Disusun Oleh :
Khairina Firdani
120906069
2019
Penelitian ini membahas tentang analisis peranan Korean wave sebagai sarana
Soft Diplomacy terhadap penyebaran budaya Korea selatan di Indonesia. Korean
Wave merupakan sebuah fenomena global yang mengawali kebangkitan peradaban
Korea Selatan yang ditandai dengan menyebar luasnya budaya korea selatan di
seluruh dunia salah satunya Indonesia. Korean Wave merupakan salah satu kebijakan
yang dipakai pemerintah Korea Selatan untuk membangkitkan perekonomian negara
yang melemah akibat krisis moneter. Awalnya pemerintah melihat peluang dimana
pasar dunia yang dikuasai oleh produk-produk kebudayaan Jepang dan Amerika
mengalami kebosanan maka produk kebudayaan korea menjadi warna baru dengan
kemasan simpel namun dekat dengan kehidupan masyarakat. Produk kebudayaan
seperti musik dan film kemudian berkembang pesat dan menjadi trend baru di
kalangan masyarakat dunia. Penyebaran produk kebudayaan ini sangat berpengaruh
kepada penerimaan budaya korea oleh masyarakat dunia, khususnya indonesia. Hal
ini dikarenakan penerimaan budaya itu sendiri turut mempengaruhi pola kehidupan
masyarakat yang telah ada.
Teori yang digunakan didalam penulisan skripsi ini adalah teori kepentingan
nasional, kebijakan publik dan soft diplomasi. Hasil dari penelitian ini ingin melihat
bagaimana korean wave berperan dalam penyebaran budaya korea di indonesia,
penerimaan masyarakat kita dan pengaruhnya di dalam masyarakat kita.
This research discuss about analysis the role of korean waves as soft
diplomacy instrument for the spread of South Korean Culture in Indonesia. The
Korean Wave is a global phenomenon that started the revival of South Korean
civilization, which was marked by the spread of South Korean culture throughout the
world, one of which was Indonesia. The Korean Wave is one of the policies used by
the South Korean government to revive the country's economy which was weakened
due to the monetary crisis. Initially the government saw an opportunity where world
markets dominated by Japanese and American cultural products experienced
boredom, so Korean cultural products became new colors with simple packaging but
close to people's lives. Cultural products such as music and film then developed
rapidly and became a new trend among the world community. The spread of cultural
products is very influential on the acceptance of Korean culture by the world
community, especially Indonesia. This is because the acceptance of culture itself
influences the pattern of life of the existing community.
The theory used in writing this essay is the theory of national interest,
public policy and soft diplomacy. The results of this study want to see how korean
waves play a role in the spread of Korean culture in Indonesia, the acceptance of our
society and its influence in our society.
ii
Halaman Persetujuan
Skripsi disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :
Nama : Khairina Firdani
NIM : 120906069
Departemen : Ilmu Politik
Judul : Analisis Peranan Korean Wave sebagai sarana Soft Diplomacy
Terhadap Penyebaran Budaya Korea Selatan di Indonesia.
Menyetujui :
Ketua Departemen Ilmu Politik Dosen Pembimbing
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik
iii
Halaman Pengesahan
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan di hadapan penguji skripsi Departemen Ilmu
Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univesitas Sumatera Utara.
Dilaksanakan pada
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Tempat : Ruang Sidang
Tim Penguji :
Ketua Penguji :
Penguji Utama :
Penguji Tamu :
iv
1. Karya Ilmiah saya dalam bentuk Skripsi dengan judul “Analisis Peranan
Korean Wave sebagai sarana Soft Diplomacy terhadap penyebaran Budaya
Korea Selatan di Indonesia” adalah asli dan belum pernah di ajukan untuk
mendapat gelar akademik, baik di Universitas Sumatera Utara maupun
Perguruan Tinggi lainnya.
2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan
dari pihak lain, kecuali arahan dari tim pembimbing dan penguji.
3. Di dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah ditulis atau di
publikasikan orang lain, kecuali ditulis dengan cara menyebutkan pengarang
dan mencantumkannya pada daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran di dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
di peroleh dari skripsi ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan
ketentuan hukum yang berlaku.
Yang menyatakan,
Khairina Firdani
120906069
Segala puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan
dan kemampuan kepada saya untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan
judul “Analisis Peranan Korean Wave sebagai sarana Soft Diplomacy Terhadap
Penyebaran Budaya Korea Selatan di Indonesia”. Atas rahmat dan karuniaNya saya
diberikan jalan untuk menyelesaikan skripsi dan meraih gelar Sarjana Ilmu Politik di
Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara. Terima Kasih yang sebesar – besarnya saya ucapkan kapada kedua
orang tua saya, best supporter dalam hidup saya, mama ( Ibu Rosnita ) dan papa
(Bapak Fidaus Arif, SH) yang telah memberikan kasih sayang, bimbingan, arahan
serta dukungan kepada saya sehingga saya dapat pada akhirnya nanti bisa menjadi
kebanggan dan harapan yang dicita-cita oleh kedua orang tua saya. Saya meyakini
segala hal yang saya capai saat ini tidak terlepas dari dukungan dan doa kedua orang
tua saya. Tak lupa pula terima kasih saya ucapkan kepada kedua adik saya tersayang
Rizky Ramadhini ( Dhini ) dan M. Kurniallah ( Eem ) yang dengannya mewarnai
keseharian saya dengan pertengkaran, canda dan tawa. Dan juga terima kasih kepada
Om saya H. Ir. Rustam yang selalu memberi dukungan dan nasihat ketika saya
mengalami kesulitan dalam masa perkuliahan.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak berkontribusi kepada penulis selama masa perkuliahan sampai penyelesaian
skripsi ini, diantaranya :
vi
vii
Khairina Firdani
viii
Halaman Judul........................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ix
BAB I Pendahuluan
ix
BAB IV Penutup.................................................................................................109
Daftar Pustaka....................................................................................................114
Pendahuluan
Pertanda adanya hubungan antarbangsa sudah lama ada dan hubungan tersebut
berlangsung dalam suatu masyarakat yang disebut masyarakat antarbangsa.
Tentunya hubungan tadi semula berbentuk primitif yang kemudian berkembang
ke dalam bentuk yang modern seperti yang kita alami sekarang. Hubungan
tersebut terjadi karena manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang
sekaligus merupakan zoon politicon.
2. Drs. R. Soeprapto. 1997. Hubungan Internasional. Sistem, Interaksi dan Perilaku. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada. Hal.1.
3. Ibid. Hal. 2.
4. Ibid. Hal. 5
Globalisasi dewasa ini melahirkan salah satu fenomena yang telah menjangkiti
sebagian besar masyarakat di dunia. Fenomena ini berhasil menjadikan standar
baru bagi segala aspek-aspek kehidupan masyarakat antarbangsa. Fenomena ini
kita kenal dengan nama Korean Wave atau Hallyu Wave . Korean Wave adalah
fenomena yang di ciptakan Korea Selatan dalam upaya menyebarkan budayanya
ke seluruh dunia. Korean Wave atau Hallyu Wave sendiri merupakan nama yang
diberikan oleh media Cina untuk menandakan kepopuleran budaya Korea Selatan
di Cina di akhir tahun 1990an. Korean Wave saat ini tengah menjadi primadona
baru di kalangan masyarakat antarbangsa. Demam akan Korean Wave telah
meliputi berbagai bidang seperti film, musik, makanan, fashion, pariwisata dan
produk-produk rumah tangga. Segala hal yang berhubungan dengan Korean Wave
akan menjadi trendsetter di kalangan masyarakat. Korean Wave telah mampu
melampaui budaya popular lainnya yang telah lebih dulu eksis dan mendominasi
seperti J-Pop ( Jepang ) dan Hollywood ( Amerika ). Kesuksesan fenomena ini
tentunya tidak terlepas dari upaya keras pemerintah Korea Selatan sebagai aktor
utamanya.
5. Ibid.
6. Korean Culture and Information Service. 2011. The Korean Wave : A New Pop Culture
Phenomenon. South Korea : Korean Culcute and Information Service of Ministry of Culture Sport
and Tourism. Hal. 2.
7. Yang Seung Yoon. Mochtar Mas’oed. 2005. Memahami Politik Korea. Yogyakarta : Gajahmada
University Press. Hal 2.
Disisi yang lain, “keburukan” konfusianime yang termasuk dalam daftar Hyon
adalah :
8. Ibid.
Lebih lanjut lagi, ada kepentingan yang bangkit kembali dalam pertanyaan
mengenai peran Konfusianisme dalam proses modernisasi Korea. Saat ini
penilaian yang lebih positif diberikan bagi Konfusianisme, pada saat
pembangunan sosio-ekonomi dan politik terjadi dengan cepat di Korea Selatan.
Banyak nilai – nilai Konfusianisme kini dilihat sebagai faktor pertumbuhan
ekonomi di Korea Selatan, termasuk :
9. Ibid. Hal. 4
10. Ibid. Hal. 5
Korean Wave sendiri muncul pada saat Korea Selatan mengalami krisis global
pada tahun 1997 dimana nilai ekonomi melemah dan turun hingga 7%. Hal ini
mengakibatkan pemerintah bekerja keras mencari cara untuk mengembalikan
perekonomiannya. Pada saat itu pemerintah hanya mengandalkan ekspor industri
makanan dan manufaktur, yang pada kenyataannya hal tersebut kurang berjalan
dengan baik. Disisi lain drama korea mulai mendapat perhatian dari penggemar
drama Cina dan Jepang dikarenakan budaya keindahan, kekeluargaan dan
harmoni yang ditampilkan. Pemerintah kemudian menyadari bahwa telah salah
langkah dalam upaya modernisasinya. Pemerintah kemudian mencoba untuk
mengekspor produk kebudayaan bersamaan dengan produk makanan dan
manufaktur yang ditempatkan bersanding dengan produk kebudayaan dari Negara
lain di Pasar Asia.
13. Joeng Hoe Yang. 2012. The Wave in East Asia. South Korea : Korean Culcute and Information
Service of Ministry of Culture Sport and Tourism. Hal. 8.
14. Kim Sue-Young.2008 . Korean Wave Hallyu Abroad Warning. South Korea : KoreanTimes. Hal. 1
Kemunculan Idol ini kemudian ditandai dengan lahirnya BoA, TVXQ, Super
Junior, Big Bang, Girl’s Generation, SS501, 2NE1, 2PM, PSY, EXO,BTS, Twice
dan lainnya yang dengan menjadi figur idola dikalangan remaja menggeser idola-
idola dari Hollywood. Keberadaan idola ini seolah menjadi agama baru bagi para
pencintanya yang disebut dengan Kpopers (pecinta idola kpop ). Bukan tanpa
alasan, keberadaan Idol ini memberikan efek yang sangat dominan bagi
pengikutnya. Segala atribut maupun sesuatu yang berkenaan dengan Idol akan
menjadi trendsetter di kalangan penggemarnya.
15. Ibid
Jika dilihat dari statistik jumlah pengunjung, sampai 3 Juni 2011, Asian Fans
Club telah dikunjungi sebanyak 42.811.744 pengunjung. Hal ini berarti Asian
Fans Club dikunjungi oleh rata-rata 58.646 orang setiap hari. Jumlah posting dari
juni 2009 sampai juni 2011 mencapai 16.974 post dengan grafik jumlah post yang
terus meningkat setiap bulan. Pada bulan Juni 2009 tercatat berita di post
sejumlah 49 berita dalam satu bulan. Setahun kemudian yaitu di bulan Juni 2010
jumlah post mengalami meningkat pesat menjadi 629 dalam satu bulan dan terus
meningkat sampai 1.542 post dalam bulan Mei 2011.
16. Lihat Tri Hartati. 2015. Hallyu Sebagai bentuk diplomasi Publik. Jakarta : Universitas Indonesia.
Hal. 15
17. Ibid.
10
11
Korean Wave merupakan sebuah sarana soft diplomasi Korea Selatan dalam
menjalin hubungan kerjasama dengan Negara lain. Kerjasama itu tercipta dalam
bentuk diplomasi publik sebagai upaya menyebarkan budaya Korea keseluruh
dunia dan menjalin kerjasama dengan Negara lain. Dalam upaya penyebaran
budaya tersebut pemerintah Korea Selatan bekerja sama dengan pelaku industri
hiburan, pebisnis, serta NGO agar dapat mengemas kebudayaan tersebut dalam
bentuk drama, musik, tempat-tempat wisata, produk kecantikan dan lainnya.
Ketertarikan masyarakat luar akan drama dan musik korea kemudian di akali
sebagai upaya pengenalan akan budaya korea secara lebih dekat. Di dalam drama
korea kita tidak hanya disuguhkan kisah dengan plot cerita yang bagus tetapi juga
suguhan makanan, fashion, tempat-tempat wisata dan produk rumah tangga yang
dikemas sedemikian apik sehingga tanpa sadar kita tergiur untuk memilikinya.
Dalam bidang musik kemudian dimunculkan Idol yang tidak hanya cantik dan
rupawan tetapi juga baik dalam menari dan bernyanyi yang kemudian menjadi
idola bagi kalangan remaja. Pembuatan drama dan musik video juga digarap
secara serius untuk menampilkan keindahan, kemewahan dan kesenangan
sehingga mendatangkan ketertarikan bagi penontonnya. Upaya yang dilakukan
pemerintah Korea ini ternyata mampu secara pesat menarik minat masyarakat
dunia untuk mengenal lebih dekat dan lebih dalam tentang budaya Korea.
Pemikiran masyarakat dunia pun seolah terhegomoni bahwa segala hal yang
berbau Korea akan terlihat sangat baik dan keren. Indonesia juga tidak luput dari
penyebaran Korean Wave.
12
13
1. Secara teoritis, penelitian ini merupakan salah satu kajian Ilmu politik
yang membahas tentang tantangan kebijakan politik luar negeri Indonesia
dalam menjalin hubungan kerjasama internasional serta pengaruh
kebijakan politik Negara lain terhadap kondisi politik dan ekonomi di
Indonesia, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam
literature Ilmu Politik dalam bentuk kajian hubungan internasional dan
kebijakan luar negeri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah pengetahuan dalam Ilmu Politik serta menjadi referensi bagi
departemen Ilmu Politik FISIP USU.
2. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi media informasi bagi
pemerintah dan masyarakat untuk menghadapi tantangan fenomena global
yaitu Korean Wave yang telah mempengaruhisegala aspek kehidupan
sosial masyarakat saat ini khususnya generasi muda.
14
18. Masri Singarimbun. Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES. Hal. 37
15
Kepentingan nasional sering dijadikan tolok ukur atau kriteria pokok bagi para
pengambil keputusan (decision makers) masing-masing negara sebelum
merumuskan dan menetapkan sikap atau tindakan. Bahkan setiap langkah
kebijakan luar negeri (Foreign Policy) perlu dilandaskan kepada kepentingan
nasional dan diarahkan untuk mencapai serta melindungi apa yang dikategorikan
atau ditetapkan sebagai ”Kepentingan Nasional”.
Politik luar negeri tersebut menjadi manifestasi utama suatu negara dari
perilaku suatu negara dalam berhubungan dengan negara lain. Jika beberapa
negara memiliki keselarasan dalam kepentingan nasional yang diperjuangkan
masing-masing baik itu alasan ideologis maupun pragmatis maka negara-negara
tersebut dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dan sangat kooperatif satu
sama lain.
19. T. May Rudy.2002. Study Strategis dalam transformasi sistem Internasional Pasca Perang
Dingin.Bandung : Refika Aditama. Hal. 116
16
22. Theodore A. Couloumbis dan James H. Wolfe. 1982. Introduction to International Relations: Power and
Justice. New Jersey: Prentice Hall. Hal. 85.
23. Ibid. Hal. 116
24. Jospeh S. Nye.1992. Understanding International Conflicts. USA: Harper Collins College Publisher. Hal.
40-41.
25. Aleksius Jemadu. Op.Cit. Hal. 67.
17
Sebagai dasar politik luar negeri suatu negara, kepentingan nasional menjadi
poin utama dalam upaya menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi perilaku
suatu negara dalam perpolitikan internasional serta menjadi dasar penentu
pembuat kebijakan luar negeri. Kepentingan nasional suatu bangsa dengan
sendirinya perlu mempertimbangkan berbagai nilai yang berkembang dan menjadi
ciri khas suatu negara. Aspek kebudayaan yang dimiliki oleh setiap negara
tentunya mempunyai karakteristik paling khas. Kebijakan luar negeri yang telah
ditetapkan oleh suatu negara diimplementasikan pelaksanaannya melalui
diplomasi. Hubungan diplomasi Korea Selatan dengan Indonesia dijalin melalui
soft diplomacy dengan mengedepankan nilai dan aspek kebudayaan untuk
mencapai kepentingan
26. Mohtar Mas’oed. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES. Hal.
140.
18
27 Yang Seung Yoon. 2004. Politik Luar Negeri Korea Selatan. Yogyakarta: UGM Press. Hal. 1
28 Sumaryo Suryokusumo. 2004. Praktik Diplomasi. Jakarta: STIH IBLAM. Hal. 11-12.
29 David W. Ziegler. 1984 . Third edition,War,Peace and International Relations. Toronto: Little
Brown Company. Hal. 272
30 Jusuf Badri. 1994. Kiat Diplomasi, Mekanisme dan Pelaksanaannya. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan. Hal. 15
19
Sedang sir Ernest Satow mengartikan sebagai “the application of tact and
intelligence to the conduct of foreign relations between governments of
indenpendent states. Menurut George A. Lopez dan Michael S. Sthol adalah
proses dimana setiap pemerintahan melaksanakan hubungan dengan negara lain.
Dalam diplomasi sendiri terdapat prosedur hubungan antar Negara yang bebas
nilai dan sangat bergantung pada kemampuan serta kecakapan dari mereka yang
melaksanakannya.Dengan kata lain diplomasi itu merupakan mesin atau alat dari
politik luar negeri sebuah Negara. Pentingnya diplomasi ini sanga vital dalam
mengkomunikasikan sesama negara-negara dunia untuk menjaga perdamaian
dunia. Karena memang salah faktor pecahnya perang dikarenakan tidak adanya
komunikasi antar negara-negara yang bertikai seperti kasus perang dunia.Oleh
sebab itu Ziegler menyebut diplomasi sebagai the process of talking over
diffrences, clarrifying aims and exploring adjustment short of fighting is called
diplomacy.
31 Ibid.
32 Ibid. Hal. 16.
33 Ziegler. Op. Cit. Hal. 272.
34 Ibid.
20
Joseph Nye menyatakan pengertian Soft Power adalah “getting others to want
the outcomes that you want without inducements (“carrots”) or threats
(“sticks”). Soft power ini sendiri melengkapai dua dimensi hard power suatu
negara yakni militer (”carrots”) dan tekanan ekonomi (“sticks”) dimana soft
power menjadi cara ataupun perilaku ketiga untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.
35 Lihat Wahyudiya Ayu. Riska. 2012. Pengaruh Soft Diplomacy Dalam Membangun Citra Korea
Selatan Di Indonesia. Makasar : Universitas Hassanuddin. Hal : 22
36 Joseph S. Nye. 2004. Soft power: The Means to Succes In World Politics. New York: Public
Affairs. Hal.5
21
Adapun tiga sumber utama dalam soft power yakni, daya tarik budayanya,
nilai politik dan kebijakan luar negerinya. Budaya adalah seperangkat nilai dan
bentuk praktik dalam menciptakan makna terhadap suatu masyarakat yang mana
bentuk budaya itu sendiri dapat berupa seni artistik, pendidikan, bahasa
22
Dengan melihat tipe-tipe power pada Tabel 2, kekuatan diplomatik itu dapat
dijalankan tanpa menggunakan biaya politik dan kekuatan militer yang cukup
besar sehingga dapat dikatakan bahwa ada kekuatan ataupun instrumen lain dalam
penentuan kebijakan luar negeri. Soft diplomacy merupakan pelaksanaan
kebijakan pemerintah sebagai bentuk nyata dari penggunaaan instrumen selain
politik dan militer dalam hubungan internasional yang membawa unsur soft power
dalam pengaplikasiannya. Disamping itu, dalam memainkan peran penting di era
globalisasi ini dimana pelaksanaan diplomasi dimudahkan dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi juga mengharuskan pemanfaatan soft power
yang dimiliki suatu negara dilakukan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan
nasional suatu negara melalui soft diplomacy.
37 Ibid. Hal. 22
38 Ibid. Hal 23
23
39 Ibid. Hal. 24
40 Ibid. Hal. 26
41 Ibid. Hal. 26
24
Analisis kebijakan diambil dari berbagai macam disiplin dan profesi yang
tujuannya bersifat deskriptif, evaluatif, dan preskriptif. Sebagai disiplin ilmu
terapan, analisis kebijakan meminjam tidak hanya ilmu sosial dan perilaku tetapi
juga administrasi publik, hukum, etika dan berbagai macam cabang analisis sistem
dan matematika terapan.
42. Ibid.
25
43 William N. Dunn. 1999. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gajahmada University
Press.Hal. 97.
44 Hessel Nogi S. Tangkilisan. 2003. Kebijkan Publik yang Membumi. Yogyakarta : YPAPI. Hal. 2.
45 Ibid. Hal. 3.
46 William. Op. Cit. Hal 97
26
27
48 Lihat Bagong Suyanto dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : kencana Prenada.
Hal. 17-18.
49 Andy Prastowo. 2011. Metode Penelitian dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Depok : Ar-
Ruzz Media. Hal. 22.
28
29
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PROFIL
30
BAB IV : PENUTUP
31
1. Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan. Tentang Korea Selatan.
http://kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/2013-01-21-22-49-05/berita-terkini/26-
indonesian/tentang-korea/54-tentang-korea-selatan . Di akses pada tanggal 12 April 2018
Budaya tradisional Korea diwarisi oleh rakyat Korea Utara dan Korea
Selatan, walaupun keadaan politik yang berada telah menghasilkan banyak
perbedaan dalam kebudayaan modern/pop Korea. Budaya tradisional Korea dapat
dibagi menjadi rumah tradisional, pakaian tradisional, kuliner, festival serta
permainan tradisional Korea.
Korea Selatan adalah sebuah negara yang dengan cepat menjadi negara
maju yang bertaraf hidup tinggi, Korea Selatan juga merupakan negara dengan
tingkat ekonomi tinggi. Kemajuan ekonomi Korea Selatan didukung oleh
perusahaan elektronik, kereta, kapal, minyak, gas, dan robot.
Bendera negara Korea Selatan disebut Taegeukgi dan terdiri dari tiga bagian
: latar belakang berwarna putih, taegeuk berwarna merah dan biru ditengah, serta
empat trigram (kwae) disetiap sudut bendera. Latar belakang berwarna putih
melambangkan cahaya, dan cinta. Sedangkan taeguk sendiri melambangkan
kejujuran dan perpaduan antara surge dan manusia, taeguk disebut juga yin dan
yang, keduanya tak terpisahkan dan membuat segala didunia ini bersikulasi
menghasilkan harmoni, dan menciptakan kreasi baru. Keempat trigram
melambangkan filosopi kedamaian yang direalisasikan lewat perputaran dan
perkembangan taeguk. Geon yang terletak di kiri atas pada sisi yang
melambangkan keadilan tuhan, gon yang terletak di kanan bawah pada sisi gam
2. Lihat Haris Fajar Bukhori. 2016. Korean Wave Sebagai Sarana Soft Diplomacy Dan Pengaruhnya
Terhadap Dunia Hiburan Di Indonesia. Bandung : Universitas Pasundan. Hal. 30
3. Ibid.Hal. 37
4. Ibid.
Fenomena Korean Wave ini dimulai pada saat Cina muli menayangkan
drama Korea, yaitu What is Love All di salah satu stasiun TV Cina, China Central
Television Station (CCTV) pada sekitar tahun 1997. Drama pertama Korea yang
ditayangkan ini mendapatkan respon yang sangat baik, dan diputarkan kembali
pada tahun 1998 dan berada ditingkat tertinggi kedua dalam sejarah perfilman di
Cina. Setelah itu, pada tahun 1999, slaah satu drama Korea lainnya ditayangkan di
Cina dan Taiwan, yaitu Stars in My Heart dan kembali menjadi drama terpopuler
di kedua negara tersebut. Sejak saat itu, drama Korea menjadi lebih terkenal dan
diikuti dengan disiarkan dinegara – negara lainnya, seperti Hongkongm Taiwan,
Singapura, Vietnam, Indonesia, Jepangm Thailand, dan negara – negara lainnya.
Penayangan Winter Sonata inipun menjadi awal dari Korean Wave di Jepang, atau
yang biasa disebut dengan “Korea Boom” oleh masyarakat Jepang. Beberapa
artisnya menjadi artis utama yang terkenal di Jepang yang juga memberikan
pengaruh pada konsumsi produk Korea dan segala hal yang berhubungan dengan
Korea.6
5. Doobo Shim, Hybridity and the Rise of Korean Popular Culture in Asia, diakses dari
http://www2.fiu.edu/~surisc/Hybridity%20and%20the%20rise%20of%20Korean%20popular%20c
ulture%20in%20Asia.pdf, Hal. 28-30 diakses 7 Juli 2018
6. Ibid.
Begitu juga dengan perfilman Korea, salah satu film Korea yakni Shiri
menjadi sebuah film yang sangat popular pada saat itu dan juga ditayangkan
dinegara – negara Asia lainnya, seperti Hongkong, Jepang, Singapura, dan
Taiwan. Walaupun film ini juga mendapatkan banyak kritikan, tetapi film ini
menjadi awal dari masuknya film – film Korea di pasar internasional. Karena
sejak itu, film – film Korea menjadi film yang juga mendominasi bioskop –
bioskop di Asia. Tidak hanya itu, kesuksesan perfiman Korea juga mulai
memasuki pasar Amerika dan Eropa, seperti salah satunya adalah perusahaan
perfilman Amerika Hollywood Studios telah membuat ulang film tersebut dalam
versi mereka.
Musik pop Korea dikenal dengan istilah K – Pop. Memasuki tahun 2000-
an K – Pop mulai mendapatkan perhatian internasional yang lebih luas sebagai
dampak Korean Wave. K – Pop itupun dapat didefinisikan sebgaai musik pop
Korea yang dinyanyikan oleh artis Korea Selatan dan diterima secara positif oleh
penggemar internasional. Lagu – lagu K – Pop yang menjadi popular di seluruh
dunia memiliki beberapa faktor – faktor yang membuat mereka unik dan mudah
diingat. Salah satu bentuk yang paling umum dari fitur lagu K – Pop adalah
paduan suara berulang –ulang dengan tarian grup yang disinkronisasi.
Musik pop Korea itu sendiri tidak terlepas dari pengaruh music barat
namun diformulasikan kedalam penampilan khas Korea. Sebagai penyanyi pop
Korea yang dikenal sebagai istilah idol, mereka telah menerima pelatihan selama
bertahun – tahun dibawah agensi industri musik setelah melewati proses trial and
error sehingga mereka dapat memberikan penampilan bakat yang berkualitas dan
berkesan. K – Pop terus mendapatkan pengakuan di berbagai belahan dunia. Awal
mula dikenalnya K – Pop saat kelompok musik H.O.T ataupun Shinhwa
melakukan debutnya di China dan Jepang, hingga kini kelompok music pop
semakin banyak bermunculan dan menjadi idola baru masyarakat internasional,
sebut saja Big Bang, Super Junior, TVXQ, EXO, 2NE1, dan Girls Generation.
8. Korean Culture and Information Service, 15 November 2011. K-Pop: A New Force in Pop Music
Korean Culture, No.2. Hal.27
9. The Chosunibo,2012. Facebook Opens K – Pop Page.
http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2012/05/22/2012052200829.html. Diakses pada
tanggal 21 Juli 2018
2) K – Drama
Pada awal munculnya Korean Wave, serial drama televise Korea telah
menjadi pilar utama dalam penyebaran Korean Wave. Krisis ekonomi Asia pada
akhir 1990-an membawa sebuah situasi dimana pembeli Asia lebih menyukai
program acara Korea yang lebih murah. Korea menawarkan harga drama televise
lebih murah seperempat dari harga drama televise jepang dan seperseouluh dari
harga drama televise Hong Kong di tahun 200. Bentuk Korean Wave di Indonesia
diawalai setelah Indonesia yang melakukan liberalisasi media pada tahun 1990-an
dengan masuknya penayangan serial drama Korea di stasiun TV Indosiar pada
tahun 2002 yakni drama Winter Sonata yang langsung digemari oleh masyarakat
lalu diikuti oleh drama Endless Love.10
Serial drama Korea mengisahkan berbagai cerita tapi jenis cerita yang
paling menonjol adalah kisah drama romantic dan historical. Drama Korea selalu
mencerminkan kualitas produksi, karakter yang dijiwai dan skrip yang menarik.
Drama Korea dirancang untuk berbagai kalangan penonton dan dipenuhi kisah
dramatis yang dikemas secara menarik dan dianggap lebih memiliki emosional
yang kuat. Serial drama Korea kerap menampilkan pakaian tradisional hanbok dan
berbagai macam makanan tradisional serta sikap santunnya dalam menghormati
orang yang lebih tua dalam kehidupan keseharian masyarakat Korea.
10. Doobo Shim. 2006. Hybridity and Rise of Korean Popular Culture in Asia. Media Culture and
Society, Vol 28(1). Hal. 28
3) K – Film
11. Nyoman Lia Susanti. 2011. “Gurita” Budaya Populer Korea di Indonesia. http://www.isi-
dps.ac.id/berita/%E2%80%98gurita%E2%80%99-budaya-populer-korea-di-indonesia. Diakses
pada tanggal 21 Juli 2018.
4) K – Food
Sejak jaman dahalu, orang Korea percaya bahwa penyebab orang bisa
sehat maupun sakit itu berasal dari makanan yang mereka konsumsi dan
bagaimana cara mereka mengolah makanan tersebut. Berikut beberapa makanan
dan minuman yang sering disajikan di rumah orang Korea pada umumnya. 14
12. Shim Sun-ah.2012. Korean Film Drew Record Audiences in First Half: Ministry.
http://english.yonhapnews.co.kr/news/2012/07/03/0200000000AEN20120703007100315.HTML.
Diakses pada tanggal 21 Juli 2018
13. Do Kyun Kim dan Se-Jin Kim. 2011. Hallyu from Its Origin to Presents. Do Kyun Kim dan Min-
Sun Kim (eds). Hallyu: Influenfe of Korean Popular Culture in Asia and Beyond. Seoul: Seoul
National University Press. Hal. 25
14. Food, dalam http://www.korea.net/AboutKorea/Korean-Life/Food, di akses 21 Juli 2018.
Tteok adalah kue beras Korea yang terbuat dari tepung beras yang
kemudian dikukus. Ada beberapa jenis tteok yang sering dibuat orang Korea,
misalnya baekseolgi untuk perayaan ulang tahun pertama yang melambangkan
panjang umur, patsirutteok yang dibuat setiap kali akan memulai bisnis baru,
tteokguk pada saat perayaan Tahun Baru, dan songpyeon pada saat perayaan
Chuseok, dan tteokpokki yang disajikan dengan kuah pedas sebagai snack.
Kimchi terbuat dari kubis yang diasinkan dengan pasta kimchi yang terbuat
dari bubuk cabai, bawang putih, bawah daun, gingseng Korea, saus ikan, dan
bahan lainnya seperti seafood segar. Kimchi biasanya dikonsumsi setelah
difermentasi beberapa hari atau selama satu tahun penuh. Setiap wilayah memiliki
ciri khas kimchi-nya sendiri. Misalnya Seoul yang terkenal dengan gungjung
kimchi (kimchi yang biasanya dihidangkan untuk bangsawan), bossam kimchi
(kimchi yang terbuat dari kacang – kacangan, bayi gurita, jamur, dan bahan
lainnya yang kemudian dibungkus dengan daun selada), chonggak kimchi (kimchi
lobak), dan kkakdugi (kimchi lobak yang dipotong dadu). Sedangkan, Provinsi
Bulgogi, merupakan irisan daging sapi atau daging babi yang sudah di
marinasi dengan ganjang.
Bibimbap adalah makanan yang terdiri dari nasi, sayuran, telur mata sapi,
daging cincang mentah, gochujang, dan bahan lainnya yang kemudian dicampur
menjadi satu. Hidangan ini biasanya disajikan diatas hot bowl.
Juk adalah bubur Korea yang terbuat dari beras, daging cincangm jamur
Pyogo, dan kecap.
Hanjeongsik (Korean Set Menu), hidangan yang terdiri dari nasi, sup, dan
beberapa lauk dalam satu piring. Jeonju dan Gwangju merupakan dua provinsi
yang mengenalkan hidangan ini.
Minuman beralkohol yang terkenal lainnya adalah soju yang dibuat dari air
dan ubi jalar atau biji – bijian yang sudah diekstrak.
Gaya rambut Korea pun menjadi hal yang penting dalam style artis Korea,
gaya rambut mereka menjadi sumber inspirasi bagi para penggermarnya di
seluruh dunia, berikut gaya rambut Korea yang banyak digemari:
Model rambut ini merupaka gaya yang abadi, dengan rambut yang panjang
bergelombang serta ikal menggelombang menjadikan penampilan Nampak eksotis
Salah satu personil Sistar memiliki gaya rambut bob pendek, gaya rambut bob
pendek memang cocok untuk teksur rambut orang Asia. Dengan gayanya yang
praktis dan kelihatan cantik untuk segala keadaan menjadikan gya rambut model
ini menjadi tren di kalangan wanita.
Gaya rambut di ikat tidak selalu tampil dengan gaya tradisional yang selalu
diikat kebelakang, jika kita perhatikan tampilan para artis Korea ini, ada yang
mengikat rambutnya dengan gaya bebas. Tampilan yang casual bisa didapat
dengan gaya rambut ini.
d. Gaya Bando
Dengan menambahkan bando-bando dengan aksen yanf lucu dan besar akan
membuat penampilan kita lebih fresh. Perhatikan padanan pakaian kita saat
mengenakan bando, agar tidak nampak terlalu norak, gunakan bando dnegan
warna yang senada dengan pakaian. Dengan tambahan bando menjadikan pakaian
yang simpke nampak lebih menarik.
e. Pewarnaan Rambut
Trend pewarnaan rambut para artis Korea menjadi booming saat ini
dikalangan hair style dunia, tak khayal para penggemar Korea mulai mengikuti
mewarnai rambut mereka agar terlihat lebih keren layaknya para artis Korea.
Selain fashion dan gaya rambut, make – up juga menjadi hal yang penting
bagi style artis Korea. Gaya make – up Korea memiliki ciri khas memoles wajah
untuk membuat wajah terlihat flawless seperti boneka porselen. Kecantikan kulit
“The traditions of Korean arts, crafts, and cuisine have already spread around
the world. Korean popular culture has also crossed vorders, particularly among
younger people in neighboring Asian countries. Indeed, the late 1990’s saw the
rise of “Korean wave”- the growing popularity of all things Korean, from fashion
and film to musiv and cuisine.
Sekitar 3 tahun terakhri ini, sudah banyak masyarakat Indonesia yang tidak
asing dengan istilah K-pop atau Korean pop. Korean pop saat ini banyak
dibicarakan oleh beberapa masyarakat, terurama para remaja karena ketenaran K-
pop yang sangat berpengaruh terhadap dinamika budaya asing yang masuk ke
Indonesia.
Penyebaran budaya pop Korea yang begitu pesat merupakan andil besar dari
para pemegang modal dan pemerintah Korea Selatan. Para pemegang modal
membiayai produksi misal tayangan hiburan Korea dan memudahkan dalam
penyebar luasannya. Sementara pemerintah sendiri mendukung dengan
pemberian bantuan modal bagi produksi tayangan tersebut. Hal ini dilakukan
untuk mempertahankan ideology Korea melalui tayangan hiburan agar Korea
dapat dengan mudah diterima di mata dunia.
Saat ini Korean Wave telah menjadi budaya pop dunia, selain menjadi pusat
perhatian dunia Korean Wave juga menjadi kiblat bagi negara – negara di dunia
dalam industri hiburannya.
18. Annisa Valentian. Ratna Istriyani. 2013. Gelombang Globalisasi ala Korea. Yogyakarta : Universitas
Gadja Mada. Hal. 71-72
Tabel. 2
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Korean_wave
PEMBAHASAN
1. Yang Seung yoon. Nur Ani Setiawati. 2003. Sejarah Korea : Sejak Awal Abad Hingga Masa
Kontemporer. Yogyakarta : Gadja Mada University Press. Hal. 207
54
55
3. Ibid.
56
57
58
59
5. Ibid
6. Ibid. Hal 212
60
61
7. Yang Seung-Yoon dan Mohtar Mas’oed. 2004. Politik Luar Negeri Korea Selatan.
Yoyakarta: UGM Press. Hal. 8
8. Lee Myung-Bak. 2009. The Lee Myung-Bak Administration’s Foreign Policy and National
Security Vision: Global Korea The National Strategy of the Republic of Korea . Cheong Wa
Dae: Office of The President. Hal. 12
62
63
9. Ministry of Foreign Affairs and Trade. 2009. Diplomatic White Paper 2009. Republic of Korea.
Hal. 68.
64
10. Ministry of Foreign Affairs and Trade. 2011. Diplomatic White Paper 2011. Republic of Korea. Hal. 91
11. Lihat Ayu Riska Wahyudiya. 2012. Makassar Universitas Hassanuddin.
65
Ibid
66
Sung Sang-Yeon. 2008. Why are Asians Attracted to Korean Pop Culture?. The Korea Herald
(eds). Korean wave. Seoul: Jimoondang. Hal. 16-17.
67
68
69
Ibid
Reza Lukmanda Yudhantara. Op.Cit. Hal. 191.
Ibid
70
Ibid
71
Monicque Rijkers dan Lily C. 2012. Wabah Demam Korea Melanda Indonesia. [Online]
http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/04/316524/61/10/Wabah-Demam-Korea-Melanda-Indonesia.
Diakses pada tanggal 23 Agustus 2018
Ibid
Bhavan Jaipragas. 2012. Asia's K-Pop clones dance to South Korean beat. http://www.abs-
cbnnews.com/lifestyle/02/06/12/asias-K-Pop-clones-dance-south-korean-beat. Diakses pada tanggal 28
agustus 2018.
72
73
74
Yonhap News Agency. 2012. Number of Overseas Korean language institutes to rise to 200 by
2016.http://english.yonhapnews.co.kr/culturesports/2012/02/22/0701000000AEN20120222005300315.HTM
L. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2018
75
Gracia I. Caroline Sidabutar. Diplomasi Kebudayaan: Konsep dan Relevansinya terhadapPelaksanaan Politik
Luar Negeri. Divisi Litbang Sekdilu Angkatan XXXII. Indonesia dan Dunia: Refleksi Pemikiran Diplomat
Muda Indonesia. Jakarta: Kemenlu RI. Hal.160.
Do Kyun Kim dan Se-Jin Kim. 2011. Hallyu from Its Origin to Presents. Do Kyun Kim dan Min-Sun Kim
(eds). Hallyu: Influenfe of Korean Popular Culture in Asia and Beyond. Seoul: Seoul National University
Press. Hal. 22
76
Doobo Shim. 2006. Hybridity and Rise of Korean Popular Culture in Asia. Media, Culture and Society.
Vol.28(1). Hal. 28
77
b. Film Korea
Setelah sukses meraih kepopuleran melalui serial drama, bentuk Korean wave
lainnya pun mulai ikut menunjukkan kualitasnya, yakni film. Film Korea sudah
mulai menunjukkan kualitasnya di dunia perfilman internasional. Pada awalnya,
film Hongkong mendominasi film Asia di bioskop Indonesia. Namun seiring
dengan semakin kuatnya ekspansi Korean wave, film produksi Korea Selatan pun
mulai digemari.
78
29
Do Kyun Kim dan Se-Jin Kim. Op.cit. Hal. 25
79
80
Hasil survei tersebut menyatakan bahwa hal yang paling menarik orang-orang
asing adalah musik pop Korea, atau K-Pop yang dikenal dengan genre musik yang
dinamis, enerjik dan menarik yang disertai dengan dance. KTO melakukan survei
online tentang Korean wave terhadap 12.085 orang asing dari 102 negara, 9.253
berasal dari Asia, 2.158 dari Eropa, 502 dari Amerika, 112 dari Afrika dan 60 dari
Oceania. Voting berlangsung pada tanggal 11 Mei 2011 hingga 31 Mei 2011 dan
voting survei dilakukan melalui situs KTO, e-mail, layanan jaringan sosial seperti
Twitter dan Facebook.30
Meningkatnya kehadiran produser dan komponis global dalam musik K-Pop
menjadi juga salah satu faktor K-Pop dapat menerima perhatian serius dari
audiens global. Selain itu, para penggemar K-Pop dari mancanegara semakin
sering melakukan cover dance lagu K-Pop dan meng-upload video tersebut ke
YouTube, sehingga membantu mempromosikan secara cepat penyebaran musik K-
Korean Culture and Information Service. 15 November 2011. K-Pop: A New Force in Pop Music.
Korean Culture, No.2. Hal. 27
81
82
Lihat Lampiran. Laporan Sidang Pertama Komisi Bersama Kebudayaan Indonesia-Korea. 13-15
Mei 2008. Yogyakarta: Indonesia. Hal. 110
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
Ibid
94
95
3.9 Strategi Ekspansi Pasar melalui Korean Wave, Aktor-aktor dan Fakta di
Balik Korean Wave
96
97
98
99
1) Pemerintah:
Pemerintah berperan dalam membuat kebijakan yang mendorong berkembangnya
industri produk budaya dan komersil lainnya di Korea Selatan. Pemerintah juga
100
101
Hwang Dana. Korea Enjoys Enhanced Nation Brand Through Global Diplomacy. [Online].
http://www.korea.net/NewsFocus/Policies/view?articleId=98738. Diakses pada tanggal 28
Agustus 2018
102
Youna Kim. 2011. Globalization of Korean Media. Hallyu: Influence of Korean Popular Culture
in Asia and Beyond. Do Kyun Kim dan Min-Sun Kim (eds). Hal. 37
103
Yang Seung-Yoon. 2004. Hubungan Bilateral Korea-Indonesia Pada Era Asia Timur: Sebuah Pembahasan
dalam Perspektif Globalisasi. Jakarta: FISIP UI Press. Hal. 39.
104
Yonhap News Agency. 2011.Korean wave Has Impact on Overseas Product Sales: Poll. [Online].
http://english.yonhapnews.co.kr/business/2011/11/12/0502000000AEN20111112003100320.HTML. Diakses
pada tanggal 28 Agustus 2018
Wonjun Chung dan Taejun David Lee. 2011. Hallyu As A Strategic Marketing Key in the Korean Media
Content Industry. Do Kyun Kim dan Min-Sun Kim (eds). Hallyu: Influence of Korean Popular Culture in
Asia and Beyond. Seoul: Seoul National University Press. Hal. 437.
Aburizal Bakrie. 2011. Mempererat Kerjasama Indonesia-Korea. http://icalbakrie.com/?p=1246. Diakses
pada tanggal 28 Agustus 2018.
Korean Tourism Organization. http://kto.visitkorea.or.kr/eng/tourismStatics/economicBenefits.kto. Diakses
pada tanggal 28 Agustus 2018
105
106
107
108
A. Kesimpulan
sebagai sebuah proses yang merujuk kepada penyatuan seluruh warga dunia
menjadi sebuah kelompok masyarakat global. Sebagai makhluk sosial, kita tidak
dapat menghindar dari pengaruh globalisasi yang kini telah menjalar kesegala
aspek kehidupan, sehingga kita cara efektif untuk menghadapinya adalah dengan
menghadapi arus liberalisasi perdagangan barang dan jasa, tak terkecuali dengan
akan kalah dalam persaingan global tersebut.Globalisasi kini tidak hanya identik
Fenomena terbaru yang terjadi saat ini adalah fenomena hallyu atau korean
wave yang terjadi di seluruh penjuru dunia, tak terkecuali dengan dunia Barat.
Korean Wave merupakan fenomena yang sengaja dibuat sebagai proses industri,
swasta seperti yang dijelaskan pada pemaparan sebelumnya. Mulanya usaha itu
dilakukan sebagai upaya untuk keluar dari krisis ekonomi yang dialami oleh
sebagian negara Asia di akhir tahun 1990-an. Korean Wave tersebut disebut juga
109
secara simultan dalam proses penyebaran produk budayanya. Oleh karena itu
Korean Wave memang output atau strategi dari kegiatan industri budaya yang
selaku aktor utama memakai strategi soft diplomasi melalui Korean Wave. Soft
dengan negara- negara lain tanpa melakukan penekanan kekuasaan ( hard power ).
penyebaran Korean Wave Korea Selatan tidak hanya menjual produk kebudayaan
saja melainkan juga membentuk kiblat baru bagi trend dunia. Dewasa ini segala
produk yang berbau Korea Selatan sangat laris di pasaran. Tentunya hal ini
dengan pemutaran drama Korea yang berjudul Autumn in My Heart atau yang
lebih kita kenal dengan Endless Love di salah satu televisi swasta nasional. Serial
drama tersebut ternyata mampu memikat penonton karena ceritanya yang kental
110
pintu bagi drama Korea Selatan lainnya untuk mewarnai hiburan di Indonesia.
Kelebihan drama dan film Korea Selatan yang mampu memikat remaja
Indonesia antara lain aktor dan aktrisnya memiliki penampilan memikat. Aktor-
aktor muda memang menjadi agen utama dalam persebaran Korean Wave karena
segmentasi utama produk budaya Korea Selatan adalah remaja atau dewasa. Tema
klasik menjadi poin utama dalam produk karena lebih mampu memikat emosi
konsumen. Kendati kental dengan nuansa tema klasik, produk budaya Korea
Korea di Indonesia dibuktikan dengan munculnya “Asian Fans Club” (AFC) yaitu
blog Indonesia yang berisi tentang berita dunia hiburan Korea Selatan. AFC
didirikan pada 1 Agustus 2009 oleh seorang remaja perempuan bernama Santi Ela
Sari. Berdasarkan data statistik dari situs Pageran Alexa, AFC adalah situs
komunikasi dan budaya. Globalisasi dalam dimensi ini terjadi karena adanya
pertukaran serta kebergantungan informasi dalam dunia hiburan, dalam hal ini
111
masyarakat, terutama kalangan muda. Berbagai distro dan resto bernuansa Korea
bermunculannya Girl dan Boy Band berkonsep Korea, Film Televisi yang
kebudayaan semakin intens dilaksanakan dan dapat diterima dengan mudah oleh
seluruh dunia. Korea Selatan pun menjadi negara eksportir terkemuka untuk
musik, program televisi dan film di negara-negara Asia. Korean wave mencapai
mengemas nilai-nilai Asia yang dipasarkan dengan gaya modern, istilah tersebut
diungkapkan oleh seorang pengelola siaran televisi Korea, Kim Song Hwan.
mereka ke seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat dan Jepang, adalah negara
112
budaya.
113
Buku :
Aleksius Jemadu. 2008. Politik Global dalam Teori & Praktik. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Bagong Suyanto dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : K encana
Prenada. Hal.
Do Kyun Kim dan Se-Jin Kim. 2011. Hallyu from Its Origin to Presents. Do Kyun
Kim dan Min-Sun Kim (eds). Hallyu: Influenfe of Korean Popular Culture in
Asia and Beyond. Seoul: Seoul National University Press.
Joseph S. Nye. 2004. Soft power: The Means to Succes In World Politics. New
York: Public Affairs.
114
Doobo Shim. 2006. Hybridity and Rise of Korean Popular Culture in Asia. Media
Culture and Society, Vol 28(1).
Korean Culture and Information Service. K-Pop: A New Force in Pop Music
Korean Culture.
Korean Culture and Information Service. 2011. The Korean Wave : A New Pop
Culture Phenomenon. South Korea : Korean Culcute and Information Service of
Ministry of Culture Sport and Tourism.
115
Tri Hartati. 2015. Hallyu Sebagai bentuk diplomasi Publik. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Website :
Doobo Shim, Hybridity and the Rise of Korean Popular Culture in Asia,
http://www2.fiu.edu/~surisc/Hybridity%20and%20the%20rise%20of%20Korean
%20popular%20culture%20in%20Asia.pdf, Hal. 28-30
116
Shim Sun-ah.2012. Korean Film Drew Record Audiences in First Half: Ministry.
http://english.yonhapnews.co.kr/news/2012/07/03/0200000000AEN20120703007
100315.HTML.
117