Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ESSAY PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila


Dosen Pengampu : Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TAHUN 2022

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1


IBNU NUR CHOLIS (22511683)
MUHAMMAD RIZKY AL FIANSYAH (22511658)
RIFKI IRFAN NUR CAHYO (22511662)
SYAFIQ FATLULLOH (22511668)
SYAHRUL JAYA AMUNG RAGA (22511687)
URUQUL NADHIF ZACKY (22511672)
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya di dunia ini terdapat berbagai macam dasar negara yang membentuk
negara itu sendiri agar tetap berdiri kokoh, teguh, serta agar tidak terombang ambing oleh
persoalan yang muncul pada masa kini. Pada hakikatnya ideologi merupakan hasil refleksi
manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka
terdapat sesuatu yang bersifat dialektis antara ideologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak
membuat ideologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati
bentuk yang ideal. Idologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara,
namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya. Indonesia pun tak terlepas dari hal itu,
dimana Indonesia memiliki dasar negara yang sering kita sebut Pancasila. Pancasila sebagai
ideologi menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara dan karakteristik Pancasila
sebagai ideologi negara. Sejarah indonesia menunjukan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh
rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya
dalam mengejar kehidupan yang layak dan lebih baik, untuk mencapai masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur.Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam
masingmasing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila
merupakan pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia. Bahwasanya Pancasila yang telah
diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan
UndangUndang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah
diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga
yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia. Mempelajari
Pancasildalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus
diwijudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih
bermatabat dan berbudaya tinggi. Melalui makalah ini diharapkan dapat membantu kita dalam
berpikir lebih kritis mengenai arti Pancasila.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pancasila dan filsafat?
2. Apa karakteristik, prinsip prinsip serta hakikat Pancasila sebagai filsafat?
3. Pengertian Pancasila sebagai suatu filsafat?
4. Apa saja objek dari Pancasila?
5. Bagaimana Pancasila melalui pendekatan dasar ontologis,Epistemologis, serta
aksiologis?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pancasila dan Filsafat.
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Pancasila sebagai suatu filsafat.
3. Untuk mengetahui objek dari filsafat Pancasila
4. Untuk mengetahui dan memahami Pancasila melalui pendekatan dasar Ontologis,
5. Epistemologis, serta Aksikologis.
6. Untuk mengetahui hakekat dari Pancasila.

1.4 Manfaat
1. Seluruh lapisan masyarakat khususnya kaum muda Bangsa Indonesia dapat
2. memahami bagaimana arti penting dari pancasila sebagai filsafat.
3. Para pembaca diharapkan dapat mengamalkan seluruh ajaran dari pancasila.
4. Dapat memotivasi seluruh generasi muda agar lebih mencintai dasar negaranya
5. Dapat mendidik bagaimana seharusnya perilaku masyarakat dalam mengartikan,
memaknai, serta mengimplementasikan arti pancasila sebagai filsafat.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pancasila dan Filsafat
Pancasila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Panca yang artinya lima dan Sila
Yang artinya asas atau dasar. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang
Mempunyai lima sila, ibarat suatu bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Didirikan diatas suatu pondasi atau dasar yang dinamakan Pancasila yang terdiri dari
Lima dasar atau lima asas. Adapun pengertian Pancasila menurut para ahli, menurut
Notonegoro Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Indonesia, dapat disimpulkan
Bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan dapat
Menjadi pandangan hidup Bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang
Persatuan dan kesatuan serta pertahanan Bangsa dan Negara Indonesia. Selain menjadi
Dasar negara, sebagai etika, dan sebagai pandangan hidup, Pancasila juga sebagai sistem
Filsafat. Sebelumnya, Filsafat berasal dari bahasa Yunani “philein” yang berarti cinta
Dan “Sophia” yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat menurut asal katanya berarti
Cinta akan kebijaksanaan, atau mencintai kebenaran / pengetahuan. Secara sederhana,
Filsafat dapat diartikan sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari
Kebenaran yang sejati. Terdapat beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan
Fungsinya sebagaimana yang dikemukakan Titus, Smith & Nolan sebagai berikut:
1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam
Yang biasanya diterima secara tidak kritis. (Arti informal)
2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
Sikap yang sangat dijunjung tinggi. (Arti formal)
3) Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. (Arti
Komprehensif,
4) Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan
Konsep. (Arti analisis linguistik).
E. Pancasila sebagai suatu yang ada mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari
Dirinya sendiri.
F. Pancasila sebagai suatu realitas, artinya ada dalam diri manusia Indonesia dan
Masyarakatnya, sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup, dan
Berkembang dalam kehidupan sehari-hari.
2.2 Prinsip dan hakikat Pancasila sebagai filsafat

➔ Prinsip-prinsip

Pancasila ditinjau dari Kausalitas Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut:


1) Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan,
Dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam
Bangsa Indonesia sendiri.
2) Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya,
Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD '45 memenuhi syarat formal
(kebenaran formal);
3) Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan
Merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka; serta
4) Kausa Finalis. Maksudnya berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan
Diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi:

❖ Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.

❖ Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial;atu, yaitu kesatuan

Memiliki kepribadian sendiri.

❖ Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan bergotong royong.

❖ Adil, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang

Menjadi haknya.

➔ Hakikat

Hakikat nilai-nilai pancasila dijadikan pangkal tolak permasalahannya yang


Berwujud konsep pengalaman dengan bersifat objektif dan subjektif. Pengamalan secara
Objektif adalah pengamalan di bidang kehidupan kenegaraan atau kemasyarakatan
(berupa pasal-pasal UUD, ketetapan MPR, Undang-Undang Organik, dan
peraturanperaturan pelaksanaan lainnya. Pengamalan secara subjektif adalah pengamalan
yang
Dilakukan oleh manusia individu, baik sebagai pribadi, warga bermasyarakat, ataupun
Sebagai pemegang kekuasaan.
Dengan uraian yang merupakan penjabaran dari syarat-syarat filsafat yang
Ternyata cocok diterapkan kepada Pancasila, ini menunjukkan dan mengukuhkan bahwa
Pancasila benar-benar suatu sistem filsafat. Yaitu Sistem Filsafat Bangsa Indonesia,
Nama Indonesia ini ditambahkan karena objek materialnya seperti telah diutarakan di
Muka adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Yaitu digali dari buminya Indonesia, dari
Nenek moyang kita sejak lama, dari khasanah kehidupannya, dari kebiasaannya, adat
Istiadatnya, kebudayaannya, serta kepercayaan dan agama-agamanya.
2.3 Pancasila Sebagai Suatu Filsafat
Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil
Perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father kita, yang
Dituangkan dalam suatu sistem. Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian
Ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila. Pancasila sebagai sesuatu yang ada, maka
Dapat dikaji secara filsafat (ingat objek material filsafat adalah segala yang ada), dan
Untuk mengetahui bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat, maka perlu dijabarkan
Tentang syarat-syarat filsafat terhadap Pancasila tersebut, jika syarat-syarat sistem
Filsafat cocok pada Pancasila, maka Pancasila merupakan sistem filsafat, tetapi jika
Tidak maka bukan sistem filsafat. Sebelum itu pengertian dari sistem itu sendiri adalah
Suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur, komponen, atau variabel yang
Terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Sistem
Mempunyai ciri ciri, yaitu:
1. Suatu kesatuan bagian-bagian/unsur/elemen/komponen.
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan,
4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu (tujuan sistem).
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
Dari pengertian serta ciri ciri dari sistem itu sendiri, maka Pancasila sebagai
Suatu sistem filsafat juga harus menerapkan hal tersebut sebagai syarat bahwa Pancasila
Berperan sebagai suatu sistem filsafat, sehingga memiliki ciri ciri sebagai berikut, yaitu:
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan
Kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisahpisah
maka itu bukan Pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat
Digambarkan sebagai berikut:
A. Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5.
B. Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila
3, 4 dan 5;
C. Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai
Sila 4, 5;
D. Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai
Sila 5;
E. Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.
Dari situlah Pancasila bisa dikatakan sebagai suatu sistem filsafat, dimana
Pancasila menjadi satu kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila), tiap sila
Pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri, tiap sila pancasila tidak dapat berdiri
Sendiri dan tidak saling bertentangan, dan keseluruhan sila pancasila merupakan suatu
Kesatuan yang sistematis (majemuk tunggal). Membahas Pancasila sebagai filsafat
Berarti mengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasila yang bukan saja ditujukan
Pada bangsa Indonesia, melainkan juga bagi manusia pada umumnya.
2.4 Objek dari Filsafat Pancasila
Objek dari filsafat Pancasila itu sendiri dibagi menjadi 2, yaitu objek material
Dan objek formal. Yang pertama adalah objek material adalah segala yang ada dan
mungkin ada. Objek yang demikian ini dapat digolongkan ke dalam tiga hal, yaitu
Tuhan, manusia, dan alam semesta. Pancasila adalah suatu yang ada, sebagai dasar
Negara rumusannya jelas yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dari rumusan tersebut maka objek yang didapat adalah: Tuhan, manusia, satu,
Rakyat, dan adil. Dan dari kelima objek itu dapat dipersempit lagi ke dalam tiga saja,
Yaitu Tuhan, manusia dan alam semesta untuk mewakili objek satu, rakyat, dan adil,
Sebab hal-hal yang bersatu, rakyat dan keadilan itu berada pada alam semesta itu
Sendiri. Dengan demikian dari segi objek material Pancasila dapat diterima.
Kedua yaitu objek formal, yaitu hakikat dari segala sesuatu yang ada itu sendiri.
Melihat dari kelima objek kelima sila Pancasila itu, semuanya tersusun atas kata dasar
Dengan tambahan awalan ke/per dan akhiran an. Menurut ilmu bahasa, jika suatu kata
Dasar diberi awalan ke atau per dan akhiran an, maka akan menjadi abstrak (bersifat
Abstrak) benda kata dasar tersebut, lebih dari itu menunjukkan sifat hakikat dari
Bendanya. Misalnya kemanusiaan, maknanya adalah hakikat abstrak dari manusia itu
Sendiri, yang mutlak, tetap dan tidak berubah. Demikian juga dalam sila-sila Pancasila
Yang lainnya, yaitu ketuhanan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Khusus untuk
Persatuan, awalan per menunjukkan suatu proses menuju ke awalan ke yang nantinya
Diharapkan menjadi kesatuan juga. Dengan analisis penjabaran ini, maka Pancasila
Memenuhi syarat juga dalam hal objek formalnya.

2.5 Pancasila melalui Pendekatan Dasar Ontologis, Epistemologis, serta Aksiologis

➔ Pendekatan Dasar Ontologi

Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau
Tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika.
Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya
Untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima
Sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri, melainkan memiliki satu
Kesatuan dasar ontologis. Subjek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah
Manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang berketuhan Yang Maha Esa, yang
Berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang bersatu, yang berkerakyatan yang
Dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang
Berkeadilan sosial, yang pada hakikatnya adalah manusia. Sedangkan manusia sebagai
Pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak,
Yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani.

➔ Pendekatan Dasar Epistemologis

Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan,


Metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai
Filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu
Sistem pengetahuan. Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan
Sistem pengetahuan. Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam
Kedudukannya sebagai sistem pengetahuan. Dasar epistemologis Pancasila pada
Hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya, sehingga dasar
Epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang hakikat
Manusia. Pancasila sebagai suatu objek pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah
Sumber pengetahuan dan susunan pengetahuan Pancasila.

➔ Pendekatan Dasar Aksiologis

Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai
Pancasila. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat,
Dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori. Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem
Filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Nilai (value dalam Inggris) berasal dari kata Latin valere yang artinya kuat,
Baik, berharga. Dalam kajian filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang
dapat diartikan sebagai "keberhargaan" (worth) atau "kebaikan" (goodness). Nila-nilai
Dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan nilai dasar yang
Mendasari nilai instrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan
Masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Hakikat Pancasila merupakan satu kesatuan bulat utuh juga berarti: tiap sila merupakan
bagian tak terpisahkan dari keseluruhan sila yang lain. Tiap-tiap sila saling membatasi
dan sekaligus memperkaya/melengkapi serta menjiwai. Tanpa menjadi kesatuan dengan
yang lain, masing-masing sila kehilangan maknanya. Tanpa kesatuan bulat utuh
keseluruhan silanya, bukan Pancasila dasar negara Republik Indonesia. Kesatuan bulat
utuh itu merupakan ciri khusus, yang unik, hanya ada di Indonesia. Itulah sebabnya
Pancasila dapat disebut sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Tanpa ciri khusus atau
sifat khas itu tidak dapat disebut dengan kepribadian. Tiap-tiap sila sebagai aspek yang
terpisah dari yang lain dapat ditemukan pula di tempat, negara atau bangsa lain, tetapi
sebagai komponen dalam satu sistem bulat utuh hanya ada di Indonesia. Contoh
penjelasannya: Ketuhanan harus berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan dan
berkeadilan sosial; demikian seterusnya. Berketuhanan yang tidak berkemanusiaan,
bukanlah ketuhanan dalam makna Pancasila. Misalnya paham ketuhanan yang dianut
oleh kelompok teroris, walaupun ”disahkan” oleh ajaran agamanya. Ketuhanan yang
tidak berpersatuan, juga bukan ketuhanan dalam makna Pancasila, karena bertentangan
dengan nilai-nilai ketuhanan dalam Pancasila (Perhatikan makna sila-sila dalam Pancasila
pada Bab lain!). Misalnya, orang beragama yang tidak bersikap toleran terhadap agama
lain. Perhatikan ilustrasi berikut ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari apa yang telah dijelaskan di atas, Pancasila merupakan kesatuan yang tidak
bisa dipisahkan, karena dalam masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat atau
dipindah. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan
negara Indonesia. Dan filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan karena memiliki
logika, metode dan sistem.Pancasila dikatakan sebagai filsafat dikarenakan pancasila
merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu
kita, yang kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang tepat, dimana pancasila
memiliki hakekatnya tersendiri yang terbagi menjadi lima sesuai dengan kelima sila-
silanya tersebut. Adapun yang mendasari Pancasila adalah dasar Ontologist (Hakikat
Manusia), dasar Epistemologis (Pengetahuan), dasar Aksiologis (Pengamalan Nilai-
Nilainya)

3.2 Saran
Saran yang dapat dipetik dari materi ini adalah agar seluruh masyarakat
mengetahui seberapa penting Pancasila dan dapat mengamalkan nilai-nilai sila dari
pancasila dengan baik & benar, serta tidak melecehkan arti penting pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
https://amp-tirto-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.tirto.id/pengertian-pancasila-
sebagai-sistem-filsafat-makna-penjelasannya-grQe?
amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16703304256750&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Ftirto.id%2Fpengertian-pancasila-
sebagai-sistem-filsafat-makna-penjelasannya-grQe
https://www.erisamdyprayatna.com/2021/12/pengertian-karateristik-dan-
prinsip.html?m=1
https://123dok.com/article/objek-filsafat-pancasila-pancasila-sebagai-sistem-
filsafat.yngo4lek
https://www.studocu.com/id/document/universitas-hasanuddin/pancasila/
pancasila-sebagai-sistem-filsafat-landasan-ontologis-epistemologis-dan-aksiologis-
filsafat-pancasila/17728305

Anda mungkin juga menyukai