Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PENGARUH EMOSI SEDIH TERHADAP SIKAP MENGEMUDI BERISIKO


PADA PENGENDARA MOBIL USIA REMAJA AKHIR MENURUT
TINJAUAN DALAM ISLAM
5.1 Kendaraan Mobil Menurut Pandangan Islam
Mobil merupakan salah satu kendaraan yang dapat digunakan oleh manusia di
era modern seperti ini untuk membantu mobilisasi dari satu tempat ke tempat lain.
Pada zaman Nabi, kendaraan yang digunakan untuk melakukan mobilisasi adalah
dengan berjalan kaki dan menggunakan hewan ternak seperti unta, kuda, dan kedelai.
Hal ini disebutkan pada firman Allah dalam QS. An-Nahl : (7-8) yang berbunyi:
َ *‫خَي* َل َو ۡٱلبِ َغ‬
‫*ال‬ ۡ ‫يم َو ۡٱل‬ٞ ‫وف َّر ِح‬ ِ ۚ ُ‫ق ٱأۡل َنف‬
َ *َ‫س إِ َّن َربَّ ُكمۡ ل‬
ٞ ‫*ر ُء‬ *ْ *ُ‫َوت َۡح ِم ُل أَ ۡثقَالَ ُكمۡ إِلَ ٰى بَلَ* ٖ*د لَّمۡ تَ ُكون‬
ِّ *‫*وا ٰبَلِ ِغي* ِه إِاَّل بِ ِش‬
َ‫ق َما اَل ت َۡعلَ ُمون‬ ُ ُ‫َو ۡٱل َح ِمي َر لِت َۡر َكبُوهَا* َو ِزين َٗۚة َويَ ۡخل‬
Artinya: Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup
sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri.
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan (Dia
telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan
(menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak
mengetahuinya. (QS. An-Nahl: 7-8).
Selain kuda, bagal, dan kedelai Allah juga menciptakan kendaraan yang sangat
cepat untuk Nabi yaitu binatang buroq.
“Kemudian aku didatangi binatang yang disebut Buroq, yang lebih tinggi dari
kedelai namun lebih pendek dari Baghol, yang setiap langkah kakinya adalah sejauh
batas pandangan mata. Aku dibawa di atasnya, kemudian kami pergi hingga kami
mendatangi langit dunia.” (HR. Ahmad, Al-Bukhori, & Muslim).
Allah SWT menyampaikan firmannya bahwa sebagai umat muslim dianjurkan
untuk dapat berkendara. Pada zaman nabi kendaraan yang harus digunakan adalah
kuda.
“Ajarilah anak-anak kalian berkuda, memanah, dan berenang” (HR. Bukhari
Muslim)
Dahulu, sebelum adanya teknologi yang canggih seperti sekarang ini, apabila
seseorang ingin berpergian dari satu kota ke kota lainnya dengan jarak tempuh yang
jauh dapat memakan waktu hingga berminggu-minggu hinga berbulan-bulan. Namun,
Allah memberikan kemudahan bagi umatnya dengan menciptakan sebuah kendaraan
salah satunya adalah mobil. Disebutkan dalam Qs. Yasin ayat 41-42.
َ‫ك ۡٱل َم ۡشحُو ِن َو َخلَ ۡقنَا لَهُم ِّمن ِّم ۡثلِِۦه َما يَ ۡر َكبُون‬
ِ ‫ة لَّهُمۡ أَنَّا َح َم ۡلنَا ُذرِّ يَّتَهۡ*ُم فِي ۡٱلفُ ۡل‬ٞ َ‫َو َءاي‬
Artinya: Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa
Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan. Dan Kami
ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.
Oleh karena itu, sebagai umat muslim harus banyak bersyukur kepada Allah
karena telah membuktikan kebesarannya dengan menciptakan sebuah kendaraan
dengan teknologi yang lebih maju dibandingkan pada saat zaman Nabi untuk
memudahkan umatnya berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
5.2 Usia Remaja Menurut Pandangan Islam
Menurut Santrock (2003) remaja berada pada rentang usia 10 atau 13 tahun
sampai dengan 18 atau 22 tahun. Masa remaja senang dalam mengambil risiko untuk
mendapatkan sebuah sensasi yang menyenangkan bagi dirinya (Cestac dkk., 2011).
Tindakan mengemudi berisiko yang sering dilakukan remaja adalah dengan cara
kebut-kebutan dengan tidak adanya kontrol dalam berkendara (Ulleberg & Rundmo,
2002).
Menurut pandangan islam, dijelaskan dalam hadist dibawah ini bahwa usia
remaja dimulai pada saat usia 15 tahun.
Diriwayatkan oleh ibnu Umar Radhiyallahu’anhu. “Sesungguhnya Rasulullah SAW
menawarkan ikut berperang pada hari Uhud, ketika ia berusia empat belas tahun,
namun beliau tidak mengizinkanku. Kemudian beliau menawarkan kepadaku ikut
berperang pada hari Khandaq, saat aku berusia lima belas tahun, maka beliau
mengizinkanku.”
Syaikh M. Jamaluddin Mahfudz menyatakan bahwa usia 12 tahun sampai 15
tahun disebut fase permulaan remaja, usia 15 tahun sampai 18 tahun disebut fase
pertengahan remaja, usia 18 tahun sampai usia 22 tahun disebut fase paripurna
remaja, dan usia 22 sampai 30 tahun sebagai fase kematangan dan pemuda (Rochmah,
2017).
hal yang harus disadari adalah bahwa salah satu hal yang akan Allah mintai
pertanggung jawabannya dari setiap manusia kelak di hari kiamat adalah mengenai
masa muda yang telah dianugerahkan kepadanya. Dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Ibnu Masud radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam bersabda
(ada ayat di hal 204 Rochmah 2017)

Artinya: “Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi Rabb-
Nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia
habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia
dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan dan apa saja yang telah
ia perbuat dari ilmu yang dimilikinya.”
Sebagian besar remaja pada masyarakat, masih sering mensia-siakan waktu
yang dimiliki, dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Setelah mengetahui
bahwa segala macam perbuatan akan dimintai pertanggungjawabannya, maka sudah
selayaknya para remaja harus lebih berhatihati dalam setiap tindak tanduk. Senantiasa
berusaha menghindari keburukankeburukan yang bisa saja dilakukan dengan anggota
badan maupun dengan pendengaran, penglihatan dan hati.
5.3 Emosi Sedih Menurut Pandangan Islam
Menurut ilmu psikologi, emosi sedih merupakan bentuk penilaian kita atas
kehilangan (perpisahan, kematian orang terdekat, kehilangan suatu hal yang berharga)
dan kegagalan yang terjadi secara tidak permanen (Lazarus, 1991). Ketika individu
dalam keadaan sedih maka individu akan berusaha keluar dari keadaan sedih tersebut
melalui pengambilan risiko (Kuvaas & Kaufmann, 2004). Menurut pandangan islam,
emosi sedih dijelaskan dalam hadist dan al-quran.
َ‫وا َوأَنتُ ُم ٱأۡل َ ۡعلَ ۡونَ إِن ُكنتُم ُّم ۡؤ ِمنِين‬
*ْ ُ‫وا َواَل ت َۡحزَ ن‬
ْ ُ‫َواَل تَ ِهن‬
Artinya: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang
yang beriman. (Qs. Al-Imran: 139)
َ ٰ ِ‫*ار إِ ۡذ يَقُ**و ُل ل‬
‫ص * ِحبِِۦه اَل‬ ۡ ۡ ۡ
ِ *‫ُوا ثَانِ َي ٱثن َۡي ِن إِذ هُ َما فِي ٱل َغ‬ ْ ‫ين َكفَر‬ َ ‫ص َرهُ ٱهَّلل ُ إِ ۡذ أَ ۡخ َر َجهُ ٱلَّ ِذ‬
َ َ‫صرُوهُ فَقَ ۡد ن‬ ُ ‫إِاَّل تَن‬
‫ٱلس* ۡفلَ ٰۗى‬
ُّ ‫ُوا‬ ْ ‫*ل َكلِ َم* ةَ ٱلَّ ِذينَ َكفَ*ر‬ ٖ ُ‫ت َۡح َز ۡن إِ َّن ٱهَّلل َ َم َعن َۖا فَأَن َز َل ٱهَّلل ُ َس ِكينَتَهۥُ َعلَ ۡي ِه َوأَيَّ َد ۥهُ بِ ُجن‬
َ *‫ود لَّمۡ تَ َر ۡوهَا َو َج َع‬
ۗ ۡ ۡ
ِ ‫َو َكلِ َمةُ ٱهَّلل ِ ِه َي ٱلعُليَا َوٱهَّلل ُ ع‬
‫َزي ٌز َح ِكي ٌم‬
Artinya: Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah
telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah)
mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika
keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu
berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-
Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak
melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan
kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. At-
Taubah: 40)
Ayat di atas menjelaskan bahwa kita tidak boleh berlarut dalam kesedihan
karena kita memiliki Allah yang selalu bersama umatnya. Islam melarang umatnya
untuk berlarut dalam kesedihan karena hal tersebut merupakan perbuatan yang
tercela. Ketika berlarut dalam kesedihan hati akan terasa lemah, rasa optimis
menghilang, tidak ingin bergerak, dan membuat umatnya lemah untuk meraih
keridhaan Allah SWT (Anshori, 2015). Sering kali setan memanfaatkan kesedihan
untuk menjerumuskan manusia sehingga keimanan kepada Allah semakin berkurang.
Oleh karena itu Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam selalu memanjatkan
doa kepada Allah agar dilindungi dari rasa sedih. Salah satu doanya adalah,

Allahumma innii a’uudzubika minal hammi wal hazani

“Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari gundah gulana dan rasa sedih…” (HR.
Bukhari dan Muslim).

5.4 Sikap Mengemudi Berisiko Menurut Pandangan Islam

5.5 Pengaruh Emosi Sedih Terhadap Sikap Mengemudi Berisiko pada


Pengemudi Mobil Usia Remaja Menurut Pandangan Islam

dapus
Santrock (2003) John W. Adolescence. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai