Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA


DAN BERMASYARAKAT

Disusun Oleh:

Kelompok 5

1. Andi Waruwu
2. Annisa Sabrina
3. Cindy Lidya Astari
4. Hutari Husna Fadilah
5. Nabilla Syaherli

Dosen Pengampu

Dr. Fatmariza,M,Hum

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Pertama – tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Dalam Kehidupan Bernegara dan Bermasyarakat”
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Pancasila, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Fatmariza,M,Hum, selaku dosen mata
kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami
pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan. Akhir kata kami sampaikan terima kasih.
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PadaumumyadiduniainiterdapatberbagaimacamDasarNegarakamuang menyokongnegara
itu sendiri Agar tetap berdirSaya kokoh, teguh, serta agar-agar tidak terombang ambing
oyamasalah yang muncul pada masa kini. Pada hakikatnya ideologi merupakan hasil
ulangfleksibelmanusia terima kasih kemampuannya mengadakan jarak terhadaP dunia
kehidupannya. Makaterdapat Itu adalah suatu hal kamuang Bsifat dialektis antara ideologi
dengan masyarat negara. Di suatupihak membuat ideologi semakin realistis dan pihak yang lain
mengemudi masyarakatmendekati bentuk yang ideal. ideologi mewakili cara berpikir
masyarakat, bangsa dan Negara manapun. Namun juga membentuk Masyarakat menuju cita-
citanya. Indonesia tak terlepas dari hal itu, dimana Indonesia memiliki dasar Negara yang sering
kita sebut Pancasila. Pancasila sebagai ideologi menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai
ideologi negaradan karakteristik Pancasila sebagai ideologi Negara. Sejarah Indonesia
menunjukkan bahwa Pancasila adalah jiwa keseluruhan rakyat Indonesia, yang memberi
kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia.

Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam masing-masing-
masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat padaau dipindah. Bagi Bangsa Indonesia,
Pancasilamerupakan pandangan hidupbangsa dan negaraIndonesia.Bahwasanya Pancasila yang
tyaditerima dan ditetapkan sebagai dasar negara misalnya tercantum dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji
kebenaran, kemampuandan kesaktiaanya, sehingga tak ada satu kekuatan dimanapun juga yang
mampu memecah Pancasila dari kehidupan bangsaIndonesia.MempelajariPancasila LebiHdalam
menjadikan perlengkapanA sadar sebagai bangsa Indonesia kamuang memiliki jati diri yaN
harusdiwijudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untinggris menunjukkan identitas
bangsakamudan lebihbermatabat dan berbudaya tinggi. Melalui makalah inidiharapkan dapat
membantu kitadalamberpikir lebih kritis mengenai arti Pancasila

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Pancasila dan Filsafat ?


2. Bagaimana pengertian Pancasila sebagai suatu filsafat?
3. Apa saja objek dari filsafat Pancasila?
4. Bagaimana Pancicasila melalui pendekatan Dasar Ontoloya, Epistemologis, serta
Aksikologis?
5. Apa hakekat dari Pancasila?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Pancasila dan Filsafa T.


2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Pancasila sebagai suatu filsafat.
3. Untuk mengetahui objek dari filsafat Pancasila
4. Untuk mengetahui dan memahami Pancasila melalui Pendekatan dasar
Ontologis,Epistemologis, serta Aksikologis.
5. Untuk mengetahui hakekat dari Panca sila.

D. Manfaat

1. Seluruh lapisan masyarakat khususnya kaum muda bangsa Indonesia dapatmemahami


betapa pentingnya arti dari pancasila sebagai filsafat.
2. Para pembaca yang diharapkan dapat menga malkan seluruh ajaran pancasila.
3. Dapat memotivasi seluruh generasi muda agar lebih mencintai dasar negaranya
4. Dapat mendidik Bagaimana bagaimana seharusnya perilaku maskamuarakat dalam
mengartikan,memaknai, serta mengimplementasikan arti pancasila sebagai filsafat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pancasila dan filsafat


Pancasila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Panca yang artinya lima dan Sila
yang artinya asas atau dasar. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang mempunyai lima
sila, ibarat suatu bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia didirikan diatas suatu pondasi
atau dasar yang dinamakan Pancasila yang terdiri dari lima dasar atau lima asas. Adapun
pengertian Pancasila menurut para ahli, menurut Notonegoro Pancasila merupakan dasar falsafah
Negara Indonesia, dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi
negara yang diharapkan dapat menjadi pandangan hidup Bangsa Indonesia sebagai dasar
pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta pertahanan Bangsa dan Negara Indonesia.
Selain menjadi dasar negara, sebagai etika, dan sebagai pandangan hidup. Pancasila juga sebagai
sistem filsafat. Sebelumnya, Filsafat berasal dari bahasa Yunani "philein" yang berarti cinta dan
"Sophia" yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat menurut asal katanya berarti cinta akan
kebijaksanaan, atau mencintai kebenaran/pengetahuan. Secara sederhana, filsafat dapat diartikan
sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran yang sejati. Terdapat
beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan fungsinya sebagaimana yang dikemukakan
Titus, Smith & Nolan sebagai berikut:

1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam
yang biasanya diterima secara tidak kritis. (Arti informal)
2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikap yang sangat dijunjung tinggi. (Arti formal)
3) Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. (Arti Komprehensif)
4) Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep.
(Arti analisis lingustik)
5) Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat perhatian manusia
dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (Arti aktual- fundamental).

Jadi pancasila merupakan filsafat Negara yang lahir collective ideologie (cita- cita bersama) dari
seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat, karena pancasila merupakan hasil
perenungan jiwa dengan mendalam yang dilakukan oleh para pendiri bangsa Indonesia,
kemudian dituangkan dalam suatu system yang tepat.

B. Karakteristik, Prinsip-prinsip serta Hakikat Pancasila sebagai Filsafat


1. Karakteristik pancasila sebagai filsafat
Sebagai filsafat, pancasila mempunyai karakteristik sistem filsafat tersendiri yang berbeda
dengan filsafat lainnya, diantaranya:
a. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dengan pengertian lain,
apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan
pancasila.
b. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak bertentangan antara satu dengan yang lain.
c. Susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh dapat dapat digambarkan sebagai
berikut:

 Sila 1, meliputi, mendasari, dan menjiwai: sila 2, 3, 4, dan 5.


 Sila 2, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1. serta mendasari dan menjiwai sila 3,4, dan 5,
 Sila 3, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan menjiwai; sila 4 dan 5.
 Sila 4. diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3. serta mendasari dan menjiwai sila 5.
 Sila 5, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.

d. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/primer.


e. Pancasila sebagai suatu yang ada mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari dirinya sendiri.
f. Pancasila sebagai suatu realitas, artinya ada dalam diri manusia Indonesia dan masyarakatnya,
sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan
sehari-hari.

2. Prinsip-prinsip pancasila sebagai filsafat


Pancasila ditinjau dari Kausalitas Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan. dalam hal ini
Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
2) Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila yang ada
dalam pembukaan UUD 45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal);
3) Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan
Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka; serta
4) Kausa Finalis. maksudnya berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan diusulkannya
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi:

 Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.


 Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial;atu, yaitu kesatuan memiliki
kepribadia sendiri.

 Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan bergotong royong.
 Adil, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
3. Hakikat pancasila sebagai filsafat
Hakikat nilai-nilai pancasila dijadikan pangkal tolak permasalahannya yang berwujud konsep
pengalaman dengan bersifat objektif dan subjektif. Pengamalan secara objektif adalah
pengamalan di bidang kehidupan kenegaraan atau kemasyarakatan (berupa pasal-pasal UUD,
ketetapan MPR, Undang-Undang Organik. dan peraturan- peraturan pelaksanaan lainnya.
Pengamalan secara subjektif adalah pengamalan yang dilakukan oleh manusia individu, baik
sebagai pribadi, warga bermasyarakat, ataupun sebagai pemegang kekuasaan.

Dengan uraian yang merupakan penjabaran dari syarat-syarat filsafat yang ternyata cocok
diterapkan kepada Pancasila, ini menunjukkan dan mengukuhkan bahwa Pancasila benar-benar
suatu sistem filsafat. Yaitu Sistem Filsafat Bangsa Indonesia, nama Indonesia ini ditambahkan
karena objek materialnya seperti telah diutarakan di muka adalah dari bangsa Indonesia sendiri.
Yaitu digali dari buminya Indonesia, dari nenek moyang kita sejak lama, dari khasanah
kehidupannya, dari kebiasaannya, adat istiadatnya, kebudayaannya, serta kepercayaan dan
agama-agamanya.

C. Pancasila Sebagai Suatu filsafat


Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan
jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father kita, yang dituangkan dalam suatu
sistem. Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari
Pancasila. Pancasila sebagai sesuatu yang ada, maka dapat dikaji secara filsafat (ingat objek
material filsafat adalah segala yang ada), dan untuk mengetahui bahwa Pancasila sebagai sistem
filsafat, maka perlu dijabarkan tentang syarat-syarat filsafat terhadap Pancasila tersebut, jika
syarat-syarat sistem filsafat cocok pada Pancasila, maka Pancasila merupakan sistem filsafat,
tetapi jika tidak maka bukan sistem filsafat. Sebelum itu pengertian dari sistem itu sendiri adalah
suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur, komponen, atau variabel yang terorganisasi,
saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Sistem mempunyai ciri ciri,
yaitu:1. Suatu kesatuan bagian-bagian/unsur/elemen/komponen.
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan,
4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu (tujuan sistem).
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks

Dari pengertian serta ciri ciri dari sistem itu sendiri, maka Pancasila sebagai suatu sistem
filsafat juga harus menerapkan hal tersebut sebagai syarat bahwa Pancasila berperan sebagai
suatu sistem filsafat, sehingga memiliki ciri ciri sebagai berikut, yaitu:

1. . Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain,
apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan
Pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai
berikut:
a. Sila 1. meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2.3.4 dan 5.
b. Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3,4 dan 5
c. Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5
d. Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5
e. Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

Dari situlah Pancasila bisa dikatakan sebagai suatu sistem filsafat, dimana Pancasila
menjadi satu kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila), tiap sila pancasila mempunyai
fungsi sendiri-sendiri, tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan,
dan keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis (majemuk tunggal).
Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep kebenaran
Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga bagi manusia pada
umumnya.

D. Objek dari Filsafat Pancasila


Objek dari filsafat Pancasila itu sendiri dibagi menjadi 2, yaitu objek material dan
objek formal. Yang pertama adalah objek material adalah segala yang ada dan mungkin ada.
Objek yang demikian ini dapat digolongkan ke dalam tiga hal, yaitu Tuhan, manusia, dan alam
semesta. Pancasila adalah suatu yang ada, sebagai dasar negara rumusannya jelas yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dari rumusan tersebut maka objek yang didapat adalah: Tuhan, manusia, satu. rakyat, dan adil.
Dan dari kelima objek itu dapat dipersempit lagi ke dalam tiga saja, yaitu Tuhan, manusia dan
alam semesta untuk mewakili objek satu, rakyat, dan adil, sebab hal-hal yang bersatu, rakyat dan
keadilan itu berada pada alam semesta itu sendiri. Dengan demikian dari segi objek material
Pancasila dapat diterima.

Kedua yaitu objek formal, yaitu hakikat dari segala sesuatu yang ada itu sendiri. Melihat dari
kelima objek kelima sila Pancasila itu, semuanya tersusun atas kata dasar dengan tambahan
awalan ke/per dan akhiran an. Menurut ilmu bahasa, jika suatu kata dasar diberi awalan ke atau
per dan akhiran an, maka akan menjadi abstrak (bersifat abstrak) benda kata dasar tersebut, lebih
dari itu menunjukkan sifat hakikat dari hendanya. Misalnya kemanusiaan, maknanya adalah
hakikat abstrak dari manusia itu sendiri, yang mutlak, tetap dan tidak berubah, Demikian juga
dalam sila-sila Pancasila yang lainnya, yaitu Ke Tuhanan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Khusus untuk persatuan, awalan per menunjukkan suatu proses menuju ke awalan ke yang
nantinya diharapkan menjadi kesatuan juga. Dengan analisis penjabaran ini, maka Pancasila
memenuhi syarat juga dalam hal objek formalnya.

E. Pancasila melalui Pendekatan Dasar Ontologis, Epistemologis, serta Aksiologis


1. Pendekatan Dasar Ontologi
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau
tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Secara
ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui
hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah
merupakan asas yang berdiri sendiri, melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis. Subjek
pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa
yang berketuhan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang bersatu,
yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial, yang pada hakikatnya adalah
manusia. Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis
memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan
rohani.

2. Pendekatan Dasar Epistemologis


Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan. metode,
dan validitas ilmu pengetahuan. Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Pancasila
harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.
Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar
ontologisnya, sehingga dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep
dasarnya tentang hakikat manusia, Pancasila sebagai suatu objek pengetahuan pada hakikatnya
meliputi masalah sumber pengetahuan dan susunan pengetahuan Pancasila.

3. Pendekatan Dasar Aksiologis


Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai
Pancasila. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos
yang artinya pikiran, ilmu atau teori. Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki
satu kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Nilai (value
dalam Inggris) berasal dari kata Latin valere yang artinya kuat. baik, berharga. Dalam kajian
filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang dapat diartikan sebagai "keberhargaan"
(worth) atau "kebaikan" (goodness). Nila-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai
moral merupakan nilai dasar yang mendasari nilai instrumental dan selanjutnya mendasari semua
aktivitas kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
E. Penerapan pancasila dalam sistem filsafat

Pancasila adalah falsafah yang merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa Indonesia yang
sesuai dengan kultur bangsa Indonesia. Pendidikan karakter memang seharusnya diambil dari
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas,
berperilaku baik, mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai
warga negara yang baik serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Filsafat pendidikan Pancasila sebagai ruh dari sistem pendidikan nasional di Indonesia harus
benar-benar dihayati sebagai sumber nilai dan rujukan dalam perencanaan strategis dibidang
pendidikan di Indonesia. Filsafat Pendidikan Pancasila harus diimplementasikan secara nyata
dan konsisten agar pembangunan manusia Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam cita-
cita besar bangsa Indonesia dapat tercapai dengan prinsip-prinsip dasar dari nilai Pancasila yaitu
prinsip religiusitas, perwujudan dan penghargaan atas nilai kemanusiaa, berpegang teguh pada
jiwa persatuan sebagai bangsa, semangat menghargai perbedaan dan penghormatan pada
kehidupan yang demokratis serta perwujudan nilai-nilai keadilan, yang semuanya harus
terwujudkan melalui proses pendidika yang bermartabat.

Kita sebagai warga negara dan bagian dari NKRI mampu menerapkannya dalam kehidupan
bermasyarakat. Diharapkan masyarakat tak melupakan nilai pancasila karena pada hakikatnya
pancasila selalu mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila adalah system filsafat dasar yang mendasari kehidupan bernegara dan
bermasyarakat di Indonesia. Dalam konteks ini, kita dapat menarik beberapa kesimpulan
penting tentang peran pancasila sebagai system filsafat. Yang pertama yaitu dalam
pandangan dunia dan kehidupan,pancasila menyediakan pandangan dunia yang
komprehensif,menintegrasikan nilai-nilai sosial,politik,agama,dan budaya dalam satu
kesatuan. Ini mencerminkan keragaman budaya dan agama di Indonesia dan menjadi
dasar bagi kehidupan beragama,berbangsa dan bernegara. Prinsip-prinsip dasar,prinsip ini
menjadi pedoman utama dalam penyusunan undang-undang ,kebijakan pemerintah,dan
norma-norma sosial. Pancasila sebagai identitas nasional,pancasila adalah bagian integral
dari identitas nasional Indonesia. Ini menciptakan rasa persatuan dan kebangsaan diantara
warga Negara,terlepas dari perbedaan latar belakang agama,etnis,dan budaya.
Pancasila adalah system filsafat yang mendalam yang berfungsi sebagai dasar
ideologis bagi Negara Indonesia. Ini membentuk identitas nasional,mengarahkan
pembangunan,dan memberikan landasan nilai-nilai moral dan etika bagi masyarakat.
Pancasila memainkan peran kunci dalam memelihara persatuan,menjunjung tinggi hak
asasi manusia,dan mencapai tujuan pembangunan sosial dan ekonomi Negara ini.

DAFTAR PUSTAKA

Pasaribu, R.B.F. (2013). Pancasila sebagai Sistem Filsafat


28 November 2021,
Safitri. Rada, Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Makalah.

Semadi, Yoga Putra. “Filsafat Pancasila dalam pendidikan di Indonesia menuju bangsa
berkarakter.” Jurnal Filsafat Indonesia 2.2 (2019): 82-89.

Sutono, Agus. “Meneguhkan Pancasila sebagai filsafat pendidikan nasional.” CIVIS:


Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan 5.1 (2015).

Sutrisna, Budi. (2006). Teori Kebenaran Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu.
Jurnal Filsafat.

Anda mungkin juga menyukai