Artinya: “Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi Rabb-
Nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia
habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia
dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan dan apa saja yang telah
ia perbuat dari ilmu yang dimilikinya.”
Sebagian besar remaja pada masyarakat, masih sering mensia-siakan waktu
yang dimiliki, dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Setelah mengetahui
bahwa segala macam perbuatan akan dimintai pertanggungjawabannya, maka sudah
selayaknya para remaja harus lebih berhatihati dalam setiap tindak tanduk. Senantiasa
berusaha menghindari keburukankeburukan yang bisa saja dilakukan dengan anggota
badan maupun dengan pendengaran, penglihatan dan hati.
5.3 Emosi Sedih Menurut Pandangan Islam
Menurut ilmu psikologi, emosi sedih merupakan bentuk penilaian kita atas
kehilangan (perpisahan, kematian orang terdekat, kehilangan suatu hal yang berharga)
dan kegagalan yang terjadi secara tidak permanen (Lazarus, 1991). Ketika individu
dalam keadaan sedih maka individu akan berusaha keluar dari keadaan sedih tersebut
melalui pengambilan risiko (Kuvaas & Kaufmann, 2004). Menurut pandangan islam,
emosi sedih dijelaskan dalam hadist dan al-quran.
َوا َوأَنتُ ُم ٱأۡل َ ۡعلَ ۡونَ إِن ُكنتُم ُّم ۡؤ ِمنِين
*ْ ُوا َواَل ت َۡحزَ ن
ْ َُواَل تَ ِهن
Artinya: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang
yang beriman. (Qs. Al-Imran: 139)
َ ٰ ِ*ار إِ ۡذ يَقُ**و ُل ل
ص * ِحبِِۦه اَل ۡ ۡ ۡ
ِ *ُوا ثَانِ َي ٱثن َۡي ِن إِذ هُ َما فِي ٱل َغ ْ ين َكفَر َ ص َرهُ ٱهَّلل ُ إِ ۡذ أَ ۡخ َر َجهُ ٱلَّ ِذ
َ َصرُوهُ فَقَ ۡد ن ُ إِاَّل تَن
ٱلس* ۡفلَ ٰۗى
ُّ ُوا ْ *ل َكلِ َم* ةَ ٱلَّ ِذينَ َكفَ*ر ٖ ُت َۡح َز ۡن إِ َّن ٱهَّلل َ َم َعن َۖا فَأَن َز َل ٱهَّلل ُ َس ِكينَتَهۥُ َعلَ ۡي ِه َوأَيَّ َد ۥهُ بِ ُجن
َ *ود لَّمۡ تَ َر ۡوهَا َو َج َع
ۗ ۡ ۡ
ِ َو َكلِ َمةُ ٱهَّلل ِ ِه َي ٱلعُليَا َوٱهَّلل ُ ع
َزي ٌز َح ِكي ٌم
Artinya: Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah
telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah)
mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika
keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu
berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-
Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak
melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan
kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. At-
Taubah: 40)
Ayat di atas menjelaskan bahwa kita tidak boleh berlarut dalam kesedihan
karena kita memiliki Allah yang selalu bersama umatnya. Islam melarang umatnya
untuk berlarut dalam kesedihan karena hal tersebut merupakan perbuatan yang
tercela. Ketika berlarut dalam kesedihan hati akan terasa lemah, rasa optimis
menghilang, tidak ingin bergerak, dan membuat umatnya lemah untuk meraih
keridhaan Allah SWT (Anshori, 2015). Sering kali setan memanfaatkan kesedihan
untuk menjerumuskan manusia sehingga keimanan kepada Allah semakin berkurang.
Oleh karena itu Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam selalu memanjatkan
doa kepada Allah agar dilindungi dari rasa sedih. Salah satu doanya adalah,
“Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari gundah gulana dan rasa sedih…” (HR.
Bukhari dan Muslim).
dapus
Santrock (2003) John W. Adolescence. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga