Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Oleh :

Deandra F. Marissi
Gyralda Widya Prativi
Syarifah Aini
Rakhma Rufaida Hanum

Fakultas Tekhnik Industri


Jurusan Tekhnologi Industri
2014
Kata Pengantar
Pendidikan Pancasila telah berubah bentuk seiring dengan perubahan paradigma dalam
pendidikan. Kompetensi Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menguasai kemampuan berfikir,
bersikap rasioal dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual serta mengantarkan
mahasiswa memiliki kemampuan untuk :

1. Mengambil sikap bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya


2. Mengenali masalah masalah hidup dan kesejahteraan serta pemecahannya
3. Memaknai peristiwa peristiwa sejarah dan nilai nilai budaya bangsa guna menggalang
persatuan Indonesia.
Daftar Isi
Kata Pengantar

Daftar isi

BAB I Pendahuluan

a. Latar Belakang..
b. Rumusan Masalah.
c. Tujuan Pembahasan...

BAB II ISI

a. Pengertian Filsafat
b. Objek Filsafat Pancasila
c. Pancasila sebagai system filsafat..

d. Penjelasan pancasila melalui pendekatan ontology.....


e. Penjelasan pancasila melalui pendekatan kosmologi, aksiologi, dan efistimologi..
f. Pengertian etika
g. Etika.
h. Pancasila sebagai moral perorangan, moral bangsa dan moral Negara

BAB IV Penutup

a. Kesimpulan..
BAB I

Pendahuluan
a. Latar Belakang
Latar belakang dari dibuatnya malah ini adalah untuk menjelaskan lebih lanjut tentang filsafat
Pancasila, etika, moral dan masih banyak bagian di dalamnya. Agar mahasiswa mampu
memahami dunia secara kritis dan dinamis, memahami dan pengkhayati pandangan hidup dan
dapat merumuskan fungsi teoritis dan sekaligus fungsi praktis daripada pandangan hidupnya
serta mampu memahami hakikat abstrak Pancasila

b. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
Menjelaskan pengertian filsafat Pancasila
Menjelaskan etika
Menjelaskan moral

c. Tujuan Pembahasan
Diharapkan mahasiswa memahami pengertian filsafat sebagai sistem Pancasila
Diharapkan Mahasiswa memahami Etika dan Moral
BAB II

ISI

A. Pengertian Filsafat
1. Pengertian filsafat menurut arti katanya

Kata filsafat menurut bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata

Philein = cinta,artinya hasrat yang berkobar-kobar atau menyala-nyala atau keinginan yang
sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.

Sophia = kebijaksanaan

2. Pengertian umum filsafat


Secara umum pengertiannya adalah sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat
segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.

B. Objek Filsafat Pancasila

Berfikir merupakan subjek dari filsafat akan tetapi tidak semua berfikir berarti berfilsafat.
Subjek filsafat adalah seseorang yang berfikir/ memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh
dan mendalam.
Objek filsafat, objek itu dapat berwujud suatu barang atau dapat juga subjek itu sendiri Objek
filsafat dapat dibedakan atas 2 hal :
a. Objek material adalah segala sesuatu yang ada (baik dalam kenyataan, ada dalam pikiran,
dan ada dalam kemungkinan).Sedangkan menurut Surajiyo dkk. Objek material dimaknai
yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu
atau hal yang di selidiki, dipandang atau disorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup
apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak,baik yang materiil maupun yang
non-materiil. Bisa pula berupa hal-hal, masalah-masalah, ide-ide, konsep-konsep dan
sebagainya.
Contoh : Objek materialnya adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut
pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di
antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya.

b. Objek formal adalah sudut pandang atau cara memandang terhadapobjek material
termasukprinsip-prinsip yang digunakan.

Dalam hal ini berarti hakikat,esensi (aspek keumuman, keuniversalan) dari objek materialnya
merupakan objek formal filsafat. Contoh objek material dalam ilmu matematika yaitu tentang
bilangan, sedangkan objek formal yaitu penggunaan dari lambang bilangan untuk
penghitungan dan pengukuran. Filsafat membahas bilangan sebagai objek studi material
artinya filsafat menjadikan bilangan sebagai objek sasaran untuk menyelidiki ilmu tentang
bilangan itu sendiri.

C. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk
satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan yang
lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu
sama lain,dan memiliki fungsi serta tugas masing-masing.

D. Penjelasan Pancasila Melalui Pendekatan Ontologi


Secara ontologis, Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui
hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila terdiri atas lima sila memiliki satu kesatuan
dasar ontologis maksudnya setiap sila bukan merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri.

Ontologi cukup luas, maka di dalam membicarakan ontologi hanya dibatasi dengan
membicarakan esensi, substansi dan realita, serta ditambah kosmologi sebagai alat
pendekatan.
a. Esensi sila Sila Pancasila

esensi sila sila Pancasila mengandung suatu hakikat atau inti yang terkandung dalam
pancasila tiap silanya, yakni:
1. Ketuhanan adalah kesesuaian dengan hakikat Tuhan
2. Kemanusiaan adalah kesesuaian dengan hakikat manusia
3. Persatuan adalah kesesuaian dengan hakikat satu
4. Kerakyatan adalah kesesuaian dengan hakikat rakyat
5. Keadilan adalah keseusian dengan hakikat adil
b. Substansi Pancasila
segala sesuatu yang ada, yang mandiri, yang unsur unsurnya berasal dari dirinya
sendiri. Substansi Pancasila terdapat pada kelima sila-silanya antara lain : ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan merupakan suatu sistem nilai. Nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat berhubungan erat dan tidak dapat
dipisahkan, sehingga nilai-nilai itu masing-masing merupakan bagian yang integral dari
suatu sistem nilai yang dimiliki bangsa Indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, antara lain :
1) Nilai ketuhanan
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti bahwa adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Oleh karena
itu, segala hal yang berkaitan dengan pemahaman dan penyelenggaraan negara bahkan
moral negara, politik negara, hukum dan perundang-undangan, kebebasan dan hak asasi
warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Nilai ini menyatakan
bangsa Indonesia adalah bangsa yang ideologi, bukan bangsa yang atheis.
2) Nilai kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku
yang sesuai dengan nila-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntunan hati nurani
dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya dan negara harus menjunjung
tinggi hakikat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab.
3) Nilai persatuan
Nilai persatuan Indonesia mengandung arti bahwa makna usaha kearah dalam kebulatan
rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam NKRI dan menghargai sepenuhnya
keanekaragaman yang di miliki bangsa Indonesia.
4) Nilai kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
perwakilan.
5) Nilai keadilan
Nilai keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara
lahiriah dan batiniah.
c. Pancasila suatu realita
artinya mencari realita yang terdalam dari padanya dengan menggunakan esensi, subtansi
dan realita sebagai alat pendekatan dalam nilai nilai pancasila. Pancasila merupakan
kenyataan hidup bangsa indonesia, sebagai contoh kita meneliti undang undang tentang
pajak bumi dan bangunan, dan para wajib pajak patuh dan membayar pajak, itu berarti
para pembayar pajak telah merealisasikan pancasila.

E. Penjelasan Pancasila Melalui Pendekatan Kosmologi, Aksiologi, dan


Efistimologi
Kosmologi Pancasila meliputi tinjauan menurut ruang, waktu dan gerakan.
a. Tinjauan menurut ruang : Pancasila adalah pandangan hidup, dasar Negara, ideologi,
jiwa, dan kepribadian bangsa Indonesia.
b. Tinjauan menurut waktu : Pancasila menurut sudut pandang waktu erat kaitanya dengan
sejarah. Menurut sejarah unsur-unsur pancasila berasal dari religi religi, budaya-budaya,
adat istiadat bangsa Indonesia. Dari sudut pandang waktu pancasila sudah diamalkan
dari zaman dulu hingga sekarang, dengan demikian unsure unsure pancasila sudah
mengakar, melekat dan menyatu pada diri bangsa Indonesia
c. Tinjauan menurut gerakan : pancasila sebagai dasar filsafat Negara adalah bersifat
tetap, jika dapat diubah ubah tidak dapat dijadikan filsafat Negara, suatu dasar itu
adalah fundamen yang kuat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

F. Pengertian Etika
A. Kosmologi
Kosmologi Pancasila meliputi tinjauan menurut ruang, waktu dan gerakan.

Tinjauan menurut ruang : Pancasila adalah pandangan hidup, dasar Negara, ideologi,
jiwa, dan kepribadian bangsa Indonesia.

Tinjauan menurut waktu : Pancasila menurut sudut pandang waktu erat kaitanya dengan
sejarah. Menurut sejarah unsur-unsur pancasila berasal dari religi religi, budaya-budaya,
adat istiadat bangsa Indonesia. Dari sudut pandang waktu pancasila sudah diamalkan dari
zaman dulu hingga sekarang, dengan demikian unsure unsure pancasila sudah mengakar,
melekat dan menyatu pada diri bangsa Indonesia

Tinjauan menurut gerakan : pancasila sebagai dasar filsafat Negara adalah bersifat tetap,
jika dapat diubah ubah tidak dapat dijadikan filsafat Negara, suatu dasar itu adalah
fundamen yang kuat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

B. Aksiologi
Kajian aksiologi filsafat pada hakikatnya membahas tentang nilai praktis atau manfaat
suatu pengetahuan tentang pancasila. Karena sila-sila Pancasila sebagai suatu system
filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, maka nilai nilai yang terkandung
dalamnya pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Selanjutnya, aksiologi
pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah
nilai dalam kajian Filsafat dipaka untuk merujuk pada ungkapan abstrak yang dapat juga
diartikan sebagai keberhagaan (worth) atau kebaikan(goodness) dan kata kerja yang
artinya sesuatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian.
Di dalam dictionary of Sociology an releted science dikemukakan bahwa nilai adalah
suatu kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan
manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau
kelompok. Dengan demikian, nilai itu sebenernya adalah suatu kenyataan yang
tersembunyi di balik kenyataan-kenyataan lainnya. Adanya nilai itu karena adanya
kenyataan-kenyataan lain sebagai pembawa nilai.
Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat bergantung pada titik tolak
dan sudut pandang setiap teori dalam menentukan pengertian nilai. Pandangan tentang
nilai dapat dikelompokan menjadi dua yang memiliki kesimpulan, bahwa sesuatu itu
bernilai karena berkaitan dengan subjek pemberi nilai, yaitu manusia.
Menurut Notonegoro, nilai nilai pancasila itu termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai
kerohanian yang mengakui nilai material dan nilai vital. Dengan demikian, nilai nilai
pancasila yang tergolong nilai kerohanian itu mengandung nilai-nilai lain secaran lengkap
dan harmonis seperti nilai vital, keberanian, moral ataupun kesucian yang secara
keseluruhan bersifat sistematik-hierarki.
Secara aksiologis bangsa Indonesia mendukung nilai-nilai Pancasila (scriber of values
Pancasila). Bangsa Indonesia yang berketuhanan, yang berkemanusian, yang berkesatuan,
yang berkerakyatan dan yang berkeadilan social. Sebagai pendukung nilai, bangsa
Indonesialah yang menghargai, mengakui, serta menerima Pancasila sebagai sesuatu
yang bernilai. Pengakuan, penghargaan, dan penerimaan Pancasila sebagai sesuatu yang
bernilai itu akan tampak menggejala dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa
Indonesia, maka bangsa Indonesia dalam hal ini sekaligus adalah pengembannya dalam
sikap, tingkah laku, dan perbuatan manusia Indonesia.
C. Epistemologi
Epistemology merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari pengetahuan manusia,
yang dipelajaru adalah asal-usul pengetahuan susunan pengetahuan dan metode serta
validasi pengetahuan.
Menurut Tutus, terdapat 3 persoalan yang mendasar dalam epistemology, yaitu :
1. Tentang sumber pengetahuan manusia
2. Tetang teori kebenaran pengetahuan manusia
3. Tentang watak pengetahuan manusia
Sumber pengetahuan manusia adalah nilai yang ada pada manusia itu sendiri (bangsa
Indonesia). Susunan pancasila sebagai suati system pengetahuan maka pancasila
memiliki susunan yang formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila pancasila
maupun isi dari sila-sila pancasila itu. Susunan kesatuan pancasila bersifat hierarkis
dan berbentuk pyramidal :
a. Sila pertama pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainya
b. Sila kedua didasari sila pertama serta mendasari dan menjiwai sila ketiga,
keempat dan kelima
c. Sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama dan kedua, serta mendasari sila
keempat dan kelima.
d. Sila keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, dan ketiga, serta mendasari
dan menjiwai sila kelima, serta
e. Sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempat.

Selain itu, dasar dasar logis pancasila juga menyangkut kualitas ataupun kuantitasnya.
Selain itu, dasar dasar rasional logis pancasila juga menyangkut isi arti sila-sila
Pancasila tersebut. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa member landasan kebenaran
pengetahuan manusia yang bersumber pada intuisi. Kedudukan dan kodrat manusia
pada hakikatnya adalah sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, sesuai
dengan sila pertama pancasila, epistemolohi Pancasila juga mengakui kebenaran
wahyu yang bersifat mutlak. Selain itu, dalam sila ketiga, ke empat, dan kelima,
epistemology Pancasila mengakui kebenaran consensus terutama dalam kaitannya
dengan hakikat sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social.
Sebagai suatu paham epistemolohi, Pancasila memandang bahwa ilmu pengetahuan
pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakan pada kerangka moralitas,
kodrat manusia serta moralitas religious dalam upaya untuk mendapatkan suatu
tingkatan pengetahuan dalam hidup manusia.

G. Etika

Etika merupakan cabang aksiologis yang membahas predikat nilai betul dan salah dalam
arti susila dan tisak susila.etika membicarakan sifat sifat yang menyebabkan orang disebut
susila atau bajik, kualitas-kualitas atau atribut-atribut yang dinamakan kebijakan-
kebijakan yang menunjukan bahwa orang yang dikatan susila atau tidak susila.
Yang menjadi objek adalah manusia, yaitu hati, ucapan dan pebuatan. Untuk mengetahui
hati dan ucapanya adalah sukar, oleh karena itu lebih mudah mengamati perbuatan
manusia. Bila suatu perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran penuh mempunyai
kualitas-kualitas atau atribut sebagai perbuatan yang benar, susila(bajik), baik, dan jujur
disebut perbuatan yang etis. Sebaliknya jika suat perbuatan yang dilakukan seseorang
dengan kesadaran penu mempunyai kualitas-kualitas atau atribut-atribut sebagai yang
salah, tidak susila, tidak baik, dan curang disebut perbuatan tidak etis.
Etika Politik : Etika mempertanyakantanggung jawab dan kewajiban manusia. Etika
berkaitan dengan norma moral, yaitu mengukur benar salahnya tindakan manusia.
Dengan demikian etika politik mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia
sebagai manusia dan bukan hanya sebagai warga Negara terhadap Negara, hukum yang
berlaku dan sebagainya. Fungs etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan
alat alat teoritis untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara
bertanggung jawab. Tugas etika politik membentu agar pembahasan masalah-masalah
idiologis dapat dijalankan secara objektif.

H. Pancasila Sebagai Moral Perorangan, Moral Bangsa dan Moral Negara


Moral adalah ajaran yang sudah menjadi kebiasaan umum tentang sikap, kata-kata, tingkah
laku, akhlak, budi pekerti, dan kesusilaan.

Pancasila merupakan kesatuan asas-asas moral. Di agama Buddha, pancasila disebut dengan
Pancasila dan dasasila yang artinya 10 kewajiban moral untuk bhiksu dan bhiksuni,
sedangkan Pancasila adalah lima kewajiban untuk upasika dan upasaka: larangan untuk
membunuh, mencuri, berzinah, berdusta, dan minum-minuman keras.

1) pancasila adalah moral bangsa Indonesia


nilai-nilai pancasila berasal dari tripakara, yaitu dari nilai-nilai religi yang dipeluk bangsa
Indonesia. Moral pancasila merupakan pedoman hidup bagi bangsa maupun Negara
Indonesia, dengan bertujuan mewujudkan kesejahteraan umum.
2) Pancasila sebagai moral perorangan
Pancasila awalnya adalah moral perorangan yang melekat pada jiwa manusia. Pancasila
mengatur sikap kita terhadap Tuhan, orang lain, tanah air, nusa dan bangsa, pemerintahan
Negara, dan Negara dalam bidang sosial dan ekonomi.
Sila pertama mewajibkan kita untuk memuliakan dan mengakui Tuhan YME
Sila kedua mewajibkan kita untuk memperlakukan semua orang tanpa memandang
bangsa, keturunan, warna kulit, jenis kelamin, agama, dll.
Sila ketiga mewajibkan kita untuk menjunjung tinggi dan mencintai tanah air.
Sila keempat mewajibkan kita untuk ikut serta dalam politik dan pemerintahan Negara
Sila kelima mewajibkan kita untuk memberikan sumbangan kepada Negara demi
terwujudnya kesejahteraan umum.

3) Pancasila sebagai moral Negara


Moral pancasila mengikat Negara. Moral pancasila menjadi penuntun, pembimbing, dan
petunjuk arah dari semua usaha Negara untuk mewujudkan kesejahteraan umum yang
berkeadilan sosial. Beberapa tuntutan moral bagi Negara dan instansi-instansi
pemerintahan diantaranya:
- Sila 1: membina kebebasan dan semangat kerukunan dalam bidang agama
- Sila 2: menghormati hak-hak dasar semua warga Negara
- Sila 3: meningkatkan persatuan dan kerukunan bangsa atas asas bhineka tunggal ika
- Sila 4: mengakui dan mengembangkan kedaulatan rakyat melalui organisasi
masyarakat dan lembaga konstitusional
- Sila 5: mengutamakan kekayaan alam dan pendapatan Negara untuk memajukan
rakyat Indonesia.
BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan

Intisari Pancasila Sebagai Sistem Filsafat:


Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada paragraf pertama, makna dasar Pancasila Sebagai
Sistem Filsafat adalah dasar mutlak dalam berpikir dan berkarya sesuai dengan pedoman
diatas, tentunya dengan saling mengaitkan antara sila yang satu dengan lainnya. Misal :
Ketika kita mengkaji sila kelima yang intinya tentang kedilan. Maka harus dikaitkan dengan
nilai sila-sila yang lain artinya :

Keadilan yang ber keTuhanan (sila 1)


Keadilan yang berPrikemanusian (sila 2)
Keadilan yang berKesatuan/Nasionalisme,Kekeluargaan (sila 3)
Keadilan yang Demokratis

Dan kesemua sila-sila tersebut saling mencakup,bukan hanya di nilai satu persatu. Semua
unsur (5 sila) tersebut memiliki fungsi/makna dan tugas masing-masing memiliki tujuan
tertentu.

Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia:


Merupakan kenyataan objektif yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Pancasila
memberi petunjuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa membedakan
sukuatauras.

Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara:


Yang dimaksud adalah bahwa semua aturan kehidupan hukum kegiatan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara berpedoman pada pancasila. Karena pancasila merupakan sumber
dari segala sumber hukum bangsa dan negara republik indonesia.

Orang yang berfikir kefilsafatan ialah orang yang tidak meremehkan terhadap orang yang
lebih rendah derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang kecil, dan selalu berfikiran
positif, kritis, dan berdifat arif bijaksana, universal dan selalu optimis.

Anda mungkin juga menyukai