Anda di halaman 1dari 29

RANGKUMAN MATERI

PANCASILA SEMESTER 1

Disusun Oleh :

Amelia Vareli

DIII Kebidanan

Dosen pengampu :
Nevi Handayani, M.Pd

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIKES MITRA ADIGUNA PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2022/2023
1. KONSEP DAN PRINSIP PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA PANCASILA

adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Bahasa
sansekerta: पञ्च "pañca" berarti lima dan शीला "śīla" berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Lima ideologi utama penyusun Pancasila merupakan lima sila Pancasila. Ideologi utama
tersebut tercantum pada alinea keempat dalam Pembukaan undang-undang tahun1945.

1. Ketuhanan yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :

1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia

2. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah

3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan


yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan
kekuasaan lain contoh Presiden, BPK, DPR, DPA atau lainnya

4. adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat

5. Pelaksanaan Pemilihan Umum

6. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal 1
ayat 2 UUD 1945)

7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban

8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral


kepada Tuhan YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain
9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional

10. Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD. 1945

Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai dasar
negara Indonesia. Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila menempati kedudukan
yang paling tinggi, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum
dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia.

2. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pengertian Filsafat Pancasila Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan,


nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional
tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila
dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang
mendalam yang dilakukan oleh the founding father kita, yang dituangkan dalam suatu
sistem (Ruslan Abdul Gani). Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian
ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasla (Notonagoro).

● PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT

Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan


cara deduktif dan induktif. Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta
menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
komprehensif. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya
masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala
itu.Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang
dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagianbagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan
yang utuh. Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan
suatu kesatuan organis. Artinya, antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling
berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran dasar yang terkandung dalam
Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri
sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh
bangsa Indonesia.
Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki ciri khas yang berbeda
dengan sistemsistem filsafat lainnya, seperti materialisme, idealisme, rasionalisme,
liberalisme, komunisme dan sebagainya. Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:

1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata
lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka
itu bukan Pancasila
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan
sebagai berikut: Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5; 8 . Sila 2,
diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4 dan 5;. Sila 3,
diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5; .Sila 4, diliputi,
didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5; Sila 5, diliputi, didasari,
dijiwai sila 1,2,3,4. Inti sila-sila Pancasila meliputi: Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial Satu, yaitu kesatuan memiliki
kepribadian sendiri Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong
royong Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi
haknya.
Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep
kebenaran Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga
bagi manusia pada umumnya. Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan
ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup
kesemestaan.
Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas landasan Ontologis Pancasila,
Epistemologis Pancasila dan Aksiologis Pancasila. 1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang meyelidiki hakikat sesuatu atau tentang
ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Masalah
ontologis antara lain: Apakah hakikat sesuatu itu? Apakah realitas yang ada tampak ini
suatu realitas sebagai wujudnya, yaitu benda? Apakah ada suatu rahasia di balik realitas
itu, sebagaimana yang tampak pada makhluk hidup? Dan seterusnya.
Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan keberadaan)
manusia, benda, alam semesta (kosmologi), metafisika. Secara ontologis, penyelidikan
Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar
dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah
merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri, malainkan memiliki satu kesatuan dasar
ontologis.
Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memiliki hakikat
mutlak yaitu monopluralis, atau monodualis, karena itu juga disebut sebagai dasar
antropologis. Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia. Hal
tersebut dapat dijelaskan bahwa yang Berketuhan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial pada
hakikatnya adalah manusia.
Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis
memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani
dan rohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara hirarkis
sila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya. (lihat Notonagoro, 1975:
53). Hubungan kesesuaian antara negara dan landasan sila-sila Pancasila adalah berupa
hubungan sebab-akibat: Negara sebagai pendukung hubungan, sedangkan Tuhan,
manusia, satu, rakyat, dan adil sebagai pokok pangkal hubungan. Landasan sila-sila
Pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil adalah sebagai sebab, dan negara
adalah sebagai akibat.
3. PANCASILA SEBAGAI SISTEM IDEOLOGI
Istilah ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, atau cita-cita. Logos berarti ilmu, ajaran, atau paham. Ideologi berarti
ilmu pengetahuan dasar atau ajaran tentang gagasan dan buah pikiran. Ideologi
berkembang secara luas menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau
pemikiran yang dipegang oleh seorang atau sekelompok orang. Cakupan Ideologi
Nasional Ideologi nasional mencakup ideologi negara dan ideologi yang berhubungan
dengan pandangan hidup bangsa. Ideologi nasional bangsa Indonesia tercermin dan
terkandung dalam pembukaan Undang-undang Dasar atau UUD 1945, yaitu ideologi
perjuangan. Ideologi perjuangan sarat akan jiwa dan semangat perjuangan bangsa untuk
mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.Ketahanan
ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia yang
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan
dari luar negeri maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak.

4. IDENSTITAS NASIONAL

Identitas Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan pengertian
yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-
sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan
hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana dijelaskan di atas maka identitas
Nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih
popular disebut dengan kepribadian suatu bangsa. Identitas adalah tanda
pengenal.Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang identitas, yang diketahui
oleh haampir semua orang. Pengertian identitas negara Indonesia adalah pandangan
hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat Pancasila dan juga sebagai ideologi negara
sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Identitas Nasional dijadikan ciri dari suatu bangsa dan negara tersebut,
sehingga identitas nasional mencerminkan kepribadian suatu bangsa.Unsur-unsur
pembentuk identitas nasional adalah suatu parameter yang dapat digunakan untuk
menyatakan sesuatu yang menjadi factor pendukung atau factor kunci dari ciri khas
suatu bangsa. Dalam hal parameter identitas nasional terbentuk secara alami
berdasarkan letak wilayah atau geografisnya .Sehingga membuat suatu ciri khas dari
identitas tersebut. Terdapat beberapa unsur yang dapat dijadikan patokan sebagai
identitas nasional suatu bangsa:

1) Kondisi Geografis
2) Sejarah
3) Ideologi Negara
4) Suku Bangsa
5) Agama
6) Kebudayaan
7) Bahasa
● Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Bahasa nasional / Bahasa persatuan yaitu Bahasa indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia raya
4. Lambang negara dan dasar falsafah negara yaitu Pancasila
5. Semboyan negara yaitu Bhennika tunggal ika
6. Kontitusi ( hukum dasar) Negara yaitu UUD 1945
7. Bentuk negara kesatuan republic Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat
8. Konsep wawasan nusantara yaitu cara pandang dan sikap Bahasa Indonesia

Sebagai identitas nasional, Pancasila sebagai kepribadian bangsa harus mampu


mendorong bangsa Indonesia secara keseluruhan agar tetap berjalan dala koridornya
yang bukan berarti mentang arus globalisasi, akan tetapi lebih cermat dan bijak dalam
menjalani dan menghadapi tantangan dan peluang yang tercipta. Bila menghubungkan
kebudayaan sebagai karakteristik bangsa dengan Pancasila sebagai kepribadian bangsa,
tentunya kedua hal ini merupakan suatu kesatuan layaknya keseluruhan sila dalam
Pancasila yang mampu menggambarkan karakteristik yang membedakan Indonesia
dengan negara lain, selain itu Pancasila juga mempunyai nilai historis yang sangat
mendalam bagi masyarakat indonesia sehingga sangatlah layak jika Pancasila dijadikan
sebagai symbol dan identitas nasional negara republik Indonesia sejak piagam Jakarta
disusun oleh panitia Sembilan.

● TANTANG GLOBALISASI TERHADAP IDENTITAS NASIONAL

Globalisasi adalah suatu proses dimana antarindividu, antarkelompok, dan antar


saling berinteraksi, bergatung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang menlintas
batas negara. Kehadiran globalisasi tentunta membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi 2 sisi yaitu Pengaruh Positif dan
Pengaruh Negatip, Pengaruh globalisasi diberbagai bidang kehidupan seperti kehidupan
politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain-lain akan mempengaruhi nilai-nilai
nasionalisme terhadap bangsa.

1. Dalam bidang politik


Pemerintahan menjadi lebih terbuka dan demokrasi demokratis.
2. Dalam bidang ekonomi terbentunya kesempatan kerja tingkat global dan pasar
internasional yang dapat meningkatkan devisa negara.
3. Dalam bidang sosial budaya
Pengaruh pola piker dan etos kerja yang tinggi, serta perkembangan iptek yang
dapat memajukan bangsa.

Dampak negatif globalisasi terhadap identitas nasional republik Indonesia:

1. Globalisasi mampu menyakinkan masyarakat bangsa Indonesia bahwa iberalisme


dapat membawa dan kemakmuran.
2. Dari globalisasi ospek umum, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negri
karena banyaknya produk luar negri ( seperti McDonald, Coca cola, Pizza Hut, dll.)
membanjir diindonesia)
3. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai
bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya darat yang oleh
masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam anatara yang kaya dan
miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidak pedulian antar prilaku
sesame warga.

Pengaruh-pengaruh diatas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap


Nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme
terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang.

● MEMPERTAHANKAN IDENTITAS NASIONAL REPUBLIK INDONESIA


Terkadang kita sebagai warga negara akan dihadapkaan pada pertanyaan
merubah identitas nasional atau mempertahankan, dan tidak dipungkiri lagi bahwa kita
pasti akan bingung untuk menjawab pertayaan tersebut. Banyak sekali orang
mengatakan bahwa globalisasi adalah penjajah sosial yang hanya bisa merusak negara
kita, tetapi kita semua juga tahu bahwa globalisasi adalah suatu hal yag sulit untuk kita
hindari. Sebagai contoh kecil saja, tahun 2015 telah ada program MEA ( Masyarakat
Ekonimo Asean) yang menuntut kita untuk bisa berbaur dengan orang-orang Asia
tenggara. Kita sebagai warga negara yang cinta terhadap bangsa Indonesia harus
berpikir cerdas dalam menghadapi globalisasi tanpa kita merubaha identitas nasional
yang memang warisan dan cirikhas negara kita. Dalam menghadapi situasi tersebut
kita harus bisa mempilter/ menyaring dengan teliti apa dampak positif dan negatif
budaya asing masuk kenegara kita. Tak jarang gaya keberat-bertan, tak sedikit pula
mereka yang berakhir dirana hukum bahkan mati terjerumus dalam kenegatifan gaya
keberat-beratan .
Sesunggunya kita yang mempunyai identitas yang sangat santun dan baik harus
menjadi percontohan bagi negara lain, bukan malah kita meniru hal-hal negative yang
bisa melunturkan identitas kita sendiri. Kita wajib bangga dengan kita memiliki,
budaya kita mengajarkan banyak sekali arti memajukan dan toleransi antar manusia.
Duluh, urah Panjang bangsa harus mengangkat senjata dan berperang untuk menjaga
identitas kita, tak jarang mereka berani mengorbankan nyawa mereka sendiri demi
merebut kemerdekaan identitas nasional kita. Dan sekarang kita sebagai penerus wajib
untuk menjaga dan melestarikan perjuangan pahlawan terdahulu.
Sebagai contoh reperedum Scotlandia yang ingin memisahkan diri dari Inggris
Raya. Parah pejuang nasional scotlandia bermbisi penuh untuk meraih kemerdekaan
dan menegakaan identitas bangsa sendiri. Mereka punya keyakinana bahwa scotlandia
mempunyai identitas nasional sendiri yang tidak sama dengan Inggris Raya.
Kemerdekaan adalah hal mutlak untuk menegakan identitas nasional tersebut. Tetapi
pada akhirnya hasil referudum menyatakan bahwa hamper 55% warga scotlandia tidak
mau berpisah dengan Inggris Raya. Mereka takut dan khawatir kesehjatraan yang
selama ini mereka dapat dari Inggris Raya yang akan hilang, mereka tidak yakin akan
kemampuan dan identitas yang mereka miliki.

5. WAWASAN KEBANGSAAN

Wawasan kebangsaan Indonesia menjadikan bangsa yang tidak bisa dipisahkan


dari negara lain ini, hidup dengan semangat bangsa maritim. Hal ini tercermin dalam
pendapat nusantara bahwa perairan Indonesia merupakan bagian dari wilayah
kepulauan yang diakui dunia. Wawasan kebangsaan adalahn pandangan bahwa negara
Indonesia utuh, dan dari segala aspek merupakan jalan hidup bangsa Indonesia.
Konstelasi, sejarah, dan kondisi social budaya bangsa Indonesia dapat dijadikan
sebagai refleksi segala motivasi dan ransangan untuk mewujudkan segala keinganan
dan keinginan negara.
● Wawasan kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna sebagai berikut ;
Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan
persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas
kepentingan pribadi atau golongan.
Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian rupa
sehingga asas Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan.
Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang licik.dll.
● Nilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa
memiliki enam dimensi yang bersifat mendasar dan fundamental, Yaitu:
Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sbg makhluk ciptaan tuhan yang
maha esa; tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas medeka dan
Bersatu: cinta tanah air dan bangsa Demokratis atau kedaulatan rakyat;
Kesetiakawanan social; Masyarakt adil-makmur.

6. SISTEM KONSTITUSI
Konstitusi (disebut pula undang-undang dasar) adalah norma sistem politik dan
hukum bentukan pada pemerintahan negara—biasanya dikodifikasi sebagai dokumen
tertulis. hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya
menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya.
Dalam kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas
politik dan hukum. Istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi
nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk
dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada
umumnya. Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga
masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang
mendefinisikan fungsi pemerintahan negara. Dalam bentukan organisasi konstitusi
menjelaskan bentuk, struktur, aktivitas, karakter, dan aturan dasar organisasi tersebut.

● Jenis organisasi yang menggunakan konsep konstitusi termasuk:

1) Organisasi pemerintahan (transbangsa, sebangsa atau daerah)


2) Organisasi sukarela
3) Persatuan dagang
4) Partai politik
5) Perdagangan bahan pokok.

Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisi aturan-
aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara. Namun dalam
pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen
tertulis (formal). Menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi harus
diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan
keputusan, kebijakan dan distribusi maupun alokasi. Konstitusi bagi organisasi
pemerintahan negara yang dimaksud terdapat beragam bentuk dan kompleksitas
strukturnya, terdapat pula konstitusi politik atau hukum akan tetapi mengandung pula
arti konstitusi ekonomi. Konstitusi dapat berfungsi untuk membatasi kekuasaan,
mengendalikan perkembangan dan situasi politik yang selalu berubah, serta berupaya
untuk menghindarkan adanya penyalahgunaan kekuasaan.
Tujuan konstitusi adalah sebagai sarana memberikan pembatasan dan pengawasan
terhadap kekuasaan politik dan membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para
penguasa atau memberi batasan kepada para penguasa pemerintahan. Jika sebuah
negara tidak memiliki konstitusi, maka sulit untuk mereka bertahan.UUD 1945 adalah
konstitusi atau hukum tertinggi yang mempunyai nilai. Ada setidaknya tiga nilai yang
terdapat dalam kajian konstitusi yaitu nilai normatif, nilai nominal, dan nilai semantik.
Nilai-nilai tersebut mempunyai makna sendiri. Nilai normatif adalah nilai yang ideal
(das sollen) dalam konstitusi.
Sifat Konstitusi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu konstitusi tertulis, konstitusi
tidak tertulis serta konstitusi fleksibel.

a. Konstitusi tertulis. Suatu konstitusi disebut tertulis apabila konstitusi itu tertulis
dalam satu naskah yang telah diratifikasi oleh lembaga legislatif.
b. Konstitusi tidak tertulis .Konstitusi tidak tertulis, yaitu konstitusi yang tidak
tertulis dalam satu naskah.
c. Konstitusi fleksibel.Konstitusi yang dikatakan fleksibel (luwes) atau rigid (kaku)
dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu sebagai berikut.a) Dilihat dari cara
mengubah Undang-Undang Dasar Suatu UUD.Dapat dikatakan fleksibel jika cara
mengubah UUD tidak sulit. Namun, jika cara mengubah UUD itu memerlukan
cara yang tidak mudah, maka dikatakan rigid atau kaku.b) Mudah tidaknya
mengikuti perkembangan zaman.Suatu konstitusi dikatakan fleksibel apabila
konstitusi tersebut dapat mengikuti perkembangan zaman.

7. SISTEM POLITIK DAN KETATANEGARAAN INDONESIA


1) Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan Terorganisasi.
2) Pengertian Politik
Politik berasal dari bahasa yunani yaitu “polis” yang artinya Negara kota. Istilah
politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara pemerintahan, Politik
biasanya menyangkut kegiatan partai politik, tentara dan organisasi
kemasyarakatan . Dapat disimpulkan bahwa politik adalah interaksi antara
pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan kebijakan dan
keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang
tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

3) Pengertian Sistem Politik


Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip, yang
membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur
pemerintahan serta melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan
cara mengatur individu atau kelompok individu satu sama lain atau dengan Negara
dan hubungan Negara dengan Negara.

4) Pengertian Sistem Politik di Indonesia


Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai
kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum
termasuk proses penentuan tujuan,Politik adalah semua lembaga-lembaga
negara yang tersebut di dalam konstitusi negara (termasuk fungsi legislatif,
eksekutif, dan yudikatif). Dalam Penyusunan keputusan-keputusan kebijaksanaan
diperlukan adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik
antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga memudahkan terwujudnya
cita-cita dan tujuan-tujuan masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud
suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga
tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD,
Presiden dan Wakil Presiden.
5) Sejarah Sistem Politik di Indonesia
Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di
dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah
Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses
politik biasanya di dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang
berputar menjaga eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang
terbuka, karena sistem ini dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan
tekanan.Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi
pandangan saja seperti dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari
pendekatan tradisional dengan melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa
pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus dilakukan dengan pendekatan integratif
yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan pengambilan keputusan.
Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan
tantangan. Pandangan mengenai keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini
berbeda diantara para pakar politik. Ahli politik zaman klasik seperti
Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal abad ke-18 dan 19 melihat
prestasi politik diukur dari sudut moral. Sedangkan pada masa modern sekarang
ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa besar
pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan
lingkungan internasional. Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik.
Adapun pelaku perubahan politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok
infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional.

6) Fungsi politik
Secara garis besar fungsi-fungsi pokok politik yang harus
berjalan dalam sebuah sistem politik/ negara adalah:
a. Fungsi perumusan kepentingan
Yaitu fungsi menyusun dan mengungkapkan tuntutan politik dalam suatu negara.
Orang per orang atau kelompok-kelompok dalam sayarakat harus menentukan apa
yang menjadi kepentingan mereka, atau apa yang ingin mereka dapatkan dari
negara/ politik. Fungsi ini seharusnya terutama dijalankan oleh lembaga swadaya
masyarakat (LSM) atau kelompok-kelompok kepentingan.

b. Fungsi pemaduan kepentingan


Yaitu fungsi menyatupadukan tuntutan-tuntutan politik dari berbagai pihak dalam
suatu negara dan mewujudnyatakan nya ke dalam berbagai alternatif
kebijakan. Pihak yang paling bertanggungjawab untuk memadukan kepentingan
adalah partai politik. Namun demikian, proses pemaduan kepentingan juga terjadi
di lembaga-lembaga legislatif dan eksekutif.

c. Fungsi pembuatan kebijakan umum


Yaitu fungsi untuk mempertimbangkan berbagai alternatif kebijakan yang
diusulkan oleh partai politik dan pihak-pihak lain, untuk dipilih salah satu di
antaranya sebagai satu kebijakan pemerintahan. Pelaku fungsi ini adalah lembaga
legislatif dan eksekutif (pembuatan undang-undang) atau lembaga eksekutif
sendiri (pembuatan peraturan pemerintah).

d. Fungsi penerapan kebijakan


Yaitu fungsi melaksanakan berbagai kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak
yang berwenang. Pelaksana kebijakan pemerintah adalah aparat birokrasi
pemerintah di bawah pimpinan pejabat eksekutif.

e. Fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakan


Yaitu fungsi mengadili pelanggar hukum. Pelaku peran untuk mengadili adalah
lembaga peradilan, yakni Mahkamah Agung beserta lembaga peradilan
dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan perdilan militer, dan lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi.
 Di samping itu, juga terdapat fungsi-fungsi politik yang lain, yaitu:
1. Fungsi komunikasi politik
Adalah proses penyampaian informasi mengenai politik dari masyarakat kepada
pemerintah dan juga dari pemerintah kepada masyarakat.

2. Fungsi sosialisasi politik


Adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat.
Proses sosialisasi berlangsung seumur hidup dan terjadi baik secara sengaja
(melalui pendidikan formal, nonformal, dan pendidikan informal), maupun secara
tidak sengaja melalui pengalaman sehari-hari baik dalam kehidupan keluarga,
tetangga, teman sepergaulan, sekantor maupun berbagai aspek kegiatan kehidupan
lainnya.

3. Fungsi rekrutmen politik


Adalah proses menyeleksi orang/ orang-orang yang akan dipilih atau diangkat
sebagai pejabat dari jabatan-jabatan yang ada dalam suatu negara atau partai
politik. Misalnya sebagai anggota DPR/DPRD I/DPRD II, presiden, menteri,
gubernur, bupati/ walikota, hakim, jaksa, dan lain-lain.

7. Sistem politik demokrasi di indonesia


Sistem politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan
yang demokratis. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di
Indonesia adalah:

 Ide kedaulatan rakyat


 Negara berdasarkan atas hukum
 Bentuk republik
 Pemerintahan berdasarkan konstitusi
 Pemerintahan yang bertanggung jawab
 Sistem perwakilan
 Sistem pemerintahan presidensiil

 Menurut Bingham Powel, Jr., sistem politik demokrasi ditandai :


 Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili

keinginan rakyatnya.
 Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan untuk memperoleh legitimasi,

dilaksanakan melalui pemilu.


 Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti proses pemilihan (memilih/dipilih).

 Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa.

 Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar (kebebasan berbicara,


berorganisasi dan setiap partai politik berusaha untuk memperoleh dukungan).

B. BENTUK KETATANEGARAAN INDONESIA


1. Deskripsi Singkat Struktur Ketatanegaraan RI “Sebelum” Amandemen UUD 1945
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat
diberikan seluruhnya kepada MPR (Lembaga Tertinggi). MPR mendistribusikan
kekuasaannya (distribution of power) kepada 5 Lembaga Tinggi yang sejajar
kedudukannya,yaitu:
 Mahkamah Agung (MA),
 Presiden,
 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
 Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan;
 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

2. Deskripsi Struktur Ketatanegaraan RI “Setelah”Amandemen UUD 1945:


Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan
(desentralis) yang berbentuk republik.Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk
negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.
Negara kesatuan adalah negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu
kesatuan tunggal di mana pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan satuan-
satuan subnasionalnya hanya menjalankan kekuasaan- kekuasaan yang dipilih oleh
pemerintah pusat untuk didelegasikan.
Indonesia menganut bentuk pemerintahan Republik Konstitusional, merupakan
bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden. Kekuasaan presiden
dibatasi oleh UUD atau konstitusi. Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.
Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.
”Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensial. Sistem presidensial merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana
kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasaan
legislatif "
Sistem parlemen di Indonesia menganut bikameral yang tidak sempurna, yaitu
MPR yang terdiri dari DPR dan DPD. DPR merupakan wakil partai dan DPD merupakan
wakil pemerintah daerah. Ketidak sempurnaan itu ditunjukan antara lain: MPR
sebagai lembaga masih berdiri dan mempunyai fungsi tersendiri terlepas dari
lembaga DPR dan DPD. Fungsi DPD hanya lembaga pelengkap dari DPR karena tidak
punya fungsi legislatif secara penuh. Dari kedua alasan di atas, parlemen Indonesia
dapat dikatakan menganut Trikameral (Tiga Kamar).

3. Deskripsi Lembaga-Lembaga Terkait Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif


Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan pembagian
kekuasaan (separation of power) kepada 8 Lembaga Negara dengan kedudukan yang sama
dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi
Yudisial.
4. Deskripsi Pengertian dan Fungsi Masing-masing Lembaga
Badan Legislatif atau Legislature mencerminkan salah satu fungsi badan itu
yaitu legislate, atau membuat undang-undang. Nama lain yang dipakai ialah
Assembly. Nama lain lagi adalah Parliament.Menurut teori, rakyatlah yang berdaulat;
rakyat yang berdaulat ini mempunyai suatu “kehendak”. Karena itu keputusan-
keputusannya, baik yang bersifat kebijakan maupun undang-undang mengikat seluruh
masyarakat.

 Lembaga legislatif di Indonesia direpresentasikan pada tiga lembaga, yakni:


 MPR
 DPR
 DPD

Dalam sistem presidensial, menteri-menteri merupakan pembantu presiden dan


langsung dipimpin olehnya, sedangkan dalam sistem parlementer para menteri dipimpin
oleh seorang perdana menteri. Karena penyelenggaraan kesejahteraan rakyat
merupakan tugas pokok dari setiap negara, apalagi jika ia tergolong Negara
Kesejahteraan (Welfare State), maka kegiatan badan eksekutif mempengaruhi semua
aspek kehidupan masyarakat (pendidikan, pelayanan kesehatan, perumahan, pekerjaan
dsb).Berdasarkan UUD 1945 lembaga eksekutif di Indonesia terdiri dari atas seorang
presiden, wakil presiden, beserta menteri-menteri. Dari pengklasifikasian isi UUD
1945 dapat diketahui bahwa kekuasaan eksekutif mencakup beberapa bidang:

 Diplomatik, yakni menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan negara lain.


 Administartif, yakni melaksanakan undang-undang serta peraturan lain dan
menyelenggarakan administrasi negara.
 Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.
Grasi adalah pengampunan yang diberikan oleh kepala negara kepada orang yang
dijatuhi hukuman. Sedangkan rehabilitasi adalah pemulihan nama baik atau kehormatan
seseorang yang telah dituduh secara tidak sah atau dilanggar kehormatannya.
 Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR. Amnesti
adalah pengampunan atau pengurangan hukuman yang diberikan oleh negara kepada
tahanan-tahanan, terutama tahanan politik. Sedangkan abolisi adalah pembatalan tuntutan
pidana.
 Memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya kepada warga negara Indonesia
atau warga negara asing yang telah berjasa mengharumkan nama baik Indonesia, dan
sebagainya.

Dalam tiap negara hukum badan yudikatif haruslah bebas dari campur tangan badan
eksekutif demi penegakan hukum dan keadilan serta menjamin hak-hak asasi manusia.
 Lembaga yudikatif dilaksanakan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi, Komisi
Yudisial, dan BPK.
1. Mahkamah Agung
Berikut adalah Kewajiban dan wewenang Mahkamah Agung, antara lain sebagai
berikut:
o Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan
di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang
lainnya yang diberikan oleh undang-undang.
o Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi.
o Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitas.
2. Mahkamah Konstitusi
Kewajiban dan wewenang MK:
o Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final.
o Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.
3. Komisi Yudisial
Dalam menjalankan tugasnya, KY melakukan pengawasan terhadap:
o Hakim agung di Mahkamah Agung.
o Hakim pada badan peradilan di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah
MA.
o Hakim MK.
4. BPK
Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD. Berwenang
mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan daerah
(APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan ditindak
lanjuti oleh aparat penegak hukum. Berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki
perwakilan di setiap provinsi.
8. MENJELASKAN DEMOKRASI INDONESIA
A. konsep dan prinsip demokrasi
a. Abraham Lincoln (Presiden Amerika ke-16)
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
b. Giovani Sartori
Demokrasi dipandang sebagai suatu sistem dimana tidak seorang pun dapat memilih
diriya sendiri, tidak seorang pun dapat mengindentifikasikan dengan kekuasaannya,
kemudian tidak dapat merebut dari kekuasaan lain dengan cara-cara tak terbatas dan
tanpa syarat.
c. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah
yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesempatan
mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa
d. Carol C. Gould
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang didalamnya rakyat memerintah
sendri, baik melalui partisipasi langsung dalam merusmuskan keputusan-keputusan
yang memengaruhi mereka maupun dengan cara memilih wakil-wakil mereka.
e. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Demokrasi berarti bentuk pemerintahan dimana segenap rakyat turut serta
memerintah dengan peraturan wakilnya. Adapun arti lainnya, yaitu demokrasi
merupakan suatu gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan-
persamaan yang sama bagi semua warga negara
f. Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila
Demokrasi adalah suatu pola pemerintahan, yang pelaksanaa pemerintahnya
bersumber pada mereka yang diperintah. Atau demokrasi adalah pola pemerintahan
yang mengikutsertakan secara aktif semua anggota masyarakat dalam keputusan
yang diambil oleh mereka yang berwenang.

B. Sejarah demokrasi di indonesia


Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno
pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari
sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari
istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi
sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak
negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti kekuasaan, sehingga dapat diartikan sebagai kekuasaan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang
ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai
indikator perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan
dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan
kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan
ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu
besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab,
bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap
hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya
kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji
dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan
membawa kebaikan untuk rakyat. Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus
akuntabel (accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan
akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara
operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara
tersebut.

C. PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA


Perkembangan Demokrasi di Indonesia dibagi dalam Empat Masa, yaitu:
1. Tahun 1945-1959
Satu bulan setelah kemerdekaan, negara kita menganut sistem demokrasi
konstitusional atau demokrasi parlementer.Pada sistem demokrasi ini parlemen dan
partai berperan penting dalam jalannya pemerintahan negara.Pada periode ini, rakyat
melakukan pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat dan badan konstitusional di
tahun 1955.Sistem demokrasi parlementer berakhir Ketika presiden soekarno merilis
dekret presiden pada juli 1959
2. Tahun1959-1965
Pada masa ini, sistem demokrasi berubah menjadi sistem presidensial.Hal ini
dilakukan karena UUD 1945 diberlakukan Kembali . sistem presidensial ini membuat
seluruh tanggung jawab pemerintahan ditanggung oleh presiden. Saat itu MPR dan
DPR baru mulai dibentuk dan belum menggunakan pemilihan umum. Selain itu,
pembentukan MPR danDPR ini juga sifatnya masih sementara. Di masa ini
kekuasaan seolah berada sepenuhnya ditangan presiden, karena itulah dikenal juga
dengan demokrasi terpimpin. Sayangnya sistem demokrasi terpimpin ini justru
menyebabkan berbagai masalah. Puncaknya adalah terjadinya pemberontakan G-30-
S/PKI.
3. Tahun 1965-1998
Pada masa ini Indonesia menganut sisem konstitusional yang dikenal dengan
Pancasila. Pada periode ini juga pemilihan umum untuk anggota DPR dan MPR mulai
dilaksanakan. Tepatnya pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
4. Tahun 1998-sekarang
Setelah berhentinya soeharto dari jabatan presiden, Indonesia mulai
Melakukan perbaikan diberbagai bidang, termasuk politik. Masyarakat Indonesia
Sepakat untuk Kembali menerapkan demokrasi pada sistem Politik yang ada. Di masa
ini berlangsung pemilihan umum, seperti di Tahun 1999, 2004, 2009, 2014, 2019, dan
selanjutnya ditahun 2024.Pemilihan presiden mulai dilakukan secara langsung pada
tahun 2004. Sedangkan pemilihan kepala daerah dimulai pada tahun 2005.

D. PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA


Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia Telah berjalan sejak zaman kemerdekaan.
Implementasi demokrasi dimulai diera demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin,
demokrasi Pancasila orde baru , dan demokrasi Pancasila era reformasi.
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia
1. Demokrasi Parlementer atau Liberal (1945-1959)
Demokrasi ini dilaksanakan pada masa berlakunya UUD 1945 periode pertama
(1945-1959)
2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Demokrasi terpimpin merupakan pembalikan total dari proses politik pada masa
Demokrasi parlementer
3. Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Baru (1965-1998)
Demokrasi Pancasila lahir karena berbagai penyelewengan dan permasalahan
yang
dialami oleh bangsa indonesia. Demokrasi ini berlaku setelah masa demokrasi
parlementer dan demokrasi terpimpin.
4. Demokrasi Pancasila pada era orde reformasi (1998-sekarang)
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi
Pancasila, tetapi aturan pelaksanaanya berbeda.
9. MENJELASKAN HAM DAN RULE OF LOW

A. Pengertian HAM

Hak Asasi Manusia adalah sebuah konsep hukum dan normatif yangmenyatakan
bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karenaia adalah seorang
manusia. Hak asasi manusia berlaku kapanpun.

B. Tujuan Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia memiliki beberapa tujuan, beberapa di antaranya sebagai


berikut:
a. Melindungi individu dari kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh pihak
manapun.
b. Menumbuhkan semangat saling menghargai antarmanusia.
c. Memberi batasan yang jelas agar hak-hak orang lain tidak dilanggar.

C. Pelanggaran hak asasi manusia

Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok
orang termasuk aparat Negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan
atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin
olehundang-undang.

D .Pengertian dan Ruang lingkup rule of low

Gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun


penyelenggaraan negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu peraturan
perundang-undangan dan pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala
peraturan perundang-undangan itulah yang sering diistilahkan dengan Rule of
Law. Misalnya gerakan revolusi Perancis serta gerakan melawan absolutisme di
Eropa lainnya, baik dalam melawan kekuasaan raja, bangsawan maupun golongan
teologis. Oleh karena itu menurut Friedman, antara pengertian negara hukum atau
rechtsstaat dan Rule of Law sebenarnya saling mengisi (Friedman, 1960: 546).
Berdasarkan bentuknya sebenarnya Rule of Law adalah kekuasaan publik yang
diatur secara legal.Setiap organisasi atau persekutuan hidup dalam masyarakat
termasuk negara mendasarkan pada Rule of Law. Dalam hubungan ini pengertian
Rule of Law berdasarkan substansi atau isinya sangat berkaitan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam suatu negara.Negara hukum merupakan
terjemahan dari istilah Rechsstaat atau Rule Of Law. Rechsstaat atau Rule Of Law
itu sendiri dapat dikatakan sebagai bentuk perumusan yuridis dari gagasan
konstitusionalisme. Oleh karena itu, konstitusi dan negara hukum merupakan dua
lembaga yang tidak terpisahkan.Negara Indonesia pada hakikatnya menganut
prinsip “Rule of Law, and not of Man”, yang sejalan dengan pengertian
nomocratie, yaitu kekuasaan yang dijalankan oleh hukum atau nomos. Dalam
negara hukum yang demikian ini, harus diadakan jaminan bahwa hukum itu
sendiri dibangun dan ditegakkan menurut prinsip-prinsip demokrasi. Karena
prinsip supremasi hukum dan kedaulatan hukum itu sendiri pada hakikatnya
berasal dari kedaulatan rakyat. Oleh karena itu prinsip negara hukum hendaklah
dibangun dan dikembangkan menurut prinsip-prinsip demokrasi atau kedaulatan
rakyat atau democratische rechstssaat. Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan,
ditafsirkan dan ditegakkan dengan tangan besi berdasarkan kekuasaan belaka atau
machtsstaat. Karena itu perlu ditegaskan pula bahwa kedaulatan berada di tangan
rakyat yang dilakukan menurut Undang-Undang Dasar atau constitutional
democracy yang diimbangi dengan penegasan bahwa negara Indonesia adalah
negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau demokratis (democratische
rechtsstaat) .
F. Prinsip-Prinsip rule of low secara formal

secara formal tertera dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan:


a. Bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan ”peri keadilan”;
b. kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, ”adil” dan makmur;
c. untuk memajukan ”kesejahteraan umum, dan ”keadilan social”;
d. disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indoensia itu dalam suatu ”Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia”;
e. ”kemanusiaan yang adil dan beradab”;
f. serta dengan mewujudkan suatu ”keadilan sosial” bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian inti rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakat
terutama keadilan sosial.
Adapun unsur – unsur Rule Of Law menerurut AV Dicey terdiri dari :
1. Supremasi hukum, dalam artian tidak boleh ada kesewenang-wenangan, sehingga
seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum.
2. Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat.
3. Terjamin hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengandilan.
Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokrasi menurut
rule of law adalah :
1. Adanya perlindungan konstitusional
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
3. Pemilihan umum yang bebas.
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposis

G .Penegakan rule of law


Contoh-contoh Penegakan Rule Of Law Secara umum, rule of law adalah istilah dari
tradisi common law dan berbeda dengan persamaanya dalam tradisi hukum
Kontinential, yaitu Rechtsstaat

Anda mungkin juga menyukai