Anda di halaman 1dari 11

FILSAFAT PANCASILA

AMA KELOMPOK:
1. DONA KURIA (2130009)
2. DWIKE AWDYA YUNANDA (2140005)
3. NURMAYVI ANINA (2130006)
4. ZELFI WAHYUNI (2150015)

Dosen Pengampu :

Roza Dahlia, M. H.
Arti dan hakekat pancasila

• Filsafat berasal dari kata Philos yang artinya cinta, dan


shopia yang bearti hikmat atau kebijaksanaan, secara istilah
yaitu philosofhia yang bearti cinta tehadap hikmat atau
kebijaksanaan.
• hakekat Pancasila beasal dari kata sangseketa yaitu “Panca”
yang artinya “lima” dan “Syila” yang bearti “batu sendi”.
Pancasila artinya bebatu sendi lima, yang secara harfiah
yaitu dasar yang memiliki lima unsur atau lima aturan
tingkah laku yang sangat penting.
• hakikat Pancasila adalah sesuatu yang terkandung dalam
nilai-nilai yang terdapat pada sila Pancasila yang harus
dijadikan sebab, sehingga dijadikan sebagai dasar negara.
Ciri - ciri berfikir filsafat

a.) Berpikir secara filsafat dicirikan secara radikal. Artinya berpikir sampai keakar-
akarnya bahkan substansinya untuk dapat menangkap sebuah pengetahuan hakiki.
b.) Berpikir kefilsafatan secara universal atau umum. Artinya berpikir melalui proses
yang tidak parsial dan diharapkan dapat sampai pada kesimpulan yang umum.
c.) Berpikir filsafat secara konseptual. Konseptual di sini memiliki artiyaitu hasil dari
sebuah generalisasi pengalaman tentang hal-hal dan proses individual.
d.) Berfikir kefilsafatan secara koheren dan konsisten. Tentu dalam hal ini berfikir secara
filsafat harus sesuai kaidah-kaidah berpikir (logis) dan tidak mengandung kontradiksi.
e.) Berfikir kefilsafatan secara sistematik. Dalam berpikir kefilsafatan, pendapat-
pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan harus saling berhubunan secara teratur
dalam tujuan tertentu.
f.) Berpikir kefilsafatan secara komprehensif. Yaitu berusaha menjelaskan pembahasan
yang merupakan tujuan secara menyeluruh tanpa ada yang tertinggal.
g.) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan bebas. Suatu pemikiran filsafat boleh dikatakan
sebagai hasil dari pemikiran yan bebas, artinya bebas dari prasangka sosial, historis,
religius dan kultural.
h.) Berpikir kefilsafatan secara bertangung jawab. Artinya mereka yang berpikir secara
filsafat harus mempunyai rasa tangung jawab, baik dengan nuraninya sendiri maupun
dengan konteks yang mereka tuju.
Cabang - Cabang Filsafat

a). Ontologi atau sering juga disebut metafisika adalah cabang


filsafat yang membicarakan tentang hakikat segala sesuatu yang
ada
b). Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal
mula, susunan, metode-metode, dan sahnya pengetahuan.
c). Aksiologi berbicara tentang nilai dan kegunaan dari segala
sesuatu terkait dengan kaidah moral pengembangan penggunaan
ilmu pengetahuan yang diperoleh
d). Logika merupakan cabang filsafat yang membicarakan
tentang aturan-aturan berpikir
Aliran - Aliran Filsafat

a). Aliran Realisme


merupakan suatu aliran dalam ilmu pengetahuan.
contohnya:
1.Pengetahuan tentang pohon
2.Pengetahuan tentang binatang
3.Pengetahuan tentang bumi
4.Pengetahuan tentang kota
Aliran realisme ini dibagi menjadi dua golongan:
1.Golongan Realisme Rasional.
Aliran realisme rasional dibagi dua lagi
(a) realisme klasik
(b) realisme relegius.
2.Golongan aliran realisme alam atau realisme ilmiah
berkembangnya ilmu pengetahuan alam.
Dipengaruhi dua lingkungan:
1.Lingkungan Sosial
2.Lingkungan fisik

b). Aliran Rasionalisme


merupakan aliran filsafat yang memandang bahwa
akal pikiran atau resiko adalah sebagai dasar
pengetahuan manusia.
Contohnya : bagaimana kita dapat membuat
segitiga dua kali lebih besar. Untuk menjawab
pertanyaan tersebut kita harus mengingat prinsip-
prinsip ilmu ukur yang ada pada kita.
c). Aliran Empirisme
merupakan suatu aliran dalam filsafat yang tertuju
pada keduniaan, yang menentang sikap mentingkan
dogma agama yang kaku.
d). Aliran Positivisme
Positivisme merupakan aliran yang berorientasi
pada ilmnu pengetahuan alam. Timbulnya filsafat
positivisme adalah sebagai reaksi tehadap spekulasi
theologis dan metafisis filsafat hegel. Aliran positivisme
ini memberi tekanan kepada fakta, kepada bukti-bukti
yang konkrit kepada sesuatu yang diverifikasi.
B. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Sistem filsafat maksudnya beberapa


pemikiran yang saling berhubungan, merupakan
satu kesatuan, sehingga tujuan dapat tercapai.
Beberapa pemikiran tersebut adalah pemikiran
tentang adanya segala sesuatu (disebut dengan
Ontologi), pemikiran tentang pengetahuan
(disebut Epistemologi), dan pemikiran tentang
nilai (disebut Aksiologi).
1.Ontologi Pancasila
Ontologi Pancasila membahas tentang adanya Pancasila
yang bersifat nyata, yaitu real, terdapat pada kehidupan
masyarakat. Sifat adanya Pancasila nyata, karena Tuhan dan
manusia sebagai sebabnya juga nyata, dan cara adanya melalui
proses persidangan yang ada dokumentasinya (naskah risalah
sidang).
2.Epistemologi Pancasila
Epistemologi Pancasila membahas tentang pengetahuan
Pancasila, yang meliputi sumber Pancasila, metode Pancasila,
instrument Pancasila, dan kebenaran Pancasila.Sumber
Pancasila meliputi sumber material, yaitu nilai-nilai yang
terdapat pada adat-istiadat, kebudayaan, agama / kepercayaan
yang dianut masyarakat, dan sumber formal yaitu Pembukaan
UUD1945 alinea IV.
C. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Hakikat nilai-nilai sila pancasila sebagai sistem filsafat adalah sebagai berikut:

1.Sila pertama (Ketuhanan yang Maha Esa) : Keyakinan bahwa mempercayai adanya
Tuhan sebagai prisip utama yang menjadi landasan adanya tanggung jawab.

2.Sila kedua (Kemanusiaan yang adil dan beradab) : Sifat kodrat lahiriah dari manusia,
bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup secara individu. Menjunjung
tinggi asas kemanusiaan dan tata karma sesuai kepribadian bangsa Indonesia.

3.Sila ketiga (Persatuan Indonesia) : Semangat kebangsaan, rasa cinta tanah air yang
tertanam di hati masyarakat Indonesia demi menjaga persatuan bangsa Indonesia.

4.Sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam


permusyawaratan dan perwakilan) : Keputusan yang diambil ketika menemui suatu
permasalahan melalui musyawarah mufakat yang disepakati dan dijalankan semua
anggota. Bukan mengambil pendapat mayoritas dan mengesampingkan pendapat
minoritas. Menghargai semua usul yang ada dan mengambil keputusan sebagai jalan
terbaik atas permasalahan yang ada.

5.Sila kelima (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) : Menjung tinggi keadilan
dalam berbagai aspek demi menegakkan hukum tanpa memandang bulu.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai