Anda di halaman 1dari 20

SISTEM FILSAFAT

PANCASILA
KELOMPOK 1 :
• ENJELIA NDARI
• RANI MUKHERJI
• AHMAD BAIHAQI
BAB I
LATAR BELAKANG

Pancasila sebagai dasar negara memiliki kedudukan sebagai kaidah negara


yang fundamental. Hal ini menuntut Pancasila untuk bersifat tegas, kuat, dan
tidak bisa diubah oleh siapapun. Setiap sila Pancasila memiliki nilai yang
harus dipegang teguh oleh seluruh masyarakat Indonesia. Keberadaan fungsi
dan tujuannya sangat berpengaruh terhadap setiap elemen di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, diperlukan
pemahaman terhadap masing-masing fungsi dan tujuan agar dapat
dicerminkan pada kehidupan sehari-hari.
Keterkaitan antara Pancasila dengan berbagai elemen kehidupan telah
membentuk sebuah sistem yang menjalankan fungsinya untuk mencapai
tujuan tertentu.Lahirnya nilai-nilai filosofi dijadikan sebagai bahan
perenungan oleh para pendiri negara untuk mencari identitas bangsa
Indonesia. Kadar kebenaran dari nilai-nilai yang ada digali hingga mencapai
akar hakikatnya. Hal ini memunculkan sifat spekulatif dalam membuktikan
sistem filsafat dari Pancasila. Selain itu, setiap bagian kebenaran dan
pernyataannya yang berhubungan secara menyeluruh dijadikan sebagai inti
mutlak tata kehidupan masyarakat Indonesia.
Seiring dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat secara langsung
maupun tidak langsung telah memunculkan masalah baru yang lebih
kompleks. Capaian ruang lingkup yang dihadapi pun kian meluas dan perlu
diadakan pengkajian lebih lanjut. Dalam hal ini, berbagai macam bentuk
prinsip, karakteristik, dan objek pada sistem filsafat mulai dimunculkan.
Tujuannya tidak lain untuk membuktikan kebenaran dari nilai-nilai filosofi
yang dikaitkan dengan perkembangan zaman yang ada. Upaya pendekatan
terhadap nilai-nilai tersebut bisa dijadikan sebagai pandangan awal untuk
memahami sistem filsafat yang terkandung di dalam Pancasila.
RUMUSAN MASALAH

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pancasila dan filsafat?
2. Apa saja karakteristik, prinsip-prinsip serta hakikat pancasila
sebagai filsafat?
3. Bagaimana pengertian pancasila sebagai suatu filsafat?
4. Apa saja objek dari filsafat Pancasila?
5. Bagaimana Pancasila melalui pendekatan dasar ontologis,
epistemologis, serta aksiologis?
Pengertian Pancasila dan Filsafat

Pengertian Pancasila

Pancasila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Panca yang artinya


lima dan Sila yang artinya asas atau dasar. Pancasila merupakan dasar
negara Indonesia yang mempunyai lima sila, ibarat suatu bangunan
Negara Kesatuan Republik Indonesia didirikan diatas suatu pondasi
atau dasar yang dinamakan Pancasila yang terdiri dari lima dasar atau
lima asas. Adapun pengertian Pancasila menurut para ahli, menurut
Notonegoro Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Indonesia

dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan


ideologi negara yang diharapkan dapat menjadi pandangan hidup Bangsa
Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan
serta pertahanan Bangsa dan Negara Indonesia.
PENGERTIAN FILSAFAT

Filsafat berasal dari bahasa Yunani “philein” yang berarti


cinta dan “Sophia” yang berarti kebijaksanaan. Jadi,
filsafat menurut asal katanya berarti cinta akan
kebijaksanaan, atau mencintai kebenaran /
pengetahuan. Secara sederhana, filsafat dapat diartikan
sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari
kebenaran yang sejati.
Terdapat beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan fungsinya
sebagaimana yang dikemukakan Titus, Smith & Nolan sebagai berikut
1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan
dan alam
yang biasanya diterima secara tidak kritis. (Arti informal)
2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan
dan
sikap yang sangat dijunjung tinggi. (Arti formal)
3) Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. (Arti
komprehensif,
4) Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata
dan
konsep. (Arti analisis linguistik)
5) Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat
perhatian
manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (Arti aktual-
fundamental).
2. Karakteristik, Prinsip-Prinsip serta Hakikat Pancasila sebagai Filsafat

Karakteristik Pancasila sebagai Filsafat


Sebagai filsafat, pancasila mempunyai karakteristik sistem filsafat tersendiri
yang berbeda dengan filsafat lainnya, diantaranya:
a. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dengan
pengertian lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya
terpisah-pisah, maka itu bukan pancasila.
b. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak bertentangan antara satu
dengan yang lain.
c. Susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh dapat dapat
digambarkan sebagai berikut
● Sila 1, meliputi, mendasari, dan menjiwai: sila 2, 3, 4, dan 5.
● Sila 2, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan menjiwai
sila 3,4, dan 5,
● Sila 3, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan
menjiwai; sila 4 dan 5.
● Sila 4, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan
menjiwai sila 5.
● Sila 5, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.
d. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur
asli/permanen/prime
e. Pancasila sebagai suatu yang ada mandiri, yang unsur-
unsurnya berasal dari
dirinya sendiri.
f. Pancasila sebagai suatu realitas, artinya ada dalam diri
manusia Indonesia dan
masyarakatnya, sebagai suatu kenyataan hidup bangsa,
yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan
sehari-hari.
. Prinsip-prinsip

Pancasila ditinjau dari Kausalitas Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut:


1) Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan,
dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam
bangsa Indonesia sendiri.
2) Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya,
Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD '45 memenuhi syarat formal
(kebenaran formal);
3) Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan
merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka; serta
4) Kausa Finalis. maksudnya berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan
diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi:
❖ Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.
❖ Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial;atu, yaitu kesatuan
memiliki kepribadian sendiri.
❖ Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan bergotong royong.
❖ Adil, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang
menjadi haknya
Hakikat
Hakikat nilai-nilai pancasila dijadikan pangkal tolak permasalahannya yang
berwujud konsep pengalaman dengan bersifat objektif dan subjektif.
Pengamalan secara objektif adalah pengamalan di bidang kehidupan
kenegaraan atau kemasyarakatan (berupa pasal-pasal UUD, ketetapan MPR,
Undang-Undang Organik, dan peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya.
Pengamalan secara subjektif adalah pengamalan yang dilakukan oleh
manusia individu, baik sebagai pribadi, warga bermasyarakat, ataupun
sebagai pemegang kekuasaan.
.3. Pancasila Sebagai Suatu Filsafat

Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil


perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding
father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem. Filsafat Pancasila
memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari
Pancasila. Pancasila sebagai sesuatu yang ada, maka dapat dikaji
secara filsafat (ingat objek material filsafat adalah segala yang ada), dan
untuk mengetahui bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat, maka perlu
dijabarkan tentang syarat-syarat filsafat terhadap Pancasila tersebut, jika
syarat-syarat sistem filsafat cocok pada Pancasila, maka Pancasila
merupakan sistem filsafat, tetapi jika tidak maka bukan sistem filsafat.
Sebelum itu pengertian dari sistem itu sendiri adalah suatu kumpulan
atau himpunan dari suatu unsur, komponen, atau variabel yang
terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan
terpadu.
Sistem mempunyai ciri ciri, yaitu
1. Suatu kesatuan bagian-bagian/unsur/elemen/komponen.
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan,
4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu
(tujuan sistem).
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
4. Objek dari Filsafat Pancasila
Objek dari filsafat Pancasila itu sendiri dibagi menjadi 2, yaitu objek material
dan objek formal. Yang pertama adalah objek material adalah segala yang
ada dan mungkin ada. Objek yang demikian ini dapat digolongkan ke dalam
tiga hal, yaitu Tuhan, manusia, dan alam semesta.
. Pancasila adalah suatu yang ada, sebagai dasar negara rumusannya jelas
yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
.
Dari rumusan tersebut maka objek yang didapat adalah: Tuhan, manusia,
satu, rakyat, dan adil. Dan dari kelima objek itu dapat dipersempit lagi ke
dalam tiga saja, yaitu Tuhan, manusia dan alam semesta untuk mewakili
objek satu, rakyat, dan adil,
kedua yaitu objek formal, yaitu hakikat dari segala sesuatu yang ada itu
sendiri. Melihat dari kelima objek kelima sila Pancasila itu, semuanya
tersusun atas kata dasar dengan tambahan awalan ke/per dan akhiran
an. Menurut ilmu bahasa, jika suatu kata dasar diberi awalan ke atau
per dan akhiran an, maka akan menjadi abstrak (bersifat abstrak)
benda kata dasar tersebut, lebih dari itu menunjukkan sifat hakikat dari
bendanya.
5.Pancasila melalui Pendekatan Dasar Ontologis, Epistemologis, serta
Aksiologis

Pendekatan Dasar Ontologis


Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat
sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan
artinya dengan metafisika. Secara ontologis, penyelidikan Pancasila
sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui
hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima
sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri,
melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis. Subjek pendukung
pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia.
Pendekatan Dasar Epistemologis
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal,
syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.
Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat
Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Dasar
epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat
dipisahkan dengan dasar ontologisnya, sehingga dasar
epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan
konsep dasarnya tentang hakikat manusia.
Pendekatan Dasar Aksiologis
Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang
filsafat nilai Pancasila. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios
yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.
Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan
dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai