Anda di halaman 1dari 14

AJARAN SOSIAL GEREJA

1. Latar Belakang Ajaran Sosial Gereja


Gereja menyadari dirinya sebagai bagian dari masyarakat, dan dengan demikian
keprihatinan masyarakat itu juga menjadi tanggung jawab Gereja. Keberadaan Ajaran Sosial
Gereja dalam Gereja tidak dapat dilepaskan dari kenyataan bahwa Gereja diutus Tuhan ke dalam
dunia (bdk. Yoh. 17:18)
Tuhan mengutus Gereja ke dunia untuk menjadi sakramen dan menandai hadirnya tanda
dan sarana keselamatan Tuhan di dunia. Karena itu, tugas Gereja adalah hadir di dunia dan
bukan lari dari dunia. Misi Gereja adalah mewartakan dan mengomunikasikan keselamatan
Kristus, yang disebut Kerajaan Allah, yakni persatuan dengan Allah dan persatuan seluruh umat
manusia. Dengan hadir di dunia, Gereja menjadi benih dan awal dari Kerajaan Allah itu di dunia
(Kompendium Ajaran Sosial Gereja no. 49). Ajaran sosial Gereja berkaitan langsung dengan
bagaimana hukum cinta kasih Kristus dilaksanakan oleh Gereja dalam hidup sehari-hari di
tengah masyarakat dan dunia.
2. Pengertian Ajaran Sosial Gereja
a. Pengertian Luas
Ajaran Sosial Gereja adalah kumpulan pengajaran mengenai hak dan kewajiban berbagai
anggota masyarakat dalam hubungannya dengan kebaikan bersama, baik dalam lingkup nasional
maupun internasional (Kamus Teologi, 2003). Ajaran sosial Gereja juga merupakan tanggapan
Gereja terhadap fenomena-fenomena atau persoalan yang dihadapi oleh umat manusia dalam
bentuk himbauan, kritik atau dukungan. Dengan kata lain, Ajaran Sosial Gereja merupakan

1
bentuk keprihatinan Gereja terhadap dunia dan umat manusia dalam wujud dokumen yang perlu
disosialisasikan.
b. Pengertian Sempit
Ajaran Sosial Gereja dimengerti sebagai kumpulan aneka dokumen (umumnya disebut
Ensiklik) yang dikeluarkan oleh Magisterium Gereja dan berbicara tentang persoalan sosial.
3. Tujuan Ajaran Sosial Gereja
Ajaran Sosial Gereja mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
a. Menghadirkan kepada manusia rencana Allah bagi realitas duniawi dan menerangi serta
membimbing manusia dalam membangun dunia seturut rencana Tuhan.
b. Menjadi pedoman, dorongan dan bekal bagi banyak orang Katolik dalam perjuangannya
ikut serta menciptakan dunia kerja dan beragam relasi manusia yang terhormat dan
masyarakat sejahtera yang bersahabat dan bermartabat.
4. Prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja
Kompendium Ajaran Sosial Gereja No. 160 memberikan beberapa prinsip yang harus
dilaksanakan oleh segenap Gereja dalam mengembangkan ajaran sosial, antara lain:
a. Prinsip penghargaan terhadap martabat manusia
Setiap orang adalah pribadi yang berharga karena ia diciptakan sesuai dengan citra Allah.
b. Prinsip upaya untuk menciptakan kebaikan bersama (Bonum Commune)
Setiap orang adalah bagian dari masyarakat dan tidak ada orang yang bisa hidup sendiri.
c. Prinsip solidaritas
Solidaritas adalah ikatan yang menyatukan kita manusia.
d. Prinsip subsidiaritas

2
Keputusan dan kegiatan yang seharusnya terjadi di tingkat yang lebih rendah tidak boleh
diambil oleh tingkat yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap kebijakan dan peraturan yang
berlaku di masyarakat, baik itu lokal, nasional, maupun internasional, haruslah sejalan
dengan prinsip kebaikan bersama.
e. Keberpihakan kepada mereka yang lemah
Mereka yang lemah termasuk juga kelompok minoritas tertindas, dan juga orang-orang yang
miskin secara ekonomi, moral, maupun spiritual.
5. Jenis/Bentuk Ajaran Sosial Gereja
a. Dokumen Resmi Gereja Hasil Konsili dan Sinode
Konsili Vatikan II dan Sinode Para Uskup telah menghasilkan dokumen penting yang
bersinggungan dengan masalah sosial, yakni:
1) Gaudium et Spes (Kegembiraan dan Harapan)
Dokumen ini merupakan Konstitusi Pastoral tentang Gereja di Dunia, yang dihasilkan pada
7 Desember 1965. Gereja memberi perhatian yang besar kepada dunia: "Kegembiraan dan
harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan
siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para
murid Kristus juga (Gereja)" [GS art. 1].
2) Iustitia in Mundo (Keadilan di Dunia)
Iustitia in Mundo merupakan sinode Uskup sedunia tahun 1971. Gagasan pokoknya adalah
misi Gereja dan keadilan merupakan dua elemen yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Gereja hadir untuk membawa misi keadilan dan sebaliknya bila keadilan maju dan
berkembang maka terciptalan Kerajaan Allah di dunia yang merupakan misi utama Gereja
(menghadirkan Kerajaan Allah di dunia).

3
b. Ensiklik
Secara etimologis, ensiklik berasal dari kata encyclical (Yunani) yang berarti surat edaran.
Dengan demikian ensiklik berarti surat uskup yang ditujukan kepada umat dalam lingkup
yang luas. Sejak abad ke-18 orang-orang Katolik Barat memakai nama itu untuk menyebut
surat-surat yang ditulis oleh Paus untuk seluruh Gereja atau sebagian warga Gereja (Kamus
Teologi, 2003).
Dalam Gereja Katolik telah terbit berbagai ensiklik yang berbicara mengenai Ajaran Sosial
Gereja, antara lain:

1) Sebelum Konsili Vatikan II


a) Rerum Novarum (Hal-hal Baru), tahun 1891 oleh Paus Leo XIII.
b) Quadragesimo Anno (Tahun Keempat Puluh) tahun 1931 oleh Paus Pius XI.
c) Mater et Magistra (Ibu dan Guru) tahun 1961 oleh Paus Yohanes XXIII.
d) Pacem in Terris (Damai di Bumi) tahun 1963 oleh Paus Yohanes XXIII
2) Konsili Vatikan II dan Sesudahnya.
a) Populorum Progressio (Kemajuan Bangsa-bangsa), tahun 1967 oleh Paus Paulus VI
b) Redemptor Hominis (Sang Penebus Manusia), tahun 1979 oleh Paus Yohanes Paulus II
c) Laborem Excercens (Dengan Kerja), tahun 1979 oleh Paus Yohanes Paulus II.
d) Solicitudo Rei Socialis (Keprihatinan Sosial), tahun 1987 oleh Paus Yohanes Paulus II.
e) Centesimus Annus (Tahun Keseratus), tahun 1991 oleh Paus Yohanes Paulus II.
c. Surat/Anjuran Apostolik
a) Octogesima Adveniens (Tahun Kedelapanpuluh), tahun 1971 oleh Paus Paulus VI.
b) Evangelii Nuntiandi (Evangelisasi di Dunia Modern), tahun 1975 oleh Paus Paulus VI.

4
6. Beberapa Contoh Ajaran Sosial Gereja
a.Rerum Novarum (Hal-hal baru)
Rerum Novarum merupakan ensiklik pertama ajaran sosial Gereja yang dikeluarkan oleh Paus
Leo XIII pada tahun 1891 yang memfokuskan perha-- Konteks zaman: Revolusi industri,
kemiskinan yang hebat pada kaum pekerja/buruh; tiadanya perlindungan pekerja oelh otoritas
publik dan pemilik modal; Jurang kaya miskin yang luar biasa.
-- Isi pokok: tanggapan Gereja atas isu-isu keadilan dan pembelaan atas martabat manusia
(kaum buruh).
-- Tema pokok: promosi martabat manusia lewat keadilan upah pekerja; hak-hak buruh; hak
milik pribadi (melawan gagasan Marxis komunis); konsep keadilan dalam konteks pengertian
hukum kodrat; persaudaraan antara yang kaya dan miskin untuk melawan kemiskinan
(melawan gagasan dialektis Marxis); kesejahteraan umum; hak-hak negara untuk campur
tangan (melawan gagasan komunisme); soal pemogokan; hak membentuk serikat kerja; dan
tugas Gereja dalam membangun keadilan sosial.tian pada keadaan kaum buruh.
b.Quadragesimo Anno (Tahun Keempat Puluh)
Ensiklik ini dikeluarkan oleh Paus Pius XI pada tahun 1931 yang membahas tentang
pembangunan ulang tata sosial dan penyesuaiannya dengan hukum Injil. Konteks zaman:
depresi ekonimi sangat hebat terjadi tahun 1929 yang amat menggoyang dunia. Di Eropa
bermunculan diktator, kebalikannya demokrasi merosot di mana-mana. Diperkenalkan dan
ditekankan terminologi yang sangat penting dalam Ajaran Sosial Gereja, yaitu "subsidiaritas"
yang berarti keputusan dan kegiatan yang seharusnya terjadi di tingkat yang lebih rendah tidak
boleh diambil oleh tingkat yang lebih tinggi.

5
-- Tema-tema pokok: menggugat kebijakan-kebijakan ekonomi zaman itu; membeberkan akar-
akar kekacauannya sekaligus menawarkan solusi pembenahan tata sosial hidup bersama; soal
hak-hak pribadi dan kepemilikan bersama; soal modal dan kerja; prinsip-prinsip bagi hasil
yang adil; upah adil; prinsip-prinsip pemulihan ekonomi dan tatanan sosial; pembahasan
sosialisme dan tentu saja kapitalisme; langkah-langkah Gereja dalam mengatas kemiskinan
struktural.
-- Isinya: tanggapan Gereja terhadap depresi ekonomi yang dialami dunia.
c.Mater et Magistra (Ibu dan Guru)
Ensiklik ini ditulis oleh Paulus Yohanes XXIII pada tahun 1961 yang membahas tentang
perkembangan-perkembangan akhir masalah sosial dalam terang ajaran kristiani.
-- Konteks zaman: depresi ekonimi sangat hebat terjadi pada tahun 1929 menggoyang dunia.
Di Eropa bermunculan diktator, kebalikannya demokrasi merosot di mana-mana. Ada jurang
yang sangat hebat antara negara-negara kaya dan negara-negara miskin. Kemiskinan di Asia,
Afrika, dan Latin Amerika adalah produk dari sistem tata dunia yang tidak adil. Di lain pihak,
persoalan menjadi makin rumit menyusul perlombaan senjata nuklir, persaingan eksplorasi
ruang angkasa, bangkitnya ideologi-ideologi.
-- Isinya adalah upaya Gereja untuk mendampingi negara-negara berkembang yang masih
mengalami kesulitan pangan. Gereja mengajukan jalan pikiran Ajaran Sosial Gereja: see,
judge, and act. Gereja didesak untuk berpartisipasi secara aktif dalam memajukan tata dunia
yang adil.
d.Pacem in Terris (Damai di Bumi)
Ensiklik Paus Yohanes XXII tahun 1963 yang membahas usaha mencapai perdamaian semesta
dalam kebenaran, keadilan, cinta kasih dan kebebasan.

6
-- Konteks zaman: Perang dingin antara Barat dan Blok Timur, pendirian tembok Berlin yang
memisahkan antara Jerman Barat dan Timur, simbol pemisahan bangsa manusia (Agustus
1961), soal krisis Misil Cuba (1962).
-- Isi pokok: menggagas perdamaian yang menjadi isu sentral pada dekade 60-an. Perdamaian
akan terwujud bila: ada rincian tatanan yang adil dengan mengedepankan hak-hak manusiawi
dan keluhuran martabatnya. Tatanan hidup ialah tatanan relasi (1) antar masyarakat (2) antara
masyarakat dan negara (3) antar negara, (4) antara masyarakat dengan negara-negara dalam
level komunitas dunia, menyerukan dihentikannya perang dan perlombaan senjata serta
pentingnya memperkokoh hubungan internasional lewat lembaga yang sudah dibentuk, yakni
PBB.
e.Gaudium et Spes (Kegembiraan dan Harapan)
Dokumen konstitusi pastoral Konsili Vatikan II tahun 1965 yang menaruh keprihatinan secara
luas pada tema hubungan Gereja dan dunia modern. Ada kesadaran pokok dalam Gereja untuk
berubah seiring dengan perubahan kehidupan manusia modern. Soal-soal yang disentuh oleh
GS dengan demikian berkisar tentang kemajuan manusia di dunia modern.
-- Judul dokumen ini menjelaskan suatu "perubahan eksternal" dari kebijakan hidup Gereja:
"Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan manusia-manusia zaman ini, terutama kaum
miskin dan yang menderita, adalah kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid
Kristus juga". (GS art. 1). Dokumen membukan cakrawala baru dengan mengajukan perlunya
"membaca tanda-tanda zaman".
-- Tema-tema pokok: penjelasan tentang perubahan-perubahan dalam tata hidup masyarakat
zaman; martabat pribadi manusia; atheisme sistematis dan atheisme praktis; aktivitas hidup
manusia; hubungan timbal balik antara Gereja dan dunia; beberapa masalah mendesak, seperti

7
perkawinan, keluarga; cinta kasih suami istri; kesuburan perkawinan; kebudayaan dan iman;
pendidikan kristiani; kehidupan sosial ekonomi dan perkembangan terakhirnya; harta benda
diperuntukkan bagi semua orang; perdamaian dan persekutuan bangsa-bangsa; pencegahan
perang; kerjasama internasional.
-- Konteks zaman: Perang dingin masih tetap berlangsung. Di lain pihak, negara-negara baru
"bermunculan" (beroleh kemerdekaan).
f. Populorum Progressio (Kemajuan Bangsa-bangsa)
Ensiklik Paus Paulus VI tahun 1967 yang membahas tentang perkembangan bangsa-bangsa.
Gereja memandang bahawa kemajuan bangsa tidak hanya dalam kaitannya dengan perkara-
perkara ekonomi atau teknologi, tetapi juga budaya (kultur). Kemajuan bangsa manusia masih
tetap dan bahkan memiliki imbas kemiskinan pada sebagian besar bangsa-bangsa. Isu
marginalisasi kaum miskin menjadi tekanan dalam dokumen ini.
-- Tema-tema Pokok: Perkembangan bangsa manusia zaman ini; kesulitan-kesulitan yang
dihadapi; kerja sama antarbangsa; dukungan organisasi internasional, seoerti badan-badan
dunia yang mengurus bantuan keuangan dan pangan; kemajuan diperlukan bagi perdamaian.
-- Konteks zaman: Tahun 60-an memang tahun perkembangan bangsa-bangsa; banyak negara
baru bermunculan di Afrika; tetapi juga sekaligus perang ideologis dan antarkepentingan
kelompok manusia luar biasa ramainya; pada saat yang sama terjadi ancaman proses
marginalisasi (pemiskinan); terjadi perang di Vietnam yang sangat brutal; di Indonesia sendiri
terjadi perang ideologis (Marxis, komunis, dan militer).
g.Octogesima Adveniens (Tahun Kedelapan Puluh)
Surat Apostolik Paus Paulus VI tahun 1971 yang menyerukan kepada segenap anggota Gereja
dan bangsa manusia untuk bertindak memerangi kemiskinan. Gereja mendorong umatnya

8
untuk bertindak secara aktif dalam masalah-masalah politik dan mendesak untuk
memperjuangkan nilai-nilai atau semangat Injil.
-- Tema-tema pokok: soal kepastian dan ketidakpastian fenomena kemajuan bangsa manusia
zaman ini berkaitan dengan keadilan; urbanisiasi dan konsekuensi-konsekuensinya; soal
diskriminasi, hak-hak manusiawi; kehidupan politik, ideologi; menyimak sekali lagi daya tarik
sosialisme; soal kapitalisme; panggilan kristiani untuk bertindak memberi kesaksian hidup dan
partisipasi aktif dalam hidup politik.
-- Konteks zaman: dunia mengalami resesi ekonomi dengan korban mereka yang miskin; di
Amerika aksi Martin Luther King untuk perjuangan hak-hak asasi marak dan menjadi
perhatian dunia; protes melawan perang Vietnam.
h.Convenientes ex Universo (Berhimpun dari Seluruh Dunia) atau Justitia in Mundo
Sinode para uskup sedunia tahun 1971 yang menyoroti dan membahas tentang problem
keadilan di dunia. Para uskup berhimpun dan bersidang serta menelorkan keprihatinan tentang
keadilan dalam tata dunia. Misi Kristus dalam mewartakan datangnya Kerajaan Allah
mencakup pula datangnya keadilan.
-- Tema-tema pokok: misi Gereja dan keadilan merupakan dua elemen yang tidak bisa
dipisahkan; soal-soal yang berhubungan dengan keadilan dan perdamaian; Hak Asasi Manusia;
keadilan dalam Gereja; keadilan dan liturgi; kehadiran Gereja di tengah kaum miskin.
Terminologi kunci yang dibicarakan adalah Sinode para uskup sedunia tahun 1971 yang
menyoroti dan membahas tentang problem keadilan di dunia. Para uskup berhimpun dan
bersidang serta menelorkan keprihatinan tentang keadilan dalam tata dunia. Misi Kristus dalam
mewartakan datangnya Kerajaan Allah mencakup pula datangnya keadilan.

9
-- Tema-tema pokok: misi Gereja dan keadilan merupakan dua elemen yang tidak bisa
dipisahkan; soal-soal yang berhubungan dengan keadilan dan perdamaian; Hak Asasi Manusia;
keadilan dalam Gereja; keadilan dan liturgi; kehadiran Gereja di tengah kaum miskin.
Terminologi kunci yang dibicarakan adalah "oppression and liberation".
-- Konteks zaman: konteks peristiwa dunia masih berada pada dokumen di atasnya. Dunia
sangat haus akan keadilan dan perdamaian. Pengaruh dari pertemuan Medellin (Kolumbia)
tahun 1968 sangat besar.
-- Konteks zaman: konteks peristiwa dunia masih berada pada dokumen di atasnya. Dunia
sangat haus akan keadilan dan perdamaian. Pengaruh dari pertemuan Medellin (Kolumbia)
tahun 1968 sangat besar.
i. Evangelii Nuntiandi (Pewartaan Injil di Dunia Modern)
Anjuran Apostolik Paus Paulus VI tahun 1975 agar Gereja dalam pewartaanya dapat
menyentuh manusia pada abad XX.
-- Ada tiga pertanyaan dasar: (1) Sabda Tuhan itu berdaya, menyentuh hati manusia, tetapi
mengapa Gereja dewasa ini menjumpai hidup manusia yang tidak disentuh oleh Sabda Tuhan
(melalui pewartaan Gereja)? (2) Dalam arti apakan kekuatan evangelisasi sungguh-sungguh
mampu mengubah manusia abad XX ini? (3) Metode-metode apakah yang harus diterapkan
agar kekuatan Sabda sungguh menemukan efeknya?
-- Tema-tema pokok: problem kultural, sekularisme, atheistis, indiference, konsumerisme,
diskriminasi, pengedepanan kenikmatan dalam gaya hidup, nafsu untuk mendominasi.
-- Konteks zaman: Evangelii Nuntiandi dimaksudkan untuk memperingati ulang tahun
kesepuluh Konsili Vatikan II.
j. Redemptor Hominis (Sang Penebus Manusia)

10
Ensiklik Paus Yohanes Paulus II (ensilkliknya yang pertama) tahun 1979 yang membahas
lukisan tentang penebusan umat manusia oleh Yesus Kristus sebagai penebusan yang
menyeluruh memungkinkan beberapa gagasan ensiklik ini bersinggungan dengan tema-tema
keadilan sosial. Gagasan dasarnya adalah manusia ditebus oelh Kristus dalam situasi hidupnya
secara konkrit, yaitu, dalam situasi hidup di dunia modern.
-- Tema-tema pokok: misteri penebusan manusia di zaman modern; kemajuan dan akibat-
akibatnya; misi Gereja untuk menjawab persoalan zaman ini.
-- Konteks zaman: merupakan ensiklik pertama dari kepausan Bapa suci Yohanes Paulus II.
k.Laborem Excercens (Dengan Kerja)
Ensiklik Paus Yohanes Paulus II tahun 1981 yang membahas tentang "kerja" merupakan tema
sentral hidup manusia. Hanya dengan kerja, harkat dan martabat manusia menemukan
pencetusan keluhurannya. Manusia berhak bekerja untuk kelangsungan hidupnya, untuk
membuat agar hidup keluarga bahagia dan berkecukupan, serta berhak atas upah yang adil dan
wajar.
-- Tema-tema pokok: sebagian besar isinya ialah tentang keadilan kerja, yang sudah dikatakan
dalam Rerum Novarum. Kerja dan manusia; semua orang berhak atas kerja, termasuk di
dalamnya yang cacat; perlunya jaminan keselamatan/kesehatan dalam kerja; manusia berhak
atas pencarian kerja yang lebih baik di manapun, juga di negeri orang.
-- Konteks zaman: dalam periode zaman ini, rasanya jumlah pengangguran sangat besar. Para
pekerja migran (tenaga asing) sangat mudah diperas dan mendapat perlakuan tidak adil.

l. Solicitudo Rei Socialis (Kepedulian Sosial)

11
Ensilklik Paus Yohanes Paulus II tahun 1987 yang membahas tentang kepedulian sosial.
-- Tema-tema pokok: Ensiklik ini mengajukan makna baru tentang pengertian "The structures
of sin (struktur dosa); digambarkan pula panorama zaman ini dengan segala kemajuannya;
tinjauan teologis masalah-masalah modern.
-- Konteks zaman: Perang berkecamuk seputar ideologi pada zaman ini; Soviet menginvasi
Afganistan dan setahun kemudian menarik diri dari Afganistan; dan berbagai ketegangan yang
dimunculkan oleh persaingan ideologis yang hebat.
m. Centesimus Annus (Tahun Keseratus)
-- Ensilkik Paus Yohanes Paulus II tahun 1991 yang menandai ulang tahun Rerum Novarum
yang ke-100. Centesimus Annus juga mengurus pula soal-soal lingkungan hidup yang
menjadi permasalahan menyolok pada zaman ini.
-- Tema-tema pokok: skema jalan pikiran ensiklik ini serupa dengan dokumen-dokumen
sebelumnya: pertama-tama dibicarakan dahulu mengenai Rerum Novarum yang diperingati;
berikutnya dengan menyimak pola Rerum Novarum, ensiklik Centesimus Annus membahas
"hal-hal baru zaman sekarang"; diajukan pula catatan pembuka "tahun 1989" (adalah tahun
runtuhnya tembok Berlin); prinsip harta benda dunia diperuntukkan bagi semua orang;
negara dan kebudayaan; manusia ialah jalan bagi Gereja; soal lingkungan hidup.
-- Konteks zaman: jatuhnya konunisme di Eropa Timur yang ditandai dengan runtuhnya
tembok Berlin; Nelson Mandela-sang figur penentang diskriminasi-bebas dari penjara
(1990). Memang ada sekian "hal-hal baru" yang pantas disimak.
n.Caritas in Veritate (Kasih dalam Kebenaran)
Ensiklik Paus Benediktus XVI tahun 2009 yang berbicara tentang perkembangan integral
manusia dalam kasih dan kebenaran.

12
-- Tema-tema pokok: Kasih dalam kebenaran, menjadi saksi Yesus Kristus yang wafat dan
bangkit dalam kehidupan duniawi. Kasih merupakan kekuatan luar biasa yang mendorong
orang untuk rendah hati dan berani terlibat memperjugankan keadilan dan perdamaian.
-- Konteks zaman: meluasnya relativisme (segala kebaikan dan kebenaran tidak bersifat
mutlak, bisa berubah-ubah tergantung pada individu, lingkungan maupun kondisi sosial).
o.Laudato Si (Terpujilah Engkau)
Ensiklik kedua dari Paus Fransiskus, tanggal 24 Mei 2015 yang memilik subjudul "tentang
perawatan rumah kita bersama".
-- Paus mengkritik konsumerisme dan pembangunan yang tak terkendali; menyesalkan
terjadinya kerusakan lingkungan dan pemanasan global, serta mengajak semua orang untuk
mengambil aksi bersama yang terpadu dan segera.
-- Ensiklik ini dikeluarkan pada 24 Mei 2015.
-- Isinya adalah keprihatinan Gereja terhadap lingkungan hidup.
7. Tema Kunci dari Ensiklik-ensiklik Ajaran Sosial Gereja
Kompendium Ajaran Sosial Gereja meringkaskan tema-tema kunci dari Ensiklik Ajaran Sosial Gereja:
a. Kesucian hidup manusia dan martabat pribadi harus dijunjung tinggi melebihi benda-benda dan harus
dijaga sejak dikandung ibunya. Ini prinsip dasar Ajaran Gereja. Gereja melawan serangan terhadap
kehidupan manusia (aborsi, euthanasia, hukuman mati, pembasmian suku bangsa, siksaan, pembunuhan
rakyat sipil, rasisme, diskriminasi, dan sebagainya).
b. Panggilan untuk membentuk keluarga Allah di tengah masyarakat yang melibatkan semua warga "tidak
baik manusia hidup sendirian." (Kej. 2:18). Manusia menjadi baik dan makin sempurna kalau berdua
dan bergabung. Membentuk keluarga, lalu membentuk negara, lalu membentuk keluarga Allah. Hak
tiap orang untuk ambil bagian dalam hidup masyarakat harus dijunjung tinggi.
c. Hak Asasi Manusia selalu berdasar pada dan demi martabat pribadi manusia. Hak Asasi paling dasar
adalah hak hidup, hak mencapai kepenuhan hidup, dan hak atas keperluan hidup: (!) hidup yang
13
dimaksud adalah hidup bermartabat (kekasih Allah, keluarga Allah, citra Allah. (2) hak keperluan
hidup antara lain: pekerjaan, jaminan kesehatan, pendidikan, rumah, berkeluarga, kebebasan beragama
dan hak milik. (3) kebebasan beragama = bebas (berhubungan dengan Tuhan yang membebaskan,
bukan yang memperbudak, kebebasan hati nurani, kebebasan mengungkapkan isi hati dan keagamaan).
(4) hak milik (harta) itu bukan tanpa batas. Batasnya kebersamaan. Tak boleh disalahgunakan. Tak
boleh ditimbun secara tak adil (negara berhak mendistribusikannya).
d. Preferential Option for the Poor and Vulnerable (selalu mendahulukan orang yang miskin dan tanpa
pembela) termasuk anak dalam kandungan, orang cacat, orang jompo, orang dalam sakratul maut dan
sebagainya. Ukuran martabat suatu bangsa adalah perlakuannya terhadap orang-orang semacam itu.
e. Nilai luhur pekerjaan. Salah satu keperluan hidup yang menjadi hak asasi manusia adalah pekerjaan.
Pada awalnya mansuia dipanggil Tuhan untuk besama bekerja mengelola bumi dan mengenyam hasil
bersama. Inilah dua realitas dasar dunia. Kalau dua hal tersebut terjamin, maka damai sejahtera.
Pekerjaan adalah kunci penyelesaian maslah sosial. Manusia yang tidak bekerja itu bukan manusia.
Karena bekerja, manusia menjadi manusia. Pekerjaan adalah kemerdekaan. Tanpa punya pekerjaan
peribadi, manusia menjadi budak majikan.
f. Solidaritas (setia kawan, solid = kokoh). Ini keutamaan kristiani. Asalnya dari kasih Allah
Tritunggal (Bapa, Putra, dan Roh Kudus saling mengasihi). Sikap yang menonjol adalah
penjaga sesama (anti semangat Kain), penolong orang sengsara, menjadi tempat singgah
bagi orang asing (juga imigran), pendidikan anak-anaknya, mencukupi kebutuhannya.
g. Memelihara ciptaan Allah. Keadilan kristiani berlaku, baik di antara manusia maupun
terhadap makhluk lain. Manusia harus tampil sebagai pemelihara setia alam ciptaan, bukan
pengeruk alam. Alam adalah jaminan sosial sekarang dan masa depan anak cucu. Korban
pertama paling parah dari pengerukan alam adalah orang miskin. Mereka jadi alat keruk
murah. Umat kristiani harus dididik memelihara lingkungan dan menolong orang miskin.

14

Anda mungkin juga menyukai