Anda di halaman 1dari 158

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA BERBASIS

PENGGUNAAN BARANG BEKAS DARI


LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V DI MI NU
ISTIQLAL PLOSO JATI KUDUS

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
dalam Bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Oleh :
Maulidah Rohmah
NIM 1610310074

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
TAHUN 2020
i
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
FAKULTAS TARBIYAH
Jalan Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Kudus 59322 TELP.
(0291) 432677 Faks 441613

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Yang menandatangani dibawah ini menyatakan bahwa skripsi saudari :


Nama : Maulidah Rohmah
NIM : 1610310074
Fakultas : Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul :“Pelaksanaan Pembelajaran IPA
Berbasis Penggunaan Barang Bekas
dari Lingkungan Sebagai Media
Pembelajaran untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas V di MI
NU Istiqlal Ploso Jati Kudus”
Benar-benar telah melalui proses pembimbing dengan
pembimbing sejak 15 Oktober 2019 sampai dengan 27 April 2020 dan
disetujui untuk dapat dilanjutkan ke proses munaqosyah.

Kudus, 27 April 2020


Pembimbing

H. Husni Mubarok, M.pd.I


NID : 198907201037042016

ii
PENGESAHAN SKRIPSI

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, saya Maulidah


Rohmah, NIM 1610310074 menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
skripsi ini :
1. Seluruhnya merupakan karya saya sendiri dan belum pernah
diterbitkan dalam bentuk dan untuk keperluan apapun ; dan
2. Tidak berisi material yang pernah ditulis orang lain kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan rujukan
dalam penulisan skripsi ini.
Saya bersedia menerima sanksi apabila di kemudian hari
ditemukan ketidakbenaran pernyataan saya ini.

Kudus, 8 Maret 2020


Yang menyatakan,

Maulidah Rohmah
NIM 1610310074

iv
ABSTRAK

Maulidah Rohmah (NIM, 1610310074), Pelaksanaan Lingkungan


Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPA untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V di MI NU Istiqlal Ploso
Jati Kudus.
Pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran pada penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi
belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas V di MI NU Istiqlal Ploso
Jati Kudus.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan subjek
penelitian siswa kelas V MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus. Teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data hasil penelitian dianalisis
menggunakan diskripsi kualitatif untuk meggambaran hasil penelitian di
lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pelaksanaan
pembelajaran IPA berbasis penggunaan barang bekas dari lingkungan
sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus. Dalam pelaksanaannya
diterapkan pada mata pelajaran IPA materi pemuaian.Dalam
pelaksanaannya guru melakukan demontrasi percobaan pemuaian udara
pada balon di depan kelas dengan langkah-langkah sebagai berikut : a.
Masukkan ujung botol plastik pada ujung balon sehingga seluruh lubang
botol tertutup oleh ujung balon, b.Perhatikan balon masih dalam keadaan
mengempis, c.Siapkan dua mangkung dan beri tanda mangkok I dan
mangkok II, d.Tuang air panas ke dalam mangkok I dan air dingin ke
dalam mangkok II, e.Masukkan botol ke dalam mangkok I yang berisi air
panas, dan amati apa yang terjadi pada balon, f. Masukkan botol ke dalam
mangkok II yang berisi air dingin, dan amati apa yang terjadi pada
balon.2) Pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis penggunaan barang
bekas dari lingkungan sebagai media pembelajaran di kelas V MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus dapat menarik perhatian dan antusias siswa
dalam belajar. Siswa merasa termotivasi dalam pembelajaran Sehingga
hasil belajar siswa meningkat. Dengan itu maka dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis penggunaan barang bekas
sebagai media pembelajaran dapat meningkatan motivasi dan hasil
belajar siswa kelas V MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.

Kata Kunci : Barang bekas, IPA, Motivasi.

v
MOTTO

“Cintailah Alam Sekitar untuk Meningkatkan Keimanan”


(penulis)

vi
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap Alhamdulillahalaa kulli hal dan memunculkan
rasa kegembiraan serta hati yang bersuka ria dengan penuh rasa syukur
yang dipanjatkan kepada Allah SWT. Keberhasilan dan kesuksesan yang
sempurna ini tak dapat dicapai tanpa perjuangan dan usaha sendiri dan
bantuan orang lain. Semoga skripsi yang telah tersusun ini bermanfaat,
khususnya bagi penulis dan para pembaca. Dengan itu, penulis secara
sadar dan dengan setulus hati skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua saya yang senantiasa mendidik, membimbing,
menyayangi, menyemangati dan selalu mendukung saya dengan
tulus ikhlas, dan mendoakan demi keberhasilan, keberuntungan, dan
kesuksesan saya serta memberikan restunya kepada saya.
2. Bapak H. Husni Mubarok, M. Pd.I selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing saya dengan kesabaran sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
3. Semua para guru saya yang saya hormati yang selama ini telah tulus
ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun, mendidik,
mengarahkan, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tidak
ternilai harganya dalam menuntut ilmu yang berkah dan bermanfaat.
4. Seluruh keluarga besar saya yang selalu memberi dukungan,
semangat, dan doa dalam kesuksesan saya.
5. Keluarga besar Ibu Sri Aminah S. Pd.I yang telah memberikan saya
tempat tinggal selama 4 tahun saya menuntut ilmu di Kudus dan
berbaik hati serta memberikan kasih sayang seperti keluarga saya
sendiri.
6. Seluruh sahabat tunas kelapa yang selalu ada dan memberikan
dukungan, semangat, motivasi, serta do‟a atas kesuksesan saya.
7. Teman-teman kelas PGMI-B “Kartini Mbangun Praja” senasib dan
seperjuangan yang telah memberikan motivasi dan saling memberi
semangat untuk melewati tahap-tahap perkuliahan selama 4 tahun
sampai selesai skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan, sepembimbing yang telah meluangkan
waktunya yang selalu memberikan semangat dan membuat hari-hari
saat bimbingan lebih indah.
9. Serta semua pihak yang telah membantu penulis yang tak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir
kata saya persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang
saya sayangi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk
kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Amiin.
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

viii
KATA PENGANTAR

‫يم‬ ‫س ِم ه‬
ِ ‫َّللاِ ال هر ْح َم ِن ال هر ِح‬ ْ ِ‫ب‬
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Barang
Bekas dari Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata
Pelajaran IPA untuk Meningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas V
di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus”. Ini disusun guna memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (satu) dalam Fakultas
Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus.
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terealisasikan. Untuk itu peneliti menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. H Mundakir, M.Ag., selaku Rektor IAIN Kudus yang
telah merestui pembahasan skripsi ini.
2. Bapak Dr. H. Abdul Karim, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
pada IAIN Kudus.
3. Ibu Mufatihatut Taubah S.Ag, M.Pd.I,. selaku Ketua Program Studi
PGMI Fakultas Tarbiyah pada IAIN Kudus.
4. Bapak H. Husni Mubarok, M. Pd. I, selaku Dosen Pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktunya, tenaga dan fikiran untuk
memberikan bimbingan, pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Anisa Listiana, M. Ag., selaku Kepala Perpustakaan IAIN Kudus
yang telah memberikan izin dan layanan perpustakaan yang
diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Para Dosen atau Staf Pengajar di lingkungan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Kudus yang membekali berbagai pengetahuan
sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7. Bapak H.Zainuri S. Pd.I, selaku MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus
yang bersedia memberikan izin dilakukannya penelitian.
8. Ibu Febrilia Nurhayati S. Pd.I, selaku guru kelas V dan seluruh staf/
guru Madrasah Ibtidaiyah Nahdhotul Ulama Istiqlal Ploso Jati
Kudus yang bersedia memberikan informasi sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
9. Bapak Suroso dan Ibu Rukminah, kedua orang tua penulis yang
selalu mendukung dan memberi semangat serta do‟a sehingga
penulis mampu bertahan sampai sekarang.

ix
10. Sahabat tunas kelapa yang selalu memberi semangat dan selalu
membantu penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Segenap keluarga PGMI-B yang selalu bersama saling memberi
semangat untuk meraih cita-cita
12. Segenap pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Bukan harta dan benda yang dapat penulis berikan melainkan
hanya do‟a tulus ikhlas dan harapan, semoga jasa beliau semua
mandapatkan balasan yang berlipat ganda di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari dengan segala keterbatasan dan kemampuan
yang dimiliki dalam penyusunan skripsi ini yang masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis membuka diri dan menerima kritik serta
saran yang konstruktif dari pembaca agar skripsi ini dapat menjadi lebih
baik lagi.
Akhirnya penulis hanya dapat membalas dengan do‟a, semoga
Allah SWT yang akan memberikan balasan atas kebaikan budi mereka.
Akhirukalam, semoga karya sederhana ini dapat diambil manfaatnya bagi
para pembaca, Aamiin.

Kudus, 8 Maret 2020


Penulis,

Maulidah Rohmah
NIM 1610310074

x
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................ v
MOTTO .................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ................................................................................... vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................. 5
C. Rumusan Masalah .............................................................. 6
D. Tujuan Penelitian................................................................ 6
E. Manfaat penelitian .............................................................. 6
F. Sistematika Penelitian ........................................................ 7
BAB II KERANGKA TEORI .................................................................. 9
A. Kerangka Teori ................................................................... 9
1. Lingkungan................................................................. 9
2. Media Pembelajaran ................................................. 11
3. Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran ............... 16
4. Pembelajaran IPA ..................................................... 21
5. Motivasi Belajar ....................................................... 25
B. Penelitian Terdahulu .................................................... 29
C. Kerangka Berfikir........................................................ 32
D. Pertanyaan Penelitian .................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 37
A. Jenis dan Pendekatan ................................................... 37
B. Setting Penelitian ........................................................ 38
C. Subyek Penelitian ........................................................ 38
D. Sumber Data ............................................................... 38
1. Sumber data primer .................................................. 38
2. Sumber data sekunder .............................................. 39
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 39
1. Wawancara ............................................................... 39

xi
2. Observasi .................................................................. 40
3. Dokumentasi............................................................. 40
F. Pengujian Keabsahan Data ............................................... 40
1. Perpanjangan pengamatan ........................................ 41
2. Meningkatkan Ketekunan......................................... 41
3. Triangulasi................................................................ 41
4. Analisis kasus negatif ............................................... 42
5. Mengadakan member check ..................................... 42
G. Teknik Analisis data ......................................................... 42
1. Data Reduction / reduksi data ................................... 43
2. Data Display / penyajian data ................................... 43
3. Conclusion Drawing / verification ........................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................ 45
A. Gambaran Obyek Penelitian ............................................. 45
1. Sejarah Berdirinya MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus 45
2. Letak Geografis ........................................................ 46
3. Visi, Misi, dan Tujuan MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus ....................................................................... 46
4. Struktur Organisasi MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus
.................................................................................. 47
5. Daftar nama tenaga pendidik di MI NU Istiqlal Ploso
Jati Kudus ................................................................. 48
6. Sarana dan Prasarana MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus
.................................................................................. 48
B. Deskripsi Data Penelitian ................................................. 49
1. Pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai
media pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di MI
NU Istiqlal Ploso Jati Kudus .................................... 50
2. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA
dengan menerapkan barang bekas dari lingkungan
sebagai media pembelajaran di kelas V MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus. .......................................... 54
C. Analisis Data Penelitian ................................................... 57
1. Analisis Pelaksanaan barang bekas dari lingkungan
sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPA
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di
MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus .............................. 57
2. Analisis motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
IPA dengan menerapkan barang bekas dari
lingkungan sebagai media pembelajaran di kelas V
xii
MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus. ............................. 62
BAB V PENUTUP ................................................................................. 68
A. Simpulan........................................................................... 68
B. Saran-saran ....................................................................... 68
C. Penutup ............................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 70

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis-Jenis Media Pembelajaran ......................................... 15


Tabel 4.1 Rincian Sarana Prasarana ................................................... 49

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ........................................................... 33

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
IPTEK di indonesia mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Dengan berbagai kegiatan dan persoalan secara dinamis
manusia dituntut untuk mampu beradaptasi serta memecahkan
persoalan yang dihadapinya. Memecahkan persoalan dibutuhkan
kecerdasan, kearifan,dan kreatifitas agar dalam menyelesaikan
persoalan tidak menimbulkan persoalan baru yang lebih rumit.
Untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan cerdas tentu tidak
terlepas dari dunia pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu
wadah yang melahirkan generasi berkualitas dan cerdas.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pada pasal 1 (satu) ayat 1 (satu)
disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan memperbaiki
kegiatan pembelajaran. kegiatan pembelajaran merupakan
aktualisasi kurikulum yang menuntu kreatifitas dan kearifan guru
dalam menciptakan kegiatan siswa sesuai dengan RPP yang sudah
disusun sebelumnya. Dengan hal tersebut maka dibutuhkan berbagai
keterampilan khusus yang harus dimiliki oleh guru untuk
mewujudkan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan
menarik bagi siswa.
Pendidikan di negara kita terus berkembang demi tercapaiya
tujuan pendidikan. Agar tujuan pendidikan tercapai maka setiap
jenjang pendidikan mempunyai kewajiban dalam mewujudkannya.
Lembaga pendidikan formal seperti sekolah mempunyai prioritas
utama sebagai tempat untuk menyelenggarakan proses pembelajaran
yang baik. Dengan adanya proses pembelajaran diharapkan nantinya
siswa mampu memiliki gambaran tentang nilai yang baik untuk
kehidupan. Jenjang Pendidikan yang memiliki peranan sangat

1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional , ( 24 Oktober 2019).
1
strategis untuk penanaman bakat awal seorang anak adalah jenjang
pendidikan dasar atau sering disebut (SD/MI). melalui SD/MI dapat
menanamkan bakat awal berupa pengetahuan, keterampilan, dan
sikap guna menyiapkan diri anak untuk menuju ke jenjang
selanjutnya. Guru dalam membina siswa untuk menemukan
pengetahuan baru sebaiknya memperhatikan struktur kognitif siswa.
Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya mentranfer ilmu
pengetahuan, akan tetapi siswa sendiri yang harus membangun
pengetahuannya dan guru sebagai fasilitatornya. Karena dengan
membangun pengetahuan sendiri siswa akan menjadikan hal itu
sebagai sebuah pengalaman. Lingkungan sebagai objek belajar dapat
memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Lingkungan dapat
dijadikan sebagai sumber belajar tidak hanya dari guru dan buku
paket saja. lingkungan sekitar sekolah, rumah dan masyarakat juga
bisa dijadikan sebagai sumber belajar.
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S Al-Ankabut
ayat 20 2 yang berbunyi :

‫ئ‬
ُ ‫ُنش‬ َ َۚ ‫ُوا َك ۡيفَ بَدَأَ ۡٱل َخ ۡل‬
َّ ‫ق ثُ َّم‬
ِ ‫ٱَّللُ ي‬ ْ ‫ض فَٲنظُر‬ ۡ
ِ ‫ُوا فِي ٱۡلَ ۡر‬ ْ ‫قُ ۡل ِسير‬
َّ ‫ٱۡل ِخ َر َۚةَ إِ َّن‬
‫ٱَّللَ َعلَ ٰى ُكلِّ َش ۡي ِء قَ ِدي ٌر‬ ٓ ۡ َ‫ٱلنَّ ۡشأَة‬
Artinya :
“Katakanlah: “Berjalanlah di bum, Maka perhatikanlah bagaimana
Allah memulai penciptaan (makhluk), Kemudian Allah
menjadikannya kejadian yang akhir. Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.”

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT menyeru


umatNya dalam Al-Qur‟an untuk mengamati dan memikirkan alam
semesta dan semua makhluk yang ada di dalamnya. Mengisyaratkan
dengan jelas di dalam Al-Qur‟an bahwa menyeru manusia untuk
belajar. Baik melalui pengamatan terhadap berbagai hal, pengalaman
dalam kehidupan sehari-hari, ataupun lewat interaksi dengan alam
semesta, berbagai makhluk dan peristiwa yang terjadi di dalamnya.
Jadi telah disebutkan di dalam Al-Qur‟an bahwa manusia harus
belajar dari alam atau lingkungan sekitar, mulai dari mengamati

2
Al-Qur‟an, Al-Ankabut ayat 20, Al-Qur’an Kemenag,
http://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/29, diakses pada tanggal13 Desember
2019.
2
lingkungan, memikirkan dan bahkan mengambil pembelajaran
sebagai pengalaman dalam kehidupan. Hal ini bisa diterapkan
melalui proses pembelajaran di instansi atau bisa disebut sekolahan.
Pendidikan formal di berbagai jenjang pendidikan mulai dasar
sampai perguruan tinggi tidak terlepas dari mata pelajaran IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam), maka dari itu pembelajaran di jenjang Sekoah
Dasar (SD/MI) perlu diperhatikan dengan baik. Karena di jenjang
Pendidikan dasar adalah awal dimana siswa memulai atau pertama
kali belajar dan mencari pengalaman dengan itu sebagai seorang
guru Pendidikan Dasar (SD/MI) harus lebih kreatif dalam
menyajikan pembelajaran agar siswa dengan mudah menerima
pelajaran yang di sampaikan. Berdasarkan hal tersebut maka
lingkungan sekitar dapat digunakan sebagai media pembelajaran IPA
( Ilmu Pengetahuan Alam) yang siswanya bisa membangun
pengetahuannya dengan pengalamnya di lingkungan sekitar.
Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) diharapkan
dapat membantu siswa dalam menjawab permasalahan yang terkait
dengan fenomena gejala alam. Dengan demikian pembelajaran IPA
tidak boleh terpisah dengan hakikatnya yaitu proses di mana siswa
harus melakukan pengamatan tentang gejala alam tersebut, yang
kemudian di analisis dan disimpulkan sebagai produk dengan
harapan dapat terjadi internalisasi sikap ilmiah dalam diri siswa.
Dalam mengembangan pengetahuan dan keterampilan siswa
maka diperlukan guru yang kreatif serta berinovatif dalam membuat
media pembelajaran. Media pembelajaran yaitu sesuatu yang berupa
fisik maupun teknis dalam proses pembelajaran yang bisa membantu
guru untuk mempermudah menyampaikan materi pelajaran sehingga
memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.3 Dengan kata lain media pembelajaran bisa disebut
dengan alat perantara untuk mempermudah proses pembelajaran
sehingga siswa dengan mudah menerima materi, karena materi yang
bersifat abstrak dengan adanya media pembelajaran bisa menjadi
konkret. Pemilihan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam
belajar merupakan keputusan guru yang tepat. Jenis media yang
akan digunakan sangat mempengaruhi efisiensi dan efektvitas
pembelajaran. Dalam memutuskan ketepatan media yang akan
digunakan berhubungan dengan kemampuan media yang akan

3
Adam steffi, dan Muhammad Taufik Syastra “Pemanfaatan Media
Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X Sma Ananda
Batam.” No. 2 (2015) : 79, diakses pada 21 Oktober, 2019.
3
dipakai termasuk kelebihan dari karakteristik media dihubungkan
dengan berbagai komponen pembelajaran. Belum tentu jenis media
berharga mahal, lebih modern, dan lebih serba maju dapat
mendukung terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien.
Namun sebaliknya jenis media pembelajaran yang murah, sederhana
, dan mudah di dapat mungkin lebih efektif dan efisien. Hal ini
tergantung guru dalam menempatkan media dalam pembelajaran.
Media pembelajaran yang mudah dan murah bisa kita dapat
dari lingkungan sekitar kita, barang-barang yang ada di lingkungan
sekitar kita bisa dijadikan sebagai media yang efektif dan efisien
dalam pembelajaran yaitu media pembelajaran sederhana yang
bahannya berasal dari lingkungan sepertihalnya dalam pembelajaran
IPA kelas V meliputi materi pemuaian udara, perubahan energi,
penyaringan air sederhana dan materi lainnya bisa dibuat media
pembelajaran dari bahan sederhana yang berada di lingkungan
sekitar kita seperti botol plastik bekas, balon, kertas bekas, krikil,
serabut kelapa, arang, dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut
mudah di dapat dan murah serta tidak asing bagi siswa karena dalam
keseharian siswa menjumpai bahan-bahan tersebut. Sehingga siswa
dengan mudah menerima materi melalui media sederhana tersebut
dan siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupannya. Dengan hal
ini media pembelajaran mahal dan modern belum tentu menjamin
keefektifan dan keefisienan dalam pembelajaran, begitupun
sebaliknya media pembelajaran yang sederhana bisa menjadi media
pembelajaran pilihan yang efektif.
Seperti halnya pengamatan peneliti di MI NU Istiqlal Ploso
Jati Kudus. Pada dasarnya di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus
terdapat media pembelajaran yang memadai seperti peralatan KIT
(Komponen Instrumen Terpadu) yang ada di lemari laboratorium
tetapi kurang dimanfaatkan, dikarenakan dalam pelajaran waktunya
yang terbatas, maka guru kesulitan dalam menyiapkan peralatan
laboratorium, selain itu faktor lain guru tidak menggunakan
peralatan KIT (Komponen Instrumen Terpadu) tersebut adalah
siswanya yang terlalu aktif dan jarang melihat peralatan KIT
(Komponen Instrumen Terpadu) sehingga dalam pemakaian
peralatan KIT (Komponen Instrumen Terpadu) tersebut siswa
dengan seenaknya dan membuat peralatan KIT (Komponen
Instrumen Terpadu) tersebut cepat rusak. Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa media yang mahal tetapi belum
tentu efektif digunakan dalam pembelajaran.
Sebagai seorang guru harus kreatif dalam pembuatan media
4
pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut
pertimbangan kemampuan siswa, tujuan pembelajaran, strategi
pembelajaran, kemampuan perencanaan, penggunaan media, biaya,
sarana dan prasarana, serta efektifitas dan efisiensi.4 Dari beberapa
pertimbangan di atas guru bisa memanfaatkan bahan yang ada di
lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran. Dengan mengambil
bahan yang ada di lingkungan sekitar maka kecakapan siswa dapat
dipraktekkan dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk memperoleh
pengetahuan yang mendalam tentang materi maka siswa
memerlukan pengalaman yang banyak. Sehingga siswa dapat belajar
maksimal, maka yang dipelajari harus berkaitan dengan hal nyata
yang ada di sekelilingnya.
Dengan adanya pelaksanaan lingkungan sebagai media
pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar
siswa. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas,
pelaksanaan lingkungan sebagai media pembelajaran dirasa mampu
untuk mengatasi permasalahan di atas, dengan hal tersebut peneliti
tertarik melakukan penelitian yang judul “Pelaksanaan
Pembelajaran IPA Berbasis Penggunaan Barang Bekas dari
Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran untuk meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus”

B. Fokus Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran IPA
Berbasis Penggunaan Barang Bekas dari Lingkungan Sebagai Media
Pembelajaran untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V
di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus”. Mempunyai fokus penelitian
yaitu pelaku, tempat, dan media pembelajaran yang diterapkan.
Pelaku dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah guru dan
siswa. Penelitian ini bertempat di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.
Penelitian ini mengenai pelaksanaan barang bekas dari lingkungan
sebagai media pembelajaran dalam pelajaran IPA untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus.

4
Nunu Mahnun, “Media Pembelajaran”, Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 37,
No.1 (2012) : 29, diakses pada 23 Oktober, 2019,
http://ww.ejournal.uin.suska.ac.id/index.php/310/293.
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan oleh penulis di
atas , maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan media yang berasal dari barang bekas
dari lingkungan sebagai media pembelajaran pada mata
pelajaran IPA untuk meningkatkan motivasi belajar kelas V di
MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA
dengan pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis penggunaan
barang bekas dari lingkungan sebagai media pembelajaran
untuk meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V di MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang di buat di atas, peneliti
dalam penelitian bertujuan untuk :
1. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis
penggunaan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas
V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.
2. Mengetahui motivasi belajar siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA berbasis penggunaan barang bekas dari
lingkungan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus.

E. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian dalam penelitian ini yaitu :
1. Manfaat teoritis
a. Menambah wawasan ilmu pengetahuan kependidikan dan
mengkaji terkait pelaksanaan barang bekas dari lingkungan
sebagai media pembelajaran.
b. Sebagai dasar dan pedoman bagi peneliti lain untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Madrasah
Sebagai masukan untuk madrasah pada umum dan
khususnya bagi MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus di mana
tempat penelitian ini berlangsung mengenai pelaksanaan
barang bekas dari lingkungan sebagai media pembelajaran

6
pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas V.
b. Bagi Guru
1) Merangsang kreatifitas dan inovatif guru dalam
membuatan media pembelajaran sederhana yang berasal
dari barang bekas di lingkungan.
2) Sebagai alternatif dalam penyediaan media pembelajaran
di sekolah yang berasal dari lingkungan sekitar.
c. Bagi Siswa
Penelitian yang peneliti lakukan ini diharapkan
dapat memberikan kemudahan siswa untuk memahami
materi pembelajaran IPA sehingga meningkatkan motivasi
belajar siswa.

F. Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :
Bab I PENDAHULUAN
Meliputi : latar belakang permasalah, fokus
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II KAJIAN TEORITIS
Dalam bab ini dikemukakan deskripsi teori
mengenai variabel penelitian meliputi : konsep
pelaksanaan barang bekas dari lingkungan
sebagai media pembelajaran IPA di MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus. Selain itu pada bab II
akan mepaparkan penelitian terdahulu, serta
kerangka berfikir.
Bab III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan metode yang digunakan
peneliti antara lain : jenis dan pendekatan
penelitian, setting penelitian, subyek penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data,
pengujian keabsahan data, dan teknik analisis
data.
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan mendiskripsikan
gambaran obyek penelitian. Selain itu, penulis
juga akan menguraikan hasil penelitian dari
pelaksanaa, penyajian serta analisis data sampai

7
pembahasan. Penulis juga akan memaparkan
hasil yang didapat di lapangan sampai proses
analisis data hingga data yang diperoleh akurat
sesuai yang diharapkan penulis. Pada bab ini
dijelaskan pembahasan hasil penelitian yaitu : 1.
Bagaimana pelaksanaan barang bekas dari
lingkungan sebagai media pembelajaran pada
mata pelajaran IPA kelas V di MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus, 2. Bagaimana motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran IPA dengan
menerapkan barang bekas dari lingkungan
sebagai media pembelajaran di kelas V MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus.

Bab V PENUTUP
Pada bab ini penulis akan memberikan simpulan
dari rentetan penelitian yang dilakukan sehingga
diperoleh hasil yang di inginkan penulis. Serta
bab ini juga berisi saran yang didasarkan pada
permasalahan hasil penelitian ini.

8
BAB II
KERANGKA TEORI

A. Kerangka Teori
1. Lingkungan
a. Pengertian Lingkungan
Lingkungan yaitu gabungan berbagai hal disekitar
kita yang mempengaruhi hidup kita.1 Seperti suhu, udara,
air, tanah, tumbuhan, hewan, manusia, benda-benda, dan
lain sebagainya yang ada di sekeliling kita yang
mempengaruhi dalam kehidupan kita disebut lingkungan.
Orang awam sering menyamakan lingkungan dengan
ekosistem meskipun hal ini kurang sesuai. Lingkungan
adalah semua unsur dan faktor di luar diri manusia,
sedangkan ekosistem dimana manusia hidup mencakup diri
kita, sebagai komponen hayatinya. Selain itu juga
terkandung interaksi sosial, budaya, dan hukum, yang tidak
termasuk dalam ekosistem dalam lingkungan.
Begitupun dijelaskan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengolahan Lingkungan Hidup pada Pasal-1 ayat 1,
menjelaskan bahwa Lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.2 Jadi
barang yang ada di sekitar kita yang mempengaruhi dalam
kehidupan kita bisa disebut dengan lingkungan.
Lingkungan sebagai sumber belajar dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang ada di sekeliling siswa seperti
makhluk hidup, benda mati, dan budaya manusia yang
dapat diambil manfaatnya untuk menunjang pembelajaran
secara lebih optimal.3 Makhluk hidup, benda mati, dan

1
Wiryono, Pengantar Ilmu Lingkungan , (Bengkulu : Pertelon Media,
2013), 1.
2
Undang-Undang Republik Indonesia, “ 23 Tahun 1997, Pengelolaan
Lingkungan Hidup”, (6 November 2019)
3
Sujarwo, “Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan”,
PLS Fakultas Ilmu Penddikan UNY, diakses pada 22 Oktober 2019,
http://www.google.book.ir/index. ED9C9491B4
9
budaya manusia yang ada di sekeliling siswa bisa
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran untuk
menunjang proses belajar mengajar.
Berdasarkan uraian pengertian di atas dapat di
ambil kesimpulan bahwa lingkungan adalah segala yang
ada di alam atau di sekeliling siswa dari unsur biotik,
abiotik dan budaya dapat dimanfaatkan sebagai penunjang
kegiatan pembelajaran dengan optimal.
b. Manfaat Lingkungan
Manfaat yang dapat diperoleh dengan
menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber
belajar, di antaranya:
1. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat
dipelajari siswa, sehingga memperkaya wawasannya,
dan kebenarannya akurat.
2. Kegiatan belajar lebih menarik perhatian,
meningkatkan antusias siswa lebih giat belajar, dan
tidak membosankan.
3. Belajar lebih bermakna karena siswa dihadapkan
dengan keadaan yang nyata.
4. Aktivitas siswa lebih meningkat, dengan proses
mengamati, bertanya atau wawancara, mencari
kebenaran, dan menguji fakta di ligkungan.
5. Pembentukan pribadi siswa yang cinta akan
lingkungannya.4
c. Macam-macam lingkungan
Lingkungan dapat dibagi menjadi tiga macam
sebagai sumber belajar yaitu lingkungan sosial, alam, dan
buatan.5
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar
yaitu salah satunya interaksi manusia dalam
kehidupan bermasyarakat. seperti adat istiadat
setempat, kebiasaan, kebudayaan, pendidikan,
kependudukan, struktur pemerintah,agama dan lain

4
Sujarwo, “Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan”,
PLS Fakultas Ilmu Penddikan UNY, diakses pada 22 Oktober 2019,
http://www.google.book.ir/index. ED9C9491B4
5
Haryono, Pembelajaran IPA Abad 21, (Yogyakarta : Kepel Press, 2019),
241.
10
sebagainya. Lingkungan sosial tepat sebagai media
pembelajaran untuk mempelajari ilmu sosial oleh
siswa.
2) Lingkungan Alam
Lingkungan alam yang bersifat alamiah,
seperti keadaan geografis, suhu, udara, iklim, musim,
sumber daya alam, dan lain sebagainya. Lingkungan
alam digunakan sebagai bidang Ilmu Pengetahuan
Alam.
3) Lingkungan Buatan
Ada juga yang disebut lingkungan buatan
yaitu lingkungan yang sengaja dibuat manusia untuk
tujuan tertentu yang bermanfaat dalam kehidupan
manusia. Lingkungan buatan diantaranya irigasi,
bendungan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan,
dan lain sebagainya.
Macam lingkungan berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa ada tiga lingkungan yaitu
lingkungan sosial dimana siswa dapat belajar dari
lingkungan sosial untuk mempelajari ilmu-ilmu
tentang kemanusiaan contohnya tentang
berkomunikasi atau interaksi dengan baik, hidup
bermasyarakat, berorganisasi dan lain sebagainya.
Yang kedua lingkungan alam yaitu segala sesuatu
yang bersifat alamiah. Di mana siswa dapat belajar
dari lingkungan alam seperti keadaan geografis, iklim,
musim suhu, sumber daya alam, tanaman, kebun, dan
lain sebagainya. Ketiga ada lingkungan buatan yaitu
lingkungan yang sengaja di buat manusia untuk tujuan
tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Siswa dapat belajar dari lingkungan buatan seperti
kebun binatang, penghijaunan atau bahkan media
pembelajaran yang berasal dari bahan-bahan yang ada
di lingkungan yang di buat oleh guru untuk
mendukung proses pembelajaran sebagai media
pembelajaran.

2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media dari kata latin “medium” sedangkan secara

11
hafiah “perantara” yaitu perantara antara sumber pesan
dengan penerima pesan.6 Media dapat berupa apa saja yang
dapat dijadikan sebagai perantara antara untuk
menyampaikan pesan dari sumber pesan ke penerima
pesan.
Menurut Robert Hanick dkk mendifinisikan
media yaitu sesuatu yang membawa informasi antara
sumber (source) ke penerima (receiver) informasi.7 Media
dapat berarti sebagai perantara yang membawa informasi
dari sumber informasi ke penerima informasi. Perantara
tersebut dapat disebut media pembelajaran.
Media adalah berbagai macam komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar.8 Lingkungan di sekitar siswa dapat dijadikan
sebagai media, lingkungan sekitar yang di maksud yaitu
lingkungan yang dapat merangsang pemikiran siswa dalam
belajar. Dari uraian pengertian di atas dapat diartikan
bahwa media yaitu perantara untuk menyampaikan
informasi dari sumber ke penerima informasi berupa
berbagai macam komponen yang ada di lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa dalam pembelajaran.
Sadiman mengemukakan pendapat lain bahwa
media yaitu segala sesuatu yang bisa digunakan sebagai
penyalur pesan dari pengirim ke penerima sehingga
merangsang pemikiran, perhatian, perasaan, dan minat
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.9
Media dapat di maknai sebagai penyalur pesan dari
pengirim pesan yang dimaksudkan adalah guru dan
penerima yang dimaksudkan adalah siswa yang dapat
merangsang pemikiran, perhatian, perasaan, dan minat
belajar siswa sehingga terjadi pembelajaran yang

6
Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta :
DIVA Press, 2011), 13.
7
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group, 2012), 57.
8
Nunu Mahnun, Media Pembelajaran, Jurnal Pemikiran Islam 37, No. 1
(2012) : 28, diakses pada 23Oktober, 2019, http://www.e-
journal.uin.suska.ac.id/index.php/310/293.
9
Ihsan El Khuluqo, Belajar dan Pembelajara Konsep Dasar
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), 144.
12
menyenangkan.
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan
guru di kelas agar terjadi proses belajar pada diri siswa.10
Pembelajaran dapat diartikan interaksi antar guru dengan
siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran di dalamnya
harus terjadi interaksi dan timbal balik antara guru dengan
siswa, karena dengan adanya timbal balik antar guru dan
siswa proses belajar tersebut bisa dikatakan pembelajaran
yang komunikatif.
Media pembelajaran dapat berupa buku, majalah,
koran, radio, televisi, dan bahan atau alat lain yang dapat di
pakai untuk tujuan pendidikan, pendidikan yang
dimaksudkan dalam hal ini adalah proses pembelajaran
formal. Sedangkan pendapat lain menyatakan “ A medium,
conceived is any person, material or even that establish
condition which enable the learner to acquire knowledge,
skill and at-titude”.11 Media pembelajaran meliputi orang,
bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi
yang memungkinkan kepada siswa memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Media pembelajaran
tidak hanya berupa alat perantara seperti buku, radio,
televisi, dan bahan cetak lainnya tapi manusia juga bisa
sebagai sumber belajar, atau kegiatan seperti diskusi, karya
wisata, simulasi, demontrasi dan kegiatan lainnya yang
menciptakan keterampilan, sikap dan pengetahuan
terhadap siswa. Berdasarkan uraian di atas media
pembelajaran dapat diartikan segala sesuatu yang terdapat
dilingkungan siswa dan segala bentuk kegiatan yang
terkondisikan untuk menambah pengetahuan, merubah
sikap serta menanamkan keterampilan pada siswa untuk
tujuan pendidikan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran yaitu sesuatu perantara yang
digunakan dalam pembelajaran dimana seorang guru
sebagai informan dan siswa sebagai penerima informasi,
melalui benda, lingkungan dan segala bentuk kegiatan
yang terkondisikan untuk merangsang pemikiran, perasaan,

10
Ihsan El Khuluqo, Belajar dan Pembelajara Konsep Dasar ...52.
11
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group, 2012), 60.
13
perhatian, sehingga menambah ilmu pengetahuan, merubah
sikap atau menanamkan keterampilan terhadap siswa untuk
tujuan pendidikan. .
b. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki berbagai fungsi
diantaranya sebagai fungsi komunikatif, motivasi,
kebermaknaan, penyamaan persepsi dan individualitas.12 :
1) Fungsi komunikatif, yaitu media pembelajaran
digunakan untuk memudahkan komunikasi antara
guru dan siswa. Biasanya guru dalam penyampai
materi mengalami kesulitan manakala harus
menyampaikan materi hanya mengandalkan bahasa
verbal saja. Demikian juga siswa, sering mengalami
kesulitan dalam menangkap materi yang di sampaikan
guru, khususnya materi-materi yang bersifat abstrak.
Dengan adanya media pembelajaran dapat
mempermudah komunikasi antara guru dengan siswa
pada penyampaian materi.
2) Fungsi motivasi, yaitu proses belajar mengajar yang
hanya mengandalkan suara melalui ceramah tanpa
melibatkan siswa dapat menimbulkan kebosanan pada
siswa, dan menimbulkan suasana belajar yang tidak
menyenangkan atau menarik. Dengan menggunakan
media pembelajaran, diharapkan siswa akan lebih
termotivasi dalam belajar. Dengan demikian
pengembangan media pembelajaran tidak hanya
mengandung unsur artistik saja akan tetapi juga
memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran
sehingga dapat lebih meningkatkan gairah siswa untuk
belajar.
3) Fungsi kebermaknaan, yaitu dengan menggunakan
media pembelajaran dapat lebih bermakna,
pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan dan
penambahan informasi berupa data dan fakta sebagai
pengembangan aspek kognitif tahap rendah, akan
tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
menganalisis dan mencipta sebagai aspek kognitif
tahap tinggi. Serta dapat meningkatkan aspek sikap
dan keterampilan pada siswa.
12
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran… 73–75
14
4) Fungsi penyamaan persepsi, yaitu meskipun
pembelajaran direncanakan secara klasikal, namun
pada kenyataanya proses belajar terjadi secara
individual. Sepertihalnya dalam satu kelas terdapat 25
siswa maka terdapat 25 persepsi yang datang dari
masing-masing pemikiran siswa yang berbeda dalam
menginterpretasikan materi pelajaran yang
diterimanya. Melalui media pembelajaran, dapat
menyamakan persepsi masing-masing siswa, sehingga
siswa memiliki pandangan yang sama terhadap materi
yang disampaikan oleh guru.
5) Fungsi individualitas, yaitu dalam satu kelas siswa
berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-
beda, baik di lihat dari status ekonomi, sosial, maupun
dari pengalamannya, sehingga gaya dan kemampuan
belajarnya kemungkinan juga berbeda. Dengan fungsi
individualitas media pembelajaran dapat dimanfaatkan
untuk melayani kebutuhan setiap individu yang
memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda.
Dari beberapa fungsi tersebut maka peneliti
menyimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki fungsi
sebagai alat komunikasi untuk mempermudah siswa
memahami materi dan menyamakan persepsi serta
memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.
c. Jenis-jenis media pembelajaran
Dalam prosesbelajar mengajar, banyak berbagai
jenis media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
memproses materi. Mulai dari media yang murah dan
sederhana, konvensional hingga media yang rumit, modern
dan mahal. Departemen Pendidikan Nasional 2003,
Mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan
sebagai berikut13 :
No. Golongan Media Contoh Dalam Pembelajaran
I. Audio Kaset audio, CD, radio, telepon
Buku pelajaran, majalah, modul,
II. Cetak
gambar, brosur

13
Sujarwo, Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan,
PLS Fakultas Ilmu Penddikan UNY, diakses pada 22 Oktober 2019,
http://www.google.book.ir/index. ED9C9491B4.
15
Kaset audio yang dilengkapi
III. Audio-cetak
bahan tertulis
Proyeksi visual Slide PPT, Overhead transparansi
IV.
diam (OHT),
Proyeksi Audio
V. Slide PTT bersuara
Visual Diam
VI. Visual gerak Film tak bersuara
TV, Video/VCD, Film gerak
VII. Audiovisual gerak
bersuara,
VIII
Obyek fisik Benda nyata, Manusia, binatang,
.
tumbuhan,dan lain sebagainya
Alam sekitar, profesi, aktivitas
IX. Manusia dan
manusia,dan kegiatan yang ada
lingkungan
di lingkungan
CBI (pembelajaran berbasis
X Komputer
computer), CAI (pembelajaran
berbantuan komputer)

Tabel 2.1
Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Berdasarkan berbagai jenis media pembelajaran di


atas lingkungan termasuk di dalam jenis media
pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. Media lingkungan yang di maksud disini
yaitu media pembelajaran dari berbagai benda yang ada di
lingkungan sekitar atau bisa dikatakan media
pembelajaran sederhana dari pemanfaatan berbagai benda
yang berasal dari lingkungan sekitar.

3. Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran


Lingkungan yaitu salah satu sumber belajar yang
membantu siswa dengan mudah mempelajari pesan
pembelajaran.14 Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah media
diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Media digunakan
sebagai sumber belajar bagi siswa sehingga dengan mudah
siswa mempelajari pesan dari proses belajar yang sedang

14
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group, 2012), 47.
16
berlangsung menggunakan media pembelajaran.
Sebagai media pembelajaran lingkungan merupakan
faktor kondisional yang dapat mempengaruhi tingkah laku
individu dan merupakan faktor penting dalam belajar.
Lingkungan yang ada di sekitar siswa dapat digunakan sebagai
media pembelajaran. Lingkungan yang dapat digunakan sebagai
media pembelajaran diantaranya lingkungan fisik di sekitar
sekolah, masyarakat, bahan-bahan yang tersisa atau tidak di
pakai, barang bekas dan apabila diolah dapat di ambil
manfaatnya sebagai media pembelajaran.15 Pembelajaran
menggunakan media lingkungan merupakan suatu proses
pembelajaran yang memberi pengalaman nyata dan sebenarnya
kepada siswa, sehingga siswa dengan mudah memahami materi
yang disampaikan guru dan termotivasi untuk belajar dan
melestarikan alam sekitar.
Di lingkungan sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari
banyak berbagai benda yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
dalam membuat media pembelajaran. Media pembelajaran tidak
harus berharga mahal tetapi yang sederhana, murah, dan mudah
diperoleh juga bisa di buat sebagai media pembelajaran. Benda-
benda yang digunakan sebagai media pembelajaran sederhana
dapat berupa benda barang bekas atau barang baru namun
sangat murah dan mudah diperoleh.
a. Barang bekas
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
“barang” diartikan sebagai benda yang berwujud
sedangkan arti kata “bekas” adalah sisa habis dilalui,
sesuatu yang menjadi sisa dipakai.16 Jadi barang bekas
dapat diartikan benda yang pernah dipakai yang
kegunaannya tidak sama seperti benda yang baru.
Di lingkungan sekitar kita jika diperhatikan banyak
sekali barang bekas yang dapat dijadikan sebagai media

15
Hasan Baharun, Jurnal Cendikia , Vol.14 No.2, (2016) : 10 diakses
pada tanggal 21 Februari 2020,
https://www.researchgate.net/publication/321312215.
16
Siarni, Marungil Pasaribu, dan Amran Rede, Jurnal Kreatif Tadulako
Online, Vol. 3 No. 3, (2012) : 94-104, diakses pada tanggal 2 juni 2020,
http://www.google.com/amp/s/dpkumen.tips/amp/dokumen/2871-8742-1-
pb.html.
17
pembelajaran sederhana. Dalam pembuatan media yang
berasal dari barang bekas perlu diperhatian beberapa hal
diantaranya17 :
1) Memperhatikan topik/tema yang akan dibahas dalam
pembelajaran. Dalam pembuatan media pembelajaran
harus memperhatikan tema yang akan diajarkan,
karena dari topik/tema guru baru dapat membuat
media yang sesuai dengan topik/tema yang akan
dibahas.
2) Memilih alat dan bahan sederhana sesuai konsep
pembelajaran IPA yang akan diajarkan. Setelah
mengetahui tema dan konsep media pembelajaran
yang akan dibuat maka guru harus memilih alat dan
bahan sederhana yang ada di lingkungan sekitar untuk
membuat media pembelajaran yang telah dikonsep.
3) Memperhatikan aspek kepraktisan, kemudahan, dan
keamanan dari barang yang akan digunakan sebagai
media pembelajaran. Dalam pembuatan media
pembelajaran guru harus memperhatikan beberapa
aspek kepraktisan yaitu media pembelajaran yang di
buat harus praktis, mudah dalam penggunaannya, dan
aman tidak berbahaya bagi siswa, guru ataupun orang
lain.
4) Memberikan daya tarik dan motivasi untuk siswa
dalam ikut aktif merangkai alat dan bahan serta
memahami konsep IPA dari media pembelajaran yang
dipraktikkan. Maksudnya adalah dalam pembelajaran
siswa harus di libatkan aktif mengikuti praktik atau
pelaksanaan media pembelajaran yang diterapkan oleh
guru dalam proses belajar mengajar IPA sehingga
siswa memahami konsep atau materi IPA yang di
sampaikan dan merasa senang sehingga siswa tertarik
dan termotivasi untuk mengikuti proses belajar
mengajar.
Beberapa konsep media pembelajaran IPA dengan
memanfaatkan berbagai barang bekas dari lingkungan
sekitar dalam kehidupan sehari-hari, dapat diterapan

17
Faiq Makhdum Noor, (Workshop media pembelajaran di MI NU
Istiqlal, Pemanfaatan Barang di Lingkungan Sekitar Sebagai Media
Pembelajaran IPA di MI, Kudus, 14 September 2019)
18
diberbagai konsep dalam pembelajaran IPA diantaranya
konsep perubahan energi panas menjadi enegi gerak,
pemuaian pada udara, dan Membakar gelas kemasan
plastik 18:
1) Perubahan energi panas menjadi energi gerak
Alat dan bahan yang diperlukan untuk media
pembelajaran yaitu kertas bekas, pensil, lilin, korek
api, benang, dan gunting. Langkah-langkah
percobaan:
a) Potong kertas bekas hingga berbentuk spiral.
b) Ikat ujung kertas bagian tengah atau pusat spiral
dengan benang
c) Ikat ujung benang dengan pensil, pensil untuk
pegangan
d) Nyalakan lilin kemudian tempatkan kertas spiral
di atas lilin, dan amati apa yang terjadi.
Pembahasan, lilin yang nyala mengakibatkan
tekanan udara di sekitar lilin rendah, karena udara
yang panas memiliki tekanan lebih rendah di banding
dengan udara yang dingin. Sehingga ada perpindahan
udara yang bertekanan lebih besar menuju udara di
sekitar lilin yang bertekanan lebih kecil. Perpindahan
tekanan udara tersebut terjadi terus menerus pada saat
lilin nyala sehingga mengakibatkan kertas yang
berbentuk spiral dapat bergerak memutar akibat
perbedaan tekanan udara tersebut. Hal ini akan
berbeda ketika lilin mati, meskipun kertas spiral
diposisikan di atas lilin, kertas tersebut tidak akan
berputar karena tidak terjadi perbedaan tekanan udara.
2) Pemuaian pada udara
Alat dan bahan yang diperlukan untuk media
pembelajaran yaitu botol plastik bekas, mangkok,
balon, air panas, dan air dingin. Langkah-langkah
percobaan :
a) Masukkan ujung botol plastik pada ujung balon
sehingga seluruh lubang botol tertutup oleh ujung
balon.

18
Faiq Makhdum Noor, (Workshop, Pemanfaatan Barang di Lingkungan
Sekitar Sebagai Media Pembelajaran IPA di MI, Kudus)…
19
b) Perhatikan balon masih dalam keadaan
mengempis.
c) Siapkan dua mangkung dan beri tanda mangkok I
dan mangkok II
d) Tuang air panas ke dalam mangkok I dan air
dingin ke dalam mangkok II.
e) Masukkan botol ke dalam mangkok I yang berisi
air panas, dan amati apa yang terjadi pada balon.
f) Masukkan botol ke dalam mangkok II yang berisi
air dingin, dan amati apa yang terjadi pada balon.
Pembahasan, pada keadaan awal balon dalam
keadaan mengempis, namun setelah dimasukkan ke
mangkok I yang berisi air panas maka udara dalam
botol akan memuai sehingga tekanan udara di dalam
botol yang memuai tersebut mendorong balon hingga
balon mengembang atau menggelembung, dan ketika
botol dimasukkan ke dalam mangkok II yang berisi air
dingin tekanan udara yang tadinya memuai secara
berlahan kembali seperti semula sehingga balon yang
tadinya mengembang atau menggelembung menjadi
mengempis kembali seperti semula.
3) Membakar gelas kemasan plastik
Alat dan bahan yang diperlukan untuk media
pembelajaran yaitu gelas kemasan plastik berisi air/
aqua gelas kemasan, lilin atau korek api. Langkah-
langkah percobaan :
a) Nyalakan lilin atau korek api
b) Posisikan aqua gelas kemasan dalam keadaan
terbalik di atas lilin atau korek api
c) Perhatikan dengan seksama
Pembahasan, gelas plastik yang berisi air
tidak bisa terbakar meskipun terbuat dari kemasan
plastik. Hal ini karena panas dari api langsung di serap
oleh air dan menahan gelas plastik dan tidak terbakar.
Hanya akan terlihat bekas gosong pada bagian tempat
api yang menyentuh dasar gelas yang berasal dari
karbon hasil pembakaran.
b. Tujuan pembuatan media dari barang bekas
Media pembelajaran sederhana yang terbuat dari
bahan bekas yang terdapat di lingkungan sekitar memiliki

20
tiga tujuan diantaranya19:
1) Membangun komunikasi berbasis pendidikan kreatif.
Dengan pembuatan media pembelajaran sederhana
yang berasal dari barang bekas dari lingkungan sekitar
dapat membangun komunikasi berbasis pendidikan
kreatif antar guru.
2) Mengembangkan berbagai alternatif media sederhana
yang kreatif dan berkesinambungan sedemikian rupa
sehingga mampu membantu siswa tumbuh dan
berkembang menjadi pribadi yang kreatif, kritis,
mandiri, dan peduli terhadap orang lain serta
lingkungan.
3) Mengembangkan jaringan kerja. Media sederhana
yang berasal dari barang bekas dari lingkungan dapat
digunakan oleh guru ataupun mahasiswa untuk
menggalang kerja sama dalam upaya mengembangan
berbagai media alternative yang kreatif, sederhana,
dan murah sebagai gerakan peduli lingkungan sekitar.

4. Pembelajaran IPA
a. Pengertian pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam, yang sering disapa
dengan istilah sains disingkat menjadi IPA. Hakikatnya
adalah produk, proses dakn pelaksanaannya (teknologi),
termasuk sikap dan nilai yang terdapat di dalamnya.20
Dimaksudkan produk disini yaitu fakta-fakta, prinsip,
konsep, teori, dan hukum yang dapat di capai melalui
penggunaan proses, penggunaan proses yaitu dengan
berbuat, berfikir, dan bertindak. Setelah memproses produk
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) tersebut siswa dapat
menerapkan dalam kehidupan keseharian melalui berbagai
cara mengikuti etika keilmuwan dan etika yang ada di
dalam masyarakat sekitar.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah usaha
manusia dalam memahami alam semesta melalui

19
Alfi Laila dan Sutrisno Sahari, Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara,
Vol.1 No.2 (2016), diakses pada tanggal 2 juni 2020,
https://www.researchgate.net/publication/321312215.
20
Nuryani Rustaman, Materi dan Pembelajaran IPA SD, (Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2014), 1.5.
21
pengamatan yang tepat pada sasaran, menggunakan
prosedur, serta dijelaskan melalui penalaran sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan.21 IPA yang dimaksudkan
adalah seorang guru harus memahami IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) sehingga dalam proses mengajar guru
tidak akan kesulitan dalam mendesain proses belajar
mengajar sehingga siswa juga tidak kesulitan menerima
materi yang disampaikan gurunya.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam ) atau sains dapat
dikatakan sebagai proses/metode dan produk.22 Dalam
pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam ) atau sains
menggunakan metode ilmiah yang menerapkan
keterampilan proses, mengamati, menganalisis,
mengumpulkan, mengevaluasi serta menarik kesimpulan
terhadap fenomena alam sekitar, sehingga diperoleh
produk IPA seperti fakta,prinsip, dan konsep.
Hakikat pembelajaran IPA yang diartikan sebagai
ilmu pengetahuan alam, juga dapat di klasifikasikan
menjadi tiga bagian,diantaranya: IPA sebagai produk,
proses dan sikap.23 IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai
produk adalah kumpulan hasil penelitian yang sudah
membentuk konsep yang dikaji sebagai kegiatan analisis
dan empiris bentuk IPA diantaranya berupa fakta, prinsip,
dan berbagai teori IPA.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai proses
adalah keterampilan untuk memahami dan menggali
pengetahuan alam semesta karena IPA termasuk kumpulan
dari berbagai fakta dan konsep. Dengan itu IPA
memerlukan proses untuk menemukan berbagai fakta dan
konsep teori. Proses memahami IPA dalam ini disebut
dengan keterampilan proses IPA. Keterampilan proses ini
diantaranya yaitu mengukur, mengamati mengklasifikasi
dan menyimpulkan.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai sikap

21
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Pendidikan Dasar
(Jakarta: Premadamedia Group, 2013), 167.
22
Sitiatava Rizema Putra, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis
Sains, (Jogjakarta : DIVA Press, 2013), 51.
23
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Pendidikan Dasar
..., 167.
22
adalah yang dimaksudkan yaitu sikap ilmiah yang
seharusnya dikembangkan dalam pembelajaran IPA. Sikap
ilmiah yang di maksud yaitu seperti sikap jujur,
bertanggung jawab, kerja sama dalam kelompok, tidak
putus asa dalam melakukan percobaan, dan lain sebagainya
yang biasa dimiliki oleh para ilmuwan.
Terdapat beberapa aspek yang harus
dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA
(Ilmu Pengetahuan Alam) atau sains yaitu: kerja sama
tidak berprasangka, mawas diri bertanggung jawab
disiplin, rasa ingin tahu, ingin mendapatkan sesuatu yang
baru, dan berpikir bebas.24 Berbagai sikap di atas adalah
sikap yang diterapkan seorang ilmuwan dalam penelitian.
Seorang siswa dalam pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam) harus bisa menerapkan sikap seperti ilmuan. Seperti
dalam pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) siswa
melakukan penelitian, siswa harus memiliki rasa ingin
tahu, setalah tahu maka akan mendapatkan pengetahuan
dan pengalaman yang baru dari hasil penelitian. Sikap
bertanggung jawab, kerja sama, mawas diri tidak putus asa,
berfikir bebas dan disiplin diri bisa di terapkan siswa
dalam melakukan uji coba atau observasi sesuatu dalam
pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).
Pembelajaran IPA adalah interaksi antara berbagai
komponen pembelajaran di dalam bentuk proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang berbentuk
kompetensi yang telah ditetapkan.25 Dalam proses belajar
mengajar IPA terdapat interaksi antara guru dan siswa.
Proses pembelajaran IPA yang dilakukan guru terdapat
tiga tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian.
Dengan demikian disimpulkan bahwa
pembelajaran IPA adalah suatu proses pembelajaran yang
di lakukan untuk memahami dan mempelajari alam
semesta melalui kegiatan pengamatan pada sasaran
sehingga mendapatkan kesimpulan. Dalam pembelajaran

24
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Pendidikan Dasar
(Jakarta: Premadamedia Group, 2013), 167-169.
25
Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi
Pembelajaran IPA ( Jakarta : Bumi Aksara, 2017), 26.
23
IPA siswa dituntut untuk memiliki keterampilan sikap
ilmiah yang biasa dimiliki oleh para ilmuwan seperti sikap
kerja sama, rasa ingin tahu, ingin mendapatkan sesuatu
yang baru, mawas diri, bertanggung jawab, serta disiplin.
Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam ) atau
sains diharapkan dapat menjadi tempat bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
pengembangan lebih lanjut dalam pelaksanaannya di dalam
kehidupan.26 Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam )
atau sains menekankan pada siswa untuk memberikan
pengalaman secara langsung dan mengembangkan
kompetensi supaya siswa mampu memahami dan
menjelajahi lingkungan alam disekitarnya.
b. Tujuan pembelajaran IPA
Dalam pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam) atau sains bertujuan supaya siswa memahami
berbagai konsep IPA dan saling keterkaitannya, serta
mampu menerapkan metode ilmiah untuk memecahkan
berbagai masalah yang dihadapinya dalam kehidupan
sehari-hari , sehingga siswa menyadari kekuasaan dan
kebesaran pencipta-Nya.27 Dalam pembelajaran IPA siswa
dituntut untuk menguasai dan memahami berbagai konsep
IPA dan mampu menerapkan metode ilmiah dalam
memecahkan masalah dikehidupan sehari-hari. Sehingga
dengan mengetahui konsep-konsep tersebut siswa akan
menyadari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT Yang
Maha Pencipta.
c. Fungsi mata pelajaran IPA
Adapun fungsi mata pelajaran IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam ) atau sains antara lain28 :
1) Memberikan bekal pengetahuan dasar. IPA di jenjang
pendidikan dasar (SD/MI) memberikan bekal
pengetahuan dasar bagi siswa karena di jenjang
pendidikan dasar itulah siswa memperoleh

26
Nuryani Rustaman, Materi dan Pembelajaran IPA SD, (Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2014), 7.1
27
Sumaji dkk, Pendidikan Sains yang Humanistis, (Yogyakarta :
Kanisius, 1998), 35.
28
Sumaji dkk, Pendidikan Sains yang Humanistis, (Yogyakarta :
Kanisius, 1998), 35.
24
pengetahuan dasar yang nantinya akan digunakan
untuk bekal melanjutkan pendidikan di jenjang
selanjutnya.
2) Mata pelajaran IPA berfungsi untuk mengembangkan
keterampilan siswa yang diperoleh dan dapat
menerapkan berbagai konsep IPA dalam keseharian.
3) Menanamkan dan melatih siswa menerapkan sikap
ilmiah dan metode ilmiah untuk memecahkan masalah
dalam kehidupan yang dihadapinya. Pelajaran IPA
berfungsi untuk menanamkan sikap ilmiah pada siswa
dan melatih siswa untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya dengan menggunakan metode ilmiah.
4) Memperlihatkan siswa akan keindahan dan
keteraturan alam sehingga siswa terdorong untuk
mencintai dan mengagungkan pencipta-Nya. Memiliki
sikap spiritual dan peduli terhadap lingkungan.
5) Mengembangkan daya kekreatifan dan keinovatifan
siswa. Dengan sering melakukan keterampilan-
keterampilan dalam mengamati, mencoba, observasi
dan sikap sains lainnya maka sikap kreatifitas dan
inovatif siswa akan selalu bertambah.
6) Membantu siswa dalam memahami berbagai
informasi baru di bidang IPTEK. Dengan belajar IPA
siswa akan memahami gagasan baru atau informasi
baru karena dalam pelajar IPA mempelajari tentang
berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
7) Mengembangkan dan memupuk minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran IPA. Pelajaran IPA adalah
pelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan alam
yang di dalamnya mempelajari alam disekitar baik itu
fenomena alam yang terjadi disekitar ataupun yang
lainnya dengan adanya pelajaran IPA yang berkaitan
dengan alam di sekitar siswa tersebut maka siswa
akan memiliki minat untuk belajar IPA lebih lanjut.

5. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata “motif’ yang diartikan
sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang

25
untuk melakukan berbagai aktifitas tertentu demi
tercapainya suatu tujuan.29 Motif juga bermakna sebagai
suatu keadaan kesiap siagaan seseorang untuk melalukan
sesuatu di mana dalam diri seseorang terjadi daya
penggerak untuk melakukan sesuatu secara langsung
dengan giat.
Motivasi juga dapat diartikan suatu proses untuk
menggiatkan daya menjadi perbuatan untuk memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu.30 Dengan adanya
daya penggerak akan mengakibatkan terjadinya proses
untuk menjadikan suatu perbuatan atau tingkahlaku dimana
perbuatan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya atau
tujuan tertentu.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan
seseorang yang dapat menimbulkan tingkat antusiasnya
dalam melakukan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari
dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun
dari luar individu (ekstrinsik).31 Dengan adanya motivasi
akan menimbulkan seseorang untuk antusias terhadap
suatu kegiatan baik itu bersumber dari dalam diri seseorang
atau bersumber dari luar diri seseorang.
Motivasi belajar dari beberapa uraian di atas dapat
diartikan suatu daya penggerak, penguatan, penggigihan
atau dorongan siswa untuk belajar baik bersumber dari
dalam diri individu maupun dari luar individu yang tidak
hanya sebagai penyebab belajar tetapi juga sebagai hasil
belajar itu sendiri.
b. Macam-Macam Motivasi
Motivasi terbagi menjadi dua macam yaitu
motivasi intrinsik atau motivasi yang berasal dari dalam
diri individu dan motivasi ekstrinsik atau motivasi yang
berasal dari luar diri individu.32
1) Motivasi Intrinsik

29
Ihsan El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2017),111.
30
Ihsan El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar....111.
31
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa ,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016) , 2.
32
Ihsan El Khuluqo, Belajar dan Pembelajara Konsep Dasar ...113.

26
Motivasi jenis ini yaitu motivasi yang
bersumber dari dalam diri individu tanpa ada
dorongan dari orang lain. Biasanya motivasi ini biasa
disebut dengan “motivasi murni” atau jenis motivasi
yang sebenarnya berasal dari dalam diri siswa. Seperti
keinginan siswa untuk memperoleh sesuatu, atau
pengembangan sikap untuk keberhasilan, dan lain
sebagainya.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi jenis ini yaitu motivasi yang
bersumber sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
motivasi ini muncul sebab ada ajakan, atau paksaan
dari orang lain sehingga dengan kondisi demikian
siswa mau melakukan sesuatu. Motivasi ini
diperlukan di sekolah sebab dalam pembelajaran di
kelas tidak semua menarik perhatian dan minat belajar
siswa. Dengan hal ini guru harus bisa membangkitkan
motivasi siswa sesuai dengan keadaan siswanya.
Dapat disimpulkan bahwa macam-macam motivasi
belajar terbagi menjadi dua yaitu motivasi murni dari diri
dan motivasi dari luar diri. Motivasi murni dalam diri yaitu
motivasi yang bersumber dari dalam diri siswa sendiri,
sedangkan motivasi dari luar diri yaitu motivasi yang
bersumber dari luar diri siswa, seperti dari orang tua, guru,
media pembelajaran, suasan pembelajaran dan lain
sebagainya.
c. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar
Dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa perlu
adanya beberapa strategi sebagai berikut33:
1) Menjelaskan tujuan proses pembelajaran ke siswa
Guru pada awal pembelajaran biasanya sering
terlebih dahulu memaparkan tujuan belajar mengajar
kepada siswanya. Dengan siswa mengetahui tujuan
pembelajaran yang jelas maka siswa semakin besar
juga motivasinya dalam pembelajaran yang
berlangsung.
2) Memberikan Reward
Kegiatan memberikan hadiah atau reward
terhadap siswa dapat memicu semangat belajar siswa
33
Ihsan El Khuluqo, Belajar dan Pembelajara Konsep Dasar...113 - 116.
27
siswa. Guru dapat memberikan reward kepada siswa
yang telah berprestasi dengan tujuan siswa tersebut
akan lebih giat dalam belajar. Selain itu juga dapat
memicu siswa yang belum berprestasi juga
termotivasi untuk mengejar temannya yang telah
diberi reward.
3) Memunculkan persaingan dalam belajar
Guru dalam proses pembelajaran perlu
memunculkan persaingan antar siswanya untuk
meningkatkan prestasi dalam belajar, dan berusaha
memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai
sebelumnya. Seperti halnya guru membuat
perlombaan kuis di dalam kelas.
4) Memberikan penghargaan
Memberikan penghargaan yang bersifat
membangun kepada siswa yang berprestasi atau siswa
yang berani tampil didepan sudah seharusnya
dilakukan oleh guru. Penghargaan ini tidak harus
berupa benda atau barang berharga tetapi bisa dengan
pujian.
5) Memberikan punishment
Guru memberikan hukuman kepada siswa
yang telah berbuat kesalahan pada proses
pembelajaran berlangsung. Diberikan hukuman
dengan harapan siswa yang berbuat kesalahan mau
mengubah diri menjadi lebih baik dan berusaha
memicu motivasi belajarnya.
6) Membangkitkan siswa untuk belajar
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru
sehingga membangkitkan dorongan siswa untuk
belajar adalah memberikan perhatian maksimal
kepada siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
7) Membentuk kebiasaan belajar siswa yang baik
Pembiasaan belajar yang baik dapat
ditanamkan oleh guru kepada siswa dengan disiplin
dan terarah sehingga siswa dapat belajar dengan baik
dan kondusif.
8) Membantu kesulitan belajar siswa
Guru harus mengetahui karakteristik
siswanya, apabila siswanya mengalami kesulitan
28
dalam belajar tugas guru membantu kesulitan belajar
yang dialami siswanya baik secara perorangan
ataupun kelompok.
9) Menggunakan metode yang bervariasi
Untuk memberdayakan kompetensi siswa,
guru dalam pembelajaran harus menggunakan metode
yang bervariasi karena siswa memiliki karakteristik
yang berbeda.
10) Menggunakan media pembelajaran yang baik, serta
harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran yang tepat
sesuai tujuan pembelajaran sangat memotivasi dan
membantu siswa dalam memahami pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dengan demikian motivasi belajar dapat di artikan
suatu dorongan baik itu dari dalam diri siswa ataupun dari
luar diri siswa untuk belajar. Jenis motivasi yang sangat
penting adalah jenis ekstrinsik karena apabila siswa dapat
dorongan dari luar maka siswa itu secara tidak langsung
akan tumbuh jenis motivasi dalam diri siswa.

B. Penelitian Terdahulu
Salah satu urgensi dari sebuah penelitian adalah untuk
mengetahui penelitian yang akan dilaksanakan dari penelitian
sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
pengulangan penelitian. Beberapa hal yang harus dituliskan dalam
sub bab ini yaitu terkait perbedaan dan persamaan penelitian
sebelumnya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan baik dari
sisi keluasaan, sudut pandang, fokus, dan pendekatan. Maka dari itu
peneliti akan menyajikan beberapa bentuk penelitian terdahulu
terkait perbedaan serta persamaannya dengan penelitian yang sedang
dilaksanakan diantaranya sebagai berikut :
1. Penelitian, Budiman, A. Inggriani, A.S dkk. “Model
Pembelajaran dengan Alat Peraga Sederhana untuk
Meningkatkan Pemahaman dan Kreatifitas Siswa di MTs
Ma‟arif Cikeruh, Jatinangor”.34 Hasil penelitinnya berdasarkan
hasil dari kegiatan praktikum dan pembahasan maka dapat

34
Budiman, dkk, Dharmakarya Jurnal Aplikasi IPTEK untuk Masyarakat
5 No.1(2016) : 56-60, diakses pada 11 November 2019,
http://id.scribd.com/document/394081903/8879-22034-1-pb.
29
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar mata pelajaran IPA antara sebelum dan sesudah
penggunaan alat peraga untuk kegiatan praktikum memiliki
pengaruh yang terdapat pemahaman dan kreatifitas siswa MTs
Ma‟arif Cikeruh Jatinangor.
Persamaan jurnal ini dengan penelitian ini yaitu sama-
sama menggunakan alat bantu yang sederhana dari lingkungan
dalam pembelajaran IPA dan dapat meningkatkan pemahman
serta kreatifitas siswa. Sedangkan perbedaan jurnal ini dengan
penelitian ini yaitu jenjang pendidikan yang diteliti, dalam
jurnal ini jenjang pendidikan yang diteliti yaitu jenjang
pendidikan SMP/MTs sedangan dalam penelitian ini jenjang
pendidikan yang diteliti yaitu jenjang pendidikan dasar SD/MI.
2. Penelitian, Rochanah, 2018, “ Lingkungan Alam sebagai
Media Pembelajaran untuk Mengenalkan Kekuasaan Allah pada
Anak Usia Pendidikan Dasar di Pondok Pesantren Al
Mawaddah Kudus”. Hasil penelitiannya yaitu Melalui media
lingkungan alam membantu guru dalam menjelaskan materi
terkait tema-tema dalam mata pelajaran Akidah Akhlak dan
IPA. Konsep yang ditawarkan pondok pesantren Al Mawaddah
untuk mengenalkan kekuasaan Allah kepada siswanya meliputi;
apotek hidup, hidroponik, budidaya buah naga, taman kelinci,
terapi ikan garra rafa.35
Persamaan jurnal ini dengan penelitian yang sedang
berlangsung adalah sama-sama memanfaatkan lingkungan
sebagai media pembelajaran dalam mata pelajaran IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) di jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI).
Sedangkan perbedaannya penelitian jurnal Rochanah dengan
peneliti adalah, metode, tempat dan jenis lingkungan, dalam
penelitian Rochanah jenis lingkungan yang digunakan adalah
lingkungan alam sekitar seperti tumbuhan dan hewan, sedangan
jenis lingkungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
benda-benda mati atau abiotik yang ada di lingkungan sekitar
sebagai media pembelajaran sederhana.
3. Penelitian, Siarni, Marungkil Pasaribu, Amran Rede, 2012,
“Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran
Untuk Meningkatkan Hasil belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07
Salule Memuju Utara”. Hasil penelitiannya yaitu pemanfaatan

35
Rochanah, Jurnal Elementary, 6, No. 1 (2018), di akses pada 22
Oktober 2019, http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/elementary/3617.
30
barang bekas sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara, hal
ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil dari siklus I untuk
daya serap klasikal individu 74,87 %, ketuntasan belajar
klasikal 76,92%, serta daya serap klasikal 74,87% menuju
81,53% untuk daya serap klasikal individu, ketutasan belajar
klasikal 92,30%, serta daya serap klasikalnya 81,53%.
Peningkatan juga terlihat pada aktivitas guru dari 83% kategori
baik pada siklus I menjadi 95% kategori sangat baik pada siklus
II. Peningkatan ini diikuti juga aktivitas siswa dari 75% kategori
cukup pada siklus I menjadi 95% kategori sangat baik pada
siklus II. Terlihat jelas bahwa hasil belajar siswa dari siklus I
dan siklus II telah mengalami peningkatan, pencapaian ini
bahkan melebihi KKM.36
Persamaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian
peneliti yaitu sama-sama menggunakan barang bekas sebagai
media pembelajaran, mata pelajaran yang diteliti sama-sama
mata pelajaran IPA, jenjang pendidikan yang diteliti sama-sama
jenjang pendidikan dasar. Sedangkan perbedaannya penelitiain
terdahulu dengan penelitian peneliti ini yaitu penelitian
terdahulu adalah penelitian tinda kelas sedangkan penelitian
peneliti merupakan penelitian kualitatif, kelas yang diteliti
dalam penelitian terdahulu adalah kelas IV sedangkan
penelitian peneliti adalah kelas V, setting penelitian terdahulu
berada di SDN 07 Salule Mamuju Utara sedangkan setting
penelitian peneliti berada di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.
4. Penelitian, Hartatiek dkk, 2018 “Pengembangan media
Pembelajaran IPA dari Bahan Bekas untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa MTs Nurul Ulum
Malang”. Dengan hasil penelitiannya guru MTs di kota Malang
mampu mengembangkan media pembelajaran IPA dari barang
bekas dengan kualifikas sangat baik. Media pembelajaran yang
dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran karena
dapat memotivasi belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar
dengan nilai rata 91,3 dalam kualifikasi sangat baik.37

36
Siarni, Marungkil Pasaribu, Amran Rede, Jurnal Kreatif Tadulako
Online, 3 No. 2 (2012) 94-104, diakses pada tanggal 2 juni 2020,
http://www.google.com/amp/s/dpkumen.tips/amp/dokumen/2871-8742-1-
pb.html.
37
Hartatiek dkk, Jurnal Karinov, 1 No. 2 (2018), diakses pada tanggal 2
31
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian
peneliti yaitu sama-sama menggunakan barang bekas sebagai
media pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. Sedangkan perbedaan
penelitian terdahulu dengan penelitian peneliti yaitu jenjang
pendidikan yang diteliti dalam penelitian terdahulu yaitu
jenjang pendidikan menengah pertama SMP/MTs sedangkan
jenjang pendidikan yang diteliti dalam penelitian ini yaitu
jenjang pendidikan dasar SD/MI. Setting penelitian terdahulu
berada di MTs Nurul Ulum Malang sedangkan setting
penelitian dalam penelitian ini yaitu di MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus.

C. Kerangka Berfikir
Dari lingkungan dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal,
salah satunya dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran
dalam proses pembelajaran IPA di berbagai jenjang sekolah, apalagi
di jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI). Di lingkungan sekitar kita
dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali barang di sekitar yang
dapat dimanfaatkan sebagai alat atau bahan dalam pembuatan media
pembelajaran. Media pembelajaran tidak harus yang mahal tetapi
yang sederhana, murah, dan mudah diperoleh juga bisa di buat
sebagai media pembelajaran. Benda-benda yang digunakan sebagai
media pembelajaran sederhana dapat berupa barang bekas atau
barang baru namun sangat murah dan mudah diperoleh.
IPA adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang Ilmu
Alam sekitar. Pembelajaran di jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI)
harus di buat semenarik mungkin agar siswa dengan mudah dalam
memahami dan menerima materi IPA. Apabila siswa mudah
memahami dan menerima materi maka siswa akan memiliki minat
atau motivasi dalam proses pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan
alam).
Dengan pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis penggunaan
barang bekas dari lingkungan sebagai media pembelajaran akan
memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh
gurunya dan meningkatkan minat serta motivasi belajar siswa pada
proses pembelajaran IPA .

juni 2020, http://journal2.um.ac.id/index.php/jki/article/view/4100.

32
Barang Bekas dari Pembelajaran IPA (Ilmu
Lingkungan sebagai Pengetahuan Alam)
media pembelajaran

Motivasi belajar siswa


Gambar 2.1
Kerangka Berfikir

D. Pertanyaan Penelitian
1. Pedoman wawancara kepada kepala sekolah MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus :
a. Bagaimana sejarah berdirinya MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus ?
b. Bagaimana perkembangan MI NU Istqilal Ploso Jati
Kudus ?
c. Bagaimana kondisi siswa di MI NU Istqilal Ploso Jati
Kudus ?
d. Bagaimana perkembangan prestasi siswa MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus?
e. Bagaiamana perkembangan pendidik di MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus ?
f. Apa akreditasi dari MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
g. Bagaimana kondisi fisik MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
h. Bagaimana sarana dan prasarana pembelajaran di MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
i. Bagaimana motivasi belajar siswa di MI NU Istiqlal Ploso
Jati Kudus ?
j. Bagaimana tanggapan anda terkait pelaksanaan lingkungan
(barang sederhana di lingkungan sekitar ) sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus ?

33
k. Bagaimana kebijakan anda selanjutnya dalam pelaksanaan
ligkungan sebagai media pembelajaran di MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus ?
l. Apakah dengan pelaksanaan lingkungan sebagai media
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?
m. Bagaimana pesan anda dalam pelaksanaan lingkungan
sebagai media pembelajaran di MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus ?
2. Pedoman wawancara kepada guru kelas V MI NU Istiqlal Ploso
Jati Kudus :
a. Bagaimana pembelajaran IPA di kelas V MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus ?
b. Media pembelajaran seperti apa yang anda gunakan selama
ini dalam pembelajaran IPA kelas V di MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus ?
c. Apakah ada laboratorium IPA di MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus ini ?
d. Bagaimana penggunaan laboratorium IPA dan alat-alat
KIT di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
e. Bagaimana pelaksanaan lingkungan sebagai media
pembelajaran IPA di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
f. Kapan lingkungan sebagai media pembelajaran diterapkan
di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
g. Mengapa perlu diterapkan media yang berasal dari
lingkungan sebagai media pembelajaran pada mata
pelajaran IPA ?
h. Bagaimana cara penyusunan perencanaan pembelajaran
menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran
pelajaran IPA kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
i. Bagaimana cara mendesain kelas dalam proses
pembelajaran IPA dengan menerapkan lingkungan sebagai
media pembelajaran ?
j. Bagaimana cara anda menjelaskan materi dalam
pembelajaran IPA menggunakan lingkungan sebagai media
pembelajaran ?

34
k. Bagaimana tindak lanjut anda setelah menerapkan
lingkungan sebagai media pembelajaran IPA kelas V di MI
NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
l. Bagaimana evaluasi pembelajaran yang anda lakukan
setelah menerapkan lingkungan sebagai media
pembelajaran IPA kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus ?
m. Bagaimana hasil evaluasi pembelajaran setelah anda
menerapkan lingkungan sebagai media pembelajaran IPA
di kelas V MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
n. Bagaimana tanggapan anda mengenai pelaksanaan
lingkungan sebagai media pembelajaran pada mata
pelajaran IPA kelas V ?
o. Bagaimana efektifitas pelaksanaan media lingkungan
sebagai media pembelajaran IPA kelas V di MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus ?
p. Apakah terdapat kendala dalam pelaksanaan lingkungan
sebagai media pembelajaran pada pelajaran IPA untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus?
q. Bagaimana minat siswa dalam pembelajaran IPA
menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
3. Pedoman wawancara kepada siswa kelas V MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus :
a. Bagaimana pendapat anda tentang pembelajaran IPA kelas
V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
b. Bagaimana guru anda menjelaskan materi pembelajaran
IPA di kelas V?
c. Apakah anda menyukai pelajaran IPA ?
d. Bagaimana pendapat anda tentang lingkungan sebagai
media pembelajaran pada pembelajaran IPA kelas V di MI
NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
e. Apakah anda merasa tertarik dengan pelaksanaan
lingkungan sebagai media pembelajaran pada pelajaran
IPA kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
f. Apakah anda merasa ada perubahan dalam pembelajaran
IPA sebelum dan saat menerapkan lingkungan sebagai

35
media pembelajaran di kelas V MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus ?
g. Bagaimana upaya anda memahami materi yang guru anda
sampaikan ?
h. Apakah anda dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-
hari, setelah anda belajar IPA menggunakan lingkungan
sebagai media pembelajaran ?
i. Apakah anda merasa senang dan termotivasi dengan
pelaksanaan lingkungan sebagai media pembelajaran
pembelajaran IPA di kelas V ?

36
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan


Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitian adalah jenis penelitian field research atau
sering disebut jenis penelitian langsung ke lapangan.1 Field research
adalah penelitian yang terjun langsung ke lapangan oleh peneliti atau
langsung kepada responden untuk mendapatkan data atau informasi
secara langsung. Hal ini menjadi acuan peneliti dikarenakan dirasa
lebih tepat dan peneliti dapat merasakan sendiri terjun dilapangan
dan dengan suasana yang sebenarnya ada dilapangan. Sehingga
peneliti ini lebih jelas dan merasa efektif dalam mengumpulkan data
serta berbagai hal lainnya yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini
peneliti terjun langsung penelitian dilapangan untuk mendapatkan
data yang kongkrit terkait penerapkan media yang berasal
lingkungan sebagai media pembelajaran dalam mata pelajaran IPA
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus.
Adapun pendekatan yang dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian ini yaitu Qualtaitive Research yaitu penelitian yang
ditujukan untuk mendiskripsikan suatu hal yang diperoleh saat
penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis
fenomena, aktifitas sosial, peristiwa, kepercayaan, persepsi, dan
pemikiran orang secara individual maupun kelompok. 2 Dalam
penelitian ini peneliti akan mendiskripsikan hasil penelitian tentang
pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan motivasi
belajar kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.
Dalam penelitian yang peneliti akan lakukan menggunakan
pendekatan kualitatif ini peneliti sebagai aktor terpenting dalam
melakukan penelitian dengan menggunakan teknik yang berbeda dan
dapat digunakan dalam memperoleh data. Seperti menggunakan
teknik wawancara, dokumentasi, observasi dari berbagai sumber
yang berada di lapangan.

1
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), 5
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: Crineka Cipta, 1998), 10.
37
B. Setting Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Barang Bekas
dari Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran
IPA untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V di MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus” peneliti melakukan penelitian kepada
kepala sekolah, guru kelas V, dan siswa kelas V di MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus. Atas pertimbangan kesediaannya peneliti untuk
melakukan proses penelitian dan dengan harapan hasil penelitian ini
dapat memberikan manfaat pada MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.

C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yaitu subyek utama data dalam penelitian
yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti. Subyek
penelitian pada dasarnya yaitu subyek yang akan dikenai kesimpulan
dari hasil penelitian.3 Subyek penelitian dalam penelitian ini yaitu
siswa kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.

D. Sumber Data
Sumber data dapat diartikan dari mana kita memperoleh data
saat penelitian. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif yaitu
berupa kata-kata dan tindakan, Selebihnya ialah data tambahan
seperti dokumentasi dan lain sebagainya.4 Dengan hal tersebut maka
sumber data dalam penelitian ini yang bersifat kualitatif ialah
sebagai berikut
1. Sumber data primer
Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh
dan dikumpulkan langsung waktu di lapangan dari sumber asli
atau orang yang melakukan peneliti.5 Sehingga dapat diartikan
bahwa sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh
secara langsung oleh peneliti dari informan di lapangan.
Sumber data primer dapat diperoleh dengan wawancara yang
mendalam dan observasi.
Dengan ini wawancara yang mendalam dan observasi
3
Saefudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar,
2001), 34-35.
4
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 44.
5
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : CV. Pustaka
Setia, 2011), 146.
38
dilakukan peneliti kepada guru dan siswa kelas V MI NU
Istiqlal untuk mendapatkan data yang berkenaan dengan
pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dan
dikumpulkan oleh peneliti dari sumber yang telah ada.6 Data
sekunder dapat diperoleh dari hasil laporan, penelitian terdahulu
yang sudah tersedia.
Dalam penelitian ini peneliti menggukan sumber data
sekunder untuk mengetahui kondisi pembelajaran sebelum
adanya pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai
media pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Wawancara
Wawancara yaitu metode untuk memperoleh dan
pengambilan data dengan cara menanyakan beberapa hal terkait
penelitian yang dilakukan kepada informan atau responden.7
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara
semi terstruktur. Wawancara yang cukup mendalam sebab ada
penggabungan antara wawancara yang berpedoman pada
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti
sebelum ke lapangan dan pertanyaan yang lebih meluas serta
mendalam dengan mengabaikan pedoman yang sudah ada.8
Dalam artian peneliti telah mengetahui datanya dan menentukan
fokus serta rumusan masalahnya sebelum melakukan
wawancara.
Beberapa informan yang akan diwawancarai oleh
peneliti dalam penelitian yang berjudul pelaksanaan barang

6
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan..146.
7
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif
(Bandung : CV Pustaka Setia, 2012), 131
8
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif,
..133.
39
bekas dari lingkungan sebagai media pembelajaran pada mata
pelajaran IPA untuk meningkatan motivasi belajar siswa kelas
V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus yaitu siswa kelas V, guru
kelas V dan kepala MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.
2. Observasi
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara
teratur serta sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak dalam
suatu gejala dalam objek penelitian.9 Observasi ini dilakukan
dengan pengamatan serta pencatatan secara langsung terhadap
obyek yang diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti mengobservasi terkait
pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk meningkatan
motivasi belajar siswa kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus yaitu dengan mengamati proses pembelajaran IPA di
kelas V MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu catatan peristiwa yang sudah
lampau. Dokumentasi instansi bisa berbentuk tulisan baik
tulisan tangan ataupun tulisan berbentuk ketikan, karya-karya
monumental, gambar atau foto.10 Dengan teknik peneliti ini
dapat mengumpulkan data dari dokumentasi-dokumentasi yang
sudah ada sehingga diperoleh catatan yang diperlukan dalam
penelitian.
Dalam penelitian ini dokumen yang diperoleh seperti
bentuk umum profi MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus, data
tenaga pendidik di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus, dan foto-
foto proses pembelajaran dengan pelaksanaan barang bekas dari
lingkungan sebagai media pembelajaran pada pelajaran IPA
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus, proses wawancara, foto-foto kondisi
fisik MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.

F. Pengujian Keabsahan Data


Dalam penelitian kualitatif pengujian keabsahan data

9
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif
..134
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2017),
124
40
meliputi uji validitas internal, validitas eksternal, reliabilitas, dan
objektifitas.11 Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji keabsahan
data dengan uji credibility atau uji kredibilitas. Adapun uji
kredibilitas yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu
perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi,
menganalisis kasus negatif, dan member check 12:
1. Perpanjangan pengamatan
Pengujian keabsahan data dengan perpanjangan
pengamatan yaitu peneliti kembali melakukan pengamatan ke
lapangan, mewawancarai lagi informan yang pernah ditemui
oleh peneliti maupun yang baru ditemui.
Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji
kredibilitas data penelitian, peneliti memfokuskan pada
pengujian terhadap data yang telah didapat. Data yang telah
didapat dicek ulang ke lapangan untuk mengetahui apakah data
yang didapat sudah benar atau belum. Apabila setelah dicek
ulang ke lapangan data yang diperoleh sudah benar artinya data
tersebut dapat dikatakan kredibel atau valid, dan waktu
perpanjangan pengamatan dalam penelitian dapat diakhiri.
2. Meningkatkan Ketekunan
Dalam penelitian meningkatkan ketekunan yaitu
melakukan penelitian secara lebih cermat dan saling
berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan maka data
yang diperoleh akan lebih akurat dan urutan peristiwa dapat
direkam secara pasti dan sistematik.
Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan
langsung terhadap objek penelitian, yaitu dengan mengamati
proses pembelajaran IPA di kelas V yang menerapkan
lingkungan sebagai media pembelajaran untuk meningkat
motivasi belajar siswa.
3. Triangulasi
Dalam pengujian kredibilitas triangulasi dapat diartikan
sebagai pengecekan data yang sudah diperoleh dari berbagai
sumber dengan, berbagai cara dan waktu. Dengan triangulasi ini
akan lebih meningkatkan kekuatan data.
Peneliti melakukan pengecekan kembali data yang
sudah di dapat dari penelitian yang dilakukan di MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus.

11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, .., 121.
12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, 121.
41
4. Analisis kasus negatif
Analisis kasus negatif yaitu menganalisis kasus yang
berbeda dengan hasil penelitian yang diharapkan peneliti hingga
waktu tertentu. Dengan menganalisis kasus negatif ini peneliti
akan dapat meningkatkan kredibilitas atau kevalidan data yang
diperolehnya.
Peneliti menganalisis dan mencari data yang berbeda
atau yang bertentangan dengan data yang telah ditemukan
sebelumnya. Bila sudah tidak ada data yang berbeda atau
bertentangan dengan data sebelunya, artinya data yang
ditemukan dapat dikatakan sudah valid dan dapat dipercaya.
5. Mengadakan member check
Mengadakan member check yaitu mengadakan proses
pengecekan ulang data yang diperoleh peneliti kepada sumber
data atau informan. Tujuan mengadakan member check yaitu
untuk mengetahui seberapa valid data yang diperoleh peneliti
dari narasumber di lapangan. Apabila data yang sudah diperoleh
peneliti disepakati narasumber berarti data tersebut sudah valid,
sehingga data yang diperoleh tersebut semakin kredibel. Dan
apabila data tersebut tidak disepakati narasumber, maka peneliti
harus melakukan diskusi dengan narasumber untuk
menyelaraskan data yang diperoleh sebelumnya oleh
narasumber.

G. Teknik Analisis data


Menganalisis data yaitu mengurutkan, mengorganisasikan,
dan mengatur data yang sudah diperoleh ke dalam suatu kategori dan
satuan uraian dasar.13 Kegiatan menganalisis data ini ialah kegiatan
yang dilakukan oleh peneliti untuk mengurutkan, megelompokkan,
mengatur, memberi kode, dan mengategorikan data-data yang di
peroleh.
Dalam penelitian kualitatif ini menganalisis data dapat
dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah
selesai pengumpulan data dalam waktu tertentu. Dalam analisis data
kualitatif dapat dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sampai datanya jenuh. Langkah-
langkah menganalisis data ada 3 (tiga) yaitu data reduction, data

13
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian
Kualitatif, …, 145.
42
display, dan conclusion drawing/verificacion.14
1. Data Reduction / reduksi data
Mereduksi data yaitu, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal yang penting, mencari tema, pola, dan
membuang yang tidak perlu serta merangkum.15 Dalam
penelitian peneliti memperoleh data di lapangan cukup banyak,
dengan itu perlu di catat dengan teliti dan terinci.
Analisis data ini digunakan peneliti untuk menganalisis
data yang di peroleh di lapangan dalam penelitian tentang
pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran IPA kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.
Seperti data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan
data-data dokumentasi yang di peroleh di lapangan.
2. Data Display / penyajian data
Teknik selanjutnya yaitu menyajikan data. Dalam
penelitian kualitatif ini penyajian data dilakukan dalam bentuk
uraian, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.16
Penyajian data yang digunakan peneliti yaitu menyajikan data
berupa uraian yang bersifat naratif.
Data akan yang sudah dianalisis akan disajikan peneliti
dalam bentuk uraian yang bersifat naratif.
3. Conclusion Drawing / verification
Langkah terakhir yang dilakukan yaitu menarik
kesimpulan dan memverifikasi data. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif ini merupakan temuan baru yang belum ada
sebelumnya. Temuan ini dapat berupa diskripsi atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya belum pernah atau masih
remang-remang dan gelap sehingga setelah di teliti dan dikaji
menjadi lebih transparan dan jelas. Menarik kesimpulan
dilakukan peneliti dengan melihat keseluruhan proses kegiatan
pada penelitian.
Analisis data ini peneliti digunakan untuk menarik
kesimpulan tentang pelaksanaan barang bekas dari lingkungan

14
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
kuantitatif,kualitatif, dan R&D…, 337.
15
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
kuantitatif,kualitatif, dan R&D…, 337.
16
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
kuantitatif,kualitatif, dan R&D, ..., 341.

43
sebagai media pembelajaran IPA untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas V MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.

44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Obyek Penelitian


1. Sejarah Berdirinya MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus
Madrasah Ibtidaiyah Nahdlotul Ulama Ploso Jati Kudus
ini berdiri di dalam naungan Yayasan Pendidikan Islam Istiqlal
Ploso Jati Kudus. MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ini didirikan
oleh Bapak KH.Abdullah Sunhaji pada tahun 1960. Bapak
KH.Abdullah Sunhaji adalah pendiri Yayasan Pendidikan Islam
Istiqlal, beliau juga mendirikan pondok pesantren di desa Ploso
yaitu Pondok Pesantren Darussyifa. Pondok pesantren ini
tempatnya tidak jauh dari MI NU Istiqlal, tepatnya berada di
sebelah tenggara MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus. Yayasan
Pendidikan Islam Istiqlal ini menaungi beberapa jenjang
pendidikan mulai dari RA, MI , dan SMP.
Madrasah Ibtidaiyyah Nadhdotul Ulama (MI NU)
Istiqlal Ploso jati Kudus ini awalnya adalah Sekolah Dasar
(SD) Istiqlal Ploso Jati Kudus setelah 2 tahun berjalan dengan
nama Sekolah Dasar (SD) Istiqlal berubah nama menjadi
Madrasah Ibtidaiyah Nahdhotul Ulama (MI NU ) Istiqlal Ploso
Jati Kudus pada tahun 1962. Perubahan nama ini di latar
belakangi oleh kondisi lingkungan desa Ploso yang warganya di
kenal dengan abangan yaitu warganya yang belum sadar ajaran
agama islam atau dikatakan masyarakatnya yang belum agamis.
Dengan pergantinya nama Sekolah Dasar (SD) menjadi
Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang berbasis islami diharapkan MI
NU Istiqlal ini mampu mencetak kader-kader umat islam yang
berakhlak mulia dan mampu mengembangkan agama Islam di
daerah tersebut. Dengan berbagai hal tersebutlah bapak
KH.Abdullah Sunhaji mengajukan SK pergantian nama SD
Istiqlal menjadi MI NU Istiqlal.
Dulunya MI NU Istiqlal ini hanya terdiri dari sederet
bangunan yang berdiri di atas tanah wakaf dari bapak H. Thoha
beliau adalah salah satu pengusaha tahu di daerah tersebut.
Tahun demi tahun berjalan MI NU Istiqlal juga mengikuti
perkembangan pembangunan dan sekarang sudah bertambah
sederet bangunan dangan dua lantai.
Dengan perkembangannya setiap tahun siswa MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus semakin meluas. Tidak hanya dari

45
daerah Kudus saja melainkan dari berbagai daerah di sekitar
kota Kudus seperti Demak, Jepara dan Pati. Para siswa yang
dari daerah luar kota ini selain menempuh pendidikan di MI
NU Istiqlal juga mondok di pondok pesantren Darussyifa.
Beberapa alasan siswa yang dari luar kota menempuh
penddikan di MI NU Istiqlal di antaranya yaitu mereka
berkeinginan untuk mondok, karena pondoknya di pondok
pesantren Darussyifa dan di naungan Yayasan Pendidkan Islam
Istiqlal maka para santrinya di sarankan untuk menempuh
pendidikan di MI NU Istiqlal tersebut.
MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus sudah terakreditasi A
selama beberapa tahun belakangan ini secara berturut-turut.
Tenaga pendidiknya juga sudah memenuhi kualifikasi. Selain
itu dalam perkembangannya sekarang MI NU Istiqlal memiliki
satu guru tahfid dimana guru tersebut mengampu mata pelajaran
tahfid yang nantinya diharapan dari kepala sekolah dengan
adanya pelajaran tahfid siswanya minimal setelah lulus dari MI
NU Istiqlal mampu menghafal juz 30 atau juz „amma.
Sarana prasarana yang ada di MI NU Istiqlal secara
garis besar sudah ada seperti masjid, perpustakaan, uks, dan
peralatan laboratorium dan lain sebagainya tetapi dalam
perawatan dan pengelolaannya belum maksimal.

2. Letak Geografis
MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus adalah satuan
pendidikan di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam
Istiqlal Kudus yang letaknya berada di Jln.MH. Basuno Ploso
No. 177 Kudus.

3. Visi, Misi, dan Tujuan MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus


a. Visi
Visi MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus adalah
terwujudnya madrasah sebagai pusat pembelajaran yang
mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber daya
manusia yang unggul dalam mutu dan santun dalam
perilaku.
b. Misi
MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus memiliki 4 misi,
yaitu :

46
1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam
pencapaian prestasi dan mutu dalam bidang akademik
dan non akademik.
2) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam
mempelajari Al- Qur‟an dan menjalankan ajaran
agama Islam.
3) Mewujudkan pembentukan karakter islami yang
mampu mengaktualisasikan dari di dalam masyarakat.
4) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif,
efisien, transparan dan akuntabel.
c. Tujuan
MI NU Istiqlal memiliki 4 tujuan yaitu :
1) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran aktif.
2) Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat
siswa.
3) Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam
kehidupan sehari-hari.
4) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif,
efisien, transparan dan akuntabel.

4. Struktur Organisasi MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus


MI NU Istiqlal adalah madrasah yang berada di dalam
Lembaga Pendidikan Ma‟arif Nahdlotul Ulama‟ kabupaten
Kudus, serta dalam naungan Yayasan Pendidikan Islam Istiqlal.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil data struktur organisasi
MI NU Istiqlal tahun pelajaran 2019/2020.

Struktur Organisasi MI NU Istiqlal


2019/2020

Kepala sekolah : H. Zaenuri, S.Pd.I


Komite sekolah : Mas‟ud, S.Pd.
Sekretaris : Febrilia Nurhayati, S.Pd.I
Bendahara : Tri Liwanto S.Pd.I
Koor.bid pendidikan : Purwanto, S.Pd.I
Tata usaha : Ayuk Sri Handayani, S.Pd.I
Sie.Kesiswaan : Yazidah, S.Pd.I
Sie. Humas : Eka Damayanti, S.Pd.
Sie.Sarpras : Yoyon Budiyono, S.Pd.I

47
Sie. Olahraga : Syarifuddin, S.Pd.I
Sie.Agama : Dwi Nurjannah, S.Pd.
Sie. Perpustakaan : Ajrina Azziyati
Sie. UKS : Sri Handayani S.Pd.I
Ekstrakukikuler : Dwi Nurjannah, S.Pd.I
Wali kelas I : Eka Damayanti, S.Pd.
Wali kelas II : Sri Handayani S.Pd.I
Wali kelas III : Yazidah, S.Pd.I
Wali kelas IV : Tri Liwanto S.Pd.I
Wali kelas V : Febrilia Nurhayati, S.Pd.I
Wali kelas IV : Purwanto, S.Pd.I
Tenaga Kebersihan : Sri Yatun
Tukang Kebun : Suwarno
Keamanan : Sumito
Pesuruh : Dody Sartono

5. Daftar nama tenaga pendidik di MI NU Istiqlal Ploso


Jati Kudus
a. Kepala Sekolah : H. Zaenuri S.Pd.I
b. Guru kelas :
1) Eka Damayanti S.Pd.I
2) Sri Handayani S.Pd.I
3) Yazidah S.Pd.I
4) Tri Liwanto S.Pd.I
5) Febrilia Nurhayati, S.Pd.I
6) Purwanto S.Pd.I
c. Guru Mapel
1) Budiyono S.Pd.I
2) Syarifuddin S.Pd.I
3) Zuliana Rahmawati S.Pd.I

6. Sarana dan Prasarana MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus


a. Data Tanah dan bangunan
Sarana dan prasarana di MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus terdapat tanah dan bangunan. Sesuai data yang
diperoleh yaitu memiliki jumlah tanah sebesar 1002 m2 dan
telah bersertifikat, sedangkan bangunan yang dimiliki
seluruhnya seluas 426 m2.
b. Ruang dan Gedung
Ruangan dan gedung yang dimiliki MI NU Istiqlal

48
Ploso Jati Kudus yaitu terdapat 6 ruang kelas 1 ruang
kantor dan tata usaha, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang
guru, 1 ruang perpustakaan, musholla atau masjid, ruang
UKS, halaman upacara. Adapun rincian ruangan dan
gedung MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus sebagai berikut1 :

Kondisi Lokal
No Jenis Lokal M2 Kekurangan
Baik Rusak
1 Ruang Kelas 6 300 6
2 R.Kantor /TU 1 - - 1
3 R.Kepala 1 26 1
4 Ruang Guru 1 50 1
5 R.Perpustakaan 1 50 1
6 R. Lab - - - 1
7 R.Ketrampilan - - - 1
8 Aula - - - 1
9 Musholla 1 100 1
10 R.UKS 1 6 1
11 Halaman/Upacara 1 200 1

Tabel 4.1
Rincian Sarana Prasarana

B. Deskripsi Data Penelitian


Penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Barang Bekas dari
Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPA
untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V di MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus” ini bertujuan untuk meneliti bagaimana
cara pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus. Seperti
yang telah di tulis di rumusan masalah, maka peneliti akan
membahas tentang pelaksanaan barang bekas dari lingkungan
sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus, serta motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
IPA menggunakan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran siswa kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.

1
Dokumentasi Data Sarana dan Prasarana MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus yang diperoleh pada hari Senin 16 Maret 2020.
49
Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara dengan kepala
sekolah, guru kelas V dan siswa kelas V MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus sebagai berikut.
1. Pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus
Pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai
media pembelajaran pada mata pelajaran IPA kelas V yang
peneliti teliti adalah barang-barang bekas dan barang-barang
sederhana yang ada di lingkungan sekitar siswa, lalu dijadikan
sebagai media pembelajaran sederhana. Pelaksanaan barang
bekas dari lingkungan yang guru kelas V terapkan yaitu
diterapkan pada mata pelajaran IPA materi pemuaian. Materi
IPA tentang pemuaian berada di kompetensi dasar 3.6
menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-
hari dan kompetensi dasar 4.6 melaporkan hasil pengamatan
tentang perpindahan kalor.
Proses pembelajaran IPA di MI NU Istiqlal selama ini
berjalan dengan lancar meskipun menggunakan peralatan
seadanya dalam pembelajaran seperti papan tulis tetapi
ketertarikan siswa untuk belajar berkurang. Guru menyapaikan
materi dengan metode ceramah dan menggambarkan bagan atau
ilustrasi di papan tulis. Di MI NU Istiqlal terdapat peralatan
laboratorium IPA tetapi penggunaannya yang belum maksimal.
Hal ini di sampaikan bu Febri pada saat wawancara sebagai
berikut.

“Untuk alat-alat KIT yang ada dilaboratorium jarang


sekali digunakan dalam pembelajaran IPA karena
terkendala dengan sarpras dan kurang pahamnya akan
cara penggunaan alat-alat tersebut. Jadi saya sering
menggunakan media- media yang sederhana yang ada
di lingkungan sekitar siswa.” 2

Materi yang memerlukan pengamatan seperti materi


ekosistem siswa mengamati berbagai individu, populasi dan
komunitas yang ada di lingkungan sekitar. Sedangkan dalam

2
Febrilia Nurhayati, wawancara oleh penulis, 13 Maret 2020,
wawancara 3, transkip.
50
materi pemuaian tidak mungkin guru meminta siswa untuk
mengamati sebuah pintu yang mengalami pemuaian, atau ban
sepeda yang mengalami pemuaian karena itu membutuhkan
waktu yang cukup lama, tetapi dalam materi ini guru membuat
media pembelajaran dari barang bekas yang ada di lingkungan
sekitar untuk proses pengamatan tentang pemuaian. Benda-
benda yang digunakan guru dalam pelaksanaan barang beas dari
lingkungan sebagai media pembelajaran pada materi pemuaian
diantaranya botol plastik bekas, balon, mangkok, air panas dan
air dingin yang dibuat percobaan dan pengamatan di dalam
kelas.
Jadi secara langsung dengan waktu yang singkat siswa
dapat mengamati proses pemuaian dengan jelas. Dengan
menggunakan media pembelajaran yang berasal dari barang
bekas di lingkungan bisa membantu siswa untuk mengamati
lebih jelas proses pemuaian.
Pelaksanaan media pembelajaran yang berasal dari
barang bekas di lingkungan sekitar ini dilakukan oleh guru
kelas V pada tanggal 12 Maret 2020 yang bertempat di kelas V
MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.
Pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai
media pembelajaran perlu dilaksanakan di MI NU Istiqlal Ploso
Jati Kudus karena pembelajaran IPA sangat berhubungan
dengan lingkungan, dengan adanya media pembelajaran dari
barang bekas di lingkungan ini dapat memudahkan siswa
memahami materi dan mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari khususnya materi pemuaian.
Beberapa langkah pelaksanaan lingkungan sebagai
media pembelajaran di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus. Cara
penyusunan perencanaan pembelajaran menggunakan media
lingkungan sederhana yaitu dengan memasukkan bagian media
pembelajaran di dalam RPP kemudian lingkungan di setting
agar sesuai dan sinkron terhadap materi yang disampaikan.
Mendesain kelas saat proses pembelajaran dengan menerapan
lingkungan sebagai media pembelajaran yaitu di dalam kelas
dan siswa diposisikan duduk sebaik mungkin agar tetap
konsentrasi dan fokus, begitupun ketika di luar ruangan siswa
juga harus dikondisikan sebaik mungkin agar tetap konsentrasi
dan fokus dengan pembelajaran.
Pelaksanaan lingkungan sederhana dalam proses
pembelajaran yang dilakukan oleh bu Febrilia Nurhayati S.Pd.I
51
yaitu dengan melibatkan seluruh siswa secara langsung di
dalam pembelajaran, dengan tujuan siswa mampu menerima
dengan baik dan faham dengan materi, selain itu juga salah satu
pembentukan keterampilan siswa yang di bangun melalui
pengetahuannya sendiri dan siswa akan memiliki pengalaman
nyata dan menganalisis percobaan yang dilakukan dalam
pembelajaran. Dengan menggunakan media lingkungan atau
barang-barang sederhana yang ada di sekitar siswa, siswa lebih
mudah menerima dan memahami serta bisa menerapkan dalam
kehidupannya sehari-hari. Seperti halnya pelaksanaan media
barang bekas dari lingkungan dalam materi pemuaian yang
diterapkan bu Febrilia Nurhayati S.Pd.I pada hari Kamis 12
Mater 2020.
Setelah guru menerapkan media dari barang bekas di
lingkungan sekeliling siswa seperti botol bekas, balon, air
panas, air dingin dan mangkok untuk menunjukkan proses
pemuaian yang sebenarnya yaitu botol aqua bekas yang sudah
di pasang balon pada mulut botol lalu dimasukkan ke dalam air
panas, dan air dingin. Setelah guru mempraktekkan beberapa
siswa perwakilan mencobanya di dalam kelas kelas. Setalah itu
siswa mencobanya sendiri dengan cara setelah pelajaran selesai
siswa diberi tugas untuk membuat video seperti yang
didemonstrasikan di depan kelas oleh guru tentang pemuaian
dan dikirim lewat WhatsApp. Antusias siswa dalam
pembelajaran IPA saat menggunakan barang bekas dari
lingkungan sebagai media pembelajaran di materi pemuaian
sangat baik, dan sangat tertarik untuk menyimak dan
mengamati demontrasi yang di lakuan oleh guru di kelas.
Hasil evaluasi atau penilaian setelah kegiatan
pelaksanaan lingkungan sederhana sebagai media pembelajaran
pada pembelajaran IPA lebih baik dan meningkat apabila
dibandingkan dengan pembelajaran IPA sebelumnya tanpa
menggunakan media pembelajaran lingkungan sederhana.
Dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada
pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran IPA kelas V di MI NU
Istiqlal ini dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa
meningkat. Hal ini senada dengan penuturan ibu Febrilia
Nurhayati S.Pd.I, selaku guru kelas V, menurut beliau
pelaksanaan lingkungan sebagai media pembelajaran sangat
menyenangkan dan menarik perhatian bagi siswa. Siswa lebih
52
termotivasi dan lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
Pembelajaran dengan menggunakan media barang
bekas dari lingkungan lebih menarik perhatian siswa kelas V
dalam belajar dibandingkan dengan pembelajaran tanpa
menggunakan media pembelajaran. Hasil belajar siswa juga
lebik baik dan meningkat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Farel Dzulukin
Adzzin, salah satu siswa kelas V MI NU Istiqlal, Farel
mengatakan bahwa dia merasa senang belajar IPA dengan
menggunakan media barang bekas dari lingkungan. Menurutnya
belajar IPA dengan praktek lebih menarik dan membuat Farel
penasaran dan ingin mencobanya. Selain itu dengan praktek
akan membuat Farel lebih faham dan mudah mengingat materi
yang disampaikan oleh gurunya dibandingkan dengan belajar
teori saja yang disampaikan guru melalui ceramah dan
menerangkan di papan tulis. Dari pengakuan Farel terhadap
pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran Farel merasa pembelajaran IPA terasa
menyenangkan dan dia dapat melihat langsung secara fakta
proses pemuaian terjadi ketika botol yang mulutnya dipasangi
balon dimasukkan ke mangkok yang berisi air panas.

“Karena tidak membosankan bu, dan bisa tau secara


langsung dan nyata, serta saya bisa mencobanya
sendiri.”3

Dia merasa tertarik dengan pembelajaran IPA materi


pemuaian ini, biasanya kalau saat pembelajaran Farel suka
duduk di kursi mendengarkan saja, dan kadang dia merasa
bosan, tetapi pada saat materi pemuaian menggunakan media
pembelajaran dari bahan bekas dari lingkungan Farel tidak
hanya duduk di kursinya tetapi Farel maju ke depan dan
melakukan percobaan di depan kelas.
Selain itu salah satu siswa putri yang bernama Novalea
Rifani juga siswa kelas V MI NU Istiqlal juga mengatakan
bahwa dia merasa suka, senang dan tertarik belajar dengan
menggunakan media pembelajaran yang berasal dari barang
bekas dari lingkungan sekitar yang diterapkan oleh gurunya.

3
Farel Dzulukin Adzzin, wawancara oleh penulis, 12 Maret 2020,
wawancara 2, transkip.
53
Menurutnya belajar dengan memakai media yang berasal dari
barang bekas di lingkungan sekitar tidak membosankan dan
lebih mudah untuk diingat dan dia ingin pelajaran selanjutnya
juga menggunakan media barang bekas yang ada di lingkungan
sekitar yang serupa. Demikian pemaparan Nova saat
wawancara.

“Ya saya merasa termotivasi, dan saya berharap untuk


pelajaran-pelajaran selanjutnya bisa menggunakan
media barang bekas dari lingkungan, karena dengan
media ini saya bisa lebih mudah untuk memahami
materi dan menyenangkan.”4

Dengan memakai media barang bekas dari lingkungan


yang berada di sekitar di buat praktek membuat nova tidak
mengawang-awang terkait materi yang dijelaskan oleh gurunya,
dan dia bisa mengamati secara langsung terjadinya proses
pemuaian. Ketertarikannya dengan pembelajaran yang
menggunakan media barang bekas dari lingkungan yaitu dia
sudah mengenal dan tidak asing dengan bahan serta alat yang
di pakai dalam praktek. Jadi dia lebih mudah untuk mengingat
proses pemuaian yang sebenarnya. Nova juga merasa lebih
semangat dalam pembelajaran yang menggunakan media
barang bekas dari lingkungan dibandingkan dengan
pembelajaran sebelumnya.

2. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan


menerapkan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran di kelas V MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.
Pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai
media pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang diterapan di
kelas V oleh guru kelas V sangat menarik perhatian siswa dan
membuat siswa merasa senang tidak bosan dalam belajar.
Berdasarkan hasil observasi di kelas V MI NU Istiqlal pada saat
pembelajaran IPA menggunakan media yang berasal dari
barang bekas di lingkungan sekitar siswa tampak
memperhatikan proses pembelajaran dengan serius dan tidak
merasa bosan. Hasil penilaian setelah pelaksanaan barang bekas

4
Novalea Rifani, wawancara oleh penulis, 12 Maret 2020, wawancara
1, transkip.
54
dari lingkungan sebagai media pembelajaran juga meningkat.
Hal ini sesuai yang dijelaskan bu Febrilia Nurhayati S.Pd.I saat
diwawancarai.

“Apabila dibandingkan dengan pembelajaran tanpa


menggunakan media barang bekas dari lingkungan
sebagai media pembelajaran hasilnya meningkat dan
nilai hasil belajar siswa lebih baik.”5

Dari hasil wawancara dengan Ibu Febrilia Nurhayati


S.Pd.I selaku guru pengampu pelajaran IPA kelas V. Bu Febri
mengatakan bahwa pelaksanaan lingkungan sebagai media
pembelajaran sangat tepat di terapkan di kelas V. Dengan
pelaksanaan media yang berasal dari lingkungan sekitar
membuat siswa merasa tertarik dalam pembelajaran. Selain itu
barang-barang yang digunakan sebagai media pembelajaran
sering di jumpai oleh siswa sehingga siswa tidak merasa asing
dengan barang-barang dan alat-alat percobaan serta mudah
untuk mengingatnya. Siswa juga dapat melihat secara langsung
dan nyata proses pemuain yang terjadi. Hal ini sesuai dengan
pemaparan bu Febri saat wawancara dengan peneliti.

“Ya, saya rasa efektif sekali, karena anak-anak pada


tertarik untuk menyimak materi dan rasa ingin
tahunya tentang percobaan sangat tinggi, dan saya
rasa ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas V. Lagi pula barang-barang yang digunakan
mudah di dapat dan sering di jumpai oleh siswa, jadi
siswa akan lebih mudah mengingat apa yang
disampaikan dan dipraktekkan dalam percobaan.” 6

Ketepatan pelaksanaan barang bekas dari lingkungan


sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa ini ditanggapi positif oleh Bapak H Zaenuri S.Pd.I
selaku kepala sekolah. Beliau akan menindak lanjuti
pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai media

5
Febrilia Nurhayati, wawancara oleh penulis, 13 Maret 2020,
wawancara 3, transkip.
6
Febrilia Nurhayati, wawancara oleh penulis, 13 Maret 2020,
wawancara 3, transkip.
55
pembelajaran di MI NU Istiqlal. Berdasarkan hasil wawancara
kepada bapak H.Zaenuri S.Pd.I mengatakan bahwa media yang
berasal dari barang bekas yang terdapat di lingkungan sekitar
ini sangat tepat diterapkan di MI NU Istiqlal ini. Karena kondisi
sekolahnya yang sederhana dan minim akan media
pembelajaran yang aneh-aneh dan hanya membutuhkan waktu
singkat untuk persiapan dan pelaksanaannya. Siswa juga tidak
asing karena sudah ada di lingkungan sekitarnya jadi tidak
kesulitan bagi siswa untuk mengenal dan menghafal peralatan
yang digunakan saat praktek di pembelajaran.
Dengan adanya media pembelajaran yang berasal dari
barang bekas dari lingkungan ini siswa akan lebih mudah
menerima materi yang diajarkan dengan mudah dan maksimal.
Bapak kepala juga akan merekomendasikan kepada semua guru
agar bisa menerapkan media pembelajaran ini di berbagai kelas
tidak hanya di kelas V. Menurut beliau dengan pelaksanaan
lingkungan sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan
motivasi belajar seluruh siswa MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus
karena siswa paling suka dengan pembelajaran yang berbasis
lingkungan atau praktikum. Dengan siswa melakukan praktek
maka siswa akan lebih mudah untuk mengingat materi dan apa
yang telah dipraktekkannya.

“Saya rasa tepat sekali mbak, medianya sederhana dan


mudah persiapannya oleh guru dan mudah
memahamkan siswa. Pastinya akan saya
rekomendasikan ke kelas-kelas lainnya juga mbak.
Kalau di terapkan di MI ini di berbagai kelas malah
tepat sekali, karena kondisi MI ini yang sederhana,
dan sekarang memakai kurikulum 2013 yang waktu
belajarnya begitu singkat dan siswa di tuntut untuk
menggali pengetahuan secara mandiri, dan banyak
juga barang-barang, bahan-bahan di lingkungan siswa
ini yang mudah diperoleh untuk praktek-praktek
seperti itu mbak, jika bisa di buat sebagai media
pembelajaran sangat bagus. Dan siswa juga bisa
menerapkan materi yang di sampaikan oleh guru
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
kompetensi dasar dan indikatornya mbak.”7
7
Zaenuri, wawancara oleh peneliti, 16 Maret 2020, wawancara 4,
56
Mengingat kondisi MI NU Istiqlal yang sederhana dan
dapat di katakana sekolah yang masih berkembang apabila
diterapkan media yang berbasis lingkungan akan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dan tidak menyulitkan
guru dalam persipan dan pelaksanaannya. Apalagi dengan
kurikulum 2013 yang berlaku saat ini dimana siswa dituntut
untuk melakukan percobaan dan pengamatan dalam
pembelajaran IPA dan waktunya sangat singkat. Jadi sangat
tepat guru dalam pembelajaran menggunakan media yang
berasal dari barang bekas di lingkungan sekitar ini.

C. Analisis Data Penelitian


1. Analisis Pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai
media pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus
Pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai
media pembelajaran merupakan faktor kondisional yang
mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor
belajar yang sangat penting. Lingkungan yang dapat digunakan
sebagai media pembelajaran di antaranya lingkungan fisik
disekitar sekolah, bahan yang tersisa atau tidak dipakai, bahan
bekas dan apabila diolah dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran.8 Dalam pembelajaran IPA di MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus media pembelajaran yang digunakan yaitu
barang bekas dan barang sederhana yang ada di lingkungan
sekitar siswa. Media pembelajaran ini diterapkan pada mata
pelajaran IPA materi pemuaian.
Media ialah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.9 Dalam materi
pemuaian media yang diterapkan guru menggunakan barang
bekas dan barang sederhana yang ada di sekitar yaitu botol
bekas, balon, mangkok, air panas dan air dingin. Media

transkip.
8
Hasan Baharun, Jurnal Cendikia ,Vol.14 No. 2, (2016), diakses pada
tanggal 21 Februari 2020,
http://www.researchgate.net/publication/321312215.10.
9
Nunu Mahnun, Jurnal Pemikiran Islam 37, No.1 (2012), diakses pada
23 Oktober 2019, http://www.e-journal.uin.suska.ac.id/index.php/310/293.
57
pembelajaran ini dapat disebut dengan media sederhana.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pemikiran, perhatian, perasaan, dan
minat siswa sehingga proses pembelajaran terjadi. 10 Dengan
menggunakan media dari barang bekas di lingkungan dapat
merangsang pemikiran, perhatian, perasaan, dan minat siswa
dalam pembelajaran IPA materi pemuaian kelas V di MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus.
Di lingkungan sekitar banyak benda-benda yang dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran
tidak harus yang mahal tetapi sederhana, murah, dan mudah
diperoleh juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran
yang dapat memberikan motivasi belajar terhadap siswa. Seperti
halnya media pembelajaran sederhana dari barang bekas di
lingkungan yang diterapkan guru kelas V MI NU Istiqlal dalam
materi pemuain di mata pelajaran IPA kelas V MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus.
Pembelajaran IPA yang diartikan sebagai ilmu
pengetahuan alam dapat di klasifikasikan menjadi tiga bagian
yaitu, ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan
sikap.11 IPA sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian
ilmuwan dan sudah membentuk kosep yang telah dikaji sebagai
kegiatan analitis dan empiris bentuk IPA. IPA sebagai produk
di antaranya berupa fakta- fakta, teori, prinsip, hukum.
Pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran IPA di MI NU Istiqlal dapat
dikatakan IPA sebagai produk yaitu produk berupa fakta-fakta
tentang proses pemuaian udara yang berasal dari air panas
melalui botol memuai ke balon sehingga balon mengalami
pengembangan. IPA sebagai proses adalah untuk memahami
dan menggali pengetahuan tentang alam. Proses dalam
memahami dan menggali IPA disebut dengan keterampilan
proses yaitu keterampilan mengamati, mengukur,
mengklasifikasi, dan menyimpulkan. Dalam pelaksanaan
barang bekas dari lingkungan sebagai media pembelajaran pada

10
Ihsan El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar (
Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2017), 144.
11
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Pendidikan
Dasar (Jakarta : Premadamedia Grup, 2013), 167.
58
mata palajaran IPA memenuhi klasifikasi IPA sebagai proses
yaitu siswa di minta untuk mengamati proses pemuaian yang
terjadi pada balon dan menyimpulkan materi terkait pemuaian.
Dengan mengamati siswa dapat penggali pengetahuan terakait
proses pemuaian. Hal ini dijelaskan oleh bu Febrilia Nurhayati
S.Pd.I dalam wawancara.

“Dengan melibatkan siswa secara langsung didalam


kegiatan pembelajaran dan percobaan dengan tujuan
supaya anak dapat menerima dengan baik dan paham
terhadap materi.” 12

IPA sebagai sikap, yaitu sikap ilmiah yang biasa


dimiliki para ilmuwan yaitu sikap kerja sama, tidak putus asa
dalam melakukan percobaan, bertanggung jawab dan lain
sebagainya. Dalam pelaksanaan barang bekas dari lingkungan
sebagai media pembelajaran IPA ini dapat menumbuhkan sikap
ilmiah terhadap siswa yaitu dengan guru memberikan tugas
setelah menjelaskan materi pemuain. Siswa mendapat tugas dari
guru untuk melakukan percobaan secara berkelompok, dengan
melakukan percobaan secara berkelompok ini dapat
menumbuhkan sikap ilmiah terhadap siswa di antaranya sikap
kerja sama dalam kelompok atau tim, tidak putus asa dalam
melakukan percobaan, dan bertanggung jawab. Sesuai dengan
hasil wawancara kepada bu Febrilia Nurhayati S.Pd.I selaku
guru kelas V sebagai berikut.

“Memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait materi


sebagai penguat ingatan anak terhadap materi setelah
menganalisis percobaan. Kalau tadi setelah praktek
percobaan proses pemuaian saya memberikan tugas ke
siswa untuk membuat video sesuai dengan apa yang
tadi dilihat dalam percobaan di depan kelas tentang
pemuaian. Lalu saya suruh anak-anak untuk
mengirimkan videonya ke WhatsApp saya.” 13

12
Febrilia Nurhayati, wawancara oleh penulis, 13 Maret 2020,
wawancara 3, transkip.
13
Febrilia Nurhayati, wawancara oleh penulis, 13 Maret 2020,
wawancara 3, transkip
59
Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen
pembelajaran dalam bentuk proses belajar megajar untuk
mencapai tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah
ditetapkan.14 Dalam proses belajar mengajar IPA terdapat
interaksi antara guru kelas V dan siswa kelas V MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus. Proses pembelajaran IPA terdiri dari beberapa
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil
pembelajaran.
Perencanaan yang dilakukan oleh guru kelas V yaitu
membuat RPP dan memasukkan lingkungan sederhana pada
bagian media pembelajaran, kemudian lingkungan disetting
agar sesuai dan sinkron terhadap materi yang akan di sampaikan
yaitu dengan menyiapkan barang-barang yang akan digunakan
sebagai media pembelajaran. Dari hasil wawancara sebagai
berikut.

“ Di masukkan ke dalam RPP pada bagian media


pembelajaran kemudian lingkungan di setting supaya
sesuai dan sinkron terhadap materi yang akan di
sampaikan.” 15

Selanjutnya adalah pelaksanaan, dalam pelaksanaan


pembelajaran guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai
RPP yang sudah disiapkan sebelumnya, yang di dalamnya
sudah ada langkah-langkah pembelajaran dan langkah-langkah
pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran IPA. Desain kelas yang digunakan guru yaitu
dengan membentuk siswa menjadi kelompok dan duduk sesuai
kelompoknya masing-masing dan memastikan siswanya duduk
dengan nyaman agar siswa dapat mengamati dan tetap fokus
terhadap materi yang disampaikan. Hal ini dijelaskan bu
Febrilia Nurhayati dalam wawancara.

“Kalau di dalam kelas siswa bisa diposisikan


duduknya sebaik mungkin agar tetap bisa konsentrasi
dan fokus. Seperti tadi di dalam kelas saya buat duduk

14
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Pendidikan
Dasar (Jakarta : Premadamedia Grup, 2013), 167-169.
15
Febrilia Nurhayati, wawancara oleh penulis, 13 Maret 2020,
wawancara 3, transkip.
60
secara berkelompok dan mengamati proses pemuaian
secara bersama-sama. Begitupun kalau di luar ruangan
siswa juga harus dikondisikan sebaik mungkin agar
siswa bisa konsentrasi dan fokus dengan
pembelajaran.” 16

Dalam proses pembelajaran IPA yang digunkan guru


yaitu dengan melibatkan siswa secara langsung saat kegiatan
pembelajaran ini bertujuan agar siswa dapat menerima dengan
baik dan paham terhadap materi. Tahap terakhir adalah
penilaian hasil pembelajaran tahap ini guru melakukan
penilaian dari berbagai aspek diantaranya pertanyaan secara
langsung, butir soal dan penugasan. Pertanyaan secara langsung
diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran sekaligus
penguatan, butir soal diberikan guru setelah guru melakukan
penguatan terhadap materi yang disampaikan, dan penugasan
diberikan guru kepada siswa yang dikerjakan di rumah dengan
membuat video percobaan tentang pemuaian yang baru di
lakukan di kelas dengan cara berkelompok sesuai kelompok
yang sudah dibagikan oleh guru lalu video tersebut dikirimkan
kepada guru kelas V melalui WhatsApp. Hal ini dibuktikan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti dengan bu Febri.

“Memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait materi


sebagai penguat ingatan anak terhadap materi setelah
menganalisis percobaan. Kalau tadi setelah praktek
percobaan proses pemuaian saya memberikan tugas ke
siswa untuk membuat video sesuai dengan apa yang
tadi dilihat dalam percobaan di depan kelas tentang
pemuaian. Lalu saya suruh anak-anak untuk
mengirimkan videonya ke WhatsApp saya.”17

Hasil dari penilaian yang dilakukan oleh guru


mendapatkan hasil penilaian yang lebih baik dari sebelumnya,
hasil penilaian meningkat dan minat belajar siswa juga
meningkat. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa termotivasi
dengan pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai

16
Febrilia Nurhayati, wawancara oleh penulis, .., transkip.
17
Febrilia Nurhayati, wawancara oleh penulis, 13 Maret 2020,
wawancara 3, transkip.
61
media pembelajaran pada mata pelajaran IPA kelas V di MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus. Meningkatnya minat siswa dibuktikan
dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas V MI
NU Istiqlal Ploso Jati Kudus. Dari hasil observasi tampak
perhatian dan minat siswa dalam pembelajaran IPA
menggunakan media yang berasal dari barang bekas di
lingkungan meningkat dari hari-hari sebelumnya. Meningkatnya
perhatian, dan minat belajar siswa dapat dikatakan bahwa
motivasi belajar siswa meningkat.
Motivasi yaitu kekuatan seseorang seseorang yang
dapat menimbulkan tingkat antusiasmenya dalam melaksanakan
suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu
sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi
ekstrinsik).18 Motivasi atau kekuatan siswa yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam
pembelajaran IPA di kelas V MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus
ini adalah motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang bersumber
dari luar individu yaitu media pembelajaran dari barang bekas
di lingkungan. Guru menumbuhkan motivasi belajar siswa
menggunakan media pembelajaran dari barang bekas di
lingkungan sebagai media pembelajaran IPA. Jadi dengan
pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus.
Dengan demikian hasil kajian dan penelitian di
lapangan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan barang bekas
dari lingkungan sebagai media pembelajaran pada mata
pelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas
V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.

2. Analisis motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA


dengan menerapkan barang bekas dari lingkungan sebagai
media pembelajaran di kelas V MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus.
Media barang bekas dari lingkungan dilihat dari fungsi
media pembelajaran sudah memenuhi fungsi sebagai media
pembelajaran. Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi

18
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa,
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2016), 2.
62
diantaranya fungsi komunikatif, motivasi, kebermaknaan,
penyamaan persepsi dan individual.19 Media dari barang bekas
di lingkungan sebagai fungsi komunikatif yaitu media barang
bekas dari lingkungan dapat memudahkan komunikasi antara
guru dengan siswa dalam pembelajaran IPA dalam penelitian
ini memudahkan guru menyampaikan materi pemuain kepada
siswa. Media dari barang bekas di lingkungan sebagai fungsi
motivasi, dalam pembelajaran tidak hanya ceramah tanpa
melibatkan siswa, karena dapat menimbulkan kebosanan pada
siswa, dan menimbulkan suasana belajar yang tidak
menyenangkan atau menarik. Dengan media dari barang bekas
di lingkungan guru dalam proses mengajar tidak hanya
mengandalkan ceramah saja, melainkan dapat melibatkan siswa
dalam pembelajaran dengan cara siswa selalu diajak
berkomunikasi dan melibatkan siswa dalam proses percobaan di
depan kelas. Dengan melibatkan siswa suasa belajar akan terasa
menyenangkan dan hidup. Hal ini dibuktikan dengan hasil
wawancara dari guru kelas V ibu Febrilia Nurhayati sebagai
berikut.

“Dengan melibatkan siswa secara langsung di dalam


kegiatan pembelajaran dengan tujuan supaya anak
dapat menerima dengan baik dan paham terhadap
materi.”20

Media pembelajaran sebagai fungsi kebermaknaan


yaitu dengan menggunakan media pembelajaran belajar akan
lebih terasa bermakna, pembelajaran tidak hanya dapat
meningkatkan dan menambah informasi berupa data dan fakta
sebagai pengembang aspek kognitif siswa dengan tahap rendah,
melainkan dapat mingkatkan kemampuan siswa untuk
menganalisis dan menciptakan sebagai aspek kognitif tingkat
tinggi serta dapat meningkatkan aspek sikap dan keterampilan
pada siswa. Fungsi kebermaknaan pelaksanaan barang bekas
dari lingkungan sebagai media pembelajaran di MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus yaitu dalam pelaksanaannya guru dalam
proses pembelajaran membuat percobaan proses pemuaian dan

19
Wina Sanjaya “ Media Komunikasi Pembelajaran “, …, 73-75.
20
Febrilia Nurhayati, wawancara oleh penulis, 13 Maret 2020,
wawancara 3, transkip.
63
siswa diminta guru untuk menganalisis proses pemuaian yang
terjadi pada balon, setelah itu siswa diminta untuk melakukan
percobaan secara berkelompok di rumah dan membuat video
percobaan tersebut. Melalui percobaan secara berkelompok di
rumah dapat meningkatkan aspek sikap yaitu sikap ilmiah serta
keterampilan pada siswa. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara kepada bu Febrilia Nurhayati S.Pd.I selaku guru
kelas V sebagai berikut.

“Memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait materi


sebagai penguat ingatan anak terhadap materi setelah
menganalisis percobaan. Kalau tadi setelah praktek
percobaan proses pemuaian saya memberikan tugas ke
siswa untuk membuat video sesuai dengan apa yang
tadi dilihat dalam percobaan di depan kelas tentang
pemuaian. Lalu saya suruh anak –anak untuk
mengirimkan videonya ke WhatsApp saya.” 21

Media lingkungan sederhana sebagai fungsi penyamaan


persepsi yaitu di kelas terdapat 30 siswa maka akan terdapat 30
persepsi dari pemikiran siswa yang berbeda dalam
menginterpretasikan tentang pemuaian yang diterimanya.
Dengan media yang berasal dari barang bekas di lingkungan
yang dipakai untuk percobaan di depan kelas dapat
menyamakan persepsi dari siswa, sehingga setiap siswa
memiliki pandangan yang sama terhadap materi yang
disampaikan oleh guru.
Media yang berasal dari barang bekas di lingkungan
sebagai fungsi individualitas, siswa kelas V MI NU Istiqlal
berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, baik dilihat dari
status ekonomi, sosial maupun dari latar belakang
pengalamannya, sehingga kemampuan belajarnya juga berdeda.
Pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran berfungsi untuk melayani kebutuhan setiap siswa
yang memiliki minat dan kemampuan belajar yang berbeda,
yaitu semua siswa melakukan percobaan yang sama dengan
cara berkelompok serta alat-alat yang digunakan dalam
percobaan juga mudah didapat oleh semua siswa di berbagai

21
Febrilia Nurhayati, wawancara oleh penulis, 13 Maret 2020,
wawancara 3, transkip.
64
kalangan.
Berdasarkan hal tersebut media yang berasal dari
barang bekas di lingkungan memiliki ketepatan yang tinggi
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus. Ketepatan pelaksanaan barang bekas dari
lingkungan sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran
IPA untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di MI
NU Istiqlal Ploso Jati Kudus juga di rasakan oleh guru kelas V,
siswa kelas V serta kepala MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudusdengan pengakuan sebagai berikut :
Pengakuan guru kelas V bu Febrilia Nurhayati S.Pd.I
dalam wawancaranya menjelaskan bahwa pelaksanaan barang
bekas dari lingkungan sebagai media pembelajaran dirasa
efektif, karena siswa tertarik menyimak materi pembelajaran
yang disampaikan oleh guru, dan keingintahuannya tentang
percobaan yang dilakukan dalam kelas sangat tinggi. Peralatan
yang digunakan dalam percobaan juga mudah diperoleh oleh
siswa karena benda-benda tersebut tersedia di lingkungan
sekitar siswa. penjelasan guru kelas V waktu wawancara.

“Ya, saya rasa efektif sekali, karena anak-anak pada


tertarik untuk menyimak materi dan rasa ingin
tahunya tentang percobaan sangat tinggi, dan saya
rasa ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas V. Lagi pula benda-benda yang digunakan
mudah di dapat dan sering di jumpai oleh siswa, jadi
siswa akan lebih mudah mengingat apa yang
disampaikan dan dipraktekkan dalam percobaan.”22

Dari siswa kelas V MI NU Istiqlal menjelaskan bahwa


pelaksanaan lingkungan sebagai media pembelajaran pada mata
pelajaran IPA menarik perhatian siswa dan membuat
pembelajaran menyenangkan dan mereka merasa termotivasi.
Pengakuan siswa kelas V pada wawancara dengan peneliti.

“Ya saya merasa termotivasi, dan saya berharap untuk


pelajaran-pelajaran selanjutnya bisa menggunakan
media barang bekas dari lingkungan, karena dengan

22
Febrilia Nurhayati, wawancara oleh penulis, 13 Maret 2020,
wawancara 3, transkip.
65
media barang bekas dari lingkungan saya bisa lebih
mudah untuk memahami materi dan menyenangkan.”
23

“Ya, saya merasa senang dan saya merasa tertarik


dalam pembelajaran ini bu. Saya dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari seperti
tidak menaruh balon dibawah sinar matahari, dengan
media lingkungan sederhana saya bisa lebih mudah
untuk memahami materi dan tidak membosankan.” 24

Kepala MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus menjelaskan


dalam wawancara bahwa pelaksanaan barang bekas dari
lingkungan sebagai media pembelajaran sangat tepat diterapkan
di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus. Beliau menjelaskan bahwa
dengan media yang sederhana dan mudah di persiapkan oleh
guru ini akan direkomendasikan ke guru-guru kelas lainnya
tidak hanya kelas V saja. Hal ini dibuktikan dengan pengakuan
kepala sekolah saat wawancara dengan peneliti.

“Saya rasa efektif sekali mbak, medianya sederhana


dan mudah persiapannya oleh guru dan mudah
memahamkan siswa. Pastinya akan saya
rekomendasikan ke guru-guru kelas lainnya juga
mbak. Kalau di terapkan di MI ini di berbagai kelas
malah tepat sekali, karena kondisi MI ini yang
sederhana, dan sekarang memakai kurikulum 2013
yang waktu belajarnya begitu singkat dan siswa di
tuntut untuk menggali pengetahuan secara mandiri,
dan banyak juga barang-barang, bahan-bahan di
lingkungan siswa ini yang mudah diperoleh untuk
praktek-praktek seperti itu mbak, jika bisa dibuat
sebagai media pembelajaran sangat bagus. Dan siswa
juga bisa menerapkan materi yang di sampaikan oleh
guru dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan

23
Novalea Rifani, wawancara oleh penulis, 12 Maret 2020, wawancara
1, transkip.
24
Farel Dzulukin Adzzin, wawancara oleh penulis, 12 Maret 2020,
wawancara 2, transkip.
66
kompetensi dasar dan indikatornya mbak.”25

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa


pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa sangat tepat dan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa di jenjang pendidikan dasar khususnya di
MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.

25
Zaenuri, wawancara oleh penulis, 12 Maret 2020, wawancara 4,
transkip.
67
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas oleh
peneliti tentang pelaksanaan barang bekas dari lingkungan sebagai
media pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus
maka dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan sebagai
berikut :
1 Pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis penggunaan barang
bekas dari lingkungan sebagai media pembelajaran untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus. Dalam pelaksanaannya diterapkan pada mata
pelajaran IPA materi pemuaian.
Dalam pelaksanaannya guru melakukan demontrasi percobaan
pemuaian udara pada balon di depan kelas dengan langkah-
langkah sebagai berikut : a. Masukkan ujung botol plastik pada
ujung balon sehingga seluruh lubang botol tertutup oleh ujung
balon, b.Perhatikan balon masih dalam keadaan mengempis,
c.Siapkan dua mangkung dan beri tanda mangkok I dan
mangkok II, d.Tuang air panas ke dalam mangkok I dan air
dingin ke dalam mangkok II, e.Masukkan botol ke dalam
mangkok I yang berisi air panas, dan amati apa yang terjadi
pada balon, f. Masukkan botol ke dalam mangkok II yang berisi
air dingin, dan amati apa yang terjadi pada balon.
2 Pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis penggunaan barang
bekas dari lingkungan sebagai media pembelajaran di kelas V
MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus dapat menarik perhatian dan
antusias siswa dalam belajar. Siswa merasa termotivasi dalam
pembelajaran Sehingga hasil belajar siswa meningkat. Dengan
itu maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
IPA berbasis penggunaan barang bekas sebagai media
pembelajaran dapat meningkatan motivasi dan hasil belajar
siswa kelas V MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.

B. Saran-saran
Setelah penyusunan skripsi ini peneliti dapat
mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
68
1. Bagi Madrasah perlu meningkatkan kekreatifitas tenaga
pendidik terutama guru kelas untuk menciptakan media
pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa.
2. Bagi madrasah perlu meningkatkan perawatan dan pemanfaatan
lingkungan serta sarana prasarana sebagai penunjang
pembelajaran seperti perpustakaan, laboratorium, lapangan,
taman, dan lain sebagainya yang ada di lingkungan sekolah
sebagai penunjang pembelajaran.
3. Bagi tenaga pendidik diharapkan dapat menerapkan media
lingkungan sederhana ini dalam berbagai mata pelajaran.
4. Bagi siswa harus lebih rajin dalam belajar dan lebih sabar dalam
melakukan percobaan
5. Bagi peneliti setelah melakukan penelitian ini dapat
mengembangan media pembelajaran yang berasal dari barang
sederhana di lingkungan.

C. Penutup
Alhamdulillah dengan berkat rahmat Allah SWT, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul
“Pelaksanaan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata
Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V
di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus.” Suatu kebahagiaan tiadatara
yang Allah SWT berikan kepada hambaNya dan kemudahan serta
kelancaran dalam penelitian serta tak lupa rasa syukur tiada henti
hamba-NYA ini kerena sudah diberikan kemudahan dan kelancaran
dalam proses penyusunan skripsi.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
kekurangan. Dengan karena itu penulis mengharap dan menerima
kritik serta saran dari para pembaca yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca
dan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Amiin Ya Robbbal
„Alamin.

69
DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin, Beni Ahmad Saebani. Metodologi Penelitian Kualitatif


Bandung : CV Pustaka Setia. 2012.
Al-Qur‟an. Al-Ankabut ayat 20, Al-Qur‟an Kemenag,
http://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/29. 13 Desember
2019.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Crineka Cipta. 1998.
Azwar, Saefudin. Metode Penelitian. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. 2001.
Baharun, Hasan. Jurnal Cendikia. Vol.14 No.2 (2016) diakses - 21
februari 2020 -
https://www.researchgate.net/publication/321312215.
Budiman, dkk. Dharmakarya Jurnal Aplikasi IPTEK untuk Masyarakat
5 No.1 (2016) : diakses pada 11 November 2019.
http://id.scribd.com/document/394081903/8879-22034-1-pb.
Dzulukin, Adzzin Farel. wawancara oleh penulis. wawancara 2. Transkip.
12 Maret 2020.
Hartatiek dkk. Jurnal Karinov. 1 No. 2 (2018). diakses pada tanggal 2
juni 2020.
http://journal2.um.ac.id/index.php/jki/article/view/4100.
Haryono. Pembelajaran IPA Abad 21. Yogyakarta : Kepel Press. 2019.
Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara. 2004.
Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: DIVA
Press. 2011.
Khuluqo, Ihsan El. Belajar dan Pembelajara Konsep Dasar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2017.
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. 2016.
Laila,Alfi dan Sutrisno Sahari. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara.
Vol.1 No.2 (2016). diakses pada tanggal 2 juni 2020.
https://www.researchgate.net/publication/321312215.
Mahnun, Nunu. Jurnal Pemikiran Islam. 37, No. 1 (2012) - 23 Oktober,
2019 -http://ww.ejournal.uin.suska.ac.id/index.php/310/293.
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV. Pustaka Setia.
2011.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2004.
Noor, Faiq Makhdum. Workshop media pembelajaran di MI NU Istiqlal.

70
Pemanfaatan Barang di Lingkungan Sekitar Sebagai Media
Pembelajaran IPA di MI. - Kudus, 14 September 2019.
Nurhayati, Febrilia. wawancara oleh penulis. wawancara 3. Transkip. 13
Maret 2020.
Putra, Sitiatava Rizema. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis
Sains. Jogjakarta : DIVA press. 2013.
Rifani, Novalea. wawancara oleh penulis. wawancara 1. Transkip. 12
Maret 2020.
Rochanah, Juornal Elementary. 6, no. 1, 2018,- 22 Oktober 2019.
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/elementary/3617.
Rustaman, Nuryani. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka. 2014.
Siarni. Marungkil Pasaribu. Amran Rede. Jurnal Kreatif Tadulako
Online. 3 No. 2 (2012) diakses pada tanggal 12 juni 2020.
http://www.google.com/amp/s/dpkumen.tips/amp/dokumen/2871
-8742-1-pb.html
Steffi ,Adam dan Muhammad Taufik Syastra “Pemanfaatan Media
Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X
Sma Ananda Batam.” No. 2 (2015) - 21 Oktober, 2019
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif,kualitatif,
dan R&D. Bandung : Alfabeta. 2016.
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. 2017.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Crineka Cipta. 1998.
Sujarwo. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan PLS
FakultasIlmu Penddikan UNY. 22 Oktober 2019.
http://www.google.book.ir/index. ED9C9491B4.
Sumaji dkk. Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta : Kanisius.
1998.
Susanto Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Pendidikan Dasar
Jakarta: Premadamedia Group. 2013.
Undang-Undang Republik Indonesia. 23 Tahun 1997, Pengelolaan
Lingkungan Hidup. 6 November 2019.
Undang-Undang Republik Indonesia , 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 24 Oktober 2019.
Sanjaya, Wina. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group. 2012.
Wiryono. Pengantar Ilmu Lingkungan. Bengkulu : Pertelon Media. 2013.
Wisudawati, Asih Widi dan Eka Sulistyowati. Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta : Bumi Aksara. 2017.

71
LAMPIRAN – LAMPIRAN
LAMPIRAN OBSERVASI DAN WAWANCARA
PENELITIAN DI MI NU ISTIQLAL
INSTRUMEN PENELITIAN SKRIPSI
WAWANCARA SISWA KELAS V MI NU ISTIQLAL PLOSO
JATI KUDUS

Judul Skripsi :
Pelaksanaan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Pada
Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus

Oleh :
Maulidah Rohmah
NIM 1610310074

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
TAHUN 2020
BIODATA NARASUMBER

Nama Farel Dzulukin Adzzin

TTL Kudus, 16 April 2009

Alamat Ploso Jati Kudus

Gender Laki – laki

Motto Hidup Belajar yang tekun dan beramal

Riwayat Pendidikan

1. TK/ RA RA NU Istiqlal

2. SD/MI MI NU Istiqlal

Cita – cita TNI

Kudus, 12 Maret
Narasumber

( Farel Dzulukin Adzzin )


BIODATA NARASUMBER

Nama Novalea Rifani

TTL Kudus, 27 November 2009

Alamat Ploso Kec.Jati Kudus

Gender Perempuan

Motto Hidup Rajinlah belajar untuk menggapai


cita – cita
Riwayat Pendidikan

1. TK/RA RA NU Istiqlal

2. SD/MI MI NU Istiqlal

Cita – cita Guru

Kudus, 12 Maret
Narasumber

(Novalea Rifani)
INSTRUMEN PENELITIAN WAWANCARA

Di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus

Wawancara kepada siswa kelas V di MI NU Istiqlal Ploso


Jati Kudus, sebagai berikut:
1. Bagaimana pendapat anda tentang pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam yang selama ini telah berlangsung ?
2. Bagaimana cara yang digunakan guru anda dalam mengajar mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ?
3. Apa anda menyukai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ?
berikan alsannya !
4. Bagaimana pendapat anda mengenai pelaksanaan lingkungan
sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPA kelas V di MI
NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
5. Apakah anda merasa tertarik dengan pembelajaran IPA
menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
6. Apa yang menjadikan anda bersemangat belajar ketika guru anda
mengajar menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
7. Apa saja perubahan yang kamu rasakan setelah guru anda mengajar
Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan lingkungan sebagai
media pembelajaran ?
8. Bagaimana upaya anda memahami meteri yang disampaikan oleh
guru anda ?
9. Apa saja manfaat yang dapat anda ambil dari pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam ?
10. Bagaimana yang anda rasakan saat pembelajaran IPA berlangsung
menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran dan
pembelajaran IPA sebelumnya ?
TRANSKIP WAWANCARA 1

Nama Responden : Novalea Rifani


Jabatan : Siswa kelas V
Waktu Wawancara : 13 Maret 2020
Tempat Wawancara : Ruang kelas 3 MI NU Istiqlal Ploso
Jati Kudus

Peneliti : Assalamualaikum Wr.Wb.


Siswa : Wa’alaikumsalam Wr.Wb.
Peneliti : Sebelumnya minta maaf mbak mengganggu waktu
sebentar untuk mewawancarai mbak nova tentang
penelitian saya.
Siswa : iya bu tidak apa-apa.
Peneliti : Perkenalkan nama saya Maulidah Rohmah mahasiswa
IAIN Kudus jurusan Tarbiyah prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Disini saya meminta tolong kepada
mbak nova untuk memberikan informasi terkait
pembelajaran IPA di kelas V untuk melengkapi data
penelitian saya.
Siswa : Iya bu silahkan !
Peneliti : Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran IPA
yang selama ini berlangsung di kelas V ?
Siswa : Pelajaran IPA yang selama ini berlangsung saya suka
dan berjalan seperti pelajaran yang lainnya.
Peneliti : Bagaimana cara yang digunakan guru anda dalam
pembelajaran IPA ?
Siswa : Guru saya biasanya menerangkan dengan berceramah
dan meggambarkan seperti bagan-bagan di papan tulis,
dan kemarin menggunakan media pembelajaran botol dan
balon yang di masukkan ke dalam air panas dan dingin
dalam materi pemuaian.
Peneliti : Apakah kamu menyukai pelajaran IPA ?
Siswa : Suka bu, apalagi kalau pas pelajaran di lingkungan,
diluar, atau praktek bu saya sangat suka.
Peneliti : Bagaimana pendapat anda tentang pembelajaran IPA
menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
Siswa : Menyenangkan bu, karena saya tidak perlu mengawang-
awang tentang materi yang dijelaskan oleh guru, saya
bisa melihatnya secara langsung.
Peneliti : Apakah kamu merasa tertarik dengan pembelajaran
menggunakan media lingkungan sekitar ?
Siswa : iya bu saya tertarik, karena saya sudah mengenal dan
tidak asing bagi saya dan saya mudah mengingatnya bu .
Peneliti : Apakah yang menjadikan kamu semangat belajar ketika
guru mu mengajar menggunakan media lingkungan
sebagai media pembelajaran ?
Siswa : Karena tidak membosankan, bisa tau secara langsung
dan nyata, serta saya bisa mencobanya sendiri .
Peneliti : Apa perubahan yang kamu rasakan setelah guru mu
mengajar menggunakan lingkungan ?
Siswa : Sebelum menggunakan media lingkungan saya kurang
memahami tentang proses pemuaian yang sebenarnya itu
yang bagaimana, tetapi setelah saya dijelaskan dan
dipraktekkan menggunakan botol dan balon yang di
masukkan kedalam air panas saya menjadi lebih faham
dan tau proses pemuaian yang sebenarnya.
Peneliti : Bagaimana upaya kamu memahami materi yang
disampaikan oleh guru mu ?
Siswa : Saya mendengarkan, mencoba memahami meski
terkadang lama-lama merasa jenuh, tetapi kalau
pelajarannya menyenangkan seperti buat percobaan atau
belajar di lingkungan sekitar itu membuat saya ingin tahu
dan ingin mencobanya.
Peneliti : Dengan pelajaran IPA yang sudah kamu terima, apa
yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari ?
Siswa : Untuk materi pemuaian saya bisa menerapkan dalam
kehidupan sehari- hari pada saat saya mengisi angina ban
sepeda saya, saya mengisi angin ban sepeda dengan tidak
terlalu penuh agar nanti ketika saya pakai dan bannya
panas dan memuai tidak meledak.
Peneliti : Apakah kamu merasa termotivasi dengan pembelajaran
IPA menggunakan lingkungan sebagai media
pembelajaran ?
Siswa : Ya saya merasa termotivasi, dan saya berharap untuk
pelajaran-pelajaran selanjutnya bisa menggunakan media
lingkungan, karena dengan media lingkungan saya bisa
lebih mudah untuk memahami materi dan
menyenangkan.
Peneliti : Terimakasih mbak nova atas
informasinya,wassalamualaikum Wr.Wb.
Siswa : Ya bu sama-sama. Waalaikumsalam Wr.Wb.

Kudus 12 Maret 2020


Peneliti Informan

Maulidah Rohmah Novalea Rifani


TRANSKIP WAWANCARA 2

Nama Responden : Farel Dzulukin Adzzin


Jabatan : Siswa kelas V
Waktu Wawancara : 13 Maret 2020
Tempat Wawancara : Ruang kelas 3 MI NU Istiqlal Ploso
Jati Kudus

Peneliti : Assalamualaikum Wr.Wb.


Siswa : Wa’alaikumsalam Wr.Wb.
Peneliti : Sebelumnya minta maaf mas mengganggu waktu
sebentar untuk mewawancarai mas Farel tentang
penelitian saya.
Siswa : iya bu tidak apa-apa.
Peneliti : Perkenalkan nama saya Maulidah Rohmah mahasiswa
IAIN Kudus jurusan Tarbiyah prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Disini saya meminta tolong kepada
mbak nova untuk memberikan informasi terkait
pembelajaran IPA di kelas V untuk melengkapi data
penelitian saya.
Siswa : Iya bu silahkan !
Peneliti : Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran IPA
yang selama ini berlangsung di kelas V ?
Siswa : Pelajaran IPA yang selama ini berlangsung saya suka
tetapi kadang saya merasa bingung untuk materi-materi
tertentu yang belum saya jumpai bu.
Peneliti : Maksut materi-materi yang belum mas Farel jumpai itu
yang seperti apa mas ?
Siswa : ya seperti kayak bahasa-bahasa yang asing, kayak yang
seperti kimia kayak seperti itu bu.
Peneliti : Kalau tentang materi pemuaian gimana mas, apakah
mas Farel merasa bingung apa tidak ?
Siswa : Ya awalnya saya bingung bu, memuai yang bertambah
volume, besarnya benda itu yang seperti apa, tetapi
setelah dijelaskan menggunakan botol dan balon kemarin
saya lebih faham dan jelas bu, kalau jendela kan
pemuaiannya tidak begitu terlihat bu.
Peneliti : Lalu bagaimana cara yang digunakan guru mu dalam
menjelaskan materi –materi pada pelajaran IPA ?
Siswa : Bu guru biasanya menerangkan dengan berceramah dan
meggambarkan di papan tulis bu, dan kemarin
menggunakan media pembelajaran botol dan balon yang
di masukkan ke dalam air panas dan dingin dalam materi
pemuaian bu, yang bersama bu Ida.
Peneliti : Apakah kamu menyukai pelajaran IPA ?
Siswa : Suka bu, apalagi kalau pas pelajaran di lingkungan, atau
praktek bu saya sangat suka.
Peneliti : Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran IPA
menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
Siswa : Menyenangkan bu, karena saya bisa melihat secara
fakta dan nyata tidak perlu mengawang-awang tentang
materi yang dijelaskan oleh guru, saya bisa melihatnya
secara langsung.
Peneliti : Apakah kamu merasa tertarik dengan pembelajaran
menggunakan media lingkungan sekitar ?
Siswa : iya bu saya sangat tertarik, karena sudah ada di
lingkungan sekitar saya dan tidak asing bagi saya serta
saya mudah mengingatnya bu .
Peneliti : Apakah yang menjadikan kamu semangat belajar ketika
guru mu mengajar menggunakan media lingkungan
sebagai media pembelajaran ?
Siswa : Karena tidak membosankan bu, dan bisa tau secara
langsung dan nyata, serta saya bisa mencobanya sendiri .
Peneliti : Apa perubahan yang kamu rasakan setelah guru mu
mengajar menggunakan lingkungan ?
Siswa : Sebelum menggunakan media lingkungan saya kurang
memahami tentang proses pemuaian yang sebenarnya itu
yang bagaimana, tetapi setelah saya dijelaskan dan
dipraktekkan menggunakan botol dan balon yang di
masukkan kedalam air panas saya menjadi lebih faham
dan tau proses pemuaian yang sebenarnya.
Peneliti : Bagaimana upaya kamu memahami materi yang
disampaikan oleh guru mu ?
Siswa : Saya mendengarkan, mencoba memahami meski
terkadang lama-lama merasa bosan, tetapi kalau
pelajarannya menyenangkan seperti buat percobaan,
praktek atau belajar di lingkungan sekitar membuat saya
ingin tahu dan ingin mencobanya sendiri bu.
Peneliti : Dengan pelajaran IPA yang sudah kamu terima, apa
yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari ?
Siswa : Untuk materi pemuaian saya bisa menerapkan dalam
kehidupan sehari- hari seperti tidak menaruh balon di
bawah sinar matahari karena jika saya taruh di bawah
panas matahari balon itu akan memuai dan meledak.
Peneliti : Apakah kamu merasa termotivasi dengan pembelajaran
IPA menggunakan lingkungan sebagai media
pembelajaran ?
Siswa : Ya, saya merasa senang dan saya merasa tertarik dalam
pembelajaran ini bu. Saya dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari seperti tidak menaruh balon
dibawah sinar matahari, dengan media lingkungan
sederhana saya bisa lebih mudah untuk memahami materi
dan tidak membosankan.
Peneliti : Terimakasih mbak nova atas informasinya,
wassalamualaikum Wr.Wb.
Siswa : Ya bu sama-sama. Waalaikumsalam Wr.Wb.

Kudus 12 Maret 2020


Peneliti Informan

Maulidah Rohmah Farel Dzulukin Adzzin


INSTRUMEN PENELITIAN SKRIPSI
WAWANCARA GURU KELAS V MI NU ISTIQLAL PLOSO
JATI KUDUS

Judul Skripsi :
Pelaksanaan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Pada
Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus

Oleh :
Maulidah Rohmah
NIM 1610310074

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
TAHUN 2020
BIODATA NARASUMBER

Nama Febrilia Nurhayati

TTL Kudus, 12 Februari 1993

Jabatan Guru Kelas V

Alamat Kedumulyo Sukolilo Pati

No.HP 081391898402

Motto Hidup Gunakan masa mudamu sebelum datang


masa tuamu.

Mulai Mengajar 2010

Riwayat Pendidikan

1. SD/MI MI NU Istiqlal

2. SMP/MTs SMP 1 Jati

3. SMA/MA SMA 1 Kudus

4. Strata satu (S1) STAI Pati

Saran -

Kudus, 13 Maret
Narasumber

(Febrilia Nurhayati)
INSTRUMEN PENELITIAN WAWANCARA

Di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus

Wawancara kepada guru mata pelajaran IPA kelas V di MI


NU Istiqlal Ploso Jati Kudus, sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
2. Bagaimana pelaksanaan alat KIT yang ada di laboratorium dalam
pembelajaran IPA kelas V ?
3. Bagaimana pelaksanaan lingkungan sebagai media pembelajaran
pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas V di MI NU istiqlal Ploso Jati Kudus ?
4. Kapan pelaksanaan lingkungan sebagai media pembelajaran pada
mata pelajaran IPA untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas
V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
5. Siapa yang menerapkan lingkungan sebagai media pembelajaran
pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
6. Mengapa perlu dilaksanakan pelaksanaan lingkungan sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran IPA siswa kelas V di MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
7. Bagaimana cara penyusunan lingkungan sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran IPA kelas V di MI NU Istiqlal
Ploso Jati Kudus ?
8. Bagaimana mendesain kelas dalam proses pembelajaran IPA dengan
pelaksanaan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
9. Bagaimana cara anda menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran IPA dengan
pelaksanaan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
10. Bagaimana kegiatan tindak lanjut yang anda lakukan setelah
menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran pada mata
pelajaran IPA di kelas V ?
11. Bagaimana anda melakukan evaluasi setelah pembelajaran IPA
menggunakan lingkung sebagai media pembelajaran ?
12. Bagaimana hasil evaluasi setelah kegiatan pembelajaran IPA dengan
menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
13. Bagaimana pendapat anda mengenai pelaksanaan pelaksanaan
lingkungan sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPA di
MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus, khususnya kelas V ?
14. Apakah menurut anda pelaksanaan pelaksanaan lingkungan sebagai
media pembelajaran dalam mata pelajaran IPA yang diterapkan
sudah tepat?
15. Bagaimana kendala pelaksanaan pelaksanaan lingkungan sebagai
media pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus?
16. Bagaiamana solusi untuk menghadapi kendala pelaksanaan
pelaksanaan lingkungan sebagai media pembelajaran pada mata
pelajaran IPA kelas V ?
17. Bagaimana minat belajar siswa dalam pembelajaran IPA
menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
TRANSKIP WAWANCARA 3

Nama Responden : Febrilia Nurhayati


Jabatan : Guru Kelas V
Waktu Wawancara : 13 Maret 2020 Pukul 11.00 WIB
Tempat Wawancara : Ruang Guru MI NU Istiqlal Ploso
Jati Kudus

Peneliti : Assalamualikum Wr.Wb.


Bu Febri : Wa’alaikumsalam Wr,Wb.
Peneliti : Sebelumnya saya minta maaf bu, mengganggu
waktunya sebentar untuk mewawancarai ibu tentang
penelitian saya.
Bu Febri : iya mbak tidak apa-apa.
Peneliti : Perkenalkan nama saya Maulidah Rohmah, mahasiswa
IAIN Kudus jurusan Tarbiyah prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Disini saya meminta tolong
kepada ibu untuk memberikan informasi terkait
pembelajaran di kelas V dan pelaksanaan lingkungan
sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPA
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di MI
NU Istiqlal ini untuk melengkapi data penelitian saya.
Bu Febri :Oh iya mbak, silahkan !
Peneliti :Bagaimana pembelajaran IPA yang berlangsung di kelas
V selama ini ?
Bu Febri : Proses pembelajaran berjalan dengan lancar, meskipun
baru memakai media sederhana.
Peneliti : Media sederhana yang bagaimana yang ibu gunakan
dalam pembelajaran ?
Bu Febri : Yang biasa saya gunakan seperti ceramah, membuat
bagan atau menggambarkan di papan tulis dan
menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar siswa.
Peneliti : Apakah di sini ada laboratorium IPA dan peralatannya
seperti alat-alat KIT dan sejenisnya ?
Bu Febri :Ada.
Peneliti : Bagaimana penggunaan alat-alat KIT yang ada di
laboratorium IPA dalam pembelajaran IPA kelas V ?
Bu Febri : Untuk alat-alat KIT yang ada dilaboratorium jarang
sekali digunakan dalam pembelajaran IPA karena
terkendala dengan sarpras dan kurang pahamnya akan
cara penggunaan alat – alat tersebut. Jadi saya sering
menggunakan media- media yang sederhana yang ada di
lingkungan sekitar siswa.
Peneliti : Bagaimana pelaksanaan lingkungan sebagai media
pembelajaran pada pembelajaran IPA ?
Bu Febri :Lingkungan sebagai media pembelajaran itu sangat
menyenangkan bagi siswa terutama dalam pembelajaran
IPA, karena materi IPA yang berhubungan dengan alam.
Peneliti : Kapan pelaksanaan media lingkungan sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran IPA ?
Bu Febri : Ketika materi ekosistem, siswa mengamati berbagai
individu, populasi, komunitas yang ada di lingkungan
sekitar. Materi sistem pencernaan pada hewan siswa
mengamati cara makan hewan ruminansia. Dan yang
tentang pemuain dengan menggunakan botol bekas dan
balon baru kemarin dengan jenengan.
Peneliti : Mengapa perlu dilaksanakan pelaksanaan lingkungan
sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPA ?
Bu Febri : Karena IPA sangat berhubungan dengan lingkungan,
dengan melihat langsung apa yang ada dilingkungan
siswa akan lebih mudah mempelajari, tidak hanya
mengingat tapi juga mampu menerapkan.
Peneliti :Bagaimana cara penyusunan perencanaan pembelajaran
menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran
pada mata pelajaran IPA ?
Bu Febri : Di masukkan ke dalam RPP pada bagian media
pembelajaran kemudian lingkungan disetting supaya
sesuai dan sinkron terhadap materi yang akan di
sampaikan.
Peneliti : Bagaimana mendesain kelas dalam proses pembelajaran
IPA dengan pelaksanaan lingkungan sebagai media
pembelajaran ?
Bu Febri : kalau di dalam kelas siswa bisa diposisikan duduknya
sebaik mungkin agar tetap bisa konsentrasi dan fokus.
Seperti tadi di dalam kelas saya buat duduk secara
berkelompok dan mengamati proses pemuaian secara
bersama-sama. Begitupun kalau di luar ruangan siswa
juga harus dikondisikan sebaik mungkin agar siswa bisa
konsentrasi dan fokus dengan pembelajaran.
Peneliti : Bagaimana cara anda menjelaskan materi dengan
menerapkan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
Bu Febri : Dengan melibatkan siswa secara langsung didalam
kegiatan pembelajaran dan percobaan dengan tujuan
supaya anak dapat menerima dengan baik dan paham
terhadap materi.
Peneliti : Bagaimana langkah selanjut yang anda lakukan setelah
proses pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai
media pembelajaran ?
Bu Febri : Memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait materi
sebagai penguat ingatan anak terhadap materi setelah
menganalisis percobaan. Kalau tadi setelah praktek
percobaan proses pemuaian saya memberikan tugas ke
siswa untuk membuat video sesuai dengan apa yang tadi
dilihat dalam percobaan di depan kelas tentang
pemuaian. Lalu saya suruh anak-anak untuk mengirimkan
videonya ke WhatsApp saya.
Peneliti :Bagaimana hasil evaluasi setelah kegiatan pembelajaran
IPA berlangsung
Bu Febri : Apabila dibandingkan dengan pembelajaran tanpa
menggunakan media lingkungan sebagai media
pembelajaran hasilnya meningkat dan nilai hasil belajar
siswa lebih baik.
Peneliti : Bagaimana tanggapan anda mengenai pelaksanaan
pelaksanaan lingkungan sebagai media pembelajaran
pada mata pelajaran IPA ?
Bu Febri : Sangat bagus, dan dapat diterapkan pada materi lain
yang masih berhubungan dengan lingkungan.
Peneliti : Apakah menurut anda pelaksanaan pelaksanaan
lingkungan sebagai media pembelajaran dalam mata
pelajaran IPA yang diterapkan sudah efektif ?
Bu Febri : Ya, saya rasa tepat sekali, karena anak-anak pada
tertarik untuk menyimak materi dan rasa ingin tahunya
tentang percobaan sangat tinggi, dan saya rasa ini dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V. Lagi pula
barang-barang yang digunakan mudah di dapat dan sering
di jumpai oleh siswa, jadi siswa akan lebih mudah
mengingat apa yang disampaikan dan dipraktekkan
dalam percobaan.
Peneliti : Bagaimana kendala pelaksanaan pelaksanaan
lingkungan sebagai media pembelajaran pada mata
pelajaran IPA ?
Bu Febri : Untuk kendalanya ya, kita harus lebih memperhatikan
konsentrasi siswa terhadap materi, karena dengan
pelaksanaan lingkungan sebagai media pembelajaran
anak akan lebih aktif dan sulit dikondisikan.
Peneliti : Bagaimana solusi untuk menghadapi kendala
pelaksanaan pelaksanaan lingkungan sebagai media
pembelajaran ?
Bu Febri : Ya kita harus lebih banyak mengajak siswa
berkomunikasi tentang materi agar siswa tetap fokus
terhadap materi tidak main sendiri.
Peneliti : Bagaimana minat belajar siswa dalam pembelajaran IPA
menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
Bu Febri : Siswa lebih termotivasi dan lebih tertarik dalam
mengikuti pembelajaran.
Peneliti : Terimakasih bu atas waktunya dan informasinya,
apabila nanti ada data yang kurang dan saya akan
mewawancarai ibu lebih lanjut. Untuk wawancara kali ini
saya cukupkan sekian. Wassalamualaikum Wr.Wb.
Bu Febri : Iya mbak, Wa’alaikumsalam Wr.Wb

Kudus, 13 Maret 2020


Peneliti Informan

Maulidah Rohmah Febrilia Nurhayati S.Pd.I


INSTRUMEN PENELITIAN SKRIPSI
WAWANCARA KEPALA MI NU ISTIQLAL PLOSO JATI
KUDUS

Judul Skripsi :
Pelaksanaan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Pada
Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus

Oleh :
Maulidah Rohmah
NIM 1610310074

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
TAHUN 2020
BIODATA NARASUMBER

Nama H. Zaenuri S.Pd.I

TTL Kudus, 25 April 1962

Jabatan Kepala Sekolah

Alamat Jati Kulon RT.01, RW 05 Kudus

No.HP 0818293790

Berani hidup tak takut mati, takut


Motto Hidup mati jangan hidup, takut hidup mati
saja, semua harus dihadapi.

Mulai Mengajar 1989

Riwayat Pendidikan

1. SD/MI SD N 2 Mlati Lor

2. SMP/MTs SMP N 2 Kudus

3. SMA/MA SMA Al-Ma‟ruf Kudus

4. Strata satu (S1) STAIN Kudus


Ikhlas itu adalah semua jiwa dari
Saran
perbuatan

Kudus, 16 Maret
Narasumber

( H. Zaenuri S.Pd.I )
INSTRUMEN PENELITIAN WAWANCARA

Di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus

Wawancara kepada kepala sekolah MI NU Istiqlal Ploso Jati


Kudus, sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah berdirinya MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
2. Bagaimana perkembangan MI NU istiqlal Ploso Jati Kudus ?
3. Apa visi MI NU istiqlal Ploso Jati Kudus ?
4. Apa misi MI NU istiqlal Ploso Jati Kudus ?
5. Apa tujuan MI NU istiqlal Ploso Jati Kudus ?
6. Bagaimana sarana dan prasarana pembelajaran di MI NU istiqlal
Ploso Jati Kudus?
7. Bagaimana kondisi pendidik di MI NU istiqlal Ploso Jati Kudus ?
8. Bagaimana kondisi siswa MI NU istiqlal Ploso Jati Kudus ?
9. Bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar di MI NU istiqlal
Ploso Jati Kudus ?
10. Bagaimana motivasi belajar siswa di MI NU istiqlal Ploso Jati
Kudus ?
11. Apakah terdapat kendala atau permasalahan dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar di MI NU istiqlal Ploso Jati Kudus ?
12. Apakah terdapat kebijakan dari sekolah untuk mengatasi kendala
atau permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar
tersebut ?
13. Mengapa perlu dilaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
di MI NU istiqlal Ploso Jati Kudus ?
14. Bagaimana pelaksanaan lingkungan sebagai media pembelajaran
pada mata pelajaran IPA untuk meingkatkan motivasi belajar siswa
kelas V di MI NU istiqlal Ploso Jati Kudus ?
15. Mengapa perlu diadakan media pembelajaran lingkungan pada mata
pelajaran IPA di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
16. Apa saja faktor yang mendukung dalam pelaksanaan lingkungan
sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPA kelas V di MI
NU Istiqlal Ploso Jati Kudus?
17. Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan lingkungan sebagai
media pembelajaran pada mata pelajaran IPA kelas V di MI NU
Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
18. Bagaimana hasil pelaksanaan lingkungan sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas V di MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus ?
TRANSKIP WAWANCARA 4

Nama Responden : Zaenuri S.Pd.I


Jabatan : Kepala Sekolah
Waktu Wawancara : 16 Maret 2020 Pukul 11.00 WIB
Tempat Wawancara : Ruang Kepala MI NU Istiqlal Ploso
Jati Kudus

Peneliti : Assalamualaikum Wr.Wb.


Kepala MI : Wa’alaikumsalam Wr.Wb.
Peneliti : Sebelumnya saya minta maaf pak, mengganggu
waktunya sebentar untuk mewawancarai Bapak tentang
penelitian saya dan MI NU Istiqlal ini.
Kepala MI :Iya mbak tidak apa-apa silahkan.
Peneliti : Perkenalkan nama saya Maulidah Rohmah, mahasiswa
IAIN Kudus jurusan Tarbiyah prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Disini saya meminta tolong
kepada Bapak untuk memberikan informasi terkait MI
NU Istiqlal ini dan pembelajaran di kelas V
mengggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran
pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas V di MI NU Istiqlal ini untuk
melengkapi data penelitian saya.
Kepala MI : Iya mbak silahkan !
Peneliti : Bagaimana sejarah berdirinya MI NU Istiqlal Ploso Jati
Kudus ini pak ?
Kepala MI : Sejarah berdirinya MI NU Istiqlal ini yaitu MI ini
didirikan oleh bapak KH. Abdullah Sunhaji. Bapak
KH.Abdullah Sunhaji adalah juga pendiri Yayasan
Pendidikan Islam Istiqlal ini, beliau jugamemiliki pondok
di belakang MI ini yang bernama pondok pesantren
Darussyifa. Awalnya MI ini namanya bukan MI tapi SD
Istiqlal. SD Istiqlal berdiri pada tahun 1960 dan pada
1962 SD Istiqlal berubah nama menjadi MI NU Istiqlal
ini.
Peneliti : Apa yang melatar belakangi perubahan nama SD
menjadi MI pak?
Kepala MI :Yang melatar belakangi perubahan nama tersebut yaitu
bapak KH.Abdullah Sunhaji sebagai pendiri berkeinginan
untuk mencetak generasi yang berkarakter islami dan
berakhlak mulia. Karena di daerah lingkungan sekolahan
ini masyarakatnya yang abangan yaitu masyarakatnya
yang belum agamis. Makanya bapak pendiri mengajukan
SK untuk perubahan nama dan berubah menjadi
Madrasah dengan harapan siswanya bisa mengenal
agama lebih dalam dan luas serta sekolah ini nantinya
bisa mencetak kader-kader umat islam yang mampu
mengembangkan agama islam di daerah ini.
Peneliti : Bagaimana perkembangan MI NU Istiqlal ini sampai
sekarang pak ?
Kepala MI : Dulunya MI ini bangunannya hanya sederet yang
sebelah selatan ini saja, gedung MI ini berdiri di tanah
wakaf dari bapak H.Thoha, beliau adalah salah satu
pengusaha tahu yang ada di ada di ploso ini, dan dalam
pembangunannya gedung madrasah ini tidak meminta
bantuan dari wali murid.
Peneliti : kalau untuk perkembangan tenaga pendidiknya sendiri
bagaimana pak?
Kepala MI : Kalau untuk pendidiknya sendiri Alhamdulillah sudah
memenuhi kualifikasi, terdapat 7 orang guru yang sudah
bersertifikasi dan Alhamdulillah sekarang ada tambahan
1 guru khusus yang mengampu mata pelajaran tahfid.
Insyaallah mulai tahun ajaran baru nanti akan diadakan
program tahfid di MI Istiqlal ini, jadi nanti diharapkan
siswanya lulus dari MI Istiqlal ini minimal hafal juz 30
atau juz amma dan ini juga perlu dungan dari keluarga
dan masyarakat disekitar semoga bisa berlajan dengan
sesuai harapan.
Peneliti : Kalau perkembangan peserta didiknya bagaimana pak ?
Kepala MI : Kalau untuk siswanya sendiri Alhamdulillah sekarang
sudah banyak siswa yang dari luar kota seperti pati,
jepara, dan demak, siswa – siswa yang dari luar kota ini
adalah santri dari pondok darussyifa.
Peneliti : bagaimana siswa yang dari luar kota ini bisa mengenal
MI ini pak?
Kepala MI : Ya awalnya niatan mondok di kudus, dan mondok di
pondok pesantren Darussyifa. Yang terkenal adalah
pondoknya bukan MInya kaena pemilik pondoknya
dulunya adalah kepala sekolah kulliyatul Mu‟alimin jadi
banyak yang mengenal beliau dan banyak yang mondok
di pondok pesantren beliau. karena yang terdekat dari
pondok adalah MI Istiqlal maka disarankan untuk
santrinya yang seusia SD/MI untuk bersekolah di MI NU
Istiqlal ini.
Peneliti : Untuk perkembangan prestasi siswanya bagaimana pak?
Kepala MI : Untuk prestasi siswa sendiri Alhamdulillah sudah sering
mengikuti perlombaan mulai dari tingkat kecamatan
hingga kabupaten dan Alhamdulillah sudah beberapa kali
mendapatkan kejuaraan tingkat kabupaten.salah satunya
di cabang lomba pidato dan pencak silat.
Peneliti : kalau untuk akreditasi dari MI NU Istiqlal sendiri pak ?
Kepala MI : Untuk akreditasi Alhamdulillah MI NU Istiqlal
beberapa tahun belakangan ini berturut-turuh
mendapatkan akreditasi A.
Peneliti : Bagaimana kondisi fisik dari MI NU Istiqlal ini pak ?
Kepala MI : Untuk kondisi fisiknya ya seperti ini mbak, kita
memiliki ruang kelas sebanyak 6 kelas, ruang kepala,
ruang guru, uks perpus, koperasi Alhamdulillah ada tetapi
ya seperti ini pemaksimalannya belum begitu mbak.
Peneliti : Bagaimana untuk sarana prasarana belajar di MI NU
Istiqlal ini pak ?
Kepala MI : Sarana prasarana untuk pembelajaran Alhamdulillah
ada meskipun sederhana, di kelas-kelas Alhamdulillah
sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran secara
garis besar bisa dikatakan layak, untuk penunjangnya ada
perpus, masjid, lapangan, da nada beberapa peralatan
laboratorium.
Peneliti : Untuk kondisi laboratoriumnya sendiri seperti apa pak,
dan apakah sering digunakan dalam pembelajaran ?
Kepala MI : Ya kalau peralatannya ada seperti alat-alat KIT, itu
dulunya sumbangan dari pemerinta, karena belum ada
tempatnya kita taruh di ruang perpustakaan sebelah pojok
di lemari. Kalau dalam pembelajaran itu tergantung
gurunya mbak, kadang juga ada yang seperti tengkorang
manusia itu dulu pernah di pakai dalam pembelajaran.
Peneliti : Bagaimana motivasi belajar siswa di MI NU Istiqlal ini
pak ?
Kepala MI : Kalau untuk motivasi belajarnya itu tergantung dari
siswa dan gurunya mbak, pandai-pandainya guru
membuat anak itu termotivasi dalam pembelajaran, ya
intinya itu membuat anak penasaran dengan hal baru
dalam pembelajaran dengan hal baru itu anak penasaran
dan terdorong untuk ingin tau dan termotivasi untuk
belajar dan membuat sebuah pembelajaran itu dalam
suasana yang menyenangkan.
Peneliti : Bagaimana tanggapan bapak terkait dengan
pelaksanaan lingkungan seperti dalam workshop
pelepasan KKN kemarin sebagai media pembelajaran
pada mata pelajaran IPA di kelas V pak ?
Kepala MI : Sangat tepat sekali mbak, melihat kondisi MI ini yang
seperti ini sederhana, dengan adanya media pembelajaran
yang sederhana pula anak-anak bisa belajar dengan
maksimal dan mudah memahami materi.
Peneliti : Apakah media ini tepat diterapkan di MI NU Istiqlal
pak dan bagaimana kebijakan selanjutnya apabila dirasa
efektif ?
Kepala MI : Saya rasa efektif sekali mbak, medianya sederhana dan
mudah persiapannya oleh guru dan mudah memahamkan
siswa. Pastinya akan saya rekomendasikan ke kelas-kelas
lainnya juga mbak. Kalau di terapkan di MI ini di
berbagai kelas malah tepat sekali, karena kondisi MI ini
yang sederhana, dan sekarang memakai kurikulum 2013
yang waktu belajarnya begitu singkat dan siswa di tuntut
untuk menggali pengetahuan secara mandiri, dan banyak
juga barang-barang, bahan-bahan di lingkungan siswa ini
yang mudah diperoleh untuk praktek-praktek seperti itu
mbak, jika bisa dibuat sebagai media pembelajaran
sangat bagus. Dan siswa juga bisa menerapkan materi
yang di sampaikan oleh guru dalam kehidupan sehari-hari
sesuai dengan kompetensi dasar dan indikatornya mbak.
Peneliti : Apakah dengan pelaksanaan lingkugan sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran IPA bisa
meningkatkan motivasi belajar siswa pak ?
Kepala MI : Saya rasa akan meningkat mbak, karena anak-anak sini
paling suka kalau di ajak praktek, atau belajar di
lingkungan sekitar itu sangat tertarik sekali.
Peneliti : Bagaimana pesan bapak dalam pelaksanaan lingkungan
sebagai media pembelajaran ini pak ?
Kepala MI : pesan saya siapapun nanti guru yang menerapkan,
intinya utamakan pengondisian siswa, ajak mereka selalu
berkomunikasi terkait materi yang di sampaikan agar
siswa selalu fokus dengan materi tidak bermain
seenaknya sendiri, karena belajar di lingkungan itukan
sangat luas dan bebas sekali jadi buatlah anak itu tetap
fokus dengan pembelajaran.
Peneliti : Terimakasih pa katas waktu dan informasi yang telah
disampaikan.
Kepala MI : Iya mbak sama-sama.
Peneliti : Demikian wawancara kali ini pak, apabila ada tuturkata
yang kurang sopan ataupun salah-salah kata saya mohon
maaf, dan sekali lagi terimakasih pak.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Kepala MI : Iya mbak sayapun demikian. Wa’alaikumsalam Wr.Wb.

Kudus, 16 Maret 2020


Peneliti Informan

Maulidah Rohmah H. Zaenuri S.Pd.I


DAFTAR ISI

COVER i
DAFTAR ISI ii
SILABUS TEMATIK KELAS V 1
Tema 6 : Panas dan perpindahannya 1
Subtema 1 : suhu dan kalor 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3
Kompetensi inti 3
Kompetensi dasar dan indikator pencapaian
kompetensi 3
Tujuan pembelajaran 4
Materi pembelajaran 4
Metode pembelajaran 4
Media/alat, bahan, dan sumber
belajar 4
Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran 5
Penilaian 6
MATERI 8
LEMBAR LAPORAN HASIL
PERCOBAAN 11
DAFTAR
PUSTAKA 12
SILABUS TEMATIK KELAS V
Tema 6 : Panas dan perpindahannya
Subtema 1 : suhu dan kalor
KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru dan tetangga serta tanah air
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, di sekolah dan di tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Pendidika
Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi
Penguat Penilaian Sumber Belajar
Mapel dasar Indikator Pembelajaran pembelajaran Waktu
Karakter
3.6 Menerapka 3.6.1 Menganalisis
 Teks tentang  Menganalisis teks  teliti 1. Buku Guru dan
konsep konsep
“perubahan “perubahan akibat  mandiri Buku Siswa
perpindahan perpindahan kalor Kelas V, Tema 6:
akibat perubahan suhu”  disiplin  Soal isian
IPA kalor dalam dalam kehidupan 70 menit Panas dan
kehidupan sehari – hari
perubahan  melakukan  percaya diri  Soal uraian Perpindahannya.
suhu” percobaan untuk  kerjasama
sehari hari 4.6.1 Melaporkan Buku Tematik
4.6 Melaporkan hasil pengamatan  Percobaan menunjukka n  jujur Terpadu
hasil tentang menunjukka pemuaian pada Kurikulum 2013
pengamatan perpindahan kalor n pemuaian benda (Revisi 2017).
tentang pada benda Jakarta:
perpindahan Kementerian
kalor Pendidikan dan
Kebudayaan.

Kudus, 20 Februari 2020


Mengetahui, Peneliti
Guru Kelas V

FEBRILIA NURHAYATI, S.Pd.I MAULIDAH ROHMAH


Menyetujui,
Kepala MI NU Istiqlal

H.ZAINURI, S.Pd. I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus


Kelas /Semester : V/2 (dua )
Tema 6 : Panas dan Perpindahannya
Sub tema 1 : Suhu dan Kalor
Pembelajaran ke- : 5
Fokus Pembelajaran : IPA
Alokasi Waktu : 70 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


PENCAPAIAN KOMPETENSI

IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6 Menerapkan konsep 3.6.1 Menganalisis penerapkan
perpindahan kalor konsep
dalam kehidupan perpindahan kalor dalam
sehari hari kehidupan
sehari hari
4.6 Melaporkan hasil 4.6.1 Membuat laporan hasil
percobaan pengaruh percobaan pengaruh kalor pada
kalor pada benda benda dan melaporkan hasil
percobaan
pengaruh kalor pada benda

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan menganalisis siswa dapat mengetahui perubahan kalor
terhadap perubahan suhu dan wujud benda dalam kehidupan
sehari - hari
2. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat memahami
perubahan kalor terhadap perubahan suhu dan wujud benda
dalam kehidupan sehari – hari

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Teks tentang “perubahan akibat perubahan suhu”
2. Percobaan pemuaian balon

E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.
Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, diskusi, tanya
jawab, penugasan, dan ceramah.

F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


Media/Alat : 1. Teks bacaan.
2. Beragam benda di sekeliling siswa dan
lingkungan sekitar.
Bahan : botol plastik bekas, balon, 2 mangkok, air panas
dan air dingin

Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V,


Tema 6: Panas dan Perpindahannya. Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan 10
kabar, dan mengecek kehadiran siswa. menit
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin
oleh salah seorang siswa.
3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab
pentingnya mengawali setiap kegiatan
dengan doa. Selain berdoa, guru dapat
memberikan penguatan tentang sikap
syukur.
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang tujuan, manfaat, dan aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan.
5. Siswa menyimak penjelasan guru tentang
pentingnya sikap disiplin yang akan
dikembangkan dalam pembelajaran.
6. Pembiasaan membaca. Siswa dan guru
mendiskusikan perkembangan kegiatan
literasi yang telah dilakukan.
Kegiatan Ayo Membaca: 50
inti  Siswa membaca bacaan tentang perubahan menit
kalor terhadap perubahan suhu dan wujud
benda dalam kehidupan sehari – hari
dengan alternatif
1. Guru menunjuk satu siswa untuk
membacakan bacaan tersebut dan
meminta siswa lain menyimak.
2. Bacaan tersebut dibaca secara
bergantian dan bersambung oleh semua
siswa.
Ayo Mencoba
Pada kegiatan, Ayo Mencoba:
 Siswa melakukan percobaan pemuaian
pada udara
 Dengan bantuan guru siswa melakukan
percobaan dengan langkah – langkah
 Masukkan ujung botol pada ujung balon
sehingga seluruh lubang botol tertutup
dengan ujung balon
 Perhatikan balon masih dalam keadaan
mengempis
 Masukkan air panas ke dalam mangkong
1 dan masukkan air dingin kedalam
mangkok 2
 Masukkan botol kedalam mangkok 1
yang berisi air panas, dan perhatikan apa
yang terjadi.
 Lalu masukkan botol kedalam mangkok
2 yang berisi air dingin, dan perhatikan
apa yang terjadi.
Ayo Menulis
 dalam kegiatan ayo menulis siswa diminta
untuk menuliskan hasil laporan percobaan
guru memberi penguatan terhadap siswa
berkaitan dengan hasil percobaan
Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan 10 hasil pembelaja
2. Siswa melakukan operasi semut untuk menit
menjaga kebersihan kelas.
3. Kelas ditutup dengan doa bersama
dipimpin salahseorang siswa.

H. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap
Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif) yang
ditunjukkan siswa dalam sikap disiplin.

b. Penilaian Pengetahuan

Teknik Bentuk
Muatan Indikator
Penilaian Instumen
IPA Rubrik mengetahui Tes Soal pilihan
perubahan kalor terhadap tertulis ganda Soal
perubahan suhu dan wujud isian
benda dalam kehidupan Soal uraian
sehari – hari
c. Unjuk Kerja

Teknik Bentuk
Muatan Indikator
Penilaian Instumen
IPA Rubrik Melakukan Unjuk kerja Rubrik
Percobaan perubahan kalor dan hasil penilaian
terhadap perubahan suhu
dan wujud benda dalam
kehidupan sehari – hari

Kudus, 20 Februari 2020


Guru Kelas V peneliti

FEBRILIA NURHAYATI, S.Pd.I MAULIDAH ROHMAH

Mengetahui,
Kepala MI NU Istiqlal

H.ZAINURI, S.Pd. I
LEMBAR LAPORAN HASIL PERCOBAAN

Nama : ……………………………………………
No.absen : ……………………………………………
Sekolah : ……………………………………………
1. Apa akibat dari perubahan suhu ?…………………………………………
…………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
2. Apa yang dimaksud dengan pemuaian panas ?
…………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
3. Apa yang dimaksud dengan penyusutan ?
…………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
4. Apa yang terjadi ketika balon di masukkan ke dalam mangkong yang
berisi
panas?
………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………….
5. Apa yang terjadi ketika balon di masukkan ke dalam mangkong yang
berisi air dingin ?
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
6. Apakah benda – benda yang digunakan untuk percobaan ada di sekitar
kalian dan mudah di dapat ?
Ya……………………………………………………………………….....
Tidak……………………………………………………………………….
7. Bagaimana menurutmu belajar IPA menggunakan media seperti ini ?
a. Mudah
…………………………………………………………………………......
b. Sulit
…………………………………………………………………………......
DAFTAR PUSTAKA

Makhdum Noor Faiq, Workshop, Pemanfaatan Barang di Lingkungan


Sekitar Sebagai Media Pembelajaran IPA di MI, Kudus, 14
September 2019.
Karitas Diana dan Fransiska, Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk
SD/MI Kelas V, Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017.
LAMPIRAN DOKUMENTASI DATA PENELITIAN DI MI
NU ISTIQLAL PLOSO JATI KUDUS
PROFIL MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus

PROFIL LEMBAGA
DATA PENDIDIKAN KABUPATEN KUDUS TAHUN 2011

I. IDENTITAS LEMBAGA
Nama Lembaga : MI.NU Istiqlal
No.Statistik Lembaga :111233190038
Alamat/Telp. : Jl HM.Basuno No.177 Kudus /
083862808992
Email : minu_istiqlal_ploso@yahoo.co.id
Tahun Berdiri : 1962
Tahun Penegerian :-
Nama Kepala Lembaga : H. Zaenuri,S.Pd.I

II. VISI DAN MISI LEMBAGA


Visi : Terwujudnya madrasah sebagai pusat Pembelajaran
yang mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber daya
manusia yang unggul dalam mutu dan santun dalam prilaku”
Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan yang yang berkualitas dalam
pencapaian prestasi dan mutu dalam bidang akademik dan non
akademik.
2. Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari
Alquran dan menjalankan agama Islam.
3. Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga
kependidikan sesuai dengan kualifikasi dan perkembangan
pendidikan.
4. Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel.
III. DATA SARANA DAN PRASARANA
a. Data Tanah dan Bangunan
1. Jumlah tanah yang dimiliki : 1002 M 2
2. Jumlah tanah yang telah bersertifikat : 1002 M 2
3. Luas Bangunan seluruhnya : 426 M 2
4. Denah /lay out dan keterangannya ( terlampir )

b. Ruang dan Gedung


Kondisi Lokal
No Jenis Lokal M2 Kekurangan
Baik Rusak
1 Ruang Kelas 6 300 6
2 R.Kantor /TU 1 - - 1
3 R.Kepala 1 26 1
4 Ruang Guru 1 50 1
5 R.Perpustakaan 1 50 1
6 R. Lab - - - 1
7 R.Ketrampilan - - - 1
8 Aula - - - 1
9 Musholla 1 100 1
10 R.UKS 1 6 1
11 Halaman/Upaca 1 200 1
Ra

c. Data Peralatan dan Inventaris Kantor


Kondisi Lokal
No Jenis Unit Kekurangan
Baik Sedang Rusak
1 Mebelair 7 7 3
2 Mesin Ketik -
3 Telepon -
4 Faximile -
5 Sumber Air 1 1
6 Komputer 4 1 3
7 Kend.Roda 2 -
8 Kend.Roda 4 -
9 Peralatan Lab. - 1
10 Sound System 1 1
11 Sar. Olahraga 2 1
12 Sar Kesenian 1 1
13 Peralatan UKS 1 1
14 Peralatan - 1
Ketramp.
15 Daya Listrik 1300 1
W

IV. DATA KETENAGAAN


a. Data Guru
Status Pendidikan ( Guru )
PNS/NIP Mach/ Keku
Guru Mis ran
Non Mach gan
No. Mapel Jml
150 130 PNS SLA D2 D3 S1 S2

1 Guru 6 1 5 1 1 4
Kelas
2 PAI 2 2 2
3 Bhs Arab 1 1 1
4 Olah raga 1 1 1
5 Kesenian - - 1
6 Bhs 1 1 1
Inggris
7 Mulok 1 1 1
Jumlah 12 1 11 5 1 6 1

V. DATA KESISWAAN
a. Jumlah Siswa
Jenis Kelamin
Kelas Jumlah Kelas Jumlah Siswa
Laki-Laki Perempuan
I 1 20 11 9
II 1 17 13 4
III 1 29 18 12
IV 1 23 11 12
V 1 29 17 12
VI 1 25 12 13
Jumlah 6 170 85 85

b. Tingkat Kelulusan
No. Tahun Jumlah AnakYang Tamat
1 Tahun 2017/2018 28
2 Tahun 2018/2019 25

Dari Lulusan Tersebut


Yang melanjutkan sekolah : 100%
Melanjutkan ke sekolah Negeri : 70 %
Melanjutkan ke sekolah swasta : 30 %

c. Data Pendaftaran Siswa Baru


Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
%
Jumlah Yang Jumlah Yang Jumlah Yang Naik/
Pendaftar diterima Pendaftar diterima Pendaftar diterima Turun
17 17 16 16 22 22

d. Data Droup Out Siswa


Ket./Alasan
Kelas Jumlah Siswa Jml Yang DO
Umum
1 - - -
2 - - -
3 - - -
4 - - -
5 - - -
6 - - -
Jumlah - - -

VI. DATA PRESTASI LEMBAGA


a. Prestasi Akademik
Prestasi Ujian Akhir Nasional Ujian Akhir Lembaga
(Nilai )
2010 2011 2010 2011
Tertinggi 26,55 25,05 26,14
Terendah 15,60 16,90 22,23
Rata-rata 23,38 21,14 23,81

b. Prestasi Olahraga dan Kesenian


Prestasi Yang pernah diraih selama 3 Tahun terakhir
dari lembaga :
1. Juara I pildacil Anak tingkat Kabupaten Tahun 2010
2. Juara Lari 200 m Porseni kec. Jati 2011
3. Prestasi lainnya
VII. PERENCANAAN KE DEPAN
1. Konsep upaya peningkatan mutu Lembaga Perlu adanya
kerjasama yang sinergi antar pemangku kepentingan ditingkat
lembaga
2. Prioritas pengembangan sarana prasarana Lembaga ke depan.
(disertai alasannya) Jenis usulan
a. Pengadaan ruang dan buku Perpustakaan (saat ini belum
memadai)
b. Pengadaan Lab Komputer (membekali anak dengan
ketrampilan yang cukup agar mampu bersaing).

VIII. PERMASALAHAN DAN UPAYA MENGATASINYA


1. Aspek Sarana Lembaga
Perlu adanya tambahan anggaran untuk melengkapi
sarana dan prasarana di madrasah diusahakan ada suntikan
dana dari pemerintah baik pusat maupun daerah
2. Aspek Ketenagaan
a. Belum semua tenaga guru sarjana tetapi sudah proses
melanjutkan kuliah
b. Belum semua guru memiliki sikap disiplin dalam
mengajar terutama guru bersertifikasi perlu Adanya
pembenahan
3. Aspek kesiswaan
Masih banyak siswa yang rendah dalam prestasi
belajar, banyak factor yang mempengaruhinya al : minat
baca yang kurang,metode mengajar yang monoton, sarana
yang kurang perlu di tindak lanjuti dengan melengkapi
kekurangan yang ada
4. Aspek kurikulum
Kurikulum saat ini terlalu banyak materi sehingga
anak hanya faham sebagian kurang Mendalam, Demikian
Profil Lembaga kami,kami buat yang sebenarnya.

Kudus, Agustus 2011


Kepala MI.NU Istiqlal

H. Zaenuri,S.Pd.I
Data Guru dan Tenaga Pendidikan

Status
No Nama/NIP/Pangkat Jabatan
(PNS/CPNS/PHD/THL)

H. Zaenuri,S.Pd.I Kepala
1 Swasta
NIP. - Madrasah

Purwanto S.Pd.I.
2 Guru Kelas PNS
NIP. 197202032005011005

Budiyono,S.Pd.I
3 Guru Mapel Swasta
NIP. -

Tri Liwanto S.Pd.I.


4 Guru Kelas Swasta
NIP. -

Sri Handayani S.Pd.I.


5 Guru Kelas Swasta
NIP. -

Yazidah S.Pd.I.
6 Guru Kelas Swasta
NIP. -

Febrilia Nurhayati, S.Pd.I


7 Guru Kelas Swasta
NIP. -

Syarifuddin S.Pd.I. Guru


8 Swasta
NIP. - Olahraga

Eka Damayanti,S.Pd NIP. -


9 Guru Kelas Swasta

Zuliana Rahmawati S.Pd.I.


10 Guru Mapel Swasta
NIP. -
Tenaga Kependidikan
- Guru Ekstra Kurikuler : 7 orang
- Tenaga kebersihan, pesuruh, penjaga dan tukang kebun : 4 orang
- Tenaga Perpustakaan : 1 orang
Identitas Tenaga Pendidikan

No Nama Jabatan

Operator Madrasah dan Pembina


1. Ayuk Sri Handayani, S.Pd.
Ekstrakurikuler Pramuka

Tenaga Administrasi dan Pembina


2. Dwi Nurjannah
Ekstrakurikuler Pramuka

3. Ajrina Azziyati Petugas Perpustakaan

4. Achmad Pembina Ekstrakurikuler Pencak Silat

5. Mustafi‟in Pembina Ekstrakurikuler Drum Band

6. LPK ASA Comp. Pembina Ekstrakurikuler Komputer

7. Mohammad Toha Pembina Ekstrakurikuler Rebana

8. Munti‟ah Pembina Ekstrakurikuler Qiro‟

9. Sri Yatun Tenaga Kebersihan

10. Suwarno Tukang Kebun

11. Dodi Sartono Pesuruh

12. Murtadlo Penjaga Keamanan Madrasah


DOKUMENTASI FOTO – FOTO
PENELITIAN DI MI NU ISTIQLAL PLOSO JATI KUDUS

Dokumentasi Gedung MI NU Istiqlal

Dokumentasi Gedung kelas MI NU Istiqlal


Dokumentasi Masjid Istiqlal Ploso Jati

Dokumentasi Taman MI NU Istiqlal Ploso Jati Kudus


Dokumentasi kondisi pembelajaran di kelas V di MI NU Istiqlal

Dokumentasi kondisi pembelajaran di kelas V di MI NU Istiqlal


Dokumentasi wawancara peneliti kepada siswa kelas V MI NU Istiqlal

Dokumentasi wawancara peneliti kepada siswa kelas V MI NU Istiqlal


Dokumentasi wawancara peneliti kepada siswa kelas V MI NU Istiqlal

Dokumentasi wawancara peneliti kepada siswa kelas V MI NU Istiqlal


Dokumentasi wawancara peneliti kepada guru kelas V MI NU Istiqlal

Dokumentasi wawancara peneliti kepada guru kelas V MI NU Istiqlal


Dokumentasi wawancara peneliti kepada kepala V MI NU Istiqlal

Dokumentasi wawancara peneliti kepada kepala V MI NU Istiqlal


LAMPIRAN – LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai