Anda di halaman 1dari 27

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN
Filsafat Pancasila/
Pancasila Sebagai sistem filsafat
PENGANTAR

Hakiki (instrinsik) nilai-nilai pancasila berwujud dan bersifat


filosofis, bahkan secara praktis dalam kehidupan masyarakat
nilai pancasila adalah falsafah/filsafat hidup (pandangan
hidup) yang berkembang dalam sosial budaya bangsa
indonesia.
Dengan kemerdekaan bangsa dan negara secara melembaga
dan formal, kedudukan dan fungsi pancasila ditingkatkan dari
kedudukannya sebagai filsafat hidup menjadi filsafat negara,
dari kondisi nilai sosial-budaya menjadi nilai filosofis-ideologis
yang konstitusional (dikukuhkan berdasarkan UUD 1945).
LATAR BELAKANG

1. Memahami sistem filsafat sesungguhnya menelusuri


dan mengkaji suatu pemikiran mendasar dan tertua
yang mengawali kebudayaan manusia.
2. Sistem filsafat sebagai suatu tata nilai (sistem nilai)
ialah suatu kebulatan ajaran tentang berbagai
segi/bidang kehidupan suatu masyarakat/bangsa.
3. Sebagai ajaran atau sistem filsafat sangat
mempengaruhi alam pikiran manusia berupa filsafat
hidup, filsafat negara, etika, logika dan sebagainya.
4. Masalah yang selalu direnungi manusia dalam
pemahaman kesemestaan melalui pemikiran
kefilsafatan, antara lain :
a. Apakah sebenarnya hakikat dari alam semesta ini,
b. Dari manakah dan bagaimanakah terjadinya (wujud)
alam semesta,
c. Apakah yang sesungguhnya makna hakikat manusia itu,
d. Mengapa ada kelahiran dan dari mana sebelum manusia
lahir,
e. Mengapa ada kematian dan bagaimana manusia itu
sesudah mati,
f. Apakah sebenarnya yang menjadi tujuan dari kehidupan
manusia itu,
g. Apakah makna kebenaran dan kebajikan itu sendiri,
h. Apakah yang menjadi sumber kebenaran alam semesta
ini dan apakah makna Tuhan.
5. Filsafat dalam sejarah mengalami fase perkembangan
sebagai berikut :
a. Dimulai dari Timur Tengah di Lembah Sungai NiL
(Mesir) pada 5000 3000 sebelum Masehi, dilembah
sungai Euphrat dan Tigris, di Babilonia dan sekitar
Palestina.
b. Di India berwujud Veda pada 4000 2500 sebelum
Masehi dan di Cina.
c. Di Barat (di Yunani) dimulai sekitar 700 sebelum
masehi. Filsafat Yunani dianggag sebagai landasan
Barat modern.
6. Sistem filsafat dan agama menjadi sistem nilai, yakni
pandangan hidup (keyakinan) yang melandasi tata
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pengaruh itu nampak dengan adanya :
Sistem Kapitalisme
Komunisme/ Sosialisme
Negara berdasar agama (ingat negara teokratis)
misalnya negara berdasarkan agama zaman kuno,
Islam, Kristen dan di Jepang/ Sinto.
PENGERTIAN FILSAFAT

1. Secara etimologi (secara asal kata), kata filsafat berasal dari


bahasa Yunani philosophia : philo/ philos/ philein yang
berarti cinta/ pecinta/ mencintai dan sophia, yang berarti
kebijakan/ wisdom/ kearifan/ hikmah/ hakikat kebeneran.
Jadi, filsafat artinya cinta akan kebijakan atau hakikat
kebenaran.
2. Berfilsafat, berarti berfikir sedalam-dalamnya (merenung)
terhadap sesuatu secara metodik, sistematis, menyeluruh
dan universal untuk mencari hakikat sesuatu/ kebenaran.
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan W.J.S.
Poerwadar minta mengartikan kata filsafat sebagai
pengetahuan dan pendidikan dengan akal budi mengenai
sebab-sebab, asas-asas, hukum dan sebagainya dari segala
sesuatu yang ada di alam semesta ataupun mengenai
kebenaran dan arti adanya sesuatu.
4. Filsafat bertujuan mencintai kebenaran
5. Bagi seorang filosof (pemikir), berfilsafat berarti secara
jujur, merenung, berfikir sungguh-sungguh sampai ke
akar-akarnya secara metode, sistematis dan menyeluruh
(universal) dalam mencari hakikat kebenaran dari
sesuatu yang menjadi obyek perhatiannya.
6. Definisi/ batasan filsafat dari beberapa ahli.
a. Plato, ahli filsafat Yunani.
Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran asli.
b. Aristoteles, murid plato
Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik
dan estetika.
c. Al Farabi, ahli filsafat Islam
Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam
wujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.
d. Immanuel Kant, ahli filsafat Katolik.
Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan
pangkal dari segala pengetahuan yang di dalamnya terkandung
empat persoalan :
1) Apakah yang dapat kita ketahui ? (jawabannya :
Metafisika).
2) Apakah yang seharusnya kita kerjakan ? (jawabannya :
Etika)
3) Sampai dimanakah harapan kita ? (jawabannya : Agama)
4) Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya :
Antropologi).
e. Drs. Hasbullah Bakry (ahli filsafat Indonesia)
Ilmu filsafat ialah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengengai ketuhanan, alam semesta dan manusia
sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana
sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
f. Prof. H. Muhammad Yamin, S.H. berpendapat :
Filsafat adalah pemusatan pemikiran, sehingga manusia menemui
kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialaminya
kesungguhan.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa :
Filsafat ialah sesuatu usaha pemikiran manusia yang sungguh-
sungguh, berfikir secara mendalam atau radikal (berasal dari
kata radix yang artinya akar sehingga berfikir secara radikal
berarti berfikir sampai kepada akar-akarnya dan sungguh-
sungguh kepada hakikat sesuatu) untuk mencari kebenaran
sesuai dengan ruang dan waktu. Hakikat sesuatu sama artinya
dengan kebenaran dari sesuatu yang bisa berupa apa saja sperti
tentang manusia, benda, alam, hukum, ekonomi, dan politik.
7. Filsafat sebagai kegiatan pikir murni menyelidiki obyek
yang tidak terbatas, yakni kesemestaan. Obyek filsafat
dapat dibedakan antara :
a. Obyek Material
Adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin
ada, yang konkrit-fisis, yan non-fisis, abstrak, psikis
spiritual.
b. Obyek Formal
Adalah menyelidik segala sesuatu yang tak terbatas
itu dengan sedalam-dalamnya, guna mengerti
hakikatnya.
8. Wawasan/ obyek filsafat meliputi bidang-bidang penyelidikan
Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Ketiga bidang ini dapat
dianggap mencakup kesemestaan.
a. Aspek Ontologi
Adalah bidang filsafat yang meliputi penyelidikan tentang
makna yang ada/ keberadaan (eksistensi), sumber, jenis
dan makna yang ada, termasuk ada alam, manusia,
kesemestaan (kosmologi), adanya Tuhan dan alam gaib,
rohani dan kehidupan sesudah kematian (alam dibalik
dunia, alam metafisika).
b. Aspek Epistemologi
Adalah bidang filsafat yang menyelidik makna dan nilai
ilmu pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat, proses
terjadi, susunan, metode dan validitas atau hakikat ilmu
pengetahuan termasuk semantika, logika, matematika dan
gramatika.
c. Aspek Aksiologi
Adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber
nilai, jenis nilai dan hakikat nilai, termasuk etika (tingkah
laku moral), ekspresi etika (berwujud estetika atau seni dan
keindahan), dan sosio-politik (berwujud ideologi).

9. Cabang-cabang Filsafat
Yang dimaksud dengan cabang adalah bagian yang termasuk
dalam ilmu filsafat dan memiliki konsep dasar filsafat tersendiri,
yaitu :
a. Metafisika, cabang filsafat yang membahas dan melukiskan
hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis, yang meliputi
dibidang-bidang ontologi, kosmologi dan antropologi.
b. Epistemologi, yang berkaitan dengan permasalahan hakikat
daripada ilmu pengetahuan.
c. Metodologi, yang membahas persoalan hakikat metode atau
metodelogi dalam ilmu pengetahuan.
d. Logika, yang berkaitan dengan persoalan cara
berfikir/ filsafat berfikir tentang rumus/ dalil-dalil
berpikir yang benar dan tidak benar, yang baik
dan buruk.
e. Etika, cabang filsafat yang berkaitan dengan moralitas,
juga tingkah laku manusia/ tindakan-tindakan manusia.
f. Estetika, cabang filsafat yang berkaitan dengan
persoalan hakikat keindahan. Mengajarkan kegunaan
nilai seni yang sangat berharga, seni melalui keindahan
tampil dan perperan dalam berbagai kegiatan manusia,
termasuk menimbulkan daya tarik karena keindahan
(musik, nyanyian, pakaian, berbahasa, lukisan, bunga-
bunga di halaman rumah).
SISTEM FILSAFAT/ PENGERTIAN SISTEM

1. Pemikiran filsafat berasal dari berbagai filsuf (ahli pikir)


atau tokoh yang menjadikan manusia sebagai subyek.
2. Perbedaan latar belakang, tata nilai, alam kehidupan, cita-
cita dan keyakinan yang mendasari seorang filsuf/ filosof
melahirkan ajaran filsafat yang berbeda-beda.
3. Sistem adalah seperangkat komponen, elemen, unsur atau
subsistem dengan segala atributnya, yang satu sama lain
saling berhubungan (interelasi), pengaruh-mempengaruhi,
saling ketergantungan (interdependensi), sehingga
keseluruhannya merupakan satu kesatuan yang
terintegrasi (bulat dan utuh), yang mempunyai
peranan/tujuan tertentu.
4. Suatu sistem yang saling berintegrasi dengan berbagai
sistem yang lainnya merupakan sub-sub sistem dari suatu
sistem yang lebih besar.
4. Pemikiran kesisteman adalah cara berfikir demi keseluruhan
sistem.
5. Sistem filsafat adalah ajaran filsafat yang bulat, mengajarkan
tentang berbagai segi kehidupan mendasar seperti sumber dan
hakikat realita, filsafat hidup dan tata nilai (etika) termasuk
teori terjadinya pengetahuan manusia dan logika.
6. Pancasila adalah sebuah sistem karena sila-sila pancasila
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Esensi seluruh sila-silanya juga merupakan suatu kesatuan.
Pancasila berasal dari kepribadian Bangsa Indonesia dan
unsur-unsurnya telah dimiliki oleh bangsa indonesia sejak
dahulu.
7. Secara garis besar pancasila adalah suatu realita yang
keberadaannya tidak dapat diragukan. Inti pancasila yaitu
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan
harus menjadi pedoman dan tolak ukur bagi seluruh kegiatan
kemasyarakatan dan kenegaraan Bangsa Indonesia.
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT

1. Aliran Materalisme
Mengajarkan bahwa hakikat realitas kemestaan ditentukan
oleh materi yang dapat diamati pancaindra seperti makhluk
hidup, manusia, benda, harta dan makanan, yang terikat pada
hukum alam (hukum sebab-akibat) dan bersifat obyektif.
2. Aliran Idealisme/ Spiritualisme
Mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yang menentukan
hidup pengertian manusia. Subyek manusia sadar atas
realitas dirinya dan kemestaan, karena ada akal budi dan
kesadaran rohani.
3. Aliran Realisme
Menggambarkan bahwa aliran materalisme dan idealisme/
spiritualisme tidak sesuai dengan kenyataan (tidak realistis).
Sesungguhnya, realitas kesemestaan, terutama kehidupan
bukanlah benda (materi) semata-mata.
MACAM-MACAM ARTI FILSAFAT
Pada umumnya arti filsafat yang meliputi berbagai masalah
tersebut dapat dikelompokan menjadi sebagai berikut :
1. Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk
2. Filsafat sebagai pandangan ilmu dan filsafat sebagai
pandangan hidup
3. Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk,
sebagai pandangan hidup dan filsafat dalam arti praktis.
Pancasila dapat disebut sebagai filsafat yang idealistis, theis dan
praktis karena pancasila (pandangan hidup) berisi nilai-nilai
atau pikiran yang terdalam tentang kehidupan yang dipandang
baik sehingga menimbulkan tekad bagi bangsa indonesia untuk
mewujudkannnya.
Theis karena pancasila merupakan filsafat yang mengakui
adanya kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pancasila adalah suatu filsafat, Muh. Yamin menegaskan


bahwa pancasila tersusun secara harmonis dalam suatu
sistem filsafat.
Filsafat negara kita ialah pancasila, yang diakui dan
diterima oleh Bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup.
Dengan demikian, pancasila harus dijadikan pedoman
dalam kelakuan dan pergaulan sehari-hari. Dengan
pancasila sebagai filsafat negara dan bangsa Indonesia,
kita dapat mencapai tujuan bangsa dan negara kita.
1. Pancasila merupakan sistem filsafat karena mencakup :
a. Sumber dan hakikat realitas hidup, sebagai bidang
ontologi yang menyelidiki makna ada (eksistensi,
keberadaan), sumber ada, jenis ada dan hakikat ada
termasuk : ada alam, manusia, metafisika dan
kesemestaan atau kosmologi.
b. Teori terjadinya pengetahuan dan logika, sebagai bidang
epistemologi yang menyelidiki makna dan nilai ilmu
pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat dan proses
terjadinya ilmu, validitas dan hakikat ilmu termasuk :
semantika, logika, matematika dan teori ilmu.
c. Tata nilai (etika) sebagai bidang aksiologi yang menyelidiki
makna nilai, sumber nilai, jenis dan tingkatan nilai,
hakikat nilai termasuk : estetika, etika, ketuhanan dan
agama.
2. Nilai-nilainya merupakan satu kesatuan yang utuh, artinya
antara nilai dasar yang satu dengan nilai dasar lainnya yang
terkandung dalam sila-silanya saling berhubungan dan saling
menjiwai. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan, satu
kebulatan yang utuh dan tersusun secara hirarkis (bertingkat)
dan sistematis (teratur), tidak boleh dipisah-pisahkan, dipecah-
pecah maupun ditukar dalam pengertian inilah maka sila-sila
pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Oleh karena
merupakan suatu sistem filsafat maka kelima sila bukan
terpisah-pisahkan dan memiliki makna sendiri-sendiri,
melainkan memiliki essensi makna yang utuh itu.
SUDUT PANDANG FILSAFAT PANCASILA
Pancasila sebagai suatu sisitem filsafat, maka kita akan
memasuki suatu paradigma yang biasa dianut dalam berfikir
filsafati.
Paradigma tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dalam berfilsafat seseorang selalu menentukan sudut
pandang, visi atau approach yang dipergunakan dalam
mengolah, menyusun konstruksi nalar dalam merumuskan
prinsip-prinsip filsafat yang dikemukakannya.
2. Berfilsafat adalah merupakan usaha manusia untuk
mencari jawab mengenai esensi atau hakikat terhadap
perkara yang menjadi perhatiannya. Esensi atau hakikat
terhadap perkara tersebut meliputi yang ada dan kebenaran
yang terkandung dalam perkara tersebut.
3. Filsafat memiliki tiga komponen utama yang juga dianggap
sebagai sistematika filsafat perlu dibahas yaitu ontologi yang
membahas tentang eksistensi serta perkembangan terhadap
perkara yang digelutinya, Epistemologi yang mengupas tentang
hakikat kebenaran tentang perkara yang dipelajari dan
bagaimana cara untuk mencari kebenaran dimaksud, dan
Aksiologi yang mengupas sistem nilai yang terkandung dalam
perkara yang menjadi perhatiannya.
4. Permasalahan yang menjadi perhatian mengenai pancasila
adalah :
Manusia dan lingkungannya dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara .
Falsafat pancasila menerapkan sudut pandang sebagai berikut :
1) Monodualistik
2) Keselarasan
3) Monopluralistik
4) Integralistik
Monodualistik adalah suatu faham yang menganggap bahwa
hakikat sesuatu adalah merupakan dua unsur yang terikat
menjadi satu kebulatan, satu kesatuan. Dalam memandang
manusia faham monodualistik, maka :
1) Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang mengadakan
hubungan yang serasi antara pencipta dan ciptaannya.
2) Manusia makhluk jasmani & rohani, makhluk individu &
sosial, hidup di dunia & akhirat.
3) Manusia merupakan bagian dari masyarak/ bangsanya.
Keselarasan adalah hubungan antara manusia sebagai pribadi
dengan masyarakatnya, lingkungannya terjalin dalam
keselarasan, keserasian dan keseimbangan.
Monopluralistik, faham ini mengakui bahwa bangsa indonesia
terdiri dari berbagai suku, memeluk berbagai agama,
anekaragam adat dan budayanya sendiri-sendiri, menganut
kepercayaannya masing-masing, tetapi kesemuanya terikat
menjadi satu kesatuan. Semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Faham Integralistik yang dianut oleh bangsa Indonesia. Dalam
masyarakat yang integralistik tiap anggota, tiap warga dan tiap
golongan diakui dan dihormati kehadiran dan kebedaannya
(eksistensinya), diakui hak dan kewajiban serta fungsinya
masing-masing dalam mencapai tujuan bersama.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai