Anda di halaman 1dari 12

MAKALA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT NEGARA

Dosen Pengampu:
Chandra Fhutu Neva S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 3


1. Dwi Yani Tasya Nauli Sitorus
2. Reysa Salsa Maulana Sitorus

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES FLORA MEDAN
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila dan Filsafat ............................................................ 5

2.2 Karakteristik, Prinsip-Prinsip serta Hakikat

Pancasila sebagai Filsafat ...................................................................... 6

2.3 Pancasila Sebagai Suatu Filsafat .............................................................. 7

2.4 Objek dari Filsafat Pancasila ................................................................... 8

2.5 Pancasila melalui Pendekatan Dasar Ontologis,

Epistemologis, serta Aksiologis ..............................................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................11


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai dasar negara memiliki kedudukan sebagai kaidah negara yang
fundamental. Hal ini menuntut Pancasila untuk bersifat tegas, kuat, dan tidak bisa diubah
oleh siapapun. Setiap sila Pancasila memiliki nilai yang harus dipegang teguh oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Keberadaan fungsi dan tujuannya sangat berpengaruh
terhadap setiap elemen di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu,
diperlukan pemahaman terhadap masing-masing fungsi dan tujuan agar dapat
dicerminkan pada kehidupan sehari-hari.

Keterkaitan antara Pancasila dengan berbagai elemen kehidupan telah membentuk sebuah
sistem yang menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan tertentu.Lahirnya nilai-nilai
filosofi dijadikan sebagai bahan perenungan oleh para pendiri negara untuk mencari
identitas bangsa Indonesia. Kadar kebenaran dari nilai-nilai yang ada digali hingga
mencapai akar hakikatnya. Hal ini memunculkan sifat spekulatif dalam membuktikan
sistem filsafat dari Pancasila. Selain itu, setiap bagian kebenaran dan pernyataannya
yang berhubungan secara menyeluruh dijadikan sebagai inti mutlak tata kehidupan
masyarakat Indonesia.

Seiring dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat secara langsung maupun tidak
langsung telah memunculkan masalah baru yang lebih kompleks. Capaianruang lingkup
yang dihadapi pun kian meluas dan perlu diadakan pengkajian lebih lanjut. Dalam hal ini,
berbagai macam bentuk prinsip, karakteristik, dan objek pada sistem filsafat mulai
dimunculkan. Tujuannya tidak lain untuk membuktikan kebenaran dari nilai-nilai filosofi
yang dikaitkan dengan perkembangan zaman yang ada. Upaya pendekatan terhadap nilai-
nilai tersebut bisa dijadikan sebagai pandangan awal untuk memahami sistem filsafat
yang terkandung didalam pancasila.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari pancasila dan filsafat?

2. Apa saja karakteristik, prinsip-prinsip serta hakikat pancasila sebagai filsafat?

3. Bagaimana pengertian pancasila sebagai suatu filsafat?

4. Apa saja objek dari filsafat Pancasila?


5. Bagaimana Pancasila melalui pendekatan dasar ontologis, epistemologis, serta
aksiologis?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Negara


Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bernegara. Pancasila sebagai filsafat juga bahwa pancasila
mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi
pembentukan ideologi Pancasila.

Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.
Sistem kefilsafatan berarti ajaran-ajaran tentang kenyataan yang saling berhubungan.
Sehingga, sistem filsafat merupakan kesatuan bersifat organis dan komprehensif yang
dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada dasarnya, setiap sistem
kefilsafatan mencerminkan pandangan suatu kelompok atau suatu bangsa.Terbentuknya
sistem kefilsafatan ini juga dipengaruhi oleh lingkungan fisik, sosial, dan spiritual
yang ada di tempat suatu kelompok atau suatu bangsa hidup.

Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bernegara.Sebagai informasi, filsafat adalah suatu bidang ilmu yang
senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia. Istilah ‘filsafat’ secara etimologis
merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari
bahasa Yunani filosofia (philosophia).

Sementara itu, pada hakikatnya, Pancasila memiliki sistem nilai yang didapat dari
pengertian nilai-nilai dasar luhur kebudayaan bangsa Indonesia.. Dari unsur-unsur
kebudayaan tersebut berakar dan mengalir sehingga membuat secara keseluruhan
menjadi terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia..Melalui penjelasan tersebut
bisa disimpulkan, Pancasila sebagai suatu produk filsafat yang digunakan sebagai
suatu pandangan hidup.Filsafat Pancasila juga memiliki fungsi dan peran sebagai
pedoman dan pegangan sikap, tingkah laku serta perbuatan dalam kehidupan sehari-
hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk bangsa Indonesia.Yap,
setiap nilai-nilai yang ada dalam sila Pancasila perlu dijadikan sebagai dasar dalam
hidup berbangsa dan bernegara.

Pengertian Filsafat Pancasila Menurut Para Ahli


a. IR. Soekarno

Menurut Soekarno, filsafat Pancasila merupakan filsafat asli dari Indonesia yang
diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-
Budha), Barat (Kristen), dan Arab (Islam).

c. Soeharto

Filsafat Pancasila mulai mengalami perubahan, melalui para filsuf yang lahir dari
Depdikbud. Semua elemen Barat disingkirkan dan diganti dengan interpretasi
dalam budaya Indonesia (Pancasila truly Indonesia).

c. Ruslan Abdulgani

Menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila itu adalah filsafat dari negara yang terlahir
sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh rakyat dan bangsa Indonesia.

d. Notonagoro

Notonagoro mengatakan bahwa filsafat Pancasila memberikan pengetahuan dan


pengertian ilmiah mengenai hakikat Pancasila. Menurutnya, secara ontologi, kajian
Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan untuk mengetahui hakikat dasar sila-sila
yang terkandung di dalam Pancasila.

2.2 Karakteristik,Prinsip -Prinsip,Serta Hakikat Pancasila Sebagai Filsafat


Karakteristik Pancasila

Sebagai filsafat, Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri yang


berbeda dengan filsafat lainnya, yaitu:

1.Karakteristik filsafat pancasila yang pertama yaitu sila-sila dalam pancasila


merupakan satu kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sebagai suatu totalitas). Dalam
hal ini, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah,
maka itu bukan merupakan pancasila;

2.Karakteristik filsafat pancasila yang kedua ialah dalam susunan pancasila dengan
suatu sistem yang bulat dan utuh sebagai berikut:
 Sila 1 mendasari, meliputi dan menjiwai sila 2, 3, 4 dan 5;

 Sila 2 didasari, diliputi, dijiwai sila 1 dan mendasari serta menjiwai sila 3, 4
dan 5;

 Sila 3 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari serta menjiwai sila 4
dan 5;

 Sila 4 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, 3, serta mendasari dan menjiwai sila
5; dan

 Sila 5 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, 3 dan 4.

3.Karakteristik filsafat pancasila yang berikutnya, pancasila sebagai suatu substansi


artinya unsur asli atau permanen atau primer pancasila sebagai suatu yang mandiri,
dimana unsur-unsurnya berasal dari dirinya sendiri;

4.Karakteriktik filsafat pancasila yang terakhir yaitu pancasila sebagai suatu realita
artinya ada dalam diri manusia Indonesia dan masyarakatnya sebagai suatu
kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup dan berkembang di dalam
kehidupan sehari-hari.

Prinsip – Prinsip Filsafat Pancasila

Jika ditinjau dari kausa Aristoteles, Prinsip-prinsip pancasila dapat dijelaskan sebagai
berikut:

Kausa Material yaitu sebab yang berhubungan dengan materi atau bahan. Dalam hal ini
Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri;

Kausa Formalis ialah sebab yang berhubungan dengan bentuknya. Pancasila di dalam
pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat formal (kebenaran formal);

Kausa Efisiensi yaitu kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan
pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka;

Kausa Finalis adalah berhubungan dengan tujuannya, dimana tujuan yang diusulkannya
pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.

Hakikat-Hakikat Nilai-Nilai Pancasila

1. Sila pertama (Ketuhanan yang Maha Esa) : Keyakinan bahwa mempercayai adanya
Tuhan sebagai prisip utama yang menjadi landasan adanya tanggung jawab.

2. Sila kedua (Kemanusiaan yang adil dan beradab) : Sifat kodrat lahiriah dari
manusia, bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup secara individu.
Menjunjung tinggi asas kemanusiaan dan tata karma sesuai kepribadian bangsa
Indonesia

3. Sila ketiga (Persatuan Indonesia) : Semangat kebangsaan, rasa cinta tanah air
yang tertanam di hati masyarakat Indonesia demi menjaga persatuan bangsa
Indonesia.

4. Sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam


permusyawaratan dan perwakilan) : Keputusan yang diambil ketika menemui suatu
permasalahan melalui musyawarah mufakat yang disepakati dan dijalankan semua
anggota. Bukan mengambil pendapat mayoritas dan mengesampingkan pendapat
minoritas. Menghargai semua usul yang ada dan mengambil keputusan sebagai
jalan terbaik atas permasalahan yang ada.

5. Sila kelima (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) : Menjung tinggi
keadilan dalam berbagai aspek demi menegakkan hukum tanpa memandang bulu.

2.3Pancasila Sebagai Suatu Filsafat


Pancasila disebut sebagai sistem filsafat karena Pancasila mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan peganganndalam sikap, tingkah laku dan perbuatan
kehidupan sehari hari, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan
pedoman yang telah ditetapkan yaitu Pancasila. Selain itu, Pancasila dirumuskan dari
hasil perenungan jiwa mendalam dari para pemimpin dan perwakilan bangsa yang
sesuai dengan adat istiadat, agama, dan kebudayaan yang ada di Indonesia. Contohnya
dalan kehidupan sehari-hari ialah menjaga toleransi satu sama lain. Sebagai manusia,
pasti keseharian setiap individu berbeda yang menyebabkan kehidupan sosial dan
interaksi satu sama lain juga berbeda. Terutama di Indonesia yang memiliki banyak
perbedaan. Diantaranya keragaman budaya, ras, suku, agama, dan lain sebagainya.
Untuk itu, karakteristik yang dibawa oleh filsafat Pancasila harus diterapkan dalam
keseharian setiap individu.

2.4Objek Filsafat Pancasila


Filsafat dapat dipahami dengan meneliti suatu objek. Para ahli menjelaskan bahwa
objek filsafat dibedakan menjadi 2, yaitu:

a)Objek material filsafat, yaitu objek pembahasan filsafat yang mencakup segala
sesuatu baik yang bersifat material kongkrit, contohnya seperti manusia, alam,
binatang, benda, maupun sesuatu yang bersifat abstrak spiritual seperti nilai-nilai, ide-
ide, ideology, moral, pandangan hidup, dsb.

b)Objek formal filsafat, yaitu objek yang menyelidiki segala sesuatu guna mengerti
hakikatnya sedalam-dalamnya. Objek formal merupakan sudut pandang yang
membedakan watak filsafat dengan ilmu pengetahuan.

Sifat menyeluruh mempunyai arti bahwa caraberpikir filsafat tidaklah sempit,


melainkan selalu melihat persoalan dari setiap sudut pandang yang ada. Selanjutnya,
sifat mendasar yang mempunyai arti bahwa untuk dapat menganalisa tiap sudut
persoalan tertentu peerlu di analisis secara mendalam. Yang terakhit yaitu sifat
spekulatif yang artinya bukan menganalisis suatu persoalan dengan untung-untungan
tetapi harus memliki dasar-dasar yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Seorang ahli filsafat yaitu E.C. Ewing, dalam bukunya yang berjudul Fundamental
Questions of Philosophy (1962) mengatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan pokok
filsafat (secara tersirat menunjukan objek filsafat) ialah : Kebenaran (Truth), Materi
(Matter), Pikiran (Mind), Hubungan antara Materi dan Pikiran (The Relation of Matter
and Mind), Ruang dan Waktu (Space and Time), Sebab-sebab (Cause), Kebebasan
(Freedom), Serba Tunggal Lawan Serba Jaman (Monism versus Pluralism), dan Tuhan
(God).

Ahli filsafat lainnya yaitu Endang Saefudin Anshori (1981), menurut beliau objek
material filsafat adalah sarwa yang ada (segala sesuatu yang berwujud), yang pada
garis besarnya dapat dibagi atas tiga persoalan pokok, yaitu:

1)Hakekat Tuhan

2)Hakekat Alam

3)Hakekat Manusia

sedangkan objek format filsafat merupakan usaha untuk mencari ketenangan secara
radikal terhadap objek material filsafat. Dengan demikian, objek material filsafat
mengacu pada substansi yang ada dan mungkin ada yang dapat dipikirkan oleh manusia,
sedangkan objek formal filsafat berisi tentang cara dan sifat berpikir terhadap objek
material tersebut, dengan kata lain objek formal filsafat mengacu pada sudut pandang
yang digunakan dalam memikirkan objek material filsafat.

2.5 Pancasila Melalui Pendekatan Dasar Ontologis,Epistemologis,Aksiologis


a. Landasan Ontologi

Ontologi membahas tentang apa yang ingin diketahui atau dengan kata lain
merupakan suatu pengkajian mengenai teori tentang ada. Dasar ontologis dari ilmu
berhubungan dengan materi yang menjadi objek penelaahan ilmu.Berdasarkan objek
yang telah ditelaahnya, ilmu dapat disebut sebagai pengetahuan empiris, karena
objeknya adalah sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia yang
mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera
manusia.Berlainan dengan agama atau bentuk-bentuk pengetahuan yang lain, ilmu
membatasi diri hanya kepada kejadian-kejadian yang empiris, selalu berorientasi
terhadap dunia empiris.Dilihat dari landasan ontologi, maka ilmu akan berlainan
dengan bentuk-bentuk pengetahuan lainnya. Ilmu yang mengkaji problem-problem
yang telah diketahui atau yan ingin diketahui yang tidak terselesaikan dalam
pengetahuan sehari-hari. Masalah yang dihadapi adalah masalah nyata. Ilmu
menjelaskan berbagai fenomena yang memungkinkan manusia melakukan tindakan
untuk menguasai fenomena tersebut berdasarkan penjelasan yang ada.Ilmu dimulai
dari kesangsian atau keragu-raguan bukan dimulai dari kepastian,sehingga berbeda
dengan agama yang dimulai kepastian. Ilmu memulai dari keragu-raguanakan objek
yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia. Objek pengenalan ilmu
mencakup kejadian-kejadian atau seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh
pengalaman manusia.Jadi ontologi ilmu adalah ciri-ciri yang essensial dari objek
ilmu yang berlaku umum,artinya dapat berlaku juga bagi cabang-cabang ilmu yang
lain. Ilmu berdasar beberapa asumsi dasar untuk mendapatkan pengetahuan tentang
fenomena yang menampak. Asumsi dasar ialah anggapan yang merupakan dasar dan
titik tolak bagi kegiatan setiap cabang ilmu pengetahuan.Asumsi dasar ini menurut
!ndang “aifudin ada dua macam sumbernya pertama, mengambil dari poslutat, yaitu
kebenaran-kebenaran apriori, yaitu dalil yang dianggap benar walaupun
kebenarannya tidak dapat dibuktikan, kebenaran yang sudah diterima sebelumnya
secara mutlak. Kedua, mengambil dari teori sarjana atau ahli yang lain terdahulu,
yang kebenarannya disangsikan lagi oleh masyarakat, terutama oleh si penyelidik
itu sendiri.

b.Landasan Epistemologis

Epistimologi membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha
untuk memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, epistimologi adalah suatu teori
pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui proses tertentu
yangdinamakan metode keilmuan. Kegiatan dalam mencari pengetahuan tentang
apapun selama hal itu terbatas pada objek empiris dan pengetahuan tersebut
diperoleh dengan menggunakanmetode keilmuan, sah disebut keilmuan. Kata-kata sifat
keilmuan lebih mencerminkan hakikat ilmu daripada istilah ilmu sebagai kata benda.
Hakikat keilmuan ditentukan oleh cara berfikir yang dilakukan menurut syarat
keilmuan yaitu bersifat terbuka dan menjunjung kebenaran diatas segala-segalanya.

c.Landasan Aksiologis
Dasar aksiologis ilmu membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari
pengetahuan yang didapatkannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu telah
memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam menegndalikan kekuatan-
kekuatan alam.Dengan mempelajari atom kita dapat memanfaatkannya untuk sumber
energi bagi keselamatan manusia, tetapi hal ini juga dapat menimbulkan malapetaka
bagi manusia,. Penciptaan bom akan meningkatkan kualitas persenjataan dalam
perang, sehingga jika senjata itu dipergunakanakan mengancam keselamatan umat
manusia.epistemologi adalah bagian ilmu yang membahas pengetahuan manusia dalam
berbagai jenis dan ukuran kebenarannya. Karena itu dalam pembahasan epistemologi
biasanya berhubungan dengan apa itu pengetahuan? Apa yang dapat kita ketahui?
Bagaimanacara kita mengetahui sesuatu? Bagaimana relasi pengetahuan dengan
kepercayaan, konsepsi, persepsi, intuisi, dan sebagainya? Sampai persoalan apa yang
menjadi ukuran kebenaran bagi pengetahuan tersebut?.

Pandangan para ilmuan tentang pentingnya pertimbangan nilai memang dapat


dibedakan menjadi dua kelompok, namun keduanya tidak saling bertentangan.
Pertimbangan nilai etik dan kemanfaatan tidak dimaksudkan untuk mengubah ciri-ciri
metode ilmiah, melainkan untuk menjamin kepentingan masyarakat.Landasan
ontologis dari ilmu pengetahuan adalah analisi tentang objek materi dari ilmu
pengetahuan. Objek materi ilmu pengetahuan adalah hal-hal atau benda-benda
empiris.Landasan epistemologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang proses
tersusunnya ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan disusun melalui proses yang disebut
metode Ilmiah(keilmuan).Landasan aksiologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis
tentang penerapan hasil-hasil temuan ilmu pengetahuan. Penerapan ilmu pengetahuan
di maksudkan untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan keluhuruan
hidup manusia.

BAB III

PENUTUPAN

31.Kesimpulan
Pancasila yang dihubungkan dengan filsafat muncul dari hasil perenungan para pendiri
negara yang kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang menjalankan kehidupan
masyarakat luas. Terbangunnya sistem filsafat disini memiliki hakikat satu kesatuan
utuh dari beberapa elemen yang memiliki tujuan tertentu dengan menjalankan fungsi
yang saling ketergantungan. Keterkaitan antara objek, prinsip, dan karakteristik
Pancasila sebagai filsafat harus selaras dengan hakikatnya. Sila-sila di dalam
Pancasila dijadikan sebagai tolakan dalam mengamalkan nilai-nilainya dalam
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.Perealisasian yang dilakukan harus
diawali dengan pemahaman terlebih dahulu pastinya. Tentang bagaimana karakteristik
sistem filsafat yang dimaksud, objek yang dituju, serta upaya pendekatan dasar yang
dicerminkan sebagai bentuk pengokohan bahwa Pancasila memang benar-benar suatu
sistem filsafat. Maka dari itu, proses berkelanjutan yang dijalankan bisa ditempuh
melalui beberapa upaya pendekatan terlebih dahulu. Upaya pendekatan ini harfiahnya
harus sesuai dengan hakikat sila-sila yang tercantum di dalam Pancasila.

Daftar Pustaka
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-
bandung/chemis/makalah-pancasila-sebagai-sistem-filsafat-kelompok-1/20510964

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Filsafat_Pancasila

https://tirto.id/pengertian-pancasila-sebagai-sistem-filsafat-makna-penjelasannya-
grQe

https://www.bola.com/ragam/read/4424273/pengertian-filsafat-pancasila-ketahui-
fungsi-dan-tujuannya

https://www.erisamdyprayatna.com/2021/12/pengertian-karateristik-dan-
prinsip.html?m=1

https://www.kompasiana.com/nafilanida/5e980b53097f36094d06eff2/pancasila-
sebagai-sistem-filsafat-dan-hakikat-nilai-nilai-dalam-sila-pancasila-sebagai-sistem-
filsafat

https://www.coursehero.com/file/69824953/OBJEK-DARI-FILSAFAT-
PANCASILAdocx/

https://id.scribd.com/doc/259913840/Dasar-Ontologis-Epistemologi-Aksiologi-
Pancasila

https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-
bandung/chemis/makalah-pancasila-sebagai-sistem-filsafat-kelompok-1/20510964

Anda mungkin juga menyukai