Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

OLEH:
KELOMPOK 8

1. Muhammad Alfarizi (2204030061)


2. Muhamad Aep Saefulloh (2204030070)
3. Muhammad Ferdi Arsyinata (2204030071)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH-YUSUF
TANGERANG
2022

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Pendidikan Pancasila, dengan judul “Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.”
Dalam penulisan makalah ini, tentu kami tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan kedepannya.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan semoga materi yang ada dalam makalah ini
dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Tangerang, 18 November 2022

Kelompok 8
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar falsafah negara Indonesia, sebagaimana tercantum dalam


pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga negara Indonesia wajib mempelajari,
menghayati, meneliti dan menerapkan nilai-nilai pancasila dalam segala bidang kehidupan.
Dalam kehidupan bangsa Indonesia, diakui bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan falsafah
hidup atau visi yang berkembang dalam sosial budaya Indonesia. Nilai-nilai pancasila dianggap
sebagai nilai atau intisari budaya bangsa yang mendasar dan unggul. Oleh karena itu, nilai ini
merupakan jiwa dan kepribadian suatu bangsa. Dengan mendasarnya nilai ini dalam menjiwai
dan penciptaan identitas, wajar untuk mengakui nilai filosofi Pancasila.
Pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena tidak dapat diubah
atau dialihkan dalam peraturan apapun. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila adalah pedoman
hidup bangsa dan negara Indonesia. Bahwa Pancasila yang dinyatakan sebagai dasar negara
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah kepribadian dan pandangan hidup
bangsa yang telah diuji kebenaran, kesanggupan, dan kesaktiannya, sehingga tidak ada
kekuatan yang dapat memisahkan Pancasila dari kehidupan rakyat Indonesia. Kajian Pancasila
yang lebih dalam menyadarkan kita bahwa kita adalah bangsa Indonesia yang beridentitas dan
ini harus diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjukkan jati diri bangsa yang
lebih kuat, bermartabat dan canggih. Dengan adanya makalah ini, kami berharap dapat
membantu kita berpikir lebih kritis tentang makna pancasila.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Filsafat?
2. Apa Pengertian Filsafat Pancasila?
3. Bagaimana Pancasila sebagai Sistem Filsafat?
4. Apa Hakikat Nilai-Nilai Sila Pancasila sebagai Sistem Filsafat?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian tentang Filsafat.
2. Mengetahui pengertian tentang Filsafat Pancasila.
3. Mengetahui Pancasila sebagai sitem Filsafat.
4. Mengetahui Hakikat Nilai-Nilai dalam Sila Pancasila sebagai sistem Filsafat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat

Pengertian menurut arti katanya, kata filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Yunani “Philosophia” terdiri dari kata Phile artinya Cinta dan Sophia artinya
Kebijaksanaan. Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta artinya hasrat yang besar atau
yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati
atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh
akan kebenaran sejati.
Ada dua cakupan dari pengertian filsafat, yaitu:
1. Filsafat sebagai Produk mencakup :
 Filsafat sebagai jenis Pengetahuan, ilmu, konsep-konsep, pemikiran-pemikiran
(rasionalisme, materialisme, pragmatisme)
 Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil
dari aktivitas berfilsafat. Manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari suatu
persoalan yang bersumber pada akal manusia.
2. Filsafat sebagai suatu Proses mencakup:
 Filsafat sebagai suatu proses, dalam hal ini filsafat diartikan dalam bentuk suatu
aktivitas berfilsafat dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan
menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknya.

Filsafat secara umum dapat dipahami sebagai ilmu yang menyelidiki hakekat segala
sesuatu untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki, karena filsafat telah mengalami
perkembangan yang cukup lama, yang tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ruang,
waktu, keadaan dan manusia. Untuk itu antara lain terdapat berbagai pendapat tentang pengertian
filsafat yang memiliki kekhususan tersendiri.
 Berfilsafat Rationalisme mengagungkan akal
 Berfilsafat Materialisme mengagungkan materi
 Berfilsafat Individualisme mengagungkan individualitas
 Berfilsafat Hedonisme mengagungkan kesenangan
2.2 Pengertian Filsafat Pancasila

Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan gagasan yang dapat menjadi
substansi dan isi pembentuk ideologi pancasila yang mendasar dan menyeluruh. Filsafat
Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang
Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila
dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil renungan jiwa yang
mendalam, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani). Filsafat Pancasila
memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila (Notonagoro)

2.3 Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1. Pengertian “Sistem”
“Sistem” memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Suatu kesatuan bagian-bagian/unsur/elemen/komponen,
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri,
3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan,
4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu (tujuan sistem),
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore & Voich, 1974).
2. Pancasila sebagai suatu “Sistem”:
1. Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila),
2. Tiap sila pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri,
3. Tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiridan tidak saling bertentangan,
4. Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis (majemuk tunggal)

Berfilsafat Pancasila berarti mengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasila yang


ditujukan tidak hanya untuk rakyat Indonesia tetapi untuk masyarakat pada umumnya.Pengertian
filosofis meliputi ruang lingkup atau aspek penelitian ontologis, epistemologis dan aksiologis.
Ketiga bidang ini dapat dilihat sebagai universalitas yang komprehensif.
1. Landasan Ontologis Pancasila
Menurut Aristoteles, Ontologi adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau
tentang keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Bidang
ontologi menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan keberadaan) manusia,
benda, alam semesta (kosmologi), metafisika. Secara ontologis, penyelidikan Pancasila
sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari
sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah asas yang
berdiri sendiri, melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
2. Landasan Epitemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan,
metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber
pengetahuan,proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu
pengetahuan. Epistemologi adalah ilmu tentangteori terjadinya ilmu atau science of
science.Menurut Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam
epistemologi, yaitu:
1. Tentang sumber pengetahuan manusia;
2. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;
3. Tentang watak pengetahuan manusia.

Secara epistemologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai


upaya pencarian hakikat Pancasila sebagai sistem pengetahuan. Pancasila sebagai
sistem filsafat pada hakekatnya adalah sistem pengetahuan. Artinya, Pancasila telah
menjadi sistem kepercayaan, sistem cita-cita, menjadi suatu ideologi. Oleh karena itu,
Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas, terutama dalam posisinya sebagai sistem
informasi. Landasan epistemologis Pancasila secara mendasar tidak dapat dipisahkan
dari landasan ontologisnya, sehingga landasan epistemologis Pancasila sangat erat
kaitannya dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia. Komposisi pengetahuan
pancasila. Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan pada hakikatnya meliputi
masalah sumber pengetahuan dansusunan pengetahuan Pancasila.
 Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana telah dipahami bersama
adalah nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut
merupakan kausa materialis Pancasila.
 Tentang susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan,maka Pancasila
memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila
Pancasila maupun isi arti dari sila-sila Pancasila itu. Susunan kesatuan sila-
sila Pancasila adalah bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal.
3. Landasan Aksiologis Pancasila
Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat,
dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori. Aksiologi adalah teori nilai, yaitu
sesuatu yang diinginkan, disukai atau baik. Bidang yang dikaji adalah hakikat nilai,
kriteria nilai dan status nilai metafisik. Nilai (Value, dalam bahasa Inggris) berasal dari
kata latin valere yang berarti kuat, baik, berharga. Dalam kajian filsafat mengacu pada
sesuatu yang bersifat abstrak yang dapat diartikan sebagai “nilai” atau “kebaikan”
(goodness). Nilai adalah sesuatu yang berguna, Nilai juga mencakup harapan akan
sesuatu yang diinginkan, Nilai adalah kemampuan yang diyakini suatu benda untuk
menyenangkan orang. Nilai adalah properti atau kualitas yang terkait dengan seseorang
adalah suatu objek. Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai,
yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
1. Nilai dasar adalah prinsip-prinsip yang kita terima sebagai sesuatu yang mutlak,
benar atau tidak dapat dibantah. Nilai dasar pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai sosial dan nilai keadilan.
2. Nilai instrumental adalah nilai yang berupa norma sosial dan norma hukum, yang
kemudian mengkristal dalam peraturan dan mekanisme lembaga negara.
3. Nilai praktis adalah nilai yang benar-benar kita laksanakan menjadi kenyataan.
Nilai ini menjadi tolok ukur apakah nilai dasar dan instrumental benar-benar
hidup dalam masyarakat.

Nilai-nilai pancasila, termasuk nilai etika atau nilai moral, merupakan nilai dasar
dibalik nilai-nilai instrumental dan tetap melandasi seluruh aktivitas kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Secara aksiologis, bangsa Indonesia adalah pendukung nilai-nilai Pancasila, yaitu
bangsa yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang
berkerakyatan dan berkeadilan sosial.Mengenali, menerima dan menghayati nilai-nilai
pancasila tercermin dalam sikap, perilaku dan perbuatan bangsa Indonesia dengan cara
yang mencerminkan ciri khas bangsa Indonesia.
2.4 Hakikat Nilai-Nilai Sila Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Hakikat nilai-nilai sila pancasila sebagai sistem filsafat adalah sebagai berikut:
1. Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa): Keyakinan bahwa mempercayai akan adanya
Tuhan adalah prinsip utama yang menjadi dasar tanggung jawab.
2. Sila Kedua (Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab): Sifat lahiriah manusia, bahwa
manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sebagai individu. Berperikemanusiaan
dan berperilaku baik sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
3. Sila ketiga (Persatuan Indonesia): Semangat kebangsaan, rasa cinta tanah air yang
tertanam dalam hati masyarakat Indonesia untuk mendukung persatuan bangsa Indonesia.
4. Sila Keempat (Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaan Dalam
Permusyawaratan Dan Perwakilan): Keputusan konsensus tentang masalah yang telah
disepakati dan dilaksanakan oleh semua anggota. Bukan mengambil pendapat mayoritas
dan mengabaikan pendapat minoritas. Mengevaluasi semua saran yang ada dan membuat
keputusan tentang cara terbaik untuk mengatasi masalah yang ada.
5. Sila Kelima (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia): Mempertahankan keadilan
secara menyeluruh untuk penegakan hukum tanpa diskriminasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah hakikat berpikir
atau budi. Berfilsafat berarti berpikir secara mendalam dengan bersungguh-sungguh tentang
hakikat sesuatu. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah konsepsi pendirian
negara yang terdiri dari lima sila sebagai elemen yang memiliki fungsi masing-masing dan
tujuan bersama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia.
Susunan organik sila-sila pancasila yaitu unsur-unsur hakikat manusia. Pancasila sebagai
sistem filsafat berfungsi sebagai pedoman bagi perilaku masyarakat.

3.2 Saran
Dalam makalah ini, penulis ingin memberikan saran kepada para pembaca yang ingin
mengetahui sudah berapa lama kita belajar tentang filsafat, filsafat pancasila dan pancasila
sebagai sistem filsafat. Semoga dengan bantuan makalah ini para pembaca dapat menambah
wawasan tentang Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.
DAFTAR PUSTAKA

Filsafat Pancasila Sebagai Genetivus Objektivus dan Genetivus Subjectivus. (2021).


https://osf.io/xar6b/

Pancasila sebagai Sistem Filsafat dan Hakikat Nilai-nilai dalam Sila Pancasila sebagai Sistem
Filsafat. (2021).
https://www.kompasiana.com/nafilanida/5e980b53097f36094d06eff2/pancasila-sebagai-
sistem-filsafat-dan-hakikat-nilai-nilai-dalam-sila-pancasila-sebagai-sistem-filsafat.

Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat. (2021). https://osf.io/pcqfz/

Anda mungkin juga menyukai