Anda di halaman 1dari 5

Resume Agama

Pierre Maria Christopher/XI Mipa 2/28

•Ajaran gereja

Sebutan ‘ajaran sosial Gereja’ muncul bersamaan dengan keprihatinan dan keterlibatan Gereja dalam
bidang sosial, tetapi nama atau sebutan tersebut bukanlah tanpa kontroversi, sebelum akhirnya
nama/sebutan ‘ajaran sosial Gereja menjadi umum dikenal.

Sebutan yang kurang lebih konvesional “ajaran sosial Gereja” bukanlah suatu istilah (nama) dengan
makna tunggal. Leo XII misalnya menyebutnya dengan: “doktrin” yang digali dari Injil dan dari “filsafat
Kristiani”. Pius XI menggunakan nama “filsafat sosial” dan “doktrin dalam bidang ekonomi dan sosial”.
Baru Pius XII yang pertama kali menyebut Ajaran Sosial Gereja yang kemudian selalu digunakan sampai
sekarang.

Yang menarik adalah bahwa istilah ‘ajaran sosial Gereja’ ditolak dalam Vatikan II. Istilah atau sebutan
tersebut dikritik karena memberi kesan menyindir “corpus” ajaran dogmatis, dan memberi kesan bahwa
Gereja mempunyai dua jenis ajaran: dogma dan ajaran sosial. Karena itu penggunaan sebutan “ajaran
sosial Gereja” dihindari.

Sebutan “ajaran sosial Gereja” muncul juga dalam dua dokumen lain dari Konsili yaitu dalam
Apostolicam Actuositatem 31 (AA) dan Inter Merifica 15 (IM). Selebihnya sebutan itu muncul kembali
dalam surat Apostolik Octogesima Adveniens no. 1.4.42.

Sebagai alternatif untuk istilah “ajaran sosial Gereja” digunakan istilah “pemikiran sosial kristiani”,
“pengajaran sosial Gereja”, “magisterium sosial”. Kemudian, setelah pidato Yohanes Paulus II dalam
Sinode III Uskup Amerika Latin di Puebla tahun 1979, sebutan “Ajaran Sosial Gereja” digunakan secara
resmi dan tidak lagi dapat ditolak.

•Pokok-pokok ajaran sosial gereja

1. Perjuangan demi keadilan merupakan bagian Integral pelaksanaan Iman kristiani. Iman harus
terlaksana dalam cinta kepada sesama dan cinta kepada sesama hanyalah nyata apabila
memperjuangkan keadilan dan hormat terhadap martabat manusia.

2. Tatanan kehidupan masyarakat dalam dimensl politis, sosial, ekonomis dan budaya harus menunjang
perkembangan segenap orang dan kelompok orang dalam keutuhannya sesuai dengan martabat mereka
sebagai manusia sebagai persona. Martabat manusia itu berdasarkan ke¬nyataan bahwa manusia
diciptakan menurut citra Allah hal mana sepenuhnya hanya dapat diketahui dalam iman.

3. Hormat terhadap martabat manusia tercermin dan hormat terhadap hak-hak asasi manusia. Di situ
termasuk hak atas hidup, hak atas kehidupan keluarga yang sehat, hak para pekerja, hak atas kebebasan
mengikuti suara hati, hak kebebasan beragama, hak-hak politis, sosial dan
ekonomis, seperti hak untuk bergerak bebas, hak atas makanan, tempat tinggal, pekerjaan dan
pendidikan. Hak-hak itu wajib dilindungi oleh masyarakat melalui lembaga lembaganya.

4. Gereja mendukung patisipasi demokratis ma¬syarakat dalam pengambilan keputusan politik.

5. Hubungan kerja/perburuhan harus ditata menurut keadilan. Pekerjaan [kepentingan manusia pekerja]
mempunyal prioritas terhadap kepentingan modal. ASG terutama menegaskan empat hal: (1) Upah yang
wajar dan fasilitas sosial lain; (2) hak buruh untuk membentuk serikat mereka sendiri dan
memperjuangkan hak-hak mereka; hak mogok sebagai “senjata” terakhir dibenarkan; (3) buruh ambil
bagian dalam pengambilan keputusan tentang kebijakan perusahaannya; (4) buruh menerima bagian
dari keuntungan yang dicapai oleh perusahaannya; ia ikut memiliki perusahaan tempat ia kerja.

6. Solidaritas dengan mereka yang miskin, lemah dan tertindas. Kaum miskin dalam segala arti harus
diberi cinta den perhatian utama, karena mereka yang paling dekat pada hati Allah. Kemiskinan yang
paling mendesak dewasa ini adalah keterbelakangan ekonomis yang untuk sebagian besar berdasarkan
struktur-struktur kekuasaan yang tidak adil.

7. Tujuan negara dan lembaga-lembaga sosial lain adalah pemajuan keselahteraan umum.
Kesejah¬teraan umum adalah keseluruhan syarat-syarat hidup masyarakat – ekonomis, politis, kultural –
yang memungkinkan orang-orang merealisasikan kema¬nusiaan mereka secara gampang dan utuh.

8. Prinsip subsidiaritas: Tanggung jawab dan hak pengambilan keputusan satuan-satuan sosial kecil
jangan diambil alih oleh negara. Negara membantu satuan-satuan sosial dalam masyarakat.

9. Bidang ekonomi harus mengabdi pada penyediaan kondisi-kondisi yang perlu deml perkembangan
seluruh anggota masyarakat sebagal manusia utuh deml perkembangan semua bangsa. Hak dan fungsi
pasar diakui, tetapi pasar tidak boleh menjadi hukum satu-satunya. Kekuatan-kekuatan sosial, seperti
serikat buruh, dan terutama negara harus menjamin agar ekonomi menunjang pemenuhan kebutuhan
dasar seluruh anggota masya¬rakat, memberikan perlindungan sosial, melayani masyarakat sebagai
keseluruhan dan komunitas internasional. Hak milik pribadi memiliki keterikatan sosial.

10. Perlu dibangun jalur-jalur solidaritas Internasional yang efektif.

11. Mendukung perdamaian lnternasional dan men¬cegah perang dan konflik bersenjata merupakan
salah satu tugas utama dewasa ini.

12. Dalam usaha membangun dunia yang lebih adil dan lebih sesuai dengan martabat manusla semua
agama dan semua fihak diajak berusaha bersama.

•Nilai-nilai ajaran sosial gereja

1. Pewartaan

a. ASG diajarkan dan menjadi bagian integral dalam katekese dasar umat di paroki kita (katekumenat,
persiapan-persiapan penerimaan komunis pertama, krisma, dsb.); dalam pembinaan-pembinaan iman
kategorial paroki, seperti bina iman, remaja Katolik, mudika, dst.; dalam pelajaran agama Katolik di
sekolah-sekolah Katolik maupun negeri di wilayah paroki.

b. Dalam pertemuan-pertemuan umat (dewan paroki, kelompok kategorial, lingkungan, misalnya),


pendalaman-pendalaman iman, doa-doa lingkungan, pertemuan-pertemuan kelompok atau organisasi
Katolik (legio Maria, misdinar, SSV, dsb.) prinsip-prinsip ASG, kepedulian kepada sesama yang
menderita, dan semangat menegakkan keadilan sosial menjadi bagian dari renungan dan refleksi umat.

2. Liturgi

a. Liturgi paroki mencerminkan kepekaan dan kepedulian terhadap penderitaan sesama serta kehendak
untuk menegakkan keadilan dan perdamaian. Misalnya, ketika ada bencana longsor di daerah lain
beberapa hari sebelumnya, doa lingkungan malam ini diintensikan bagi para korban bencana tersebut.

b. Umat disambut dengan baik dalam perayaan-perayaan liturgi kita, khususnya para pendatang baru,
mereka dengan kesulitan fisik (mis. cacat), orang tua, dsb.

3. Pelayanan

a. Seksi sosial paroki maupun lingkungan berjalan dan berkoordinasi dengan baik, tidak hanya karitatif
dan reaktif, tetapi disemangati oleh keprihatinan dan kepedulian akan kemiskinan dan penderitaan
manusia, memiliki program-program pemberdayaan, inklusif, dan melibatkan sebanyak mungkin umat,
tidak hanya menunggu laporan atau orang datang untuk meminta bantuan.

b. Di saat terjadi bencana alam, kerusuhan, penggusuran secara tidak adil, dsb. paroki dengan sigap
bergerak, bukan hanya dengan mengumpulkan dan mengirimkan barang-barang kebutuhan, tetapi juga
banyak umat terlibat dalam menemani dan menghibur korban.

4. Kesaksian

a. Umat, pastor, dan biarawan/wati terlibat aktif dalam kehidupan publik di tempat mereka tinggal
(dengan RT & RW sekitar, misalnya). Keterlibatan ini diapresiasi dan terus dimotivasi melalui kotbah,
renungan, pelajaran agama, dsb.

b. Dari cara keluarga-keluarga Katolik mencari nafkah, menginvestasikan uang, memelihara dan
mendidik anak, berelasi dengan tetangga, melaksanakan tanggung jawab di tempat kerja, dsb. orang lain
dapat melihat bagaimana keadilan Allah dipahami dan dihayati dalam hidup sehari-hari.

5. Komunitas

a. Para pegawai dan karyawan Gereja atau paroki menerima gaji atau upah yang cukup untuk hidup
layak sebagai manusia.

b. Anggota-anggota Gereja yang paling kekurangan, lemah, dan menderita mengalami bahwa saudara-
saudari mereka di paroki dan lingkungan memberi perhatian secara konkret, bukan sekedar kata-kata
penghiburan, dan itu tampak dari berkurangnya secara signifikan penderitaan mereka.
c. Proses pengambilan keputusan dan penyelesaian konflik internal dilakukan dengan menghormati
perbedaan pendapat dan perbedaan nilai di antara pribadi dan kelompok.

•Dokumen-dokumen ajaran sosial gereja

1.Dokumen-dokumen sosial utama dari para Paus dan Vatikan II yang amat terkenal adalah:

Rerum Novarum dari Leo XIII : “dikeluarkan 15 Mei 1891, merupakan salah satu karya/dokumen
terkenal dalam Gereja. Lima Paus sesudahnya terus menerus memperingati dokumen tersebut: Pius XI
tahun 1931 dengan ensiklik QA; Pius XII dengan pidato Penetekosta tahun 1941; Yohanes XXIII 1961
dengan MM; Paulus VI tahun 1971 dengan OA; Yohanes Paulus II dengan CA 1991. “Pengumuman RN 15
Mei 1891, menandai momentum penting tidak saja dalam dunia perburuhan, tetapi juga dalam Gereja
serta dalam sejarah kemanusiaan. Tanpa berlebihan, boleh dikatakan bahwa sesudah Trente hanya
sedikit momentum yang penting dalam Gereja sampai munculnya Rerum Novarum.

2.Quadragesimo Anno dari Pius XI tahun 1931: Pius XI adalah penerus setia dari Leo XIII yang
mempunyai inisiatif meneruskan dan mengaktualkan RN pada masanya dengan menerbitkan ensiklik
sebagai kenangan 40 tahun RN.

3.Pius XII, juga mengajarkan banyak hal berkaitan dengan “ajaran sosial Gereja”, dalam kotbah
Pentekosta tahun 1941 sebagai kenangan 50 tahun RN.

4. Mater et Magistra dari Yohanes XXIII tahun 1961: untuk memperingati 70 tahun RN;

5.Pacem in Terris dari Yohanes XXIII, 1963.

6.Populorum Progressio tahun Paulus VI 1967;

7.Surat Apostolik Octogesima Adveniens Paulus VI 1971.

8.Konstitusi Pastoral GS, Konsili Vatikan II, 1965.

9.Laborem Exercens 1981 Yohanes Paulus II tentang kerja manusia;

10.Sollicitudo Rei Socialis 1987 Yohanes Paulus II untuk memperingati 20 tahun Populorum Progressio;
dan

11.Centesimus Annus 1991 Yohanes Paulus II berbicara tentang problem sosial kontemporer dan
mengenang 100 tahun RN.

Link resume

• https://jpicofmindonesia.org/2017/02/ajaran-sosial-gereja-sejarah-dokumen-dokumen-serta-makna/
diakses oleh Christo pada tanggal 25 Juli 2022 pukul 12.30

• https://dokasg.wordpress.com/2008/08/19/pokok-pokok-ajaran-sosial-gereja/ diakses oleh Christo


pada tanggal 25 Juli 2022 pukul 12.45
• https://rudher.wordpress.com/2008/10/15/asg-dalam-komunitas/ diakses oleh Christo pada tanggal
25 Juli 2022 pukul 12.50

Anda mungkin juga menyukai