NIM : 230214290
Kode Kelas : MU113C
karena mengejek ras dan agama Hendra. Saat dia bergabung dengan Nahdlatul Ulama, dia
ditugaskan untuk menjaga keamanan Ibadah Paskah dimana awalnya dia tidak mau namun
karena tuntutan tugas akhirnya membuat dia mau. Sampai hari dimana dia juga bertugas pada
malam Natal di gereja dimana saat itu dalam keadaan sedang bertengkar dengan sang istri karena
insiden penghancuran restoran milik Sun juga dia dihadapkan dengan penemuan bom didalam
gereja. Dengan segala tanggungjawabnya meskipun harus berpikir cukup lama untuk segala
konsekuensinya namun dengan berani dia pun berhasil mengeluarkan bom tersebut dan ikut mati
bersama dengan meledaknya bom tersebut.
Hendra pun yang sering mendapat ejekan tentang identitas sebagai seorang Tionghoa dan
Buddhist membuatnya membenci agama lain, khususnya agama Islam. Sang ayah, Sun, yang
adalah pribadi menghargai perbedaan agama selalu membuat karyawan nyaman meskipun
mereka tidak seagama dengannya dimana dia selalu menyediakan waktu karyawannya beribadah
pada jamnya dan libur pada hari raya mereka terutama Idul Fitri untuk karyawan yang Muslim.
Namun, itu berubah sejak Hendra yang mengelola dimana dia tidak memperdulikan waktu
ibadah dan hari raya keagamaan karyawannya dengan alasan ingin mencari keuntungan
sebesarnya agar restoran ayahnya segera menjadi restoran besar. Dan hal itu pun membuat orangorang lain geram, terutama Soleh dimana dia marah karena sang istri yang harus kembali
berkerja di hari kedua lebaran. Kemaraanh Soleh dan warga lainnya membuat mereka
mendatangi restoran milik Sun dan menghancurkannya, lebih parahnya Sun dalam kejadian
tersebut harus menjadi korban dalam kondisinya yang sedang lemah tubuhnya. Hingga akhirnya
kematian sang ayah menjadi tamparan besar baginya untuk segera berubah dan menjadi seorang
Mualaf.
Rika dengan perubahannya menjadi seorang Katolik membuat banyak komentar miring
tentangnya dan hal itu berdampak pula pada Abi yang sering diejek. Namun Abi akhirnya dapat
mengerti dan Rika sendiri pun membagi dirinya agar bisa terus membimbing Abi meskipun
berbeda agama dengan anaknya. Rika yang mendapat penolakan akibat pindahnya dari agama
sebelumnya ke agama Katolik dari orangtuanya pun akhirnya dapat selesai. Rika juga melihat
kesempatan untuk Surya menjadi peran Yesus di gerejanya. Surya sempat menolak karena alasan
agama dengan perannya tidak membuatnya nyama namun akhirnya dia memberanikan diri dan
lolos menjadi peran Yesus. Pro kontra terjadi saat Surya yang menjadi Yesus karena seorang
Muslim menjadi peran Yesus. Hal tersebut tidak berlangsung lama bahkan dia kembali menjadi
peran Yusuf di malam Natal. Kedekatannya dengan Rika membuat dia jadi memaknai hidup dan
jauh lebih tenang dari kehidupan dia yang sebelumnya.
Film ini adalah contoh nyata bagaiman pluralisme yang ada di Indonesia, gesekangesekan perbedaan agama membuat sekali menyetuh bagian sensistif dapat menjadi petaka bagi
satu negeri ini. Film ini mengajarkan bukan tentang agama mana benar tapi bagaimana kita
sebagai umat agama kita masing-masing menjalankan peran kita sesuai dengan agama kita
masing-masing pula. Pada intinya agama menitikberatkan pada bagaimana seseorang mencintai
Tuhannya dengan cara yang benar dan membagikan kasih sesuai dengan yang diajarkan
agamanya terutama pada saudara kita yang berbeda agama. Ada kalimat dalam film ini membuat
saya tergugah Manusia dalam kehidupan ini tidak hidup sendirian, tapi manusia punya jalan
setapaknya masing-masing. Manusia berjalan sendiri. Berjalan, berlari, dan sesekali berhenti.
Semua jalan setapak tersebut berbeda-beda, namun menuju kearah yang sama. Mencari satu hal
yang sama dan satu tujuan yang sama. Hingga hampir mencapai tujuan, manusia semakin
menyadari bahwa disepanjang jalan setapak yang dia lalui, dia tidak benar-benar sendiri.
Manusia selalu bersama dengan apa yang dia cari, bersama tujuannya, yaitu Tuhan.. Dari film
ini saya belajar bagaimana kita harus mengatasi kehidupan pluralisme di Indonesia.