Anda di halaman 1dari 25

Daftar Isi

RESUME JURNAL .............................................................................................. 1

The Impact of Indian Dramas on Language and Dressing of Females .............. 1

The Influence of Turkısh TV Dramas on Saudi Consumers’ Perceptıons, Attıtudes


and Purchase Intentions toward Turkish Products ............................................. 4

TELEVISION DRAMA, NARRATIVE ENGAGEMENT AND AUDIENCE


BUYING BEHAVIOR (The Effects of Winter Sonata in Japan) .......................... 7

Factors of watching Korean Drama Among Youth in Kuching City, Malaysia 10

THE EFFECTS OF TELEVISION VIEWING, CULTURAL PROXIMITY, AND


ETHNOCENTRISM ON COUNTRY IMAGE .................................................... 12

Effects of Korean television dramas on the flow of Japanese tourists .............. 14

The Effects of Korean Pop Culture on Hong Kong Residents’ Perceptions of


Korea as a Potential Tourist Destination.......................................................... 18

RESUME BUKU ................................................................................................. 23

Buku Metode Penelitian Kuantitatif.............................................................. 23

Metode Penelitian Kuantitatif ........................................................................... 23

Buku Teori Komunikasi ................................................................................. 23

Teori Uses and Gratification ............................................................................. 23

Buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar ........................................................ 24

Model S-R ......................................................................................................... 24

i
Rencana Judul : Pengaruh Menonton Tayangan Drama Seri Televisi Korea
Terhadap Minat Penonton Dalam Berbusana

RESUME JURNAL

The Impact of Indian Dramas on Language and Dressing of Females

1. Identitas

Penulis Arshad Ali, Ammarah Khalid and Syed Ali Hassan*


Nama Jurnal Journal of Mass Communication & Journalism
Tahun – Halaman 2014, Vol. 4 Issue 4 ISSN: 2165-7912
DOI 10.4172/2165-7912.1000186

2. Abstrak
Penelitian ini meneliti dampak dari drama India terhadap bahasa dan
berpakaian wanita di desa Sehowal distrik Sialkot. Dengan melalui survey
menggunakan kuesioner dan menargetkan 100 wanita berusia 16-30 tahun
dan menonton televisi kabel selama minimal dua tahun. Penelitian ini
mencatat pola konsumsi responden, tingkat menonton, saluran yang disukai,
waktu menonton favorit dan kontrol jarak jauh. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa media India berusaha untuk menumbuhkan budaya
mereka untuk penontonnya, perempuan bahkan di desa. Seperti pakaian
India dan menggunakan kata-kata Hindi secara sengaja atau tidak namun
tetap ada sedikit perubahan dalam pola interaksi.

3. Latar Belakang Penelitian


Di Pakistan, industri drama tiba-tiba memberi dampak pada pikiran
orang-orang. Drama dan film India sering berdampak negative dan intensif
pada sosial, budaya, kepercayaan dan nilai-nilai sosial muda Pakistan.
Efeknya terlihat jelas pada gaya hidup, makanan, pakaian, bahasa, perayaan
tradisional dan agama.
Saat ini media memainkan peran penting dalam mempromosikan
bahasa Hindi di Pakistan. Karena orang-orang kebanyakan menonton
program India dan mereka mengadopsi banyak kata-kata Hindi dalam
rutinitas sehari-hari. Media menghadirkan modernisasi dan westernisasi dan
memiliki dampak negative pada budaya asli yang dianugerahkan oleh Islam.
Tetapi tidak bisa disangkal efek buruk dari gaya berpakaian India yang telah
di adaptasi di Pakistan. Seperti memakai Sarhi tanpa lengan, berpakaian
kemeja pendek, dan lain-lain. Saat acara khusus wanita menggunakan

1
budaya India untuk pamer. Dan orang-orang mempelajari hal ini melalui
drama dan film India.

4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
 Untuk mengeksplorasi bagaimana menonton drama India dapat
mempengaruhi pemirsa
 Untuk memeriksa media India yang mencoba menumbuhkan
budaya mereka di masyarakat Pakistan
 Untuk mengetahui seberapa banyak drama India yang mengarah
pada adopsi bahasa India
 Untuk memeriksa seberapa banyak drama India yang menyebabkan
adopsi pakaian India.

5. Teori yang Digunakan


Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori Kultivasi.
Teori ini menegaskan bahwa sikap pemirsa yang sulit diolah terutama oleh
apa yang mereka tonton di televisi. Teori Kultivasi dalam bentuk yang
paling mendasar yaitu menunjukan bahwa televisi bertanggung jawab untuk
membentuk atau memupuk konsep pemirsa realitas sosial.

6. Metodologi
Dengan menggunakan metode survey. Populasi target adalah wanita
desa Sehowal dan 100 sampel diambil untuk penelitian ini. Dengan
menggunakan teknik cluster sampling dimana peneliti mendefinisikan
berbagai kelompok wanitaberdasarkan usia. Kelompok usia terbagi dari 16
hingga 20, 21 hingga 24, dan 24 hingga 30. Peneliti menguruk efek drama
India pada bahasa dan berpakaian.

7. Temuan
 Semakin besar paparan televisi kabel maka efek pada bahasa dan
berpakaian ada pada perempuan desa Sehowal.
 Tidak ada dampak dari bahasa drama India dan berpakaian pada
wanita di desa Sehowal. Karena ada dampak drama ini pada aspek
sosial budaya pada masyarakat Pakistan
 Lebih banyak 42% orang menggunakan kata-kata Hindi yang
berbeda dalam kehidupan sehari-hari mereka, beberapa orang
menggunakan kata-kata ini secara sadar dan sebagian lainnya tidak
sadar menggunakannya. 51% responden setuju bahwa mereka
mempelajari kata-kata nahasa Hindi jelas dari drama India.
 57% responden sangat tidak setuju untuk mengenakan pakaian India
dengan santai dan 35% secara formal. 24% orang mengatakan

2
bahwa korban dari pakaian drama India, mereka tahu bahwa pakaian
sari dan baju tanpa lengan ini tidak sesuai dengan Islam tetapi
mereka suka memakainya dengan bangga.

8. Kesimpulan
Dampak drama India pada bahasa dan pakaian wanita di Desa
Sehowal, distrik Sialkot, Pakistan, yaitu banyak orang orang yang
menggunakan kata yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari, sumber
utama pembelajaran mereka adalah drama India. Sebagian besar orang tidak
menyukai pakaian India dan menghindari mengenakannya. Menggunakan
kata-kata Hindi dan pakaian India adalah rintangan terbesar dalam hal
kesuksesan, Perlunya tanggung jawab pemerintah bahwa harus ada siaran
jenis program yang berkaitan dengann etika dan nilai-nilai budaya Pakistan
dan menghadirkan ideologi nyata Pakistan.

3
The Influence of Turkısh TV Dramas on Saudi Consumers’ Perceptıons,
Attıtudes and Purchase Intentions toward Turkish Products

1. Identitas

Penulis Dr. Amer Aljammazi


Nama Jurnal International Journal of Academic Research in Business and Soc
Sciences
Tahun – Halaman 2017, Vol. 7, No. 1 ISSN: 2222-6990
DOI 10.6007/IJARBSS/v7-i1/2600

2. Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai secara kuantitatif dan
kualitatif pengaruh dari serial drama TV turki pada persepsi sikap dan minat
beli konsumen terhadap pakaian yang dibuat di Turki. Kontribusi teoretis
dari penelitian ini penting karena berfokus pada pengujian pengaruh drama
TV dari sudut yang berbeda dengan menguji pengaruh drama Turki di
industri yang berbeda, yaitu pakaian. Sebagian besar studi terkait
sebelumnya sudah menguji pengaruh drama dan film TV dalam hal
pariwisata, dengan menyelidiki keinginan penonton untuk mengunjungi
tempat dan tujuan yang di tayangkan di dalam drama dan film TV.
Penelitian ini menggunakan dan menggabungkan berbagai bidang
pengetahuan diantaranya psikologi sosial dan pemasaran serta bagaimana
kita dapat melacak hubungan timbal balik dan manfaat saling
ketergantungan antara bidang-bidang tersebut.
3. Latar Belakang Penelitian
Kekuatan program TV telah disebutkan oleh banyak penelitian
untuk menunjukan pengaruh media TV dalam kehidupan sehari-hari.
Program TV sangat signifikan dan mempengaruhi kehidupan sosial
kontemporer. Selama dekade terakhir, drama Turki telah didistribusikan
secara luas ke negara dan budaya lain. Popularitas drama Turki meningkat
ke tingat minat yang lebih tinggi di berbagai bidang seperti pariwisata,
fashion, music dan produk budaya lainnya yang ditampilkan di drama TV.
Keyakinan mendasar dari penenlitian ini adalah drama Turki memiliki
pengaruh kuar dalam menciptakan persepsi dan sikap positif terhadap
produk-produk Turki, pakaian dan pengaruh akan terus tumbuh lebih jauh.

4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini:
 Untuk mengetahui pentingnya serial drama TV turki dalam mempengaruhi
persepsi, sikap dan minat beli konsumen terhadap pakaian buatan Turki

4
 Untuk mengidentifikasi persepsi dan sikap terhadap produk (pakaian) yang
berasal dari pengaruh proposional oleh drama TV pada citra negara; faktor
politik dan industri, orang, budaya, sifat, dan peralatan. Drama Tv; cerita,
karakter, dan bahasa memiliki pengaruh paling signifikan terhadap persepsi,
sikap dan minat beli konsumen Saudi terhadap pakaian yang dibuat di Turki.
 Untuk menyerahkan temuan penelitian dan rekomendasi kepada perusahaan
industri pakaian untuk menyarankan mereka mempertimbangkan drama TV
sebagai strategi pemasaran mereka.

5. Teori yang Digunakan


Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kultivasi,
dimana teori ini menjelaskan hubungan antara persepsi realitas media dan
perilaku akibat di kehidupan nyata. Teori ini juga berpendapat bagaimana
media massa mempengaruhi konstruksi realitas sosial individu. Teori ini
menyelidiki media massa sebagai agen sosialisasi dan bagaimana menonton
televisi mempengaruhi pemirsa untuk meyakini realitas televisi, saat
penonton sering menonton televisi.
Dan teori aksi sosial, teori ini mempertimbangkan hubungan antara
persepsi audiens dan konsekuensi perilaku. Teori aksi sosial mengamati
bagaimana individu memandang lingkungannya dengan melihat orang lain
dalam kinarja yang mucul dan sedang dilakukan

6. Metodologi
Dalam penelitian ini menggunakan kombinasi dari kuantitatif dan
kualitatif dan pendekatan deduktif yang dimulai dengan menyelidiki dan
mempelajari studi sebelumnya. Untuk kuantitatif diambil dengan teknik
snowballing.

7. Temuan
Temuan menunjukan bahwa sebagian besar yang telah menonton
serial drama turki sejak lebih dari lima tahun dan hanya 10% dari mereka
yang menunjukan bahwa mereka mulai menonton serial drama TV ini sejak
kurang dari satu tahun. Hal ini menunjukan bahwa orang-orang yang
erpartisipasi dalam survey ini memiliki paparan yang memadai untuk serial
drama TV Turki. Ditemukan juga bahwa lebih banyak generasi muda yang
menonton serial drama TV Turki, dibandingkan dengan generasi tua.
Dampak dari serial drama TV Turki dalam citra negara adalah, Turki
digambarkan secara positif dalam drama-drama Turki. Sehingga perlu
dipahami pentingnya peran drama karena mampu merubah persepsi
penontonnya,. Dalam temuan penelitian ini menunjukan bahwa drama Turki
memainkan peran penting dalam persepsi penonton tentang Turki yang
membuat persepsi penonton tentang sejarah Turki telah membaik. Serta dari

5
drama Turki juga merubah persepsi yang positif pemirsa Saudi tentang
teknologi Turki, industri, status ekonomi, kualitas hidup, orang-orangnya,
dan budaya Turki.
Program drama Turki dapat menarik minat masyarakat Saudi,
karena masyaraka Saudi suka menonton program TV drama Turki karena
memiliki alur cerita yang bagus, pemilihan aktor dan aktris, kualitas produk,
hiburan dan dubbing ke dalam bahasa Arab.
Berdasarkan temuan, mayoritas persepsi pemirsa Saudi dipengaruhi
secara positif oleh drama TV Turki. Membuat mereka berpikir tentang mode
dan tren baru berdasarkan apa yang dilihat dalam drama TV Turki.
Menunjukan bahwa minat pemirsa Saudi pada pakaian buatan Turki juga
meningkat.
Temuan sikap menunjukan bahwa persepsi permirsa Saudi tentang
Turki dan pakaian yang dibuat di Turki telah meningkat. Persepsi pemirsa
tentang pakaian Turki benar-benar mempengaruhi sikap mereka. Sama hal
nya, sikap terhadap pakaian buatan Turki telah meningkat, tetapi minat
mereka pada merek-merek untuk minat membeli tidak meningkat. Hanya
beberapa yang menunjukan niat dan kencenderungan mereka membeli
pakaian Turki telah meningkat. Beberapa orang yang menyatakan niat
membeli dan menggunakan produk Turki ini meningkat bersedia membayar
harga lebih tinggi untuk membeli pakaian Turki dan mengikuti tren mode
terbaru yang dilihat dalam drama TV Turki.

8. Kesimpulan
Orang-orang Saudi telah terpengaruh secara positif terhadap pakaian
yang dibuat di Turki, setelah menonton serial drama TV Turki. Karena
drama TV ini mampu mempromosikan busana dan merek pakaian mereka
di Arab Saudi. Pemirsa Saudi dari drama TV Turki memiliki persepsi dan
sikap positif terhadap pakaian Turki. Melalui drama Turki ini, minat
pemirsa Saudi pada budaya, rakyat dan pakaian Turki telah meningkat. Dan
diharapkan Turki dapat memanfaatkan persepsi dan sikap positif ini untuk
menjual produk-produk mereka.

6
TELEVISION DRAMA, NARRATIVE ENGAGEMENT AND AUDIENCE
BUYING BEHAVIOR (The Effects of Winter Sonata in Japan)

1. Identitas

Penulis Do Kyun Kim, Arvind Singhal, Toru Hanaki, Jennifer Dunn,


Ketan Chitnis and Min Wha Han
Nama Jurnal THE INTERNATIONAL COMMUNICATION GAZETTE
Tahun – Halaman 2009, ISSN 1748-0485; Vol. 71(7): 595–611;
DOI DOI: 10.1177/1748048509341894

2. Abstrak
Derasnya globalisasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia
menyebabkan cinta budaya Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas
drama, lagu, dan film televisi Korea meroket di negara-negara Asia Utara
dan Tenggara. Gelombang besar budaya pop Korea ini disebut sebagai
Hanryu (gelombang Korea). Salah satu trendsetter paling signifikan dari
Hanryu adalah drama televisi Korea Winter Sonata, yang sangat populer di
setiap negara Asia di mana ia disiarkan. Artikel ini menyelidiki persepsi
anggota audiens Jepang terhadap narasi Winter Sonata dan bagaimana
persepsi ini mempengaruhi perilaku pembelian memorabilia Winter Sonata
mereka, seperti pakaian, kosmetik, DVD / CD program, perjalanan ke Korea
dan sejenisnya. Dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif,
penelitian ini menemukan bahwa popularitas drama itu dihasilkan oleh
keterlibatan penonton Jepang dengan narasinya. Selanjutnya, persepsi
audiens terhadap kualitas narasi ditemukan untuk memprediksi apakah
mereka membeli produk Winter Sonata atau tidak.

3. Latar Belakang Penelitian


Popularitas drama, lagu dan film televisi Korea yang meningkat
pesat di Asia Utara dan Tenggara di negara-negara seperti Jepang, Cina,
Mongolia, Vietnam, Taiwan dan Thailand. Gelombang budaya pop Korea
ini biasa disebut Hanryu (gelombang Korea). Pengaruh dari Hanryu yang
sangat besar telah memiliki efek yang belum pernah terjadi sebelumnya
pada masyarakat negara-negara Asia ini dan bahkan pada hubungan
Internasional mereka dengan runtuhnya dominasi produk-produk
Hollywood di pasar media.
Secara khusus, drama televisi Korea telah menjadi ekspor budaya
pop Korea paling menguntungkan, memikat semya jenis audiens, muda dan
tua, pria dan wanita bahkan kaya dan miskin (Park, 2004). Melampaui
geografi, budaya dan kebangsaan, salah satu trend center dari gelombang

7
budaya pop Korea ini adalah drama televisi Korea Winter Sonata, yang
menerima peringkat luar biasa di setiap negara Asia tempat shootingnya.

4. Tujuan Peneltian
Menyelidiki efek media tentang perilaku audiens, artiket yang
merinci dampak ekonomi atau pun bisnis dari acara tersebut terutama
berkaitan dengan konsumen Jepang yang membeli produk yang terkait
dengan Winter Sonata, termasuk menghabiskan uang untuk perjalanan ke
Korea dan bisnis baru yang terkait dengan barang dagangan Winter Sonata
di Jepang.

5. Teori yang Digunakan


Menggunakan teori kultivasi yang menjelaskan hubungan antara
persepsi audiens terhadap produk media dan perilaku konsekuensinya. Teori
kultivasi berkaitan dengan ‘bagaimana media massa mempengaruhi
konstruksi realitas sosial individu’ (Lee, 1989: 772). Menurut Hawkins dan
Pingree (1982), menonton televisi memupuk aspek realitas sosial.
Pandangan ini mendukung penelitian lain yang berpendapat bahwa televisi,
sebagai media, memberikan pengaruh kuat pada kehidupan sehari-hari
manusia (Kwak et al., 2002; Lee, 1989; Meyer, 1989). Dalam hal ini, teori
kultivasi dapat berpendapat bahwa menonton televisi dapat menimbulkan
perilaku audiens tertentu, seperti membeli barang berdasarkan isyarat yang
disediakan dalam teks media (Meyer, 1989).

6. Metodelogi
Menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif

7. Temuan
Persepsi pemirsa Jepang tentang kualitas narasi Winter Sonata
secara positif terkait dengan koherensi dan kesetiaan narasi bersama dengan
emosi, evaluasi teman sebaya dan hiburan.
Semakin positif penonton Jepang memahami narasi Winter Sonata, semakin
besar kemungkinan mereka akan membeli produk yang terkait dengan
Winter Sonata.

8. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, sebagai ikon budaya populer Korea, Winter
Sonata telah menyebabkan Hanryu menyapu seluruh negara Asia. Pengaruh
menyeluruh dari Winter Sonata ini telah berlanjut selama bertahun-tahun,
melampaui batas-batas negara. Dampaknya tidak hanya pada individu,
tetapi telah mempromosikan perdagangan internasional baru dan kedekatan
diplomatik. Dalam hal ini, Winter Sonata dan Hanryu telah menciptakan

8
tidak hanya citra perseptual baru Korea Selatan, tetapi berkontribusi untuk
membangun solidaritas Asia berdasarkan konsumsi populer.
Studi ini menunjukkan bahwa para sarjana komunikasi harus menganalisis
lebih lanjut fenomena Hanryu di Asia. Jelas, ada banyak masalah ekonomi,
politik dan sosial yang terkait dengan fenomena budaya populer
transnasional ini. Dibutuhkan studi banding yang memperluas penyelidikan
Hanryu di luar Jepang ke negara-negara Asia lainnya.

9
Factors of watching Korean Drama Among Youth in Kuching City,
Malaysia

1. Identitas

Penulis Mazdan Ali Amaran1 and Lau Mei Wen


Nama Jurnal International Journal of Arts and Commerce
Tahun – Halaman 2018. Vol 7 No. 7 ISSN 1929-7106
DOI http://ir.unimas.my/id/eprint/23968

2. Abstrak
Penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor menonton Drama
Korea di kalangan pemuda di Kota Kuching, Malaysia. Itu dilakukan
dengan membagikan 300 set kuesioner kepada para remaja di Kota Kuching
melalui survei online. Metode analisis data kuantitatif digunakan dan
dianalisis melalui analisis deskriptif dan analisis faktor. Analisis faktor
mengekstraksi dua faktor anak muda yang menonton drama Korea yang
belajar dan bersosialisasi. Ditemukan bahwa faktor-faktor ini dapat
dijelaskan dengan menggunakan teori uses and gratifications.

3. Latar Belakang Penelitian


Apakah motivasi yang ditemukan dalam teori kegunaan dan
pemuasan yang menjelaskan bahwa anak muda di Kuching menonton drama
Korea untuk memuaskan kebutuhan mereka akan pembelajaran tentang
budaya Korea seperti masakan Korea, mode, bahasa dan juga tujuan wisata
terkenal di Korea serta untuk bersosialisasi dengan teman dan keluarga
seperti menghabiskan waktu bersama, bergabung dengan diskusi drama
dengan teman-teman dan memiliki topik percakapan umum dengan teman
dan keluarga.

4. Tujuan Penelitian
Untuk mengidentifikasi faktor-faktor menonton drama Korea di
kalangan anak muda di Kota Kuching, Malaysia. Dan untuk memperoleh
dengan menyelidiki keinginan dan kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh anak
muda dari menonton drama Korea.

5. Teori yang Digunakan


Penelitian ini menggunakan teori gratifikasi sebagai landasan teori
untuk mengembangkan kerangka penelitian. Jiang dan Leung (2012)
mengidentifikasi empat pemirsa gratifikasi yang mencari dari menonton
serial drama yang meliputi hiburan, kemasyarakatan, pembelajaran, dan
pelarian berdasarkan teori kegunaan dan gratifikasi. Teori uses and

10
gratification adalah pendekatan yang terpusat pada audiens tentang
bagaimana pemirsa menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan
kognitif dan afektif mereka (Jiang 2010)

6. Metodelogi
Menggunakan metode kuantitatif dengan teknik stratified sampling
method dan random sampling method

7. Temuan
Faktor utama yang memotivasi anak muda untuk menonton drama
Korea adalah kemampuan bersosialisasi secara keseluruhan. Alih-alih
menghabiskan waktu bersama dengan teman dan keluarga, anak muda
cenderung menonton drama Korea secara tidak teratur untuk melakukan
percakapan santai dengan teman dan keluarga.
Para remaja cenderung tergoda untuk menonton drama Korea ketika teman-
teman mereka sering berbicara tentang serial drama yang mereka tonton
yang terkadang membangkitkan rasa ingin tahu mereka terhadap konten
drama

8. Kesimpulan
Kegiatan penyiaran tidak hanya untuk hiburan tetapi juga informasi
(Wahab, Kim, & Syed 2013). Hal ini menunjukan bahwa drama korea juga
akan menjalani persetujuan dari Kementrian Indormasi sebelum
ditayangkan. Dua faktor yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah di
antara motivasi yang ditemukan dalam teori uses and gratification yang
menjelaskan bahwa kaum muda di Kuching menonton drama Korea untuk
memuaskan kebutuhan mereka akan pembelajaran tentang budaya Korea
seperti masakan Korea, mode, bahasa dan juga tujuan wisata terkenal di
Korea serta untuk bersosialisasi dengan teman dan keluarga seperti
menghabiskan waktu bersama, begabung dengan diskusi drama dengan
teman-teman dan memiliki topic percakapan umum dengan teman dan
keluarga.

11
THE EFFECTS OF TELEVISION VIEWING, CULTURAL PROXIMITY,
AND ETHNOCENTRISM ON COUNTRY IMAGE

1. Identitas

Penulis Jae-Woong Yoo1, Samsup Jo2, Jaemin Jung3


Nama Jurnal Sosial Behavior and Personality an International Journal
Tahun – Halaman 2014 Vol 42, No 1 . 89-96.
DOI doi.org/10.2224/sbp.2014.42.1.89

2. Abstrak
Mengeksplorasi efek dari menonton program televisi drama mini
seri Korea, bersama dengan kedekatan budaya dan etnosentrisme, pada
persepsi pengamat televisi Jepang dan Cina tentang Korea. Dengan
melakukan survei di Beijing dan Cina dengan 621 sampel yang valid,
dengan mengkonfirmasi efek menonton program drama miniseri drama
Korea dalam membentuk sikap positif terhadap Korea. Selain itu, sikap
positif ini menghasilkan tingkat niat perilaku yang lebih tinggi seperti
mengunjungi Korea atau membeli produk Korea. Kedekatan budaya juga
ditemukan sebagai variabel yang signifikan dalam memprediksi sikap
positif terhadap Korea. Namun, bertentangan dengan temuan dalam
penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini efek etnosentrisme tidak
signifikan.

3. Latar Belakang

Banyak penelitian yang masih ada tentang efek Negara asal pada
persepsi keseluruhan konsumen terhadap Negara tertentu, beberapa peneliti
telah mengeksplorasi efek menonton televise pada citra nasional di Negara-
negara Asia
4. Tujuan Penelitian
Mengeksplorasi efek dari menonton program televise drama seri
Korea.

5. Teori yang Digunakan


Ini memberikan kerangka teori untuk memeriksa sejauh mana drama
Korea dapat diterima secara budaya di negara-negara Asia tetangga.
Berbeda dengan kedekatan budaya, etnosentrisme mungkin memiliki
dampak negatif pada sikap satu negara terhadap yang lain (Burch, 2002).

6. Metodelogi
Kuantitatif dengan teknik Sampel dan Prosedur Penelitian

12
7. Temuan
Adanya korelasi kuat antara menonton serial televisi mini drama
Korea dan membentuk sikap positif terhadap Korea. Selain itu, sikap positif
ini menghasilkan tingkat niat perilaku yang lebih tinggi seperti mengunjungi
Korea atau membeli produk Korea. Kami percaya bahwa media visual
memengaruhi persepsi tentang apa yang menarik, menarik, dan menarik
perhatian. Dengan demikian, semakin banyak masyarakat umum di negara
tertentu menonton program drama televisi dari negara asing, semakin besar
kemungkinan mereka untuk melihat negara asing secara positif (Kim &
Richardson, 2003; Kunczik, 1997).

8. Kesimpulan
Temuan kami dalam penelitian ini memiliki implikasi untuk praktik
hubungan masyarakat dan penelitian terhadap citra negara. Media massa
masih memainkan peran kunci dalam membentuk persepsi awal tentang
negara asing. Dalam studi ini, program televisi miniseri drama Korea
ditemukan sebagai bentuk media komunikasi yang efektif untuk
menyampaikan karakteristik yang menguntungkan dari negara tertentu.
Ketika publik membuat skema kognitif untuk suatu negara, drama dan film
televisi bisa efektif dalam menyampaikan informasi negara melalui saluran
naratif dan visual.

13
Effects of Korean television dramas on the flow of Japanese tourists

1. Identitas

Penulis Samuel Seongseop Kima, Jerome Agrusab, Heesung Leed, Kaye Chon
Nama Jurnal Science Direct – Tourism Management
Tahun – Halaman 2007 – 1340-1353
DOI 10.1016/j.tourman.2007.01.005

2. Abstrak
Studi ini menyelidiki efek dari serial drama televisi Korea (TV)
berjudul, Winter Sonata, pada potensi atau arus turis Jepang yang
sebenarnya ke Korea. Lebih khusus, penelitian ini mengeksplorasi alasan
popularitas serial drama TV Korea, perubahan citra yang dirasakan sebagai
dampak dari melodrama, dan produk yang disukai dari pariwisata yang
diinduksi oleh sinetron. Tujuan penelitian ini dicapai melalui dua cara: (1)
ulasan artikel di surat kabar, majalah, dan laporan; (2) analisis dari survei
terhadap turis Jepang yang mengunjungi lokasi-lokasi utama dari seri drama
Winter Sonata TV. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa serial TV Korea
ini memiliki berbagai dampak dalam kaitannya dengan Korea dan Jepang.
Yang menarik, responden Jepang yang berusia 40-an dan lebih menyukai
drama TV Korea dan menunjukkan keinginan yang lebih kuat untuk
melakukan perjalanan Hallyu. Selain itu, minat dan empati yang tinggi pada
aktor dan aktris terkemuka adalah alasan utama preferensi mereka terhadap
drama Korea. Hasil analisis kanonik menunjukkan bahwa responden lebih
suka drama TV Korea karena semua lima dimensi alasan yang menunjukkan
tingkat yang lebih tinggi dan kesepakatan untuk pengembangan lima dari
delapan jenis produk dari penelitian ini.

3. Latar Belakang
Televisi adalah salah satu media paling popular dan berpengaruh
untuk menarik perhatian orang di antara beragam alternative media visual.
Penelitian ini berkaitan dengan studi kasus yang meneliti efek dari serial TV
Korea dalam menarik wisatawan ke Korea. Program TV Korea menyebar,
melalui ekspor ke Negara dan budaya lain. Popularitas drama TV Korea
meningkat tingkat minat yang lebih tinggi dalam berbagai bidang seperti
music, film, makanan, mode dan produk-produk yang terinspirasi budaya
lainnya yang ditampilkan pada program TV. Di Jepang, demam diciptakan
oleh serial drama Korea 26-bagian berjudul Winter Sonata yang
menyebabkan berbagai dampak ekonomi dan sosial budaya. Aliran yang
diinduksi wisatawan Jepang telah meningkat pesat, menunjukkan jumlah
pengunjung ke Korea pada tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2003

14
dan 2004 melaporkan kenaikan masing-masing 35,5% dan 35,4% (KNTO,
2006).

4. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini dicapai melalui dua cara:
 Ulasan artikel di surat kabar, majalah, dan laporan;
 Analisis dari survei terhadap turis Jepang yang mengunjungi lokasi-
lokasi utama dari seri drama Winter Sonata TV

5. Teori yang digunakan


Media visual memengaruhi persepsi tentang apa yang modis,
menarik, dan menarik perhatian. Demikian juga, sejauh penggambaran
perilaku dan emosi aktor, apakah romantis atau kekerasan konsisten dengan
citra diri ideal pemirsa atau prototipe anggota grup yang ideal, pemirsa
dapat meniru perilaku di layar dari bintang-bintang. Sebuah program TV
atau film di tempat tujuan utama tidak hanya membawa uang ke lokasi
selama pembuatan film yang sebenarnya, yang bisa sangat signifikan, itu
juga dapat menginspirasi orang untuk mengunjungi lokasi selama bertahun-
tahun sesudahnya. Menurut Beeton (2001b), ada banyak bukti anekdotal
bahwa wisatawan mencari situs film dan bahkan menampilkan kembali
fantasi yang digambarkan dalam film dan program TV di lokasi film
tersebut. Menurut tinjauan menyeluruh dari literatur pariwisata, efek dari
pariwisata film dapat diklasifikasikan berdasarkan empat tema: (1) dampak
ekonomi; (2) peningkatan nilai tidak berwujud dalam komunitas tuan
rumah; (3) dampak negatif; dan (4) perspektif postmodernisme.

6. Metodelogi
Dengan metode pengukuran menggunakan kuesioner terstruktur
serta ukuran sampel dan pengumpulan data. Convenience sampling adalah
metode pilihan untuk penelitian ini karena secara fisik tidak mungkin untuk
mengontrol bagian pengunjung melalui ruang terbuka di pulau
.
7. Temuan
Temuan penelitian ini menunjukkan karakteristik tersebut dari
responden adalah perempuan (59,6%), menikah (40,3%), bekerja sebagai
karyawan perusahaan (30,4%), memiliki tingkat pendidikan beberapa
perguruan tinggi atau perguruan tinggi (73%), dan telah berpartisipasi
dalam 2-3 tur Korea ( 56,2%). Karakteristik dari tur sebelumnya dari
responden adalah selama 3-4 hari (72,8%), biaya perjalanan US $ 1000- $
3000 (55,1%), dan sumber informasi adalah teman / kerabat (34,1%),
kelompok persaudaraan (25,9%) ), dan keluarga (24,4%). Usia responden

15
terdiri dari 20-24 (23,3%), 25–29 (30,7%), 30–39 (27,7%), 40 tahun ke atas
(18,3%).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan gambar pada
tujuan wisata dikaitkan dengan drama TV. Temuan ini juga memperluas
studi sebelumnya tentang perubahan citra dengan dampak kampanye
promosi (Perry et al., 1976), perubahan musim dan lingkungan (Gartner,
1986), peristiwa yang tidak menguntungkan (Gartner & Shen, 1992),
peristiwa yang menguntungkan (Kim & Morrison, 2005), dan pengalaman
tur (misalnya, Andreu, Bigne, & Cooper, 2000; Chon, 1991). Akibatnya,
temuan penelitian menunjukkan bahwa peran pariwisata yang disebabkan
oleh drama TV konsisten dengan gagasan yang diajukan oleh banyak studi
bahwa pariwisata cenderung bertindak sebagai kekuatan positif untuk
merangsang perdamaian dengan mengurangi ketegangan dan kecurigaan
(D'Amore, 1988, 1989; Hall, 1984; Hobson & Ko, 1994; Jafari, 1989;
Matthews, 1978; Matthews & Ritcher, 1991; Richter, 1989; Var, Brayley,
& Korsay, 1989; Var, Schluter, Ankomah, & Lee, 1989). Peran pariwisata
dapat menjadi lebih efektif di tingkat pertukaran sipil, suatu gagasan yang
didukung oleh pentingnya saluran tidak resmi untuk hubungan antar
masyarakat, dan bukan pada tingkat resmi hubungan pemerintah-ke-
pemerintah untuk mengurangi ketegangan antara permusuhan. negara
(Butler & Mao, 1995; Kim & Crompton, 1990). Dengan demikian dukungan
pariwisata yang diinduksi film menjadi bagian dari industri perdamaian
dunia.
Hasil penelitian ini menentukan bahwa minat dan empati responden
yang tinggi terhadap aktor dan aktris terkemuka adalah alasan utama
preferensi mereka terhadap opera sabun TV Korea. Ini menunjukkan bahwa
selebriti yang ditampilkan di film dan di TV dapat bertindak sebagai faktor
pendorong positif untuk pariwisata. Perilaku budaya ini dapat dimengerti
ketika kita mengamati penggemar yang terobsesi dengan penyanyi terkenal,
bintang film atau bintang olahraga. Dengan demikian popularitas opera
sabun TV dapat ditingkatkan oleh para aktor serta cerita mereka, lokasi yang
mengesankan, dan latar belakang musik.

8. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, sebagai studi kasus Asia, ditemukan bahwa
pariwisata yang diinduksi serial TV adalah jenis wisata budaya baru yang
memiliki potensi besar untuk memajukan pertukaran dan pemahaman
budaya. Artinya, orang-orang Jepang kontemporer yang bosan dengan
faktor mekanik, materialisme, dan faktor tidak manusiawi dari sebagian
besar program TV mereka, cenderung mencari minat humanistik, kasih
sayang nostalgia, dan kepuasan perwakilan melalui drama TV. Dengan
demikian keinginan pemirsa untuk mengunjungi suatu lokasi dapat secara

16
alami dikaitkan dengan pariwisata serta untuk mengunjungi tujuan utama
untuk mengenang kembali tentang cinta yang murni dan untuk melacak
kembali nostalgia yang mereka tonton di drama TV. Dari sudut pandang
tujuan utama dalam drama TV, program ini membantu dirasakan setelah
menonton opera sabun TV Korea; dan hubungan antara alasan preferensi
untuk drama TV Korea dan produk pariwisata Hallyu yang berpotensi
menguntungkan.

17
The Effects of Korean Pop Culture on Hong Kong Residents’ Perceptions
of Korea as a Potential Tourist Destination

1. Identitas

Penulis Samuel Seongseop, Kim Jerome Agrusa, Kaye Chon dan Youngshin Cho
Nama Jurnal JOURNAL OF TRAVEL & TOURISM MARKETING
Tahun – Halaman Vol. 24(2–3) 2008
DOI 10.1080/10548400802092684

2. Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai pengaruh budaya pop
Korea terhadap persepsi penduduk Hong Kong tentang Korea sebagai
tujuan wisata potensial. Di antara 500 kuesioner yang didistribusikan, 456
dikumpulkan. Akhirnya, 440 survei yang dapat digunakan digunakan untuk
analisis data setelah menghilangkan 16 kuesioner dengan beberapa jawaban
yang hilang yang dianggap tidak dapat digunakan. Analisis data
menghasilkan banyak hasil yang bermakna. Misalnya, responden yang
kurang berpendidikan dan cenderung menghabiskan lebih banyak untuk
produk budaya Korea memiliki niat lebih tinggi untuk mengunjungi Korea
setelah mereka mencicipi makanan Korea. Pengeluaran untuk produk
budaya Korea adalah kontributor signifikan terhadap niat penduduk Hong
Kong untuk mengunjungi Korea setelah mengalami tiga jenis budaya pop
Korea yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini
mengkonfirmasi studi sebelumnya, yang menemukan bahwa media
memiliki pengaruh signifikan terhadap pilihan tujuan wisata seseorang.

3. Latar Belakang
Orang yang terpapar pada media visual dipengaruhi oleh apa yang
mereka lihat dan dengar di media. Apa yang ditampilkan media sebagai
trendi, menarik, atau sensasional sering ditransfer ke persepsi pemirsa.
Demikian juga, perilaku dan emosi yang digambarkan di layar televisi oleh
aktor karismatik dapat ditiru oleh pemirsa yang mengidentifikasi citra diri

18
ideal mereka dengan bintang televisi favorit mereka. Apakah itu romantis
atau kekerasan, perilaku atau emosi positif atau negatif, penelitian medis
dan psikologis telah mengungkapkan bahwa orang menemukan sikap
mereka sejak usia sangat muda melalui media visual. Sikap ini cenderung
bertahan dan diperkuat melalui media massa.
Dalam masyarakat saat ini, pesawat televisi (TV) memainkan peran
sentral dalam menyampaikan budaya populer modern ke seluruh penjuru
dunia. Informasi tentang berita, olahraga, permainan, film, hobi, perjalanan,
dan berbagai topik lainnya disiarkan setiap hari di TV. Alur cerita yang luar
biasa yang diberikan oleh seri drama atau film memberi makan ibu rumah
tangga, pekerja, atau anggota keluarga dengan gosip atau obrolan. Selain
itu, saluran musik pop TV memberi pemirsa gerakan tarian yang hidup dan
lirik lagu-lagu mereka serta pemandangan yang indah. Drama TV Korea
sangat populer di Asia dan telah menyebar ke berbagai negara termasuk
Hong Kong, Jepang, Cina, Thailand, Vietnam, dan Singapura. Studi ini
mengidentifikasi efek budaya pop Korea yang ditayangkan di TV di
masyarakat Hong Kong. Gelombang budaya pop Korea yang memengaruhi
berbagai entitas termasuk musik, film, makanan, mode, dan produk yang
diilhami budaya lainnya, pada awalnya disebut 'Hallyu' oleh media massa
Tiongkok pada akhir 1990-an (Li, 2005). Di Hong Kong, gelombang Korea
dibentuk oleh drama TV atau film serta lagu-lagu pop Korea yang
ditayangkan di TV.

4. Tujuan penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengaruh
budaya pop Korea terhadap persepsi penduduk Hong Kong tentang Korea
sebagai tujuan wisata potensial.
Tujuan khusus;
 Untuk mengidentifikasi efek dari 'gelombang Korea' di Hong Kong
menggunakan laporan atau komentar yang dikeluarkan oleh media
massa.

19
 Menilai perubahan image Korea setelah mengalami serial / film
drama TV Korea, musik pop, atau makanan.
 Untuk menyelidiki niat untuk mengunjungi Korea setelah
mengalami serial drama TV / film, musik pop, atau makanan.
 Untuk mengeksplorasi apakah ada alasan untuk memilih salah satu
dari tiga elemen budaya pop Korea dari penelitian ini dan jika ada
perbedaan yang dirasakan menurut variabel demografis

5. Teori yang digunakan


Penelitian Riley dan Van Doren (1992), yang merupakan
kontributor awal untuk bidang ini menyarankan penggunaan film untuk
memformat gambar baru dari tujuan wisata sebagai alat yang efektif untuk
promosi tujuan. Bagi wisatawan, film dapat menjadi saluran positif untuk
kepuasan perwakilan mereka, tanpa turis harus mengeluarkan biaya terkait
perjalanan, waktu, kesehatan, dan jarak. Beberapa kasus film di AS dan
Australia berfungsi sebagai 'faktor penarik' yang menarik untuk lebih
meningkatkan kunjungan wisatawan saat ini dan untuk mengubah pemirsa
bioskop menjadi turis juga ditunjukkan oleh Riley dan Van Doren (1992)

6. Metodelogi
Dengan metode Kuantitatif dengan teknik pengukuran,
pengumpulan data dan analisis faktor menggunakan varimax rotasi lalu tes
ANOVA.

7. Temuan
 Profil Responden Survei
Tabel 1 merangkum profil demografis responden. Lebih dari
setengah (52,4%) adalah perempuan, 70,7% dari mereka berusia 20-
an dan 30-an, 27,4% bekerja sebagai pengusaha, dan 66,2%
responden memiliki gelar sarjana atau pendidikan tinggi. Sekitar
72,0% responden melaporkan pendapatan tahunan kurang dari HK

20
$ 500.000. Sedikit lebih dari 50% responden menikah. Lebih dari
setengah dari mereka pernah mengunjungi Korea sebelumnya.
 Informasi Umum tentang Hong Kong
Penduduk 'Preferensi untuk' Hallyu 'Sumber informasi
utama yang ditunjukkan responden sehubungan dengan belajar
tentang budaya pop Korea adalah' TV / radio '(60,9%), diikuti oleh'
koran / majalah '(21,4%), lalu ‘PC / Internet’ (9,7%). Jumlah
pengeluaran yang digunakan untuk membeli produk budaya pop
Korea pada tahun 2005 adalah 'HK $ 100-500' (27,6%), 'HK $
1,001–2,000' (22,6%), 'lebih dari HK $ 2.000' (18,8%), 'HK $ 501 –
1,000 '(17,3%), dan' di bawah HK $ 100 '(13,7%). Ketika responden
ditanya apa alasan paling penting mereka untuk lebih menyukai
budaya pop Korea, jawabannya adalah: 'Sangat cocok untuk selera
saya' (28,9%), 'Sangat populer' (23,7%), 'Tingkat akses bagi budaya
itu mudah karena berada di Asia '(19,1%),' Ada sesuatu yang bisa
dipelajari dari budaya Korea '(16,4%), dan' Ia memiliki
heterogenitas yang lebih rendah daripada budaya Barat '(11,8%)
 Sekitar 73% dari responden setuju bahwa budaya pop Korea telah
menyebabkan keramahan yang lebih besar terhadap Korea daripada
sebelumnya. Ketika ditanya tentang perubahan gambar Korea
karena serial / film drama TV Korea, 72,2% responden melaporkan
perubahan image positif. Sekitar 64% responden setuju bahwa ada
perubahan image positif setelah mereka mendengarkan musik pop
Korea. Demikian juga, sekitar 69% responden setuju bahwa ada
perubahan citra positif Korea setelah mereka mengalami makanan
Korea.
 Sehubungan dengan pertanyaan ‘frekuensi menonton serial / film
drama TV Korea, 'responden sebagian besar menjawab' sering
'(59,6%) dan' sering '(17,0%). Ketika ditanya ‘‘ Apakah Anda
pernah mendengarkan musik pop Korea, responden menunjukkan
persentase tertinggi pada ‘sering’ (47,2%) sebagaimana dianggap
‘paling tidak’ pada (24,6%). Mengenai frekuensi menggunakan

21
restoran Korea, mayoritas responden menunjukkan 'sering' (52,0%)
dan kemudian 'sering' (22,0%).

8. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa budaya pop
Korea telah memainkan peran penting dalam membawa perubahan positif
dalam citra masyarakat Hong Kong tentang negara tuan rumah dan dalam
menarik wisatawan potensial. Menariknya, ketiga jenis budaya pop paling
umum dialami melalui televisi, yang merupakan bagian besar dari
kehidupan orang saat ini. Karena itu, televisi harus memainkan peran
penting dalam membuat pariwisata budaya tersedia bagi mereka yang ingin
mengonsumsi produk budaya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
sebelumnya yang menemukan bahwa media memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pilihan orang tentang destinasi wisata (misalnya,
Beeton, 2001a, 2001b, 2005; Busby dan Klug, 2001; Connell, 2005a,
2005b; Hsu, Agrusa, & Park, 2006; Perdue, 2005; Reily et al., 1998; Tooke
& Baker, 1996).
Dengan demikian, gambar dari tujuan wisata potensial yang
ditunjukkan melalui budaya pop dikonsumsi sebagai cara untuk mengalami
budaya dan membantu menciptakan citra baru dari tujuan tersebut. Namun,
karena tren jangka pendek adalah fitur bawaan dari budaya pop, preferensi
orang dapat dengan mudah berubah. Selain itu, preferensi untuk budaya pop
negara lain dapat bervariasi sesuai dengan keadaan hubungan diplomatik;
yaitu, suatu negara akan menerima budaya pop negara lain selama masa
hubungan damai, tetapi hubungan yang tidak menguntungkan akan
menyebabkan penolakan terhadap budaya pop negara tersebut. Dengan
demikian, studi lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi apakah
pengaruh 'Hallyu' saat ini pada arus wisatawan Hong Kong ke Korea akan
bertahan lama. Dasar pemikiran perlunya studi di masa depan adalah bahwa
penting dalam memahami konsep 'siklus hidup tujuan' di tempat yang
menghasilkan budaya pop (Digance, 1997; Formica & Uysal, 1996; Getz,
1992; Martin & Uysal, 1990; Prideaux, 2000; Prosser, 1995)

22
RESUME BUKU

Buku Metode Penelitian Kuantitatif


Penulis : Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si.

Penerbit : PT Fajar Interpratama Mandiri, KENCANA

Metode Penelitian Kuantitatif


Teori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam
penelitian itu sendiri.separuh dari proses penelitian adalah proses teori atau berteori.
Pada proses ini peneliti melakukan analisis-analisis deduktif untuk mencoba
menjawab permasalahan yang dihadapi. Pada bagian ini pula dinamakan dengan
berpikir rasional logis.

Pada penelitian kuantitatif, teori atau paradigma teori digunakan untuk


menuntun peneliti menemukan masasah penelitian, hipotesis, konsep-konsep,
metodologi dan menemukan alat-alat analisis data. Karena itu teori amat penting
dibicarakan dalam setiap pembahasan penelitian kuantitatif. Mengingat perannya
yang dominan itu, maka peneliti wajib memahami teori dan kedudukannya dalam
penelitiannya. Bahkan untuk keperluan ini, peneliti dituntut untuk me mapping teori
dalam menemukan khazanah ilmu pengetahuan secara luas mengenai permasalahan
yang sedang atau akan dibahas dan selanjutnya menemukan posisi penelitiannya
dalam khazanah pengetahuan tersebut.

Buku Teori Komunikasi


Penulis : Stephen W. LittleJohn dan Karen A. Foss
Penerbit : Salemba Humanika (ID) Cengage Learning (EN)
Teori Uses and Gratification
Teori ini merupakan salah satu teori yang paling populer tentang
komunikasi massa. Pendekatan teori ini berfokus pada konsumen atau audiens
dibandingkan pada pesan yang disampaikan dari media massa. Pendekatan ini
menganggap audiens sebagai pengguna media yang berbeda.Audiens disini
dianggap sebagai audiens yang aktif dan diarahkan oleh tujuan. Audiens sangat
bertanggung jawab dalam memilih media untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri.

23
Dalam pandangan ini, media dianggap sebagai satu-satunya faktor yang
mendukung bagaimana kebutuhan terpenuhi dan audiens dianggap sebagai
perantara yang besar. Dimana mereka mengetahui kebuttuhan mereka sendiri dan
bagaimana cara memenuhi kebutuhan tersebut.

Buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar


Penulis : Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D.
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya Bandung

Model S-R
Model stimulus – respons ( S-R ) adalah model komunikasi paling dasar.
Yang bisa saja melibatkan antara media massa dan penerima pesan. Proses ini
dianggap sebagai pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan. Model ini
bisa berlangsung positif- positif bisa juga negative – negative.

24

Anda mungkin juga menyukai