Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA

Disusun oleh :
NURLITA SHOLATUL AINI 2011312028
ADINDA TRI KURNIA PUTRI 2011313001
DELFI SURYANI 2011312070
FADILAH RYZKI 2010252034

Dosen Pengampu :

Dr. Dahlil Marjon, SH. MH.

UNIVERSITAS ANDALAS
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seluruh negara-negara didunia ini pasti memiliki suatu landasan
atau dasar yang kita kenal dengan Ideologi. Karena ideolgi
merupakan merupakan dasar atau ide atau cita-cita negara tersebut
untuk semakin berkembang dan maju. Presiden dalam memimpin
bangsa Indonesia dia tidak bisa mengandal visi dan misinya sendiri
untuk mencapai cita-cita bangsa, oleh karena itu harus memiliki suatu
dasar atau landasan yang dapat dijadikan sebagai patokan. Ideologi
negara Indonesia adalah Pancasila, pancasila bukan Ideologi negara
bagi sebagian atau daerah-daerah tertentu saja tetapi menyuluruh,
terkadang perbedaan pendapat dalam mengartikan dasar negara
maka terjadilah pertikaian.
Dengan adanya pancasila, maka Indonesia akan memiliki tujuan
atau haluan dalam penyelenggaran kehidupan berbangsa dan
bernegara. Untuk itu, perlu kita untuk memahami apa itu nilai-nilai
dalam sila pancasila sebagai ideologi bangsa untuk menguatkan
implementasi nilai-nilai pancasila.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut.
a. Apa pengertian pancasila dan ideologi?
b. Apa pengertian pancasila sebagai ideologi?
c. Apa saja makna pancasila sebagai ideologi bangsa dan
negara?
d. Apa fungsi pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara?
e. Apa nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai idelogi?
f. Bagaimana perbandingan nilai ideologi pancasila dengan
ideologi lain?
g. Apa faktor fundamental dipilihnya pancasila sebagai ideologi
bangsa Indonesia?
h. Apa implementasi pancasila sebagai ideologi bangsa dan
Negara?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila dan Ideologi


Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara
Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca
berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia.Lima sendi utama penyusun Pancasila
adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4
Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.Meskipun
terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang
berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan
Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari
lahirnya Pancasila.
Secara etimologi dalam bahasa Sansekerta (Bahasa Brahmana
India), Pancasila berasal dari kata ‘Panca’ dan ‘Sila’. Panca artinya
lima, sila atau syila yang berarti batu sendi atau dasar. Kata sila bisa
juga berasal dari kata susila, yang berarti tingkah laku yang baik.
Jadi secara kebahasaan dapat disimpulkan bahwa Pancasila dapat
berarti lima batu sendi atau dasar. Atau dapat juga berarti lima
tingka laku yang baik.
Ideologi merupakan suatu ide atau gagasan. Kata ideologi
sendiri diciptakan oleh Antoine Destutt de Tracy pada akhir abad ke-
18untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap
sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala
sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi
dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat
Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang
dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama di balik
ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses
pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak
hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah
publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara
implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun
tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
Secara etimologi, ideologi berasal dari kata ‘idea’ yang berarti
gagasan, konsep, pengertian dasar dan cita cita, dan ‘logos’ yang
berarti ‘ilmu’. Kata ‘idea’ berasal dari kata bahasa Yunani ‘eidos’ yang
artinya ‘bentuk’. Di samping itu ada kata ‘idein’ yang artinya
‘melihat’. Maka secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan
tentang ide ide (the science of ideas) atau ajaran tentang
pengertian-pengertian dasar. Secara terminologi ideologi dapat
diartikan sebagai kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-
keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan
sistematis, yang menyangkut dan mengatur tingka laku sekelompok
manusia tertentu dalam berbagai bidang kehidupan. Jika diposisikan
sebagai sistem pemikiran (Syistem of Thought) maka ideologi terbagi
menjadi dua. Ideologi yang bersifat terbuka dan tertutup. Dalam
potretnya sebagai sebuah ideologi, Pancasila merupakan ideologi
yang terbuka, yang tidak kaku dan tertutup. Ini dimaksudkan bahwa
Pancasila mempunyai sifat yang aktual, dinamis, antisipatif dan
senantiasa mampu menyesuaikan perkembangan zaman.
B. Pengertian Pancasila sebagai Ideologi
Pengertian Pancasila sebagai ‘ideologi negara’ adalah nilai-nilai
yang terkandung di dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif di
dalam penyelenggaraan negara. Secara luas, pengertian Pancasila
sebagai ideologi Negara Indonesia adalah visi atau arah dari
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia,
yaitu terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai
kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan, serta
menjunjung tinggi nilai keadilan.
Pancasila sebagai ideologi berarti Pancasila merupakan
landasan/ide/gagasan yang fundamental dalam proses
penyelenggaraan tata pemerintahan suatu negara, mengatur
bagaimana suatu sistem itu dijalankan.visi atau arah dari kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan
yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan ,
kerakyatan serta nilai keadilan. visi atau arah dari kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan
yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan ,
kerakyatan serta nilai keadilan. seluruh warga negara Indonesia
menjadikan pancasila sebagai dasar sistem kenegaraan. seluruh
warga negara Indonesia menjadikan pancasila sebagai dasar sistem
kenegaraan.
Keputusan bangsa Indonesia mengenai Pancasila sebagai
ideologi negara tercantum dalam Ketetapan MPR Nomor 18 Tahun
1998 tentang Pencabutan dari Ketetapan MPR Nomor 2 Tahun 1978
mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan
Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada
Pasal 1 Ketetapan MPR tersebut menyatakan bahwa Pancasila
sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 adalah dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara. Dari ketetapan MPR tersebut dapat diketahui bahwa di
Indonesia kedudukan Pancasila adalah sebagai ideologi negara, selain
kedudukannya sebagai dasar negara.
Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti sebagai cita-cita
bernegara dan sarana yang mempersatukan masyarakat perlu
perwujudan yang konkret dan operasional aplikatif, sehingga tidak
hanya dijadikan slogan belaka. Dalam Ketetapan MPR tersebut
dinyatakan bahwa Pancasila perlu diamalkan dalam bentuk
pelaksanaan yang konsisten dalam kehidupan bernegara.
Pada awalnya, konsep Pancasila dapat dipahami sebagai
common platform atau platform bersama bagi berbagai ideologi
politik yang berkembang saat itu di Indonesia. Pancasila merupakan
tawaran yang dapat menjembatani perbedaan ideologis di kalangan
anggota BPUPKI. Pancasila dimaksudkan oleh Soekarno pada waktu
itu yaitu sebagai asas bersama agar dengan asas itu seluruh
kelompok yang terdapat di Indonesia dapat bersatu dan menerima
asas tersebut.
Menurut Adnan Buyung Nasution, telah terjadi perubahan fungsi
Pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila sebenarnya dimaksudkan
sebagai platform demokratis bagi semua golongan di Indonesia.
Perkembangan doktrinal Pancasila telah mengubahnya dari fungsi
awal Pancasila sebagai platform bersama bagi ideologi politik dan
aliran pemikiran sesuai dengan rumusan pertama yang disampaikan
oleh Soekarno menjadi ideologi yang komprehensif integral. Ideologi
Pancasila menjadi ideologi yang khas, berbeda dengan ideologi lain.
Pernyataan Soekarno ini menjadi jauh berkembang dan berbeda
dengan pernyataan yang disampaikan oleh Notonagoro. Beliau
melalui interpretasi filosofis memberi status ilmiah dan resmi tentang
ideologi bagi masyarakat Indonesia, yang pada mulanya Pancasila
sebagai ideologi terbuka sebuah konsensus politik menjadi ideologi
yang benar-benar komprehensif. Interpretasi ini berkembang luas,
masif, dan bahkan monolitik pada masa pemerintahan Orde Baru.
Pancasila dilihat dari sudut pandang politik merupakan sebuah
konsensus politik, yaitu suatu persetujuan politik yang disepakati
bersama oleh berbagai golongan masyarakat di Negara Indonesia.
Dengan diterimanya Pancasila oleh berbagai golongan dan aliran
pemikiran, maka mereka bersedia bersatu dalam negara kebangsaan
Indonesia. Dalam istilah politiknya, Pancasila merupakan common
platform masyarakat Indonesia yang plural. Sudut pandang politik ini
teramat penting untuk bangsa Indonesia sekarang ini. Jadi,
sebenarnya perkembangan Pancasila sebagai doktrin dan pandangan
dunia yang khas tidak menguntungkan kalau dinilai dari tujuan
mempersatukan bangsa.
Banyak para pihak yang sepakat bahwa Pancasila sebagai
ideologi negara merupakan kesepakatan bersama, common platform ,
dan nilai integratif bagi bangsa Indonesia. Kesepakatan bersama
bahwa pancasila sebagai ideologi negara inilah yang harus kita
pertahankan dan ditumbuhkembangkan dalam kehidupan bangsa
yang plural ini.
C. Makna Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Makna Pancasila sebagai Ideologi mengandung elemen sebagai
berikut
a. Sebagai cita-cita negara Ideologi Pancasila sebagai cita – cita
negara berarti bahwa nilai – nilai dalam Pancasila
diimplementasikan sebagai tujuan atau cita – cita dari
penyelenggaraan pemerintahan negara. Secara luas dapat
diartikan bahwa nilai – nilai yang terkandung dalam ideologi
Pancasila menjadi visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Visi atau arah yang dimaksud adalah
terwujudnya kehidupan yang berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa,
berperi kemanusiaan, menjunjung tinggi persatuan, pro rakyat,
serta adil dan makmur. Dengan begitu, sudah sewajarnya apabila
Pancasila diamalkan dalam seluruh aspek kehidupan. Akan tetapi,
contoh yang paling menggambarkan makna Pancasila sebagai
ideologi negara adalah dengan mengamalkan nilai Pancasila di
bidang politik. Contoh penerapan nilai–nilai pancasila dalam
bidang politik ada banyak sekali bentuknya. Sebagai contoh,
pemilihan umum yang dilakukan secara langsung, sebagai
perwujudan dari sila ke-empat.Dan juga, penetapan kebijakan –
kebijakan yang lebih mementingkan kepentingan rakyat dari pada
kepentingan pribadi atau golongan. Hal itu sesuai dengan
Pancasila sila kelima.
b. Sebagai nilai integratif bangsa dan negara Pancasila sebagai
ideologi negara yang diwujudkan dalam nilai integratif bangsa dan
negara membuat Pancasila menjadi sarana untuk menyatukan
perbedaan bangsa Indonesia. Nilai integratif Pancasila
mengandung makna bahwa Pancasila dijadikan sebagai sarana
pemersatu dalam masyarakat dan prosedur penyelesaian konflik.
Masyarakat Indonesia telah menerima Pancasila sebagai sarana
pemersatu, yang artinya sebagai suatu kesepakatan bersama
bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya disetujui sebagai
milik bersama. Pancasila dijadikan semacam social ethic dalam
masyarakat yang heterogen.
D. Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Fungsi pancasila sebagai ideologi terdiri dari beberapa elemen
antara lain sebagai berikut.
a. Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan
persatuan dan kesatuan itu. Fungsi ini sangatlah penting bagi
bangsa Indonesia karena sebagai masyarakat majemuk sering
kali terancam perpecahan.
b. Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
Pancasila memberi gambaran cita-cita bangsa Indonesia
sekaligus menjadi sumber motivasi dan tekad perjuangan
mencapai cita-cita, menggerakkan bangsa melaksanakan
pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.
c. Memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan
identitas bangsa. Pancasila memberi gambaran identitas
bangsa Indonesia, sekaligus memberi dorongan bagi nation and
character building berdasarkan Pancasila.
d. Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya
perwujudan cita-cita yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila menjadi ukuran untuk melakukan kritik mengenai
keadaan Bangsa dan Negara.
E. Nilai yang Terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi
a. Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa (Nilai Ketuhanan),
yaitu:
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan “roh”
sekaligus dasar dari keempat sila lainnya. Ketuhanan Yang
Maha Esa bermakna bahwa Bangsa Indonesia adalah Negara
yang monotheisme percaya terhadap Tuhan yang satu bukan
sebaliknya. Dengan kata lain, negara Indonesia berlandaskan
agama. Pancasila dengan sila pertamanya, adalah sebuah
falsafah yang sesuai dan bersahabat dengan agama. Oleh
karenanya, sudah seharusnya sebagai Insan yang beriman
dan bertakwa kepada Allah dengan mendirikan perintahnya
guna meningkatkan kesalehan kita. Kita sebagai bangsa
Indonesia udah sepatutnya menyadari realitas kemajemukan
Indonesia sebagai sebuah berkah dari Allah, yang perlu
dikembangkan dan dilestarikan. Keberagaman semestinya
tidak bersifat hierarkis, melainkan egaliter, dan oleh karena
itu berimplikasi pada nilai etis toleransi. Sebagai umat
beragama yang beriman dan bertakwa kepada Allah, sudah
semestinya kita menanamkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan,
kejujuran, dan kemuliaan dalam diri, sehingga meningkatkan
moral bangsa.
b. Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Nilai
Kemanusiaan)
Nilai yang terkandung dari sila kedua pancasila adalah
nilai kemanusiaan. Kemanusiaan yang dimaksud adalah
manusia yang adil dan beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai
keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan,
yang diwujudkan dalam semangat saling menghargai,
toleran, yang dalam perilaku sehari-hari didasarkan pada
nilai-nilai moral yang tinggi, serta untuk kepentingan
bersama. Dengan mengimplementasikan sila kedua ini
diharapkan bahwa permaslahan yang dialami bangsa saat ini
seperti tidak adanya toleransi, konflik antar golongan,
pengangguran, kemiskinan, mafia kasus, korupsi,
diskriminasi dan kesenjangan sosial, tindakan kekerasan,
baik secara vertikal maupun horizontal, dapat teratasi.
c. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia, yaitu:
Indonesia adalah Negara yang kaya akan keberagaman
suku, agama, bahasa, budaya, dan ras. Namun dengan
terbentuknya NKRI, dimulailah komitmen bersama untuk
terus membentengi keberagaman itu untuk mewujudkan
Indonesia yang maju, adil, dansejahtera. Itulah makna yang
terkandung dari sila persatuan Indonesia. Sesuai
dengankonstitusi tujuan negara ialah berkewajiban
memberikan perlindungan kepada segenap tumpah darah
Indonesia dan seluruh isinya dengan semangat persatuan
tersebut. Perlakuan yang sama pada seluruh warga
dimananapun berada haruslah dilakukan oleh pemerintah
tanpa memandang latar belakang suku, ras, budaya,
maupun agamanya. Warga negara dalam semangat
kebersamaan seharusnya melakukan tindakan yang tetap
menunjukkan sikap dan perbuatan yang NKRI untuk
kebahagiaan dan kemajuan bersama. Semangat persatuan
inilah yang harus terus dijaga agar NKRI tetap eksis, dan
dapat menjadi kuat karena terbangun dari jalinan
keberagaman yang harmonis.
d. Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, yaitu:
Konstitusi mengamanatkan untuk newujudkan negara
yang demokratis, yang mana kedaulatan diserahkan
sepenuhnya kepada rakyat. Nilai yang terkandung Sila
keempat pancasila adalah pedoman berdemokrasi Indonesia.
Namun bagaimana cara mengimplementasikan
demokrasiIndonesia masih dalam tahap pencarian identitas.
Sejak merdeka, Indonesia telah melalui be-berapa tahapan
demokrasi, yaitu demokrasi masa revolusi, demokrasi
parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi era orde baru
dan demokrasi era reformasi. Bagaimana dasar demokrasi
khas
Indonesia, dikemukakan oleh Soekarno di depan sidang
BPUPKI 1 Juni 1945. Soekarno berpidato, “… Dasar itu ialah
dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan.
Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang,
bukan negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya.
Tetapi kita mendirikan negara, „satu untuk semua‟, satu buat
semua, semua buat satu. Saya yakin bahwa syarat yang
mutlak untuk kuatnya negara Indonesia ialah per-
musyawaratan perwakilan” (Amin Arjoso ed. 2002, hal
25dalam Oetama, dkk). Dengan kata lain demokrasi
Indonesia adalah musyawarah mufakat. Namun, dalam
kenyataannya,pelaksanaan praktik politik di Indonesia belum
mengutamakan permusyawaratan untuk mufakat. Sebaliknya,
tren baru yang berkembang pada saat ini mengarah pada
demokrasi transaksional. Uang menjadi kekuatan dalam
menguasai politik, kelompok yang memiliki uang yang
berlimpah yang akan menguasai dan memenangkan
perpolitikan. Inilah yang pada akhirnya dikhawatirkan akan
memberikan negara kepada kendali suatu kelompok tertentu.
e. Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
yaitu:
Sila keadilan sosial mengandung makna bahwa setiap
warganegara diperlakukan sama tanpa adanya perbedaan
suku, ras, agama, bahasa, kaya dan miskin, maupun jabatan.
Semua warganegara harus diperlakukan adil oleh negara.
Perwujudan dari sila keadilan sosial ini dapat
berupapenegakan mukum dengan asas keadilan bukan
keuangan dan jabatan, tidak ada tekanan baik fisik maupun
mental terhadap rakyat, mendapatkan kehidupan yang
sejahterah atau terbebas dari kemiskinan, dan kebodohan,
serta dari tekanan pihak asing. Pemerintah berpihak kepada
rakyat yang harus dibela, bukan kepada golongan tertentu
yang mempunyai kepentingan. Itulah prinsip keadilan yang
terkandung dalam sila ke-lima. Namun sesungguhnya prinsip
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi anak
tangga pertama yang harus dipijak dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Keadilan dalam konteks aturan,
kebijakan, tindakan, dan perlakuan yang adil terhadap
rakyatnyadapat membuat masyarakat leluasa bermusywarah
dan bermufakat mencari solusi persoalan. Tegaknya keadilan
membuat bangsa akan lebih mudah dalam menyatukan
kekuatan untuk dapat mewujudkan kemakmurannya yang
bermartabat. Keadilan juga akan mempertebal rasa
kemanusiaan dan saling mencintai sesama ciptaan Tuhan.
Akhirnya keadilan dapat membuat setiap orang tenang
beribadah tanpa harus merasa terancam oleh kelompok lain
yang berbeda keyakinan.
F. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lain
Berikut beberapa perbandingan ideologi Pancasila dengan
ideologi lain dalambeberapa aspek, yaitu:
a. Politik Hukum
a) Pancasila
(a) Demokrasi Pancasila
Hukum untuk menjunjung tinggi keadilan
dan keberadaan individu dan masyarakat.
(b) Sosialisme
Demokrasi untuk kolektivitas, diutamakan
kebersamaan, masyarakat sama dengan negara.
(c) Komunisme
Demokrasi rakyat, berkuasa mutlak satu
parpol, hukum untuk melanggengkan komunis.
(d) Liberalisme
Demokrasi liberal, hukum untuk melindungi
individu, dalam politik mementingkan individu.
b) Ekonomi
(a) Pancasila
Peran negara ada untuk tidak terjadi
monopoli yang akan merugikan rakyat.
(b) Sosialisme
Peran negara kecil, kapitalisme,
monopolisme.
(c) Komunisme
Peran negara dominan, demi kolektivitas
berarti demi negara, monopoli negara.
(d) Liberalisme
Peran negara kecil, swasta mendominasi,
kapitalisme, monopolisme, persaingan bebas.
c) Agama
(a) Pancasila
Bebas memilih agama, agama harus
menjiwai dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
(b) Sosialisme
Agama harus mendorong berkembangnya
kebersamaan, diutamakan kebersamaan.
(c) Komunisme
Agama harus dijauhkan dari masyarakat,
atheis.
(d) Liberalisme
Agama urusan pribadi, bebas beragama
(memilih agama/atheis).
d) Pandangan Terhadap Individu Dan Masyarakat
(a) Pancasila
Individu diakui keberadaannya, hubungan
individu dan masyarakat dilandasi 3S (selaras, serasi,
dan seimbang).
(b) Sosialisme
Masyarakat lebih penting daripada individu.
(c) Komunisme
Individu tidak penting, masyrakat tidak
penting, kolektivitas yang dibentuk negara lebih
penting.
(d) Liberalisme
Individu lebih penting daripada masyarakat,
masyarakat diabdikan bagi individu.
e) Ciri Khas
(a) Pancasila
Demokrasi Pancasila, Bebas memilih agama.
(b) Sosialisme
Kebersamaan, akomodasi.
(c) Komunisme
Atheisme, Dogmatis, Otoriter, Ingkar HAM.
(d) Liberalisme
Penghargaan atas HAM, demokrasi, negara
hukum, menolak dogmatis
G. Faktor Fundamental dipilihnya Pancasila sebagai Ideologi
Bangsa dan Negara
Faktor yang mendasari dipilihnya pancasila sebagai ideologi
bangsa Indonesia adalah :
a) Proses sejarah bangsa Indonesia
b) Nilai-nilai pancasila sudah menjadi milik bangsa Indonesia
sejak dulu
c) Nilai-nilai pancasila mengandung nilai-nilai masa depan
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai nilai-nilai
keseimbangan hukum, yaitu nilai Ketuhanan (moral religius), nilai
kemanusiaan (humanisme), dan nilai kemasyarakatan
(nasionalisme dan keadilan sosial). Pertama, konsep Ketuhanan ini
tidaklah mengarah atau memihak kepada salah satu agama saja.
Konsep Ketuhanan ini dimaksudkan yaitu arah politik hukum harus
mengandung nilai-nilai universalitas yang bersifat keyakinan
(aqidah) atas sifat-sifat Ilahiyah yaitu; nilai-nilai keadilan,
persamaan, kemerdekaan, kebenaran, kasih saying, perlindungan,
kebersamaan, kejujuran, kepercayaan, tanggungjawab,
keterbukaan, keseimbangan, perdamaian dan lain-lainnya dari
beberapa nilai permanen di dalamnya. Kedua yaitu Nilai
Kemanusiaan (Humanisme) yang mempunyai maksud arah politik
hukum harus dapat memposisikan manusia tetap sebagai makhluk
yang memiliki hak-hak dasar yang melekat, yaitu; hak untuk
hidup, hak untuk memperoleh pendidikan, hak berkarya, hak
berserikat, hak berkeluarga, hak untuk mendapatkan
kebahagiaan, hak untuk berfikir, bersikap dan mengembangkan
potensi. Dua konsep awal tadi tidak lepas dari konsep yang
terakhir yaitu Nilai Kemasyarakatan (Nasionalisme dan keadilan
sosial). Nilai kemasyarakatan ini merupakan sebuah keniscayaan
adanya peran negara di dalam segala proses kehiduppan
berbangsa dan bernegara. Akan tetapi peran negara tersebut
bukanlah untuk negara, namun diperuntukkan bagi kesejahteraan
masyarakat yang didasarkan atas prinsip keadilan.
H. Implementasi Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Adapun pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara dapat dirinci dalam berbagai bidang
POLEKSOSBUDHANKAM sebagai berikut :
a) Implementasi Pancasila dalam bidang Politik
Pembangunan dan pengembangan bidang politik
harus mengilhami dasar ontologis manusia. Sebab
secara kenyataan objektif bahwa manusia adalah
sebagai subjek Negara, Karenanya kehidupan politik
harus benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat
dan martabat manusia. Pengembangan politik Negara
terutama dalam proses reformasi dewasa ini
mencerminkan kepada moralitas sebagaimana tertuang
dalam sila-sila Pancasila dan esensinya, sehingga
praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara
harus segera diakhiri.
b) Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang
kuatlah yang menang, sehingga lazimnya
pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan
bebas dan jarang mementingkan moralitas
kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila
yang lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu
ekonomi yang humanistic yang berorientasi pada
tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas,
(Mubyarto,1999). Pengembangan ekonomi bukan
hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi
kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat.
Maka sistem ekonomi Indonesia berdasarkan atas azas
kekeluargaan seluruh bangsa.
c) Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan
Budaya
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek
sosial budaya hendaknya disesuaikan atas sistem nilai
yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh
masyarakat. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia
melakukan reformasi di segala bidang kehidupan.
Sebagai anti-klimaks proses reformasi yakni sering
adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam masyarakat,
sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai
wilayah Indonesia terjadi berbagai gejolak yang sangat
meresahkan dan memprihatinkan seperti amuk massa
yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok
masyarakat satu dengan lainnya yang muaranya
adalah masalah politik. Oleh karena itu dalam
pengembangan nilai sosial budaya di era reformasi
dewasa ini semua pihak turut ambil bagian
mengangkat kembali nilai-nilai yang dimiliki bangsa
Indonesia sebagaimana nilai-nilai yang terkandung di
dalam Pancasila. Dalam prinsip etika pancasila pada
hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai
pancasila berlandaskan pada nilai yang bersumber
pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
yang berbudaya.
d) Implementasi Pancasila dalam bidang
Pertahanan dan Keamanan
Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu
masyarakat hukum. Demi tegaknya hakhak warga
negara maka diperlukan peraturan perundang-
undangan, baik dalam rangka mengatur ketertiban
warga negara maupun dalam rangka melindungi hak-
hak warga Negara. Pancasila sebagai dasar Negara
senantiasa menyesuaikan diri pada hakikat nilai
kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan
keamanan negara harus dikembalikan pada
kedudukannya seperti sediakala, agar tercapainya
harkat dan martabat manusia sebagai pendukung
pokok negara. Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab
merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan
negara. Pertahanan dan keamanan negara harus
mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila pancasila. Sehingga ungkapan yang
menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara berdasar
atas hukum, bukan berdasar atas kekuasaan belaka
dapat terwujud adanya.
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat kita tarik kesimpulan
yaitu sebagai berikut.
a. Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara
Indonesia.
b. Ideologi merupakan suatu ide atau gagasan.
c. Pancasila merupakan ideologi yang terbuka, yang tidak kaku dan
tertutup. Ini dimaksudkan bahwa Pancasila mempunyai sifat yang
aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan
perkembangan zaman.
d. Terdapat dua makna pancasila sebagai ideologi bangsa dan
negara yaitu sebagai cita-cita bangsa dan nilai intergratif
e. Fungsi pancasila antara lain mempersatukan bangsa,
membimbing dan mengarahkan bangsa, memberikan tekad untuk
memelihara dan mengembangkan identitas bangsa, serta
menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan
cita-cita bangsa.
f. Nilai yang terkandung dalam pancasila termaktub dalam lima sila
pancasila.
g. Perbandingan antara ideologi pancasila dengan ideologi lainnya
dapat dalam berbagai aspek seperti politik hukum, ekonomi,
agama dan pandangan individu terhadap masyarakat.
h. Faktor yang mendasari dipilihnya pancasila sebagai ideologi bangsa
antara lain, proses sejarah bangsa Indonesia, nilai-nilai pancasila
sudah menjadi milik bangsa Indonesia sejak dulu, nilai-nilai pancasila
mengandung nilai-nilai di masa depan.
i. Implementasi pancasila sebagai ideologi dapat dilihat dan
dipahami dalam berbagai aspek seperti politik, hukum, sosial
budaya dan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Amstrong Harefa 2001, IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAT


DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA. GUNUNGSITOLI :
IKIP

Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari. 2011. Dasar-dasar Politik Hukum.


Jakarta: Rajawali Pers.

Kaelan. 2013. Negara Kebangsaan Pancasila: Kultural, Historis, Filosofis,


Yuridis, dan Aktualisasinya . Yogyakarta: Paradigma

Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma

Kumawi Basyir dkk. Pancasila Dan Kewarganegaraan. Surabaya: Sunan


Ampel Press 2013.

Muhammad Chairul Huda. 2018. Meneguhkan Pancasila Sebagai Ideologi


Bernegara: Implemetasi Nilai-Nilai Keseimbangan dalam Upaya
Pembangunan Hukum di Indonesia. Salatiga : IAIN

Muzayin. 1992. Ideologi Pancasila (Bimbingan ke Arah Penghayatan dan


Pengamalan bagi Remaja). Jakarta: Golden Terayon Press

Oetojo Oesman. 1993. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa. Surabaya: Karya


Anda.

Yudi Latif. 2011. Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas


Pancasila. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai