Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FILSAFAT PANCASILA
1. Pancasila Sebagai Filsafat
• Pengertian Filsafat  Philosophia (Bhs. Yunani)
- Philo/philos : cinta / mencintai
- Sophia : kebijakan/kearifan/hakikat kebenaran
Filsafat Cinta kebijakan atau hakikat kebenaran.
Berfilsafat berarti berpikir secara dalam (merenung) terhadap sesuatu
secara metodik, sistematis, menyeluruh, dan universal untuk mencari
hakikat sesuatu.
• Pengertian Filsafat
- Dalam arti proses dan produk
- Sebagai ilmu dan pandangan hidup
- Dalam arti teoritis dan praktis
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai
pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis.
Hal ini berarti filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai
pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara bagi Bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.
Pancasila sebagai filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai.
NILAI  Sifat, keadaan, atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia baik lahir maupun batin setiap orang didalam
kehidupannya, sadar atau tidak sadar tentu memiliki filsafat hidup atau
pandangan hidup yang diyakini kebenarannya dan manfaatnya.
 Hasil pemikiran tentang sikap, tingkah laku, dan perbuatan mana
yang sebaiknya dilakukan adalah merupakan suatu putusan, dan putusan
ini disebut nilai.
Nilai-nilai sebagai hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kehidupan
yang dianggap paling baik bagi Bangsa Indonesia adalah PANCASILAbaik
sebagai filsafat maupun sebagai pandangan hidup.
• Pendekatan Filsafat Pancasila adalah ilmu pengetahuan yang mendalam
tentang Pancasila  Untuk mendapatkan pengertian yang mendalam :
1. Ketahui sila-sila Pancasila
Terdapat dalam rumusan dari Pancasila itu sendiri sebagaimana terdapat
dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV.
2. Inti dari setiap sila-sila
Bahwa kelima sila dari Pancasila pada hakikatnya adalah suatu nilai.
Nilai-nilai yang merupakan perasaan dari sila-sila Pancasila tersebut adalah ;
nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, nilai
keadilan.
3. Hakikat dan pokok-pokok yang terkandung di dalamnya.
a. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa berarti bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur
sikap dan tingkah laku manusia Indonesia dalam hubungannya dengan
Tuhan, masyarakat, dan alam semesta.
b. Pancasila sebagai dasar negara, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata
kehidupan bernegara seperti diatur dalam UUD 1945.
• Pancasila sebagai filsafat
Filsafat sebagai metode dan filsafat sebagai pandangan hidup berguna bagi ideologi Pancasila.
1. Sebagai metode  menunjukan cara berpikir dan cara mengadakan analisis
yang dapat dipertanggungjawabkan untuk dapat menjabarkan ideologi
Pancasila.
2. Sebagai pandangan hidup  filsafat mengandung pandangan, nilai, dan
pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi
Pancasila.
• Pengkajian ilmu filsafat dilakukan melalui :
1. Aspek ontologi  bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi
dan keberadaan).
Secara ontologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya
untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila Manusia, karena
manusia merupakan subyek hukum pokok dari sila-sila Pancasila.
2. Aspek epistemologi  bidang ilmu filsafat yang membahas hakikat ilmu
pengetahuan (ilmu tentang ilmu).
Epistemologi Pancasila sebagai suatu objek kajian pengetahuan pada
hakikatnya meliputi masalah, sumber pengetahuan Pancasila dan susunan
pengetahuan Pancasila.
• Sumber pengetahuan Pancasila  Nilai-nilai yang ada pada Bangsa Indonesia
• Susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan  Pancasila memiliki
susunan yang bersifat formal logis baik dalam arti susunan sila-sila maupun isi
arti dari sila-sila Pancasila.

Susunan kesatuan sila-sila Pancasila bersifat hierarkhis :


1 2, 3, 4, 5
1 2 3, 4, 5
2, 1 3 4, 5
3, 2, 1 4 5
4, 3, 2, 1 5

Ket : mendasari / menjiwai


didasari / dijiwai
3. Aspek Aksiologi  Bidang filsafat yang menyelidiki makna nilai , sumber nilai,
jenis, dan tingkatan nilai serta hakikat nilai termasuk estetika, etika, ketuhanan,
dan agama.
Kajian aksiologi filsafat Pancasila  pada hakikatnya membahas tentang nilai
praktis atau manfaat suatu pengetahuan tentang Pancasila.
Secara aksiologis bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila
(subscriber of values Pancasila) dimana Bangsa Indonesia itulah yang
menghargai, mengakui, menerima Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai 
dapat dilihat dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan Bangsa Indonesia.
2. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
• Ideologi  Idea = gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita
logos = ilmu
Ideologi : ajaran atau ilmu tentang gagasan atau buah pikiran.
• Secara umum ideologi :
Suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan, serta kepercayaan yang bersifat
sitematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai bidang
kehidupan.
• Ideologi negara  dalam arti cita-cita negara memiliki ciri :
1. Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.
2. Mewujudkan satu asas kerohanian pandangan dunia, pandangan hidup yang
harus dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi
penerus bangsa, diperjuangkan, dan dipertahankan.
• Ideologi  sebagai suatu sistem pemikiran dapat dibedakan menjadi dua,
ideologi terbuka dan ideologi tertutup (Frans Magnis Suseno).
1. Ciri ideologi terbuka  merupakan suatu sistem pemikiran terbuka dengan
ciri ;
- bahwa nilai-nilai cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, melainkan
digali dan diambil dari moral, budaya, masyarakat itu sendiri.
- Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang melainkan hasil
musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut.
- nilai-nilai itu sifatnya dasar hanya garis besar saja tidak langsung
operasional.
2. Ciri ideologi tertutup  merupakan suatu sistem pemikiran tertutup
dengan ciri ;
- merupakan cita-cita sekelompok orang untuk mengubah dan memperbahrui
masyarakat.
- atas nama ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan
kepada masyarakat
- Isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu melainkan terdiri dari
tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras yang diajukan dengan
mutlak.
• Pancasila sebagai ideologi terbuka?
Mulai berkembang sejak Tahun 1985.
Pancasila telah memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka  karena sifat-sifat
yang melekat pada Pancasila / yang terkandung di dalamnya, yaitu pemenuhan
persyaratan kualitas tiga dimensi.
1. Dimensi realita  bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi
tersebut secara nyata hidup di dalam serta bersumber dari budaya dan
pengalaman sejarah masyarakat/ bangsa.
2. Dimensi idealisme bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung
idealisme yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui
pengalaman dalam praktik kehidupan sehari-hari.
3. Dimensi fleksibilitas / pengembangan  bahwa ideologi tersebut memiliki
keluwesan yang memungkinkan pengembangan pemikiran-pemikiran baru
yang relevan dengan ideologi yang bersangkutan tanpa menghilangkan jati diri
yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
Hakikatnya  Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah merupakan ideologi yang
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman tanpa mengubah
nilai dasarnya.
• Landasan dan makna Pancasila sebagai ideologi bangsa :
Tertuang dalam, TAP MPR No. II/MPR/1978 dan telah dicabut oleh TAP MPR
No. XVIII/MPR/1998  yang menyatakan bahwa dasar dalam ketetapan di
dalamnya mengandung makna ideologi nasional sebagai cita-cita dan tujuan
negara. Berdasarkan ketetapan MPR tersebut dapat disimpulkan bahwa
Pancasila selain berkedudukan sebagai dasar negara juga berkedudukan
sebagai ideologi nasional Indonesia.
Adapun makna Pancasila sebagai ideologi nasional menurut ketetapan
tersebut adalah bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila
menjadi cita-cita normatif penyelenggaraan bernegara, secara luas dapat
diartikan bahwa visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara Indonesia adalah terwujudnya kehidupan yang Pancasilais
(Berketuhanan………….dan Berkeadilan…………..)
3. Pancasila Sebagai Dasar Negara
• Pancasila sebagai dasar Negara RI  Pancasila itu dijadikan dasar dalam
berdirinya NKRI dan mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara  dalam
pengertian ini sering disebut sebagai dasar Falsafah Negara  rumusan yang sah
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV. “……….maka disusunlah
kemerdekaan…………”
Hakikatnya  sejak disahkannyaUUD 1945, maka NKRI berdiri di atas kelima sila
Pancasila.
• Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara semakin kuat dengan dikeluarkannya :
1. TAP MPR No. II Tahun 1978 tentang P4
2. TAP MPR No. XVIIITahun 1998 tentang penegasan kedudukan Pancasila sebagai
dasar negara dan pencabutan pelaksanaan P4.
• Implementasi Pancasila sebagai dasar negara  teori jenjang norma dari Hans
Kelsen  menyatakan bahwa dasar negara berkedudukan sebagai norma dasar
(grundnorm) dari suatu negara atau disebut norma fundamental negara
(merupakan norma hukum tertinggi dalam negara).
Norma fundamental suatu acuan yang berisi norma yang menjadi dasar bagi
pembentukan konstitusi atau UUD suatu negara.
• Di Indonesia norma tertinggi :
PANCASILA tercantum dalam Pembukaan UUD 1945

- Norma dasar
- Normal fundamental
- Norma pertama
- Pokok kaidah negara yang fundamental
- Cita hukum

• Konsekuensinya Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara


 maka setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Hierarkhi norma di Indonesia

PANCASILA

I Pembukaan UUD 1945

Cita Hukum
II Batang tubuh UUD 1945

III UU / Perpu

IV PP /Perpres / Kepres / Perda /


Peraturan lain.
• Pengamalan Pancasila  dalam kehidupan
bernegara dilakukan dengan cara :

1. Secara objektif .
dengan melaksanakan dan mentaati peraturan perundang-undangan
sebagai norma hukum negara yang berdasarkan pada pancasila.
2. Secara subjektif.
dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila yang berwujud norma etik secara
pribadi atau kelompok dalam bersikap dan bertingkah laku pada kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai