A.TEMA POKOK
Ajaran Sosial Gereja pada dasarnya berbicara tentang hak dan kewajiban berbagai
anggota masyarakat dalam hubungannya dengan kebaikan bersama, baik dalam lingkup nasional
maupun internasional. Gereja, dalam hal ini diwakili oleh Paus, tidak hanya mengajarkan
masalah-masalah iman dan kesusilaan, tetapi juga masalah-masalah yang berkaitan dengan
kehidupan social, ekonomi dan politik.
Ajaran social gereja didasarkan pada sebuah pemikiran bahwa:”Kegembiraan dan
harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan
siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para
murid Kristus juga. Tiada sesuatupun yang sungguh manusiawi, yang tidak bergema di hati
mereka”. ( Gaudium et Spes, art.1 ).
Sebab,”Dengan mengabaikan tugas kewajibannya di dunia ini orang kristiani melalikan
tugas kewajibannya terhadap sesama, bahkan mengabaikan Allah sendiri, dan
membahayakan keselamatan kekalnya”.( GS art. 43 ).
Ajaran-ajaran ini dirangkum dalam ajaran social Gereja. Ajaran social Gereja terumus
dalam ensiklik-ensiklik ( surat edaran ) para Paus. Melalui ensiklik-ensiklik yang memuat ajaran
social Gereja, Paus sebagai wakil Gereja mau mengungkapkan sikap Gereja terhadap masalah-
masalah social, ekonomi dan politik sejak munculnya masalah social pada awal abad 19.
Secara garis besar, ajaran social Gereja membahas 4 tema besar yang berpusat pada masalah
pokok tentang keadilan, yang sampai saat kini terus kita hadapi, dengan tujuan agar:
1. Kerja dihargai dan agar semua orang dapat memperoleh nafkah yang wajar.
2. Hidup masyarakat dan negara ditata secara demokratis dan social.
3. Mengatasi kesenjangan antara hidup dalam kelimpahan dan kemiskinan yang ekstrim
( kesenjangan antara kaya – miskin ).
4. Mengakhiri penindasan dan memajukan pembebasan.
SUMBER:
I. Ismartono, SJ, Kuliah Agama Katolik, Jakarta: Obor, 1993, hlm.175 – 192.