Anda di halaman 1dari 15

Filsafat Pancasila

Dan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Kelompok 1 :

202050328 Cei Line A


202050329 Leititya
202050330 Stephany Pratama
202050331 Ricardo Andrew Pheanto

Dosen Pembimbing :

Mhd. Dahlan Surbakti, S.H., M.H.

Kelas PKN-G

STIE Trisakti
Grogol
2020

A. Cara Berpikir Filsafat

1. Pengertian Filsafat
Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu :
 Philosophia/philo/philos/philein = cinta/pecinta/mencinta
 Sophia = kebijakan/wisdom/kearifan/hikmah/hakikat kebenaran
Jadi, filsafat berarti cinta akan kebijakan atau hakikat kebenaran.

Menurut Dagobert David runes, filsafat berarti ilmu yang paling umum serta
mengandung usaha mencari kebijakan dan cinta akan kebijakan.

Pengertian filsafat secara umum, yaitu


1. Filsafat dalam artian proses = pengetahuan ilmiah yang kebenaranya
dapat diuji secara ilmiah.
2. Filsafat dalam artian produk = filsafat yang mengatakan bahwa segala
sesuatu selalu terjadi.

Pengertian lain filsafat :


1. Filsafat sebagai ilmu.
2. Filsafat sebagai pandangan hidup.
3. Filsafat dalam arti teoritis.
4. Filsafat dalam artian praktis.
Pancasila termaksud golongan filsafat dalam artian produk, pandangan hidup,
dan artian praktis. Jadi dapat disimpulkan bahwa pancasila memiliki fungsi
dan peran sebagai pedoman dan pegangan sikap.
2. Sistem Filsafat
Pemikiran filsafat menjadikan manusia menjadi subjek.perbedaan pola
piker membuat ajaran filsafat menjadi berbeda-beda. Meskipun demikian,
antara ajaran tokoh filsafat mempunyai persamaan, sehingga dapat
digolongkan dalam aliran berdasarkan watak dan inti ajaran. Jadi perbedaan
aliran ditentukan oleh watak isi dan nilai ajaranya.
filsafat mengajarkan berbagai segi kehidupan yang mendasar , seperti
sumber, dan hakikat realitas, filsafat hidup, dan etika,termaksud teori
terjadinya pengetahuan manusia dan logika.sebaliknya apabila filsafat hanya
mengajarkan Sebagian kehidupan tak dapat disebut sebgai sisitem filsafat,
melainkan hanya pengajaran filosofis seorang ahli filsafat

3. Aliran Filsafat
a) Aliran materialisme
Hakikat realitas kesemestaan, termasuk makluk hidup dan manusia
ialah materinya. Semua realitas itu di tentukan oleh materi dan terikat
pada hukum alam , yaitu sebab-akibat yang bersifat objektif.
b) Aliran idealisme/spiritualisme
Mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia menentukan hidup dan
pengertian manusia.
c) Aliran realisme
Aliran materialisme dan idealisme yang saling bertentangan ,tidak sesuai
dengan kenyataan sesunggunya,realitas kesemestaan terutama
kehidupan bukan benda semata-mata,karena realitas gabungan atara
benda dan non benda (jiwa,rohani,spiritus,dsb).
4. Nilai-nilai Pancasila Berwujud dan Bersifat Filsafat
Pendekatan filsafat pancasila adalah ilmu pengetahuan yang mendalam
tentang pancasila. Untuk mendapat pengertian yang mendalam kita harus
mencari hakikat dan pokok-pokok yang terkandung di dalamnya, yaitu
sebagai berikut:
a) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,yang artinya nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila dijadikan dasar dan pedoman dalam
mengatur sikap masyarakat Indonesia,dalam hubungannya dengan
Tuhan dan alam semesta
b) Pancasila sebagai dasar Negara,yang artinya nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila dijadikan dasar dan pedoman tata kehidupan
bernegara,seperti yang diatur oleh UUD 1945
c) Filsafat pancasila yang abstrak tercemin dalam pembukaan UUD 1945,
dan merupakan uraian terinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945
d) Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan
suatu kebulatan yang utuh
e) Jiwa pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi proklamasi
kemerdekaan 1945,tercemin dalam pokok-pokok yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945
f) Berdasarkan penjelasan otentik UUD1945,undang-undang dasar
menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan
UUD1945 pada pasal-pasal nya
g) Berhubungan dengan itu,kesatuan tafsir sila-sila pancasila harus
bersumber dan berdasarkan Pembukaan dan Batang tubuh UUD 1945
h) Nilai-nilai yang hidup berkembang dalam masyarakat Indonesia dan
belum tertampung dalam UUD1945,perlu di selidiki untuk memperkuat
dan memperkaya nilai-nilai pancasila dalam Pembukaan dan Batang
tubuh UUD 1945,dengan ketentuan sebagai berikut:
 Nilai-nilai yang menunjang dan memperkuat kehidupan
bermasyarakat dan bernegara dapat kita terima,asal tidak
bertentangan dengan kepribadian bangsa dan nilai-nilai
pancasila,misalnya pemilihan pressiden secara langsung
 Nilai-nilai yang melemahkan dan bertentangan dengan yang
terkandung dalam Pembukaan dan Batang tubuh UUD
1945,tidak dimasukkan sebagai nilai-nilai pancasila
 Nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang
tubuh UUD 1945
B.Pengertian Pancasila secara Filsafat

Filsafat terbagi menjadi 2 yaitu:


a) Filsafat sebagai metode : menunjukkan cara berfikir dan cara
mengadakan analisis yang dapat dipertanggungjawabkan untuk dapat
menjabarkan ideology pancasila
b) Filsafat sebagai suatu pandangan : nilai dan pemikiran yang dapat
menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila

Filsafat Pancasila didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang


Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa

Pembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif, yakni dengan mencari


hakikat Pancasila ,serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis
menjadi pandangan yang komperhensif.
Dapat juga dilakukan secara induktif, yaitu mengamati gejala-gejala sosial
budaya masyarakat dan menarik arti dan makna yang hakiki.

Ideologi Pancasila adalah keseluruhan prinsip normative yang berlaku bagi


Negara Republik Indonesia dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Wawasan filsafat meliputi bidang : penyeledikan ontology, epistermologi, dan
aksiologi.

1. Aspek Ontologi
Ontologi adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu sesuatu dan
disamakan artinya dengan metafisika.

Bidang ontologi ini meliputi penyelidikan tentang makna keberadaan manusia,


benda, alam semesta, juga ada mutlak yang tidak terbatas sebagai maha
sumber ada semesta.

Ada 4 macam sebab yang menurut Notonagaro dapat digunakan untuk


menetapkan Pancasila sebagai dasar filsafat Negara
1. Sebab berupa materi (causa material) : dalam adat kebiasaan,
kebudayaan, dan dalam agama-agamanya.
2. Sebab berupa bentuk (causa formalis) : asal mula bentuknya causa
formalis yaitu oleh Bung karno yang kemudian bersama-sama Bung hatta
yang kemudian bersama-sama menjadi pembentuk Negara.
3. Sebab berupa tujuan (causa finalis) : asal mula causa finalis dari
Pancasila sebagai calon dasar filsafat Negara.
4. Sebab berupa asal mula karya (causa eficient) : menjadikan Pancasila
sebagai Dasar filsafat Negara.

2. Aspek Epistemologi
Menurut Runes, pengertian epistemologi adalah bidang atau cabang filsafat
yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu
pengetahuan.
Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses, dan syarat terjadinya
pengetahuan, batas, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi disebut
ilmu tentang ilmu atau teori terjadinya ilmu atau science of science atau
wissenschaftslehre.

Cabang epistemologi ada matematika, logika, gramatika, dan semantika.


Secara umum, bidang epistemologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki
makna dan nilai ilmu pengetahuan, sumbernya, syarat – syarat, dan proses
terjadinya ilmu.

3. Aspek Aksiologi
Menurut Runes, aksiologi berasal dari istilah Yunani, axios, yang berarti nilai,
manfaat, pikiran, atau ilmu/teori. Dalam pengertian modern, aksiologi
disamakan dengan teori nilai, yakni sesuatu yang diinginkan, disukai atau
yang baik, bidang yang menyelidiki hakikat nilai, kriteria, dan kedudukan
metafisika suatu nilai.
Menurut Prof. Brameld, aksiologi dapat disimpulkan sebagai suatu cabang
filsafat yang menyelidiki:

1. Tingkah laku moral yang berwujud etika;


2. Ekspresi etika yang berwujud estetika atau seni dan keindahan; serta
3. Sosio – politik yang berwujud ideologi.

Secara umum, bidang aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki


makna nilai, sumber nilai, jenis, dan tingkatan nilai serta hakikat nilai. Karena
itu, Pancasila mengandung nilai intrinsik dan ekstrinsik ataupun instrumental.
Tak hanya itu Pancasila juga mengandung nilai realitas dan idealitas.

Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila dapat diartikan refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila
sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok – pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Pancasila dikatakan filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan
jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh The Founding Fathers Indonesia
yang dituangkan dalam suatu sistem.

Secara umum, Filsafat Pancasila artinya hasil berpikir atau pemikiran yang
sedalam – dalam nya dari Bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya, dan
diyakini sebagai kenyataan, norma – norma dan nilai – nilai yang benar, adil,
bijaksana, dan paling sesuai dengan kehidupan dan kepribadian Bangsa
Indonesia.

Filsafat Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat praktis, dikarenakan


tidak hanya bertujuan mencari, tapi hasilnya dapat dipergunakan sebagai
pedoman hidup agar dapat mencapai kebahagiaan lahir batin. Dengan
demikian, aksiologi merupakan bidang yang menyelidiki makna nilai, sumber
nilai, jenis nilai, tingkatan nilai, dan hakikat nilai.
C. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar dan Arah

Keseimbangan Antara Hak dan Kewajiban Asasi Manusia.

Pandangan mengenai hubungan antara manusia dan masyarakat merupakan


falsafah kehidupan masyarakat yang memberi corak dan warna bagi
kehidupan masyarakat.

Ada beberapa pandangan pokok mengenai hubungan manusia dalam


masyarakatnya, yaitu:
1. Memberi arti yang sangat kuat kepada manusia sebagai pribadi;
2. Memberi bobot yang berlebihan terhadap masyarakat.
Beberapa hubungan manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan
kewajiban antara hubungan tersebut, yaitu:
1. Hubungan Vertikal
 Hubungan manusia dengan Tuhan sebagai penjelmaan dari nilai – nilai
ke-Tuhan-an Yang Maha Esa.
 Manusia wajib melaksanakan perintah Tuhan dan menghentikan segala
larangan-Nya.
 Sebagai hak yang diterima manusia adalah rahmat tidak terhingga dan
pembalasan amal baik di akhirat nanti.
2. Hubungan Horizontal
 Hubungan manusia dengan sesamanya.
 Hal ini dapat melahirkan hak dan kewajiban yang seimbang.
3. Hubungan Alamiah
 Hubungan manusia dengan alam sekitar.
 Seluruh alam dengan segala isinya adalah untuk kebutuhan manusia dan
manusia wajib melestarikannya sehingga dapat timbul keseimbangan
antara hak dan kewajiban.
Pancasila sebagai pandangan hidup
Pancasila adalah suatu pandangan hidup atau ideologi yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan, antarmanusia itu sendiri, dan juga
manusia dengan alam lingkungannya.

Beberapa alasan Pancasila sebagai pandangan hidup adalah sebagai


berikut :
1. Mengakui adanya kekuatan gaib yang ada di luar diri manusia. Ada
kekuatan yang menjadi pencipta dan mengatur kehidupan kita, juga
menjadi penguasa bagi alam semesta.
2. Memberikan keseimbangan dalam hubungan, keserasian-keserasian dan
menciptakan pengendalian diri.
3. Mengutamakan keseimbangan dalam hubungan, peranan, dan
kedudukan bangsa. Yang menjadi poin utama adalah persatuan dan
kesatuan.
4. Kekeluargaan, gotong royong, kebersamaan, serta musyawarah untuk
mufakat dijadikan sendi kehidupan bersama.
5. Kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bersama.

Pancasila Sebagai Pemberi Jawaban Lima Masalah Negara


Kehadiran Pancasila sebagai suatu pemikiran filsafat tentang negara menjadi
jawaban bagi lima masalah asasi filosofis tentang negara. Lima pertanyaan
tersebut sebagai berikut:
1. Apa negara itu? Masalah ini dapat dijawab dengan prinsip kebangsaan
Indonesia.
2. Bagaimana hubungan antarbangsa/antarnegara? Ini dapat dijawab
dengan prinsip perikemanusiaan.
3. Siapakah sumber dan pemegang kekuasaan negara? Masalah ini
dapat dijawab dengan prinsip demokrasi.
4. Apa tujuan negara? Masalah ini dijawab dengan prisnip negara
kesejahteraan.

5. Bagaimana hubungan antaragama dan negara? Ini dapat dijawab


dengan prinsip Ketuhanan yang Maha Esa.

Pancasila memiliki ciri khas tersendiri


filsafat dalam Pancasila mengandung pemikiran tentang manusia yang
berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri dan juga dengan
masyarakat. Itu membuat Pancasila memiliki ciri khas tersendiri dan berbeda
dengan sistem filsafat lain yang ada di Dunia, seperti materialisme, idealisme,
rasionalisme, liberalisme, komunisme, dan lain sebagainya.

Kekhasan yang dimiliki Pancasila tersebut sudah berkembang dalam budaya


dan peradaban Indonesia, terutama sebagai jiwa dan asas kerohanian
bangsa dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pancasila Menurut Notonagoro


1. Kesatuan sila-sila Pancasila dalam struktur yang bersifat hierarkis dan
berbentuk piramidal.
 Pancasila memiliki tingkatan berjenjang, yaitu sila yang ada di atas
menjadi landasan sila yang ada di bawahnya, dilihat dari urutan luas
(kuantitas) dan juga hal sifatnya (kualitas).
 Secara ontologis, kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem
yang bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal tersebut dapat
dijelaskan sebagaimana diungkapkan oleh Notonagoro. Sila pertama
menjelaskan bahwa semua yang ada termasuk manusia ada karena
Tuhan. Karena itui, sila kedua mengatakan bahwa manusia adalah
sebagai subjek pendukung pokok negara (lembaga kemanusiaan). Sila
ketiga menjelaskan bahwa negara sebagai akibat adanya manusia
bersatu. Selanjutnya, sila keempat membahas tentang terbentuknya
hidup bersama dalam masyarakat. Dan yang terakhir, sila kelima
menjadi tujuan dari lembaga hidup bersama disebut negara.
2. Hubungan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling
mengkualifikasi.
 Maksudnya adalah tiap sila mengandung empat sila lainnya atau saling
mengkualifikasi sila lainnya.
• Sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa. Maksudnya adalah
Ketuhanan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia,
dan begitu seterusnya hingga sila kelima
• Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Mencakup seperti
kemanusiaan yang ber-Ketuhanan yang Maha Esa, yang
berpersatuan Indonesia dan sebagainya.
• Sila ketiga, persatuan Indonesia. Mencakup persatuan ber-
Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan
beradab dan seterusnya.
• Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan. Artinya adalah kerakyatan
yang ber-Ketuhanan yang Maha Esa, dan sebagainya.
• Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya
adalah keadilan yang ber-Ketuhanan yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, dan begitu seterusnya..

Kesimpulan
1. Perkembangan filsafat membuat filsafat terbagi menjadi bermacam jenis.
Namun ragam jenis itu tidak membuat makna dasarnya ikut terpecah,
melainkan tetap sama yaitu cinta dan kebajikan.
2. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia
dan filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan karena memiliki logika,
metode dan sistem. Pancasila juga memiliki hakekat nya tersendiri yang
terbagi menjadi lima sesuai dengan kelima silanya tersebut. Ada juga
yang mendasari pancasila sperti dasar ontologist (hakikat manusia),
dasar epistemologis (pengetahuan), dasar Aksiologis (pengalaman Nilai-
nilainya).
Saran
1. Pancasila sebagai filsafat negara sudah menjadi ciri khas tersendiri bagi
bangsa Indonesia. Namun disayangkan memang maknanya semakin
luntur untuk zaman sekarang. Diharapkan dengan materi pembahasan
ini, Indonesia dapat semakin menanamkan dan meneladani nilai
Pancasila dalam hidup bernegara
2. kiranya filsafat pancasila tetap menghasilkan nilai nilai pancasila yang
sebagai dasar negara di Indonesia serta menjadi arah keseimbangan
antara hak dan kewajiban asasi manusia juga alam semesta hingga tidak
terjadi tumpang tindih antara hak dan kewajiban yang di lakukan.

Daftar Pustaka

Syarabaini,Syahrial.2014.PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGURUAN


TINGGI Edisi Ketiga.jakarta:GHALIA INDONESIA.
https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat.

Anda mungkin juga menyukai