ANALISIS KASUS
Pada jurnal penelitian ini didapatkan bahwa kematian dari 73 kasus kematian akibat
asfiksia, 58 kasus diantaranya merupakan kematian akibat gantung diri. Gantung diri sendiri
merupakan salah satu cara untuk mengakhiri hidup baik untuk keperluan hukum, pembunuhan
ataupun bunuh diri. Namun, pada penelitian ini didapatkan semua kasus gantung diri (hanging)
karena bunuh diri.
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kasus bunuh diri terjadi paling banyak pada
laki-laki dengan rasio 2 : 1 dibandingkan perempuan. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu
yang menyatakan bahwa laki-laki lebih banyak melakukan gantung diri sedangkan perempuan
lebih memilih bunuh diri dengan meminum racun (Ritonga et al,2012).
Menyajikan banyak data dan menggambarkan persentase tertinggi dari setiap variabel
Membahas dengan singkat, jelas dan padat dan mudah dimengerti walaupun variabel
penelitian dinilai dari multifaktor namun, disajikan dalam bentuk tabel sehingga
pembaca mudah menerima informasi.
Jumlah sampel sedikit yaitu hanya 3.86% dari total kasus otopsi yang dilakukan pada
tahun 2010 - 2012
Dengan didapatkannya data kematian karena asfiksia, penelitian tidak membandingkan
perbedaan tanda post mortem yang didapatkan pada asfiksia hanging dengan asfiksia
karena sebab lain (tenggelam dan lain-lain)
Penelitian tidak menilai dan menggambarkan aspek medikolegal kasus hanging seperti
pada suicide hanging, homicidal hanging dan accidental hanging
Penelitian tidak menilai perbedaan ante mortem dan post mortem kasus hanging
Variabel yang didapatkan beragam dan multifaktor namun, penelitian dilakukan hanya
menggambarkan dengan menggunakan deskriptif cross sectional, tidak menghubungkan
keterkaitan antarvariabel