang yang saru dengan orang yang lain tidak mempunya
ikatan sosial atau dengan kata lain, mereka berdiri masing-masing. Tidak
terdapat kebersamaan, persatuan atau tujuan bersama.
12
SOAL
13
4) Jelaskan hakekat kesatuan sila-sila pancasila yang bertingkat dan berbentuk
pyramidal!
Jawab:
Hakekat kesatuan sila-sila pancasila yang bertingkat dan berbentuk pyramidal
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. sila pertama, ketuhanan yang maha esa mendasari dan menjiwaii
semua sila-sila pancasila yang lainnya. Hal tersebut berdasarkan pada
hakekat bahwa pedukung pokok Negara adalah masalah.
b. sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradap di dasari dan di jiwai
oleh sila-sila lainnya hal ini di jelas kan bahwa manusia adalah sebagai
subyek pendukung pokok negara dan negara adalah dari, oleh dan
untuk manusia.
c. sila ketiga, persatuan indonesia didasari dan di jiwai oleh sila-sila
pancasila lainnya yang maknanya hakikat persatuan didasari dan
dijiwai oleh sila ketuhanan dan kemanusiaan.
d. sila keempat, adalah kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permuyawaratan dan perwakilan.makna pokok
sila keempat adlah kerakyatan yaitu kesesuaiannya dengan hakikat
rakyat.
e. sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia memilikii
makna pokok keadilan yaitu hakikatnya kesesuaian dengan hakikat
adil.
14
namun dari penguasa tunggal yang ada dimana filsafat komunis itu
berada.
b. Filsafat Liberalisme
Dalam hal ini, semua hal tidak memiliki batasan, sehingga
memungkinkan adanya benturan-benturan dalam masyarakat. Tidak
ada yang mengatur tentang penanggulangan benturan-benturan
tersebut,. masyarakat hanya akan menegur bila merasa teranggu oleh
orang lain, namun apabila tidak merasa terganggumaka mereka
cenderung untuk bersikap masa bodoh.
c. Filsafat Individualisme
Filsafat ini lebih cenderung lebih kekehidupan masing-masing
orang dimana antara orang yang saru dengan orang yang lain tidak
mempunya ikatan sosial atau dengan kata lain, mereka berdiri masing-
masing. Tidak terdapat kebersamaan, persatuan atau tujuan bersama.
15
Daftar Isi
http://cecepsuhardiman.blogspot.co.id/2013/06/pancasila-sebagai-sistem-filsafat.html
Heri Herdiawanto dan Jumanta Hamdayana, 2010, cerdas, kritis, dan aktif
berwarganegara (pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi) Erlangga:
Jakarta
Prof. Dr. Kaelan, Memaknai Pancasila, secara filosofis, 2014, paradigm Yogyakarta
16
Pertanyaan waktu diskusi:
1. Perbedaan Ideologi dan Filsafat?
2. Apa saja cabang-cabang filsafat? (jwbn ada dalam makalah)
3. Apa yang dimaksud dengan hakekat kesatuan sila-sila pancasila yang bertingkat
dan berbentuk pyramidal? (jwbn ada dalam makalah)
4. Implementasi pancasila sebagai pandangan hidup di lingkungan kampus? (jwbn
ada dalam makalah)
5. Apa kegunaan filsafat secara praktik maupun teoritik? (jwbn ada dalam makalah
yang digarisbawahi)
17