Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-
ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah tentu perlu
memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka
bangsa dan negara akan rapuh, maka dari itu peran ideologi sangat penting untuk sebuah
negara.
Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia
yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk
menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah
diharapkan dapat menjelaskan Pancasila sebagai ideologi nasional, menguraikan
pengertian dari ideologi, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat. Pengetahuan yang diperoleh dalam makalah ini juga dapat
dijadikan bekal keterampilan menganalisis dan bersikap kritis terhadap sikap para
penyelenggara negara yang menyimpang dari cita-cita dan tujuan negara.

B. Tujuan
1. Apakah pengertian ideologi?
2. Apa saja fungsi ideologi ?
3. Pakah pengertian asal mula pancasila?
4. Apa saja isi filsafat pancasila?
5. Bagaimanakah pancasila sebagai ideologi nasional?

B. Tujuan Makalah
Untuk mengetahui dan memahami pancasila sebagai ideologi nasional serta apasaja
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai landasan kita dalam menjadi warga
Negara yang baik dan patuh aturan dan hukum dan negara.

ii
BAB II
PEMBAHASAN

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL


A. Pengertian Ideologi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan
oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide“.
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala
sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan
sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang
diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama
dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif.
Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang
diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik.
1. Ideologi secara fungsional
Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang kebaikan
bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Ideologi
secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu Ideologi yang doktriner dan
Ideologi yang pragmatis. Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang
terkandung di dalam Ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya
diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya
adalah komunisme. Sedangkan Ideologi yang pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang
terkandung di dalam Ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci,
namun dirumuskan secara umum hanya prinsip-prinsipnya, dan Ideologi itu
disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan,
system ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik.
2. Ideologi secara struktural
Ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti
gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh
penguasa. Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi
adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh
dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro
sebagaimana dikutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa Ideologi negara dalam arti
cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk

ii
seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas
kerokhanian yang antara lain memiliki ciri:
a. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan;
b. Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan
hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi
berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

B. Fungsi Ideologi
Setelah mengetahui pengertian ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi dari
ideologi tersebut. Soerjanto Poespowardojo mengemukakan fungsi ideologi sebagai
berikut:
1. Struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan
untuk memahami kejadian dalam keadaan alam sekitarnya.
2. Orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan masyarakat.
3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang.
4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
5. Kemampuan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta
mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang
terkandung didalamnya.

C. Pengertian Asal Mula Pancasila


Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideology bangsa dan negara Indonesia bukan
terbentuk secara mendadak, namun melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah
bangsa Indonesia. Secara kausalitas Pancasila sebelum disyahkan menjadi dasar filsafat
negara dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri, yang berupa adapt istiadat, religius dan
kebudayaan. Kemudian para pendiri negara secara musyawarah, anatara lain sidang
BPUPKI pertama, Piagam Jakarta. Kemudian BPUPKI kedua, setelah kemerdekaan
sebelum sidang PPKI sebagai dasar filsafat negara RI. Asal mula Pancasila dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu asal mula yang langsung dan tidak langsung.

ii
1. Asal Mula Langsung
Asal mula yang langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara,
yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi kemerdekaan. Rincian asal
mula langsung Pancasila menurut notonagoro, yaitu :
a. Asal Mula Bahan (Kausa Materialis)
Nilai-nilai yang merupakan unsur-unsur Pancasila digali dari Bangsa
Indonesia yang berupa adat-istiadat, religius. Dengan demikian pada bangsa
Indonesia sendiri yang terdapat dalam kepribadiandan pandangan hidup.
b. Asal Mula Bentuk (Kausa Formalis)
Bentuk Pancasila dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Asal mulanya
adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI.
c. Asal Mula Karya (Kausa Efisien)
Asal mula dengan menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar
negara yang sah.
d. Asal Mula Tujuan (Kausa Finalis)
Tujuannya : untuk dijadikan sebagai dasar negara. Para anggota BPUPKI dan
Soekarno – Hatta yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum
ditetapkan oleh PPKI.
2. Asal Mula Tidak Langsung
a. Unsur-unsur Pancasila tersebut sebelum secara langsung dirumuskan menjadi
dasar filsafat negara. Nilai-nilainya yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.
b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia
sebelum membentuk negara. Nilai-nilainya yaitu adat istiadat, kebudayaan dan
religius. Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman memecahkan problema.
c. Asal mula tidak langsung Pancasila pada hakikatnya bangsa Indonesia sendiri
(Kausa Materealis).

D. Filsafat Pancasila
1. Pengertian Filsafat
Bangsa Indonesia mengenal kata filsafat dari bahasa Arab falsafah.
Secara Etimologis kata filsafat berasal dari bahasa yunani Philosophia dan philoso-
Phos. Philos/Philein (shabat/cinta) dan Sophia/sophos (pengetahuan yang bijaksana /
hikmah-kebijaksanaan.) Bertens, 2006. Menurut Burhanudin Salam (1983), filsafat

ii
adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil dari
pada berfikir secara radikal, sistematis, dan universal.
2. Landasan Filsafat Pancasila
Kekokohan suatu bangsa tergantung dari keyakinan bangsa tersebut terhadap
nilai-nilai luhur bangsanya. Bagi bangsa Indonesia nilai-nilai luhur tersebut
terkristalisasi dan terakumulasi dalam filsafat Pancasila yang merupakan karya Bapak
Bangsa (Founding Fathers) yang tak ternilai. Filsafat Pancasila merupakan renungan
jiwa yang dalam, berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas
yang harmonis sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh.
a. Landasan Etimologis
Secara etimologis Pancasila berasal dari bahasa Sansakerta yang ditulis dalam
huruf Dewa Nagari . Makna dari Pancasila ada 2(dua). Pertama panca artinya lima
dan Syila (huruf I pendek) artinya baru sendi, Jadi Pancasyila berarti berbatu sendi
yang bersendi lima. Kedua Panca artinya lima Syiila (huruf I panjang) artinya
perbuatan yang senonoh/ normatif Pancasyiila berarti lima perbuatan yang
senonoh/normatif, perilaku yang sesuai dengan norma kesusilaan. (Saidus Syahar
1975)
b. Landasan historis
Secara historis Pancasila dikenal secara tertulis oleh bangsa Indonesia sejak
abad ke XIV pada zaman Majapahit yang tertulis pada 2 (dua) buku yaitu
Sutasoma dan Nagara Kertagama. Buku Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular
tercantum dalam Panca Syiila Krama yang merupakan 5 (lima) pedoman yaitu :
- Tidak boleh melakukan kekerasan
- Tidak boleh mencuri
- Tidak boleh dengki
- Tidak boleh berbohong
- Tidak bolehmabuk

E. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional


1. Pancasila Ideologi Nasional
Kita semua mengetahuI bahwa pancasila merupakan pedoman hidup rakyat
Indonesia. Tapi, tidak sedikit dari kita mengetahui darimanakah ide Pancasila itu
muncul di permukaan bumi indonesia. Lalu apa arti dari Pancasila sebagai ideologi
nasional? Kumpulan nilai-nilai dari kehidupan lingkungan sendiri dan yang diyakini

ii
kebenarannya kemudian digunakan untuk mengatur masyarakat, inilah yang disebut
dengan ideologi.
Seperti yang dikatakan oleh Jorge Larrain bahwa ideology as a set of
beliefs yang berarti setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki suatu sIstem
kepercayaan mengenai sesuatu yang dipandang bernilai dan yang menjadi kekuatan
motivasional bagi perilaku individu atau kelompok. Nilai-nilai itu dipandang sebagai
cita-cita dan menjadi landasan bagi cara pandang, cara berpikir dan cara bertindak
seseorang atau suatu bangsa dalam memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.
2. Klasifikasi Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diklasifikasikan melalui :
a. Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, setiap ideologi mengandung di
dalamnya sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Nilai-
nilai itu akan merupakan cita-cita yang memberi arah terhadap perjuangan bangsa
dan negara.
b. Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya dengan
berbagai pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan menjadi kesepakatan
bersama dari suatu bangsa.
c. Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terus-menerus dan
menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam kesepakatan para pendiri
negara (the fouding father).
d. Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk melalui
pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah bersama, sehingga memberi
kekuatan motivasional untuk tunduk pada cita-cita bersama.
e. Sistem nilai itu telah memperoleh kekuatan konstitusional sebagai dasar negara
dan sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara.
3. Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi :
a. Dimensi Idealitas
Dimensi Idealitas artinya ideologi Pancasila mengandung harapan-harapan
dan cita-cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai masyarakat.
b. Dimensi Realitas
Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya
bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya, yang
menjadi milik mereka bersama dan yang tak asing bagi mereka.

ii
c. Dimensi normalitas
Dimensi normalitas artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat
mengikat masyarakatnya yang berupa norma-norma atauran-aturan yang harus
dipatuhi atau ditaati yang sifatnya positif.
d. Dimensi Fleksilibelitas
Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu mengikuti perkembangan
jaman, dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman, dapat mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi, bersifat terbuka dan demokratis.
4. Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai-nilai ini yang
merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan.
Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerokhanian yang didalamnya terkandung nilai-
nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, nilai vital, nilai
kebenaran (kenyataan), nilai estetis, nilai etis maupun nilai religius. Nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi bersifat objektif dan subjektif, artinya hakikat nilai-nilai
Pancasila adalah bersifat universal (berlaku dimanapun), sehingga dimungkinkan
dapat diterapkan pada negara lain. Jadi kalau ada suatu negara lain menggunakan
prinsip falsafah, bahwa negara berKetuhanan, berKemanusiaan, berPersatuan,
berKerakyatan, dan berKeadilan, maka Negara tersebut pada hakikatnya
menggunakan dasar filsafat dari nilai-nilai Pancasila.

ii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang
ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Ideologi secara
fungsional merupakan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang
masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Definisi memang penting. Itu
sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar: “Tanpa definisi, kita tidak akan pernah bisa
sampai pada konsep” Karena itu menurut beliau, sama pentingnya
dengan silogisme (baca : logika berfikir yang benar) bagi setiap proposisi (dalil atau
pernyataan) yang kita buat.
Karakteristik ideologi Pancasila merupakan ciri khas yang membedakannya dengan
ideologi yang lain. Karakteristik tersebut yang pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa
yang berarti pengakuan bangsa Indonesia akan eksistensi Tuhan sebagai pencipta dunia
dengan segala isinya. Kedua adalah penghargaan kepada sesama umat manusia apapun
suku bangsa dan bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, ketiga
adalah bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa, keempat adalah bahwa
kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem demokrasi
Pancasila sesuai dengan sila ke empat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kelima adalah Keadilan Sosial bagi

B. Saran
Penulis menyadari makalah ini terbatas dan banyak kekurangan untuk dijadikan
landasan kajian ilmu, maka kepada para pembaca agar melihat referensi lain yang terkait
dengan pembahasan makalah ini demi relevansi kajian ilmu yang akurat. Maka dari itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca sekalian, terima
kasih.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada penulis sehingga atas berkat dan rahmat serta
karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pancasila
Sebagai Ideologi Nasional” ini sesuai dengan waktu yang penulis rencanakan. Terima kasih
penulis sampaikan juga kepada dosen Pembimbing yang telah memberikan kesempatan bagi
penulis untuk mengerjakan tugas ini, sehingga penulis menjadi lebih mengerti dan memahami
tentang ideologi, tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
dalam upaya penyelesaian makalah ini baik mendukung secara moril maupun materil.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan, kekurangan dan
kehilapan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritik tetap penulis harapkan
demi perbaikan makalah ini kedepan. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih.

Bangko, November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ideologi....................................................................................... 2
B. Fungsi ideologi.............................................................................................. 3
C. Pengertian asal mula pancasila...................................................................... 3
D. Filsafat pancasila........................................................................................... 4
E. Pancasila sebagai ideologi nasional.............................................................. 5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................... 8
B. Saran.............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR PUSTAKA

Gb,Yuono dan Tata Iryanto. 1998.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Surabaya: Indah
Haryanto,Agus,Alex Suryanto. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra
Indonesia. Tanggerang: ESIS
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. 2001. Jakarta: Balai Pustaka
Syairbaini, Syahril. Drs.,M.A. 2002. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Ghalia Indonesia.

ii

Anda mungkin juga menyukai