Anda di halaman 1dari 12

BAB I.

PENGENALAN TENTANG FILSAFAT ILMU

1. Apa yang dimaksud dengan filsafat?


Jawab :
Secara Etimologis, filsafat merupakan terjemahan dari Philolophy (Bahasa Inggris) atau
Philosophia dari bahasa Yunani. Kata tersebut terdiri dari dua suku kata yaitu Philodan
Shopia. Philo yang berarti suka atau cinta, dan Shopia berarti kebijaksanaan.
Jadi,Philoshopia berarti suka atau cinta pada kebijaksanaan.

2. Apa sajakah objek filsafat?


Jawab :
Secara umum, filsafat mempunyai objek yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada
dan boleh juga diaplikasikan, yaitu tuhan, alam semesta, dan sebagainya. Apabila
diperhatikan secara seksama objek filsafat tersebut dapat dikatagorikan kepada dua:
a. Objek material
Objek material ini adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran atau
penelitian keilmuan. Objek material filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan itu sendiri,
yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah
tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secar umum.

b. Objek formal
Objek formal merubah objek khusus filsafat yang sedalam-dalamnya (Poedjawijatna,
1994: 8). Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek
materialnya. Suatu obyek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang
sehingga menghasilkan ilmu yang berbeda-beda. Objek formal ini dapat dipahami
melalui dua kegiatan:
1.) Aktivitas berfikir murni (reflective thinking) artinya kegiatan akal manusia dengan
usaha untuk mengerti dengan usaha untuk mengerti secara mendalam segala
sesuatunya sampai ke akar-akarnya.
2.) Produk kegiatan berfikir murni, artinya hasil dari pemikiran atau penyelidikan
dalam wujud ilmu atau ideologi. Mengenai objek forma ini ada juga yang
mengindentikan dengan metafisika, yaitu hal-hal diluar jangkauan panca indra,
seperti persoalan esensi dan substansi alam, yaitu sebab utama terjadinya alam.
Metafisika berasal dari bahasa yunani, yaitu metha artinya di belakang,
sedangkan fisika artinya fisik atau nyata. Untuk itu dapat dipahami
pengertianmethafisika adalah pemikiran yang jauh dan mendalam dibalik apa
yang bisa dijangkau oleh panca indra seperti Tuhan, asal alam, hakikat manusia,
dan sebagainya.

3. Apa ciri dari filsafat?


Jawab :
Ciri-ciri persoalan filsafat adalah sebagai berikut:
a. Bersifat Umum, artinya persoalan kefilsafatan tidak bersangkutan dengan objek-
objek khusus dengan kata lain sebagian besar masalah kefilsafatan berkaitan
dengan ide-ide besar.
b. Tidak menyangkut fakta. Dengan kata lain persoalan filsafat lebih bersifat spekulatif.
Persoalan-persoalan yang dihadapi melampaui batas-batas pengetahuan ilmiah.
Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang menyangkut fakta.

c. Bersangkutan dengan nilai-nilai (Values), artinya persoalan-persoalan kefilsafatan


bertalian dengan penilaian baik nilai moral-etika, estetika, agama, dan sosial. Nilai
dalam pengertian ini adalah suatu kualitas abstrak yang ada pada suatu hal.
d. Bersifat kritis, filsafat merupakan analisi secara kritis terhadap konsep-konsep dan
arti-arti yang biasanya diterima begitu saja.
e. Oleh suatu ilmu tanpa pemeriksaan secara kritis.
f. Bersifat sinoptis, artinya persoalan filsafat mencakup struktur kenyataan secara
keseluruhan. Filsafat merupakan ilmu yang membuat susunan kenyataan sebagai
keseluruhan.
g. Bersifat implikatif, artinyakalau sesuatu persoalan kefilsafatan sudah dijawab, maka
dari jawaban tersebut akan memunculkan persoalan baru yang saling berhubungan.

4. Bagaimanakah asal mula filsafat?


Jawab :
Filsafat dimulai oleh Thales sebagai filsafat jagad raya yang selanjutnya
berkembang ke arah kosmologi. Filsafat ini kemudian menjurus pada filsafat
spekulatif pada plato dan metafisika pada Aristoteles.
Setelah mulai beralih memasuki zaman romawi kuno, para pemikir mencari
keselarasan antara manusia dan alam semesta. Keselarasan itu dapat tercapai
bilamana manusia hidup sesuai dengan alam dalam arti mengikuti petunjuk akal
(sebagai asas tertinggi sifat manusiawi dan mengikuti hukum alam dari Logos
(sebagai akal alam semesta).
Dalam abad pertengahan, filsafat dianggap sebagai pengetahuan yang tertinggi.
Namun kedudukan dan perannya adalah sebagai pelayan dari teologi. Kebenaran
yang diterima oleh kepercayaan kepercayaan melalui wahyu tidak dapat ditentang
oleh kebenaran filasafati yang diperoleh dari akal manusia. Filsafat merupakan sarana
untuk menetapkan kebenaran-kebenaran tentang Tuhan yang dapatdicapai oleh akal
manusia itu. Dalam abad-abad selanjutnya filsafat berkembang menjadi dua jalur
yaitu filsafat alam dan filsafat moral.
Perkembangan filsafat berjalan terus seiring dengan perkembangan berbagai ilmu
baru. Sesudah memasuki abad XX filsafat dalam garis besarnya dibedakan menjadi
dua ragam, yakni filsafat kritis dan filsafat spekulatif. Filsafat kritis itu kemudian oleh
sebagian filsuf disebut filsafat analitik. Ragam filsafat analitik membahas pertanyaan-
pertanyaan tentang arti (meaning) dari pengertian-pengertian yang digunakan dalam
filsafat. Dengan perkataan lain, filsafat analitis terutama memusatkan perhatian pada
analisis secara cermat terhadap makna pengertian yang diperbincangkan dalam
filsafat seperti misalnya substansi, eksistensi, moral, realitas, dsb. Sedangkan filsafat
spekulatif sesungguhnya merupakan sebutan lain darimetafisika.

5. Apa saja peranan filsafat dalam dunia keilmuan?


Jawab :
Filsafat sebagai penghimpun ilmu pengetahuan. Memahami peranannya sebagai
penghimpun, maka filsafat dapat dikatakan merupakan induk segala ilmu
pengetahuan ataumater scientiarum. Bagi Bacon, filsafat adalah induk agung dari
ilmu-ilmu. Ia menangani semua pengetahuan, selain sebagai induk yang menghimpun
semua pengetahuan, bagi ilmu pengetahuan filsafat juga mempunyai peranan lain,
yakni sebagai pembantu ilmu pengetahuan.

6. Mengapa kita perlu belajar tentang filsafat?


Jawab :
Secara konkret  manfaat mempelajari filsafat adalah:
a. Filsafat menolong mendidik, membangun diri kita sendiri dengan pikiran lebih
mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita.

b. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan


persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari.
c. Filsafat memberikan pandangan yang luas, membendung akuisme dari akusentrisme
(dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan si
aku).
d. Filsafat merupakan latihan untuk berfikir sendiri, hingga kita tak hanya ikut-ikutan
saja, membuntut pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam
surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang,
mempunyai pendapat sendiri, berdiri sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.
e. Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri(terutama dalam etika)
maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu
mendidik, dan sebagainya.

BAB II. SISTEMATIKA FILSAFAT

1. Apa sajakah cabang filsafat? Terangkan menurut pendapat saudara secara singkat dan
jelas.
Jawab :
Pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga dimensi yaitu :
a) Logika ; apa yang dimaksud benar dan apa yang dimaksud salah.

b) Etika ; mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk.
c) Estetika ; apa yang termasuk jelek dan apa yang termasuk indah.

Ketiga cabang utama ini akhirnya bertambah lagi yaitu:


a) Metafisika ; teori tentang ada (tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat serta
pemikiran serta kaitan antara zat dan pikiran).
b) Politik ; kajian mengenai organisasi sosial/pemerintahan yang ideal.

Akhirnya berkembang lagi menjadi banyak cabang yang meliputi :

a) Epistimologi (filsafat pengetahuan)


b) Etika (filsafat moral)
c) Estetika (filsafat seni)
d) Metafisika
e) Politik (filsafat pemerintahan)
f) Filsafat matematika
g) Filsafat sejarah
h) Filsafat hukum
i) Filsafat pendidikan
j) Filsafat agama

2. Apa aaja ruang lingkup filsafat? Uraikan secara sederhana.


Jawab :
Berikut ini digambarkan batasan ruang lingkup atau bidang garapan tahapan
Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi.
a) Ontologi, merupakan salah satu kajiankefilsafatan yang paling kuno dan
berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang
bersifat konkret.
b) Epistemologi yang lebih jelas diungkapkan Dagobert D. Runes. Dia
menyatakan, bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas
sumber, struktur, metode-metode dan validitas pengetahuan. Sementara
itu, Azyumardi Azra menambahkan, bahwa epistemologi sebagai ilmu
yang membahas tentang keaslian, pengertian, struktur, metode dan
0aliditas ilmu pengetahuan.
c) Askiologi Berasal dari bahasa Yunani,
Axiosios (layak, pantas) dan 1ogos (Ilmu).
Jadi aksiologi merupakan cabang filsafat yang memepelajari nilai.

BAB III. SUMBER PENGETAHUAN

1. Uraikan secara sederhana tentang sumber pengetahuan rasionalisme menurut filsafat


ilmu?
Jawab :
Rasionalisme, sebuah aliran yang menandai lahirnya zaman baru dalam dunia
pemikiran eropa. Di mulai dari pemikiran Descartes yaitu “cogito ego sum (saya berp
ikir maka saya ada)”  muncullah banyak filsuf-filsuf
lain yang juga mencari kebenaran pengetahuan dengan dasar rasio atau akal budi.

2. Jelaskan secara sederhana menurut pendapat saudara tentang teori empirisme dalam
filsafat ilmu?
Jawab :
Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan
berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah
membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Empirisme lahir di Inggris
dengan tiga eksponennya adalah David Hume, George Berkeley dan John Locke.

3. Apa yang dimaksud sintesis imanuel kant?


Sintesis merupakan bentuk lain dari kegiatan atau metode berpikir. dianalisis dengan
membedah pengertian yang dikemukakan. Metode sintesis dalam filsafat
manusia,mensintesiskan pengalaman dan pengetahuan ke dalam satu visi. Contohnya
dari sistem-sistem besar filsafat Bergson tentang “daya penggerak hidup”; filsafat
Hegel tentang “Roh”; filsafat para materialis tentang hakikat “matreri”. Dengan
metode sintesis maka tercapailah visi menyeluruh dan rasional tentang hakikat
manusia. Dari suatu pengalaman dan pengetahuan tentang manusia,para filsof
mencoba menyaring dan menggolongkan isi pengalaman dan pengetahuan ke dalam
satu atau dua kategori realitas paling dasar,yaitu hakikat dari semua umat manusia

BAB IV ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN HARIAN

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan?


Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang dipelajari untuk bisa mengetahui
segala sesuatu di dalam kehidupan. Sering kali seseorang mempunyai keinginan
untuk mengetahui sesuatu. Sesuatu yang ingin diketahui itu ada dalam kehidupan
sehari-hari. Ada kalanya, rasa ingin tahu itu hanya sekedar keingintahuan yang
sebentar. Di sisi lain, terkadang ada juga seseorang yang ingin mengetahui suatu hal
karena memang benar-benar ingin tahu. Sehingga dia akan mencari apa yang ingin
diketahuinya itu sampai dia mendapatkannya. Setelah hal yang dicari itu didapatkan,
itulah yang dinamakan ilmu pengetahuan.

2. Apa saja macam ilmu pengetahuan?


1) Ilmu alamiah (Natural sciences) ialah ilmu yang mengkaji tentang keteraturan-
keteraturan dalam alam semesta dengan menggunakan metode ilmiah. Seperti :
Ilmu fisika, kimia, biologi, dll.
2) Ilmu sosial (social science) ialah ilmu yang mengkaji tentang keteraturan-
ketetaturan dalam hubungan antar manusia satu dengan manusia yang lainnya.
Seperti: Ilmu sosiologi, ekonomi, antroplogi, dll.
3) Ilmu budaya (Humanities) ialah ilmu yang mengkaji tentang masalah-masalah
manusia dan budaya yang bersifat manusiawi. Seperti: Ilmu bahasa, agama,
kesenian, dll.

3. Apa hubungan antara empat macam ilmu pengetahuan?


Terdapat beberapa hubungan yang sangat erat dan saling berkaitan, yaitu hubungan
antara pengetahuan tahu bahwa dan pengetahuan tahu bagaimana, hubungan antara
pengetahuan tahu bahwa dan pengetahuan tahu akan, hubungan antara pengetahuan
tahu bagaimana dan pengetahuan tahu akan serta hubungan antara pengetahuan tahu
mengapa dan ketiga jenis pengetahuan lainnya. Dimana keempat hubungan ini saling
berkaitan satu sama lainnya dan memungkinkan manusia dapat memperoleh
pengetahuan yang sempurna serta akurat. 

4. Apa cirri-ciri ilmu pengetahuan?


Empiris, yaitu pengetahuan berdasarkan pengamatan dan percobaan yang telah
dilakukan 
Sistematis, yaitu tersusun secara teratur berbagai keterangan dan data yang ada
Objektif,  yaitu terbebas dari prasangka seseorang 
Analitis, yaitu memperinci suatu persoalan yang ada. 
Verifikatif, yaitu dapat dipercayai kebenarannya.
 
5. Apa yang dimaksud dengan skeptisime?
Skeptisisme adalah sikap ketidak percayaan atau sifat ragu ragu terhadap sesuatu
yang di anggap belom pasti, benar, atau tidak jelas. sikap mencurigakan dan
meragukan atau ketidak percayaan serta merupakan keraguan seseorang tentang
sesuatu hal yang belum dipastikan kebenarannya. Dalam filsafat skeptisisme ini
merujuk pada beberapa sudut pandang salah satunya sebuah pertanyaan. 

BAB V PENEMUAN KEBENARAN DAN DAN SARANA BERFIKIR ILMIAH

1. Bagaimana cara menemukan kebenaran dalam dalam filsafat ilmu?


1) Penemuan Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan adalah penemuan yang berlangsung
tanpa disengaja. Dalam sejarah manusia, penemuan secara kebetulan banyak
juga yang berguna walaupun terjadinya tidak dengan cara ilmiah, tidak
disengaja dan tanpa rencana. Cara ini tidak dapat diterima dalam metode
keilmuan untuk menggali pengetahuan atau ilmu.
2) Penemuan "Coba dan Ralat alias Trial dan Error"
Penemuan coba dan ralat terjadi tanpa adanya kepastian akan berhasil atau
tidak berhasil kebenaran yang dicari. Memang ada aktifitas mencari kebenaran
namun aktifitas itu mengandung unsur spekulatif atau untung-untungan.
Penemuan dengan cara ini kerap kali memerlukan waktu yang lama karena
memang tanpa renca, tidak terarah dan tidak diketahui tujuannya. Cara coba
dan ralat ini pun tidak dapat diterima sebagai cara ilmiah dalam usaha untuk
mengungkapkan kebenaran.
3) Penemuan Melalui Otoritas atau Kewibawaan
Pendapat orang-orang yang memiliki kewibawaan misalnya orang-orang yang
punya kedudukan dan kekuasaan sering diterima sebagai kebenaran meski
pendapat itu tidak didasarkan pada pembuktian ilmiah. Pendapat itu tidak
berarti dan tidak ada gunanya. Pendapat itu tetap berguna terutama dalam
merangsang usaha penemuan baru bagi orang-orang yang menyangsikannya.
Namun begitu ada kalanya pendapat itu ternyata tidak dapat dibuktikan
kebenarannya. Dengna begitu pendapat pemegang otoritas bukanlah pendapat
yang ebrasal dari penelitian namun hanya berdasarkan pemikiran yang
diwarnai subjektivitas.
4) Penemuan Secara Spekulatif
Cara ini mirip dengan cara coba dan ralat namun bedanya adalah seseorang
yang menghadapi suatu masalah yang harus dipecahkan pada penemuan
secara spekulatif mungkin sekali ia membuat sejumlah alternatif pemecahan.
Kemudian ia mungkin memilih satu alternatif pemecahan, sekalipun ia tidak
yakin benar mengenai keberhasilannya.
5) Penemuan Kebenaran Lewat Cara Berfikir Kritis dan Rasional
Telah banyak kebenaran yang dicapai oleh manusia sebagai hasil dari
upayanya menggunakan kemampuan berpikirnya. Dalam menghadapi
masalah, manusia berusaha menganalisanya berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki untuk sampai pada pemecahan yang tepat. Cara
berpikir yang ditempuh pada tingkat permulaan dalam memecahkan masalah
adalah dengan berpikir analitis dan cara sintetis.
6) Penemuan Kebenaran Melalui Penelitian Ilmiah
Cara ini adalah melalui penelitian alias riset. Penelitian adalah penyaluran
hasrat ingin tahu pada manusia dalam taraf keilimuan. Pada setiap penelitian
ilmiah melekat ciri-ciri umum yaitu pelaksanaannya yang metodis harus
mencapai suatu keseluruhan yang logis dan koheren. Ciri lainnya adalah
universalitas yaitu setiap penelitian ilmiah harus objektif artinya terpimpin
oleh objek dan tidak

2. Apa sajakah sarana dalam berfikir ilmiah? Jelaskan menurut pendapat saudara?
Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah
kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang
baik. Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam
mendapatkan pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah
membantu proses metode ilmiah.

BAB VI KERAGAMAN DAN PENGELOMPOKAN ILMU PENGETAHUAN

1. Dalam filsafat ilmu apa yang dimaksud dengan keragaman ilmu pengetahuan dan
bagaimanakah pengelompokan ilmu pengetahuan?
Keragaman dan pengelompokan ilmu pengetahuan

1) Ilmu formal dan ilmu non formal atau Ilmu formal/ilmu non empiris
Ilmu formal : tidak bermaksud menyelidiki secara sistematis data-data indrawi
yang kongkrit. Mis. :  matematikan dan filsafat.
Ilmu non formal : berusaha menyelidiki secara sistematis data-data endrawi yang
konkrit. Mis. :  ilmu hayat, ilmu alam, ilmu manusia.
2) Ilmu murni dan ilmu terapan
Ilmu murni/teoritis : ilmu yang bertujuan meraih kebenaran demi kebenaran. Contoh
matematika dan metafisika
Ilmu terapan/praktis: ilmu yang bertujuan untuk diaplikasikan/diambil
manfaatnya.Contoh : ilmu kedokteran, teknik, hukum, ekonomi, psikologi,
sosiologi, administrasi, ekologi.
3) Ilmu nomotetis dan idiografis
Ilmu nomotetis, (ilmu-ilmu alam). Obyek pembahasannya adalah gejala-gejala
pengalaman yang dapat diulangi terus menerus dan hanya merupakan kasus-kasus
yang mempunyai hubungan dengan suatu hukum alam
Ilmu idiografis, (ilmu-ilmu budaya). Obyek pembahasannya adalah obyek yang
bersifat individual, unik yang hanya terjadi satu kali dan mencoba
mengerti/memahami obyeknya menurut keunikannya itu.
4) Ilmu deduktif dan induktif
Deduksi ialah proses pemikiran dimana akal budi manusia dari pengetahuan tentang
hal-hal yang umum dan abstrak menyimpulkan tentang hal-hal yang bersifat khusus
dan individual. Contoh ilmu deduktif: matematika.
Induksi ialah proses pemikiran dimana akal budi manusia dari pengetahuan tentang
hal-hal yang bersifat khusus dan individual menarik kesimpulan tentang hal-hal
yang bersifat umum dan abstrak
5) Naturwissenschaften dan geisteswissenschaften
Natur, adalah ilmu pengetahuan alam dan obyek  pembahasannya adalah benda-
benda alam/gejala-gejala alam. Geist adalah  ilmu budaya dengan obyek
pembahasannya adalah produk-produk manusiawi.  Ciri khas ilmu budaya adalah
bahwa ia mempunyai metode tersendiri yang tidak bisa diambil dari metode ilmu
alam. Ilmu budaya mendekati obyeknya dengan cara 'verstehen'
(mengerti/memahami). Ilmu alam mendekati obyeknya dengan cara 'erklaren'
(menerangkan).

2. Mengapa dalam filsafat ilmu banyak pengelompokan ilmu pengetahuan?


Karena semakin lama pengetahuan manusia semakin berkembang, demikian juga
pemikiran manusia semakin tersebar dalam berbagai bidang kehidupan, hal ini telah
mendorong para akhli untuk mengklasifikasikan ilmu ke dalam beberapa kelompok
dengan sudut pandangnya sendiri-sendiri, namun secara umum pembagian ilmu lebih
mengacu pada obyek formal dari ilmu itu sendiri, sedangkan jenis-jenis di dalam
suatu kelompok mengacu pada obyek formalnya.

Anda mungkin juga menyukai