JAWABAN
1. Coba jelaskan implikasi filsafat ilmu terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi!
(15)
Pertumbuhan ilmu dan teknologi saat ini sangat pesat dan dampaknya amat besar terhadap
kehidupan setiap orang. Sehingga boleh dikatakan kini setiap segi dan tahap kehidupan seseorang
tersentuh oleh kemajuan ilmu dan perkembangan teknologi. Ilmu dan teknologi bukanlah entitas
yang sederhana karena bersangkut paut dengan dorongan hakiki dan naluri kreatif dalam diri
manusia. Bagaimana hubungan senyatanya antara ilmu dengan teknologi yang saling-kait, saling
gayut maupun saling-pengaruh. Terdapat hubungan dialektis antara ilmu dan teknologi. Pada satu
sisi, ilmu menyediakan bahan pendukung penting bagi kemajuan teknologi yakni berupa teori-
teori. Pada sisi lain penemuan teknologi sangat membantu perluasan cakrawala penelitian ilmiah,
yakni dengan dikembangkannya perangkat penelitian berteknologi mutakhir. Bahkan dapat
dikatakan, dewasa ini kemajuan ilmu mengandalkan dukungan teknologi, sebaliknya kemajuan
teknologi mengandalkan dukungan ilmu. Filsafat ilmu diperlukan kehadirannya di tengah
perkembangan IPTEK yang ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu pengetahuan. Sebab
dengan mempelajari filsafat ilmu, maka para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan
tidak terperangkap ke dalam sikap arogansi intelektual. Hal yang lebih diperlukan adalah sikap
keterbukaan diri dikalangan ilmuwan, sehingga mereka dapat saling menyapa dan mengarahkan
seluruh potensi keilmuan yang dimilikinya untuk kepentingan umat manusia. Ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) keberadaan serta pengembangannya selalu saling mempengaruhi. Pada
zaman kontemporer terjadi loncatan-loncatan penting dalam IPTEK. Inovasi teknologi secara
pesat mempunyai dampak positif juga negatif. Filsafat ilmu sebagai dasar bagi pengembangan
IPTEK harus turun pada kontekstualitas supaya kesadaran akan pemanfaatan teknologi tetap pada
koridor kepentingan bersama. Implikasi dari pengembangan dan penerapan IPTEK juga harus
dikendalikan dengan didasarkan pada filsafat ilmu dan adanya etika ilmiah supaya tidak semakin
jauh dari nilai - nilai etik, moral dan agama. filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran
ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Seorang ilmuwan harus memiliki
sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap
solipsistik, menganggap bahwa hanya pendapatnya yang paling benar. Filsafat ilmu merupakan
usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuwan. Kecenderungan yang
terjadi dikalangan para ilmuwan modern adalah menerapkan suatu metode ilmiah tanpa
memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan di sini adalah
menerapkan metode ilmiah yang sesuai atau cocok dengan struktur ilmu pengetahuan, bukan
sebaliknya. Metode hanya sarana berpikir, bukan merupakan hakikat ilmu pengetahuan. Filsafat
ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmiah yang
dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami
dan dipergunakan secara umum. Semakin luas penerimaan dan penggunaan metode ilmiah, maka
semakin valid metode tersebut, pembahasan dalam hal ini dibicarakan dalam metodologi, yaitu
ilmu yang mempelajari tentang cara-cara untuk memperoleh kebenaran.
implikasi filsafat ilmu terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Bagi seorang ilmuwan
diperlukan pengetahuan dasar yang memadai tentang ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu sosial,
supaya para ilmuwan memiliki landasan berpijak yang kuat. Hal ini berarti ilmuwan sosial perlu
mempelajari ilmu-ilmu kealaman secara garis besar, demikian pula seorang ahli ilmu kealaman
perlu memahami dan mengetahui secara garis besar tentang ilmu-ilmu sosial. Sehingga antara
ilmu yang satu dengan lainnya saling menyapa, bahkan dimungkinkan terjalinnya kerja sama
yang harmonis untuk memecahkan persoalan-persoalan kemanusiaan. b. Menyadarkan seorang
ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola piker mengaitkannya dengan kenyataan yang ada di
luar dirinya. Padahal setiap aktivitas keilmuan nyaris tidak dapat dilepaskan dari konteks
kehidupan sosial-kemasyarakatan. implikasi filsafat ilmu terhadap perkembangan Teknologi
Problem dari ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan dimensi etis sebagai pertimbangan
dan kadang-kadang mempunyai pengaruh pada proses perkembangan lebih lanjut terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tanggung jawab etis merupakan sesuatu yang menyangkut kegiatan
maupun penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmuwan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi harus memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, menjaga
keseimbangan ekosistem, bertanggung jawab pada kepentingan umum, kepentingan generasi
mendatang, dan bersifat universal. Tanggung jawab etis tidak hanya menyangkut mengupayakan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi secara tepat dalam kehidupan manusia. Manusia harus
menyadari juga apa yang seharusnya dikerjakan atau tidak dikerjakan untuk memperkokoh
kedudukan serta martabat manusia yang seharusnya, baik dalam hubungannya sebagai pribadi,
dengan lingkungan, dan sebagai makhluk yang bertanggug jawab terhadap Khaliknya. Jika
melihat beberapa dampak negatif dari perkembangan teknologi, maka betapa perlunya kendali
etik terhadap perkembangan teknologi modern, untuk mencegah proses degeneratif berlanjut.
Rehumanisasi Mengembalikan martabat manusia dalam perkembangan teknologi modern yang
sangat cepat itu dengan berbagai cara. Kecepatan perkembangan teknologi sebaiknya disesuaikan
dengan kemampuan adaptasi populasi yang bersangkutan. Pendidikan seyogyanya tidak berat
sebelah, terutama pada tingkat tersier: nilai tidak dapat dipisahkan dari keterampilan.
Keterampilan baru memerlukan etika baru, karena perkembangan nilainilai agama, etika, hukum
dan kebijakan lebih lambat daripada perkembangan teknologi, maka masalah ini harus mendapat
perhatian khusus. Dalam peningkatan hidup manusia, tidak hanya kualitas ekstrinsik yang perlu
mendapat perhatian, tetapi juga kualitas intrinsik. Kemampuan memilih Etika seharusnya
menentukan bahwa apa yang mungkin diteliti dan dikembangkan tidak dapat dilakukan jika tidak
manusiawi, maka segala yang teknis mungkin akan dikerjakan, tidak dipertentangkan dan dengan
disaring oleh nilai-nilai kemanusiaan. Arah perkembangan kemajuan Dalam arah perkembangan
kemajuan nasional, bahkan internasional diperlukan etika untuk menjamin keadilan sosial
internasional dan hak asasi bangsa-bangsa. Revitalisasi Diperlukan daya-daya positif untuk
mencegah distorsi biokultural yang berkelanjutan. Pembangunan pada akhirnya akan menuju ke
suatu kebudayaan baru di masa depan. Persiapan-persipan harus menyeluruh. Kode-kode harus
jelas dan dipegang teguh dalam kehidupan sehari-hari, terus diadaptasi dan diseminasi seluas
mungkin dalam berbagai lingkungan dengan berbagai media
jadi Implikasi filsafat ilmu terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan
ilmiah. Usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuwan. Menerapkan
metode ilmiah yang sesuai dengan struktur ilmu pengetahuan, sehingga ilmuwan mengetahui
hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri serta memberikan pendasaran logis terhadap metode
keilmuan. Tanggung jawab etis tidak hanya menyangkut mengupayakan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara tepat dalam kehidupan manusia. Manusia juga harus menyadari
apa yang seharusnya dikerjakan atau tidak dikerjakan untuk memperkokoh kedudukan serta
martabat manusia yang seharusnya, baik dalam hubungannya sebagai pribadi, dengan
lingkungan, dan sebagai makhluk yang bertanggug jawab terhadap Khaliknya.
2. Bahasa, logika, matematika dan statistika adalah 4 sarana berpikir ilmiah. Keempat sarana
berpikir ilmiah ini sangat berperan dalam pembentukan ilmu yang baru. Jelaskan satu per satu
sarana tersebut, mengapa dan bagaimana berfungsi sebagai sarana berpikir ilmiah? (20)
Ketika manusia lahir ke dunia belum dapat melakukan sesuatu hingga mereka dewasa
dapat melakukan apa yang diinginkan, selama itu pula mereka akan berfikir untuk menuju proses
pendewasaan dan menciptakan ilmu-ilmu baru untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Manusia hidup pasti berfikir, karena manusia dibekali akal dan fikiran yang membedakan
manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Dengan akalnya, manusia dapat
mengembangkan pemikirannya sehingga mampu untuk memecahkan masalah dan mampu
mencapai tujuan hidupnya. berfikir ilmiah merupakan kegiatan otak atau akal manusia untuk
berfikir dengan tepat dan cermat untuk memperoleh pengetahuan yang disertai dengan bukti dan
fakta yang ada. Sedangkan Sarana berfikir ilmiah merupakan alat bagi kegiatan ilmiah untuk
membantu langkah-langkah ilmiah mendapatkan kebenaran. Sarana berfikir ilmiah merupakan
suatu alat, yang artinya dengan alat tersebut membuat manusia dapat berbuat sesuatu untuk
mendapatkan ilmu baru atau teori yang lain dengan melaksanakan kegiatan ilmiah.
Ada 4 sarana berpikir ilmiah. Keempat sarana berpikir ilmiah ini sangat berperan dalam
pembentukan ilmu yang baru, yaitu :
a. Bahasa bisa menjadi seperangkat simbol yang arbitrer, bahasa itu vokal atau bunyi,
dan bahasa itu komunikasi. Ketika digunakan dalam kegiatan ilmiah maka bahasa
tersebut digunakan untuk komunikasi ilmiah. Komunikasi ilmiah ini merupakan
proses penyampaian informasi berupa pengetahuan. Bahasa ilmiah juga harus bersifat
reproduktif, artinya jika pembicara pertama menyampaikan suatu informasi “X”
kepada pembicara kedua maka, pembicara kedua juga harus menerima informasi
berupa”X” juga. Hal ini dimaksudkan untuk tidak terjadi kesalahan informasi.
Fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk mengkomunikasikan suatu gagasan
kepada orang lain. Jadi, peranan bahasa dalam sarana berfikir ilmiah yaitu sebagai
alat komunikasi verbal untuk menyampaikan atau mengungkapkan hasil-hasil
perenungan seseorang kepada orang lain agar bisa dipahami dan dimengerti. Untuk
mampu mengkomunikasikan suatu pernyataan dengan jelas maka seseorang harus
menguasai bahasa yang baik (Suriasumantri, 2003:182). Lalu
Mengapa dan bagaimana Bahasa berfungsi sebagai sarana berpikir ilmiah Untuk
dapat berfikir ilmiah, seseorang selain mampu dan menguasai bahasa yang baik dan
benar maka diharapkan menguasai langkah-langkah dalam kegiatan ilmiah agar
tujuan yang akan digapai terwujud. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam sarana
ilmiah, yang pertama, sarana ilmiah itu merupakan ilmu dalam pengertian bahwa ia
merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah,
seperti menggunakan pola berfikir induktif dan deduktif dalam mendapatkan
pengetahuan. Kedua, tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah agar dapat melakukan
penelaahan ilmiah secara baik (Suriasumantri:167). Hal ini bila dikaitkan dengan
berfikir ilmiah bahasa ilmiah juga harus bersifat reproduktif, artinya jika pembicara
pertama menyampaikan suatu informasi “X” kepada pembicara kedua maka,
pembicara kedua juga harus menerima informasi berupa”X” juga. Hal ini
dimaksudkan untuk tidak terjadi kesalahan informasi.
b. Logika adalah jalan pikiran yang masuk akal, definisi ini dirujuk dari Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2003:680). Perkataan logika berasal dari kata “logos” bahasa
Yunani yang berarti kata atau pikiran yang benar. Logika membicarakan tentang
aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut dapat mengambil
kesimpulan yang benar. Logika adalah sarana untuk berpikir sistematik, valid dan
dapat dipertanggungjawabkan. Dalam arti luas logika adalah sebuah metode dan
prinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang benar
dengan penalaran yang salah. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan
aturan-aturan berpikir. Berpikir membutuhkan jenis-jenis pemikiran yang sesuai.
Logika adalah sarana berpikir ilmiah yang mengarahkan manusia untuk berpikir
dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir yang sistematis dan dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Logika juga membicarakan tentang aturan-
aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut dapat mengambil kesimpulan ya ng
benar. Dengan mengetahui cara atau aturan-aturan tersebut dapat menghindarkan diri
dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Pengertian logika menurut Bahasa
berasal dari berasal dari bahasa Latin, kata “logos” yang berarti perkataan atau sabda.
Logika berasal dari kata Yunani Kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal
pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai Ilmu, logika
disebut dengan logike episteme (Latin:logica scientia) atau ilmu logika (ilmu
pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan
teratur.
Mengapa dan bagaimana logika berfungsi sebagai sarana berpikir ilmiah,
logika mengarahkan manusia untuk berpikir dengan benar sesuai dengan kaidah-
kaidah berpikir yang benar. Dengan logika manusia dapat berpikir dengan sistematis
dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jika ingin melakukan kegiatan
berpikir dengan benar maka harus menggunakan kaidah-kaidah berpikir yang logis.
Dengan logika dapat dibedakan antara proses berpikir yang benar dan proses berpikir
yang salah.
c. Matematika adalah alat atau cara berfikir sebagai proses untuk pengambilan
kesimpulan yang didasarkan pada perhitungan yang kebenarannya telah ditentukan.
Dalam berfikir secara ilmiah Matematika merupakan ilmu deduktif yang diperoleh
karena penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi tidak didasari atas pengalaman
seperti halnya yang terdapat dalam ilmu empirik, melainkan didasarkan atas deduksi-
deduksi (penjabaran-penjabaran) pola berpikir deduktif banyak digunakan baik dalam
bidang ilmiah maupun bidang lain yang merupakan proses pengambilan kesimpulan
yang didasarkan kepada premis-premis yang kebenarannya telah ditentukan.
Kebenaran dari matematika bisa berupa angka – angka atau symbol yang
mewakilinya. Matematika biasa di gunakan dalam penelitian kuantitatif. Dalam hal
ini, matematika diartikan sebagai bahasa yang melambangkan makna dari pernyataan
yang ingin kita sampaikan atau seringkali disebut bersifat “artificial”. Dalam bahasa
verbal, terdapat beberapa kekurangan yang tidak dapat dihilangkan. Oleh sebab itu,
untuk mengatasi kekurangan itu, kita harus bepaling kepada bahasa matematika.
Bahasa matematika sendiri berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk dan
emosional sehingga lebih terfokus kepada masalah yang sedang dikaji. Matematika
sebagai bahasa memiliki kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh bahasa verbal. Di
mana matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk
melakukan pengukuran secara kuantitatif. Jika dalam bahasa verbal kita hanya bisa
membandingkan secara kualitatif, maka dalam bahasa matematika, kita dapat mencari
tahu hal kuantitatif yang ada. Sifat Kuantitatif ini meningkatkan daya prediktif dan
kontrol dari ilmu. Ilmu memberikan jawaban yang lebih bersifat eksak yang
memungkinkan pemecahan masalah secara lebih tepat dan cermat. Menurut Jujun
Suria Sumantri dalam bukunya yan berjudul “Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar
Populer”, Matematika dapat dijadikan sebagai sarana berpikir deduktif, di mana
seperti yang diketahui, berpikir deduktif adalah proses pengambillan kesimpulan yang
didasarkan kepada premis-premis yang kebenarannya telah ditentukan.
Kesimpulannya adalah Matematika bukanlah merupakan pengetahuan mengenai
objek tertentu melainkan cara berpikir untuk mandapatkan pengetahuan tersebut.
Adapun kelemahan dari matematika adalah bahwa matematika tidak mengandung
bahasa emosional (tidak mengandung estetika) artinya bahwa matematika penuh
dengan simbol yang bersifat artifersial dan berlaku dimana saja.
3. Statistik sebagai salah satu alat berpikir ilmiah. Tak mengherankan jika Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia Nadiem Anwar Makarim menyebutkan sebagai
salah satu pilar penting dalam pengembangan SDM di era digital ini, yang harus dikuasai generasi
muda. Jelaskan mengapa demikian menurut pemahaman saudara? Dan berikan contoh, bahwa
statistik membantu sebuah permasalahan pendidikan atau masalah yang terjadi di sekolah dengan
lebih akurat? (20)
Tanpa statistik, penelitian kuantitatif tidak mungkin dapat dilakukan. Kita membutuhkan
statistik untuk menganalisis data dan untuk membentuk dan memperbaiki teori kita tentang dunia
sosial. Namun, ada sedikit paradoks, peran statistik tetap saja terbatas. Seperti yang diperlihatkan
dalam Gambar, penelitian ilmiah dilakukan melalui beberapa tahap yang saling tergantung satu
sama lain. Statistik menjadi relevan secara langsung hanya pada tahap pengamatan. Data atau
informasi apapun dapat dianalisis menggunakan statistik. Dengan demikian fase-fase sebelum
analisis statistik harus diselesaikan dengan benar. Jika peneliti mengajukan pertanyaan yang
kurang dipahami atau telah membuat kesalahan serius dalam desain atau metode, maka analisis
statistik yang paling canggih pun tidak bernilai. Meskipun bermanfaat, statistik tidak dapat
menggantikan konseptualisasi yang benar, perencanaan yang terperinci dan cermat, atau
penggunaan teori secara kreatif.Pengolahan data menggunakan analisis statistik akan
memungkinkan peneliti untuk membuat generalisasi empiris berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Selain untuk menguji teori analisa statistik juga dapat digunakan untuk mencari tren
lain dalam data. Jika teori berubah karena generalisasi empiris kita menjadi teori baru, sebuah
penelitian baru mungkin diperlukan untuk menguji teori yang direvisi tersebut, dan roda ilmu
pengetahuan akan mulai berputar lagi. Kita atau peneliti lain akan melalui seluruh proses
penelitian ilmiah tersebut sekali lagi dengan teori atau gagasan baru . Penelitian ni mungkin
menghasilkan revisi lebih lanjut yang akan membutuhkan penelitian lebih lanjut, dan roda ilmu
pengetahuan akan terus berputar selama para ilmuwan mempunyai gagasan-gagasan atau
fenomena-fenomena baru untuk merevisi atau mengembangkan teori.
Statistik dalam Pendidikan membuat proses belajar mengajar lebih efisien dalam
prakteknya. Statistik dalam Pendidikan, dengan pertimbangan khusus untuk pengukuran dan
evaluasi konsep, merupakan bagian penting dari proses belajar mengajar. Dalam proses ini, skor
diperoleh dan diinterpretasikan untuk membuat keputusan. Statistik, oleh karena itu,
memungkinkan seseorang untuk mempelajari skor-skor ini secara objektif. Itu membuat proses
belajar-mengajar lebih efisien. Statistik dalam Pendidikan membantu dalam penyediaan jenis
deskripsi yang tepat. Ini secara praktis membantu guru terutama guru muda untuk memberikan
deskripsi data yang akurat. Ini dapat ditemukan dalam kasus administrasi murid atau observasi
anak. Agar deskripsi ide menjadi benar dan meyakinkan, pengenalan statistik dapat berfungsi
sebagai alat bantu dalam proses analisis dan presentasi. Statistika juga berguna untuk
pengadministrasian data sekolah yang terintegrasi sehingga memudahkan orang tua, siswa dan
guru dalam mengakses data sekolah. Dengan satu data yang mudah di akses membuat sekolah
menghemat penggunakan kertas.
Contohnya saat ini pemerintah tengah memudah kan untuk penilaian atau evaluasi dari
guru ataupun dosen disetiap semester akan membantu kita untuk mengevaluasi hasil belajar dan
bisa menjadi dasar untuk terus meningkatkan prestasi kita di setiap semester berikutnya. Data
yang kita dapatkan tentunya bisa berupa deskriptif atau narasi (data kualitatif) ataupun berupa
angka-angka (data kuantitatif). Bentuk nyata dari contoh tersebut yaitu aplikasi E-Raport, dan
dapodik
Dalam proses ini, skor diperoleh dan diinterpretasikan untuk membuat keputusan. Statistik, oleh
karena itu, memungkinkan seseorang untuk mempelajari skor-skor ini secara objektif. Itu
membuat proses belajar-mengajar lebih efisien. Statistik dalam Pendidikan membantu dalam
penyediaan jenis deskripsi yang tepat. Ini secara praktis membantu guru untuk memberikan
deskripsi data yang akurat. Ini dapat ditemukan dalam kasus administrasi murid atau observasi
anak. Agar deskripsi ide menjadi benar dan meyakinkan, pengenalan statistik dapat berfungsi
sebagai alat bantu dalam proses analisis dan presentasi.
4. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika diakui sebagai pemberi semangat persatuan perjuangan Bangsa
Indonesia. Berikan justifikasi berdasarkan ayat kitab suci dari agama yang saudara yakini, filosofi
yang saudara bangun dari penalaran saudara, dan bukti empiris yang saintifik untuk mendukung
kebenaran semboyan tersebut! (20)
Bhinneka Tunggal Ika yang berasal dari bahasa Sansekerta itu apabila dipandang dari segi
kebahasaan tersusun atas kata “Bhinneka”, “Tunggal”, dan “Ika”. Kata “Bhinneka” berasal dari
kata “Bhinna” dan “Ika”. “Bhinna” artinya berbeda-beda dan “Ika” artinya itu. Jadi, kata
“Bhinneka” berarti “yang berbeda-beda itu”. Sedangkan kata “Tunggal” artinya satu, dan “Ika”
artinya itu. Berdasarkan analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa semboyan “Bhinneka Tunggal
Ika” berarti “beranekaragam namun satu jua” yang selalu erat merekat di setiap sendi-sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai Bangsa yang majemuk, Indonesia dalam sudut
pandang konsep multikulturalisme memberikan penekanan yang terletak pada pemahaman dan
hidup dengan perbedaan sosial, budaya dan agama secara individual maupun kelompok. Agama
adalah sebuah kepercayaan yang dianut oleh seorang individu yang mengakui ada nya Tuhan
dalam Alam Semesta. Dalam Surat Al Hujurat Ayat 13
5. Salah satu fenomena Pendidikan kita yang kemudian menjadi adagium di masyarakat adalah ganti
Menteri berarti ganti kurikulum. Perubahan kurikulum dapat dipahami sebagai upaya
mempercepat kemajuan tetapi apakah perubahan kurikulum yang identik dengan perubahan
Menteri merupakan solusi tepat untuk mengejar ketertinggalan kita? a) Uraikan pendapat saudara
tentang hal tersebut; b) Jelaskan sikap saudara terhadap fenomena di atas; dan c) Solusi apa yang
saudara dapat berikan untuk mengejar ketertinggalan kita dalam Pendidikan. (25)
a) Pendapat saya tentang hal tersebut, Rasanya tidak tepat kalo dikatakan ganti mentri ganti
kurikulum. Karena sepanjang sejarah, kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia antara lain
adalah kurikulum 1968, 1975, 1984, 1994, dan 2004 dan KTSP (2006). rata-rata
perubahannya 10 (sepuluh) tahun sekali. Kalo memang benar ganti menteri pendidikan ganti
kurikulum, minimal perubahannya 5 (lima) tahun sekali. Dan pada tahun 1998 s/d sekarang
sudah lebih dari 3 kali dilakukan pergantian menteri pendidikan. Mestinya sudah lebih dari
tiga kali pergantian kurikulum dilakukan. Mungkin yang dirasa pergantiannya terlalu cepat
adalah pergantian kurikulum pada masa reformasi yakni pergantian dari kurikulum 1994 pada
tahun 2004 menjadi KBK dan KTSP pada tahun 2006 yang sebenarnya KTSP tetap mengacu
pada KBK yakni menekankan pada aspek kompetensi, bersifat otonomi daerah dimana setiap
daerah dan sekolah diberikan kesempatan yang seluas-uasnya untuk mengembangkanya,
hanya saja ada perampingan materi pelajaran dalam KTSP serta kurtilas dan saat ini berganti
menjadi Kurikulum merdeka. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Perubahan kurikulum
pada dasarnya merupakan suatu keharusan, karena tuntutan dan perkembangan jaman.
Perubahan dan perkembangan ini menuntut perlunya perbaikan system pendidikan nasional
termasuk perbaikan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan
menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut. Jika di tinjau dari sejarahnya,
pendidikan Indonesia sudah mengalami 4 kali pendekatan kurikulum beserta revisiannya
hingga saat ini. Pertama di awal kemerdekaan Indonesia, kurikulum yang dianut masih
sebatas orientasi materi lalu hampir 20 tahun pascakemerdekaan kurikulum kembali direvisi
dengan standar PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksionla), kemudian diubah
kembali dengan model PKP (Pendekatan Keterampilan Proses) dan hingga sekarang
pendekatan disempurnakan kembali menjadi KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dengan
berbagai versi, misalnya KTSP dan Kurtilas hingga saat ini kurikulum merdeka.
b) Sikap saya terhadap fenomena di atas yaitu menerima dan mendukung dnegan adanya
perubahan kurikulum tersebut. Hal ini karena zaman yang terus berkembang menyebabkan
ilmu pengetahuan pun ikut berkembang juga. Indonesia merupan negara yang demokrasi
sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa orientasi politik dan praktek ketatanegaraan memegang
peranan penting dalam perubahan kurikulum. Hal ini dilakukan guna memantapkan
perpolitikan suatu bangsa sehingga sistem pendidikan akan berjalan dengan baik tanpa
dibayangi ketakutan terhadap kekuasaan atau penguasa. Sebagai warga negara berkewajiban
mendukung dan membangun sistem pendidikan yang lebih baik serta meminta apa yang sudah
menjadi hak kita akibat konsekuensi negara dalam menjamin kehidupan bangsa terutama
mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan tujuan negara yang tertuang dalam alinea
keempat pada UUD NRI 1945. Sudah seharusnya kita menerima perubahan tersebut dengan
menyesuaikan dengan keadaan kita.
c) Solusi yang dapat saya berikan menilai kurikulum itu tidak bisa dalam waktu singkat. Maksud
saya, ketika sebuah negara menggunakan kurikulum untuk wajib belajar 9 tahun, maka waktu
minimal untuk mengevaluasinya adalah 9 tahun. Kita perlu data lengkap dari generasi yang
melewati semua tahapan dalam kurikiulum yang dievaluasi. Ketika ada generasi yang cuma
dapat beberapa tahun di awal, maka gambaran akhir kurikulummya belum diperoleh.
Bukankah pendidikan itu proses jangka panjang yang tidak bisa diukur dengan cepat? Bagi
generasi yang cuma dapat beberapa tahun terakhir dalam kurikulum tersebut, maka kita tidak
bisa mengatakan bahwa kurikulumnya salah. Bukankah ada pengaruh dari kurikulum yang
sebelumnya? Ini tidak bisa dihindari. Buat generasi yang dapat di bagian tengah kurikulum
juga serba salah dalam proses evaluasinya. Menurut saya kurikulum kita tidak terlalu
bermasalah. Justru masalah terbesar yang kita hadapi adalah pola pikir masyarakat tentang
pendidikan. Misalnya, ketika banyak ortu yang berlomba-lomba menyekolahkan anaknya
sedini mungkin, maka sepertinya ada yang salah. Di sini pendidikan dilihat sebagai ajang
kompetisi, padahal ide besar pendidikan nasional adalah mencerdaskan bangsa dan perubahan
karakter bukan malah menjadi ajak perlombaan adu gengsi karena setiap anak mempunyai
kemampuan masing – masing.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF .DR. HAMKA Tgl data : 9 Jan 2023 23:56:56
JAKARTA
No Tanggal Jam Mata Kuliah / Ujian SKS Ruang Tanda Tangan Pengawas
Jumlah : 11.00
Perhatian :
1. Kartu peserta ujian wajib dibawa saat mengikuti ujian.
Tanpa membawa kartu ini tidak diperkenankan mengikuti ujian.
2. Datang 10 menit sebelum ujian dimulai.
Prof. Dr. H. Ade Hikmat, M.Pd.